Você está na página 1de 1

“ALLAH TELAH MATI!

” : FRIEDRICH NIETZSCHE

Feuerbach : Agama=masalah filosofis, filsafat=mencerahkan kehidupan manusia tentang


hakekat agama yang sebenarnya
Marx : masalah agama akan pergi dengan sendirinya apabila ketidakadilan di dunia ini
dihapus
Nietzsche : kematian Allah=peristiwa paling besar, akibatnya=pembongkaran,
penghancuran, keruntuhan, penggulingan, penggelapan, gerhana matahari. Kematian
Allah=nihilisme. Nihilisme tidak dapat ditangani oleh manusia

Pada kenyataannya Allah tidak dibunuh. Nietzsche tidak mau mengakui bahwa Allah pernah
ada. Menurutnya, Allah tak pernah ada dan yang menciptakan Allah adalah manusia.
Allah itu kebenaran maka membuat manusia dalam kebohongan.
Agama=pelarian dari dunia yang dihadapi apabila ia jujur=ciptaan dari mereka yang kalah,
tidak berani melawan, tidak jujur=moralitas (moralitas budak)
Moralitas budak meluhurkan mereka yang sakit, lumpuh, kaum gagal=menjunjung
kerendahan hati, sikap rela, menerima dan kesediaan untuk tidak membalas
Nietzsche mengkritik metafisika Plato karena menurutnya Plato tidak berani menghadapi
dunia nyata. Plato lari dari kenyataan dengan dunia ide-idenya. Nietzsche melawan
metafisika dengan sangat keras.

Kebenaran adalah membongkar “kebenaran” Kebenaran terbongkar=kekosongan


Sebenarnya, Allah tidak pernah mati tapi memang ia tidak pernah ada.
Kematian Allah=zaman nihilisme (nihilisme bukan akibat dari kematian Allah)=sebuah
peristiwa dibawah permukaan agama dan moralitas, budak nihilisme semakin
terasa=penguasaan nihilisme selama 200 tahun
Manusia menciptakan nilai-nilai ke dalam benda-benda-manusia lari ke agama-nilai
manusia diasingkanarti metafisik dan religiusmenyangkal kehidupan dan asal-usulnya
Nihilisme=nilai-nilai manusia beragama menjadi suatu penutup kekosongansudah tidak
dipercaya lagi (muluk, munafik)
Nietzsche tentang nihilisme = logika nilai-nilai dan cita-cita besar kita
Aura kesucian Allah sobekAllah matikekosonganmembuka tabir kebohongan

Nietzsche mengenai kematian Allah


Manusia Gila Pemikir bebas
Ia akan mencari Allah seumur hidupnya karena Ia akan menghayati kematian Allah dengan
menurutnya tanpa Allah kita tidak bisa apa-apa. gembira. Ia akan mengucapkan terimakasih dan
Ia ketakutan akan kematian Allah, tetapi merasa disinari fajar baru ketika mengetahui
ketakutan terbesarnya adalah bahwa ia telah bahwa Allah telah mati. Ia merasakan terang dan
membunuh Allah kebebasan telah muncul

Você também pode gostar