Você está na página 1de 4

ASKEB: Deteksi Dini Terhadap Kelainan,

Komplikasi Dan Penyakit Pada Ibu Hamil



• Follow any responses to this article
• Subscribe to entry RSS 2.0
• Subscribe to entry RSS 0.92
• Subscribe to responses RSS
Posted by Smart Click on 07 March 2011
(ASKEB: Deteksi Dini Terhadap Kelainan, Komplikasi Dan Penyakit Pada Ibu Hamil) –
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini
bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan,persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga
untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu
hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan demikian maka angka
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.

1. Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)


Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya terlambat
sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada kehamilannya
tersebut akan lekas diketahui dan segea dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1 ( sebelum minggu
ke 14 ).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :
a. Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak
keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosa kehamilan.
- Anamnesa Sosial ( biodata dan latar belakang sosial )
- Anamnesa Keluarga
- Anamnesa Medik
- Anamnesa Haid
- Anamnesa Kebidanan
b. Pemeriksaan Umum
1) Tinggi badan
Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu diukur tinggi badannya. Seorang
wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko
tinggi karena kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar. Perbandingan tinggi dan
berat badan memberi gambaran mengenai keadaan gizi dan balita.
2) Berat badan
Pada tiap pemeriksaan wanita hamil baik yang pertama kali atau ulangan, berat badan perlu
ditimbang. Kenaikan berat badan yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi
kehamilan yaitu preeklampsi. Dalam trimester I berat badan wanita hamil biasanya belum naik
bahkan biasanya menurunkarena kekurangan nafsu makan. Dalam trimester terakhit terutama
karena pertumbuhan janin dan uri berat badan naik sehingga pada akhir kehamilan berat badan
wanita hamil bertambah kurang lebih 11 kg dibanding sebelum hamil. Pada trimester terakhir
berat badan kurang lebih 0.5 kg seminggu, bila penambahan berat badan tiap minggu lebih dari
0.5 kg harus diperhatikan kemungkinan preeklampsi.
3) Tanda-tanda vital
Dalam keadaan normal tekanan darah daloam kehamilan trimester terakhir sistolik tidak
melebihi 140 mmHg, dan diastolik tidak melebihi 90 mmHg. Bila terdapat tekanan darah
melebihi diatas maka kemungkinan adanya preeklampsi.
4) Pemeriksaan kepala dan leher
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan inspeksi. Pemeriksaan ini meliputi
seluruh bagian kepala dan leher. Jika pada pemeriiksaan mata sklera ikterik dan konjungtiva
anemis maka kemungkinan anemia.
5) Pemeriksaan payudara
Pada wanita hamil payudara terlihat besar dan tegang serta sedikit nyeri. Hal ini karena pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Pemeriksan payudara
dengan cara palpasi meliputi bentuk dan ukuran payudara, putting susu menonjol atau tidak,
adanya retraksi, masa dan pembesaran pembuluh limfe.
6) Pemeriksaan jantung, paru dan organ dalam tubuh lainnya
7) Pemeriksaan abdominal
Pemeriksaan abdominal dilakukan dengan palpasi. Dari pemeriksaan ini diperoleh mengenai
ukuran dan bentuk uterus.
8) Pemeriksan genetalia
Untuk memeriksa genetalia biasanya dengan pemeriksaan ginekologi. Pada pemeriksaan ini
vulva, vagina dan porsio diperiksa dan dilihat inspekulo.
9) Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya varises dan oedema.
c. Pemeriksaan laboratorium
Test laboratorium perlu dilakukan pada ibu hamil. Pemeriksan ini ditujukan untuk memeriksa
golongan darah, Hb, protein urine, dan glukosa urine. Pemeriksaan urine pada awal kehamilan
bertujuan untuk mengetahui adanya kehamilan. Selain itu pemeriksaan urin juga bertujuan untuk
mengetahui adanya protein urine dan glukosa urine. Protein dalam urine merupakan hasil
kontaminasi dair vagina atau dari infeksi saluran kencing atau penyakit ginjal. Pada saat hamil
jika dihubungkan dengan hipertensi dan oedem, hal ini akan menjadi tanda serius dari
preeklampsi. Untuk glukosa urin berhubungan dengan diabetes.
2. Kontak Dini Kehamilan Trimester I
Pada trimester I, menurunnya keinginan untuk melakukan hubungan seksual sangat wajar.
Apabila dalam anamnesis ada riwayat abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya
koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk serta
kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa
kehamilan jika dilakukan dengan hati hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk
panggul koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
3. Pelayanan ANC berdasarkan kebutuhan individu.
Pelayanan ANC yang diberikan petugas kesehatan kepada setiap ibu hamil berbeda – beda
tergantung dari kebutuhan dan kondisi dari setiap individunya. Misalnya persetujuan ANC yang
diberikan terhadap ibu hamil dengan hipertensi tentunya akan berbeda dengan pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil dengan varises.
Pada ibu hamil dengan hipertensi sebaiknya dilakukan pemantauan tekanan darah, urin, dan
kondisi janin setiap minggunya. Anjurkan kepada ibu untuk mentaati pemeriksaan antenatal yang
teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada ahli. Selain itu anjurkan ibu pula untuk cukup
istirahat menjauhi emosi dan jangan bekerja terlalu berat. Pada pola nutrisi sebaiknya ibu
dianjurkan untuk diet tinggi protein rendah hidrat arang, rendah lemak, dan rendah garam. Hal
ini bertujuan untuk mencegah pertambahan berat badan yang agresif.
Pengawasan terhadap janin harus lebih teliti, disamping pemeriksaan biasa, dapat dilakukan
pemeriksaan monitor janin lainnya seperti elektrokardiografi fetal, ukuran biparietal (USG),
Penentuan kadar estriol, amnioskopi, pH darah janin, dan sebagainya.
Pengakhiran kehamilan baik yang muda maupun yang sudah cukup bulan harus dipikirkan bila
ada tanda – tanda hipertensi ganas (tekanan darah 200/120 atau pre-eklamsi berat). Apalagi
bila janin telah meninggal dalam kandungan pengakhiran kehamilan ini sebaikanya dirundingkan
antar disiplin : dengan ahli penykit dalam ; apakah ada ancaman terhadap jiwa ibu.
Sedangkan pada ibu hamil dengan varises pelayanan ANC yang diberikan antara lain :
- Anjuran ibu untuk jangan berdiri atau duduk terlalu lama dan jangan memakai ikat pinggang
terlalu kencang.
- Anjurkan kepada ibu supaya jalan – jalan dan senam hamil untuk memperlancar peredaran
darah.
- Anjurkan ibu untuk memakai kaos kaki atau pembalut tungkai elastis.
- Dapat diberikan obat – obatan : Venosan, Glyvenol, Venoruton, dan Varemoid.
4. Skrining untuk deteksi dini.
a. USG
USG merupakan suatu media diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik untuk
mempelajari struktur jaringan berdasarkan gambaran ecko dari gelombang ultrasonik.
Pemeriksaaan USG saat ini dipandang sebagai metode pemeriksaan yang aman.
Pemeriksaan USG pada kehamilan normal usia 5 minggu struktur kantong gestasi intrauterin
dapat dideteksi dimana diameternya sudah mencapai 5-10 mm. Jika dihubungkan dengan kadar
HCG pada saat itu kadarnya sudah mencapai 6000-6500 mlU/ ml. Dari kenyataan ini bisa juga
diartikan bahwa kadar HCG yang lebih dari 6500 mlU/ ml tidak dijumpai adanya kantong gestasi
intrauterin, maka kemungkinan kehamilan ektopik.
Gambaran USG kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung pada usia kehamilan, ada
tidaknya gangguan kehamiulan (ruptura, abortus) serta banyak dan lamanya perdarahan intra
abdomen. Diagnosis pasti kehamilan ektopik secara USG hanya bisa ditegakkan jika terlihat
kantong gestasi berisi janin hidup yang letaknya diluar kavum uteri.
Pada kehamilan 7 minggu diameter kantong gestasi telah mencapai 25 mm. Panjang embrio
mencapai 10 mm dan menjadi lebih mudah dilihat. Struiuktur kepala sudah dapat dibedakan dari
badan. Selain denyut jantuing mungkin juga dapat dideteksi adanya gerakan embrio yang dapat
dirangsang dengan melakukan perkusi pada dinding perut. Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan
seperti yang telah disebutkkan maka kemungkinan terjadi miss abortion. Jika dijumpai lebih dari
1 embrioyang menunjukkan tanda-tanda kehidupan maka kemungkinan kehamilan multiple.
Pada kehamilan 8 minggu kantong gestasi telah berdiameter 30 mm. Struktur embrio dapat
dilihat lebih jelas lagi. Sering kali terlihat kuning telur dalam ( yolk salk ) berupa struktur
vasikuler berdiameter kira-kira 5 mm yang letaknya diluar selaput amnion. Jika tidak dijumpai
adanya struktur embrio dan kantong kuning telur maka kemungkinan kehamilan anembrionik.

Tags: Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)


http://www.g-excess.com/id/askeb-deteksi-dini-terhadap-kelainan-komplikasi-dan-
penyakit-pada-ibu-hamil.html

Você também pode gostar