Você está na página 1de 6

Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia.

Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk


memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia.
Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap
kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang
dianut oleh masing-masing bangsa atau masyarakat dan bahkan individu
menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut.
Dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional.
Sifat nasionalnya akan mewarnai penyelenggaraan pendidikan itu.
Life long education, kalimat yang sering kita kenal sejak dulu sampai
sekarang, yang artinya "Pendidikan sepanjang hayat", dalam ajaran
agamapun juga disebutkan “Tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke
liang lahat". Semua itu menjelaskan bahwa pendidikan telah menjadi
kebutuhan pokok bagi manusia.

Pentingnya pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disiarkan melalui


kalimat dan jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan. Kita
realisasi keberadaan anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu
tuntutan terhadap pentingnya pendidikan. Kebijakan-kebijakan dalam sistem
pendidikan harus memenuhi unsur aktualisasi dan berdaya guna. Konsep
pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan
martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh tertinggal dengan
bangsa lainnya di dunia. Oleh karena itu, pendidikan sejak dini harus
ditanamkan kepada mereka.

Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung


pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi
landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Karena pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak yang


memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan
untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Periode sensitif
perkembangan otak manusia terjadi pada interval umur 3-10 bulan. Para ahli
menemukan bahwa perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50%
pada masa anak usia dini. Para ahli menyebut usia dini sebagai usia emas
atau golden age. Anak-anak Indonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat
masuk Sekolah Dasar, tetapi telah lebih dulu dibina di PAUD. Sebagaimana
tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 28 yang menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu: Pertama, jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA) atau bentuk lain
yang sederajat; Kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang
sederajat dan ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan
keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan 
PAUD berfungsi membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh
potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya. Agar memiliki
kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka mencapai

tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi:


"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab ".

Salah satu jalur terselenggaranya PAUD adalah jalur pendidikan non formal.
PAUD jalur non formal adalah pendidikan yang melaksanakan program
pembelajaran secara fleksibel sebagai upaya pembinaan dan pengembangan
anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun yang dilaksanakan melalui Taman
Penitipan Anak, Kelompok Bermain dan bentuk lain yang sederajat.
Penyelenggaraan PAUD non formal memiliki manfaat yang tidak sedikit,
salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk
memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani serta mengembangkan bakat-
bakatnya secara optimal. Selain itu juga memberikan bimbingan yang
seksama agar anak-anak memiliki sifat-sifat, nilai-nilai dan kebiasaan yang
berlaku dalam masyarakat. oleh karena itu usaha untuk mendorong bentuk
PAUD non formal terus menerus jadi perhatian kita semua khususnya
pemerintah.
Karena sampai sekarang ini, rancangan peraturan pemerintah tentang PAUD
yang mengatur pendidikan usia dini, ternyata belum terlaksana dengan baik.
Salah satu indikator yang menentukan tinggi rendahnya kualitas Sumber
Daya Manusia, adalah Human Development Index (HDI). Berdasarkan HDI
kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia masih tergolong rendah, di
mana pada tahun 2005 Indonesia berada pada urutan ke-109 dari 174 negara
sebagai responden. Sedangkan negara ASEAN lainnya seperti Singapura
berada pada peringkat 22, Brunei Darussalam peringkat 25, Malaysia
peringkat 56, Thailand peringkat 67 dan Filipina peringkat 77.
Berdasarkan kenyataan tersebut perlu adanya upaya-upaya cerdas dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, yang dapat dimulai sejak usia
dini, karena usia dini merupakan periode awal dari perkembangan setiap
individu, dengan demikian pendidikan yang diterimanya merupakan
pendidikan awal yang akan mendasari pendidikan selanjutnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM bagi anak usia dini
adalah dengan menawarkan program-program di luar program yang
umumnya dijalankan, khususnya pada Kelompok Bermain (KB), dengan
cara yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. Paling utama dengan
cara bermain baik melalui nyanyian, drama maupun rekreasi. Tidak ada
paksaan untuk mengikuti salah satu kegiatan. 
Namun, faktor ekonomi adalah salah satu yang menjadi penyebab
terhambatnya pendidikan. Pendidikan yang murah merupakan salah satu
cara agar pendidikan usia dini dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. 
Berdasarkan pemikiran dan pernyataan tersebut di atas, penulis memandang
bahwa program PAUD merupakan hal penting dalam mempersiapkan anak
ke jenjang Sekolah formal. Berangkat dari pemikiran inilah penulis ingin
mengetahui lebih jauh tentang "Program Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) dalam Mempersiapkan Anak ke Jenjang Sekolah Formal (Di Play
Group X)". Karena Play Group tersebut adalah salah satu Play Group Islam
yang unggul di antara Play Group lain yang ada di kota X.

Pendidik Profesional, Memahami Profesinya ?


Oleh:
Beben Somantri
Sekretaris umum IKA FKIP Unsat
KBM di Sekolah Peradaban Cilegon
 
Pendidikan menurut Paulo
Freire,  Educacao comopratica da liberdade (pendidikan sebagai praktik
pembebasan), pembebasan yang dimaksud adalah kesadaran. Pendidikan adalah
upaya sadar untuk menentukan kualitas manusia. Di zaman sekarang ini setiap
negara sudah mewajibkan setiap warganya untuk mendapatkan pendidikan, dengan
pendanaan dan bentuk pertanggungjawaban yang berbeda-beda.
Ada yang langsung di bawah tanggung jawab negara ada juga yang
memberikan kewenangan pengelolaan pendidikan kepada swasta namun dalam
kontrol negara. Indonesia, berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 2 (setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya). Merujuk ke UUD 1945 sudah jelas bahwa pendidikan dasar
dibiayai oleh negara.
Syarat mengikuti pendidikan dasar berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas
dimulai usia enam tahun dan ketika usia tujuh tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar sampai selesai Sekolah Menengah Pertama atau yang sederajat. Bagaimana
dengan sekolah menengah dan pendidikan tinggi, memang di dalam undang-
undang tidak tertulis kewajiban negara tentang pembiayaannya, namun UUD 1945
pasal 31 ayat 2 (negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional). Itulah isyarat bahwa pendidikan bagian
dari tanggung jawab negara.
Penulis sebagai warga negara yang mencintai dunia pendidikan berharap
agar pemerintah memerhatikan keuangan pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi karena kewajiban sudah tertulis dengan jelas di dalam undang-undang,
bergantung bagaimana dengan niat politik pemerintah.      
Indonesia dengan semangat reformasi di berbagai bidang memosisikan
pendidikan sebagai prioritas. Munculnya Undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional  dan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen diharapkan membawa perubahan sistem pendidikan
Indonesia.
Mengapa ketika dua undang-undang itu telah disyahkan dan dilengkapi
dengan berbagai keputusan pemerintah, kualitas pendidikan negara kita belum
sebaik yang tertera di undang-undang itu. Menurut penulis, ada dua penyebab yang
mengakibatkan pendidikan negara kita belum sebaik yang diundangkan. Pertama,
pemerintah sebagai pemegang kebijakan belum sepenuhnya menjalankan
kewajiban untuk mengimplementasikan yang berkaitan dengan pendanaan dan
peningkatan kualitas sarana dan tenaga pendidik. Kedua, pihak sekolah dan
instansi terkait sebagai bagian dari objek undang-undang itu belum memahami
kandungannya, bahkan masih banyak tenaga pendidik yang belum membaca dua
undang-undang itu. Apa yang akan diperjuangkan apabila tidak mengetahui
sumber dan rujukannya.     
Mengacu ke Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik (guru
dan dosen) merupakan bidang pekerjaan khusus berdasarkan berbagai prinsip.
Penulis tidak menguraikan semua prinsip itu karena hampir sama dengan prinsip
profesi-profesi yang lain, namun tertarik tentang prinsippanggilan jiwa. semua
guru adalah pendidik, apakah semua pendidik memiliki panggilan jiwa untuk
mengajar. Itulah salah satu masalah yang menjadi penyebab guru tidak bermartabat
dimata masyarakat. Apabila pendidik sudah memiliki rasa panggilan jiwa, maka
kebanggaan akan tumbuh diiringi idealisme, komitmen, dan tanggung jawab.
Menurut Yudi Latief, profesi pendidik akan bermartabat
apabila masyarakat menghargai guru dan guru  banggadengan profesinya.
Bagaimana supaya pendidik dihargai masyarakat. Di dalam Undang-Undang Guru
dan Dosen pasal 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik
profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Lakukanlah tugas utama itu agar masyarakat merasakan manfaat hadirnya
pendidik. Sesuai dengan tugasnya, guru biasanya akan diterima dan dianggap baik
apabila mampu membimbing siswa berprestasi. Dosen dengan salah satu tugas
utama  pengabdian kepada masyarakat belum dirasakan oleh masyarakat. Kapan
dosen turun langsung berdiskusi dan meneladani seperti yang biasa dilakukan oleh
mahasiswa, memang dosen banyak aktivitas, namun percayalah waktu selalu ada
untuk kegiatan apapun.Tumbuhkanlah panggilan jiwa untuk pengabdian kepada
masyarakat.  
Menjadi pendidik memiliki kewajiban dan tugas umum, menurut beberapa
tokoh, yang harus dilakukan pendidik adalah menjadi fasilitator, motivator, dan
mediator karena kurikulum yang diberlakukan saat ini memosisikan peserta didik
sebagai subjek utama. Walaupun begitu, kehadiran pendidik di dalam kelas tetap
diperlukan untuk memahami dan mengarahkan kecerdasan dan memonitor
perkembangan, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan bakat, minat,
dan kemampuannya.
Peserta didik jangan dipaksakan untuk lulus cepat, Undang-Undang
Sisdiknas di dalam pasal 12 telah menjamin bahwa, menyelesaikan program
pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang
dari ketentuan  batas waktu yang ditetapkan.
Penulis hanya menyampaikan sesuai kemampuan diri. Mudah-mudahan
pendidikan mampu membentuk pribadi-pribadi yang berkarakter, sejalan dengan
pemikiran Azyumardi Azra, sekolah tempat memperoleh pendidikan, pembentukan
watak, dan kepribadian. Datanglah panggilan jiwa untuk mengajar.

Você também pode gostar