Você está na página 1de 3

Apa yang terpikirkan tentang segala hal yang indah? Coba Anda sebutkan!

Apa
saja? Tentu Anda punya apa yang Anda sebut indah. Uang, rumah, pemandangan,
pantai, gunung, persahabatan, maaf, pengorbanan, melihat orang yang Anda cintai
bahagia, al-Qur’an, perhiasan, wanita, anak – anak, mobil, dan lain sebagainya.
Masing – masing orang punya sendiri hal yang disebut indah.

Mari kita lihat firman Allah berikut,


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,
kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup
di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).
Q.S. 3:14

Topik utama dari ayat di atas tentang segala sesuatu yang disebut indah oleh
syahwat. Segalanya akan tampak indah karena nafsu syahwat.

Ayat yang lain menyebutkan,


Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan
telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu
menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
Q.S. 27:24

Dari ayat di atas kita bisa tentukan bahwa segala sesuatu yang indah itu buatan
setan. Setan telah membutakan kita sehingga segala sesuatu tampak begitu indah.

Selanjutnya mari kita lihat ayat yang lainnya,


Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti
(kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat
kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan
iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus,
Q.S. 49:7

Ayat tersebut menerangkan tentang sebuah keimanan yang Allah tancapkan pada
kita. Segala sesuatu terlihat indah karena Allah.

Mari kita bandingkan dari ketiga ayat tersebut di atas. Apa yang dapat Anda
simpulkan? Mana yang Anda pilih?

Pernahkah Anda dengar hadist ini? Laa mujaahid man jahaada nafsahu fiillaah (HR.
Tirmidzi)
“Mujahid adalah predikat bagi orang yang bisa menaklukkan nafsunya karena
Allah.”
Dalam Hadist 41 – Imam Nawawi
Dari Abu Muhammad Abdullah bin Amr bin Ash rodhiallahu ‘anhu dia berkata:
Rasulullah bersabda, “Tidak beriman seseorang di antara kalian sehingga hawa
nafsunya mengikuti ajaran yang aku bawa.” (Hadits shahih, kami riwayatkan dalam
kitab Al-Hujjah dengan sanad yang shahih)

Pelajaran yang dapat diambil dari hadist tersebut antara lain :


(1) Salah satu konsekuensi dari keimanan adalah menundukkan hawa nafsu dan
mengikuti ajaran Rasulullah saw. Seseorang yang menuruti berbuat maksiat
daripada mengikuti aturan Allah, lebih memilih memenuhi nafsunya dari pada
mengikuti ajaran Rasul, bisa disebut tidak sempurna imannya.
(2) Yang dimaksud imannya tidak sempurna disini adalah cacat imannya, bukan
berarti dia kafir. Seseorang yang disebut kafir adalah yang menolak ajaran Allah.
(3) Mujahadatun nafs merupakan usaha yang berat dan hanya bisa dilakukan oleh
orang – orang yang selalu menancapkan keimanan serta mencintai Allah dan Rasul-
Nya.

Ada tiga jenis Jihad atau disebut pula Mujahadatun nafs yang disebut pula Jihadun
nafs oleh Ibn Qayyim al-Jauziyah,
1. Jihad dalam mempelajari tuntunan dan kebenaran agama.
Pada dasarnya, sudah menjadi sifat manusia tidak suka terbebani (tidak suka taklif).
Kuncinya, keinginan untuk mencari tuntunan dan kebenaran agama.

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih
baik bagimu jika kamu mengetahui.
Q.S. 9:41

Quote : Idealism itu mestinya sejalan dengan Allah.

2. Jihad dalam melawan nafsu agar tetap menerapkan apa yang telah dipelajari.

3. Jihad dalam menda’wahi orang lain apa yang telah dipelajari dan dipraktekkan.

Seseorang disebut ahli jika dia telah memahami suatu ilmu dan berpengalaman.
Artinya, dalam menda’wahi orang lain tentang Islam, membutuhkan usaha yang
khusus dan kesabaran. Ada ungkapan, “If it is not published, then it’s
perished!” Kalau tidak disampaikan, maka ia akan musnah.

4. Jihad dalam bersabar atas beban yang Allah berikan.


Yang dimaksud dengan sabar disini, bukan hanya sekali saja bersabarnya. Akan
tetapi, istimraar (berkelanjutan). Anda akan mendapati pujian, cacian, dan kritikan.
Biarkan saja itu menjadi ujian kesabaran Anda. Makna dari Ad diin an nasihah :
agama adalah nasihat. Tidak hanya dilakukan dalam satu langkah. Tapi agama
adalah nasihat merupakan sistem yang berkelanjutan dan berulang.

Dari uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa menekan hawa nafsu
berupa syahwat dan nafsu yang berasal dari bisikan setan harus dilawan dengan
menancapkan keimanan dari Allah. Bagaimana caranya? Lakukan saja,
Mujahadatun nafs, jihadun nafs!

Você também pode gostar