Você está na página 1de 16

I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang


Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, (4) Manfaat
Percobaan, dan (5) Waktu dan Tempat Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan


Terdapat operasi dalam suatu proses pemisahan yaitu opersi
pembersihan operasi pemilihan atau sortasi dan pengkelasan mutu
(grading). Operasi pembersihan adalah pemisahan kontaminan dari
bahan baku. Pemilihan atau sortasi adalah pemisahan bahan baku ke
dalam kategori-kategori yang berbeda karakteristik fisiknya seperti
ukuran, bentuk, dan warna. Sedangkan pengkelasan mutu adalah
pemisahan bahan baku ke dalam kategori-kategori berdasarkan
kualitasnya.
Pengayak dengan berbagai desain telah digunakan secara luas
pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran utamanya.
Pengayak ini adalah separator beradasarkan ukuran yang terdapat
pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai
alat pembersih, memisahkan kontaminan yang berbeda ukurannya
dari bahan baku.
Proses sortasi adalah metode pemisahan berdasarakan densitas
atau daya apung antara bagian yang dihubungkan dengan bagian
yang tidak diinginkan dari bahan pangan yang dibersihkan
(Wirakartakusumah, 1992).
Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan
berdasarkan keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan

34
dengan pengayakan dengan menggunakan standar ayakan. Pengayak
(screen) dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada
proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran yang terdapat
pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga digunakan sebagai
alat pembersih, memisahkan kontaminan yang berbeda ukurannya
dari bahan baku (Fellow, 1988).

1.2. Tujuan Percobaan


Tujuan percobaan pengayakan adalah untuk memisahkan
ukuran bahan ke dalam fraksi yang mempunyai ukuran seragam dari
ukuran mula-mula, melalui proses pengayakan, untuk memahami
dan menjelaskan prinsip pemisahan pada proses pengayakan, untuk
menjelaskan variable operasi pada proses pengayakan, untuk
mengambil data secara benar dan mengolahnya secara benar, untuk
memahami dan mengoperasikan prinsip kerja alat vibratory screen,
untuk memisahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dari bahan
baku, dan untuk menjelaskan prinsip pemisahan bahan pangan
berdasarkan ukurannya.

1.3. Prinsip Percobaan


Prinsip dari percobaan pengayakan adalah pemisahan
berdasarkan ukuran mesh pengayakan bahan yang memiliki ukuran
yang lebih kecil dari ukuran mesh akan lolos dan bahan yang
berukuran besar akan tertahan pada permukaan kawat ayakan.

35
1.4. Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan pengayakan ini adalah untuk
memisahkan bahan pangan yang telah mengalami proses
pencampuran, untuk memisahkan bahan pangan berdasarkan ukuran
(beasr, kecil, panjang, pendek), untuk memisahkan bahan pangan
dari kontaminan, sebagai alat pembersih, menurut besarnya diameter
kawat ayakan, sebagai alat yang dapat berfungsi sebagai indikator
keseragaman bahan pangan, bahan yang diayak memiliki ukuran
seragam, dan mudah memperoleh bahan yang lembut.

1.5. Waktu & Tempat Percobaan


Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 25 November 2008 di
Laboratorium Mesin dan Peralatan Industri Pangan Universitas
Pasundan Bandung, Gedung Jalak Harupat Lantai 5.

36
II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Pengertian


Pengayakan, (2) Macam-macam Pengayakan, (3) Jenis Pengayakan,
(4) Manfaat Pengayakan
2.1 Pengertian Pengayakan
Pengayakan merupakan pemisahan berbagai campuran partikel
padatan yang mempunyai berbagai ukuran bahan dengan
menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga digunakan sebagai
alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda
dengan bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk
mendapatkan tepung dengan ukuran yang seragam. Dengan
demikian pengayakan dapat didefinisikan sebagai suatu metoda
pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga didapat
ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang
memiliki ukuran yang berbeda dengan menggunakan alat
pengayakan.
Pengayakan dengan berbagai rancangan telah banyak
digunakan dan dikembangkan secara luas pada proses pemisahan
bahan-bahan pangan berdasarkan ukuran. pengayakan yaitu
pemisahan bahan berdasarkan ukuran mesin kawat ayakan, bahan
yang mempunyai ukuran lebih kecil dari diameter mesin akan lolos
dan bahan yang mempunyai ukuran lebih besar akan tertahan pada
permukaan kawat ayakan. Bahan-bahan yang lolos melewati lubang
ayakan mempunyai ukuran yang seragam dan bahan yang tertahan

37
dikembalikan untuk dilakukan penggilingan ulang
(Ign Suharto, 1998).
Yang menjadi ciri ayakan antara lain adalah :
1. Ukuran dalam mata jala
2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per
cm atau per inchi (sering sama dengan nomor ayakan).
3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2.
Screening atau pengayakan secara umum merupakan suatu
pemisahan ukuran berdasarkan kelas-kelasnya pada alat sortasi.
Namun pangayakn juga dapat digunakan sebagai alat pembersih,
memindahkan kontaminan yang ukurannya berbeda dengan bahan.
Pengayakan merupakan satuan operasi pemisahan dari berbagai
ukuran bahan untuk dipisahkan kedalam dua atau tiga praksi dengan
menggunakan ayakan. Setiap praksi yang keluar dari ayakan
mempunyai ukuran yang seragam (Fellow, 1988).

2.2 Macam-macam alat Pengayakan


Berbagai jenis alat pengayak yang dapat digunakan dalam
proses sortasi bahan pangan, diklasifikasikan dalam dua bagian
besar :
1. Ayakan dengan celah yang berubah-ubah (Screen Apeture)
seperti : roller screen (Pemutar), belt screen (kabel kawat atau ban),
belt and roller (ban dan pemutar), screw (baling-baling).
2. Ayakan dengan celah tetap, seperti : stationary (bersifat
seimbang/tidak berubah), vibratory (bergetar), rotary atau gyratory
(berputar) dan recipro cutting (timbale balik).

38
Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan
berdasarkan keseragaman ukuran partikel-partikel bahan dilakukan
dengan pengayakan dengan menggunakan standar ayakan.
Standar kawat ayakan dibagi :
1. Tyler Standar, ukuran 200 mesh, diameter 0,0029 inci, dan SA
0,0021 inci.
2. British Standar, ukuran 200 mesh, SA 0,003 inci, dan SI 4√2.
3. US Standar, ukuran 18 mesh, SA 1 mm, dan SI 4√2.
Pengayak (screen) dengan berbagai desain telah digunakan
secara luas pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran
yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga
digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang
berbeda ukurannya dari bahan baku. Rancangan-rancangan pengayak
ditemui dalam proses sortasi bahan pangan.
Pengoperasian mesin sortasi dan pengkelasan mutu bahan
pangan, juga merupakan pekerjaan yang bersifat monoton. Sifat acuh
tak acuh dari tenaga kerja akan mengurangi kesalahan fungsi
fungsional saat mengoperasikan peralatan sortasi.
Klasifikasi tersebut sangat bermanfaat tetapi tidak bersifat
kaku. Proses pembersihan dan sortasi untuk menghasilkan suatu
pengkelasan mutudan beberapa kasus selalu melibatkan proses
sortasi. Bagaimanapun, tingkatan operasi tersebut sangat berarti,
terutama dalam penerapannya sebagai tujuan utama dari suatu
kegiatan (Brennan, 1968).

39
2.3 Jenis-jenis Pengayakan
2.3.1 Pengayak (Screen)
Pengayak screen dengan berbagai desain telah digunakan
secara luas pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran
yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi pengayak juga
digunakan sebagai alat pembersih, pemisahan kontaminan yang
berbeda ukurannya dari bahan baku.
Istilah-istilah yang digunakan dalam pengayakan (screen)
yaitu :
a) Under size yaitu ukuran bahan yang melewati celah ayakan
b) Over size yaitu ukuran bahan yang tertahan oleh ayakan
c) Screen aperture yaitu bukaan antara individu dari kawat
mesh ayakan
d) Mesh number yaitu banyaknya lubang-lubang per 1 inci
e) Screen interval yaitu hubungan antara diameter kawat kecil
pada seri ayakan standar.
Pergerakan bahan pangan diatas pengayak dapat dihasilkan
oleh gerakan berputar atau gerakan dari rangkai yang menyangga
badan pengayak. Penyaring jenis ini dalam penggunaannya secara
umum yaitu untuk sortasi bahan pangan untuk dua grup yaitu tipe
badan standar atau flat dan tipe drum.
2.3.2 Pengayak berbadan datar (flat bad screen)
Pengayak jenis ini bentuknya sangat sederhana, banyak
ditemukan diareal-areal pertanian, saat proses sortasi awal dari
kentang, wortel dan lobak. Alat pengayak datar ganda digunakan

40
secara luas dalam proses sortasi berdasarkan ukuran dari bahan baku
(seperti biji-bijian dan kacang-kacangan) juga digunakan dalam
proses pengolahan dan produk akhir seperti tepung jagung. Alat
pengayak datar secara umum terdiri dari satu atau lebih lembaran
pengayak yang dipasangbersama-sama dalam sebuah kotak yang
tertutup rapat, pergeralannya dapat menggunakan berbagai alat.
Tetapi biasanya alat tersebut bola-bola runcing dari kart yang keras,
yang diletakkan antara lembaran-lembaran pengayak. Maksudnya
adalah untuk meminimumkan kerusakan akibat pergesekan antara
lubang-lubang pengayak dengan partikel bahan yang halus.
2.3.3 Pengayak Drum
Pengayak drum dan alat yang digunakan pada proses sortasi
berdasarkan ukuran bentuk untuk kacang polong, jagung, kacang
kedelai dan kacang lainnya yang sejenis. Bahan pangan tersebut akan
menahan gerakan jatuh berguling yang dihasilkan oleh rotasi drum.
Alat sortis drum biasanya diperlukan untuk memisahkan bahan
pangan ke dalam dua atau lebih aliran, karena itu dibutuhkan dua
atau lebih tingkatan pengayak.
2.3.4 Pengayakan sortasi
Selain menggunakan celah atau lubang yang tetap, ada juga
pengayak sortasi dengan variable celah dan system tahap-pertahap.
Termasuk dalam kelompok ini adalah jenis-jenis khusus dari tipe
sortasi roller belt dan sorter roller seperti tipe baling-baling.

2.4 Manfaat Pengayakan


Manfaat dari percobaan pengayakan adalah kita bisa
mendapatkan bahan pangan yang seragam dari segi ukurannya,

41
sehingga kualitas dari bahan pangan yang diayak dapat terjaga.
Selain itu Pengayakan juga berfungsi untuk memisah kan
kontaminan pada tepung yang memiliki perbedaan ukuran.

42
III METODELOGI PERCOBAAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan,


(2) Alat yang Digunakan, dan (3) Metode Percobaan.

3.1. Bahan yang Digunakan


Bahan yang digunakan pada percobaan pengayakan ini adalah
tepung terigu dan tepung jagung.

3.2. Alat yang Digunakan


Alat-alat yang digunakan pada proses pengayakan adalah 40
mesh, 60 mesh, 80 mesh, 100 mesh, pan, Vibrator Screen, kuas
pengumpul hasil ayakan, timbangan analitis, dan plastik atau kertas
timbang.

3.3. Metode Percobaan


Ayakan disusun secara seri mulai dari ukuran 40, 60 mesh, 80
mesh, 100 mesh dan pan. Tepung terigu dan tepung jagung mulai
ditimbang sebanyak 250 gram, bahan yang telah ditimbang
ditempatkan di atas kawat ayakan paling atas, lakukan pengayakan
dengan menghidupkan switch pada posisi on selama 15 menit.
Setelah proses pengayakan selesai selama 15 menit kumpulkan
bahan atau tepung terigu dan tepung jagung hasil pengayakan yang
tertahan pada masing-masing mesh atau kawat ayakan secara
terpisah dan timbang berapa beratnya. Setelah itu tentukan Fineness
modulus hasil pengayakan dan perkiraan partikel produk.

43
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Percobaan, dan (2)


Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1. Data Hasil Pengayakan Tepung terigu dan tepung
jagung
W Bahan FM DP
Bahan yang
Ukuran yang
tertinggal (%)
tertinggal
Pan 0.078 0
40 mesh 0.014 5.6
60 mesh 0.066 52.8 1.776 0.235
80 mesh 0.054 64.8
100 mesh 0.034 54.4
Sumber: (kelompok 3 meja 1, 2008)
4.2. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa
pada tiap-tiap mesh dihasilkan berbagai ukuran partikel tepungnya.
Tepung yang paling halus di dapat pada 100 mesh.
Pengayak dengan berbagai desain telah digunakn secara luas
pada proses pemisahan bahan pangan berdasarkan ukuran utamnya.
Bahan-bahan yang lolos melewati lubang ayakan mempunyai ukuran
lebih seragam dan bahan yang tertahan dikembalikan untuk
dilakukan penggilingan ulang.
Untuk menganalisa hasil penghancuran bahan-bahan dilakukan
dengan ayakan standar yang disusun secara seri dalam satu
tumbukan, pada bagian bawah dari tumbukan susunan ayakan

44
ditempakan pan sebagai penampung produk akhir. Penyusunan
ayakan dimulai dari ayakan yang mempunyai ukuran mesh kawat
lebihbesar sampau ke ukuran mesh lebih kecil agar mendapatkan
hasil yang sesuai dengan mesh.
Pada proses pengayakan, bahan dibagi menjadi bahan kasar
yang tetinggal dan bahan halus yang lolos melalui ayakan. Bahan
yang tertinggal hanyalah partikel-partikel yang berukuran lebih besar
daripada lubang ayakan, sedangkan bahan yang lolos berukuran
lebih kecil daripada lubang-lubang itu. Dalam praktek sering terjadi
penyimpangan. Penyimpangan dapat dinyatakan dalam efisiensi,
yaitu perbandingan antara jumlah bahan yang lolos dalam
kenyataannya dan jumlah bahan yang lolos secara teoritik. Efisiensi
selalu lebih kecil dari satu atau kurang dari 100%.
Gerakan dan waktu tinggal bahan di atas ayakan harus dipilih
agar setiap butiran paling sedikit satu kali berada pada sebuah lubang
ayakan. Efisiensi pengayakan akan turun jika bahan yang diayak
memebntuk lapisan yang terlalu tebal atau bergerak terlalu cepat.
Disamping itu gerakan yang terlalu kuat dapat menyebabkan
pengecilan ukuran akibat pengikisan terutama pada bahan yang
lunak, dengan akibat efisiensi pengayakan yang diperoleh tidak
benar.
Pada setiap proses pengayakan, bahan atau ayakan harus
digearan. Cara yang paling sederhana untuk melakukannya adalah
dengan menggunakan ayakan tungal yang diam dan menggetarkan
bahan diatas ayakan dengan tangan. Cara ini biasanya tidak dipakai
untuk melakukan klasifikasi yang sesungguhnya, melainkan untuk

45
memisahkan aglomerat-aglomerat yang tidak diinginkan, yaitu
dengan menekan bahan pada ayakan hingga hancur atau
membuangnya dengan tangan. Konstruksi sederhana yang serupa
dimiliki juga oleh ayakan luncur yang dipasang miring. Oleh alat
penggerak eksentrik,alat penggerak tidak seimbang atau enggerak
elektromagnetik, ayakan diayun-ayunkan dalam arah horizontal atau
dalam arah vertical lurus atau vertical melingkar. Mesin pengayakan
demikian dapat dilengkapi dengan satu atau lebih ayakan, dan
biasanya bekerja secara kontinyu. Bahan yang tertinggal dan bahan
yang lolos dikeluarkan dari mesin secara terpisah. Mesin-mesin itu
disebut misalnya mesin pengayak kocok, mesin pengayak getar,
mesin pengayak ayun, mesin pengayak tromol atau separator.
Proses pengayakan merupakan penanganan bahan yang efisien
dimana pergerakn bahan dengan efisiensi tinggi pada waktu yang
tepat dalam jumlah yang sesuai dengan yang diisyaratkan serta
memiliki ukuran yang sama.

46
V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2)


Saran.

5.1. Kesimpulan
Dari percobaan pengayakan ini dapat diketahui nilai W0 = 250
gram, W tepung terigu = 83.3 gram, W tepung jagung = 166.6 gram, FM =
1.776, dan DP = 0.2345mm. Pada ukuran 100 mesh dihasilkan W =
34 gram, MR = 54.4 %. Pada ukuran 80 mesh dihasilkan W = 54
gram, dan % MR = 64.8 %. Pada ukuran 60 mesh dihasilkan W = 66
gram, dan % MR = 52.8 %. Pada ukuran 40 mesh dihasilkan W = 14
gram, dan % MR = 5.6 %.

5.2. Saran
Pada percobaan pengayakan ini dianjurkan untuk menyusun
mesh harus dengan benar karena akan mempengaruhi pada hasil
akhir saat ditimbang dan bila pada saat pengayakan dan
penimbangan tidak benar akan mengakibatkan perhitungan hasil
akhir yang tidak sempurna.

47
DAFTAR PUSTAKA

Brennan, J. G. dkk. 1968. Food Engineering Operations. Applied


Science Publisher Limited. London.

Desrosier, W. Fellow. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan.


Universitas Indinesia. Jakarta.

Fellow, P.J.1988. Food Processing Technology. Principle and


Practice. Ellis Horwood. New York.

Ign Suharto. 1998. Sanitasi, Keamanan, dan Kesehatan Pangan


dan Alat Industri. Bandung.

Wirakartakusumah, Aman. dkk. 1992. Peralatan Dan Unit Proses


Industri Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

48
LAMPIRAN

Sampel : Tepung terigu dan tepung jagung


W sampel = 250 gr
W tepung terigu = 83.3 gr
W tepung jagung = 166.6 gr
W40 = 14 gr
W60 = 66 gr
W80 = 54 gr
W100 = 34 gr
Wpan = 78 gr
W yang Tertinggal Pada Mesh
% MR =NO Mesh x x 100%
W Bahan

14
40 mesh =1 x x 100% =5.6 %
250

66
60 mesh =2 x x 100% =52.8%
250

54
80 mesh =3 x x 100% =64.8%
250

34
100 mesh =4 x x 100% =54.4%
250

DP = 0.135(1.366)1.776 = 0.2349 mm

DP =
∑%MR

100
5.6 +52 .8 +64 .8 +54 .4 +0
=
100
=1.776

49

Você também pode gostar