Você está na página 1de 83

10 Metode Mendeteksi dan

Menggagalkan Rencana Mata-Mata


Oleh Hanin Mazaya pada Kamis 30 Desember 2010, 01:26 PM

Print

Dengan menyebut nama Allah Yang Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Maha Pencipta dan Penopang Alam Semesta. Segala puji bagi-Nya yang telah
berfirman:

"Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui


segala isi hati." (QS Al Mulk [67]: 13)

Dan shalawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Terakhir, Muhammad
SAW, yang bersabda:

"Peliharalah kebenaran, karena kebenaran mengarah pada kebaikan, dan kebenaran


mengarah pada Surga. Seseorang yang terus mempertahankan kebenaran sampai dia
dicatat dalam buku Allah sebagai orang yang shalih. Ia selalu Menahan diri dari
berbohong. Karena letaknya berbohong mengantarkan pada kejahatan secara terang-
terangan, dan keburukan mengantarkan pada api neraka. Seorang pria yang terus
berbohong sampai dia dicatat dalam buku Allah sebagai pembohong." (HR Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, dan Al-Tirmidzi).

..dan semoga rahmat juga senantiasa tercurah atas keluarganya dan para sahabatnya serta
para pengikutnya.

Allah berfirman dalam Kitab-Nya:

"Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik
Pembalas tipu daya." (QS Al Anfal [8]: 30)

Dengan pemikiran ini, dan mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi baru-baru ini,
terutama penangkapan saudara kita di Oregon (semoga Allah meneguhkannya dan segera
membebaskannya), saya telah memutuskan untuk merekam dan menuliskan 10 metode
--yang, melalui pengalaman pribadi saya sendiri-- akan memberikan pencerahan seputar
taktik yang sering digunakan oleh mata-mata atau informan untuk menjebak dan akhirnya
menangkap Muslim, dan berikut inilah cara untuk menggagalkan rencana ini.

#Satu#
Seorang mata-mata akan selalu memulai aksinya dengan "mencari muka". Proses ini
memakan waktu beberapa bulan. Mereka bergabung dan aktif di forum atau di masjid
beberapa bulan saja sebelum mereka melakukan kontak dengan individu yang akan
mereka jebak. Begitu mereka membuat kontak, mereka biasanya membuat dialog-dialog
kecil. Seperti topik terjemahan, menemukan nasyid, mencari suami/istri, atau tempat-
tempat terbaik untuk menemukan makanan halal, dan sebagainya. Hal ini dilakukan
untuk memperoleh kepercayaan dan agar tidak terus terang. Karena keterusterangan
(yaitu berbicara tentang jihad dari hari pertama) akan memunculkan kecurigaan. Mata-
mata itu kemungkinan akan melakukan pendekatan terhadap target mereka selama
berbulan-bulan sebelum menyebutkan jihad, dan bahkan kemudian, mereka akan mulai
dengan hal-hal kecil, dengan topik-topik seperti "apakah Anda menyukai video baru As-
Sahab" atau "apa nasyid Jihad favorit anda."

#Dua#

Anda mungkin bisa juga mendeteksi dan memberikan bendera merah kepada mata-mata
dari kebohongan dan inkonsistensi. Inkonsistensi ini dapat dilihat termasuk perubahan
dalam cerita, yang biasanya dielaborasi setelah anda menyadari perubahan dalam cerita
mereka. Sebagai contoh, mata-mata mungkin adalah mahasiswa di sebuah universitas
Amerika. Namun, anda melihat dia online atau di masjid selama jam kuliah. Ketika anda
mengatakan "Saya pikir kamu di sekolah" mereka dengan cepat akan mengubah cerita
mereka dengan pernyataan seperti "Saya mengambil kelas online" atau "Saya mengambil
kuliah malam." Perhatikan hal-hal kecil yang mungkin tampak tidak berarti, seperti
menyebutkan anggota keluarga, pekerjaan, atau pengetahuan tentang suatu topik tertentu.
Jika diketahui bahwa orang tersebut sudah melakukan suatu kebohongan, bahkan
meskipun kebohongan itu kecil, maka ambillah tindakan pencegahan.

#Tiga#

Hal lain yang harus diwaspadai adalah pernyataan-pernyataan besar. Ini biasanya
mencakup klaim untuk menjadi anggota suatu organisasi mujahidin, atau untuk
berhubungan dengan Mujahidin atau 'Shuyuukh' tertentu, atau mengaku sudah tahu
pribadi atau bertemu dengan berbagai pemimpin Mujahidin. Ini harus dipastikan.
Siapapun yang membuat klaim ini adalah pembohong, atau jika mereka jujur, maka
mereka sangat Jahil ketika mereka ingat masalah keamanan, baik bagi dirinya dan bagi
para mujahidin.

#Empat#

Seorang mata-mata biasanya akan mengaku sibuk, kemungkinan besar dengan studi
sekolah. Secara pribadi ia akan sering meminta maaf karena tidak bisa sering ditemukan
karena sibuk dengan berbagai ujian atau harus belajar untuk ujian tengah semester atau
mengerjakan pekerjaan rumah. Mata-mata menggunakan taktik ini untuk membuat diri
mereka tampak normal. Ini tidak berarti bahwa seorang Mujahidin bukan selalu
mahasiswa dan tidak bekerja keras dengan studi mereka. Namun, jika seseorang benar-
benar ingin terlibat dalam jihad, dan Syahadah khususnya melalui misi Istisyhadi atau
'Fidaye', tidak mungkin fokus utama mereka adalah sekolah. Alasan sekolah ini paling
sering digunakan, bukan alasan kesehatan atau pekerjaan, karena mungkin target mata-
mata mungkin merasa bahwa orang yang tidak sehat tidak layak untuk jihad atau orang
yang memiliki pekerjaan ikut membayar pajak adalah kolaborator. Mereka sering
meminta maaf atas ketidakhadiran atau keterlambatan, bahkan pemberitahuan ini
dilakukan satu atau dua hari setelah pesan anda dikirim kepada mereka, ini adalah hal
yang sangat umum.

#Lima#

Mata-mata akan bertanya pada target mereka menjadi lebih "spesifik" dan "jelas."
Misalnya, jika anda mengatakan anda tertarik dalam Jihad, mereka akan bertanya apakah
yang anda maksud Jihad fisik. Jika anda menyebutkan anda memiliki pengetahuan
senjata api, mereka akan menanyakan senjata api jenis apa dan apa saja yang anda
ketahui. Kita harus benar-benar mencermati kata-kata mereka setiap saat, atau lebih baik
tidak berkata apapun. Alasan mereka mempertanyakan hal semacam ini bukan karena
mereka mengerti, tetapi lebih karena jika dan ketika anda tertangkap, mereka ingin
memastikan bahwa hakim akan semakin mudah menjatuhkan anda. Jika anda terus mulut
Anda tertutup, maka ada kemungkinan anda bahkan tidak akan ditangkap. Mata-mata itu
mungkin tidak membuat ancaman itu sendiri, tapi akan menunggu anda berbicara terlebih
dahulu. Mereka ingin membuat anda membicarakan hal-hal yang lebih spesifik.

#Enam#

Dalam proses pendekatan ini, mata-mata akan selalu menerima anda. Mereka akan
menerima manhaj anda dan tidak memperdebatkannya, bahkan saat mereka mengatakan
manhaj tersebut berbeda dari mereka sendiri. Perilaku khas seperti merokok,
mendengarkan musik, atau menempelkan foto, tidak pernah dikutuk oleh mata-mata.
Mereka selalu akan menjawab pertanyaan-pertanyaan pribadi dan tidak tersinggung
ketika anda bertanya, karena mereka akan menjawabnya dengan kebohongan. Jika anda
kembali pada Islam dan menyebut perilaku berdosa dalam hidup anda sebelum menerima
Islam, mata-mata tidak akan peduli sama sekali. Spies tidak pernah tampak marah atau
tidak setuju dengan target mereka, kecuali dengan satu syarat. Kondisi ini jika mereka
menemukan targetnya akan melepaskan diri dari jihad. Kemudian mata-mata akan
berusaha untuk mengingatkan target mereka, biasanya dengan membawa kata-kata masa
lalu mereka atau menggunakan teknik untuk membuat target mereka merasa bersalah.
Hanya jika target mereka terlihat seperti menentang jihad --apakah al Qaeda maupun
Jaisy Muhammad-- maka mata-mata itu akan terlihat marah dan kecewa.

#Tujuh#

Tanyakan kepada diri sendiri, apakah orang yang anda percaya? Dalam dunia di mana
setiap orang dapat benar-benar menjadi mata-mata, mengapa orang ini yang anda
percaya? Mengapa mereka mengaku sebagai seorang mujahid, dan menceritakan ini pada
orang-orang yang mereka temui melalui komputer atau di masjid-masjid? Mengapa
mereka mengatakan mereka ingin melakukan operasi Jihad atau hijrah? Anda tidak bisa
mengetahui apakah ada orang yang ikhlas, dan ini adalah kenyataan yang menyedihkan.
Pikirkan tentang mengapa mereka akan mempercayai anda dari semua orang, dan bukan
orang lain. Jawabannya adalah karena mereka sedang berusaha untuk menangkap anda,
dan ini adalah bagian dari proses pendekatan mereka.

#Delapan#

Sekarang tanyakan pada diri anda, jika mereka sudah mempercayai anda, mengapa
mereka membutuhkan anda? Jika mereka ingin anda untuk berhijrah dengan mereka,
tanyakan pada diri anda mengapa mereka tidak pergi sendirian atau dengan orang lain.
Jika mereka membutuhkan seseorang untuk melaksanakan operasi, apakah mereka
menjemput anda. Jika anda melihat peristiwa dari Oregon dan belajar dari mereka, Anda
akan melihat bahwa itu adalah kelompok dari orang-orang yang telah direkrut menjadi
mata-mata, semoga Allah membebaskannya. Siapapun saat ini bisa bertanya kepada
dirinya sendiri "jika sudah ada sekelompok saudara, dan di antara mereka ada seorang
pembuat bom, mengapa mereka membutuhkan orang lain untuk mengemudikan mobil?
Jika seseorang sudah mengklaim tahu bagaimana membangun bom, mengapa mereka
meminta anda untuk menanamnya? Apakah karena mereka takut mati? Apakah karena
mereka ingin membuat lebih banyak bom? Atau, atau mungkin, karena mereka ingin
menjebak anda? Hal ini sering terjadi dalam skenario beberapa mata-mata. Jika sudah ada
kelompok yang mengaku mujahidin dan menyiapkan serangan, lantas apa yang mereka
butuhkan dari anda?

Jika mereka mengaku 'Fidayeen', mengapa mereka membutuhkan satu lagi?

Mengapa tidak merekrut lebih banyak, mengapa tidak menggunakan satu orang saja?

Mengapa mereka meminta anda untuk membantu mereka melatih jika mereka telah
mengklaim memiliki pengetahuan tentang senjata api dan bahan peledak?

Mengapa mereka membutuhkan seorang kameraman, tidak bisakah salah satu dari
mereka merekamnya?

Kadang-kadang ketika operasi harus dilakukan, jika anda yang diminta untuk menanam
bom, tanyakan pada diri anda mengapa mereka ingin anda menanam bom mereka atau
menjadi 'Fidaye'? Dan jika mereka sudah punya rencana, kenapa mereka mempercayai
anda, sedang anda adalah orang yang relatif asing untuk membantu mereka? Pertanyaan-
pertanyaan harus diajukan.

#Sembilan#

Mata-mata akan berbicara dan berlatih berlebihan. Kebanyakan operasi, terutama operasi
istisyhadi, tidak perlu latihan berbulan-bulan, tetapi mata-mata akan membuatnya tampak
seolah-olah harus seperti itu. Perhatikan juga mata-mata akan meminta untuk dilatih
menggunakan properti dan senjata api yang anda miliki. Jenis operasi biasanya tidak
memerlukan perencanaan seperti yang ditentukan oleh mata-mata. Alasan pertama
mereka untuk melakukan hal ini adalah untuk mendapatkan kepercayaan anda. Dan
alasan kedua adalah pada akhirnya menunda operasi itu sendiri. Berkaitan dengan
berbicara yang berlebihan, lakukanlah metode pencegahan yang kelima. Mata-mata ingin
anda melakukan semua mereka bicarakan. Mereka biasanya akan meminta ide dan
masukan anda. Mereka akan menanyakan apa yang anda pikirkan dan akan menjadi
sasaran yang cocok. Mereka ingin anda mengatakan anda ingin menjadi pelaku istisyhadi
atau anda ingin berusaha untuk membunuh orang lain. Ingat, diam adalah emas.

#Sepuluh#

Akhirnya, jika Anda menduga bahwa anda telah jatuh ke dalam mata-mata, ada tindakan
yang harus diambil. Pastinya, anda harus memotong semua kontak dengan orang yang
anda dicurigai mata-mata. Namun, sebelumnya mungkin bermanfaat untuk berpura-pura
memberitahu mereka bahwa anda sebenarnya telah kecewa dengan Jihad. Bahkan
mungkin bijak untuk mengklaim bahwa anda telah kehilangan minat dalam Islam!
Berbohong, berbohong, berbohong! Ingat, mata-matalah yang anda ajak bicara. Setelah
itu, mungkin lebih baik untuk menghilang. Tidak perlu memberikan alasan, atau mereka
mungkin akan menggunakan alasan seperti istrinya hamil atau mereka yang pindah untuk
membuat mereka tetap menghubungi anda. Mungkin bijaksana untuk mengubah nama
pada forum atau mengganti email. Juga penting, jika mungkin, jangan biarkan orang ini
tahu bahwa anda menyadari mereka adalah mata-mata. Jika tidak, mereka mungkin
menyadari bahwa anda berbohong kepada mereka, dan masih akan terus menyelidiki
anda. Dan terakhir, memperingatkan orang lain yang mungkin telah jatuh menjadi korban
mata-mata, dan mengungkapkan kepada mereka metode yang bisa digunakan oleh mata-
mata.

Saya memohon agar Allah menerima semua amal ibadah saya dan menjadikan informasi
ini bermanfaat bagi saudara-saudara yang lainnya, insyaAllah.

Saudaramu dalam Islam

Sumber: Theunjustmedia diterjemahkan oleh Althaf, redaktur pelaksana arrahmah.co

Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/10501/10-metode-mendeteksi-dan-
menggagalkan-rencana-mata-mata#ixzz1ApWpF2z4

Perang Hati dan Pemikiran : Media Jihad


VS Media Crusader
Oleh Hanin Mazaya pada Kamis 16 Desember 2010, 05:55 AM

Print
Dengan nama Allah yang Maha pengasih dan Maha penyayang. Segala puji hanya milik
Allah, Tuhan seluruh alam. Salawat dan salam tercurah untuk Rasulullah Muhammad
SAW dan kelurganya dan seluruh pengikutnya.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an : Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama)
Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-
Nya meskipun orang-orang kafir benci. (As-Shaff : 7)

Ini bukan rahasia bahwa perang hati dan pemikiran sedang berkobar selama 10 tahun
terakhir sebagai tornado darat antara kekuatan baik dan jahat. Jika kita melihat kembali
sejarah, kita akan menemukan bahwa perang hati dan pemikiran bukanlah sesuatu yang
terjadi pada abad terakhir. Satu-satunya yang berubah adalah alat yang digunakan
manusia untuk menyebarkan berita ke seluruh wilayah. Media hari ini, dengan saluran
satelit dan penulis mereka, agen dan penyair tengah melakukan kampanye fitnah paling
mengerikan terhadap Islam. Mereka mengarahkan tombak dan pedang mereka terhadap
apa yang mereka sebut gerakan Salafi-Jihadi, yang menyerang pusat rumah mereka dan
sumbu kekuasaan mereka dan merupakan ancama terbesar bagi mereka dan negara
Zionis.

Kita memiliki tentara salib dan Zionis di satu sisi dan gerakan Salafi-Jihadi di sisi lain.
Kedua belah pihak mengklaim bahwa mereka berperang untuk kebenaran dan keadilan.
Bagaimana kita tahu siapa yang berjuang untuk tujuan yang benar?

Sebagai Muslim itu adalah tanggung jawab saya untuk berbicara untuk saudara-
saudaraku seiman dan mendukung mereka dalam perjuangan mereka. Ini tertulis dalam
suatu hadist shohih dari Abu Hurairah radiallahu anhu beliau berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Janganlah kalian saling hasud, dan janganlah kalian melakukan najas
(memuji barang dagangan sendiri supaya laku), dan janganlah kalian saling membenci,
dan janganlah kalian saling berpaling muka, dan janganlah sebagian kalian menjual atas
jualan yang lainnya. Dan jadilah kalian hamba Allah sebagai saudara. Seorang muslim
adalah saudara muslim yang lainnya. Tidak boleh dia menganiayanya,
mengecewakannya, dan tidak boleh menghinanya. Takwa itu ada di sini. Dan beliau
menunjuk ke dadanya tiga kali…Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya,
hartanya, dan kehormatannya.” ( Hadis Riwayat Muslim).

Anda benar wahai utusan Allah!

Kami akan mematuhimu dalam hal apapun dan tidak mematuhi semua orang yang
menentangmu.

Anda berbicara benar wahai nabi Allah!

Kami akan berbicara untuk saudara-saudara kami dan mendukung perjuangan mereka.
Pertempuran antara masyarakat tauhid dan orang-orang kafir pada dasarnya dan pada
intinya merupakan pertempuran atas doktrin Islam dan sesungguhnya Allah telah menulis
peperangan agama ini. Sesungguhnya seorang kafir, kafir apapun, apakah Kristen atau
Yahudi, tidak membenci orang beragama kecuali untuk keyakinan mereka, bebas dari
segala noda. Setiap slogan yang diangkat dalam setiap pertempuran yang terjadi antara
kita dan mereka terlepas dari agama murni berbohong dan kepalsuan-sebagai bagian dari
kebencian mereka-untuk rakyat monotheisme tidak pernah muncul dari motif ekonomi
atau politik. Ini adalah pertempuran antara kekafiran dan keyakinan.

Media jihad yang menyebabkan kerusakan besar kampanye tentara salib. Tentara salib
tidak berharap bahwa sekelompok kecil kaum Muslim dapat membuat mereka sibuk
selama lebih dari 10 tahun. Cyber salibis telah menerima cek kosong dari tuan mereka
untuk memerangi media jihad dengan setiap cara yang memungkinkan. Apakah tentara
salib berhasil melemahkan media jihad? Ini sangat jelas bahwa tentara salib dibuat
frustasi dan jengkel oleh ketabahan pemuda Muslim yang menginvestasikan waktu luang
mereka dalam menjaga media jihad online. Tentara salib telah gagal dan masih
menabrakkan kepala mereka melawan langit-langit kebodohan. Setiap kali mereka
menyerang website jihad maka semakin banyak kita mulai mencari dan meneliti
pengetahuan di bidang teknologi informasi.

Tentara slaib memiliki teknologi terbaik di bidang alat-alat media. Mengapa mereka
tidak mampu menutup seluruh situs jihad? Jawabannya sangat singkat dan sederhana.
Kami melakukan pekerjaan kami demi Allah dan tentara salib melakukannya demi
kepentingan duniawi mereka. Allah penguasa dunia berjanji kepada kita bahwa ia akan
mendukung hambanya dan mempermalukan musuh-musuhnya.

Dan Allah berfirman dalam ayatnya yang lain : dan Allah adalah Pelindung semua orang-
orang yang beriman. (Ali Imran : 68). Serta : Janji Allah itu benar, dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Luqman : 9).

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa tentara salib tidak meneliminasi media
jihad karena mereka ingin melacak orang-orang yang aktif di dalamnya. Saya benar-
benar tidak setuju dengan pendapat lemah ini. Kebanyakan mereka yang melakukan
operasi jihad di Barat bukan anggota forum jihad. Mereka dilatih di luar negeri dan
anggota kelompok jihad.

Argumen lemah dari konspirasi talafi disangkal!

Itu membuat saya sangat sedih saat melihat Muslim buta mengikuti ulama mereka tanpa
melakukan penelitian. Ada dua jenis ulama. Jenis pertama adalah ulama soleh yang
telah menjual jiwa mereka kepada Allah dan mengambil tanggung jawab untuk
mengatakan kebenaran bahkan jika seluruh dunia melawan mereka. Jenis kedua
cendikiawan adalah orang yang telah menjual jiwa mereka untuk penciptaan, bukan Sang
Pencipta.
Ada ratusan situs yang mengklaim sebagai pembela sunnah dengan pemahaman
pendahulu. Pada kenyataannya mereka adalah pembela dari para ulama yang bekerja
untuk kepentingan penguasa mereka. Mereka menjual agama dengan imbalan
keuntungan duniawi, menggunakan posisi dan status mereka di tengah yang lainnya.
Anda dapat mengenali situs merkea dengan nama sub forum mereka. Anda akan selalu
menemukan sub forum "terorisme". Saya sangat terkejut melihat orang-orang saya
sendiri yang mempublikasikan artitel yang mengutuk keberanian para Mujahid dan
memuji para pemimpin korup yang melayani tuan mereka, Amerika. Saya telah ratusan
kali masuk ke dalam situs "salafi" dan mencari thread yang mengutuk pasukan tentara
salib. Saya menemukan beberapa thread yang mengutuk invasi AS ke Afghanistan, Irak
dan tempat-tempat lain. Ketika saya memasuki thread tersebut, saya menemukan bahwa
anggota yang mempostingnya telah di ban. Apakah Anda tahu mengapa mereka di ban?
Saya meneliti dan menemukan bahwa mereka dilarang di forum tersebut karena
menghasut para pemuda untuk mempersiapkan jihad sebelum musuh menyerang negara
mereka.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an : Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang
dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja
yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu
dan kamu tidak akan dianiaya. (Al-Anfal : 59).

Rasul SAW bersabda : Jika seseorang mati tanpa berpartisipasi dalam jihad dan tidak
pernah memiliki tujuan berjihad, dia mati dalam cabang kemunafikan.

Apakah mereka menolak ayat-ayat Al-Qur'an?

Apakah mereka menolak sabda Nabi?

Ada banyak alasan mengapa mereka melarang anggota forum dari forum mereka.

Berikut adalah alasan pentingnya :

- Memuji para pemimpin kelompok jihad bersenjata


- Memposting video, buku, artikel dan statemen pro-jihadi
- Mengekspos para pemimpin korup dan ulama seperti yang mereka sebut

Lalu, bagaimana caranya kita membawa media jihad ke tahap yang lebih tinggi?

Menghormati anggota dan tamu

Saat ini kita hanya memiliki satu situs berbahasa Inggris yang menyebarkan propaganda
ke seluruh perbatasan negara. Apa yang akan terjadi jika situs ini dilumpuhkan? Siapa
yang akan menjaga penutur non-Arab yang memperbaharui berita-berita terkini?
Saya telah menulis daftar singkat dari apa tabf dipelukan di masa mendatang untuk
membawa media jihad ke tingkat lebih tinggi.

1. Buat situs Salafi-Jihadi berbahasa Inggris


2. Membuat situs Islam baru yang menjelaskan pemahaman Islam berdasarkan
pemahaman para pendahulu, salafush sholeh.
3. Membuat kelompok jihad media yang mengkhususkan diri dalam menerjemahkan
materi jihad
4. Membuat tim yang mampu mengekspos dan menolak klaim palsu para ulama
pemerintah
5. Membuat tim yang mengkhususkan diri dalam menulis majalah Islam
6. Membuat tim yang mengkhususkan diri dalam membuat video-video jihad
7. Membuat tim yang mengkhususkan diri di bidang IT.

Apa yang tidak boleh dilakukan ketika membangun website

1. Jangan membuat website dalam bahasa yang diucapkan oleh minoritas. Contoh, ada
enam negara kecil di mana orang berbicara dalam bahasa Belanda : Belanda, beberapa
bagian Belgia, Afrika Selatan, Suriname, Curacao dan Aruba, total 27 juta.

Saya pikir lebih baik memiliki situs berbahasa Perancis, Spanyol dan Jerman. Mengapa?
Karena jika dibandingkan dengan bahasa Belanda, Anda akan mendapatkan hasil sebagai
berikut :

- 27 juta orang berbahasa Belanda


- 265 juta orang berbahasa Perancis
- 180 juta orang berbicara dalam bahasa Jerman
- 380 juta dalam bahasa Spanyol

Anda dapat dengan jelas melihat perbedaan dalam jumlah besar. Membuat situs dengan
bahasa yang digunakan sebagian kecil orang tidak akan bermanfaat bagi ummat pada titik
apapun. Kita membutuhkan situs yang akan mencapai jutaan Muslim di seluruh
dunia.Penting

- Hanya masuk ke dalam situs dan kelompok media yang diakui dan dikenal kelompok
media jihad
- Jangan masuk ke dalam situs tanpa mengetahui siapa yang mengontrol

Hati-hati saudara dan saudariku. Terdapat banyak anjing di internet yang berusaha
mendapatkan uang dengan mengumpulkan informasi tentang tamu dan anggota forum
jihad. Maka berhati-hatilah!

Biarkan keberanian menjadi perisai Anda, jadikan pengetahuan menjadi makanan Anda,
jadikan Jihad sebagai jalan hidup dan biarkan diri Anda memahami.

Dan kabar baiknya adalah bukan apa yang didengar musuh namun apa yang dilihat
musuh!

Wassalamualaikum

Pelayan Islam

Diambil dari forum Ansar al-Mujahidin, diterjemahkan oleh Hanin Mazaya,


Redaktur Pelaksana arrahmah.com

Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

Sarankan pengunjung lain untuk membaca tulisan ini juga.

Tulisan Lainnya Tentang

• media crusader
• media jihad

Comments
Setuju Banget Dislike
Community Disqus
• 6 people liked this.

Showing 4 comments
Urutan tampil Subscribe by email Subscribe by RSS


abumujahidah 3 minggu yang lalu
• Jihad Cyber butuh kafaah bahasa Inggris dan bahasa arab serta penguasaan IT.
• Flag

• Andinaell Dhika and 1 more liked this Setuju Banget Jawab Jawab

Sinarilah Hatiku 3 minggu yang lalu
• kabarkan mana produk-produk muslim yang harus umat muslim beli.
seperti peralalatan hidup sehari-hari seperti makanan kecil, alat kamar mandi,
pakean, alat dapur dsb.

kabarkan kepada muslim untuk boikot produk-produk kafir dan produk orang-
orang materialisme. cuma ini jalan untuk menghancurkan orang-orang
materialisme.
• Flag

• Dian Herdianto liked this Setuju Banget Jawab Jawab



Dian Herdianto 3 minggu yang lalu in reply to Sinarilah Hatiku
• Kecuali yang diperlukan.
• Flag
• 2 people liked this. Setuju Banget Jawab Jawab

Yudhi 6 hari yang lalu
• memang kita wajib menyebarkan pemahaman jihad menurut salafu sholeh melalui
media - media islam yg bener karena masyarakat umum/awam harus tau ilmunya
supaya tdk terpengaruh dengan ulama Suu baik di TV,Koran,dll...

Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/10307/perang-hati-dan-pemikiran-
media-jihad-vs-media-crusader#ixzz1ApZ6j6KQ

Arogansi Densus 88 & Qishos Dalam


Islam
Oleh Saif Al Battar pada Rabu 22 September 2010, 12:00 AM

Print

Arogansi tembak mati adalah ciri khas Densus 88, sebuah pasukan khusus bentukan Polri
pasca Bom Bali I. Banyak alasan dan justifikasi yang mungkin akan disampaikan oleh
institusi berwenang negeri ini atas arogansi gaya koboi AS dan Australia (sebagai donatur
Densus 88), mulai dari alasan bela negara, kalau tidak menembak duluan maka akan
ditembak, dan sejenisnya.
Masalahnya kemudian, setiap ada aksi maka pasti akan ada reaksi. Maka yang perlu
diperhatikan apakah tindakan main tembak dan membunuh orang tanpa haq ini akan
mengikis habis terorisme atau malah menyuburkannya?

Hal lain yang juga patut diperhitungkan adalah 'balasan' yang pasti telah dipersiapkan
oleh para korban Densus 88. Apalagi untuk kalangan mujahid yang sangat
memperhitungkan hilangnya nyawa seseorang, apalagi nyawa seorang Muslim. Karena
bagi mereka, darah harus dibayar dengan darah dan nyawa harus dibayar dengan nyawa.
Jadi, sampai kapan pertumpahan darah ini akan terus berlangsung?

Densus 88 & Arogansi Koboi Binaan AS-Australia

Coba simak kekejaman dan arogansi Densus 88 dalam aksinya baru-baru ini.

Ahad malam (19/9) sekitar pukul 20.00, Iwan sedang bermain dengan anaknya, Faruq, 8
tahun. Sejumlah anggota Densus 88 tanpa sepatah kata masuk dan langsung menembak
Iwan di hadapan anak yang sangat dicintainya.

"Sampai saat ini tak seorang pun keluarga diperkenankan melihat jasad Iwan. Kami
hanya mendengar cerita dari anak Iwan yang mengatakan ayahnya ditembak di bagian
dada dari jarak dekat oleh polisi," cerita Siti, 62, ibu kandung Iwan, ketika ditemui
wartawan di rumahnya.

Menurut Siti, saat malam kejadian, Iwan dan Faruq berada di ruang rumah. "Faruq dan
Iwan berada di ruang rumah, sedangkan dua adik Faruq; Ifal, 4, dan Harun, 4 bulan, tidur
di dalam kamar," terang Siti.

Setelah ditembak, sambungnya, tubuh Iwan langsung diboyong polisi dari dalam rumah.
Waktu jasad Iwan dibawa pergi, kepala dusun tempat Iwan tinggal sempat bertanya
kepada polisi perihal apa yang terjadi. Tapi, polisi yang membawa jasad Iwan itu tidak
memedulikan pertanyaan kepala dusun tersebut. ''Jangan menghalang-halangi, mau kau
kutembak,'' ungkap Siti menirukan ucapan polisi.

Keluarga korban penembakan dilarang melihat jenazah dilarang polisi dengan alasan
masih dalam penyelidikan. Mereka tidak yakin Iwan terlibat perampokan maupun
terorisme. (http://www.jawapos.com/halaman/index...ail&nid=156163)

Sekarang bayangkan bagaimana perasaan anak Iwan, yakni Faruq (8), istrinya Siti (62),
dan anak-anaknya yang lain, Ifal (4) dan Harun (4 bulan) serta apa yang akan dilakukan
jika mereka besar nanti?. Fikirkan juga yang akan dilakukan oleh kawan-kawan Iwan?

Ini cerita lain yang hampir sama.

Julheri Sinaga SH, Koordinator Advokasi MM Sumut menceritakan arogansi Densus 88


lainnya di Medan, Sumut.
"Penangkapan Hadiyono di Hamparan Perak bermula saat kediaman Nanong kedatangan
dua orang pria sebagai tamu, dua hari yang lalu. Karena sebagai istri yang muslimah istri
Nanong lantas memanggil abang iparnya Kasman Hadiyono yang tidak jauh dari rumah
mereka," beber Julheri.

Julheri juga memaparkan lebih lanjut, karena masih suasana lebaran maka istri Nanong
lantas, menyiapkan makanan dan minuman menunggu Hadiyono datang.

"Pada saat Mursanti (istri Nanong, Red) datang tiba-tiba salah satu dari kedua tamu
tersebut sudah tergeletak di lantai rumah miliknya dengan bersimbah darah. Sedangkan
Hadiyono dibawa secara paksa dan entah kemana keberadaannya hingga saat ini,'' tegas
Julheri.

Julheri meminta niat baik Kapolri untuk mengembalikan mayat Nanong dan memberi
tahu keberadaan Hadiyono. Hingga kini, pihak keluarga belum tahu apakah yang
bersangkutan masih hidup atau sudah meninggal.
(http://arrahmah.com/index.php/news/read/9211/dianggap-menculik-kapolri-akan-
digugat#ixzz10AVZmoAY

Dalam aksi terbarunya di Medan, Sumut, Densus 88 menembak mati 3 orang Muslim.
Sudah tidak terhitung lagi berapa nyawa yang dicabut paksa oleh pasukan sombong lagi
arogan ini.

Penembakan demi penembakan, penculikan, penganiayaan, penyiksaan selalu dilakukan


Densus 88 dan kini mencuat menjadi sebuah polemik publik. Muncul pertanyaan,
mengapa dalam setiap aksinya Densus 88 harus langsung menembak mati buruannya?
Apakah itu memang instruksi langsung dari atasan mereka atau hanya karena sebuah
arogansi saja?

Sejak didirikan pasca Bom Bali I (2002) pasukan khusus dengan logo burung hantu
predator ini telah 'memangsa' banyak nyawa kaum Muslimin. Ya, harus diberi penegasan
bahwa yang banyak terbunuh adalah nyawa kaum Muslimin. Sepertinya nyawa kaum
Muslimin begitu murah di mata Densus 88.

Sebelum aksi di Medan, Densus 88 sebenarnya sedang disorot terkait rencana investigasi
dari Australia (sang donatur) atas perlakuan Densus 88 kepada separatis RMS. Australia
wajib marah karena Densus 88 selama ini sudah disuplay dana sekian banyak dan
keberadaan Densus 88 sendiri dimaksudkan untuk menjaga stabilitas negara non muslim
tersebut dari berbagai macam ancaman.

Kabidpenum Mabes Polri sendiri, Kombes Marwoto Suto mengakui sejumlah paket dan
bantuan untuk pelatihan dari Australia kepada Densus 88. Sayangnya belum pernah ada
audit kepada Densus 88 yang semakin hari semakin arogan ini.

Amran Nasution, jurnalis senior yang juga mantan Redpel Tempo pernah
mengungkapkan dana-dana yang mengalir ke Densus 88 sebagai berikut :
"Detasemen Khusus (Densus 88) Anti-Teror Polri ternyata dibentuk atas biaya
sepenuhnya dari pemerintah Amerika Serikat. Majalah "Far Eastern Ekonomic Review"
(FEER), edisi 13 November 2003, menulis bahwa pemerintahan Bush mengeluarkan
biaya 16 juta dolar (Rp 150 Milyar ) Untuk membentuk detasemen yang punya 400
Anggota itu. Hal yang sama ditulis Koran " Jakarta Post", 6 September 2004, dan "Warta
Kota", 12 November 2003."

"Laporan Congressional Research Service (CRS), Lembaga riset di bawah The Library
Of Congress pada tahun 2005, memaparkan dengan rinci dana yang di keluarkan
pemerintah Bush untuk Indonesia, termasuk untuk polri dan pasukan Anti - terornya.
Misalnya, pada tahun 2004, Amerika Serikat memberikan bantuan $US. 5.778.000 tahun
2005 sebesar $ US 5.300.000."

Mengapa Amerika dan juga Australia getol menggelontorkan dana untuk Densus 88?
Karena Indonesia dianggap berjasa dalam perang melawan terorisme dan kontribusi
Indonesia dalam memerangi terorisme ini adalah kepentingan vital AS. Padahal siapapun
tahu bahwa perang melawan terorisme hakikatnya adalah perang menghancurkan Islam
dan kaum Muslimin. Jadi, mengapa keberadaan Densus 88 dengan aksi arogan dan
brutalnya terus dipertahankan?

Akar Masalah Terorisme

Kalau kita mau menghentikan aksi-aksi terorisme, maka kita harus mencari tahu terlebih
dahulu apa akar dari masalah terorisme. Perang melawan terorisme diproklamirkan
pertama kali oleh George W Bush, 20 September 2001. Bush mengatakan bahwa perang
melawan terorisme adalah "Crusade" alias perang salib.

"Perang melawan teror tak akan berhenti sampai semua group teroris dunia ditemukan,
dihentikan dan dikalahkan," ujarnya.

Proklamasi perang itu diikuti pengarahan pesawat tempur membombardir Afganistan,


Oktober 2001, dengan dalih untuk menghancurkan teroris Al-Qaedah, Pemimpinya
Syekh Usama Bin Laden , serta Rezim Taliban yang melindunginya. Lalu, bagaimana
pendapat Syekh Usamah bin Ladin sendiri?

Dalam Risalah Taujihat Manhajiyah, Syekh Usamah menjelaskan alasan mengapa


Amerika menjadi target serangan-serangan jihadnya.

"Ketika para mujahidin melihat bahwa kelompok penjahat di gedung putih


menggambarkan masalah tidak dengan sebenarnya, bahkan pemimpin mereka mengaku-
orang bodoh yang ditaati-bahwa kami ini iri dengan cara kehidupan mereka, padahal
sebenarnya kenyataan yang disembunyikan oleh Fir'aun masa kini sebenarnya kami
menyerang mereka karena kedzoliman mereka pada dunia Islam, khususnya di Palestina
dan Irak serta penjajahan mereka terhadap negeri Haromain (Mekkah dan Madinah). Dan
ketika para mujahidin berpendapat untuk memusnahkan opini tersebut dan memindahkan
pertempuran ke dalam negeri mereka."
Syekh Usamah juga mengatakan :

"Pada saat darah orang-orang Islam mengalir dan ditumpahkan, di Palestina, Chechnya,
Philipina, Kashmir dan Sudan, dan anak-anak kita mati lantaran embargo Amerika di
Irak. Dan ketika luka-luka kita belum sembuh, sejak serangan-serangan salib terhadap
dunia Islam pada kurun yang lalu, dan yang merupakan hasil dari kesepakatan Saiks-
Beko atara Inggris dan Prancis, yang menyebabkan dunia Islam terbagi-bagi menjadi
potongan-potongan, sedangkan para kaki-tangan salib masih berkuasa di dalamnya
sampai hari ini, tiba-tiba keadaan yang serupa menghadang kita dengan kesepakatan
Saiks-Beko, yaitu kesepakatan Bush-Blair, akan tetapi kesepakatan itu di bawah bendera
yang sama dan dengan tujuan yang sama. Benderanya adalah bendera salib dan tujuannya
adalah merampas dan menghancurkan umat nabi kita shollAllah u 'alaihi wasallam yang
dicintai.

Dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh As Sahab Media berjudul "Badr Riyadh" para
mujahid mengatakan :

"Kami adalah teroris, kami adalah teroris. Kami teroris karena melawan musuh-musuh
kami, utamanya Amerika, karena mereka telah menzolimi kita."

Jadi, itulah akar masalah terorisme. Ketidakadilan dan penjajahan kaum kafir AS dan
sekutu-sekutunya atas kaum Muslimin. Perspektif penanganan terorisme pun seharusnya
dilihat dari sisi ini sehingga solusinya adalah menghentikan arogansi AS dan antek-
anteknya, bukan malah membentuk pasukan khusus seperti Densus 88 yang menjadi
kaki-tangan AS di negeri-negeri Muslim untuk melanggengkan perang salib tersebut,
termasuk di Indonesia.

Coba kita ingat rilis Nurdin M Top atas peledakan hotel JW Marriot & Ritz Carlton
medio Juli 2009, aksi tersebut dilakukan sebagai qishos (pembalasan yang setimpal) atas
perbuatan AS dan antek-anteknya, serta qishos atas Dr Azhari dan Jabir, teman
seperjuangan mereka yang ditembak mati Densus 88.
(http://arrahmah.com/index.php/news/read/5168/nur-din-m-top-klaim-bertanggung-
jawab-atas-peledakan-hotel)

Kita lihat juga alasan Humam Khalil Abu-Mulal al Balawi (36) alias Abu Dujanah Al
Khurasany meledakkan dirinya di basis militer AS di propinsi Khost, Afghanistan
menewaskan 7 orang anggota CIA dan seorang agen Yordania sebagai balasan yang
setimpal (qishos) atas dibunuhnya pimpinan Taliban Pakistan, Hakimullah Meshud.
(http://arrahmah.com/index.php/news/read/6523/media-barat-pelaku-serangan-agen-cia-
di-afghanistan-adalah-agen-ganda

Hukum Qishos Bagi Pembunuh

Secara fitrah, tidak ada seorangpun yang berkeinginan dirinya dibunuh secara dzolim
(tanpa haq), begitu pula dengan keluarganya. Dalam Islam, salah satu bentuk hukuman
atau sanksi terberat adalah pembunuhan tanpa hak. Allah SWT berfirman :
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya),
melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim,
maka sesungguhnya Kami telah member kekuasaan kepada ahli warisnya." (QS Al Isra
(17) : 33)

"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya
ialah jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya
serta menyediakan adzab yang besar baginya." (QS An Nisa (4) : 93)

Dalam hukum Islam, siapa saja yang membunuh dengan sengaja maka pembunuhnya
akan dibunuh (qishos). Dalam kasus pembunuhan yang disengaja wajib dijatuhkan qishos
bagi pelakunya, yaitu membunuh si pembunuhnya sebagai balasan atas perbuatannya
membunuh orang dengan sengaja. Allah SWT berfirman:

"Diwajibkan atas kamu qishas berkaitan dengan orang-orang yang dibunuh." (QS Al
Baqarah (2) : 179).

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda :

"Barangsiapa yang terbunuh, maka walinya memiliki dua hak, bisa meminta tebusan
(diyat), atau membunuh si pelakunya."

Qishah atau hukum balas bunuh bagi para pembunuh dzolim ini sangat diyakini oleh
kaum Muslimin, apalagi mujahidin. Bahkan para mujahid tergerak untuk berjihad adalah
dalam rangka membela setiap tetes darah kaum Muslimin yang ditumpahkan secara
dzolim oleh musuh-musuhnya. Bagi para mujahid, mereka rela meregang nyawa asalkan
bisa membela saudara muslimnya yang tertindas dan didzolimi.

Berapa banyak darah kaum Muslimin dihargai dengan sangat murah oleh AS dan sekutu-
sekutunya, di Irak, Afghanistan, Palestina, Kashmir, Moro, dan di pelbagai penjuru dunia,
termasuk di Indonesia. Belum pernah ada investigasi serius yang mengungkapkan secara
jujur berapa korban pembantaian kaum Muslimin di Poso dan di Ambon ketika terjadi
kerusuhan di sana. Belum lagi sembuh luka dan kekecewaan kaum Muslimin atas seluruh
tragedi tersebut, kini Densus 88 membabi buta memburu dan menangkapi kaum
Muslimin bahkan menembaki mereka.

Dengan demikian, aksi-aksi arogan dan brutal Densus 88 yang main tembak di tempat
dengan alasan menghentikan terorisme sangat berbahaya dan mengundang aksi teror
berkelanjutan. Hal ini dikarenakan mereka yang menjadi korban pasti tidak rela dan tidak
akan pernah diam untuk kemudian melakukan aksi balas bunuh (qishas), karena itu
merupakan sebuah kewajiban bagi mereka.

Seharusnya penyelesaian masalah terorisme dilakukan dengan jalan menghentikan atau


memotong akar permasalahannya, yakni menghentikan pasukan AS dan sekutu-
sekutunya yang menjajah bumi Islam, seperti di Irak, Afghanistan, Palestina, dan lainnya
serta stop membunuhi kaum Muslimin tidak berdosa di sana. Kalau hal ini bisa
dilakukan, maka bisa dipastikan serangan kepada AS dan fasilitas-fasilitasnya pun akan
berkurang atau bahkan berhenti.

Tetapi, jika AS dan sekutu-sekutunya, termasuk Densus 88 tetap dengan arogansi dan
secara brutal mereka menembak mati kaum Muslimin di manapun termasuk di negeri ini,
maka permasalah terorisme tidak akan pernah berakhir dan pembalasan atau tuntutan
qishah (balas bunuh) pasti akan terus dikumandangkan oleh para korbannya.
Wallahu'alam!

By: M. Fachry
International Jihad Analysis

Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/9212/arogansi-densus-88-qishos-
dalam-islam#ixzz1ApbJc7AR

Berikut adalah rincian data account Anda

Cetak Data Account

Anda perlu informasi ini untuk sign in ke Yahoo! dan untuk mengeset ulang kata sandi
seandainya Anda lupa. Cetak dan simpanlah informasi ini di tempat yang aman untuk
referensi di waktu mendatang.

• ID Yahoo! & alamat Email:jayaku49@yahoo.co.id


• Tanggal Lahir02 Februari 1982
• 1. Pertanyaan KeamananSiapakah nama belakang
teman dekat Anda semasa
kecil?
• Jawaban Sayasiabon
• 2. Pertanyaan KeamananSiapakah tokoh film
favorit Anda sepanjang
masa?
• Jawaban Sayanew avenger

Transfer kontak Anda ke Yahoo! Mulai

Siap menggunakan Yahoo! Mail?


Lanjutkan

Hubungi saya sesekali mengenai penawaran, promosi, dan fitur khusus Yahoo!.
Mengapa Ahmadiyyah Sesat dan
Menyesatkan?
Oleh Prince of Jihad pada Selasa 03 Juni 2008, 09:53 PM

Print

International Jihad Analysis - Di masa Rasulullah SAW ada seseorang yang mengaku
nabi, bernama Musailamah Al-Kaddzab. Gelar Al-Kaddzab berarti si Pendusta, karena
dia memang berdusta dengan mengaku sebagai nabi. Selain mengaku nabi, Musailamah
juga merasa mampu menandingi ayat Al-Qur’an dengan gubahannya sendiri Ad Difda’u
atau Katak. Al Jahiz, sastrawan Arab dalam bukunya ‘Al Hayawan’ mengomentari
gubahan nabi palsu ini dengan mengatakan: ”Alangkah kotornya gubahan yang
dikatakannya sebagai ayat Al-Qur’an itu yang turun kepadanya sebagai wahyu.”

Ghulam Mirza Ahmad Bersama Para Pengikutnya, Dia Ditengah, Barisan ke 2 dari Kiri
no 4,Laknatullah..

Kini, seseorang kembali mengaku nabi. Namanya Mirza Ghulam Ahmad, lahir di Qodian
(India) pada tanggal 15 Februari 1835 M dan meninggal tanggal 26 Mei 1908 M. Selain
mengaku nabi dan rosul, Mirza juga mengaku sebagai Imam Mahdi, serta mengaku
menerima wahyu, yang disebut dengan Tadzkirah. Dengan kitab ‘suci’ yang dibuatnya
ini Mirza Ghulam Ahmad membai’at murid-muridnya dan mengembangkan sekte sesat
dan menyesatkan dengan nama Ahmadiyyah. Saat ini Ahmadiyyah yang masuk di
Indonesia sejak tahun 1935 telah mempunyai sekitar 200 cabang, terutama di Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Palembang, Bengkulu, Bali, NTB dan lain-
lain.
Di masa lalu, para Sahahabat, seperti Abu Bakar Ash Shiddiq segera mengirimkan
panglima terbaik dalam Islam, Khalid bin Walid sang pedang Allah untuk menghabisi
sang nabi paslu, Musailamah Al Kadzzab. Sebelumnya telah dikirim, panglima Islam
lainnya, Usamah bin Zaid yang teryata kewalahan menghadapi nabi palsu tersebut,
Musailamah Al-Kadzab dan istrinya, Sajah. Barulah ketika tentara Islam pimpinan
Khalid bin Walid ini menyerbu Musailamah Al-Kaddzab di Yamamah, maka sang nabi
palsu Musailamah terbunuh bersama 10.000 orang murtad lainnya. Ath-Thabari, seorang
sejarawan Islam menyebutkan bahwa belum pernah ada perang sedahsyat itu dalam
memerangi kesesatan, terutama ajaran yang sesat dan menyesatkan.

Tadzkirah Kitab “Suci” yang Menyesatkan

“Apabila engkau (Mirza) berniat untuk mengerjakan pekerjaan yang besar, maka
bertawakallah kepada Allah, dan jadikanlah perahu (jema’at di hadapan Kami menurut
wahyu Kami). Orang-orang yang mengambil bai’at kepada engkau (yakni murid-murid
engkau), mereka bai’at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka”.
(Kitab “Suci” Tadzkirah, hal 163)

Dalam buku Ahmadiyyah & Pembajakan Al-Qur’an karya M.Amin Djamaluddin,


disebutkan bahwa kitab “suci” Ahmadiyyah, Tadzkirah telah membajak ayat Al-Qur’an
sebanyak 132 ayat. Dalam Tadzkirah sang nabi palsu, Mirza Ghulam Ahmad
mencampur-adukkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan bahasa Arab, bahasa Urdu, dan
bahasa Persia.
Wahyu palsu yang diklaim Mirza Ghulam Ahmad diturunkan padanya sebenarnya adalah
bajakan dari potongan beberapa ayat Al-Qur’an dari surat Ali Imran ayat 159, Surat Hud
ayat 37 dan surat Al-Fath ayat 10 yang disambung menjadi satu ‘wahyu’. Dengan wahyu
rekayasa inilah Mirza Ghulam Ahmad membentuk aliran sesat Ahmadiyyah dengan suatu
keyakinan Jama’at Ahmadiyyah itu identik dengan perahu nabi Nuh a.s. Menurut Mirza,
barang siapa yang tidak mau masuk dalam Jama’at Ahmadiyyah sama saja dengan orang
yang tidak mau naik (masuk) dalam perahu nabi Nuh Nuh dan akan tenggelam semuanya
yaitu akan masuk neraka.

Ahmadiyyah juga menganggap kitab “suci” Tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci
Al-Qur’an, bahkan lebih besar. Jama’at ini juga mempunyai tempat suci tersendiri yaitu
Qadian dan Rabwah. Mereka bahkan memiliki surga sendiri yang letaknya di Qadian dan
Rabwah dan serifikat kavling surga tersebut dijual kepada jama’ahnya dengan harga yang
sangat mahal. Parahnya lagi, wanita-wanita Ahmadiyyah haram menikah dengan laki-laki
yang bukan Ahmadiyyah, tetapi lelaki Ahmadiyyah boleh kawin dengan perempuan yang
bukan Ahmadiyyah. Selain itu, seorang pengikut Ahmadiyyah tidak boleh bermakmum
dengan (di belakang) imam yang bukan Ahmadiyyah. Ahmadiyyah juga mempunyai
tanggal, bulan, dan tahun sendiri, yang mereka beri nama dengan Hijri Syamsyi atau
disingkat menjadi HS.

Keanehan dan penyimpangan-penyimpangan ini barulah sebagian kecil dari pokok-pokok


ajaran Ahmadiyyah yang sesat dan menyesatkan. Bahkan Ahmadiyyah bisa disebut
sebagai sebuah agama baru, dan bukan Islam. Hal ini karena Ahmadiyyah memiliki nabi
tersendiri, yakni Mirza Ghulam Ahmad, kitab “suci” tersendiri yaitu Tadzkirah, dan
ajaran-ajaran tersendiri yang menyimpang jauh dari ajaran Islam. Dr. Muhammad Iqbal,
ilmuan Islam yang juga berasal dari India mengingatkan :

“Sesungguhnya Qadianisme (Ahmadiyyah) adalah gerakan penentang Nabi Muhammad


SAW, dan komplotan penentang Islam dan agama yang terpisah, dari agama Islam,
bahwa Qadianisme adalah umat yang berdiri sendiri bukan bagian dari umat Islam”.

“Sesungguhnya Qadianisme (Ahmadiyyah) akan menarik umat nabi Muhammad SAW


dan mendirikan umat baru di India. Sesungguhnya Qadianisme lebih berbahaya bagi
kehidupan masyarakat Islam Hindia dibangdingkan aliran Spenoza dengan filosof
Yahudi yang memberontak dengan peraturan-peraturan Yahudi”.

Ahmadiyyah : Rekayasa dan Konspirasi Musuh Islam

Dalam salah satu kitabnya, Mirza Ghulam Ahmad menulis : “ Aku adalah Imamuzzaman
pada abad sekarang dan Allah telah menghimpun tanda-tanda pada diriku”. Mirza
mengaku dan menganggap dirinya Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu dan dijanjikan
kedatangannya oleh umat Islam seluruh dunia.

Jema’at Ahmadiyyah meyakini bahwa Allah SWT telah membangkitkan seorang utusan
rohani umat manusia di seluruh dunia, yaitu Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Masih
Mau’ud dan Imam Mahdi. Mirza Ghulam Ahmad sendiri menyatakan bahwa “Barang
siapa yang tidak benar-benar yakin bahwa akan hadirnya Masih dan Mahdi yang
dijanjikan, ia bukan dari Jama’atku, yakni jama’at Ahmadiyyah.

Cerita dan klaim konyol seperti ini sudah sering terjadi sebelumnya yang teryata
didalangi oleh musuh-musuh Islam. Musuh-musuh Islam memanfaatkan nubuwah (berita
kenabian) diutusnya Imam Mahdi di akhir zaman dengan memanipulasi sosok Al Mahdi
dan memunculkan tokoh-tokoh rekayasa untuk dipercaya sebagai Al Mahdi, termasuk
Mirza Ghulam Ahmad.

Keyakinan akan turunnya Imam Mahdi telah dimanipulasi oleh musuh-musuh Islam,
salah satunya Inggris. Inggris yang pada waktu itu menjajah India, kesal dan putus asa
terhadap sikap kaum muslimin yang anti pati dan nonkooperatif terhadap Inggris. Sikap
umat Islam ini membuat mereka terpojok dibanding umat Hindu yang bersikap
kooperatif. Dalam kondisi lemah dan tertindas inilah muncul gerakan Mahdiisme yang
dipelopori Ahmadiyyah yang berorientasikan pada pembaharuan pemikiran. Mirza
Ghulam Ahmad tampil sebagai sosok yang mengaku telah diangkat sebagai Al-Mahdi
dan Al-Masih oleh Tuhan, merasa mempunyai tanggung jawab moral untuk memajukan
Islam dan umat muslim dengan memberi interpretasi baru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an
sesuai dengan tuntutan zamannya, sebagai yang diilhamkan Tuhan kepadanya.

Dalam novel The Mahdi karya AJ Quinnel (1981) diceritakan konspirasi antara agen M-
16 (Inggris) dengan agen CIA (Amerika) dalam merekayasa kehadiran sosok Al Mahdi,
Abu Qadir, seorang sufi asal Saudi. Dalam sinopsis novel tersebut dikatakan : Sebuah
cerita spionase spektakuler tentang dinas-dinas rahasia internasional yang
merencanakan untuk menguasai kekuatan Islam yang sedang berkembang melalui
sebuah mukjizat buatan, di depan mata jutaan umat Islam beriman di Kota Mekah.
Menampilkan seorang Mahdi baru : Itulah sasaran yang ingin dicapai setiap agen dinas
rahasia Barat. Seorang ‘nabi boneka’ merupakan sebuah kunci yang tak terbayangkan
bagi kekuatan internasional. Menampilkan, sudah tentu seorang “nabi” yang tetap
berfungsi sebagai boneka.

Fenomena munculnya nabi-nabi palsu akhir zaman seperti Mirza Ghulam Ahmad,
Ahmad Mosadeq, hingga Lia Aminuddin dengan klaim sebagai Al Masih, menerima
wahyu dari Jibril a.s. sekaligus mengaku sebagai nabi yang mendapat wahyu menjadi
realitas tak terbantahkan akan adanya konspirasi untuk menghancurkan Islam yang
dilakukan oleh musuh-musuh Islam. Pelbagai cerita “mukjizat” biasanya diumbar oleh
para nabi palsu ini untuk meyakinkan para pengikutnya. Padahal, bisa jadi “mukjizat”
palsu itu sengaja diciptakan oleh musuh-musuh Islam, baik yang nyata maupun tidak.

Untuk membuktikan kemahdian Abu Qadir, agen Inggris M-16 membangun instalasi
komunikasi rahasia dalam gua yang biasa digunakan sang sufi untuk meditasi. Lewat
satelit, diproduksilah visualisasi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama,
sehingga seolah dia pun menerima ‘wahyu’.

Sementara itu, Mirza Ghulam Ahmad mengaku menemukan sebuah makam di Srinagar,
Punjab, India. Menurutnya makam tersebut adalah makam Yus Asaf yang diyakini
sebagai Isa Al-Masih, sesudah pengembaraannya yang panjang dari Palestina ke
Kashmir, India. Sesudah penemuan makam tersebut, barulah dicari hadits-hadits
mahdiyah (tentang Imam Mahdi) yang relevan sebagai dasar keyakinan Ahmadiyyah.
Maka pada tahun 1890, Mirza Ghulam Ahmad pun mendakwahkan dirinya sebagai Imam
Mahdi. Selaku Imam Mahdi ia mendapat wahyu dari Allah SWT, yang berbunyi :
“Bangkitlah! Waktu yang ditetapkan untukmu telah tiba…”

Dalam situs resmi Ahmadiyyah Indonesia, terdapat artikel tentang biografi Mirza
Ghulam Ahmad yang ditulisnya sebagai Imam Mahdi dan Masih Mau’ud (Al Masih yang
ditunggu). Lewat situs ini Ahmadiyyah gencar berpropaganda, bahkan menyiarkan
langsung ceramah khalifah mereka di London.

Berikut kutipan dari situs Ahmadiyyah Indonesia tentang tanda-tanda kematian Mirza
Ghulam Ahmad :

Pada bulan Desember 1905, Hazrat Ahmad as. mendapat ilham yang menerangkan
bahwa saat kewafatan beliau telah dekat, oleh karenanya beliau menulis sebuah buku
yang berjudul Al-Wasiat, yang disebar luaskan kepada seluruh warga Jemaat
Ahmadiyah. Di dalamnya beliau as. memberitahukan bahwa saat kewafatan beliau telah
dekat, dan menasihatkan agar Jemaat tenteram serta berbesar hati.

Demikian pula, berdasarkan ilham Ilahi, Hazrat Ahmad as. mengumumkan untuk
membuat sebuah areal perkuburan khusus (Bahesyti Maqbarah), dan orang-orang yang
akan dikebumikan disana harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Yakni
mengurbankan paling sedikit 1/10 harta bendanya dan 1/10 dari penghasilannya setiap
bulan untuk kepentingan Islam. Hazrat Ahmad as menjelaskan :
"Allah Taala telah memberi kabar suka kepada saya, bahwa di perkuburan itu hanya
orang-orang ahli surga saja lah yang akan dikuburkan."

Lihat, kesesatan Ahmadiyyah yang meyakini pimpinan mereka menerima wahyu (meski
diubah kata-katanya menjadi ilham), dan meyakini dengan yakni bahwa pimpinan
mereka akan masuk serga.

Selain itu, kucuran dana Ahmadiyyah juga sangat besar. Untuk menggaji pegawainya
saja Ahmadiyyah mengeluarkan sekitar 60 juta/bulan. Ahmadiyyah juga setiap bulannya
membagikan brosur kepada masyarakat, membagikan buku-buku yang berisi ajaran
Ahmadiyyah secara gratis kepada masyarakat. Semuanya itu dilakukan dari markas besar
mereka di Parung Bogor, Jawa Barat di atas tanah seluas 15 ha.

Harus Diapakan Ahmadiyyah ?

Sejak kemunculannya, Ahmadiyyah telah ditentang oleh seluruh ulama. Namun, berkat
bantuan Inggris yang menjajah India ketika itu, keberadaan Ahmadiyyah tetap langgeng
bahkan semakin berkembang cepat. Ketika Pakistan melarang keberadaan Ahmadiyyah,
khalifah atau pemimpin tertinggi mereka melarikan diri ke Inggris dan memindahkan
markasnya pula ke sana.
Pasca kematian Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1908 M, kepemimpinan Ahmadiyyah
berpindah secara estafet kepada seseorang yang kemudian diyakini sebagai khalifah, dan
mendapat gelar Hadhrat. Kepemimpinan pertama Ahmadiyyah selepas kematian Mirza
adalah Hadhrat Hafiz H. Hakim Nuruddin selaku khalifah I hingga meninggal tahun 1914
M. Selanjutnya dipilih khalifah II Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad yang memangku
jabatan tersebut dari tahun 1914 hingga 1965. Kemudian, ia digantikan oleh khalifah III
Hadhrat Hafiz Nasir Ahmad yang meninggal dunia tahun 1982. Selanjutnya kekhalifahan
dijabat oleh khalifah IV Hadhrat Mirza Taher Ahmad hingga sekarang.

Ironisnya, di bulan Juni-Juli 2000 M, Ahmadiyyah yang telah difatwakan sesat oleh MUI,
dinyatakan sebagai aliran kafir di luar Islam oleh Liga Dunia Islam di Mekkah, justru
disambut dengan upacara penting di negeri ini oleh Dawam Rahardjo, Gus Dur, dan
Amien Rais. Ketika itu, khalifah ke IV Ahmadiyyah, Taher Ahmad yang bermarkas di
London, Inggris berkunjung ke Indonesia. Tentu saja sambutan kepada penerus nabi
paslu tersebut akan mengakibatkan kaburnya pandangan umat Islam akan kesesatan dan
menyesatkannya Ahmadiyyah. Bisa jadi, Ahmadiyyah akan dianggap sebagai ajaran yang
benar, yang perlu juga dibela dan dilindungi sebagaimana pandangan awam saat ini.
Padahal sudah jelas sejelas matahari di siang hari bahwa Ahmadiyyah adalah sesat dan
menyesatkan!

Prof.KH. Ibrahim Hasan LML, Rektor IIQ Jakarta mewajibkan kaum muslimin untuk
berjuang membubarkan Ahmadiyyah. Bahkan hampir seluruh ormas Islam ketika itu
telah menandatangani kesepakatan agar Ahmadiyyah dibubarkan, karena telah menodai
Al-Qur’an. Peristiwa itu terjadi pada bulan Juni 1995.

Syuriah Nahdatul Ulama, melalui Rois (Ketua) dan pelaksana harian syuriyahnya, KH
Ma’ruf Amin, memutuskan bahwa Ahmadiyyah yang ada di Indonesia menyimpang dari
ajaran Islam. Maka sudah seharusnya aliran yang memutar-balikkan Al Qur’an tersebut
dilarang. Ahmadiyyah, menurut keputusan Syuriyah memutar-balikkan ayat Al-Qur’an,
bahkan mengakui adanya nabi baru setelah nabi Muhammad SAW. Mirza Ghulam
Ahmad dianggap sebagai nabi. Itu jelas menyimpang dari ajaran Islam dan harus
dilarang, uangkap KH Ma’ruf Amin menjawab harian Pelita, Agustus 1995.

Sejak saat itu, kaum muslimin tiada henti menuntut pembubaran Ahamdiyyah di negeri
ini. Lebih dari 10 tahun telah berlalu, umat Islam tidak henti dan tidak bosan
menyuarakan kebenaran dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar, menolak keberadaan
Ahmadiyyah yang sesat dan menyesatkan. Kaum muslimim yakin bahwa Ahmadiyyah
adalah sebuah kemungkaran dan kemungkaran harus diingkari menurut kadar
kemampuan. Karena jika kemungkaran seperti Ahmadiyyah tidak dihilangkan, maka
akan menyebabkan negara dan umat akan binasa, sebagaimana hadits Rosul SAW :

“Maka jika mereka membiarkan mereka berbuat menurut keinginan mereka, niscaya
mereka akan binasa, dan jika mereka mencegahnya, maka mereka semua akan selamat”.

Abdul Mun’im Halimah “Abu Bashir” dalam bukunya “Fatwa Mati Buat Penghujat”
menyatakan, mencegah dan menjatuhkan sanksi hukuman terhadap pelaku kemungkaran
tidaklah bertentangan ataupun berlawanan dengan keadaan Allah yang akan
menghukumnya sendiri kelak di hari kiamat, sebagaimana firman Allah :

“Dan kami menunggu-nunggu bagi kalian bahwa Allah akan menimpakan kepada kalian
adzab siksaan (yang besar) dari sisi-Nya, atau (adzab siksaan) dengan tangan-tangan
kami.” (QS At Taubah : 52)

Adapun siksaan yang ditimpakan Allah kepada mereka melalui tangan-tangan kita adalah
sewaktu mereka menampakkan kepada kita kebatilan dan kekafiran mereka. Sedangkan
siksaan yang datang dari sisi Allah adalah kelak nanti pada hari kiamat, hari di mana
mereka dibawa menghadap Allah SWT. Lalu, Allah menyiksa mereka dengan siksaan
yang amat pedih.

Wallahu’alam bis showab!

By: M. Fachry

Source: http://arrahmah.com/index.php/blog/read/1908/mengapa-ahmadiyyah-sesat-dan-
menyesatkan#ixzz1ApeiZhyh
BAB I

MABADI FAN TAUHID

Keur sadaya jalmi anu bade neuleuman salah sahiji widang kaelmuan kalebet elmu
Tauhid, kedah terang heula kana 10 rupi Mabadina nyaeta :

1. Ta’rif/Definisi
Definisi elmu Tauhid aya tilu rupi diantawisna:
a. Numutkeun Lugoh/Etimologi (asal kecap)
υ &<  = Ν /∃  β♥  ρ #
Nganyahokeun yen sagala perkara eta ngan hiji.

b. Numutkeun Syar’an/Terminologi Religion (istilah)


=Ν ) Φ / µ  = # Ο 6 % Ν #9  )%  # 9 ο ⊥ ο π Η3 Κ ϒ =
Ι# < ο Φ γ ∃ # < ) ⊥  µ
Elmu anu netepkeun aqidah Agama Islam kalayan dicandakna tina dalil-dalil anu yakin.

c. Numutkeun Syar’i
# # # 9 ϑ  ; θ / ∃ 9  6∃ ο Β #  Φ )∃ ρ µ ? µ ρ # <  Φℑ ,
/γ∃ # ? ∃ ρ ≠ ∃ ? ∃ ρ #   ∃ ω
Allah nu disembah sarta nga-i’tikadkeun tunggalna, dibarengan ku pangakuan jeung
narima kana katunggalan dzat, sifat jeung af’alna.

Tina tilu definisi nu kaunggel diluhur bisa disimpulkeun yen manusa dina pokona aya nu
ngagaduhan tauhid sareng aya oge anu henteu. Ari anu kalebet jalmi anu ngagaduhan
tauhid atawa Mu’min nyaeta:
- Jalma anu ngagaduhan elmu tauhid jeung nunggalkeun ibadahna ka Allah, sareng dina
atina teu ngabenerkeun aya deui Pangeran kajaba Allah.
- Jalma anu nunggalkeun ibadahna ka Allah ku cara kabeneran jeung dina atina teu
ngabenerkeun aya deui Pangeran anging Allah, ngan dosa hukumna eta jalma lantaran teu
neuleuman elmu Tauhid.
Sedengkeun jalma anu kaasup kana golongan anu teu ngabogaan tauhid atawa Kafir
nyaeta diantarana:
- Jalma anu ngabogaan elmu tauhid tapi teu nunggalkeun ibadahna ka Allah.
- Jalma anu nunggalkeun ibadahna ka Allah sarta ngabogaan elmu tauhid, tapi dina
hatena ngasahkeun ayana deui Pangeran lintang ti Allah.
- Jalma anu ibadah ka Allah sarta ngabogaan elmu tauhid tapi teu ngaku yen Allah teh
Pangerannana.

2. Maudlu/Sasaran
Anu jadi sasaran dina guaran elmu tauhid nyaeta Dzat Allah, Dzat Rosul, barang
Mumkinul wujud sareng Aqidah Sam’iyyah.

3. Tsamroh/Hasil Tina Elmu Tauhid


Hasil anu tiasa dipuluk tina neuleuman elmu tauhid nyaeta urang bisa ma’rifat ka Allah
sareng Rosulna nu dibarengan ku dalil-dalil anu yakin sarta tiasa nangtukeun kabagjaan
hirup anu langgeng di Akherat lantaran geus kamafhum wirehna tempat pibalikeun
sakabeh Mu’min teh nyaeta Sawarga sok sanajan saacanna aya nu ngalakonan heula
hukuman, jeung saestuna tempat pibalikeun jalma-jalma kafir nyaeta Naraka sakumaha
kaunggel dina Al-Qur’an,

_ψ Ψ •≈Μ; ψ Ζ   ζ ⊕ =  γ ⇓ Ο ⌠ #∃9ℑ′ ≈ = ∈ σ ψ ≈ Μ ∉
ρ υ  τ ϑ ∉ =  θ # (  υ # Β τ Ψ  θ # ( ρ υ # ∃ !♥%∉   τ
Jeung jalma-jalma anu ariman sarta migawe amal soleh, bakal diasupkeun
maranehannana ka Sawarga. (An-Nisaa : 57)

ζ ψ ≈ # ∈ ∃◊ ρ β τ  ∉ κ π ∃ δ  Ν  ( #∃9 Ζ •∃ ⊆ & ρ⌡ τ π ≈ = ⇐


&  ρ ∋ 9 σ ≈ ↓ × ⊆7 ψ /∈↔ τ ∃ τ ≈ Φ ∉ Ψ ο ∃ ! ρ υ . ξ ⁄ /  θ # ( . ξ ξ  ρ # (
ρ υ # ∃ !♥%∉   τ
Jeung jalma-jalma kafir sarta nu ngabarohongkeun ayat-ayata Kami, maranehana teh nu
bakal nyicingan Naraka kalawan di jerona aya dina kalanggengan. (Al- Baqarah : 39

Sareng Syekh Zaenuddin Al-Malebary dina kitab Syu’bul Iman nganadomkeun :


∗〈 ρ / ∃ β Η η  #< ϑ ϒ = Κ  9 φ Ψ ∃? µ
∗〈 ρ / ∃ β Η η  # 95 ∃   9 φ γ ⊥  Ν
Jeung saestuna tempat pibalikeun Muslimin nyaeta Surga.
Jeung saestuna tempat pibalikeun Kafirin nyaeta Naraka.
4. Fadlu/Kautamaan
Kumargi patula patalina sareng Dzat Allah kalawan Rosulna, darajat elmu Tauhid
dibandingkeun jeung elmu-elmu anu lianna nempatan darajat nu pang mulyana sarta pang
luhurna.

5. Nisbat/ Hubungan Sareng Elmu anu Lain


Elmu Tauhid mangrupakeun dasar jeung akar tina sababaraha elmu ajaran Islam,
sedengkeun elmu anu lain mangrupakeun dahan atawa regangna tina elmu tauhid.

6. Wadli’/Anu Netepkeun/Naratas
Ngawitan ayana elmu tauhid nyaeta ti para Nabi sareng Rosul, dumasar kana wahyu ti
Allah SWT, nu diajarkeun ku Kangjeng Nabi Muhammad SAW. Ngawitan disusun
sareng dibukukeun ku Abu Hasan al-Asy’ary kalih rengrenganna, sareng ku Abu
Manshur Al-Ma’turidy kalih rengrenganna anu kasebut golongan An-Najiyyah, golongan
Ahlus-Sunnah atawa golongan Asy-Sya’irah.

7. Al-Ismu/Nami Elmu Tauhid


Elmu tauhid ngabogaan sababaraha ngaran diantarana:
1. Elmu Tauhid
2. Elmu Kalam
3. Elmu Haqiqoh
4. Elmu ‘Aqoid 3. Elmu Ushuluddin
4. Elmu ‘Aqoidul Iman
5. Elmu Uluhiyyah
6. Elmu Ma’rifat
8. Istimdad/Sumber Elmu Tauhid
Dasar-dasar anu dijadikeun sumber dina elmu tauhid nyaeta dalil’aqli, (pituduh akal
gharizi) sarta dalil Naqli (pituduh Al-Qur’an sareng Al-Hadist).

9. Hukum Syar’i/Pamandang Hukum Syara kana Elmu Tauhid


Hukum Syara (hukum Islam) ngawajibkeun kalayan wajib ‘Aen (soranganeun) ka
sakabeh Mukallaf (Manusa jeung Jin) supaya neuleuman elmu tauhid sarta supaya
ngabogaan tauhid. Kumargi kitu sok sanajan kaum Kafirin (asal sehat akalna) baris
dipenta tanggel walerna ku Allah ngeunaan kawajiban neuleuman elmu tauhid sarta
katauhidannana, kalawan sewang-sewangan sakumaha kaunggel dina Al-Qur’an.
% σ6  = ∈ 3  Ν  Β∉ ρ υ # ∃ !♥%∉   τ {σ = ν ) σ 3  Ν  #∃!♥%∉
υ / ↑ 3  Ν  #∃6  ⇓ ρ # ( #∃9Ψ •∃ • τ ≈ ↓ ∋ ρ κ π ∃
? σ Γ↑)◊ θ β τ 9σ  ψ = ♠ 3  Ν 
He sakabeh manusa, geura sembah Pangeran Aranjeun nu geus nyiptakeun aranjeun
jeung jalma-jalma samemeh aranjeun supaya aranjeun jadi jalma anu taqwa. (Al-
Baqarah : 21)

10. Masail/Masalah-masalah anu Aya Dina Elmu Tauhid


Masalah anu aya dina elmu tauhid nyaeta Qodliyyah, pamikiran sarta guaran ngeunaan
perkara anu pasti aya (Wajibat), perkara nu mustahil aya (Mustahilat) sareng perkara anu
mumkin aya sarta perkara anu mumkin teu aya (Jaizat).

=========================================

BAB II

HUKUM

Sakumaha nu parantos disebatkeun dina Bab I ngeunaan Istimdad/Sumber hukum elmu


tauhid sareng pamandang hukum syara kana elmu tauhid, yen tauhid teh ditetepkeun ku
akal, Al-Qur’an sareng Al-Hadist (Syara’) sarta kabiasaan (adat), nu mana eta perkara teh
disebat Hukum. Ku kituna sateuacan ngaguar ngeunaan tauhid, kalintang peryogi
diuningakeun langkung tipayun ngeunaan hukum sareng baba- giannana.

1. Pasal 1 Ta’rif Hukum Ceuk Lugot


#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ
Netepkeun salah sahiji perkara kana perkara anu lain ngilangkeun salah sahiji perkara
tina perkara lain.

Saperti netepkeun ayana sifat Qudrat ka Allah, netepkeun wajib kana Shalat lima waktu,
netepkeun rasa asin kana uyah, ngilangkeun sifat lemah ti Allah, ngaleungitkeun hukum
sunat tina Shalat lima waktu, jeung ngilangkeun rasa amis tina uyah.

2. Babagian Hukum
Ditingal tina anu netepkeunnana, hukum teh kabagi kana tilu bagean nyaeta:
a. Hukum Syara’ (ditetepkeunnana ku Allah).
b. Hukum Akal (ditetepkeunnana ku akal).
c. Hukum Adat (ditetepkeunnana ku adat).

Saupama direntetkeun diantara tilu hukum nu kasebut, anu paling kuat katetepannana teh
nyaeta Hukum Syara’ terus Hukum Akal sarta nu panungtung nyaeta Hukum Adat. Jadi
saupama aya ka teu saluyuan antara hukum nu tilu eta, anu kudu dijadikeum katetepan
nyaeta Hukum Syara’ lantaran sumberna tina Al-Qur’an jeung Hadist sakumaha conto
dihandap ieu.
Ayana Sawarga teh wajib numutkeun hukum syara’, sedengkeun hukum akal nyabutkeun
mumkin ayana lantaran hanteu aya anu wajib dina ayana kajaba Allah, ngan Allah tos
netepkeun dina hukum syara yen Sawarga teh enya dina ayana, jadi kasimpulanna nyaeta
Sawarga teh wajib ayana. Katetepan wajib nurutkeun hukum syara’ teh sakumaha nu
kaunggel disebut Wajibul Wujud Muqoyyad, kumargi kitu Sawarga teu tiasa disebatkeun
mumkin.
Ayana tutung nurutkeun hukum adat nyaeta wajib, lantaran satiap barang anu kaduruk
pasti tutungna, sedengkeun nurutkeun hukum akal mah mumkin eta teh ayana, lantaran
saupama Allah henteu nakdirkeun ayana tutung, pamohalan seuneu teh bakal nutungkeun
kana eta barang, nyatana saupama eta barang anu diduruk teh baseuh, nya pamohalan eta
barang kana tutungna. Dina leresan dieu katetepannana nu dipake teh nyaeta katetepan
hukum akal, lantaran tutungna sagala perkara nu kaduruk teh mungguhing ku kersana
sareng kakawasaannana Allah ta’ala.
Sok sanajan kitu Allah tos ngadamel hukum objektif nu disebut Sunnatullah, nyaeta
tutungna hiji perkara teh kudu ngaliwatan heula sababaraha perkara diantarana:
a. Diciptakeun heula seuneu
b. Dihijikeun seuneu jeung perkara anu diduruk
c. Dileungitkeun anu ngahalangan kana tutung saperti baseuh
d. Allah nyiptakeun tutung kana eta perkara.
Patula patalina nu opat tadi teh biasana mah tara robah, kajaba aya kajadian anu aheng nu
disebat Khowariqul Lil ‘Adat. Kanggo jelasna baris diguar dina bagean anu tangtu.
Anapon jawaban urang saupama aya nu nanya“kunaon eta barang teh kadurukna?” geus
tangtu jawaban urang teh nyaeta “ku seuneu”. Ucapan saperti kitu teh dimeunangkeun
malahan mah geus sakuduna, ngan eta ucapan teh sawates kasopanan wungkul, lain dina
hakekatna.
Ninggali Allah di Sawarga sapanjang hukum adat nyaeta mustahil, ngan hukum syara’
geus netepkeun.
Dina hakekatna, antara hukum syara jeung hukum adat teh sacara prinsipil mah teu aya
bedana, dibuktikeun ku ayana ta’rif nu kaunggel dina Qo’idah Fiqh:
#<  ∃ ο Ι σ 4 ϑ π ♥  ∃
Hukum adat teh nyaeta eunteungna hukum syara’.
Contona nyaeta hukum syara marentahkeun supaya sakabeh manusa ngariksa kasehatan,
sumawonna dina hukum adat oge kitu yen kasehatan eta teh kudu pisan
diperhatikeunnana.

3. Hukum Syara’
Ta’rif hukum syara’ nyaeta:
#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ
/θ# ⇑ π ρ ∠  # < θ # ∠  ρ φ θ ζ ⇑ ∃ > #! δ ?  ∃ 9
τ π # ρ # < θ ∠  < γ Κ ∃ #<Κ Φ  = ο ,
/∃   ∃ Α # < Κ 3 = ο ∀  / ∃ <⇐ δ = ξ > # ρ # ω / ∃
Netepkeun hiji perkara kanu perkara nu lain atawa ngilangkeun hiji perkara tina perkara
nu lainna, kalawan ngaliwatan panetepan Wadl’i (nu netepkeun), nyaeta firman Allah anu
aya patalina jeung pagawean jalma Mukallaf boh mangrupa parentah, larangan,
pangjurung atawa tata cara ngalaksanakeunna parentah jeung larangan eta.

nyaeta kalimah anu ngasajajarkeun antara hukum syara’, hukum adat jeung hukum
akal.#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ Kecap
Kecap nyaeta kalimah anu ngabedakeun antara hukum syara
jeung/ θ # ⇑ π ρ ∠  # < θ # ∠  hukum anu lainna, sarta hukum adat henteu
ditanggelkeun kana ayana nu netepkeun, ngandung harti hukum adat teh nyaeta
mangrupakeun hasil panalungtikan tina naon anu geus mindeng
kajadian/kaalaman/karandapan. Ta’rif nu saperti kieu numutkeun Ilmu Mantiq kalebet
kana ta’rif Had (ta’rif nu paling kuat).
nyaeta paneges tinaρ φ θ ζ ⇑ ∃ > #! δ ?  ∃ 9 Kecap yen nu netepkeun teh nyaeta
dawuhan Allah, boh/ θ # ⇑ π ρ ∠  # < θ # ∠  kecap tina Qur’an atawa Hadist.
Anapon dzat Allah jeung Rosulna disebut Asy-Syari’u (nu netepkeun hukum syara’).
Kumargi nu netepkeunna Allah jeung Rosulna, mangka teu saurang oge bisa ilu biung
dina netepkeun hukum syara. Satiap hukum nu kaluarna lain tina Al-Qur’an jeung Al-
Hadist mangka teu kaasup kana hukum syara.
Anapon hukum anu dikaluarkeun ku para ahli Mujtahid anu dasarna tina Al-Qur’an
sareng Hadist kasup kana dalil-dalil hukum syara’ (Dalailusy-syar’i). ieu perkara dijamin
ku Allah sakumaha Dawuhan-Na dina Qur’an:
ρ υ Β τ ∃ #∃9   ∉ =  Ο ⊃  ∈ ρ υ # ∃9 ♣ ≡ ⊕  θ β τ 3 #∃!♠ )∈ω
? σ∋  ρ ⊆ # σ &  … τ   = ν Ν τ ⁄ .♥  ρυΒ τ∃ 3
υ / ν ∈ Ζ υ ∃ ∉Ζ ∉ Β ι ∉   .≅ ≅ /∈ µ∉  υ # Β τ Ζ •∃
τ )◊ θ9 θ β τ #∃{Φ9  6 τ ≈ = ⊃ &  ρ ∋ 9  θ # ( )∈ω Η
…Jeung taya nu bisa nyaho kana ta’wilna ngalainkeun Allah jeung jalma-jalma anu jero
elmuna, jeung maranehannana ngucap “Kami iman kana ayat-ayat mutasyabihat”,
sadayana ti sisi Allah, jeung taya nu bisa nyokot palajaran (ti ayat-ayat eta) kajaba Ulul
Albab, nyaeta jalma-jalma anu ngabogaan akal sehat jeung anu seukeut pamikirna. (Al-
Imron : 7)

Sajabana ti Allah, Rasulullah SAW oge tos masihan jaminan ka para Mujtahid sakumaha
kaunggel dina Hadist:
γ ρ#µ γ # β ρ # # µ 5 Μ#9 σ5 Μ  ∃ ζ ⇐ ∃  = µ # γ Φ γ  ( ≠ ∃ >
 = µ # τ 5 Μ #9 σ 5 Μ  % # #
Saupama Hakim/Mujtahid netepkeun hukumna kalawan ijtihad heula, terus pamikirna
meneran sakumaha nu dimaksud dina Al-Qur’an jeung Hadist, mangka eta Mujtahid
meunangkeun dua pahala, (pahala ijtihadna jeung pahala benerna). Jeung saupama
ijtihadna teh teu meneran sakumaha Qur’an jeung Hadist mangka eta Mujtahid ngan
meunang hiji pahala (pahala ijtihadna wungkul). (H.R. Bukhory)

Dina dina Hadist nu kaunggel teu aya kecap-kecap anu nyalahkeun Mujtahid, sok sanajan
pamelengna teh teu meneran kanu dimaksud, perkara ieu nandeskeun yen pameleng para
Mujtahid teh bener ayana sarta bisa dilaksanakeun jeung diturut, ngan samemehna kudu
diperhatikeun heula syarat-syarat ijtihadna, kumargi kedah nohonan sakumaha
katangtuan nu aya dina Ushul Fiqh.
Sumawonna jeung Qiyas, Al-Qur’an tos ngajamin, sakumaha firman Allah nu kaunggel:
#∃{Φ/  ℑ | ≈ ⊂ τ ≈ ↓ ∋  ρ ∋ < ⊆  σ ∃ ∃  Φ τ 9 ⊃  ρ # (
Mangka geura cokot conto (tina kajadian-kajadian eta) he jalma-jalma nu ngabogaan
pamandang. (Al-Hasyr : 2)

Kecap #<Κ Φ  = ο , /∃   ∃ Α # < Κ 3 = ο ∀  τ π sareng nyaeta aya


patalina/∃<⇐ δ = ξ > # ρ # ω / ∃ jeung pagawean jalma mukallaf anu sifatna parentah
atanapi pangjurung, kalimah diluhur nuduhkeun yen firman Allah sareng Rosul anu jadi
hukum syara’ teh nyaeta firman anu aya patalina jeung amal gawe manusa anu baligh
sarta akalna sehat. Eusina nungtut supaya dipigawe boh nu mangrupa parentah, larangan
atawa pangjurung. Jadi firman Allah anu teu aya hubungannana jeung amal gawe
Mukallaf, teu bisa disebutkeun hukum syara, saperti ayat-ayat nu nerangkeung perkara
diciptakeunnana langit sarta bumi, diciptakeunnana manusa, carita-carita para Nabi jeung
lainna ti eta, sakumaha conto dihandap.

a. Firman Allah anu aya patalina jeung jujutan diciptakeunna manusa :


? σ)  θ ∪ Ο 5 & ρ µ  ϒ |  ∩  ∈  #∃}Μ Σ ϒ | ≈  ζ {ψ= ν )  Ζ υ ∃
9 σ) σ 
Saestuna Kami geus nyiptakeun manusa kalawan saalus-alusna bentuk jeung rupa (At-
Tiin ; 4)

b. Ayat-ayat nu nyaritakeun lalakon para Nabi :


)∈   τ ≥ | υ & ρ ν τ ψ υ&ρ  Μ◊ )∈ Τ ο ∈ τ ≈ ↓∋ ρ/ τ Μ∉
{Λ/∈ µ ∉  θ ⇓ # ⇓ %σ ∃ Α τ ψ ≈ φ ⊃ ∉   <⊆
υ&ρ  ϑ  κ ∑Ν  ρ υ # ∃9  ) σ ϑ ψ τ ρ υ # ∃9± ⁄ ϑ  ♣}
.ξ θ  . ξ 6 Ψ ∃
Jeung (aringet), nalika Yusuf nyaur ka Ramana” Kulanun Rama, saestuna abdi ngimpen
ningal sawelas bentang, Panonpoe sareng Bulan sadayana sujud ka abdi. (Yusuf : 4)

c. Conto firman Allah nu eusina mangrupa hukum syara’ :


#∃9ℑ′ = ν θ 4 ο ν ρ υ & ρ % ∉ ϑ ⇓ θ #
Jeung aranjeun kabeh kudu ngadegkeun Sholat. (Al-Baqarah : 110)

4. Babagean Hukum Syara’


Khithobullah (parentah/bewara) nu jadi hukum syara’ kabagi kana dua bagean:
1. Khitob Taklif, nyaeta khitob anu eusina pancen anu utama.
2. Khitob Wadlo’, nyaeta khitob anu eusina mangrupa aturan sarta pituduh
ngalaksanakeun khitob taklif.
Khitob Taklif kabagi kana lima bagean nyaeta:
1. Wajib, nyaeta parentah anu pasti sarta kudu dipilampah.
2. Sunnat, nyaeta parentah anu teu pasti sarta kudu dipilampah.
3. Haram, nyaeta larangan anu pasti sarta kudu ditinggalkeun.
4. Makruh, nyaeta larangan anu teu pasti sarta kudu ditinggalkeun.
5. Jaiz, nyaeta bisa dipigawe bisa henteu.

Khitob Wadlo’ kabagi kana lima bagean nyaeta:


1. Sabab, nyaeta panyarandean Hukum saperti ngiserna Sarangenge ka lebah kulon
ngajadikeun sabab kana wajibna Sholat Dzuhur.
2. Syarat, nyaeta perkara nu kudu aya dina hiji parentah saperti Wudu teh syaratna
Sholat.
3. Shohih, nyaeta kumpulna syarat sarta rukun turta taya nu ngabatalkeun kana salah
sahiji parentahna saperti Munggah Haji nu can kalaksanakeun.
4. Batal atawa Fasid, nyaeta nu ngabatalkeun syahna hiji parentah saperti ngucapkeun
bacaan anu lain bacaannana nalika keur Sholat.
5. Mani’, nyaeta nu ngahalangan salah sahiji hukum saperti Haid nu ngahalangan kana
wajibna Sholat pikeun awewe.

Schema Hukum Syara’

5. Ta’rif Syara’

Ta’rifa Syara’ (ta’rif Agama Islam) nyaeta:


ρ∠  #< γ π ⊗ ∃ , < ρ # <  + θ # < ϒ = Κ π / ∃{ Φ φ Μ # < Κ σ Κ
#< Β ∃ ℑ = ξ Β  ∃ δ Μ
<  γ Μ / ∃ < # Ν ρ Β  ∃↓ γ Μ
Katetepan Ilahi nu ditujukeun pikeun jalma-jalma nu ngabogaan akal sehat kalawan
pamilihna anu pinuji pikeun kahadean/kabagjaan anu sajatina pikeun maranehna.

(panetepan Allah), nuduhkeun yenρ ∠  # < γ π ⊗ Kalimah salain ti Allah jeung


Rasulna teu dibenerkeun ilu biung dina netepkeun hukum syara’.
ditujukeun ka jalma-jalma∃ , < ρ # <  + θ # < ϒ = Κ π Kalimah nu ngabogaan
akal sehat, dina leresan dieu jalma nu teu ngabogaan akal sehat teu dijadikeun sasaran
hukum syara’ saperti:
• Jamadat, nyaeta barang mati kalawan hanteu hirup
• Nabatat, nyaeta barang anu hirup (tutuwuhan)
• Hayawanat, nyaeta barang hirup ngan teu ngabogaan akal
• Jalma gelo atawa aya dina kaayaan mabok, maranehna teu ngabogaan akal.
kalawan pamilihna anu pinuji/hade, mangka bijil:/∃{Φ φ Μ # < Κ σ Κ Kalimah
1. Jalma anu dipaksa atawa kapaksa.
2. Mulja Ilaih, nyaeta jalma anu teu bisa ngawasa kana dirina saperti jalma anu ragrag ti
awang-awang, nu lolong, budeg jeung pego.
Kecap <  γ Μ / ∃ <  # Ν hartina nuduh kana
perkara#< Β ∃ ℑ = ξ Β  ∃ δ Μ ρ Β  ∃ ↓ γ Μ dzatiyyah anu hade pikeun
maranehna, nu dimaksud teh nyaeta hukum syara bakal mere pituduh ka jalma-jalma anu
ngabogaan akal sehat geusan ngahontal dzatiyyah kahadean dunya sarawuh Akherat.

Kahadean anu bisa dihontal pikeun kahirupan di dunya diantarana:


• Ngajamin kasampurnaan akal.
Puseur kamulyaan manusa aya dina akalna, ku sabab kitu Islam ngaharamkeun kana
satiap perkara anu matak ngaruksak akal saperti arak, narkoba, judi jeung sajabana.
Sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Maidah ayat 90 :
#∃9± ⁄  ⇐ σ ≈  ∩  τ ϑ ψ ≅ ∪ Β ι ∉   ⊆ _  ♣ ρ υ # ∃{ Φ  9 σ ≈ Ν 
ρ υ # ∃{ Φ Ρ ℑ | ∃ >⇐ ρ υ # ∃ 9  ϑ ψ  ≤ ⊕  #∃:  σ ϑ   )∈ Ρ↓ ϑ ψ ∃
Saestuna Khamr (Inuman nu ngamabokeun), judi, susuguh ka Tetenong, ngadu nasib
make jamparing nyaeta pagawean jahat turta kaasup kana pagawean Syetan.

• Ngajamin kasalametan awak manusa.


Pikeun ngajaga kasalametan awak/lahiriyah Manusa, Allah nyaram manusa migawe
perkara-perkara anu bisa ngabalukarkeun ruksakna kasalametan awak manusa. Allah
ngawajibkeun kalawan Fardu Kifayah pikeun ngayakeun Ahli Kasehatan di satiap
wewengkon, samalah Allah ngayakeun Hukum Jinayat sakumaha Dawuhanna dina surat
Al-Maidah ayat 45 :
ρ υ . ξ Φ τ ;  Ψ ο ∃ /∈∃∃9   ψ    ∪ ρ υ # ∃ 9   ψ   
/∈∃∃9 Ζ • ♣ ⊗ #∃9 Ζ • ♣ } & ρ β • ∉ κ π ∃ !  τ = ν  κ ⊆ Ν 
/∈∃∃9 ϒ β ⊕  δ ∩ ρ υ # ∃ 9 ϒ β ⊕  ≤ /∈∃∃{Ω  β ∪ ρ υ # ∃{ Ω  χ
/∈∃∃{Φ Ρ # ⊃ ρ υ # ∃{ Φ Ρ # ψ %∉ℑ|∃⊃ ρ υ # ∃ 9  φ ◊  ρ ψ ψ
Jeung Kami geus netepkeun ka maranehna di jerona (At-Taurat), saenyana jiwa (dibales)
ku jiwa, mata ku mata, irung ku irung, ceuli ku ceuli, huntu ku huntu jeung raheut ge aya
Qishasna.

• Ngajamin kasucian turunan manusa.


Mulus rahayuna kahirupan rumah tangga mangrupakeun salah sahiji musabab anu bisa
nangtukeun darajatna manusa. Dina leresan dieu Islam ngajamin karahayuan Rumah
Tangga ku cara ngaharamkeun Zinah, sakumaha dawuhan Allah dina surat Ar-Ruum ayat
21 :
{ψ= ν , τ & ρ β   υ # τ ≈ Γ ∉ µ ∉  ρ υ Β ∉  ρ υ_ ψ  ψ ≅
)∈9 σ  γ ψ ∃ 9ϕ∉ Φ τ ϒ ⌠ 3  Ζ  θ  # ( & ρ  ρ υ ≡  [ %
& ρ Ρ ◊ ϒ ⊕ 3  Ν  Β ι ∉   9σ3 / 9ϕ∉) σ θ  Θ 5 ψ Υ τ ≈ Μ ;
σ ≡ 9 ∉7ψ ∈ )∈ β •4 ρ υ υ µ  ϑ ψ π ≡ Β •θ υ •ο Ζ
/τ  Ζ υ 6 ◊ Ν τ Γ τ ξ 3 ♥  ρ β τ
Jeung diantara tanda-tanda kakawasaanNa nyaeta Anjeunna geus nyiptekeun pikeun
aranjeun istri-istri ti bangsa anjeun sorangan, supaya anjeun tetep manteng turta tengtrem
ka manehna, jeung Anjeuna geus nyiptakeun diantara maraneh rasa katresna jeung nyaah.
Saestuna hal sarupa kitu bener-bener kasampak tanda-tanda kakawasaan Allah pikeun
kaom anu mikir.
• Ngajamin hak milik manusa
Pikeun ngajamin hak milik manusa Hukum Syara’ ngayakeun bab Mu’amalat jeung bab
Waris. Dawuhan Allah dina Qur’an surat Al-Baqarah ayat 275 :
#∃9 η ⊂ / τ θ 4 # ( ρ υ µ ψ ♣ Π τ #∃9  7 τ   ψ #∃!♠ ρ υ & ρ µ ψ ≅ •3
Jeung Allah geus ngahalalkeun jual beuli jeung ngaharamkeun riba.

Sareng dawuhan Allah dina surat An-Nisaa ayat 11 :


#∃{Ω Ρ ς σ υ    ∪ µ ψ 〈 ε ⊕ Β∉ ς  ≅  9∉#%♥. ξ ⊂ (
& ρ ρ  9 σ ≈ ∉ 2 ◊ Ν   ∈  #∃!♠  θ ≠ ∉ 3  Ο ⇒
Allah nyare’atkeun pikeun aranjeun ngeunaan (babagian pusaka) keur anak-anak
aranjeun, nyaeta bagian budak lalaki sarua jeung bagian dua urang budak awewe.

• Ngajamin kahormatan manusa.


Pikeun ngajaga kahormatan manusa Hukum Syara’ ngaharamkeun Qodzaf (nuduh zinah),
Sabbu (nyecele jalma), Ghibah (ngomongkeun kagorengan jalma dihareupeun nu lian)
jeung hinaan sarupa lainna. Dawuhan Allah dina surat Al-Hujurat ayat 11 :
Β ι ∉  %σ θ  Π ⋅ ο ϒ ⌠ ψ  ω  υ # Β τ Ζ  θ # ( #∃!♥%∉   τ
τ ≈ ↓∋ ρ κ π ∃ Β ι ∉  Σ∈ ϒ | ∃ !  √ ρ υ ω Β ι ∉]  κ ∑ Ν 
ζψ  Ζ # τ 3  θ Ρ  θ # ( & ρ β  τ ⁄ |# %σ θ  Θ Β (
Β ι ∉]  κ ∑ ≤ ζ ψ  Ζ # τ 3   ≤ & ρ β  τ ⁄ |# Σ π ∈ ϒ | ∃ !  >
He jalma-jalma nu ariman, mangka ulah salah sahiji kaum diantara aranjeun ngagogoreng
kaum nu lain (lantaran) bisa jadi maranehna (nu digogoreng) leuwih hade tibatan
maranehna nu ngagogoreng, jeung mangka ulah awewe-awewe ngagogoreng awewe-
awewe lain (sabab) bisa jadi awewe-awewe anu digogoreng eta leuwih hade tibatan
awewe-awewe nu ngagogoreng

Jeung dawuhan Allah dina surat Al-Hujurat ayat 12 :


τ ≈ ↓∋ ρ κ π ∃ / τ   ∧ υ )∈ χ #∃9◊♥ δ ∩ Β ι ∉  ζ . ξ Ω ∉ Ζ #
#∃_  Γ τ ⊥ ∉ 7  θ # (  υ # Β τ Ζ  θ # ( #∃!♥%∉   τ 4 / τ    ≥ ∃
/↑   ◊3 Ν τ ⌠  Γ τ = ρυω Βρ γ π ϒ ϒ ϒ⇑ θ#( ρυω (
)∈Ο  Ο  #∃9◊♥ δ∩ 4  σ 3 σ ⊂ δ  Φ  ϑ ⇓ θ ν  Βτ  Γ ∴ ∃
& ρ ζ ⊕ µ ∉ 9σ σ ⌠ Ν ζ τ ∋  2 ◊ ≅ &ρ β &ρ ν τ ⇓ 2 ◊ Ο ⌠
&ρ  τ ∉ = ♣ µ ∉  Λ ⋅ ? σ θ ♣ # > #∃!♥ )∈ β •4 #∃!♥ ρ υ # ∃ ? •)◊ θ #(
He jalma-jalma anu ariman geura jauhan tina kalobaan prasangka, saestuna prasangka eta
dosa jeung mangka ulah sabagian ti aranjeun ngorek-ngorek kasalahan batur tur mangka
ulah sabagian aranjeun ngahasud sabagian nu lain. Naha anjeun suka diantara aranjeun
aya anu ngadahar daging bangke dulur sorangan? Mangka tangtu maneh bakal ngarasa
ijid ka eta jalma, jeung geura taqwa ka Allah. Saestuna Allah Maha pangampura tobat
sarta Maha Welas.

• Ngahirupkeun rasa sosial


Pikeun ngahirupkeun eta perkara, mangka aya kawajiban ngaluarkeun zakat sarta
ditekenkeun pikeun mere sodaqoh, hibah, wakaf, ngabela fakir miskin kalawan make
tanaga, pikiran, kalungguhan jeung lain sajabana. Dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah
ayat 43

#∃9 ♣ ≡ . ∉  ∉   τ Β τ  ψ ρ υ # ∃  . ξ   θ # ( #∃9 •. ξ θ 4 ο ν
ρ υ  υ # ?  θ # ( #∃9ℑ′ = ν θ 4 ο ν ρ υ & ρ % ∉ ϑ ⇓ θ # (
Jeung adegkeun Solat, kaluarkeun zakat jeung geura ruku aranjeun sinarengan jalma-
jalam nu ruku.

Dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 28 :


‫ﻭﺗﻌﺎﻭﻧﻮﺍﻋﻠﻰﺍﻟﺒّﺮﻭّﺗﻘﻮﻯ‬
Jeung geura tulung tinulungan aranjeun dina jalan hade jeung taqwa.

• Ngajamin karahayuan sarta kasalametan agama Islam.


Pikeun ngajamin eta perkara hukum syara’ ngajarkeun ngeunaan jalan-jalana bajuang
saperti ngajaga karahayuan masjid, ngadegkeun Solat, nebarkeun syare’at agama Islam
jeung sajabana. Dawuhan Allah dina surat As-Shaaf ayat 14 :
‫ﻳﺂﺍّﻳﻬﺎﺍﻟﺬﻳﻦﺍﻣﻨﻮﺍﻛﻮﻧ ۤﻮﺍﺍﻧﺼﺎﺭﺍﷲ‬
He jelema anu ariman geura jadikeun diri aranjeun panulung agama Allah.

Sareng dawuhan Allah dina surat Al-Taubah ayat 41 :


#∃ Ρ ∉  ρ # (  ∈ ρ υ & ρ Ρ ◊ ϒ ⊕ 3  Ν  /∈∋ ρ Β  θ υ ≡ 9 ∉ 6 ◊ Ν 
ρ υ _ ψ ≈ γ ∈ ⇓ ρ # ( ρ υ Ο ∉ ) σ ∃ ω Ζ ζ⊕ ξ ∃  ] ∃ ?σ   = ν ϑ ⇓ θ χ
. Ζ Φ  Ο ⌠ )∈ β 9♥3 Ν  ζ ψ  ⋅ σ ≡ 9 ∉ 3  Ν  4 #∃!↔
ψ 6∈ ≅ ∪
Mangka geura miang anjeun boh dina kaayaan enteng atawa dina kaayaan bangga jeung
geura jihad kalawan harta jeung diri anjeun di jalan Allah, nu kitu teh leuwih hade pikeun
anjeun mun seug anjeun nyaho.

• Ngajamin karahayuan babarayaan/duduluran.


Pikeun ngajamin karahayuan dina duduluran ka papada manusa, hukum Islam ngalarang
Hiqdu (dendam), Ghodob (ngewa/ambek), Hasud (ngewa jeung miharep leungitna
kanikmatan batur). Sajaba ti eta, Islam oge ngajarkeun welas asih, silih pikanyaah, silih
hormat ka sasama umat Islam. Allah ngadawuh dina surat Al-Hujurat ayat 10 :

?  θ ξ Η  θ β τ 9σ  ψ = ♠ 3 /  #∃!♥ ρ υ # ∃ ? •)◊ θ #( 4
&ρ ζ ψ θ υ  3  /  /τ    τ  σ ∋ ρ ≠  = ∈ σ ⇓ θ # ( )∈ ζ  θ υ ο ⋅
#∃9  ϑ ⇓ σ  Β ∉ Ζ  θ β τ )∈ Ρ↓ ϑ ψ ∃
Saestuna jalma-jalma Mu’min eta sadulur, mangka akurkeun antara kadua dulur aranjeun
jeung mangka taqwa ka Allah supaya anjeun meunang rohmat.
• Ngajamin kasalametan Sato.
Hukum syara nyaram kana nganiaya sato kalawan biadab, saperti diduruk hirup-hirup,
dirangkeng sarta teu diparaban, digawekeun diluar ka- mampuanna jeung dipeuncit
tampa ngaliwatan cara-cara anu sah. Firman Allah dina surat Al-Baqarah ayat 205 :
#∃9  ξ ϒ | ∃ ψ  τ∉= ω ρ υ # ∃ !♠ 3 ρ υ # ∃ 9 Ψ •ϒ ⌠ ≅
#∃9  σ ψ  ⊥ ψ ρ υ  γ  = ∈ 7 ψ  ∉ γ ψ ∃ 9∉   ϒ ⊕ ψ
#∃{Φ  ∨ ∩  ∈ ψ  τ  4 ?σ θ υ <↓ 4 ρ υ ) ∈ σ #
Jeung saupama manehna ngabalieur (ti hareupeun) manehna lumampah di ieu bumi
pikeun ngayakeun karuksakan diluhurna, jeung ngaruksak tutuwuhan jeung sato piaraan
jeung Allah henteu mikaresep karuksakan.

Dawuhan Rasulullah SAW :


Ρ γ   # β ? 6ℑ / γ Κ π # ρ 〉 δ % < =)Φ≅
Nabi ngalarang ngurung sato pikeun dipaehan

Jeung unggel Hadist Rasulullah SAW dina Kitab Sulamut-Taufiq nu diriwayatkeun ku


Bukhory :
# η ∃ . Μ ρ # 9 Κ ς = π ρ 9 θ / ∃ # 93 = = 9  ) θ
Sing sieun anjeun kana nyiksa sato sok sanajan ka anjing nu galak.

• Ngajamin kapentingan umum.


Supaya kapentingan umum kajaga, hukum syara’ ngalarang tina migawe lampah nu bakal
ngaganggu kapentingan umum nu aya dina kaayaan aman, saperti ngarumpak kalastarian
cai jeung sajabana. Dawuh Allah dina surat Ar-A’rof ayat 56 :
)∈≠  = ν ≈ σ ⊕ γ ψ ∃ / τ   ψ #∃{Φ  ∨ ∩  ∈ ?  ϒ ⊕ ⇓ ρ # (
ρυω
Jeung poma aranjeun ulah nyieun rupa-rupa karuksakan di ieu bumi sanggeus Allah
memeresna.

Aturan-aturan nu kaunggel eta disengker ku hukum syara’, sing saha jalma taat kana eta
aturan baris dijamin ka Sawarga, sabalikna sing saha jalma wani ngarumpak kana eta
aturan manehna baris nyicingan Naraka.

Pikeun kasalametan jeung kahadean urang jaga di Akherat, mangka urang kudu migawe
atawa ngamalkeun sababaraha perkara diantarana:

¬ Aqidah.
Pikeun miara pancegna iman, hukum syara’ ngayakeun ajaran ‘Aqoid sakumaha ‘Aqidah
Islamiyyah, perhatoskeun firman Allah dina surat Az-Zumar ayat 71-72 :

(Β τ •# _ψ γ ψ  ♥ Λ τ )∈< ν 4 2 ξ  ρ # ( #∃!♥%∉   τ


ρυ ⊕ , τ
(Β τ •# #∃9  φ ψ Ζ •π ∉ )∈< ν υ 5→ κ∑Ν  #∃? •) σ θ  # (
#∃!♥%∉   ρυ ⊕ , τ
Jalma-jalma kafir diasupkeun ka Naraka Jahanam kalawan rageman. Jalma-jalma nu
taqwa diasupkeun ka Sawarga kalawan rageman oge.

¬ Ibadah
Pikeun ibadah ka Allah teu sagawayah kitu bae namung aya aturan-aturan anu tangtu nu
disebut Hukum Fiqh, pikeun ngajamin benerna ibadah urang ka Allah ta’ala.

6. Adat
Adat atawa kabiasaan nu jadi dadasar dina hukum syara’ ngabogaan ta’rif sakumaha
kaunggel dihandap.

#?ℑ∃ΑΨ # ? ; ∃ ⇔#9 ϒ λ 6 = ρ #9 Κ ϒ 6  = /∃<Φ3 λ


Ι  ↵ σ ε π ? ∃ 9 ∀ µ ρ Θ ? ∋ Ο ν
Sambungan nu aya patalina antara nu nyababkeun jeung nu disababkeunnana, lantaran
kajadiannana mineng kasorang sarta sah gagalna jeung taya kamampuhan pikeun
ngabuktikeunnana.

ngandung harti kontak#?ℑ∃Α Kecap panyambungan, mangka saupama aya perkara


dimana antara nu nyababkeun jeung nu disababkeun teh taya panyambungannana, hal
sarupa kitu teu bisa disebutkeun adat. Lir ibarat aya nu ngucap kieu : “lantaran tungtung
pager imahna maju teuing ka hareup, nu boga imah teh geringan wae”. Padahal mun
ditilik antara tungtung pager jeung geringna nu boga imah teh taya panyambungan,
katetepan sarupa kitu nyaeta bid’ah jeung saupama enya kajadian, eta perkara teh ngan
saukur kabeneran wungkul (tupalehing).
nu ngandung hartiΨ # ? ; ∃ ⇔#9 ϒ λ 6 = ρ #9 Κ ϒ 6  = Kecap antara nu
nyababkeun jeung nu disababkeunnana teh aya sambungan, mangka sok sanajan aya
sambungan tapi taya patalian anu nyata teu kaasup kana adat. Ibaratna aya hiji jalma nu
make batu ali Sulaiman dumadakan eta jalma jadi beunghar. Padahal antara
kabeungharan eta jalma jeung batu ali nu dipakena teh taya patalian anu nyata (irasional),
mangka hal sarupa kieu teu kaasup kana katetepan. Saupama eta perkaya aya kajadian,
hal sarupa kitu ngan saukur kabeneran wungkul atawa bisa jadi kaasup kana Sihir
Himiya.
/∃<Φ3 λ Kecap ngandung harti yen panyambungan nu kaunggel teh kudu
dumasar kana perkara eta teh sering pisan kajadian. Mangka kajadian anu sifatna
kakapeungan teu kaasup kana adat, saperti Mu’jizat para Nabi, Karomah para Wali atawa
Sihirna jalma Fasik.
Kecap Ι  ↵ σ ε π ? ∃ 9 ∀ µ hartina panyambungan nu dimaksud teh bisa jadi gagal.
Mangka kaluar nu disebut Khowariqul lil‘adat (kajadian anu aheng) saperti diduruk teu
tutung, dibacok teu raheut jeung sajabana.
Kanggo langkung jelasna perkawis Khowariqul lil ‘adat Insya Allah baris diguar dina bab
Wahdaniyyah.
Kecap hartina adat teu ngabogaan kamampuhan pikeun nyiptakeunρ  Θ ? ∋ Ο ν
atawa ngabuktikeun salah sahiji kajadian. Tutungna perkara anu kaduruk teh lain ku
lantaran seuneu, waregna patuangan saparantosna tuang teh lain disababkeun ku
katuangan, turunna hujan lain ku lantaran ceudeum, estuning ku kersana Allah ta’ala.
Ta’rif adat nu kasebut mangrupakeun dasar Hukum Adat tur tina adat eta kaluar
sababaraha elmu diantarana nyaeta:
⇒ Elmu Nabatat = Elmu Tutuwuhan (Flora)
⇒ Elmu Hayawanat = Elmu Sasatoan (Fauna)
⇒ Elmu Jamadat/Haiat = Elmu Teknologi
⇒ Elmu Pertambangan saperti Geologi
⇒ Ilmu Samawat/Falak saperti Astronomi
Dina leresan dieu hukum syara’ netepkeun kalawan fardu kifayah ayana salah saurang
diantara umat Islam nu ngagem elmu-elmu nu kaunggel diluhur. Mangka geus sakuduna
urang salaku umat Islam jadi lulugu dina ngawasa salah sahiji eta elmu, sahanteuna aya
saurang dina hiji wewengkon.

Hukum Adat Wajib dihormat.

Kusabab katetepan hukum adat jadi dadasar dina hukum syara’, mangka katangtuannana
wajib dihormat, saperti adat netepkeun yen ngaroko bakal ngabalukarkeun kasakit
kangker, ku kituna urang wajib ngahormat ku cara teu ngaroko.
Dawuhan Allah dina surat Ar-Ra’du ayat 11 :
3 /∈∋ ρ Ρ ◊ ƒ ⊕ κ ⊆ Ν  Β τ ∃  ⌠ τ ι ⊃  ρ # ( µ ψ Λ →4
/∈) σ θ  Θ Β Β τ ∃  ⌠ τ ι ⊃  ω #∃!♥ )∈ χ
Saestuna Allah moal ngarobah kayaan hiji kaum (Musabab) tug dugi maraneh- na
ngarobah kaayaan nu aya dina dirina (Sabab).

Sok sanajan kitu, ayat-ayat Allah anu aya patula patalina jeung hukum adat (sabab jeung
musabab), saperti nu kaunggel diluhur ulah nepi ka di- itikadkeun yen adat ngabogaan
daya cipta pikeun ngajadikeun/ngahasilkeun hiji perkara, sabab sing saha wae jeung naon
wae teu ngabogaan kamampuhan pikeun nyiptakeun hiji perkara kajaba ti Allah,
sakumaha dawunanNa dina surat At-Taubah ayat 51 :
#∃9  ϑ ⇓ σ  Β ∉ Ζ  θ χ  σ =  υ Γ τ θ υ 2 ≅ ∪ #∃!↔ ρ υ  τ ? ν 4
Β τ θ  9 σ 9 Ζ υ ∃ δ  θ υ 9σ Ζ υ ∃ #∃!♠ 2 Φ τ = | Β τ ∃ )∈ω
 ℑ ⊕ ; υ Ζ υ ∃ ! 9♥ %  ≅
Ucapkeun! “Teu aya nu bakal nibanan ka kami sadaya kajaba naon nu tos ditangtoskeun
ku Allah ka kami sadaya, Anjeuna panyalindungan kami jeung mung ka Allah jalma-
jalma iman kudu sumerah.

Dawuhan Allah teh aya anu nuduhkeun kana sare’at jeung kana hakekat, ayat sare’at nu
nuduhkeun kana adat dina ngamalkeun nyaeta pikeun dijadikeun cekelan dina amal jeung
ucapan, sedeng anu nuduhkeun kana hakekat nyaeta pikeun cekelan dina enggoning
tawakal, sabar jeung sukur ka Allah ta’ala.
Sapanjang Allah masih keneh ngayakeun hukum adat, mangka katangtuan hukum adat
kudu dihormat (dilampahkeun). Saupama Allah teu ngayakeun hukum adat, Allah henteu
nga-taklif pikeun ngalampahkeun katetepan hukum adat, ngalainkeun marentahkeun
pikeun tawakal (sumerah) ka Allah kalawan sagemblengna nu dibarengan ku sabar jeung
sukur.
Sakumaha kajadian nu tumiba ka Kangjeng Nabi Ibrahim AS, nalika bade diduruk ku raja
Namrud, dipayuneun Nabi Ibrohim teu kasampak deui lakon sare’at (hukum adat) pikeun
ngabalieur tina kadoliman raja Namrud. Dina danget eta Nabi Ibrohim ngan ukur
sumerah ka Allah kalawan sagemblengna (tawakal), dina manahna aya kayakinan yen
seuneu moal boga kamampuhan pikeun nyiptakeun tutung jeung panas, mung Allah sahiji
nu bisa ngawujudkeun sagala perkara. Mangka dina kaayaan Kangjeng Nabi Ibrohim
nalika kitu, lungsur pitulung ti Allah dimana katangtuan hukum adat jadi patulang
tonggong, seuneu nu sakuduna karasa panas teh jadi karasa tiis, sakumaha dawuhan Allah
dina surat Al-Anbiya ayat 69 :
)∈/  τ ≡ δ ∉ Ο ζ  τ ? ν # ρ υ ψ = ν ≈ ϑ ÷ ∃ / τ  Ψ # . θ Τ ∈
τ≈Ζυ∃  %=  Ζ υ ∃
He Seuneu! Jadi tiis anjeun jeung jadi kasalametan anjeun pikeun Ibrohim.

Hubungan Sabab jeung Musabab (sambungan adat) aya opat rupa :


1. Hubungan aya kana aya, saperti hubungan rasa wareg jeung ayana nu dituang.
2. Hubungan aya kana taya, saperti hubungan ayana simut kana tayana tiris.
3. Hubungan taya kana aya, saperti hubungan tayana simut kana ayana tiris.
4. Hubungan taya kana taya, saperti hubungan teu tuang jeung tayana nu dituang.
Kalihna ti eta aya oge sebutan adat anu nuduhkeunna teh lain kana hukum adat, saperti:
1. Adat nu ngandung harti akhlak atawa kalakuan hiji jalma, upamana “si Fulan adatna
adatna alus”, ngandung harti yen lakuna si Fulan teh alus, atawa “si Fulan adatna resep
barangtuang”, ngandung harti si Fulan teh lakuna resep barangtuang.
2. Adat nu ngandung harti Sya’nul Kaom (kalakuan hiji kaum), upamana adat urang Bali
mun mawa botol sok disaluhureun sirah.
Adat-adat sarupa kitu teu mutlak dibenerkeun ku hukum syara’, aya nu dipandang hade
aya oge nu henteu, ku kituna teu mutlak bisa dijadikeun dadasar hukum syara’.

7. Ta’rif Hukum Adat.


#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ / θ # ⇐ π # 9  Φ 3 / Ψ γ Κ ∃  = # 9 σ
♣Β  ≠ σ β π ? ∃ 9 µ ρ  Π
τ δΚ∃ ?∋Ο ν #
Netepkeun hiji perkara (sabab) kana perkara nu lain (musabab) atawa ngilangkeun hiji
perkara tina perkara nu lain kalawan ngaliwatan panalungtikan tina naon anu geus
mineng kajadian, kapanggihna ku panca indra, aya patalian nu nyata, bisa gagal jeung
taya hasil tina Sabab jeung Musabab.

Contona netepkeun ayana tutung kanu diduruk atawa netepkeun wareg lantaran aya nu
dituang.
mangrupakeun pokok ta’rif hukum, ti mimiti Hukum Adat, Hukum Syara’ nepi ka
Hukum Akal.#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ Kecap
/ θ # ⇐ π # 9  Φ 3 / Ψ γ Κ ∃ Kecap nuduhkeun kana bebedaan antara hukum
adat, hukum syara' jeung hukum akal.
Kecap nuduhkeun kana antara Sabab jeung Musabab kudu aya patalian= # 9 σ  ♣
jeung panetepannana kudu ngaliwatan hissi, boh hissi dohir atawa hissi batin.

Nu dimaksud hissi dohir nyaeta nu disebut panca indra:


Paningalna Mata, saperti katingalina raheut nu disababkeun kakeureut peso atawa tapak
kaduruk ku seuneu, antara Sabab jeung Musabab duanana bisa kasaksi ku mata, nu
ngandung harti antara Sabab jeung Musabab aya hubungan jeung patalian anu atra.
Letah, saperti netepkeun ayana rasa amis kana gula, netepkeun rasa asin kana uyah.
Antara Sabab jeung Musabab dipanggihanna ku letah.
Pangrungu, saperti netepkeun ayana sowara lantaran aya jalma keur guneman, hubungan
kaduana dipanggihanna ku pangrungu.
Pangangseu, saperti netepkeun seungit kana minyak wangi, panetepan ieu dumasar kana
pamanggihna pangangseu.
Kulit/Panyasar, saperti ayana bentol dina tonggong, ditetepkeunna ku panyasar.
Anapon nu disebut hissi batin nyaeta saperti ayana rasa lapar, bingung, susah, gumbira
jeung sajabana.

Babagian Hukum Adat.

Panetepan hukum adat kabagi kana dua bagian:


ϖ Wajib ‘Ady, nyaeta hiji katetepan nu kudu kajadian nurutkeun adat, dumasar kana
pataliannana saperti dina ta’rif diluhur.
ϖ Muhal ‘Ady, nyaeta hiji katetepan nu moal bakal kajadian nurutkeun adat, disebut
Khowariqul lil ‘adat, saperti mustahilna nu diduruk teu tutung atawa nu dibacok henteu
codak.

8. Hukum Akal

Sateuacan nganyahokeun hukum akal langkung tipayun urang guar heula ngeunaan akal
numutkeun Elmu Tauhid, nyaeta:

τ∃ Ρ π ? 8 / µ # 9 Ψ π ♣ # 9  = θ Π # 9 β ρ µ
β ρ #9 Ζ β ◊ π β ρ Β σ = µ # 9 + = = ρ Ρ θ ν β Ρθ <⇑ # ρ
ω  # 9 φ ⊥  ρ # ρ β Α 2 Κ ∃ 9 µ # 96 = θ  τ  Ρ #9 β
 #9 β Β ∃  ρ #/Φ # µ Β 
Cahya Latif (Cahya Ruhani) nu bisa manggihan kanyaho boh nu bangga atawa nu enteng.
Tempatna nyaeta dina ati tur sorotna dina uteuk, ngawitan ligar nyaeta nalika ruhani
manusa ditiupkeun (ku Malaikat Jibril) kalebet Janin (dina kandungan Ibu) jeung
sampurnana dikawitan nalika mangkat baligh.

τ∃ Ρ π Kecap Ρ θ < ⇑ # ρ nyaeta cahya goib nu teu bisa ditingali kajaba


ku Allah, lantaran cahya akal nu kaunggel lain mangrupa cahya nu bisa ditingali ku
panon kapala oge lain cahya goib saperti:
ϖ Nur Syahwati, cahya ati nu aya patalina jeung asmara gama.
ϖ Nur Duniawi, cahya ati nu ngarah kana kadunyaan.
ϖ Nur Nafsu, cahya nafsu nu sok ngajak kana kagorengan.
ϖ Nur Syaitoni, cahya pancaran Setan nu ngaranjing kana jiwa manusa.
Sakumaha nu tos disebatkeun dina pasal hukum adat yen aya sebutan adat nu teu kaasup
kana hukum adat, sumawona dina hukum akal,aya sebutan akal nu teu kaasup kana ta’rif
diluhur (teu bisa jadi hakimna hukum akal) kusabab pimaksudeunnana beda, diantarana :
o Akal nu ngandung harti Pikiran, dina kecap “gunakeun akal andika ulah siga nu teu
ngabogaan akal”.
o Akal nu ngandung harti Adat,”akal kuring teu ngarti wireh aya nu diduruk teu tutung”.
o Akal nu ngandung harti Ikhtiar, “kuring geus kabeakeun akal pikeun ngabogaan eta
barang”.
o Akal nu ngandung harti Pinter, “budak teh akalna hade oge, saumur kitu geus bisa
nyieun momobilan sorangan”.
o Akal nu ngandung harti Dewasa, “budak leutik mah can boga akal”.

Babagian Akal.

Akal kabagi kana dua bagean:


1. Akal Ghorizi, nyaeta akal nu ngabogaan kakuatan pikeun nganyahokeun kana ayana
Allah.
2. Akal Thobi’i, nyaeta akal nu ngabogaan kamampuhan pikeun ngahontal
pimaksudeunnana ngan teu mampu ngarti pikeun nganyahokeun ayana Allah.
Saupama manusa nu ngabogaan akal ghorizi teu bisa ngagunakeun akalna pikeun
nganyahokeun Allah, tangtu ngagejlig martabat jeung darajatna di payuneun Allah sarta
leuwih hina tibatan sato nu ngan ngabogaan akal thobi’i, sakumaha dawuhan Allah dina
surat Al-A’rof ayat 79 :

‫ﻦﻭﺍﻻﻧﺲ ﻟﻬﻢﻛﻠﻮﺏ‬ ّ ‫ﻭﻟﻘﺪﺫﺭﺃﻧﺎﳉﻬّﻨﻢﻛﺜﺮﺍّﻣﻦﺍﳉ‬


‫ﻻﻳﻔﻘﻬﻮﻥﺑﻬﺎﻭﻟﻬﻢﺍﻋﲔﻻﻳﺒﺼﲑﻭﻥﺑﻬﺎﻭﻟﻬﻢﺍﺫﺍﻥ‬
‫ﻞﺍﻭ ۤﻟﺌﻚﻫﻡ‬
ّ ‫ﻻﺳﻤﻌﻮﻥﺑﻬﺎﺍﻭ ۤﻟﺌﻚﻛﺎﻻﻧﻌﺎﻢﺑﻞﻫﻡﺍﺿ‬
‫ﺍﻟﻐﺎﻓﻠﻮﻥ‬
Jeung saestuna Kami ngajadikeun pikeun (eusi) naraka Jahanam kalobaan tina bangsa Jin
jeung Manusa, maranehna ngabogaan akal (tapi) teu dipake pikeun mahaman ayat-ayat
Allah, jeung maranehna ngabogaan mata tapi teu dipake pikeun ningali (tanda-tanda
kakawasaan Allah) jeung maranehna ngabogaan pangrungu (tapi) teu dipake pikeun
ngareungeu (ayat-ayat Allah). Maranehna lir ibarat sato inguan, samalah maranehna
leuwih sasar deui. Maranehna nyaeta jalma-jalma anu teu eling (lale).

1. Ta’rif Hukum Akal.


#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ / θ # ⇐ π ρ ∠  # 9 θ # ρ ∠  ρ δ θ ζ ⇐ % >
#!_?  ∃ < # < Κ  = ο , / ∋ #   ≅
τ π # ρ ω # < θ ⊇  < γ Κ ∃ #<Κ3 = ο ∀  / ∃ # <⇑ ξ > # ρ # ω / ∃
Netepkeun hiji perkara kana perkara nu lain atawa ngilangkeun hiji perkara kana perkara
nu lainna,sarta teu nunggu kana hasil panalungtikan (sering kajadian) sarta teu nunggu
kana panetepan Asy-Syar’i.
Kecap nyaeta ngaluarkeun katetepan
hukum#Ο;∃ Ν # Β ω Ι # ρ Ρ ∀ µ  µ / θ # ⇐ π ρ ∠  # 9 θ # ρ ∠  adat,
sabab katetepan hukum adat dumasar kanu se-ring kajadian. Kecap
ρ δ θ ζ ⇐ % > #!_?  ∃ < # < Κ  = ο , / ∋ #   ≅ # < Κ 3 = ο ∀  / ∃ # < ⇑ ξ > # ρ # ω / ∃
τ π # ρ ω # < θ ⊇  < γ Κ ∃ nyaeta ngaluarkeun katetepan hukum syara’, ku sabab
katetepan hukum syara ditanggelkeun kana ayana katetapan Allah jeung RasulNa,
sedengkeun nu ditetepkeun ku hukum akal nyaeta kalumangsungan samemeh umat
manusa diciptakeun sarta Rasul-rasulna diangkat, samalah leuwih jauh deui nyaeta
samemeh gumelarna ieu alam dunya. Jadi jelas lumangsungna ieu katetepan hukum akal
teh teu ditanggelkeun kana aya atawa tayana akal, ku sabab samemeh akal aya, katetepan
hukum akal mah geus aya. Perhatoskeun ieu conto: Allah AYA, ku kituna Allah
KAWASA, katetepan sarupa kieu teu ditanggelkeun kana ayana akal. Aya atawa teu
ayana akal teu mangaruhan kana katetepan yen Allah eta aya. Lajeng naon atuh pang
disebut Hukum Akal? Jawabanna nyaeta, sabab eusi katangtuan hukum akal di-
panggihanna ku akal, tapi lain ngandung harti ayana katangtuan hukum akal teh
sanggeusna akal ngajadi.
Saupama katangtuan hukum akal jeung pasualan katetapan ayana Allah nunggu kana
ayana beja tina Qur’an jeung Hadist, atawa dumasar kana katangtuan adat, eta perkara
bisa nimbulkeun lumangsungna Daor nu pamohalan kajadian, lantaran nu disebut daor
nyaeta:
#9 π ρ δ θ ? θ π % ∝ ? ↓ , ζ Φ θ π % #= µ
Nu disebut Daor nyaeta ayana hiji perkara nunggu kana ayana perkara nu lain, nu mana
ayana perkara nu lain eta teh nungguan oge kana ayana perkara nu mimiti.
Conto lain: Iman ka Allah nunggu kana ayana beja ti Qur’an jeung Hadist, sedengkeun
iman kana Qur’an jeung Hadist teh nunggu oge kana imanna ka Allah. Hal sarupa kitu
pamohalan bakal kajadian sabab silih tungguan, ku sabab kitu katetepan ayana Allah teh
hasil katetepan hukum akal, nu saterusna manusa iman kana ayana Allah, sanggeusna
iman ka Allah bakal timbul kapercayaan kana Qur’an jeung Hadist, sanggeusna percaya
kitu Qur’an jeung Hadist teh bakal dijadikeun dalil.
Dalil hukum akal kabagi kana dua bagean
1. Dalil Naqli, nyaeta dalil-dalil anu sumberna tina Al-Qur’an jeung Hadist sarta khusus
piparantieun jalma nu geus iman ka Allah.
2. Dalil Aqli, nyaeta dalil-dalil anu dumasar kana katetepan akal, piparantieun jalma nu
tacan atawa nu geus iman ka Allah. Dalil Aqli kabagi deui kana dua bagean:
o Dalil Aqli Ijmali, nyaeta dalil nu sifatna sederhana. Hukum nga-nyahokeun kana ieu
dalil teh nyaeta Fardu ‘Aen (wajib)
o Dalil Aqli Tafshili, nyaeta dalil nu leuwih luhur tur eces nu bakal mampu mageuhkeun
kana ajaran Islam sarta ngalawan kana ajaran-ajaran anu teu satujuan jeung ajaran tauhid
ieu. Hukum nganyahokeun kana ieu dalil teh nyaeta Fardu Kifayah.

Hubungan Hukum Syara’ jeung Hukum Akal.

Katetepan hukum syara’ pikeun hukum akal nyaeta salaku kamudi (kontrol), sabab
saupama hukum akal nu dipake kalawan teu merhatikeun hukum syara’na, bkal
ngabalukarkeun alam pamikiran anu samar jeung teu tangtu jujutannana, nu antukna
bakal kagolongkeun kana golongan Kafir Fulasiah atawa Jabariyyah.
Saupama aya kajadian ayat Qur’an atawa katerangan Hadist nu eusina teu kapaham ku
akal, mangka hukum akal nu geus dikamudikeun ku hukum syara’ bakal bisa nyaliksik
kana eta katerangan tur ngajadi Takhsis, sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Hasyr
ayat 2 :
#∃{Φ/  ℑ | ≈ ⊂ τ ≈ ↓ ∋  ρ ∋ < ⊆  σ ∃ ∃  Φ τ 9 ⊃  ρ # (
Mangka geura cokot eta kajadian pikeun jadi palajaran he jelema nu ngabogaan akal.
Pikeun leuwih ngeceskeun ieu masalah perhatoskeun oge dawuhan Allah dihandap:
# !  θ−# γ Ν
Sacara harti kecap ngandung harti “Panangan Allah disaluhureun leungeun Makhluk”,
saupama dihartikeun kitu ngaco kacida sabab pamohalan tur bakal nimbulkeun dugaan
nyaeta :
*) Allah ngagaduhan panangan siga manusa.
*) Saupama enya yen Allah teh pananganan saperti manusa mangka bakal nimbulkeun
dugaan yen panangan Allah teh seueur kacida.
Sedengkeun numutkeun hukum akal Allah teh Mukholafatu Lil Hawadist (beda jeung
makhluk) sakumaha dawuhanNa dina surat Al-Ikhlas ayat 4 sareng Asy-Syuro ayat 11 :

‫ ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻟﻪﺷﻴﻰﺀ‬---‫ﻭﻟﻢﻳﻜﻦﻟﻪﻛﻔﻮﺍﺍﺣﺪ‬
Teu aya saperkara oge nu sarupa sareng Anjeuna.

Dina ngalenyepan ayat nu kaunggel, para Ulama kabagi kana kana dua golongan:
1. Ulama Kholaf (Ulama nu jumeneng saparantos taun 500 H), pangemutna nyaeta yen
dina ngahartikeun ayat nu kaunggel tadi teh kudu dita’wil (dijembarkeun) kalawan
hartian nu sakirana bisa ditarima ku akal, sabab saupama teu dita’wil ngandung harti
Qur’an teh teu bisa mere pituduh. Pamandang ieu teh di dasaran ku dawuhan Allah dina
surat An-Nahl ayat 44 :
τΓ τ ξ 3♥ ρχ ρ υ 9 σ  ψ = ↓ γ ⇓ Ν  )∈9 σ  κ ⊆ Ν 
Ρ  η ⊂ Α τ Β τ ∃ 9∉= Ζ •∃ •⊗ 9∉Φ  7 τ  ι ∈  τ #∃!% ε ∉2 ∫ τ
)∈9 σ  7 ψ ρ υ & ρ Ρ τ 9  Ζ υ ∃ !
Jeung Kami turunkeun ka aranjeun Al-Qur’an, supaya anjeun ngajelaskeun ka umat
ngenaan naon nu geus ku Kami diturunkeun ka maranehna tur supaya maranehna
mikiran.

Sareng dawuhan Allah dina surat Al-Hasyr ayat 2 :


#∃{Φ/  ℑ | ≈ ⊂ τ ≈ ↓ ∋  ρ ∋ < ⊆  σ ∃ ∃  Φ τ 9 ⊃  ρ # (
Mangka geura cokot eta kajadian pikeun jadi palajaran he jalma-jalma nu ngabogaan
akal.

2. Ulama Salaf (Ulama nu jumeneng sateuacan taun 500 H), pangemutna yen ayat nu
kaunggel teh teu meunang dita’wilkeun. Anapon ngeunaan pimaksudeun tina eta ayat
dipasrahkeun sagemblengna ka Allah, pikeun ngajaga ayana kasalahan dina ngrarapkeun
Al-Qur’an.

Sok sanaos kitu, dina leresan aqidah mah teu aya bentenna antawis kayakinan Ulama
Khalaf sareng Ulama Salaf teh, bentenna mung dina lebah ngajembarkeun ayat-ayat
Mutasyabihat wungkul.
=========================================

BAB III

PAMEUNTEUN HUKUM SYARA’


KANA ELMU TAUHID

1. Kawajiban Ngabogaan Tauhid

Hukum Syara’ ngawajibkeun ka sakabeh jalma nu ngabogaan akal sarta geus baligh
(Mukallaf) pikeun ngabogaan tauhid, nyaeta nganyahokeun jeung ngayakinkeun kana
ayana Allah, sabab sah jeung henteuna iman hiji jalma diukur tina katauhidannana.
Kawajiban ngabogaan tauhid diterapkeun ti ngawitan akil baligh tumiba, ku sabab kitu
sakiceup wae dina mangsa geus baligh katauhidan leungit, ngandung harti eta jalma geus
ngalaman kafir. Ku kituna, samemeh nicak kana baligh dikudukeun pisan neuleuman
elmu tauhid leuwih tiheula, etang-etang sasayagian sarta pikeun ngajaga laku supaya teu
ngalaman kafir leuwih tiheula. Al-Baqarah ayat 21-22 :
τ ≈ ↓∋ ρ κ π ∃ Β∉ ρ υ # ∃ !♥%∉   τ {σ = ν ) σ 3  Ν  #∃!♥%∉
υ / ↑ 3  Ν  #∃6  ⇓ ρ # ( #∃9Ψ •∃ • #∃{Φ  ∨ υ 9σ3  Ν  _ψ  ψ ≅
#∃!♥%∉ ∪⊇⊄∩ ? σ Γ↑)◊ θ β τ 9σ  ψ = ♠ 3  Ν  %σ6  = ∈ 3  Ν 
Β τ ∃ ! [ #∃9 ϒ ϒ ϑ ψ ∃ !  ∉ Β∉ ζ ρ υ & ρ Ρ τ Α τ /∈Ψ ο ∃! [
ρ υ # ∃ 9 ϒ ϒ ϑ ψ ∃ !  υ  ∉ τ ≡ ♥ ς ∃ !← Β ρ γ   ψ =  θ # (  σ ξ (
9♥3 Ν  ⊆  % ] ∃ #∃9 ς •ϑ ψ τ ≡ Ν ∉ Β∉ ζ /∈ µ∉
 σ∋ ρ ζ  τ λ ψ ∪⊄⊄∩ ? σ   = ν ϑ ⇓ θ χ ρυ& ρ Ρ Φ  Ν 
&ρ Ρ ψ # Ψ #
He Manusa ! Geura ibadah ka Pangeran anjeun nu geus nyiptakeun anjeun jeung jalma-
jalma samemeh aranjeun, supaya anjeun jadi jalma nu taqwa. Anjeuna nu geus
ngajadikeun bumi minangka titincakan pikeun anjeun, sarta langit minangka suhunan,
jeung Anjeuna ngalungsurkeun hujan ti langit sarta Anjeuna ngahasilkeun kalawan eta
cai hujan mangrupa-rupa bubuahan pikeun rizki keur anjeun, ku kituna pama ulah
ngayakeun sekutu ka Allah, padahal anjeun geus apal.
Kecap ngandung harti Kudu ibadah anjeun sakabeh, nu dimaksud nyaeta #∃ 6  ⇓
lain ngan saukur ibadah saperti Sholat, Zakat, Puasa, Munggah Haji wungkul, tapi nu
leuwih utama tina ibadah nyaeta ngabogaan tauhid/kaimanan ka Allah, sabab jalma nu
can iman ka Allah (kafir) mah teu sah ibadahna.

ngandung harti Nu # ∃!♥%∉ { σ = ν ) σ 3  Ν  Kecap geus nyiptakeun anjeun


sakabeh, nu dimaksud nyaeta, nuduhkeun yen parentah ibadah dina ieu ayat aya patalina
jeung sasakala diciptakeunna manusa, hal ieu nuduhkeun yen parentah ngabogaan tauhid
teh kudu dibarengan ku dalil, boh dalil Aqli atawa dalil Naqli.
Dina tungtung  σ ξ Β ρ γ   ψ =  θ # ( !← & ρ Ρ ψ # Ψ # ( ayat aya kecap
nu hartina Jeung poma anjeun ulah ngayakeun sekutu ka Allah, nu dimaksud nyaeta,
manusa dina katauhidanna lain ngan nyaho kana ayana Allah wungkul, tapi kudu
dibarengan ku cara teu ngabenerkeun aya deui pangeran kajaba ti Allah.

2. Ngucapkeun Syahadat

Iman ka Allah diikrarkeun kalawan ngucapkeun Syahadat sakumaha kaunggel :


ρ #♥ η γ # β η Β σ η Κ # θ Α # ! _ ∪〈∩ #♥η γ #  ω # < µ # ω _ #!_
Abdi nyaksi yen teu aya deui Pangeran anging Allah, sareng abdi nyaksi yen Nabi
Muhammad eta utusan Allah.

Para Ulama parantos sapuk yen ngucapkeun Syahadat teh mangrupakeun Rukun Islam,
mangka saha jalma nu teu ngucapkeun dua kalimah Syahadat manehna teu kaasup Islam,
sok sanajan dina hakekatna manehna iman kana ayana Allah, sakumaha kaunggel dina
Hadist nu diriwayatkeun ku Bukhory (Hadist Al-Arba’in)
#/Κ # β
δ θ Α # ! δ ≈ ? # ! δ  = µ ρ = δ Ν % ∃ Α # Β Ν # β # % ∃ ? ≅ #9 Ζ δ ∃
•τ  δ ± γ ρ #
#β ω #9 µ # ω δ # ! δ ρ # β δ Β σ Κ δ # θ Α # ! δ ρ ) ϑ θ # #9ℑ δ ξ ο ρ
σ ? θ # #9 δ 2 ∃ ο  ∗ #   = θ # 9 7
ℑΚ θ # Β  χ Β ∃ γ Μ ρ # Β θ #9 γ Μ#ω χ/ σ, χ#ω ξ Π  σ ∞ %/ γΜ
≅#! ε
Ti Umar R.A, Saestuna Rasulullah SAW tos ngadawuh: Kami diparentahkeun pikeun
merangan jalma-jalma nepikeun maranehna nyaksi (ngucapkeun Syahadat) yen “Teu aya
deui Pangeran anging Allah jeung Saestuna Muhammad teh utusan Allah” jeung
ngadegkeun Sholat sarta ngaluarkeun Zakat. Samangsa maranehna migawe eta kabeh,
mangka Kami ngajaga getih tur harta banda maranehna, kajaba hak-hak nu aya patalina
jeung Islam, saterasna hisaban maranehna disanggakeun ka Allah.

Dina hal ngucapkeun Syahadat nu dibarengan ku kaimanan, para Ulama ngagaduhan


sababaraha pamandang diantawisna:
1. Imam Al-Asy’ari sareng Al-Maturidy (Muhaqiqin) mandang yen ngucapkeun dua
kalimah Syahadat teh mangrupikeun sarat sahna iman.
Ulama Jumhur masihan katerangan ngeunaan pamandang Imam Al-Asy’ari sareng Al-
Maturidy, yen nu dimaksad sarat sahna iman teh nyaeta pikeun nga-sahkeun hukum
Islam di Dunya, saperti hukum nikah, waris, sholat sareng sajabina. Sedengkeun
dipayuneun Allah, nu di tingal teh nyaeta atina sanes ucapannana. Lamun atina iman
kalebet Mu’min sarta pibalikeuna teh Sawarga, kitu deui samulihna lamun dina atina taya
kaimanan sok sanajan ngucapkeun Syahadatain, teu kaasup kana golongan Mu’min sarta
pibalikeuna teh Naraka.
2. Imam Abu Hanifah, ngagaduhan kamandang yen ngucapkeun Syahadatain teh
satengan tina iman, sabab Iman jeung Syahadatain mangrupakeun rangkepan dohir jeung
batin.
3. Syahadat Munjin

Sakumaha nu tos disebatkeun di luhur, wirehna pikeun ngajadi jalma iman teh teu cukup
ngan ku ngucapkeun Syahadat wungkul, lantaran masalah kaimanan mah lain masalah
lahiriyah ngalainkeun masalah hate atawa kajiwaan. Kumargi kitu dina ngucapkeunna
oge kedah dilenyepan kalawan saenyana. Syahadat nu dilenyepan kalawan saenyana ieu
teh disebatna Syahadat Munjin, nyaeta Syahadat nu bakal nyalametkeun manusa engke di
akhir.
Anapon nu dimaksud Syahadat Munjin nyaeta Syahadat nu dibarengan ku :
1. Ma’rifat, nyaeta hate ngaku yen Allah teh Pangeran tur Muhammad teh utusan Allah.
2. Idz-dzi’an, nyaeta hate narima mangeran ka Allah sarta narima karasulan Nabi
Muhammad.
3. Qobul, nyaeta hate narima sakabeh ajaran Allah jeung RasulNa, tug dugi ngajadi
ageman hirup.
4. Lafad/kecap, nyaeta kalimah nu diucapkeun kudu basa Arab, teu bisa digenten ku basa
sejen sok sanajan dina maknana eta basa teh sarua.
o Ma’rifat
Dina ngucapkeun Syahadat teh kudu dibarengan ku hate nu ma’rifat nyaeta nu
dibarengan ku:
ϖ Idrokun Jazimun, nyaeta ngayakinkeunna teh kalawan saenyana nepikeun taya deui
mangmang dina hate, yen saestuna teu aya deui Pangeran anging Allah jeung Muhammad
teh utusan Allah.
ϖ Muwafiqun Lil Waqi’i, nyaeta naon nu dipikayakin ku urang teh saluyu jeung
kanyataannana sakumaha nu kasebat dina elmu tauhid.
ϖ Nasyi’un ‘Andalilin, nyaeta ngayakinkeun kana ayana Allah teh dibarengan ku dalil
nu bisa mancegkeun pamadegan, boh dalil aqli atawa dalil naqli.
Anapon nu kedah dima’rifatkeun teh nyaeta:
• Dzat Allah sareng sifat-sifatNa.
• Dzat Rasul sareng sifat-sifatNa.
• Nu Mumkin di Allah sarta di Rasul.
• Nu wajib jeung nu mustahil di Allah jeung RasulNa.

o Idz-dzi’an.
Pikeun disebutkeun Mu’min teh teu cukup ku ngacapkeun Syahadat nu dibarengan ku
ma’rifat wungkul, sajabana ti eta kedah oge disarengan ku ayana pangakuan yen Allah
teh Pangeran abdi sarta Nabi Muhammad teh Rasul abdi. Jadi saupama aya nu
ngayakinkeun yen Allah teh Pangeran sarta Muhammad teh Rasul Allah, tapi manehna
teu narima mangeran ka Allah jeung teu ngaku kana karasulan Nabi Muhammad,
dipayuneun Allah eta jalma teu kaasup kana golongan jalma iman, saperti ucapan salah
sahiji pamingpin bangsa Yahudi di zaman Nabi nyaeta Abdullah bin Salam, manehna
ngecap : “ kuring yakin yen Muhammad teh saenya-enyana Rasul Allah jeung Nabi
pamungkas, sakumaha kuring yakin ka anak kuring sorangan, samalah ka Nabi
Muhammad kuring leuwih yakin (ma’rifat)”. Jalma sarupa kieu disebutkeun dina Al-
Qur’an surat Al-Baqarah ayat 146 :
( & ρ/  Ψ ο ∃ !  υ δ  Ν  τ   ⊂   θ β τ .ξ ϑ ψ ∃
τ   ⊂   θ Ρ τ µ …
Jalma-jalma (Yahudi jeung Nasrani)nu geus dibere Kitab (Taurat jeung Injil) apal
(ma’rifat) ka Muhammad sakumaha maranehna apal ka anak-anakna sorangan. Jeung
saestuna sabagian di antara maranehna nyumput-keun kabeneran, padahal maranehna
geus apal.

o Qobul.
Sing saha jalma anu dina hatena teu narima kana ajaran Allah jeung RasulNa, manehna
teu kaasup jalma Mu’min, sok sanajan manehna geus ma’rifat jeung Idz-dzi’an sarta
ngalaksanakeun ajaran Allah jeung RasulNa.
Salaku bukti yen eta jalma geus Qobul, eta jalma kudu wani ikrar:

⊇ Μ /∃#! ε  / ∃ ρ / ∃ ω ξ Λ Ψ ∃/ϑσϑβ Ρ6 ∃ρ


θ ω ρ / ∃ # 9) , β # Β ∃ Β ∃ ρ / ∃#<Κ σ Β Ψ  # ζ θ # Ρ ∃
Abdi rido ka Allah mangeran, jeung ka Islam abdi ngagem Agama, jeung ka Nabi
Muhammad abdi nga-Nabi tur nga-Rasul, jeung kana Qur’an abdi ngimam, jeung ka
jalma-jalma Mu’min abdi midulur.

Sajabina ti Allah sareng rasul-Na, wajib oge ku urang dima’rifatkeun ngeunaan ayana
alam gaib sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 3-4
 θ %∉ Ζ θ β τ φ /  ρ υ / ∈ ∃ ∃ ψ Φ ζ ⊕ τ ο ⊆ -------
/∈∃∃9  ⌠ τ  = ⊆  σ  Β ∉ Ζ  θ β τ #∃!♥%∉   τ
Manehna (nu taraqwa) nyaeta nu iman kana perkara nu gaib, sarta maranehna yahin kana
ayana kahirupan akherat.
Anapon nu disebut alam gaib diantarana nyaeta:
o Alam Barzah
o Alam Ba’ats/tina kubur
o Mahsyar/tempat kumpul
o Mauqif/tempat nunggu hisaban
o Mizan/timbangan amal
o Syafa’atul Udhma
o Sawarga
o Naraka
o Shirothol Mustaqim
Jalma nu ma’rifat, idz-dzi’an, qobul jeung ngucapkeun Syahadat tapi hanteu
ngalaksanakeun ajaran-ajara Islam disebut Mu’min Fasiq. Jalma nu ngalakonan ajaran
Islam tapi hatena teu ma’rifat, idz-dzi’an jeung qobul disebut Mu’min Munafiq.

5. Tingkatan Iman

Sakumaha nu kaunggel dina Qur’an jeung Hadist, yen kaimanan teh kadang sok
nambahan kadang sok ngurangan, mangka para Ulama ngabagi kaimanan kana lima
tingkatan nyaeta:
1. Iman Taqlid.
Nyaeta kaimanan hiji jalma nu teu dibarengan ku dalil/argumentasi, manehna ngan
saukur tuturut nu lain, tapi hatena yakin jeung jazim kana ayana Allah.
Dina ngahukuman Iman Taqlid para ulama ngagaduhan pamandang nu barenten
diantawisna :
a) Al-Asy’ari, Abi Bakrin Baqilani, Imam Malik sareng Imam Haromaen, pamandangna
nyaeta yen Iman Taqlid teh hukumna sah, ngan dosa eta jalma alatan tuturut munding
tanpa ngabogaan dalil.
b) Ibnu ‘Arobi sareng Iman Sanusi, “Iman Taqlid teh teu sah”, namung dina Kitab Kubro
Imam Sanusi nyabut deui pamandangna.
c) Imam Dasuqi, “Iman Taqlid teh sah”ngan dosa lamu eta jalma mampu mikir.
Pamandang model kieu teh dijadikeun cekelan ku para Ulama (Al-Mu’tamad) dumasar
kana dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 286 :
4 ρ  ⌠  ψ γ ψ ∃ )∈ω Ρ τ  ϒ ″ ∃ #∃!♠  3 σ = κ ∉ # ⇓ ω
Allah teu ngabeungbeuratan hiji jalma kajaba saluyu jeung kamampuhna.

d) Sabagean Ulama nandeskeun yen iman Taqlid teh sah hukumna sarta henteu dosa
lamun nu diturutna teh ngabogaan dalil tina Qur’an jeung Hadist.
e) Sabagean Ulama meunteun yen iman Taqlid teh sah sarta teu dosa boh keur nu mampu
mikir boh keur nu awam, pameunteunna ieu dumasar kana Hadist Rasul nalika ngawalon
patarosan ti saurang Badawi “Ya Rasulullah, kumaha carana sangkan lebet ka Sawarga?”
Sarentek Nabi ngawalon “Geura ucapkeun ku anjeun!”
ρ #♥ η γ # β η Β σ η Κ # θ Α # ! _ ∪〈∩ #♥η γ #  ω # < µ # ω _ #!_
f) Sabagean Ulama ngagaduhan pamandang yen iman Taqlid teh sah, samalah lamun
geus iman diharamkeun neangan deui dalil sabab bisi aya mangmang.
Tina sadaya pamandang Ulama nu tos kaunggel diluhur teh teu ngabaud kana ngeunaan
masalah nu pokok (Mu’takad).

2. Iman Ilmu
Nyaeta kaimanan jalma mukallaf nu geus nyaho dalil nu bener. Ahluttashauf meunteun
yen tingkatan iman sarupa kieu disebut “Mahjubun” atawa anu kahijab.

3. Iman ‘Iyan
Nyaeta kaimanan hiji jalma nu dibarengan ku ma’rifat sarta tashdiq, nu ngalenyepan sifat
Ilmu, Sama, Basharna Allah sarta geus ngaranjing dina jiwana, nepikeun ka ngarasa sok
didangu ku Allah sarta linggihna di Maqom Muraqobah. Ku ahli ma’rifat mah iman
sarupa kieu teh dingaranan Iman’Ilmul Yaqin.

4. Iman Haqqul Yakin


Nyaeta kaimanan hiji jalma nu ngabogaan paneleuman nu jero, hatena mampu nyulusup
ka Maqom Musyahadah, saupama ningali hiji makhluk, saharita manahna inget ka nu
nyiptakeunnana. Kaimanan model kieu ngaranjingna jeung sifat Qudrat Allah.

5. Iman Haqiqat
Nyaeta kaimanan hiji jalma anu paneuleumna leuwih jero deui sarta ka- ma’rifatanna
leuwih aheng deui dugikeun ka manahna teu emut deui ka makhluk, manahna tetep
manteng ka Allah sarta linggihna di Maqom Fana. Kaimanan sarupa kieu dinamian oge
Iman ‘Aenal Yaqin anu kaayaanna teh Majdub.
6. Iman Haqiqatul Haqiqat
Nyaeta kaimanan para Rasul, dina leresan dieu para Ahli Ushul hanteu masihan ta’rif.

=======================================

BAB IV

AQIDAH ULUHIYYAH

Pasal 1.
Sifat nu wajib di Allah

Sifat nu wajib/pasti aya di Allah jumblahna kalintang seueur, mo bisa kaitung sarta mo
bisa diringkes, alatan sifat kasampurnaan Allah moal aya nu bisa sanggup ngitungna
kajabi Allah nyalira. Namung nu wajib ku urang dikanyahokeun nyaeta nu aya dalilna
bae, boh dalil aqli atawa dalil naqli.
Dina ngajumblahkeun sifat wajib ieu, para Ulama ngagaduhan sababaraha pamandang
nyaeta:
1. Al-Asy’ari sareng Muhaqiqin ngunggelkeun yen sifat Allah anu wajib di- kanyahokeun
jumblahna aya 12 sifat, nu kabagi kana 5 sifat Salabiyyah sarta 7 sifat Ma’ani.
2. Abi Bakrin Baqilani, Imam Haromaen katut Ar-Rozi ngunggelkeun yen sifat Allah nu
wajib dikanyahokeun aya 13 sifat, 12 sifat sakumaha pamandang anu kahiji ditambah 1
sifat, nyaeta sifat Wujud (Nafsiyyah).
3. Al- Ma’turidy, Sanusi kalih Ibrahim Al-Bajuri ngunggelkeun yen sifat Allah nu wajib
dikanyahokeun jumblahna aya 20 sifat, 13 sifat sakumah pamandang anu kahiji sareng
kadua, ditambah 7 sifat Ma’nawiyyah.
Supaya sadaya pamandang Ulama Ushuludin tadi kawengku, mangka nu baris dicandak
nyaeta sifat nu 20 sarta kabagi kana:

No Ngaran Sifat Golongan Sifat Jumblah Sifat


1 Wujud Nafsiyyah 1

1 Qidam Salabiyyah 5
2 Baqo
3 Mukholafatul Lil Hawaditsi
4 Qiyamuhu Binafsihi
5 Wahdaniyyat

1 Qudrat Ma’ani 7
2 Iradat
3 Ilmu
4 Hayat
5 Sama’
6 Bashar
7 Kalam

1 Qodiran Ma’nawiyyah 7
2 Muridan
3 ‘Aliman
4 Hayan
5 Sami’an
6 Bashiran
7 Mutakalliman

Pasal 2.
Sifat Nafsiyyah

Ta’rif Sifat Nafsiyyah


δ # 9 σ ∃ Α # 9 θ #_6 π9 = π # Ν Β ∃ # Β Μ 〉 Β  = π ≅/=π π
Hal/ Sifat nu pasti netep dina hiji perkara anu maujud, salila ayana eta dzat teh teu
disababkeun ku nu lain.

Sakumaha nu tos kaunggel diluhur, wirehna Nafsiyyah teh nyaeta sifatna Wujud.Anapon
nu kasebat wujud teh kabagi kana tilu rupa:
1. Wujud Idlofi, nyaeta ayana hiji perkara nyarande kana perkara nu lain, saperti ayana
beurang kulantaran ayana peuting.
2. Wujud ‘Aridli, nyaeta ayana hiji perkara dipiheulaan ku teu aya, saperti wujudna alam
dunya.
3. Wujud Dzati, atanapi Wujud Haqiqi, nyaeta ayana hiji perkara teu nyarande kanu lain
sarta teu dipiheulaan ku teu aya, nyaeta wujud Allah SWT.
Barang nu aya (Maujud) teh bisa dipendakan ku Hisi jeung ‘Akli. Nu tiasa kapendak ku
Hisi nyaeta barang nu kapendakna ku Panca Indra, sakumaha nu tos diguar dina bab
samemehna.
Barang nu bisa kapendak ku ‘Akli kabagi kana dua bagean, nyaeta:
1. Wujud ‘Aqli Mumatsalah, nyaeta ayana ruhani makhluk sarta sifat-sifatna, saperti
gumbira, susah, bodo, sieun, wani jeung sajabana.
2. Wujud ‘Aqli Mukholafah, nyaeta ayana Allah sareng sifat-sifatNa, saperti Qudrat,
Iradat jeung sajabana.
Ku alatan kitu mangka batal patekadan Kafir Mujasimah nu nga ‘itikadkeun yen Allah
teh netep dina ruhani manusa, nu balukarna nimbulkeun harti yen Allah teh ngahiji jeung
manusa. Ku sabab kitu mangka kaluar Qoidah Kejawen yaeta, Ya Allah Ya Isun, Ya Isun
Ya Allah Isun Sejati.
Sacara logika, saupama Allah netep dina hate manusa, ngandung harti Allah tos hanteu
Qiyamuhu Binafsihi, sabab mibutuh tempat pikeun netep , jeung ieu perkara teh
pamohalan pisan, lantaran nu Mumatsalah jeung nu mibutuh tempat pikeun netep mah
ngan makhluk hungkul. Pikeun ngalempengkeun Qoidah Kejawen nu kasebat nyaeta ku
logika “Yen Allah kapendakna teh ku Isun Sejati, nyaeta akal ruhani manusa, sarta nu
ditingali ku Allah teh nyaeta akal ruhani insan/Isun Sejati.
Sajaba ti kitu katerangan diluhur oge ngabatalkeun patekadan Kafir Fulasifah, nu
nga’itikadkeun yen Allah teh nyarande kana ayana alam sarta ngahiji jeung jeung alam.
Ku sabab ayana Allah teh sanes Wujud ‘Aridli jeung Idlofi, tangtu bae eta wujud teh teu
Qiyamuhu Binafsihi jeung teu Qodim.
Pamandang Hukum Syara

Sadaya mukallaf wajib nga’itikadkeun kana ayana Allah sarta kana mustahil teu ayana
Allah.
Dalil Aqli sifat Wujud di Allah

o Jagat Raya ieu geus pasti Jirim, nyaeta dzat anu ayana sok mibutuh kana rohangan anu
pas pikeun panetepan sarta ‘Arodl nyaeta sifat anu napel kana Jirim, nu salawasna tara
leupas tina dua kamumkinan antara usik sarta cicing (Taghoyyur).

Alam
Hadist
Jauhar
Hadist Jauhar
Talazum jeung ‘Arodl Hirup+Cicing
Taghoyyur
Hadist Alam
Jauhar+’Arodl

Al-Hadist Wujuduhu Ba’dal Adam Al-Hadist


Yahtaju Ilaa Muhdist Al-Mujditsu Huwarrobbu Al-‘Alam Dalilu ‘Aa Wujudillah

o Barang nu ayana napel kana perkara nu anyar, pinasti barang eta oge anyar, kusabab
kitu ieu alam pasti anyar.
o Sacara logika nu kasebut tina taya kana aya tangtu mibutuh kanu ngayakeun, ku sabab
kitu eta barang basti jijieunan, lantaran ayana diayakeun.
o Taya nu ngabogaan kamampuhan pikeun ngayakeun, lantaran kaayaannana oge sok
merlukeun nu lian salaku nu ngayakeun sarta sok dibarengan ku sifat-sifat anu anyar.
Akal manggihan pihak nu ngayugakeun nyaeta Pageran nu Maha Tunggal nu teu
dibarengan ku sifat-sifat nu anyar. Anapon nu dipendakan nami Pangeran nu Maha
Tunggal nyaeta Allah, dumasar kana wahyu ti Allah dina Surat Ar-Ro’du ayat 16 :
∩ #∃9 ϒ ϒ ϑ ψ ≈ θ υ ≡ Ν ∉ ♣ > Β τ  %  ≅  4 #∃!♠ %  ≅ ∪
ρ υ # ∃{ Φ  ∨
Ucapkeun : Saha Pangeran Langit jeung Bumi teh? Geura jawab Allah

Dalil anu ngabenerkeun pamikiran yen ieu alam teh pati robah jeung pasti anyar nyaeta
dumasar kana dawuhan Allah dina SuratYasin ayat 38 :
#∃9   ψ = ∈ Ο ⊃ #∃9   ψ ⊆ ⊆ ?σ)  ∉  σ ≡ 9 ∉7ψ 4
9♥ γ ψ ∃ 9∉ϑ⇓ ϒ ⌠ Γ τ ) σ η 9 Β ρ γ  ⊂ ρ υ # ∃9± ⁄ ϑ  ♣⇓
Jeung Panonpoe nguriling dina pamuterannana (orbitna), hal saupaning kitu mangurpa
katetepan nu Maha Gagah tur Maha Uninga.

Pasal 3
Sifat Salabiyyah

Salabiyyah teh bahasa arab anu asal kecapna nyaeta tina kecap Salab anu hartina Nyabut,
terus ditambah Ya Nisbat anu akhirna ngabogaan harti Anu Nyabut, sabab ayana sifat
Salabiyyah teh pikeun nyabut perkara atawa sifat anu disebut Maqulat, nyaeta sifat anu
mustahil aya di Allah. Alatan disebut sifat anu nyabut perkara anu mustahil pikeun Allah,
sifat Salbiyyah teh disebut oge sifat ‘Adamiyyah nu hartina nu ngajadikeun sifat
kateuaya, saperti Qidam (teu aya wiwitannana) Baqo (teu aya akhirna) jeung sajabana
lian ti eta.
Saupama ditilik tina lebah Istigna jeung Iftiqor, sifat Salbiyyah teh kalebet kana sifat
Istigna sabab sifat Salabiyyah mah teu aya kakaitannana jeung kaayaan makhluk, tapi
mangrupakeun totonden kana kamapuhan sarta kaagungan Allah samata, kajaba sifat
Wahdaniyyat Fil Af’al anu mangrupakeun sifat anu aya kakaitannana jeung makhluk,
nepikeun makhluk mah salawasna mibutuh kana eta sifat.
Saupama ditilik tina lebah kagumantungannan (konsideran) jeung sifat Kamal, Jamal,
Jalal jeung Qohar, sifat Salabiyyah kalebet kana sifat Kamal, nyaeta sifat anu nuduhkeun
kana kasampurnaan Allah, nu mana pikeun nuduhkeun yen Allah teh aya ngan cukup ku
eta sifat, kajaba sifat Wahdaniyyat Fil Af’al anu kalebet kana sifat Qohar nu ngandung
harti mung Allah hungkul anu ngersakeun pikeun ngayugakeun atawa ngateuayakeun
makhlukna.
Bilangan sifat Salabiyyah dina pokona mah teu tiasa dietang, mung para ulama
Ushuluddin tos sapuk yen pikeun ngama’rifatkeun sifat Salabiyyah teh mung cukup ku
lima sifat nyaeta Qidam, Baqo, Mukholafatul Lil Hawaditsi, Qiyamuhu Binafsihi sareng
Wahdaniyyat.
Ku alatan sifat Salabiyyah mah nyaeta sifat anu nyabut Maqulat (sifat anu lazim aya di
makhluk), mangka pikeun leuwih ngajentrekeun kana sifat Salabiyyah, urang perogi
uninga heula kana naon anu disebut Maqulat.
Maqulat jumblahna aya sapuluh anu kabagi kana dua bagian nyaeta Maqulat Jauhar jeung
Maqulat ‘Arodl.

a. Maqulat Jauhar
Nu disebut Maqulat Jauhar nyaeta, materi kecap anu nuduhkeun kana ayana Jauhar
(jirim), nu wujudna mibutuh rohangan anu pas tapi teu mibutuh nu lain pikeun nyicingan
eta rohangan, sok sanajan Lazim Ittishol (nu pasti napel kana Jauhar anu lain) saperti
barang padet jeung barang anu encer.

b. Maqulat ‘Arodl
Anu disebut Maqulat ‘Arodl nyaeta, materi kecap anu eusina nuduhkeun kana perkara
anu teu bisa netep kajaba ngan kana Jauhar, saperti kecap-kecap Beureum, Koneng,
Bodas, Hideung, buleud, pasagi, diuk, nangtung jeung sajabana ti eta.

Maqulat ‘Arodl ieu teh kabagi deui kana tilu bagian, nyaeta :

o ‘Arodl Kam
o ‘Arodl Kaifa
o ‘Arodl Nisbi

‘Arodl Kam, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana wilangan, saperti hiji, dua, tilu
jeung saterusna. Ari ‘Arodl Kam teh kabagi kana dua bagian nyaeta :

1. ‘Arodl Kam Muttashil


Nyaeta wilangan anu jejeg (tanpa pecahan)
2. ‘Arodl Kam Munfashil
Nyaeta wilangan pecahan atawa bagian tina ‘Arodl Kam Muttashil, saperti ¼, ½.

‘Arodl Kaifa kabagi kana tilu bagian, nyaeta :

1. Kaifa Kammiyyat
2. Kaifa Jasmaniyyat
3. Kaifa Qolbiyyat

‘Arodl Kaifa Kammiyyat nyaeta, materi kecap anu nuduhkeun sifat salah sahiji perkara
anu dicandat tina lelebah wilangan saperti kecap mahal, murah, loba, saeutik jeung
sajabana.
‘Arodl Kaifa Jasmaniyyat nyaeta, materi kecap anu nuduhkeun sifat luar atawa jasmani
saperti kecap gede, leutik, geulis, kasep jeung sajabana.
‘Arodl Kaifa Qolbiyyat/Malakat nyaeta, materi kecap anu nuduhkeun kana sifat batin
manusa saperti, pinter, bodo, susah, senang, sieun, wani jeung sajabana.

‘Arodl Nisbi kabagi kana tujuh bagian, nyaeta :

1. ‘Arodl Nisbi Aina (babandingan), nyaeta materi kecap anu eusina nuduhkeun kana
tempat anu bisa ditannyakeun kalawan make kecap pananya Dimana...?, saperti di
Masigit, di jalan, di Bandung jeung sajabana.
2. ‘Arodl Nisbi Mata, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana kaayaan zaman atawa
waktu anu bisa ditanyakeun kalawan make kalimah pananya Iraha...?, saperti ayeuna,
isuk, tadi, pageto, beurang, peuting jeung sajabana.
3. ‘Arodl Nisbi Idlofi, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana perkara anu nyoko kana
perkara anu lain, saperti kecap Bapa nyoko kana ayana Anak, kecap Caroge nyoko kana
ayana Istri jeung sajabana.
4. ‘Arodl Nisbi Wadlo, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana lampah tina gabungan
anggahota badan saperti kecap nagunjar, nangkuban, ngagandeuang jeung sajabana.
5. ‘Arodl Nisbi Mikli, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana kaboga anu ngangliputi
anggahota badan saperti nganggo raksukan, nganggo sapatu, nganggo dasi jeung
sajabana.
6. ‘Arodl Nisbi Fi’li, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana pagawean anu katingali
hasilna saperti ngarihan, ngasakan, neunggeul, najong jeung sajabana.
7. ‘Arodl Nisbi Infi’al, nyaeta materi kecap anu nuduhkeun kana hasi gawe anu lain
saperti diteunggeul, dibacok, katuang, kasiku jeung sajabana.
Bagian I

Sifat Qidam

Harti Qidam

Ari hartina Qidam ceuk harfiah nyaeta Tiheula, sedengkeun ceuk ma’na kabagi kana tilu
bagian :
a) Qidam Idlofi, nyaeta tiheulana hiji perkara nyoko kana perkara anu lain, saperti Bapa
teh qidam lamun dibandingkeun jeung anak, tapi Bapa geus teu qidam deui saupama
dibandingkeun jeung Aki.
b) Qidam Zamani, nyaeta tiheulana hiji perkara teh memang gus lila zamanna, tapi
dipiheulaan ku teu aya saperti ayana jagat raya.
c) Qidam Dzati, nyaeta tiheulana hiji perkara teu diawalan ku teu aya, teu nyoko kana
ayana nu lain sarta teu kakurung ku zaman, nyaeta Qidamna Allah.

Qidamna Allah teu kakurung ku zaman, sabab para Ulama Ushuluddin nandeskeun yen
ari nu disebut zaman teh nyaeta :
Β)∃ Ρ π Β Φ φ χ Β θ δ θ ΛΒΦ φ χ Β  = θ Λ# # 9 π 9 ξ / γ ∃ Λ
Marengannana perkara nu anyar, anu masih keneh can jadi kana perkara anu anyar nu
geus jadi, pikeun ngilangkeun kaabstrakan nu aya.

Dumasar kana ta’rif zaman diluhur, estu jentre yen Allah teu kakurung ku zaman, Allah
nyaeta dzat anu Qodim, Maha Tunggal. Allah Wahdahu Laa Syarikalah, teu aya nu
nyarengan Mantenna.
Ku hal sakitu, mangka kacabut ti Allah Maqulat Mata (materi kecap anu nuduhkeun kana
zaman), saperti ayeuna, kamari, baheula, siang, wengi, bulan, taun jeung sajabana.
Mangka teu syah aya patarosan “Ti iraha Allah ayana?”, “Dugi ka iraha Allah
jumeneng?” jeung sajabana ti eta.

Kecap Qodim jeung Azali

Aya dua ucapan anu aya patula patalina sareng Qidam, nyaeta Qodim jeung Azali, nu
mana harti jeung hubungannana jeung kecap Qidam teh para Ulama ngagaduhan
pamandang nyaeta :
ϖ Ucapan Qodim digunakeun Pikeun perkara anu geus aya dimana ayana eta perkara teh
taya wiwitannana sarta teu kakurung ku zaman, mangka anu diwengku ku Qodim
teh nyaeta sifat Allah sarta sifat Ma’ani di Allah. Ucapan Azali mah digunakeun pikeun
perkara anu taya wiwitannana wungkul, mangka nu diwengku ku Azali mah nyaeta dzat
Allah sarta sadaya sifatna Allah.
ϖ Ucapan Qodim ngan digunakeun pikeun perkara anu taya wiwitannana sarta hanteu
mibutuh kana perkara anu lain, mangka ucapan Qodim ngan dijutukeun pikeun dzat
Allah sarta hanteu kana sifatNa sabab ari nu ngaran sifat eta pasti mibutuh dzat. Ucapan
Azali pikeun anu taya wiwitannana, boh ngadegna ku nyalirana atanapi nyoko kanu lian,
mangka ucapan Azali ditujukeun pikeun dzat Allah sarta sadaya sifatNa.
ϖ Ucapan Qodim sareng Azali, sasarannana pada sami nyaeta ditujukeun pikeun perkara
anu taya wiwitannana, mangka sadaya sifat Allah tiasa disebat Qodim atanapi Azali.

‫ﻋﻨﺪﺍﻟﻤﻨﻄﻖ ﺍﺯﱃ ﻗﺪﻳﻢ ﺍﻻﻗﻮﺍﻝ‬


‫ﻋﻤﻮﻢﺧﺼﺺ‬
‫ ﻣﻦﺍﻃﻼﻕ‬Keuna kana ‫ ﻣﺎﻻﺍّﻭﻝﻟﻪ‬Keuna kana ‫ﻣﻮﺟﻮﺩ ﺍﻻّﻭﻝ‬
‫ ﺫﺍﺕﺍﷲ‬+ ‫ﻣﻌﻨﻮّﻳﻪ ﺻﻔﺔ ﻣﻌﺎﻥ‬,‫ﻣﻌﺎﻥ‬,‫ﺳﻠﺒّﻴﻪ‬,‫ﺫﺍﺕﺍﷲ‬
‫ﻋﻤﻮﻢﺧﺼﺺ‬
‫ ﻣﻦﺍﻃﻼﻕ ﻣﺎﻻﺍّﻭﻝﻟﻪﻗﺎﺋﻢﺑﺎﻟّﻨﻔﺲ‬Keuna kana ‫ﻗﺎﺋﻢﺑﺎﻟّﻨﻔﺲ ﺍﻟّﺜﺎﱏ‬
‫ﻭﻏﲑﻗﺎﺋﻢﺑﺎﻟّﻨﻔﺲ‬
‫ﻣﻌﻨﻮّﻳﻪ ﺫﺍﺕﺍﷲ‬,‫ﻣﻌﺎﻥ‬,‫ﺳﻠﺒّﻴﻪ‬,‫ﺫﺍﺕﺍﷲ‬
‫ ﺗﺮﺍﺩﻑ‬Keuna kana ‫ ﻣﺎﻻﺍّﻭﻝﻟﻪ‬Keuna kana ‫ﻣﺎﻻﺍّﻭﻝﻟﻪ ﺍﻟّﺜﺎﻟﺚ‬
‫ﻣﻌﻨﻮّﻳﻪ‬,‫ﻣﻌﺎﻥ‬,‫ﺳﻠﺒّﻴﻪ‬,‫ﻣﻌﻨﻮّﻳﻪ ﺫﺍﺕﺍﷲ‬,‫ﻣﻌﺎﻥ‬,‫ﺳﻠﺒّﻴﻪ‬,‫ﺫﺍﺕﺍﷲ‬

‫ﺴّﻤﯽﺑﺎﻟﻘﺪﻳﻢ‬
ّ ‫ﺼﺮﺓﺍﳌ‬ّ ‫ﺻﻔﺔ ﺫﺍﺕ ﺍﻟ‬
‫ﻭﺍﻻﺯﱃﻋﻨﺪﺟﻮﻫﺮﺍﻟّﺘﻮﺣﻴﺪ‬
٣٣ ‫ﺹ‬
‫ﻣﻌﻨﻮّﻳﻪ ﻣﻌﺎﻥ ﺳﻠﺒّﻴﻪ ﻧﻔﺴّﻴﻪ ﻣﻮﺟﻮﺩ‬
‫ﻣﻮﺟﻮﺩﻏﲑﻗﺎﺋﻢ ﻣﻮﺟﻮﺩﻏﲑﻗﺎﺋﻢ ﻣﻮﺟﻮﺩﻏﲑﻗﺎﺋﻢ ﻣﻮﺟﻮﺩﻏﲑﻗﺎﺋﻢ ﻗﺎﺋﻢﺑﺎﻟّﻨﻔﺲ‬
- + - - + ١ ‫ﻗﺪﻳﻢ‬
+ + + + + ‫ﺍﺯﱃ‬
- - - - + ٢ ‫ﻗﺪﻳﻢ‬
+ + + + + ‫ﺍﺯﱃ‬
+ + + + + ٣ ‫ﻗﺪﻳﻢ‬
+ + + + + ‫ﺍﺯﱃ‬

Dalil ‘Aqli sifat Qidam

Dalil ‘Aqli (logika) nu nuduhkeun kana Qidamna Allah nyaeta, saupama Allah teu
Qidam, pasti ayana Allah dipiheulaan ku teu aya, sedengkeun kajadian tina teu aya kana
aya eta meryogikeun ka anu ngayakeun, saupama anu nyiptakeun Allah teh nyaeta Allah
nu kadua, tanwande Allah nu kadua oge teu Qidam, sabab ayana tangtu merlukeun ayana
nu nyiptakeun sakumaha Allah nu kahiji. Saupama dikira-kira yen anu nyiptakeun Allah
kadua teh nyaeta Allah nu kahiji, pinasti bakal kaluar masalah nu disebut Daor, nyaeta
mibutuhna perkara anu kahiji kana perkara anu kadua sedengkeun perkara anu kadua oge
mibutuh kana perkara anu kahiji. Hal sarupa kieu disebut Mustahilul Wujud (teu mumkin
ayana). Saupama dikira-kira yen anu Allah nu kahiji teh nu nyiptakeun Allah nu kadua,
lajeng Allah nu kadua teh anu nyiptakeun Allah nu katilu, Allah nu katilu nyaeta anu
nyiptakeun Allah nu kaopat sarta saterusna nepikeun ka teu aya tungtungna, mangka
bakal kaluar kajadian disebut nyaeta Tasalsul, nyaeta runtuyan kajadian anu taya
watesna. Hal samodel kieu oge disebut Mustahilul Wujud sakumaha Daor. Alatan Daor
jeung Tasalsul teh mustahil, mangka tetep yen Allah eta Qidam.
Dawuhan Allah nguatkeun dalil aqli nu kasebut kaunggel dina surat Al-Anbiya ayat 22 :
4 9 σ ξ ϒ | ψ ? σ ∃ #∃!♠ )∈ω  υ #;∈ λ ο π   ∉ κ ⊆ ϑ ψ ∃ ! . ξ% β τ
9σ θ 
Saupama di langit katut di bumi aya deui Pangeran salain ti Allah (nu Maha Tunggal),
pinasti bakal ancur eta bumi jeung bumi.

Ayeuna langit katut bumi tiasa kasaksi ayana, ieu hal teh mangrupakeun totonden alus
anu ngaleungitkeun kana ayana deui Pangeran anging Allah.

Dalil Naqli sifat Qidam

Dawuhan Allah dina sura Al-Hadid ayat 3 :


ρ υ # ∃ ψ Φ ζ ⊕  #∃{Φ ρ •Α δ  θ υ
Mantenna Allah anu Awwal (ayana samemeh nu lain sarta teu dipiheulaan ku teu aya).

Anu dimaksud Dlid jeung Naqid

Ngayakinkeun kana sifat Qidam Allah teh tacan cukup pikeun ngasahkeun salah saurang
jalma disebut Mu’min, samemeh ngayakinkeun kana mustahilna Allah teu Qidam sarta
kudu diyakinkeun kalawan saenyana yen ieu alam raya teh mangrupakeun barang anyar
lalawanan tina Qidamna Allah. Istilah lalawanan dina bahasa arab bisa disebut ku dua
kecap nyaeta Dlid jeung Naqid, anu ngandung harti sarua nyaeta lalawanan, tapi beda
dina ma’nana.
1. Dlid ma’na nyaeta, dua materi kecap anu lalawanan nu teu bisa gulung dina hiji titik,
sarta duanana bisa ilang. Saperti hideung jeung bodas, duanana teu bisa gulung dina hiji
titik, tapi duanana bisa ilang alatan diganti ku kelir nu lain, atawa saperti panjang jeung
pokdok anu aya tengahna.
2. Naqid ma’nana nyaeta, dua materi kecap anu lalawanan nu teu bisa gulung dina hiji
titik, sarta duanana teu bisa ilang tina hiji titik (kudu aya salah sahijina). Saperti berang
sareng peuting, teu bisa disebut nya beurang nya peuting. Mun teu beurang pasti peuting
sarta mun teu peuting pasti beurang, taya nu lain deui salaku gantina, meuting henteu
beurang oge henteu.

Bagian II

Sifat Baqo

Harti Baqo nyaeta langgeng atawa abadi, Ma’anina numutkeun ilmu Ushuluddin
ngagaduhan tilu ma’na, nyaeta :
1. Baqo Nisbi, langgengna atawa abadina dibandingkeun kana perkara anu lain, saperti
beusi leuwih langgeng mun dibandingkeun kana kai, tapi saupama dibandingkeun kana
waja, beusi teh teu leuwih langgeng deui.
2. Baqo Zamani, langgengna teu aya watesan, tapi aya wiwitannana sarta kakurung ku
zaman, saperti langgengna Kafirin dina Naraka sarta Mu’minin di Sawarga, nu kasebut
Kholidin atawa Abadal-abidin. Sanajan kitu kalanggengannana teu ngaleuwihan Tahta
Masyiatillah (disahandapeun kersana Allah).
3. Baqo Haqiqi, langgengna hiji perkara nu teu aya awal, teu aya akhir, teu kakurung ku
zaman sarta teu nyoko kana perkara anu lain, nyaeta langgeng tur abadina Allah sarta
sifat-sifatNa.

Benten antawis Baqo Haqiqi sareng Baqo Zamani tiasa merhatoskeun dawuhan Allah
dina surat Ar-Rohman ayat 27 :
ρ υ # ∃}Μ.  τ # Θ ∉ #∃:  γ π = ν ≈ ≅ ∪  ρ υ / ν ∈7ψ ρ υ_ µ 
ρυ τ 7  + σ 4
Jeung tetep langgeng dzat Pangeran anjeun (Allah) nu ngagaduhan kaagungan sarta
kamulyaan.

Perhatoskeun oge surat Al-Mu’minun ayat 11 :


ζ ψ ≈ # ∈ ∃◊ ρ β τ  ∉ κ π ∃ δ  Ν  #∃9  ∉  ψ ρ  •}
τ ⊂Ο  θ β τ #∃!♥%∉  
......sadaya Mu’min dina Sawargana langgeng abadi.

Materi kecap anu diangge dina surat Ar-rohman pikeun Allah nyaeta kecap Yabqo,
sedengkeun dina surat Al-Mu’minun pikeun Mu’minin nganggo kecap Kholidun. Harti
kadeu kecap eta sarua nyaeta “langgeng abadi”, ngan kalanggengan pikeun Allah mah
Wajibul Wujud, sedengkeun kalanggengan pikeun Mu’minin di Sawarga mah Mumkinul
Wujud, sabab aya jeung langgengna teh estu diciptakeun ku Allah.

Pamandang Hukum Syara’ kana Sifat Baqo


Hukum Syara’ marentahkeun ka sadaya Mukallaf pikeun :
1. Nga’itikadkeun kalawan dibarengan ku ma’rifat kana Baqona Allah.
2. Ngama’rifatkeun mustahilna sakabeh makhluk tina ngabogaan sifat Baqo Haqiqi,
sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Qoshosh ayat 88 :
4 ρ υ _  γ ψ µ  … )∈ω δ ψ ∃ 9∉7  ↔ ξ⌠  > .≅
Tiap-tiap perkara pasti binasa, kajaba Allah.

Ieu ayat nuduhkeun yen dina umumna satiap makhluk bakal ancur lebur, ngan dina
leresan dieu ditakshis deui ku Hadist Rasulullah, aya dalapan perkara nu moal ancur,
nyaeta :

o Qolam
o Lauhil Mahfudz
o ‘Arasy
o Qursy o Sawarga
o Naraka
o Ruhani
o Pangkal (Bakal Manusa)
Pikeun jalma anu ngama’rifatkeun Mustahilna Allah teu Baqo baris diganjar ku Sawarga
sarta dipeunteun sah kaimanannana (Mu’min Salim). Pikeun anu teu ngama’rifatkeun
Mustahilna Allah teu Baqo baris diganjar ku Naraka sarta dipeunteun jamla kafir.

Baqo disebut Salabiyyah

Sifat Baqo kalebetkeun kana sifat Sabiyyah alatan sifat Baqo mangrupa sifat kalawan ka
teu ayana, teu aya akhir jeung teu kakurung ku zaman, ku hal sakitu mangka kacabut ti
Allah Maqulat Nisbi jeung Maqulat Mata.

Nisbat antara Qidam jeung Baqo

Nisbat (hubungan) anta Qidam jeung Baqo kabagi kana opat bagian :
1. Wajib Qidam jeung wajib Baqo, pikeun Dzat Allah
2. Wajib Baqo teu wajib Qidam, pikeun dalapan perkara diluhur
3. Hanteu Baqo sarta teu Qidam, pikeun sakabeh makhluk kajaba dalapan perkara diluhur
4. Qidam tapi teu Baqo, pikeun makhluk nu aya dina kaayaan Ma’dum (samemeh
diciptakeun), teu aya wiwitannana tapi aya akhirna ku magrupa ngajadina wujud eta
makhluk.

Dalil Aqli Sifat Baqo

Saupama Allah hanteu Baqo, pasti bakal ditungtungan ku teu aya, sedengkeun ari nu
disebut ditungtungan ku teu aya mah ngandung harti Mumkinul Wujud, sabab ari
Mumkinul Wujud mah pasti dipiheulaan heula ku teu aya nepi kana aya, ngan dina
ngawujudna atawa dina ngajadikeun supaya aya teh tangtu mibutuh kanu ngayakeun. Jadi
saupama Allah henteu Baqo mangka bakal kaluar kajadia Daor jeung Tasalsul sakumaha
nu diguar dina sifat Qidam, sedengken anu kasebut Daor jeung Tasalsul teh pamohalan
kajadian, ku sabab kitu Allah tangtu wajib Baqo.

Bagian III

Sifat Mukholafatul Lil Hawaditsi

Harti Mukholafatul Lil Hawaditsi

Mukholafatul Lil Hawaditsi hartina Allah eta beda jeung sakabeh nu anyar. Mukholafah
teh nyaeta bahasa arab anu nuduhkeun kana Lilmusyarokah (rejengan), mangka hartina
teh Allah beda jeung makhluk, makhluk oge tangtu beda jeung Allah.
Titik nu ngabedakeun antara makhluk jeung Allah teh teu bisa ditafsil (diwincik), sabab
Allah mah nu ngayugakeun ari makhluk mah nu diyugakeun. Sanajan aya sebutan anu
sarupa antawis Allah sareng makhluk saperti Allah awas sareng ngadangu, makhluk oge
awas sareng ngadangu, dina leresan dieu awas sareng danguna Allah jeung makhluk
tangtu beda pisan sabab awas jeung danguna makhluk mah pinuh ku Maqulat,
sedengkeun Allah mah teu katerapan Maqulat.
Pikeun ngalangsir ayana waham/salah sangka, mangka Ulama Ushuluddin metakeun
ayana sapuluh pangbeda antara Allah jeung makhluk :
1. Allah teu katerapan Maqulat, sabab Allah lain jirim jeung lain Arodl
2. Allah teu bisa dikira-kira/diumpama-umpama
3. Allah teu narima Pangbagian
4. Allah teu manjing ka jirim sarta teu ditempatan ku jirim
5. Allah sanes Arodl anu netep di Jauhar
6. Allah teu diangliputi ku jagad raya jeung barang lainna
7. Allah teu kabeungkeut ku Maqulat ‘Aena anu sapuluh
8. Allah teu ngangliputi atawa kakurung ku langit katut bumi.
9. Allah teu kakurung ku zaman
10. Allah teu mibutuh tempa pikeun netep.
Kalawan katerangan diluhur, mangka kaluar pitempateun pikeun makhluk anu hawadits,
nyaeta cicingna dina tempat anu maujud, anu ayana dipiheulaan ku teu aya, atawa
nyicingan tampat anu mumkin anu aya jeung euweuhna teh dipiheulaan oge ku teu aya.
Barang mumkin kabagi kana tilu bagean, nyaeta :
o Kaayaan euweuhna hiji perkara samemeh aya
o Kaayaan ayana hiji perkara sanggeusna euweuh
o Kaayaan euweuhna hiji perkara sanggeusna aya

Ku alatan ayana paranti pikeun perkara anu hawadsts sarta nu mumkin, mangka kecap
“Mukholafatu Lil Hawaditsi” teh ngandung hati yen Allah pasti beda jeung sakabeh
perkara anu anyar disaluareun Allah, sabab ari tujuan Mukholafah teh nyaeta pikeun
ngilangkeun ka sarupaan ti Allah jeung pikeun ngayakeun ayana pangbeda pikeun
makhlukNa.
“Mukholaftul Lil Hawaditsi” mangrupakeun model kalimah anu Isbath atawa panetepan
sarta lain Salab atawa panyabut, sabab ari anu dimaksud Salbiyyah mah nyaeta “teu aya
kasarupaan antara Allah jeung makhluk, sakumaha dawuhan Allah dina surat Asy-Syura
ayat 11 :
‫ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪﺷﻴﺊﻭﻫﻮﺍﻟﺴﻤﻴﻊﺍﻟﺒﺼﲑ‬
Teu aya saperkara oge anu nyaruaan ka Mantenna, jeung mung Mantenna anu Maha
Ngadangu tur Maha Uninga.

“Al- Hawadits” mangrupakeun model kalimah Jama’ nu nuduhkeun kana loba, mangka
Allah pasti Mukholafah jeung sakabeh nu loba sok sanajan nepikeun ka bagian anu
pangleutikna tina perkara anu hawadits, sabab di dinya aya aksara Alif Lam anu
nuduhkeun kana Istighroqil Afroodil Jinsi, nu ngilangkeun sakabeh bagian tina perkara
anu hawadis sok sanajan diwincik sakumaha bae oge.
Ari Hawadits mah dijerona kaancikan sababaraha jenis anu tangtu, nyaeta :
1. Latif, nyaeta mangrupa jenis anu Aly anu ngabogaan deui sababaraha jenis
kahandapna.
2. Mahsusat, nyaeta nu anu dijerona ngwengku Hayawanat (Sato), Jamadat (barang nu
teu usik tapi pepel), Nabatat (tutuwuhan nu teu nyawaan), Mai’at (perkara anu encer nu
teu usik sarta teu hirup)
3. ‘Arodliyat, nyaeta nu dijerona ngawengku Mahsusat, Jauhar (nu bisa katimu ku Panca
Indra) jeung Aqliyyat (sifat nu bisa dirasakeun ku Panca Indra, saperti susah, gumbira
jeung sajabana).
Peryogi kauninga, yen dina jenis-jenis hawadits aya nu disebat Nao, nyaeta hiji kecap nu
ngawengku kana hiji puseur, tapi dijerona ngandung eusi anu loba, ari intina mah nyaeta
disebut Fasal, saperti kecap manusa, ari intina mah hiji nyaeta akal, tapi ari eusina mah
maliunan.
Aya deui nu kasebat Jinis, nyeta hiji perkara anu puseurna beda-beda tapi eusina ragem,
ngaran intina disebut Fasal , contona Hayawan anu museur ka jinis loba (sakabeh hewan)
sarta manusa oge kagolongkeun kana eta jinis.
Aya deui anu kasebat jenis Wasat, nyaeta hiji kecap anu ngandung sababaraha jenis,
contona Mahsusat nu intina bisa dipanggihan ku panca indra, sarta eusina tina sababaraha
jenis Hayawan, Nabatat, Jamadat jeung sajabana.
Aya deui anu disebat jenis Safil, nyaeta jenis anu panghandapna nu runtuyan teu aya
deui.
Aya deui nu kasebat jenis Aly, nyaeta kecap nu museur kana hiji tapi eusina loba sarta
diluhurna taya jenis deui mung ari kahandapna mah aya sababaraha jenis deui, contona
kecap Hawadits nu ngandung harti loba saperti Mahsusat jeung Hayawanat.
Allah Mukholafatul Lil Hawaditsi, taya kasarupaan sareng nu Hawadits ti mimiti perkara
anu sifatna Kulli nepi ka anu sifatna Juz’i.

Jenis ‘Aly
‘Arasy Langit Bumi Mahsusat ‘Aqliyyat Latif

Jenis Wasat
Hayawan Malaikat Jin Syetan Arwah

Nao

Manusa Sato darat sukuan Sato darat teu sukuan

Pikeun ngararapkeun maksud tina Mukholafatul Lil Hawaditsi, nyaeta ku cara


ngaleungitkeun pamikiran yen Allah mibutuh tempat pikeun netep, nu antukna kacabut
Maqulat Kaefa , nyaeta ku mangrupa pananya saperti “Naon ?, Saha ? jeung kalimah
pananya sarupa lainna. Naon pang sababna Allah teu mibutuh tempat (Makan) ? Sabab
saupama Allah mibutuh tempat mangka geus tangtu Allah eta Jirim atawa Jauhar sarta
model hawadits lainna nu mana eta perkara teh pasti anyar oge, sedengkeun dina leresan
dieu eta hal teh pamohalan pisan.

Dalil Aqli Sifat Mukholafatul Lil Hawaditsi

Saupama Dzat nu Qodim teh aya kasarupaan reujeung nu anyar, tangtu geus teu bisa
disebut Qodim deui sabab geus jadi perkara anu anyar, sedengkeun hal sarupa kitu teh
pamohalan pikeun ngayakinkeun kana ayana Allah teh.

Dalil Naqli Sifat Mukholafatul Lil Hawaditsi

Dawuhan Allah dina Surat Asy-Syura ayat 11 :


‫ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪﺷﻴﺊﻭﻫﻮﺍﻟﺴﻤﻴﻊﺍﻟﺒﺼﲑ‬
Teu aya saperkara oge anu nyaruaan ka Mantenna, jeung mung Mantenna anu Maha
Ngadangu tur Maha Uninga.

Sareng dawuhan Allah dina surat Al-Ikhlas ayat 4 :


& ρ µ ψ 7 2◊ ◊ θ •# !♥&… τ 3   ρ υ 9 σ Ν 
Sarta taya saurang oge anu mapakan ka Mantenna.
Bagian IV

Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Harti Qiyamuhu Binafsihi

Qiyam hartina Ngadeg, Binafsihi hartina Ku Nylirana. Qiyamuhu Binafsihi hartina


nyaeta Ngadeg ku Nyalirana. Namung numutkeun Ulama Tauhid mah teu payus
dihartikeun model kitu, sabab mun dihartikeun kitu bakal aya anggapan yen anu tadina
teu aya teh ngayakeun dirina sorangan pikeun aya nu mana eta hal teh pamohalan.
Harti Qiyamuhu Binafsihi didieu teh nyaeta wujudna Allah teh ku Dzatiyyah-Na nu
ngandung dua ma’na :
¬ Wujud Allah teu mibutuh tempat
¬ Wujud Allah teu mibutuh dzat nu lain pikeun ngayugakeun.
Dina harti Allah teu mibutuh tempat teh lain ngandung harti yen Allah teh tangtos
dumukna, tapi teu mibutuh tempat pikeun dumuk, sabab barang nu mibutuh tempat mah
pasti ka kalingkung ku kecap-kecap model ; dihareup, ditukang, dikenca, dikatuhu,
diluhur, dihandap, dijero, diluar jeung sajabana ti eta nu kabeungkeut ku Maqulat anu
sapuluh.

Dalil Aqli Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Dalil aqli anu nuduhkeun kana wujud sarta hirupna Allah teu mibutuh tempat tur teu
mibutuh dzat nu lian pikeun ngayugakeun teh nyaeta :
1. Saupama ayana Allah diupamakeun mibutuh ka nu ngayugakeun, pasti ieu hal teh
bakal ngabalukarkeun ayana Daor jeung Tasalsul nu pamohalan kajadian pikeun diri
Allah mah, mangka tetep yen Allah mah Qiyamuhu Binafsihi.
2. Saupamana Allah mibutuh tempat, boh nu mangrupa Mahal atanapi Makan, pinasti
Allah ge kalebet kana Jauhar atanapi ‘Arodl (barang anyar anu ayana mibutuh ka nu
ngayugakeun), nu mana eta hal teh pamohalan pisan pikeun Allah, jadi tetep yen Allah
mah Qiyamuhu Binafsihi.

Dalil Naqli Sifat Qiyamuhu Binafsihi

Dawuhan Allah dina dina surat Al-Ankabut ayat 6 :


#∃9   ψ ≈ = ν ϑ ∉   τ  τ∩ 9σ ⌠ τ _ ⊆; #∃!♥ )∈ β •4
Saestuna Allah yaktos Maha Kaya (teu mibutuh kana naon rupa hal ti jagat raya.

Sareng dawuhan Allah dina surat Al-Baqoroh ayat 255 :


4 #∃9  ) σ θ Π  #∃9  ∏ ψ δ  θ υ )∈ω )∈9 σ ≈ µ τ ω Ι #∃!♠
Allah, teu aya deui Pangeran anging Mantena nu hurip (ngadeg ku nyalirana)

Golongan nu ngilangkeun (Khowarij) Qiyamuhu Binafsihi


1. Kafir Nashroni, nu ngarobah Injil asli diantarana ngeunaan sifat-sifat Allah.
Maranehna ngedalkeun yen Allah teh Tritunggal (Trinitas), rentetan tina tilu jirim/ jauhar
diantarana :

¬ Jalmaan Wujud jadi Allah


¬ Jalmaan Ilmu jadi putra (Isa)
¬ Jalmaan Hayat jeung kecap Ruhul Qudus (Jibril)

Ayat nu nuduhkeun kana kasalahan Kafir Nashroni jeung Khowarij nyaeta kaunggel dina
surat Al- Maidah ayat 13 :
 σ 6 ∈ ϑ ψ ∃ ( %σ ≈ ϒ ⊕ υ π Ζ %  =  θ / τ γ ⇓ Ν  ρ υ _ ψ  ψ =  Ψ ο ∃
9 σ  ψ Ζ •≈ γ ⇓ Ν  Β ι ∉ ς σ ≈ ) σ γ ⇓ Ν  Ρ τ )  ∏ ⊕ κ ⊆ Ν Β ι ∉ ϑ ≤ ∃
µ ψ◊ ψ∃ ρ υ Σ ν ϒ ⇑ θ # ( Β •θ υ # ⊇ ⊕  ∉ µ ∉  τ #∃9  6 ξ = ∈ Ο ζ
τπ η ⊂   θ χ Β ι ∉ ]  κ ∑ Ν  {σ%!←⊆Ψ ο π 7  τ ? ν 4
? σ⇐♥=∈  ⇓ ? σ τ # Α  ρ υ ω 4 /∈ µ∉  . ϕ ∉  ρ # ( (
Β ι ∉ ]  κ ∑ Ν  %σ = ∈ ξ Ω )∈ω
Tapi alatan maranehna (jalma-jalma Nasroni) nyulayaan jangjina, Kami ngutuk
maranehna, sarta Kami jadikeun hate maranehna ngabatu. Maranehna sok resep ngarobah
Firman Allah tina tempa-tempatna (Injil Asli) jeung maranehna sok ngahaja sok
mopohokeun sabagean tina naon anu geus diingetkeun ku eta katrangan, jeung anjeun
(Muhammad) baris ningali kana kakhianatan maranehna kajab ngan saeutik diantara
maranehna (anu teu khianat).

Maranehna mungkir tina katangtuan Qiyamuhu Binafsihi jeung nandeskeun yen Allah teh
rentetan tina tilu jirim nyaeta Tuha Isa (Yesus) nu ngajirim.
Pamadegan kafir Nasroni ieu didakwa ku Allah ka Nabi Isa; “He Isa! naha umat anjeun
diparentahkeun pikeun nyembah anjeun? Rikat Isa ngjawab “Ya Allah, Maha Suci
Engkau, abdi tacan kantos ngucap sarupa kitu”. Carita ieu dijelaskeun dina Al-Qur’an
Surat Al-Maidah ayat 116 anu hartosna :
“Jeung masing inget nalika Allah ngadawuh “He, Isa putra Maryam! naha anjeung kungsi
ngucapkeun ka manusa “Jadikeun kuring jeung indung kuring dua Pangeran salain ti
Allah?,Isa ngajawab “Maha Suci Anjeun, taya kapantesan pikeun abd ingecapkeun
perkara anu lain haq, saupama abdi kantos ngedalkeun eta kecap, tangtos Ajeun oge
uninga, Anjeun Uninga kana naon nu aya di dir abdi, sedengkeun abdi teu uninga kana
naon nu aya di Anjeun”. Saestuna Anjeun Maha Uninga kana perkara nu goib”.

2. Kafir Bathiniyyah, nu ngucapkeun yen Allah teu Qiyamuhu Binafsihi, sabab Allah aya
dina wujud manusa, tug dugi maranehna ngilangkeun syare’at Islam, sabab ceuk
maranehna komado parentah Allah gumantung kana kahayang manusa eta sorangan
sabab Allah ngancik didinya. Parentah Allah nu aya dina Qur’an disalengorkeun kana
perkara anu cocog jeung hawa nafsuna, saperti parentah sholat ngan cukup ku niat
hungkul, zakat ngandung harti mersihkeun diri tina sifat-sifat kotor.

3. Kafir Fulasiah, nu nga’itikadkeun yen ieu alam teh Qodim, Allah oge kalebet dijerona,
usikna alam mangrupakeun usikna Allah. Aqidah ieu mangrupakeun bibitna kafir
Ibahiyah, Dahriyyah, Safathoh/Materialisme jeung Komunisme.
4. Kafir Mujasimah, nu nga’itikadkeun yen dampal sampean Allah nece di bumi sarta
MastakaNa aya di ‘Arasy, anu dedeganna nonoman atawa aki-aki.

5. Kafir Mujasimah Nuroniyah, nu nga’itikadkeun yen Allah teh pancer langit jeung
bumi. Sakumaha dalil anu kaunggel: “Allah nyaeta cahaya langit jeung bumi”. Padahal
makna sabenerna “Ku kawasana Allah, bumi jeung langit kapanceran”

6. Kafir Karomiyyah, anu nga’itikadkeun yen Allah dumuk di ‘Arasy. Golongan ieu
disebut Karomiyyah sabab luluguna nyaeta “Ibnu Karom”.

7. Sabagean tina 22 golongan Syi’ah, sabab aya nu nga’itikadkeun Allah nitis di


Sayyidina Ali Karomallohu Wajhah.

8. Kafir Yahudi, nu nga’itikadkeun yen Allah ngagaduhan putra nyaeta Uzair, ngan
Hayat Allah nyalira nu dicepeng ku AnjeunNa, sedengkeun Elmuna sadayana aya di
Uzair salaku putrana. Anapon kakawasaanNa diserenkeun ka Malaikat.kamandang ieu
dumasar kana gubahan Kitab Taurat Asli, sakumaha parantos dijelaskeun dina Surat At-
Taubah ayat 30 :
#∃!↔ #∃ ⌠   ⇓  τ   #∃9  υ γ ⇓ θ ⇓ ρ υ % σ ∃ 9 σ Μ ∉
Jeung urang Yahudi ngucap yen Uzair eta anak Allah

Saupama aya jalma nu nga’tikadkeun yen Allah eta aya dijihat luhur, tapi
nga’itikadkeunna teh kana ma’nawi lain kana hisi, mangka jalma sarupa kitu teu kaasup
kafir, ngan disebut Mu’min Jahil Fasiq.
Jeung saupama aya nu nga’itikadkeun yen Allah teh netep di ‘Arasy, tapi kecap ‘Arasyna
teh mangrupakeun Reaslisasi tina kecap “ISTAWA” sakumaha kamandang Ulama Salaf,
sarta nga’itikadkeun yen Allah teu mibutuh tempat, hal saupa kieu oge teu kalebet kana
kufur, ngan dosa badag sabab Ulama Salaf makemkeun ayat Mutasyabihat dina bahasa
Arab lain dina terjemahna saperti kecap “YADUN” tetep “YADUN”, “WAJHUN” tetep
“WAJHUN”.

Dlid Qiyamuhu Binafsihi

Lawan kecap Qiyamuhu Binafsihi nyaeta Al-Ihtiyaj, anu hartina mibutuh tempat sarta
mibutuh anu ngayakeun (Nu Ngayugakeun), ngan nu pasti, dlid ieu teh mustahil pisan
ayana di Allah.

Nisbat antara Qiyamuhu Binafsihi jeung Dlidna

1. Dzat Allah teu mibutuh kana tempat sarta teu mibutuh kanu ngayakeun.
2. Sifat Allah mibutuh tempat tapi teu mibutuh kanu ngayakeun.
3. Dzat Makhluk mibutuh kanu ngayakeun sarata mibutuh tempat sarta cicingna teu pasti
atawa pipindahan.
4. Sifat Makhluk mibutuh tempat pasti sarta mibutuh kanu ngayakeun.
Bagian V

Sifat Wahdaniyyat

Harti Wahdaniyyat

Harti Wahdaniyyat numutkeun asal bahasa nyaeta “Hiji” tapi ngabogaan bilangan, boh
Kam Munfasil atawa Kam Muttashil. Supaya gampil nyebutkeun Wahdaniyyat, mangka
urang sebut wae ku kecap “Hiji”.
Basa hiji di makhuk mo bisa leupas tina Kam Muttashil atawa Kam Munfasil, saperti
hijina buku teh mangrupakeun sababaraha entepan kertas (Kam Muttashil), jeung eta
buku teh oge mangrupakeun tina sabagen tina sababaraha buku nu geus aya sarta loba.
Allah ngadawuh dina Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 73 :
′ Ο ρ = ν ≈ Ω σ π 7 Ο ρ ∃ 9∉]⇓ #∃!♥ )∈ χ %σ ∃9  θ  # ( #∃!♥%∉   τ
2 ξ τ 9♥)σ  τ ϑ ≤ ∃ τ ⊥ Γ τ γ ⇓ θ # ( 9♥Ο ⌠ ρ υ ) ∈ β 4
ρ υ ≡ ν ∉  )∈9 σ ≈ µ ⋅ )∈ω Η )∈9 σ ≈ µ > Β∉  ρ υ Β τ ∃ ∪⊂∠∩
& ρ9∉ Ο   τ ξ # Υ  Β∉ Ψ  γ ⇓ Ο ⌠ . ξ ξ  ρ # ( #∃!♥%∉  
9σ υ ϑ ψ ϒ ϒ  ≤ τ ) ◊ θ 9  θ χ
“ Saestuna kafir jalma-jalma anu ngucapkeun; saestuna Allah teh salah sahiji tina anu
tilu, padahal sakali-kali teu aya deui Pangeran anging Alah nu Maha Tunggal. Saupama
maranehna hanteu eureun tina naon anu geus dikedalkeun, pinasti jalma-jalma kafir
diantara maranehna bakal ditibanan azab anu kacida.”

Dina ayat nu kaunggel diluhur, disebutkeun yen Allah teh lain hiji tina anu tilu (Kam
Munfasil) atawa lain tina bagian nu pangleutikna nu teu bisa dibagi-bagi deui, sabab
Allah Maha Agung. Mangka Allah mah nyaeta dzat nu Maha Tunggal nu teu ngagaduhan
wilangan, sarta henteu oge bisa disebut leutik atawa gede tapi nu ngagaduhan Sifat Maha
Luhung tur Maha agung.

Eusi Wahdaniyyat

Wahdaniyyat ngagaduhan tilu ma’na, nyaeta:


• Wahdaniyyat Fiidz-Dzat nyaeta hiji dzat-Na.
• Wahdaniyyat Fish-Shifat nyaeta hiji sifat-Na.
• Wahdaniyyat Fil-Af’al nyaeta hiji padamelan-Na.

Wahdaniyyat Fidz-Dzat ngagaduha dua harti, nyaeta :


¬ Dzat Allah teu dua atawa teu tilu jeung sajabana ti eta, mangka kacabut Kam
Munfashil.
¬ Hijina dzat Allah lain mangrupa gulunggna tina anu rea, mangka kacabut Kam
Muttashil.

Wahdaniyyat Fish-Shifat ngagaduhan dua harti, nyaeta :


¬ Di saluareun Allah teu aya deui nu ngabogaan sifat kapangeranan, estu ngan Allah
sahiji (Uluhiyyah), mangka kacabut Kam Munfashil.
¬ Tiap-tiap sifat Allah tina hiji jinis eusina ngan hiji. Saperti Qudrat Allah ngan hiji,
sabab hijina bisa ngawujudkeun atawa ngaleungitkeun Mumkinat, mangka kacabut Kam
Muuttashil.

Anapon Wahdaniyyat Fil-Af’al ngan ngabogaan hiji harti, nyaeta nyabut Kam Munfashil
Fil-Af’al, hartina di saluareun Allah teu aya deui anu mampuh pikeun ngawujudkeun
Atsar (hasil) gawe.
Wahdaniyyat Fil-Af’al Kam Muttashil teu kacabut alatan seueurna pangyuga Allah
saseueur nu dikersakeunnana.
Kasimpulan jumlah Maqulat anu kacabut ku sifat Wahdaniyyat aya lima Kam :
1. Kam Munfashil Fidz-Dzat
2. Kam Muttashil Fidz-Dzat
3. Kam Munfashil Fish-Shifat
4. Kam Muttashil Fish-Shifat
5. Kam Munfashil Fil-Af’al

Ngeunaan Wahdaniyyat Fil-Af’al

Af’alullah (Padamelan Allah) aya nu Mudlthor aya oge anu Mukhtar, supaya eces baris
diguar sakumaha dihandap :
1. Af’alullah anu Mudlthor nyaeta, padamelan Allah anu langsung tanpa ngaliwatan gawe
makhlukNa, saperti ngayugakeunna Allah kana langit, bumi, panon poe, jodo, pati,
diyugakeunna panyakit ka hiji jalma tanpa sabab, dikersakeunna salah saurang jalma anu
kasabna bebeakan, susah payah tapi tetep fakir jeung sajabana ti eta. Sakumaha dawuhan
Allah dina surat Fathir ayat 2:
4 / τ   ∉ ν ⊆  Β∉. 9σ µ  … Β  ⊕ ≅ σξ  ϑ  ϒ ⊕7
ρ υ Β τ ∃ ( 9σ γ ψ ∃ Β ϑ  ϒ ⊕ 7 ψ  σ ξ ♣ θ  Η υ π 7 Β∉
9∉=Ψ •∃ •⊗ #∃!♠ τ  Γ τ ξ ⊄ Β •∃
#∃:  τ π 3 ⊕  Λ  #∃9   ψ ⊆  ρυ δ  θ υ
Naon bae nu ku Allah anugrahkeun ka manusa mangrupa rahmat, mangka taya saurang
oge diantara maranehna sanggup nyarangna sarta naon bae anu ditahan ku Allah, mangka
teu saurang oge anu bakal bisa ngaleupaskeun sanggeusna, jeung Allah teh Maha Rosa
tur Maha Bijaksana.

2. Af’alullah anu Mukhtar nyaeta, padamelan Allah nu ngaliwatan hukum adat atawa
usaha makhluk, saperti Allah nyiptakeun raheut alatan kakeureutna awak manusa ku
pakarang, atawa Allah ngersakeun hiji jalma jadi jegud alatan usahanya eta jalma.
Sakumaha dawuha Allah dina surat Al-Baqoroh ayat 286 :
3 #∃.  Φ τ ϒ | 6 τ Μ  Β τ ∃ ρ υ  τ = ν  κ π ∃ . ξ ϒ | 6 τ Μ  Β τ ∃
9σ γ ψ ∃
Pikeun Manehna kauntungan tina hasil usahana jeung pikeun manehna karugian tina
naon anu geus dipigawena.

Sareng dawuhan Allah dina surat ar-Ra’d ayat 11 :


3 /∈∋ ρ Ρ ◊ ƒ ⊕ κ ⊆ Ν  Β τ ∃  ⌠ τ ι ⊃  ρ # ( µ ψ Λ →4
/∈) σ θ  Θ Β Β τ ∃  ⌠ τ ι ⊃  ω #∃!♥ )∈ χ
Saestuna Allah henteu ngarobah kaayaan hiji kaum nepikeun ka maranehna ngarobah
kaayaan anu aya dina diri maranehna sorangan.

Dina hakekatna boh Af’al Mudlthor atawa Af’al Mukhtar teh tetep mangrupakeun Atsar
Allah, sakumaha dawuhannana dina surat At-Taubah ayat 51 :
#∃9  ϑ ⇓ σ  Β ∉ Ζ  θ χ  σ =  υ Γ τ θ υ 2 ≅ ∪ #∃!↔ ρ υ  τ ? ν 4
Β τ θ  9 σ 9 Ζ υ ∃ δ  θ υ 9σ Ζ υ ∃ #∃!♠ 2 Φ τ = | Β τ ∃ )∈ω
 ℑ ⊕ ; υ Ζ υ ∃ ! 9♥ %  ≅
Ucapkeun yen sakali-kali hamo aya nu bakal tumiba ka kami, kajaba naon anu geus
ditangtukeun ku Allah pikeun anjeun. MantenNa pangriksa kami sareng mung ka Allah
jalma-jalma anu iman kudu tawakal.

Saupama dina ngusahakeun Mukhar teh gagal, mangka geus sakuduna urang nitenan
heula ikhtiar urang, naha geus tepi kana tingkat suhud atawa acan? Atawa meureun aya
ma’ni anu ngahalangan. Saupama urang ngarasa yen usaha nu dilakonan teh geus suhud
tur enya-enya, tapi tetep bae gagal, mangka bisa jadi Mukhtar nu keur diusahakeun teh
geus ngajadi Mudlthor, ku alatan kitu urang kudu boga kasadaran, sakumaha dawuhan
Allah dina surat Ali-Imran ayat 191 :
#∃9 Ζ •∃ ⊆  τ ξ # > ζ  σ ) ⊃ Ψ ο ∃ ⇓ 6  σ ψ ≈ Ψ ο 7 ψ / τ ≈⇐∉ ξ Ω
δ ψ ≈ ξ # ζ ψ = ν )  Μ | Β τ ∃ υ /↑ Ζ υ ∃
Ya Pangeran Abdi, saestuna henteu kalayan percumah Anjeun nyiptakeun ieu perkara, ku
kituna mugi kersa ngariksa kami tina seuneu Naraka.

Golongan anu nyengcang tina Af’alullah Mukhtar

Golongan anu nyengcang patekadanana tina Af’al Mukhtar diantarana :


1. Kafir Fulasiah, nyaeta nu ngaitikadkeun yen sagala perkara nu dipigawe ku makhluk
nyaeta mangrupa padamelan Allah, ngan dzat Allah hungkul anu ngahiji sareng alam,
nepikeun maranehna nyebut yen alam teh Qodim.
2. Kafir Najarriyyah, nyaeta nu ngaitikadkeun yen sagala perkara anu dipigawe ku
mahkluk eta mangrupakeun padamelan Allah anu mukhtar, ngan saupama saluyu jeung
ikhtiar makhluk, mangka disebut pagawean makhluk, saupama hanteu saluyu jeung
ikhtiar makhluk eta disebut padamelan Allah.
3. Kafir Mu’tazilah, nyaeta anu ngaitikadkeun yen sagala kahadean eta mangrupakeun
cipataan Allah, tapi lamun sakabeh kagorengan eta pagawean makhluk. Maranehna
ngadalil kalaan dawuhan Allah dina surat An-nisa ayat 79 :
ψ 4 Ρ↓  ϒ ⊕ 7 ψ  σ ϑ ∉  ψ η ⊆ ∞ ψ π 7 Β∉ & ρ ≠ | ∃ / τ 7 ψ ρ υ Β τ ∃ !
( #∃!↔  σ ϑ ∉  ζ µ ψ ϒ | Ζ υ π 7 Β∉  & ρ ≠ | ∃ / τ 7 ψ Β •∃!
Naon bae kahadean anu ku kami kahontal nyaeta ti Allah jeung naon bae sagala
kagorengan (kasalahan) eta beubeunangan diri anjeun sorangan.

Padahal numutkeun Ahlus Sunnah, ayat ieu mangrupa ayat kasopanan supaya teu aya
perkara-perkara anu teu hade nyoko di Allah, sabab dina dasarna mah nu migawe
kahadean nyaeta Allah. Sakumaha dawuhannana dina aya samemehna
( #∃!↔ ∉Ζ ∉ Β ι ∉   .≅ ≅ %  ≅ 
Ucapkeun ku anjeun yen sakabeh kajadian (kahadean atawa kagorengan) eta dadamelan
Allah.

4. Kafir Thoba’iyyah, nyaeta nu nga’itikadkeun yen atsar gawe bisa dihasilkeun kalawan
make kabiasaan atawa watak hiji makhluk, saperti ayana tutung teh alatan watak seuneu.
5. Golongan Jabbariyyah (Kafir Zindiq), nu ngaitikadkeun yen makhluk teu ngabogaan
daya ikhtiar, sakabeh kajadian mangrupakeun padamelan Allah.
6. Golongan Qodariyyah, kabagi kana dua golongan :
- Nu ngaitikadkeun yen makhluk ngabogaan atsar gawe sarta hasil gawena dipuluk alatan
gawe bareng jeung Allah.
- Nu nga’itikadkeun yen makhluk ngabogaan atsar gawe (kamampuhan) ngan
kamampuhannana mangrupakeun pamasihan Allah.
7. Golongan Ahli Bid’ah, nu nga’itikadkeun yen adat ngabogaan kakuatan anu
dititipkeun ku Allah, saperti obat ngabogaan kamampuhan pikeun nyageurkeun panyakit
alatan kamampuhan anu dititipkeun ku Allah.
8. Mu’min Jahil (bodo), nyaeta nu ngaitikadkeun yen sakabeh kajadian nyaeta dadamelan
Allah, ngan dina Af’alullah Mukhtar anu aya patalian adat wungkul sarta maranehna
nyindekkeun yen dina adat mah teu aya kagagalan.

I’tikad ahlus Sunnah sakumaha diterangkeun diluhur, Allah ngawajibkeun ikhtiar ka


sakabeh manusa kalawan saenya-enyana. Tapi saupama henteu sakumaha anu dipiharep,
ngadung harti Af’alullah Mukhtar teh jadi Mudlthor sabab patalian adat mumkin gagalna.
Jeung masing inget yen Aqidah Ahlus Sunnah nyaeta anu kaapit diantara ’itikad-’itikad
anu batil, sakumaha tos didawuhkeun ku Allah dina surat An-Nahl ayat 66 :
∈ Ε ε ⊇ → ∃ Σ ϒ ⌠ ) ⊃ 3  / ( 9σ  ∉ 9  υ ο Ζ #∃{Φ Ρ   ψ ≈ Ο ⊃
∈ 9σ3 /  ρ υ ) ∈ β • ψ ∃ ! ←⊆ ⌠ Ζ ∃ {σ%9∉ℑ Τ ∃ 9♥7 τ Ψ •∃
ρ υ ψ Θ 5  σ  ⊥ 7 / τ    ∪ Β∉. / ⇐  θ Ρ ∉ µ ∉
9 ϕ∉ = ± ⁄ ≈ ⊂ / ∈   τ
Jeung saestuna dina sato piaraan eta bener-bener aya palajaran pikeun anjeun. Kami mere
anjeun nginum tina naon anu aya dina jero beuteungna (mangrupa) susu nu beresih antara
kokotor jeung getih, nu babari diuyupna pikeun jalma-jalma anu nginumna.
KHOWARIQUL LIL ’ADAT

Khowariqul lil ’adat nyaeta kaluar tina kabiasaan atawa nyalahan katangtuan adat anu
disebut oge kajadian anu aheng.
Khowariqul lil ’adat aya anu kalebet kana Mudlthor, aya oge anu kalebet kana Mukhtar
sanggeusna diusahakeun ku ngaliwatan jalan do’a atawa jalan sihir.
Mun seug ditilik tina lebah Tauhid (Hukum Akal), ayana khowariqul lil ’adat nyaeta
mumkinul wujud nu sarua peunteunna sareng adat, teu aya kapunjulannana, teu aya kecap
komo deui atawa babakuna sabab Allah Maha Kawasa pikeun midamel naon bae anu
dikersakeun ku Mantenna. Dina ngersakeunna teu kajurung ku alatan karunya ka hamba-
Na anu dipikanyaah atawa alatan ngewa kanu kafir. Allah teu kateken ku adat oge teu
jadi ngarasa enteng alatan kabiasaan adat atawa sabalikna jadi ngarasa beurat alatan teu
saluyu jeung adat.
Ditilik dina Hukum Sya’ra, dina usaha pikeun nyangking khowariqul lil adat,
didasarkeun kana tilu perkara nyaeta :
1. Nu ngalakonan.
2. Tujuan .
3. Cara atawa tarekah dina ngusahakeunnana.
Ngusahakeun supaya nyangking khowariqul lil adat teh halal hukumna salila anu tilu
perkara tadi teu kaluar tina tetekon hukum syara. Nu ngusahakeun khowariq dibagi kana
genep golongan, diantarana :
1. Khowariq di calon Nabi disebut Irhash anu hukum ngusahakeunna halal.
2. Khowariq di Nabi jeung Rosul disebut Mu’jizat anu hukum ngusahakeunna halal.
3. Khowariq di Waliyullah disebut Karomah anu hukum ngusahakeunna halal.
4. Khowariq di Mu’min Sholeh disebut Maunah anu hukum ngusahakeunna halal.
5. Khowariq di Mu’min Fasiq disebut Istidjrad anu hukum ngusahakeunna haram.
6. Khowariq di Kafir/Musrikin disebut Ihanah anu hukum ngusahakeunna haram.
Ku sabab di dieu ngabaud Wali, mangka peryogi kauninga ngunaan ta’rif anu disebut
Wali. Wali kabagi kana sababaraha makna :
1. Numutkeun Elmu Fiqh :
Γσ ι Κ≅ Η∃ Η  ⊗ π ⇔∃  Γ µ ρ < Μ Η ≅ θ # < Μ
Jalma anu sok salawasna tho’at ka Allah sarta taya kajadian dina sakerejep oge migawe
laku dosa

2. Numutkeun Ahli Suluk (Fan Tashawwuf), Wali nyaeta jalma anu ngabogaan iman
’Ilmul Yaqin atawa ’Aina Yaqin.
3. Numutkeun Ushuluddin (Elmu Tauhid), sakumaha anu diriwayatkeun ku Yusa ti
sabagean Imam-imam Ushuluddin,Wali nyaeta jalma anu ngagaduhan opat syarat :
• Mafhum kana dasar-dasar Elmu Ushuluddin.
• Mafhum kana Hukum Syara.
• Salawasna ngalaksanakeun ajaran Hukum Syara.
• Salawasna Sieun (khouf) ka Allah nepikeun tara poho sanajan sakerejep panon.
Ta’rif Karomah numutkeun Ushuluddin :
0×  Κ µ ∃ − 9?  ∃ ο ◊ γ  = 6 ⇓∃δ # <∅ δ ξ ω
Β= Γ Ρ Λ <ϑ Φ 7∃  π Σ7 η 2 = # ρ #93 # Η π # Η
Η∅ σ θ > /∅σ ξ # ω  Φ ) % ρ #<  Κ ≅ # < ∅%< ξ  = Μ
/ γ%# ρ < Μ  = Μ
Karomah nyaeta kajadian luar biasa anu ngawatek ti hamba Allah anu tembong
kalakuannana maslahat, sok ngagalur kana tapak lacak Nabi, kataklif ku sare’at Nabi,
bener ’itikadna saluyu jeung ’itikad Ahlussunnah, sok migawe kahadean, karomahna bisa
dikanyahokeun atawa teu dikanyahokeun.

Saupama kajadiannana hanteu aheng, atawa jalma nu lain mukallaf atawa henteu netep
dina manut kana hukum syara sok komo ’itikadna teu saluyu jeung ajaran Ahlussunnah
jeung teu resep migawe amal hade mangka eta kajadian teu bisa disebut karomah.

NGEUNAAN SIHIR

Elmu Sihir geus ditetepkeun ayana boh dina Qur’an atawa Hadist, jadi wajib pikeun
urang percaya kana ayana eta elmu sok sanajan haram dina mibandana komo deui dina
ngamalkeunnana. Teu dimeunangkeun boga ’itikad yen elmu sihir ngabogaan atsar gawe
tapi ngan pasambungan adat hungkul. Sabab, mun diitikadkeun yen elmu sihir ngabogaan
atsat gawe mangka hukumna musyrik, sok sanajan teu ngagunakeun atawa mibanda
sabab hukumna haram.
Diajar, ngajarkeun atawa make elmu sihir hukumna dosa badag jeung mun di’itikadkeun
yen eta perkara halal mangka kaasup kana murtad, sabab aya ancaman disatukangeun eta
sakumaha disabdakeun ku Rasulullah.
Anu mimiti ngawanohkeun elmu sihir nyaeta Malaika Harut jeung Marut, sakaol mah
nyebutkeun yen Harut jeung Marut teh lain Malaikat ngalainkeun dua Raja Babilonia,
sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 102 :
ρ υ # ∃ ? •7 τ   θ # ( 2 ξ τ ρυΒ τ∃ ( ⇓= ν  ϑ ψ ≈  ζ Β =  7 ⊕
 τ ? ν 4 #∃9± ⁄ υ ≈ ⇐ ∉   ⇓ ? σ Γ  =  θ # ( Β τ ∃ #∃9Ψ •∃ •}
  ψ = κ ∉ ϑ⇓ θ β τ . ξ ξ  ρ # ( #∃9± ⁄ υ ≈ ⇐ ∉   ρ υ 9 σ ≈ 3 ⊕ ≤
⇓ = ν  ϑ ψ ≈  ⇓ δ ψ ≈  ρ Ν | /∈6 τ ∃ /∈ ≅ #∃9  ϑ ψ = ν 6 ξ    ∪
τ? ν &  Ρ ⊂ Α τ ρ υ Β τ ∃ ! #∃9 ϒ β ⊕ σ ⌠ τ )∈ Ρ↓ ϑ ψ ∃
τ)◊θω Ι µ ψ Λ →4 & ρ ν τ > Β∉    ψ = κ ∉ ϑ ψ ∃ β ∪ ρ υ Β τ ∃
4ρυΒ τ ≈  ρ ς ( ? σ3 ⌡ ◊  σξ ∉ Γ  Ψ ο π ⋅ Υω τ  ⇓
Jeung maranehna (ahli sihir) nuturkeun kana naon anu dibaca ku setan-setan dina mangsa
karajaan Sulaeman, (jeung maranehna ngucap yen Sulaeman eta ngajarkeun sihir)
padahal Sulaeman estu henteu kafir(henteu ngajarkeun sihir). Maranehna ngajarkeun sihir
ka manusa jeung naon bae anu geus diturunkeun ka dua Malaikat di Nagri Babilon nyaeta
Harut jeung Marut. Sedengkeun duanana teu ngajarkeun hiji perkara ka sahiji jalma
saacan ngucapkeun ”Saestuna kami ngan mitnah (nyoba anjeun), ku sabab kitu poma
anjeun ulah kafir.....

Hadist anu nerangkeun ngeunaan ayana sihir nyaeta Hadist anu diriwayatkeun ku
Bukhori nu mertelakeun nalika Nabi ka keunaan ku sihir sakumaha kaunggel :
Nalika kangjeng Rosul teu damang wales, sumping dua Malaikat anu ngabesuk. Nu hiji
lunnggu sagedengeun mastaka Kengjeung Rosul sareng nu hiji deui mah caket
sampeanna.dua Malaikat ieu saling pataros : ” Naon sababna ieu lalaki gering? ” nu hiji
deui ngajawab ”ku sihir”. ”ku naon disihirna?”. ”ku buuk jeung pakakas sejenna anu
dihijikeun sarta kabungkus dina boneka anu disarupakeun ka Nabi Muhammad SAW,
Terus ditojos eta boneka make sabelas jarum”. ”dimana disimpenna?”. ”eta boneka
diasupkeun dina palapah korma disimpen di sumur Darwan”. ”saha anu nyimpenna?”.
Ngajawab anu hiji deui ”urang Yahudi ngarana Lubeb Bin Ashom”. Lajeng dua Malikat
eta ngilang. Lajeng Kangjeng Rosul ngutus ka Syaidina Ali, Zubair sareng Amar Bin
Yasir pikeun ngayakinkeun eta warta. Lajeng kapendak eta boneka nu disarupakeun
Kangjeng Rosul dihandapeun batu sagigireun sumur Darwan, anu saterasna tina eta
kajadian lungsur surat Al-Falaq pikeun panyinglarna nu ku Kangjeng Rosul diaoskeun
kana cai teras dibalurkeun ka sakujur salirana.
Elmu Sihir teh kabagi kana sapuluh rupa, nyaeta :
1. Sihir Shimiya, anu perwatekna bijil tina taneuh sarta eusina, saperti watek Batu
Sulaiman, watek minyak Jafaron atawa kalimah-kalimah anu dihijijeun jeung eta watek.
Catetan :
Saupama watek taneuh teh sifatna biasa, nyaeta anu aya pasambungan jeung adat,
mangka teu disebut sihir, saperti taneuh anu cocog pikeun melak tutuwuhan.
2. Sihir Himiya, nyaeta kajadian anu aheng anu bijil tina kaayaan bentang-bentang atawa
sato, anu watekna saupama dipake bisa ngarungkadkeun tatangkalan baradag atawa
ngaragragkeun manuk nu keur ngapung.
3. Sihir Hindy, nyaeta sarupanging jampe-jampe bari nitah jalma loba pikeun nincakan
sarupaning bungbuahan nepikeun kaluar sikina anu maksud sangkan jalma anu disihir teh
kaluar jajantungna nepikeun ka perlaya saperti kaluarna siki tina bungbuahan anu
ditincakan.
4. Sihir Yamani, nyaeta sihir anu ngagunakeun boneka pikeun ngabalikeun rupa jalma
supaya katingalina siga sato. Ieu pagawean saupama korbana nepikeun ka mati disebut
Teluh, mun saukur malih rupa hungkul disebut Tenung, lamun paningalina lolong atawa
panonna tibalik disebut Pilamuran.
5. Sihir Tilasmat, nyaeta mangrupa kotretan-kotretan anu teu bisa dipingarti maknana,
saperti aksara Dal, Tho, Lam Alif anu tibalik jeung sajabana tapi nimbulkeun khowariq.
Numutkeun Imam Ghozali hal sarupa kitu kaasup kana sihir.
6. Sihir Roqy, nyaeta mangrupa jampe-jampe atawa Jangjawokan anu teu kaharti
maknana tapi bisa nimbulkeun khowariq.
7. Sihir Azimat, nyaeta tulisan atawa kalimah anu dicokot tina ngaran Malaikat atawa
Gegeden nu saupama disambat bakal bisa nyubadanan kana pimaksudeunnana.
8. Sihir Istikhdamat¸ nyaeta sihir kalawan make cara ngagero arwah anu dibarengan ku
ngukus menyan bari ngucapkeun kalimah-kalimah nepikeun ka si arwah datang terus
ngajawab rupa-rupa pananya si tukang sihir. Sabda Rosulullah dina Hadist Bukhori
disebutkeun yen sihir istihdamat eta haram hukumna, sabab anu datang teh saestuna Jin
atawa Setan, sok komo nepikeun ka jajaluk ka eta makhluk bari jeung teu nyebut Asma
Allah, mangka hukumna Musyrik.
9. Sihir Wifiq, nyaeta gurat atawa aksara anu dikurung, eusina mangrupa ngaran-ngaran
anu alus (Asma Al-Mubarokah) nu saterusna mementa langsung kana eta gambar pikeun
ngadatangkeun khowariq. Numutkeun Imam Ghozali saupama apal kana maksudna sarta
mentana langsung ka Allah, mangka eta gambar atawa catetan teh kalebet kana Tawasul,
mangka hukumna Halal.
10. Sihir Nasyiroh, nyaeta ngubaran sihir ku jalan sihir deui, hukumna haram sakumaha
sabda Rasulullah SAW ”An-Nasrotu Minassyaithon”; Sihir Nasyiroh teh datangna ti
Syetan.
WIFIQTILASMAT
Ξ[ Ρ Ρ #! χ #9ϑ6  #9ϑ = 7 9ϑ θ # 1Κ Π ⊃ Π 8 ω
1∃∃ Ω Ζ Ξ Ξ #! χ #9 φ ξ Α ⇔∃ µ Ν 9 θ 1Ν Η ξ ϕ ν
#9) ρ •

Cara Ngubaran Sihir

Ku sabab sihir teh mangrupakeun Khowariq Lil ’Adat nu diharamkeun ku hukum syara,
sarta teu saeutik jalma anu keuna ku sihir, samalah Kangjeng Rosul nyalira kantos
kakeunaan ku sihir. Cara nyinglar sihir diharamkeun ku cara sihir deui tapi kudu ku nu
tos dicontokeun ku Rosul, nyaeta ku cara ngaoskeun ayat-ayat Al-Qur’an saperti Al-
Falaq jeung An-Naas, maca Sholawat, Dzikir, Do’a, Hizib (kumpulan tina Al-Qur’an,
Sholawat, Dzikir, Do’a, Istigfar jeung sajabana) atawa bisa oge ku jalan Tawassul.
Sakumaha kauninga ku urang sadaya yen patalian sihir teh nyaeta patalian batal atawa
anu disebut Istidraj, mangka babari pisan nyinglarkeun eta sihir ku ayat-ayat Al-Qur’an
sabab patalianna jeung Haq, sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Isra ayat 81 :
ψ δ  θ % ] ∃ . ξ% β τ #∃9  7 τ ≈ ⇐∉ ≅ )∈ β •4 #∃9  6 τ ≈ ⇐∉ ≅
ρ υ ψ δ ψ , τ #∃9  σ ψ , ψ%! υ ρ υ %  ≅ 
”Jeung ucapkeun yen anu Haq geus datang sarta nu Bathil geus leungit, saestuna anu
bathil eta teh salah sahiji anu bakal leungit.
Bakal langkung payus saupami urang dina nyinglar sihir teh dikawitan heula ku kalimah
Thoyyibah jeung dibarengan ku Iman Haqqul Yakin sarta diyakinkeun dina manah yen
pikeun Allah ngilangkeun panyakit teh estu gampil kacida lajeng ucapkeun :
γ θ # ω _ # ! __ ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β θ
Abdi ngado’a pikeun damangna ieu panyawat kalayan ku kersana Allah
ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β  6 θ # ω _ # !
Ayeuna seja ngahaturkeun baktos abdi ka Anjeun ya Allah
ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β⇑ = θ > # ω _ #!_
Abdi ngado’a pikeun damangna ieu panyawat estuning parentah ti Anjeun ya Allah
ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β ) ℑ θ # ω _ # !_
Abdi ngado’a ngan saukur miharep rido Anjeun ya Allah
τ θ Α ρ ω % θ ο _ # ω _ / ∃ #!_ 0ϒ Ν #! _? θ2 = Μ ?#!_ω
Kalayan jenengan Allah, dumasar kana parentah jeung taqdir abdi sumerah diri sarta
midamel ieu ubar jeung panyinglar panyakit teh estu teu aya kamampuhan kajaba ku
disarengan Dzat anjeun ya Allah.

Pikeun ngaluarkeun Khowariq Lil ’Adat bisa oge ku jalan Tawassul jeung Tafaul
sakumaha nu baris digeuar dina katerangan dihandap.
Tawassul mangrupa do’a ka Allah ku cara nyebutkeun haq/prioritas jalma sholeh atawa
amal hade. Sakumaha kacarios dina kitab Bukhory Juz II kaca 79, Syaidinna Umar bin
Khothob kantos nyuhunkeun turun hujan ku cara Tawassul ka Paman Nabi (Abbas bin
Abi Tholib)
) Ψ ∃ ρ # Ρ ∃_ Ρ Φ θ _ ≅ # 9 7 /  Ν _ Ρ 6 Ψ _ ∃  ∃ ) Ψ ∃ #<= γ _ Ν_# Ρ ∃_ Ρ
Φ θ _ ≅ # 9 7 /Ψ6 Ψ _ ∃  ∃
Ya Allah, abdi tawassul kalayan nyebat jenengan Nabi Anjeun lajeng Anjeun nurunkeun
hujan, ayeuna abdi tawassul kalawan nyebat Paman Nabi, mangka turunkeun deui hujan
ka kami ya Allah.

Dina Hadist Al-Ghor nu kamaktub dina kitab Al-Bukhory Juz II kaca 260 kacarios aya
tilu urang sahabat anu kakurung dina guha alatan panto guha katutup ku batu. Maranehna
ngayakinkeun yen hamo aya nu bisa nyalametkeun maranehna lintang ti Allah nu
dibarengan ku cara ngado’a sarta tawassul nu dibarengan ku amal hade maranehna.
Saurang-saurang ngado’a ku sarta nyebutkeun amal hadena tug dugi maranehna bisa
kaluar tina eta guha kalayan salamet.
Tawassul anu dipake pikeun jalan kagorengan hukumna haram samalah bisa kaasup kana
Musrik saupama dipangerankeun saperti tatapa dihandapeun tangkal kai anu badag,
girangeun wahangan, guha-guha anu dianggap karamat sok komo lamun bari jeung
nyenyembah patung-patung tur dianggap pangeran nu bisa mere pitulung. Dawuhan
Allah dina surat Al-Mu’minun ayat 117 :
ω υ# ζ ψ τ )∈9 σ ≈ γ •∃ #∃!↔ Β τ  ψ τ    ρυΒ τ ω
)∈ Ρ↓ µ  … 4 υ / ν ∈ µ ∉  ∉Ζ ψ µ∉ ϒ | ∃ /  µ  …  σ ∗ ∈ Ρ ↓ ϑ ψ ∃
/∈ µ∉ 9σ µ  … /   δ ψ ≈  ζ ∪∠⊇⊇∩ #∃9  3 σ ≈ ∉  ρ β τ
  = ∈ ξ⇓
Jeung sing saha jalma nu nyembah ka Pangeran anu lain salain ti Allah, padahal taya
sadalil oge pikeun manehna ngeunaan eta perkara, mangka saestuna balitunganna disisi
Allah, saestuna jama kafir teh mo bakal panggih jeung kauntungan.

Anapon anu dimeunangkeun dipake tawassul nyaeta ; Nabiyullah, Waliyullah, shohabat


sarta jalama-jalma mu’min anu dipeunteun soleh dina nalika jumeneng atanapi
saparantosna ngantunkeun, ngan poma ulah nepikeun ka mangeran sok komo bari jeung
nyadiakeun sasajen, sabab bisa kaasup kana pagawean musyrik.
Tafaul, dina istilah sunda ”Nurut buat” nyaeta miharep hiji perkara anu sarupa atawa nu
miharep hiji perkara ti nu lian supaya ngabogaan kasaruaan dina sifat ti nu ditafaulan
tanpa ayana patalian adat saperti ngamandian anu nuju bobot ku cai belut jeung ku
dawegan ngarah lancar dina waktu babarna padahal antara cai belut jeung dawegan eta
taya patalian adat, atawa mawa janur koneng ka sawah nu parena keur ngoneng ngarah
eta pare teh bisa leuwih gancang konengna kalawan rata.
Pagawean tafaul sakumaha conto diluhur hukumna bid’ah jeung saupama timbul kajadian
sakumaha nu dipiharep, mangka kaasup kana sihir sabab kaluar khowariqul lil ’adat tina
pagawean anu teu aya nash dina Al-Qur’an atawa Hadist sarta hukumna haram. Lain
halna saupama dina prakna eta pagawean teh aya nash tina Al-Qur’an atawa Hadist
samalah hukumna jadi sunat, saperti masak daging anu rasana diamisan sarta kuahna loba
supaya nu jadi anak ngabogaan budi anu luhung, manis sarta berehan. Atawa mere
ngaran budak kalawan ngaran anu hade ngarah laku lampahna hade sabab aya dina nash
sarta hukumna sunat, ngan teu meunang dijieun kayakinan sabab dina tafaul teu aya
qiyas, sakumaha dina sarat qiyas anu kudu aya Masaliqul ’Illat anu sah pikeun dadasarna
hukum syara.

Kasimpulan Wahdniyyat

Alatan harti Wahdaniyyat mah nyaeta ngilangkeun wilangan ti Allah, boh wilangan dzat,
sifat atawa af’alNa, mangka kalimah Tauhidna dikawitan ku lafad ”La” anu hartina
ngilangkeung atawa Nafyi nu saterusna disebut La Nafyi.
Tos kawentar di kalangan Ulama Nahwu, yen kalimah anu ayana sanggeus lafad ”La”
(Isim La), tangtu mangrupakeun Isim Nakiroh, mangka dina ngaoskeunna kudu kalayan
fathah sarta khobarna dipiceun.
Lafad ”La” dina kalimah La Ilaaha Illallahu, disebut La Nafyi Lil-Istighoril Afrodil Jinsi,
nu hartina nyeepkeun sakabeh afrod jinisna, saperti kalimah :
ω#< µ # ω _ #!
Teu aya Pangeran sarta sakabeh jinis nu dipangeranan anging Allah.

Para Ulama Nahwu tos sapuk yen khobar lafad ”La” eta teh kedah disimpen (Mudlmar),
mangka para Ulama Ushuluddin (para Ulama anu nganut Tarekat Nabawiyyah)
ngunggelkeun yen khobar nu disimpen teh eusina aya opat sakumaha kaunggel dihandap:
γ θ # ω _ # ! __ γ θ # ω _ # ! disingket __ ω#9 µ Β θ γ θ atawa disebut oge
ωΒ θ τ ο # < Κ θ ρ
Teu aya Pangeran anu maujud (anu aya dina sabenerna) anging Allah

Dina kalimah diluhur bisa cindekkeun yen sagala perkara nu wujudna anyar, nyaeta
mangrupakeun hasil pangyuga Allah sarta bukti pawujudanna hanteu leuwih ti opat hal,
nyaeta :
• Tempat anu dicicinganna nyampak (di dieu)
• Kaayaan, pagawean anu disinghareupan (kieu)
• Waktu anu marenganna (ayeuna)
• Pribadi anu migawena (kuring)
Kaopat hal ieu bisa diikrarkeun ku kecap-kecap sarupa kieu : ”di dieu, kieu, ayeuna,
kuring, nyaeta atsar Af’al Allah”, nu mana ieu kecap-kecap teh disurupkeun tug dugi rasa
anu kapatri dina ati sarta saupama dina nyurupkeun eta kecap-kecap teh hanteu nepikeun
ka karasa, dingaranan Mu’min Ghofil. Saupama nepikeun ka ngarasa ditingali sarta
didangu ku Allah dingaranan Muqorrobin nu ngandung harti tingkatan imanna geus nepi
ka tingkat iman ’Ilmul Yaqin, bakal leuwih payus saupama bisa nepikeun ka ngarasa yen
dirina aya dina taqdir Allah sarta ruhani bisa ngarasakeun geterna taqdir Allah, nu
balukarna bisa poho kana kaayaan pribadi jeung salawasna sok inget ka Allah nu geus
ngayugakeun.
nu disingket jadiω#9 µ # Β  6 θ # ω _ # ! ω Β  6 θ # ω _ # !
Teu aya anu haq disembah anging Allah

Sanaos tos nga’itikadkeun yen teu aya Pangetan anging Allah, tapi teu nunggalkeun
ibadahna atawa masih sok nembah ka salain Allah, hukumna angger musrik sabab
disagedengeun nga-tauhidkeun wujudna Hiji, oge wajib nga-tauhidkeun Ma’bud-na, dzat
Allah nu mangrupakeun hiji-hijina anu kedah disembah.
Lantaran kaayaan dina tiap-tiap waktu teh sarua jeung mantengkeun Shirothol Mustaqim,
mangka dina saban waktu, tempat sarta kajadian nu keur disinghareupan, poma urang
ulah nepikeun ka kosong tina babakti ka Allah, sakumaha dawuhan Allah dina surat Adz-
Dzariyyat ayat 56 :
9∉ υ   7  ⇓ ρ β ∪ )∈ω ρ υ # ∃} Μ Ρ ♣} #∃:  γ ⊕  ≤ ζ ψ = ν )  Μ ◊
ρυΒ τ∃
Jeung Kami teu nyiptakeun Jin sarta Manusa lintang ti supaya nyembah ka Kami.

Mangka jalma anu keur babakti (Salikin) ka Allah maranehna ikrar “di saluhureun taqdir
ieu, baris disanggakeun baktos abdi ka Anjeun ya Allah”.
nu disingket jadiω#9 µ Β ⇑ = θ > # ω _ #! ω Β⇑ = θ > # ω _ #!
Teu aya Pengeran anu Haq dipilari (dita’atan parentah sareng larangan-Na)

Sabada nga’itikadkeun yen teu aya Pangeran nu Maujud kajaba Allah, teu aya nu haq
disembah kajaba Allah, mangka dina nalika urang babakti atawa ibadah ka Allah teh
kudu kalawan make tungtunan, katangtuan sarta cara-cara anu sakumaha kawengku dina
Fan Fiqh (Al-Ahkamusy-syar’iyyah), sabab sakumaha Hadist anu diriwayatkeun ku
Aisyah R.A :
ΗΖ µ  γ θ π λ # Η∃ < ♣ τ ⊥  # Η Ρ ∃ Η #    ∃ ∝ π
⊇ # ! δ Ζ γ %
Sing saha nu nyieun hiji tungtunan jeung aturan anyar dina urusan Agama Kami, sarta nu
sumberna lain tina Qur’an jeung Hadist, mangka eta tungtunan teh ditolak.

Sanggeusna urang apal yen nu dipigawe eta teh mangrupa parentah ti Allah sarta ayana
disaluhureun takdir Allah nu ngebatkeun Sirotol Mustaqim, mangka samemeh der urang
migawe eta pagawean teh kudu dibarengan ku ikrar ”dipidamel ieu parentah ku abdi estu
karana parentah ti Allah”.
Hal sarupa kieu disebut niat, ’itikad pikeun nangtukeun naha kasab/pagawean urang teh
kaasup ibadah? Atawa ngan saukur lulucon? Sabab sah jeung henteuna hiji
pagawean/ibadah teh gumantung kana niatna, sakumah Hadist Mutafaqun ’alaih nu
diriwayatkeun ku Umar R. A :

# Ρ Κ ∃ # ω  Κ ∃ Α 0 ∃ < Ζ φ ∃ φ Ν
Saestuna sahna amal (pagawean nu hade atawa goreng) gumantung kana niatna.

Tapi saupama jalan anu baris disorang teh gebat kalawan loba, mangka samemehna nu
rek dipigawe teh kudu ditarjih heula, naha Muqoyyad (samporet waktuna) atawa
Muwassa’ (loba waktuna)? Naha urusan pribadi atawa urusan umum? maka nu kudu
pangheulana dipigawe teh nyaeta anu samporet waktuna atawa muqoyyad tea sabab eta
pagawean teh teu bisa dipigawe ku nu lian. Kanggko jentrena tiasa ditingal dina Kitab
Jam’ul Jawami Juz II kaca 361 ngeunaan masalah Tarjih.

ω Β ) ℑ θ # ω _ # ! disingket janten ω#9 µ Β)ℑ θ # ω _ # !


Teu aya Pangeran (nu dipiharep ridho-Na) anging Allah

Teu aya tujuan anu paling luhung dina perkara ngabakti ka Allah anging pikeun miharep
rido-Na (Mardhotillah). Sabab can tangtu sakabeh jalma dina migawe parentah Allah eta
bakal meunang karidoan-Na sakumaha nu dimaksud alatan loba pisan jalma-jalma anu
make jalan Allah tapi tujuanna lain pikeun ngajugjug Allah, saperti jalma nu neangan
elmu agama tapi maksudna pikeun nambahan pangalaman atawa kabisa hungkul,tapi
sangkan ku eta elmu manehna bisa ngahasilkeun duit, meunangkeun awewe nu geulis
atawa pikeun nambahan wibawa jeung komara jeung sajabana ti eta. Dawuhan Allah :
”sing saha jalma nu miharep kauntungan pikeun di akherat, ku Kami bakal ditambah
kauntungannana tapi, sing saha jalmaanu miharep kauntungan di dunya, maka ku Kami
bakal dibikeun ka manehna sabagian tina kauntungan dunya sedengkeun di akherat
pikeun manehna taya kauntungan saeutik oge”

Ku hal sakitu, sangkan Qobulul Amal (ditarimana amal) ku Allah, mangka urang dina
waktu migawena kudu diikrarkeun leuwih tiheula dina jero kalbu ”Ngahaja kuring
ngalakukeun ieu padamelan estuning miharep karidoan Allah”.

Anapon sabada rengse hiji pagawean dilakonan, poma ulah dijadikeun tujuan anu utama
tapi sing bisa dijadikeun ciri yen rengsena eta pagawean teh mangrupakeun tanda
rengsena urang migawe parentah ti Allah, saperti anggeusna solat teh ku aweh salam,
sedengkeun salam teh lain tujuan utama tina solat tapi magrupakeun ciri rengsena solat,
kitu oge dina hal pakasaban, hasil atawa kauntungan nu dipuluk teh lain mangrupakeun
tujuan anu tangtu tapi tanda rengsena hiji pakasaban sabab ari tujuan utamana mah nyaeta
pikeun ibadah sarta pikeun ngahontal karidoan Allah.
Opat kecap/kalimah Toyyibah ieu tiasa kagambar sakumaha dihandap:
γ θ # ω _ # ! __ , ngawangun jalma sangkan jadi Mu’minω#9 µ # ω _ #!_ ω Β θ
, ngawangun Mu’min Muwahhid (nu ngabogaan
Tauhid)ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β  6 θ # ω _ # !
, ngawangun Muslim jeung Muttaqinω#9 µ # ω _ #!_ ω Β⇑ = θ > # ω _ #!_
, ngawangun jalma sangkan Mukhlashin Fil Af’alω#9 µ # ω _ #!_ ω Β ) ℑ θ # ω _ # !
(ikhlas dina amal-amalan).

Jalma anu geus ngajadikeun kalimah toyyibah ngaranjing dina dirina disebut
”Syakhsyiyyah Thoyyibah”, mun dina hiji kampung wargana bisa ngamalkeun kalimah
toyyibah ieu disebut ”Qoryah Thoyyibah”, lamun sanagara geus bisa ngamalkeun
kalimah toyyibah ieu disebut ”Baldah Thoyyibah”.
Jaminan pikeun jalma anu bisa ngadawamkeun sarta nyurupkeun kalimah toyyibah
nyaeta :
1. Kahirupanna di dunya salawasna bakal pinuh ku kaberkahan, sakumaha dawuhan
Allah dina surat Ibrahim ayat 24-25 :
& ρ9 σ Ν  ⇔σ η ⊆ 7 τ π Β . ξ ± τ φ ψ τ ο ; ⇔σ η ⊆ 6 τ π Ζ
. ξ = ∈ ϑ ψ π Ζ Β τ Ω σ ξ Ω #∃!♠ ∇ υ > ζ . ξ  # ψ ? σ τ
&  2◊ = ν γ ψ ∃ ?  σ  Α ∈  ∪⊆⊄∩ #∃9 ϒ ϒ ϑ ψ ∃ !  ∉  ∈
ρ υ  σ    γ ψ ∃ Ο ρ ∃ /∈Μ ⋅ & ρ ≠  =  γ ψ ∃ 9∉=Ψ •∃ •⊗
#∃{Φ Β  Ω σ ∃ Α τ #∃!♠ ρ υ ο ¬  ∈ Υ ⇔ 3 υ / ν ∈ γ ψ ∃ /∈∗∈  β ∪
µ ∉   ⁄ .≅ • ∪∈⊄∩ τ Γ τ ξ 2  ρ χ 9σ  ψ = ↓ γ ⇓ Ο ⌠
”Naha anjeun teu merhatikeun kumaha Allah geus nyieun paumpamaan kalimah nu hade
(Kalimah Tauhid) saperti tangkal nu alus, akarna kuat sarta dahanna (jucung) ka langit.
Eta tangkalngahasilkeun bungbuahan dina usumna kalawan saijin Pangeran-Na. Ngahaja
Allah nyieun eta paupamaan teh sangkan manusa bisa tetep eling”.

2. Amal baktina baris ditampi ku Allah sarta aya dina panghampura-Na.


3. Salawasna Allah baris ngariksa sarta nyukupan sagala pemeredihna sakumaha
dawuhan Allah nu kaunggel dina Hadist Qudsi :
”Jeung teu eureun-eureun hiji hamba Kami ngadeukeutkeun dirina ka Kami kalayan
(migawe) sababaraha amal sunat, tug dugi ka Kami miasih ka eta jalma ,nu saterusna
dimana Kami geus ngayugakeun, maka Kami jadi ceuli nu dipake pangdengena jeung
jadi mata nu jadipaningalina, mangrupakeun suku nu dipake ngalengkahna,
mangrupakeun leungeun pikeun cekelannana sarta naon bae anu diseja Kami pasti
ngaestokeun tur saupama manehna menta pangriksa tangtu Kami bakal ngariksa eta
jalma”.

Cara ngagunakeun kalimah Toyyibah

Samemeh metakeun hiji pagawean, leuwih tiheula urang kudu nutup mata hate urang,
tong dipake pikeun ngalayanan hasil paningali, hasil pangdangu, atawa ngabayangkeun
rupa-rupa makhluk. Salira diajegkeun, lambey ditutup sarta sakabeh anggahota badan
dicicingkeun (Khusyu) nu saterasna gerenteskeun dina hate leutik, dirasakeun dina jiwa
sarta dibantu ku lisan pikeun ngucapkeun :
γ θ # ω _ # ! __ ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β θ
”didieu kieu abdi ayeuna mangrupa hasil padamelan Allah”
ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β  6 θ # ω _ # !
”disaluhureun takdir ieu, abdi ngabakti ka Allah”
ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β⇑ = θ > # ω _ #!_
”abdi pidamel ieu padamelan karana parentah Allah”
ω#9 µ # ω _ #!_ ω Β ) ℑ θ # ω _ # !
”teu aya ni harep ku abdi anging rido Allah”

Saterusna lengkahkeun sampean anu palih katuhu bari ngaos :


τ θ Α ρ ω % θ ο _ # ω _ / ∃ #!_ 0ϒ Ν #! _? θ2 = Μ ?#!_ω
Kalayan asmana Allah abdi ngawitan midamel ieu padamelan, ka anjeun-Na abdi
sumerah diri sarta teu aya daya pikeun babakti, oge teu aya kakuatan pikeun ngajauhan
tina ma’siat lintang ku pitulung Allah”

Bakal langkung sae saupama dipungkas ku istigfar sangkan kajaga tina dosa sabat keur
migawe amal.

Pasal 4
Sifat Ma’ani

Sifat Ma’ani nyaeta sifat nu aya dina dzat Allah, teu aya wiwitan sarta teu aya wekasan.
Dina kecap AYA, bakal kaluar sifat Salabiyyah, sifat Ma’nawiyyah jeung sifat
Nafsiyyah. Pon kitu deui kalayan kecap teu aya wiwitan sareng wekasan mangka kaluar
sifat nu anyar nyaeta mangrupa 7 sifat Ma’ani diantawisna :
1. Sifat Qudrat, hartina Kawasa
2. Sifat Iradat, hartina Keresa
3. Sifat Ilmu, hartina Uninga
4. Sifat Hayat, hartina Hirup
5. Sifat Sama’, hartina Ngadangu
6. Sifat Bashor, hartina Ningali/Awas
7. Sifat Kalam, hartina Ngandika.

Bagian I

Qudrat

Sifat Qudrat nyaeta sifat nu wajib aqli ayana dina dzat Allah, ayana teu kalawan wiwitan
sareng teu aya wekasan. Sareng kalayan Qudrat Allah (kakawasaan Allah), mangka
kaluar kakawasaan makhluk ngan bedana kakawasaan Allah mah Anjeuna nyalira nu
nyiptakeun sedengkeun kakawasaan makhluk mah ku Allah diciptakeunna. Kakawasaan
Allah ngagaduhan Atsar gawe (kamampuhan) denengkeun makhluk mah henteu tapi
mangrupakeun patalian hungkul nu mana eta patalian teh oge ku Allah diciptakeunna.
Cindekna ari kakawasaan allah Bisa jeung Kawasa sedengkeun makhluk mah aya nu
Kawasa tapi teu Bisa oge sabalikna.
Wajib aqli Allah ngagaduhan sifat Qudrat, ngandung harti akal ghorizi bisa narima yen
Allah ngagaduhan sifat Qudrat, malahan sabalikna akal ghorizi teu bisa narima saupama
Allah teu ngagaduhan sifat Qudrat.
Wajib aqli Allah ngagaduhan sifat Qudrat teh teu ngandung harti yen sifat Qudrat Allah
teh dipanggihanna saprak akal geus aya, tapi samemeh makhluk diyugakeun oge Allah
mah parantos Qudrat (kawasa).
Kakawasaan Allah teu dikawitan ku lemah, teu sawaktu-waktu, teu aya awal jeung teu
aya ahir, tapi langgeng teu karogahala ku ancur sok sanajan sakabeh mahluk ancur lebur.
Wajib urang nga’itikadkeun ayana Qudrat di Allah sabab, pamohalan pisan lamun aya
dua kakawasaan, ku hal sakitu mangka wajib oge urang nga’itikadkeun lemahna eta sifat
ngancik di sakabeh makhluk. Dina leresan dieu mangka batal patekadan Qodariyyah, nu
nga’itikadkeun yen sakabeh makhluk ngabogaan kakawasaan pikeun ngarobah
dadamelan (kakawasaan Allah) saperti ucapanna ”ku alatan ayana teknologi nu maju tur
canggih, maka takdir Allah (kakawasaan Allah) bisa dirobah” . ku ucapan sarupa kitu
bisa dihartikeun yen kakawasaan Allah kaelehkeun ku kahayang manusa saolah-olah
kapinteran makhluk ngabogaan atsar gawe. Ngan wangun Qobdlo Mubarrom (papasten
nu teu bisa dirobah) hungkul nu bisa jadi wangun Qobdlo Mu’allaq (papasten nu
disambungkeun ka makhluk) saupama makhluk nu diciptakeun teh ditambah
kamampuhannana ku Allah sakumaha kahoyong-Na.

Ta’alluq sifat Qudrat

Sadaya sifat Ma’ani anu tujuh ngagaduhan ta’alluq (hubungan/pasambungan) sareng


sifat-sifat nu sejen kajaba sareng sifat Hayat.
Ta’alluq sifat qudrat kabagi kana tilu :
1. Ta’alluq Ifadah, hartina hubunganna kana kagunaan.
2. Ta’alluq Ta’diyyah, hartina hubunganna kana garapan/tujuan.
3. Ta’alluq Morotib, hartina hubunganna kana tingkatan.
Ta’alluq Ifadah sifat Qudrat gunana nyaeta pikeun nga-Ijadkeun (ngayakeun) makhluk nu
diciptakeun sarta nga-I’damkeun (ngateuayakeun) makhluk saparantosna aya.
Ta’alluq kadua nyaeta Ta’alluq Ta’diyyah, nyaeta sasaran sifat Qudrat kana perkara anu
Mumkinul Wujud atawa ka sakabeh anu mumkin ayana, sarta pamohalan sasaran sifat
Qudrat nyasab keunana kana perkara anu Wajibul Wujud sabab bakal moal aya
kagunaanna, sajabana ti eta sifat Qudrat oge moal nyasab keuna kana perkara anu
Mustahilul Wujud, sabab saupama anu mustahil eta kaancikan sifat Qudrat, tangtu eta
perkara teh bakal jadi perkara anu Mumkinul Wujud.
Ta’alluq Marotib sifat Qudrat ngagaduhan tingkatan psambungan atawa hubungan anu
seueurna 8 tingkatan, diantawisna :
1. Pasambungan Qudrat Shuluhi Qodim, nyaeta nalika makluk can diyugakeun, harita
Qudrat nyambungna kana Shuluhi anu hartina lulus jeung mampuh, Qodim hartina
Qudratullah teu aya wiwitan, mangka Shuluhi Qodim ngandung harti Qudratullah teh
cindekna ngancik kana kumaha Allah metakeun kakawasaan-Na samemeh diciptakeunna
makhluk.

2. Ta’alluq sifat Qudrat kana Qobdloh Awwal, nyaeta sabada Lauh Mahfudz diciptakeun
tapi makhluk mah can diayakeun, mangka Qudratullah dina mangsa harita ngancikna teh
kana Qobdloh Awwal anu hartina nataharan ka nu baris diciptakeun/diyugakeun, anu
samangsa-mangsa bisa dirubah deui atawa ditetepkeun, sakumaha dawuhan Allah dina
surat Ar-Ra’du ayat 39 :
#∃9  6 ⊕ Γ τ ≈ = ⊃ &  Π ρ υ ∉Ψ ψ ν  … ( ρ υ  ς  6 ∈ Μ◊
ο ± τ ∃ !   Β τ ∃ #∃!♠ τ ϑ  σ ⇓ θ # (
” Allah ngilangkeun naon bae anu ku Anjeuna dikersakeun jeung netepkeun
(naon bae anu ku Anjeuna dikersakeun), sarta ngan disisi Mantenna kasampak Ummul
Kitab (Lauh Mahfudz)”.

3. Tanjizi Hadist Awwal, nyaeta digunakeunna Qudrat pikeun nga-Ijadkeun


(ngawujudkeun) perkara-perkara anu tas kacutat di Laoh Mahfudz. Dawuhan Allah dina
surat Yasiin ayat 82 :
 σ υ 3  θ β  . 9σ µ  … τ ) ◊ θ Α τ &ρ β ♥ξ  ↔ ≡ ∃
&ρ υ # ψ )∈ σ # ! & ρ Β   ν  … )∈ Ρ↓ ϑ ψ ∃ !
”Saestuna Mantenna saupama ngersakeun hiji perkara ngan cukup ku ngucapkeun ”jadi”
mangka jadi eta perkara”.

Oge dawuhan Allah dina surat Al-Baqarah ayat 117 :


 σ υ 3  θ β  . !σ&… τ ) ◊ θ Α   σ ∗ ∈ Ρ ↓ ϑ ψ ∃ & ρ ∆  Ξ #
% σ|# ρ υ ) ∈ σ # ( ρ υ # ∃{ Φ  ∨ ∩ #∃9 ϒ ϒ ϑ ψ ≈ θ υ ≡ ς ⊕ / τ ∉  ⇓
”...Jeung saupama Anjeuna ngersakeun (pikeun nyiptakeun) hiji perkara, mangka (ngan
cukup) ku ngucapkeun ”jadi” mangka jadi eta perkara”.
Tanjizi Hadist nu kahiji bisa dihartikeun yen kana kumaha jujutanna hiji perkara anu
tadina teu aya jadi wujud (aya), jeung sabaraha lila jadina eta perkara nu aya dina kecap
”Kun” jeung ”Nun” dina kalimah ”Kun” teh. Anapon kalimah ”Yakunu” dihartikeun
kana kaayaan hiji perkara dina Qobdloh kadua.

4. Ta’alluq Qudrat Qodloh kadua, nyaeta Qudratillah anu dipake netepkeun hiji perkara
nu aya dina cangkingana-Na, saparantos diproses (direka) ku Tanjizi anu kahiji nu mana
kaayan eta pergara teh oge tetep teu leupas tina cangkingan Allah.
Qobdloh kadua dina rekayasa manusa nyaeta kaayaan nalika manusa dina di dunya
(hirup) sarta mangrupakeun tempat nangtukeun nasibna dina Qobdloh katilu jeung
kaopat, sakumah dawuhan Allah dina surat Al-Mulk ayat 2:
#∃9  ⌠ τ ◊ θ  #∃9   ψ ⊆  ρ υ δ  θ υ 4 τ Κ υ ξ Ω
& ρ µ  ϒ |  ⇓ & ρ 3  /  9∉ υ 7  =  θ υ .  Ν 
ρ υ # ∃ :  τ π υ θ 4 ο ν #∃9  ϑ ψ θ  Ν | {ψ= ν , τ #∃!♥%∉
”Allah ngajadikeun mati jeung hirup pikeun nguji aranjeun, saha diantara aranjeun anu
panghade-hadena amal. Jeung Anjeunna anu Maha Gagah tur Maha Pangampura”.
Salajengna Allah nyayagikeun bekel pikeun manusa mangrupa rizki, sakumaha
dawuhanna-Na dina surat Al-Baqarah ayat 245:
?  _ ψ   θ χ ρ υ ) ∈ 9 σ  µ ∉ ρ υ τ 6  ℑ + ⇑  τ )  6 ∈∧
ρ υ # ∃ !♠ 4
”Jeung Allah ngaheureutkeun sarta ngajembarkeun rizki, jeung mung ka Anjeunna kami
baris dipulangkeun”.

Anapon sahade-hadena bekel teh nyaeta taqwa, dawuh Allah dina surat Al-Baqarah ayat
197:
#∃{Φ9  6 τ ≈ = ⊃ τ ≈ ↓ ∋  ρ ∋ < ⊆ ρ υ # ∃ ? •)◊ θ β ∪ 4 #∃9 Γ↑)  θ υ 3
#∃9 •# ∉ ζ ψ  υ  σ ∗∈ χ ρ υ ? σ τ ρ •⇓ ρ # ( 3
”Jeung sing bebekelan, sarta sahade-hade bekel teh nyaeta taqwa, jeung sing taraqwa
anjeun ka Kami he jalma-jalma nu ngabogaan Akal”.

Kalih ti eta dina surat Fathir ayat 16 nu tiasa dijantenkeun dalil kana ayana Qobdloh
kadua teh unggelna :
ψ ∉ 7 2↵ σ =  , 9 ρ υ τ ∋  Ν ∉  ⌡ δ ∉ 7  6 ◊ Ν  ο ± τ ∋ 
)∈ β
”Saupama Anjeuna ngersakeun, tangtu Anjeuna baris ngamusnahkeun anjeun jeung
ngadatangkeun makhluk anyar (pikeun panggantina”.

5. Ta’aaluq Qudrat Tanjizi Hadist kadua, nyaeta Qudratullah nu digunakeun pikeun


ngateuayakeun makhluk nu aya dina Qobdloh kadua. Dina proses rekayasa manusa
ngandung harti papasten mati, sakumaha dawuh Allah dina surat Ali-Imran ayt 185:
3 #∃Θ  Ρ π θ  Ν ∉ σ # !← ⊆) σ π  Ρ τ  ♣ < .≅
”Tiap-tiap anu nyawaan pasti bakal ngarasakeun mati”.

Maot nyaeta papisahnya antara ruh jeung jasad sarta mangrupakeun Tanjizi Hadist kadua
pikeun pindahna manusa tina Qobdloh kadua ka Qobdloh katilu. Mangka nyerina maot
teh gumantung kana amal waktu keur di Qobdloh kadua sarta nalika nuju dina kayaan
sakarat. Jalma anu kakurangan amal hade bakal ngoceak sangkan bisa dibalikeun deui ka
dunya (Qobdloh kadua), sakumaha dawuhan Allah dina surat Al-Mu’minun ayat 99-100 :
∪∩#∃  _ ⊕   θ β ∪ υ > β ⊃ %σ∃ Α τ #∃9  ϑ ψ θ  Ν ⇓
& ρ ν τ ψ δ  Ν  ψ%! υ )∈ σ # µ ψ Λ •#
9σ  ψ ? ϕ ⊂  δ  θ υ . ξ = ∈ ϑ ψ π  )∈ Ρ↓ γ ψ ∃ 4 . ξ ξ Η 4 ? σ τ .  Μ ◊
 ∉ ϑ ψ ∃ ≠ | ≈ = ∈ σ [ ∃ & ρ  ϑ ψ ≅  ∪⊃⊃⊇∩  7   ψ Ω  θ β τ
τ θ  Θ∉ )∈< ν 4 / τ  ψ  ρ υ υ # !←⊆ γ ∈ Ν ρ υ Β ∉ (
% σ∃!←⊆=  γ ψ ∃
”Nya kitu kaayaan jalma-jalma kafir, tug dugi saupama datang mati ka salah saurang
diantara maranehna, mangka manehna ngucap ”Duh Pangeran abdi, wangsulkeun deui
abdi ka dunya sangkan abdi bisa migawe amal soleh sakumaha nu tos ditinggalkeun”.
Sakali-kali moal, saestuna eta teh ucapan anu ngan ukur dikedalkeun hungkul, jeung
dihareupeun maranehna aya pembok alam Barzah nepikeun ka poe maranehna
dihudangkeun”.

6. Ta’alluq Qudrat jeung Qobdloh katilu, nyaeta Qudratillah anu dipake pikeun ngeupeul
manusa di alam Barzah. Kaayaan nalika saparantosna panakonan Malaikat Munkar jeung
Nakir nu saterusna disadiakeun Taman ti sawarga (Raudlotun Min Riyadlil Jannah) nu
mangrupakeun ni’mat nu bakal dicawiskeun pikeun jalma-jalma anu migawe kahadean
waktu keur di dunya, sarta disadiakeun siksaan Naraka (Hufrotun Min Hufrotin Nar)
pikeun jalma-jalma anu doraka.
Jeung kaayaan di alam Barzah ieu teh wajib di’itikadkeun ayana sarta teu sah iman hiji
jalma nu teu nga’itikadkeun ayana ni’mat di Sawarga sarta siksa di Naraka. Anapon anu
ngarakeun ni’mat jeung siksa kubur teh nyaeta ruh manusa, sabab ari jasad mah bakal
bakal ilang musna, sakumaha dawuhan Kang Nabi Muhammad SAW :

#9Ψ η ∃ •Ο ξ Ο π #Ο ξ ⊥ Θ =] 9= η η ρ ρ Θ = ] ! η ρ Θ = ] <Ψ ϒ µ
∋# Β λ ∃ #< π Γ 9 = η ρ  φ ⁄ ν ρ# Β λ ∃ #< π Γ
τ µ ρ# Β λ ∃ #< π Γ < Ψ ♣   ϑ = µ !χ ρ
”Manusa eta kabagi kana tilu bagian,sapertiluna pikeun kadaharan bilatung sapertiluna
deui pikeun (nyinghareup) ka Allah sarta sapertiluna deui pikeun dirina sorangan.
Anapon pikeun kadaharan bilatung nyaeta jasadna, pikeun nyingharep ka Allah
ruhaninasarta pikeun dirina nyaeta amalna waktu keur di dunya”. (HR. Bukory-Muslim).

7. Ta’alluq Qudrat reujeung Tanjizi anu katilu, nyaeta Qudratullah anu digunakeun
pikeun ngawangun (ba’ats) makhluk saparantos kiamat kaasup jalma-jalma nu aya di
alam Barzah, sakumaha dawuhan Allah dina surat
Al-Hajj ayat 7:
∪∠∩ #∃9  ) ◊7  θ ⊆  ∈ Β τ  τ 7   ψ ] ⇓ #∃!♥ ρ υ & ρ χ
∉ κ π ∃ υ  = | ω  υ # ?∉ υ π ⋅ #∃9 ϒ ϒ ∃  τ π σ ρ υ & ρ β •
”Jeung saestuna poean kiamat eta pasti tumiba taya kamangmangan jeung saestuna Allah
ngahudangkeun sakabeh jalma nu aya dijero kubur”.

Dina waktu ba’ats, Malaikat Isrofil nu pangpayunna digeuing nu saterasna Allah


marentahkeun pikeun niup Sangkala Sakti sangkan sakabeh jalma harudang deui. Kaayan
ba’ats ieu diterangkeun ku Allah dina Al-Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 260:
&ρ ⊆ Ρ ∉ υ > β ⊃ )∈/  τ ≡ δ ∉ ↵ Ο ⇒ %σ ∃ Α τ ρ υ ) ∈  /τ? ν 4
% σ∃ Α τ ( ?  σ  Β ∉  & ρ ρ υ 9 σ Ν  %σ∃ Α τ ( #∃9  ϑ ψ θ  Α τ 4
? σ ⌠ ∩ 2  # ψ  σ  ⌡ %σ ∃ Α τ ( %σ =  < ⊃
9 ϕ∉ υ ⇐  ϑ ψ ≥ ⊆  ≤ ρ υ 9 σ ≈ 3 ⊕ #∃9⇐♥  ∈ Β ι ∉  ζ
& ρ  / τ  ψ π Ζ _   [ # Β ι ∉ ]  κ ∑  ≤ _ψ6 τ ≅ 9 .≅ ε ∪  τ ? ν 4
#∃_   ψ ≅  Ο  Ο ′ )∈9 σ  7 ψ  σ ∩ ⇑  δ   ≤  τ ⊆  #∃!♥
& ρ β •ρ υ # ∃   = ν Ν  4 ψ   ∴ ∃ τ ∋  ?∉ Ψ ο7 ψ
#∃    γ ⇓  ≤ Ο  Ο ′ ∪⊃∉⊄∩ µ ψ 3 ⊕  Λ ⋅

”Jeung (masing inget) nalika Ibrahim ngucap ”Duh Pangeran Abdi! Pintonkeun ka abdi
kumaha Anjeun ngahirupkeun nu mati?”. Allah ngadawuh ”Naha anjeun tacan percaya?”.
Ibrohim ngawalon ”Abdi parantos percanten namung supados langkung panceg hate
abdi”. Allah ngadawuh ”(Saupama kitu), geura cokot ku anjeun manuk opat siki, terus
lindeukkeun eta manuk ka anjeun, terus leupaskeun hiji-hijina di tiap-tiap pasir. Sanggeus
eta pek gero ku anjeun, tangtu maranehna bakal tanginas daratang ka anjeun. Jeung
ucapkeun saestuna Allah Maha Gagah tur Maha Bijaksana”.

Anapon kaayaan manusa samemeh dihudangkeun, leuwih tiheula cungcurungan manusa


dikeueum dina cai bodas nu sarupa jeung ci mani salila 40 poe nu saterusna alon-alon
sakabeh anggahota awakna dikumpulkeun, ngan kalobaan diantara maranehna rupana teh
rarobah, sanajan ruhanina teh ruh manusa, tapi bentuk awak atawa rupana
ngagambarkeun amal gawena keur waktu didunya (Suksma menawan Raga).

8. Ta’alluq Qudrat reujeung Qobdloh nu kaopat, nyaeta Qudratullah pikeun


ngalanggengkeun makhluk sanggeusna ba’ats (nyaring ti kubur). Qobdloh kaopt ieu
disebut oge Alam Akherat, diantarana :
• Mahsyar, tempat kumpul.
• Talaga Kautsar, tempat syafa’at/pitulung.
• Mauqif, tempat pamilihan.
• Hisaban, tempat pangitungan amal di Mahkamah Agung.
• Syafa’atul Udzma, tempat pitulun
gna Nabi Muhammad SAW pikeun sakabeh umat manusa.
• Shirotol Mustaqim, Jalan ti Mauqif ka Sawarga.
• Sawarga jeung Naraka.
• Ningali Allah di Sawarga.

Ieu sakabeh wajib di’itikadkeun ayana di Akherat jaga, sarta teu sah iman hiji jalma anu
teu nga’itikadkeunnana.
di 17.24

2 komentar:

ifaz's blog mengatakan...

‫ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ‬
atos sae, meng simkuring bade tumaros ieu teh dugi ka ta'aluq sifat qudrat atanapi
koneksi internet sim kuring nuju awon...?

12 November 2010 07.06

ihsan mengatakan...

Ass, tulisan arabnya koq g k baca,file link downloadnya jg g d temukan, mohon


bantuannya,!?

29 November 201

Você também pode gostar