Você está na página 1de 3

Semarang, 2 Maret 2011

Teruntuk seseorang yang pernah terlukai jiwanya...

Teruntuk seseorang yang pernah terpatahkan hatinya....

Teruntuk seseorang yang pernah terkandaskan mimpi-mimpi indahnya....

Dari seseorang yang pernah dengan sangat kejam mematahkan hatimu....

Yang tanpa perasaan memporakporandakan mimpi dan semua rencana indah


mu....

Yang mungkin bagimu telah menorehkan luka yang mungkin takkan bs sembuh
lagi seperti semula...

Yang mungkin sekarang telah menjadi seseorang yang paling kau benci dalam
hidup....

Bukan sebuah pembelaan diri...

Bukan sebuah usaha agar kau tak benci...

Bukan pula sebuah rayuan agar kau kembali...

Hanya sebuah ungkapan perasaan....

Perasaan seseorang yang dimatamu adalah penjahat cinta yang telah


membanting hancur hatimu....

Taukah engkau....

Bahwasanya penjahat ini tidak hanya hancur hatinya.... ia bagai menancapkan


sendiri pedang ke ulu hatinya ketika itu....

Bagai meminum racun yang dalam hitungan detik menggerogoti semua organ
dalam tubuh....

Bagai dihujami beribu anak panah tepat dihatinya....

Air mata penjahat ini mungkin belum sepenuhnya kering ketika mungkin dirimu
sudah lupa kapan terakhir menangis karena luka yang ia torehkan....

Mengapa demikian....

Karena ia terlalu sedih...

Merasa terlalu kejam berlaku padamu...

Tapi apalah daya....


Aturan adalah aturan...

Syariat adalah syariat....

Bahkan untuk membunuh anakmu sendiri harus kau lakukan ketika itu adalah
perintah dari Penciptamu layaknya nabi Ibrahim yang harus menyembelih nabi
Ismail, putranya sendiri......

Maka, hanya untuk dianggap sebagai orang yang jahat didepanmu, jadi orang
yang paling kau benci bukanlah sebuah resiko yang harus ditakutkan seorang
hamba sebagai bukti cintanya pada Tuhannya....

Kita memang serasa...

Namun mungkin kita tak pernah sejalan....

Pernah kita bergandengan tangan....

Namun ketika harus berpisah dan berjalan beriringan dan hanya terpisah pagar
kemudian bertemu lagi di waktu dan tempat yang lebih indah kemudian kau
menolaknya....

Apalah yang harus ku lakukan selain mengikhlaskanmu.....

Tidak mungkin kugadaikan jalan hidupku hanya untuk bergandengan tangan


denganmu...

Bukan karena kurangnya rasa sayangku padamu...

Tapi buat apalah aku tetap menggandengmu yang pada akhirnya membawamu
ke tempat pembakaran para orang-orang yang mengkhianati cinta Tuhannya...

Bukankah itu artinya aku jauh lebih kejam.....

Memberikanmu kebahagian yang berujung penderitaan yang abadi.....

Bukankah munafik ketika rasa sayangku saat itu sama saja dengan
menambahkan bara api yang nantinya akan membakarmu disana.....

Lebih baik kusayat hatimu sekarang... namun airmata yang kau teteskan akan
menyejukkanmu di surgaNya nanti....

Ketika kau terluka sekarang, aku yakin Allah yang akan menolongmu,,,

Namun jika siksa disana nanti yang aku berikan, bahkan Allah pun takkan sudi
menengok lagi padamu ataupun padaku,,,,

Maafkan penjahat ini.....

Ia hanya ingin menunjukkan rasa sayang yang sangat besar terhadap seseorang
yang pernah menggenggam sekeping hatinya....
Semoga Allah senantiasa menjagamu dimanapun kau berada... mengembalikan
hatimu yang pernah hancur berantakan..... menggantinya dengan hati yang
sama atau pun dengan hati yang jauh lebih indah.... semoga keikhlasan itu
mengiringi setiap tetes airmatamu dan airmataku.....

Você também pode gostar