Você está na página 1de 1

AL ISBAL

I. TAQDIM

Merupakan suatu kewajiban dari setiap muslim adalah mencintai Rasulullah SAW dan
menaatinya dengan cara melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya serta
membenarkan setiap berita yang beliau bawakan. Dengan begitulah akan terwujud dua kalimat
syahadat seorang muslim dan dia berhak mendapat pahala serta selamat dari siksaan.
Dan alamat serta bukti terwujudnya dua kalimat syahadat tersebut adalah komitmen
seorang hamba dengan ajaran-ajaran Islam yang mencakup : perintah, larangan, praktek,
perkataan, I’tikad dan amaliah serta selalu menyambut itu semua dengan ucapan “sami’naa wa
atha’naa”, sebagaimana yang Allah SWT sebutkan dalam firman-Nya :

( .‫ك ُه ُم الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن‬ ِ ِ


َ ِ‫اهلل َو َر ُس ْول ِه ليَ ْح ُك َم َبْيَن ُه ْم مَسِ ْعنَا َوأَطَ ْعنَ ا َوأ ُْولَئ‬
ِ ‫إِمَّنَا َكا َن َقو َل الْم ْؤ ِمنِ إِ َذا دعوا إِىَل‬
ُ ُ َ ‫ْ ُ نْي‬
) ‫ اه‬: ‫النور‬
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan
rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) diantara mereka ialah ucapan “sami’naa wa
atha’naa (kami mendengar dan kami patuh)”. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (QS. An-Nur: 51)

Diantara contoh dari ajaran Islam adalah memendekkan pakaian di atas mata kaki yang
dilandasi ketaatan kepada Allah SWT serta rasa takut akan siksa-Nya.
Jika kita perhatikan dari kebanyakan kaum muslimin sekarang, umumnya mereka
memanjangkan pakaiannya dan membiarkannya di bawah mata kaki tanpa merasa berdosa
sedikitpun, baik itu karena jahil akan hukumnya maupun karena mengikuti hawa nasfu. Padahal
perbuatan tersebut merupakan bahaya yang besar bagi pelakunya karena merupakan pelanggaran
dari perintah Allah SWT dan Rasul-Nya yang mengantarkan dirinya kepada siksa yang amat
pedih sebagai resiko atas perbuatannya tersebut.
Bagi orang yang selalu membaca dan menelaah hadits-hadits Rasulullah SAW serta
kitab-kitab para ulama salaf tentunya tidak asing lagi bagi mereka bahwa tidak seorangpun
diantara ulama-ulama salaf yang menganggap Al Isbal (menurunkan pakaian di bawah mata
kaki) sebagai perbuatan yang remeh. Bahkan Al Imam Al Hafizh Adz Dzahabi ‫ه هللا‬22‫رحم‬
menggolong Al Isbal ini sebagai salah satu dari dosa-dosa besar sebagaimana yang beliau
sebutkan dalam kitabnya “Al Kaba-ir” 1 lebih dari itu Rasulullah SAW dan para sahabat –
radhwanullahi ‘alihim ajma’in – tidak pernah berdiam diri jika melihat kemungkaran ini tanpa
harus mencek apakah seseorang melakukan karena sombong atau tidak karena sombong, karena
ad-Dien ini mengajarkan kepada kita untuk menghukum manusia akan zhahirnya bukan
batinnya. Lagipula larangan Isbal ini dan ancamannya terhadap perbuatan tersebut bersifat
umum baik karena sombong maupun tidak karena sombong (sebagaimana yang kami jelaskan
berdasarkan nash-nash yang ada)

1
Lihat Al Kabair , dosa besar yang ke-52 (hal 180-183)

Hukum Menurunkan Kain di Bawah Mata Kaki 1

Você também pode gostar