Você está na página 1de 12

1.

pada rekomendasi musta 2010 point 22 masih terkesan kurang


memaksa. (nana)

2. rekomendasi poin 22 terkesan sekedar menggugurkan kewajiban dan


membatasi adik-adik untuk berproses (imran)

3. point 12 rekomendasi penanaman nilai spiritual sangat


ambigu (afif)
4. pengurus yang tidak memiliki komitmen untuk
menyelesaikan kepengurusan.(selvi)

5. steering lk 1 belum ikut lk 2 (selvi)


6. pemahaman pengurus yang kurang akan segala
macam konstitusi (afif)
7. kurangnya pemahaman pengurus terhadap budaya
organisasi IMMAJ (boty)
8. budaya-budaya IMMAJ (budaya ilmiah) yang sudah
tidak terasa lagi (awi)
9. Kurangnya komunikasi antar pengurus, dan
pengurus dengan kema
10. Fungi-fungsi manajemen yang kurang
teraplikasikan(awi)
11. pengkaderan cultural yang kurang terasa lagi (puput)
12. pemahaman manajemen keilmuan yang kurang (pipi)
13. ada banyak kritikan terhadap yang belum
mengikuti lk 2(nana)
14. hubungan antar angkatan yang kurang(rara)
15. Pengurus kurang membumi (imran)
16. Kurangnya pemahaman akan prosedur pendanaan
birokrat(imran) (dijadikan catatan)
17. Diskusi pelataran terpaku pada isu-isu yang
terbaru (pipi)
18. Pengurus kurang menjalin hubungan dengan
birokrat (pipi)
19. Kurangnya kema atau pengurus yang bisa menjadi
suri tauladan bagi junior-nya(boty) (dijadikan catatan)
20. Pengawalan setelah demisioner terhadap maba
dilupakan (boty) (dijadikan catatan)
21. Budaya ilmiah ttng diskusi pelataran kurang dan
mengharapkan fasilitas dari pengurus (puput)
22. Budaya ilmiah yang cnderung berkurang (anwar)
23. Perencanaan yang kurang (waktu) (riri)
24. Pengurus yang hanya berorientasi pada zona
nyaman (riri) (jadikan catatan)
25. Dalam kepengurusan sering tidak memandang
masalah sebagai masalah bersama (riri)
26. Kema yang kurang mengawal agenda
kepengurusan (selvi)
27. Forum-forum maccalla yang tidak pantas pada
agenda formal (selvi) (jadikan catatan)
28. Peningkatan kedisiplinan pengurus (boty)
29. Pengembangan IMMAJ yang tidak berkelanjutan
(boty)
30. Krisis kepercayaan (imran)
31. Proker yang lebih berorientasi pada hasil (riri) skip for procces

32. Beban yang terlalu besar sehingga pengurus


kehilangan warna (adam)
33. Kurang kreatif (imran) keaktifan pengurus dengan
panitia. skip
34. Pengurus kurang aktif terkesan numpang pajang
nama (aris)
35. Adanya upaya membatasi inovasi dalam
kepengurusan dikarenakan alas an budaya (anwar)
36. Pembenahan yang tidak berkelanjutan. Pengurus &
kema kurang mengapresiasi pembenahan yang
dijalankan (afif)
37.Kurang upaya untuk mengajak kawan-kawan
MABA untuk masuk himpunan (pai)
38. Kurangnya kemauan pengurus dalam mencari
info-info berkaitan birokrasi kampus (pai) dialog
kemahasiswaan -> sosialisasi melalui sms skip
39. Komitmen dan konsistensi pengurus dalam
mengawal agenda-agenda kepengurusan (pai) skip
40. Metode pencarian dana yang masih monoton (pai)
skip
41. Kema kurang mengapresiasi proker2 pengurus
(iwan) skip
42. Sebaiknya ada dari pengurus yang membawakan
ad/art(iwan) skip
43. Kurang sumbangan bukunya kema (nana)
44. Minim tudang sipulung (imran)
45. Budaya ilmiah yang masih kurang (mamet)
46. Pengawalan pada saat raker kurang (imran)
47. Rasa ingin memiliki sekret yang masih kurang (opi)
48. Pengawalan kultural (nana) skip
49. Perencanaan agenda kepengurusan yang kurang
(yaskur) skip
50. Kurangnya keselarasan antara saran dan kritik
dengan kontribusi dan langkah kongkrit dari KEMA
(afief) skip
51. Kema yang terlibat sebagai penggembira (mamet)
52. kurangnya KEMA yang bertanggung jawab
mengawal agenda kepengurusan (tyo) skip
53.kurangnya kerja sama secara kolektif, baik antar
pengurus maupun KEMA (tyo)
54. pada saat raker pembahasan program kerja hanya
terbatas pada tataran waktu (imran)
55. pengkader over value (tyo) skip
56. pengkader terkesan balas dendam (imran)
57. penunjukan SC & OC lebih selektif terutama dalam
jenjang pengkaderan (mamet)
58. perlu ada kontrak tertulis saat pemilihan pengurus,
SC & OC. (pipi)
59. tidak ada pembekalan untuk kepanitiaan pelaksana
pengkaderan (imran) skip
60. time schedule dalam pembekalan pengkaderan.
(pipi) pembekalan lk 2 diluar kampus
61. kurangnya rasa tanggung jawab sosial yang dimiliki
baik pengurus maupun KEMA dalam permasalahan
sosial. (tyo) satu rasa dengan yang tertindas.
62. sangat kurang evaluasi setelah pelaksanaan proker
(riri)
63. pengurus kurang percaya diri dengan kapasitas
keilmuan yang dimiliki. (pipi) pemateri lk1 nda mau.
64. ketegasan permasalahan sanksi (mamet) ditujukan
untuk pengurus.
65. pengurus kurang mencerminkan budaya ilmiah
(mamet)
66. Website kurang familiar terhadap KEMA (Selvy)
beasiswa dll
67. KEMA ‘kurang’ percaya terhadap Pengurus. (Selvy)
skip
68. KEMA over generalisasi terhadap pengurus (Selvy
& Pay)
69. Tidak ada ‘kotak saran’ (Imran)
70. Pertanggung jawaban terhadap ekspektasi KEMA
yang telah diberikan kepada Pengurus. (Hiksan) skip
71. penyamarataan terhadap semua angkatan (Niisa)
jadi bisaji nda ikut persembahan
72. Pengkaderan cultural hanya kepada orang tertentu.
(afief) strategi, metodologi dan motif
catatan bagi pengurus demisioner dan kema untuk
tetap mengawal.
73. Perbaikan komunikasi Pengurus, SC & OC. (Niisa)
74. Tanggapan KEMA terhadap permasalahan
pemindahan Himpunan oleh Birokrat (Selvy)
75. kurangnya partisipasi KEMA & pengurus dalam
agenda Aksi & Advokasi (riri)skip
76. Kuantitas Maba menjadi KEMA semakin kurang.
(Dinan) fokus Maba tergantung metodologi pengurus
karena bersifat teknis lebih ke proses. sampe lk1
77. Permasalahan keterlambatan pengumpulan LPJ.
(Rara) untuk lebih teliti dalam membuat LPJ
78. Terlalu banyak pengumpulan. (Bayu) teknis
79. Pengawalan kader yang telah mengikuti LK2
(Mamet) sudah ikut, merasa mapan dan tidak mau
berproses. misalnya nda mau baca buku ,bedah buku.
catatan
80. koordinasi antar SC dalam hal pengumpulan MABA.
(pipi) teknis skipkomunikasi
81. Panitia lebih fokus kepada teknis kegiatan (pipi)
teknis skip profesionalisme
82. Hubungan IMMAJ dengan organisasi Manajemen
dengan Universitas lain. (riri)
83. Pembangunan kembali paradigma fungsi dari OC
(Afief) proses panitia
84. ketidakjelasan koordinasi Badan Semi Otonom
dengan structural IMMAJ (Selvy) ada hasil dan budaya
menulis harus tetap diperjuangkan.
-
85. Pengurus meninggalkan tanggung jawab untuk
kepentingan pribadi (Selvy)
86. Kejenuhan pengurus & KEMA (bothy) skip happy
sport dan happy hour
87. Terlalu banyak agenda besar (Hiksan) banyak dana
dan bisa lebih sederhana.
88. KEMA saling melimpahkan tanggung jawab (Afif)
skip kema bermasalah
89. Patronase-patronase terhadap suatu kegiatan
tertentu. (pipi) skip
90. Kurangnya inovasi terhadap kegiatan
kemahasiswaan (Pipi) skip
91. Alokasi dana cenderung kepada hal-hal jangka
pendek & tidak substansial. (Afif) orientasi, ada dalam
kepengurusan. proker untuk cari dana. jadi cari dana
memang. membentuk wirausaha mandiri. diawal
kepengurusan.
92. Kurangnya kesadaran KEMA untuk menjaga
inventaris himpunan (Hiksan) skip
93. Pemetaan terhadap potensi kader kurang (Tuty)
94. Masih banyaknya pengurus tidak memahami nilai-
nilai dasar LEMA. (Afif & Tuty)
95. kurangnya interaksi antar angkatan diluar
lingkungan kampus. (Dinan)
96. Kegiatan amal dijadikan ajang kompetisi (Imran)
97. Hubungan silaturahmi dengan alumni diperbaiki
(Riri)
98. Adanya sentimen antar OC & SC (Hiksan)
99. Sekat-sekat angkatan (Tuty)
100. Sistem kerja dihimpunan dianggap sebagai
sesuatu yang determinis. (Afif)
101. KEMA hanya ‘menuntut’ kinerja pengurus hanya
pada forum MUSTA (Adam)
102. KEMA focus ke akademik (tuty)
103. Patronase-patronase terhadap KEMA tertentu
(nhana’)
104. Lebih mempererat hubungan antar jurusan (Riri)
105. Etika & Moralitas antar senior dan junior
diperbaiki (Adam)
106. Tidak adanya semangat belajar kader (Niisa)
107. kurangnya keterbukaan terhadap permasalahan
yang dihadapi (tyo)
108. Proker-proker tiap periode tanpa inovasi (pipi)
109. Landasan penyusunan proker tidak jelas (Pipi)
110. Kurangnya figure pemimpin dalam lembaga (Jean)
111. Senior sebaiknya menjadi jalan terakhir dalam
pencarian dana. (Pipi)
112. kurangnya KEMA yang mau mengemban amanah
dalam kepengurusan (SENAT, Himpunan, MAPERWA)
(Dinan)
113. Sekretariat tidak lagi menjadi rumah bersama.
(Adam)
114. Kurangnya pengawalan terhadap non-KEMA
(mamet)
115. Sulitnya jalur menjadi KEMA (Adam)
116. Kurang keterlibatan KEMA dalam agenda
konsolidasi aksi (rara)
117. Kurangnya keterlibatan kema dalam agenda aksi
& advokasi (Aan)
118. Permasalahan pribadi berimbas terhadap kinerja
kepengurusan. (Dinan)
119. Inventaris (CERMIN) himpunan butuh perbaikan
(Mamad)
120. KEMA & Pengurus harus memahami Buku putih
pengkaderan(Riri)
121. Interaksi KEMA hanya terbatasi dalam lingkup
kampus. (Pipi)
122. orang diluar KEMA yang hadir dalam secretariat
himpunan. (Dinan)
123. Partisipasi KEMA dalam memberikan masukan
kepada jurusan untuk memperbaiki mutu pendidikan
(Aan)
124. Partisipasi langsung KEMA terhadap proker yang
dilaksanakan. (riri)
125. Kurangnya kesadaran mantan pengurus yang
telah demisioner dalam menghadiri MUSTA (Mamad)
126. pengurus harus lebih selektif dalam meghadirkan
proker (Nana)
127. terlalu bnyaknya proker di kuartal ke-III (Mamad)
128. kurangnya rasa kebersamaan KEMA (Andur)
129. KEMA harus lebih berani dalam menyikapi
kebijakan birokrat fakultas (mamet )

Você também pode gostar