Você está na página 1de 23

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB.

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


TUNAGRAHITA

Oleh :
MUSTIKA ELVA S. (081014009)
RIRIS DESITRIYANI (081014027)
ALFIAN YANIS C. (081014031)
FITHROTUL M. (081014042)
BK A 2008
PENGERTIAN TUNAGRAHITA

 Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi


Mental (mental retardation). Tuna berarti
merugi.Grahita berarti pikiran. Retardasi Mental
(Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti
terbelakang mental.
 Tunagrahita adalah anak yang secara nyata
mengalami hambatan dan keterbelakangan
perkembangan mental jauh di bawah rata-rata
sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan
karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus.
ISTILAH-ISTILAH TUNAGRAHITA

1. Lemah fikiran ( feeble- 9. Ketergantungan penuh


minded); (Totally Dependent)
2. Terbelakang mental atau Butuh Rawat
(Mentally Retarded)
10. Mental Subnormal
3. Bodoh atau dungu (Idiot)
11. Defisit Mental
4. Pandir (Imbecile)
5. Tolol (moron) 12. Defisit Kognitif
6. Oligofrenia (Oligophrenia) 13. Cacat Mental
7. Mampu Didik (Educable) 14. Defisiensi Mental
8. Mampu Latih (Trainable) 15. Gangguan Intelektual
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNAGRAHITAAN

1. Prenatal yang menyebabkan


ketunagrahitaan
 Down Syndrom
 Fragile X Syndrom
 Prader-Will Syndrom
 Fetal Alchohol Syndrom (FAS)
 Phenylketonuria (PKU)
 Toxoplasmosis,
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNAGRAHITAAN

2. Prenatal yang menyebabkan ketunagrahitaan


 Sebagai contoh, bayi yang lahir prematur dengan berat
badan 3,3 pon beresiko 10 sampai 20 persen memiliki
ketunagrahitaan
 Kategori lainnya yang menyebabkan ketunagrahitaan
selama proses perinatal adalah luka pada otak. Sebagai
contoh, apabila bayi kekurangan oksigen ketika lahir,
ketungrahitaan mungkin terjadi. Demikian juga , jika
bayi terluka karena kurang tepatnya penggunaan alat
atau prosedur yang diikuti selama proses kelahiran,
maka dapat mengakibatkan ketunagrahitaan
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KETUNAGRAHITAAN

3. Postnatal yang Menyebabkan


Ketunagrahitaan
 Luka otak
 Encephalitis
KARAKTERISTIK TUNAGRAHITA

1. Karakteristik belajar
 Perhatian
 Daya ingat
 Kinerja akademik
 Motivasi
 Generalisasi
 Perkembangan bahasa
2. Karakteristik Sosial dan Perilaku
CIRI-CIRI ANAK TUNAGRAHITA

1. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya


kepala terlalu kecil/ besar
2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia
3. Perkembangan bicara/bahasa terlambat
4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya
terhadap lingkungan (pandangan kosong)
5. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering
tidak terkendali)
6. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler)
KLASIFIKASI TUNAGRAHITA

1. Kelompok mampu didik (mild atau educable)


, IQ 68-78 kira-kira 10 diantara 1.000 orang
2. Kelompok mampu latih (moderate atau
trainable), IQ 52-55 kira-kira 3 diantara 1.000
orang
3. Kelompok mampu rawat (severe- profound
atau dependent) , IQ 30-40 kira-kira 1
diantara 1.000 orang
Berdasarkan skor IQ-nya, American Association on Mental
Defficiency (AAMD) mengklasifikasikan ketunagrahitaan ke
dalam empat tingkatan, yaitu:
 Tunagrahita ringan (mild mental retardation) (IQ 68‑52, MA
8,3‑10,9 tahun)
 Tunagrahita sedang (moderate mental retardation) (IQ
51‑36, MA 5,7‑8,2 tahun)
 Tunagrahita berat (severe mental retardation) (IQ 35‑20,
MA 3,2‑5,6 tahun)
 Tunagrahita parah (profound mental retardation) (IQ 19
atau lebih rendah, MA 3,1 tahun atau lebih rendah)
Penggolongan Tunagrahita untuk Keperluan
Pembelajaran menurut B3PTKSM:
 Taraf perbatasan (borderline) dalam pendidikan
disebut sebagai lamban belajar (slow learner) dengan
IQ 70 – 85.
 Tunagrahita mampu didik (educable mentally
retarded) dengan IQ 50 – 75 atau 75.
 Tunagrahit mampu latih (trainable mentally
retarded) dengan IQ 30 – 50 atau IQ 35 – 55.
 Tunagrahita butuh rawat (dependent or profoundly
mentally retarded) dengan IQ dibawah 25 atau 30.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI TUNAGRAHITA

1. Terlambat atau terbelakang dalam perkembangan mental dan sosia.


2. Mengalami kesulitan dalam mengingat apa yang dilihat, didengar
sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara
3. Mengalami masalah persepsi yang menyebabkan tunagrahita
mengalami kesulitan dalam mengingat berbagai bentuk benda (visual
perception) dan suara (audiotary perception).
4. Keterlambatan atau keterbelakangan mental yang dialami tunagrahita
menyebabkan mereka tidak dapat berperilaku sesuai dengan usianya.
5. Kesulitan dalam “Adaptive Behavior” atau penyesuaian perilaku. Hal ini
berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai kemandirian yang
sesuai dengan ukuran (standard) kemandirian dan tanggung jawab
sosial;
6. Mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berpartisipasi
dengan kelompok usia sebaya.
PROBLEMA ANAK TUNAGRAHITA

1. Motor
 Scoliosis, Lordosis, Kyphosis
 Dislokasi pinggul atau pangkal paha.
 Kekakuan pada siku, pinggul, dan bahu.
 Kekakuan pada tulang sendi.
 Kekejangan otot
 Serangan yang tiba-tiba seperti ayan
 Gerakan motori yang berlebihan.
 Kelayuan otot
 Kelumpuhan pada anggota badan.
PROBLEMA ANAK TUNAGRAHITA
2. Sensorik
 Kelainan mata seperti strasbismus, katarak dan lainnya.
 Kurang pendengaran.
 Kurang mempunyai rasa sentuhan nyeri/suhu
 Kelainan indera pengecap rasa
 Kelainan indera penciuman.

3. Kognitif
 Memori pendek
 Kurang terampil dalam memecahkan masalah
 Perhatian kurang fokus atau sangat pendek
 Kesulitan menerima petunjuk
 Respon kurang akurat
PROBLEMA ANAK TUNAGRAHITA

4. Intrapersonal.
 Konsep diri rendah
 Kontrol diri yang lemah
 Kesulitan merawat diri sendiri
 Penguasaan emosi terbatas

5. Interpersonal
 Kurang terampil dalam berkomunikasi
 Kesulitan bergaul dengan teman sebaya
 Ketergantungan pada pihak lain
PROBLEMA ANAK TUNAGRAHITA

6. Perawatan diri (self care)


a. Kesulitan makan, hal ini disebabkan:
1) Lidah menonjol, tebal atau pembesaran.
2) Meneteskan air liur.
3) Bernapas di mulut.
4) Celah langit/bibir mengalami kelainan.
5) Gerakan reflek menyumbat mulut
b. Kesulitan mandi
c. Merias diri/make up
7. Productivity (produktivitas)
8. Pengisian waktu luang (leisure)
IMPLIKASI PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA

1. Occuppasional Therapy (Terapi Gerak)


2. Play therapy (Terapi bermain)
3. Activity Daily Living (ADL) atau Kemampuan
Merawat Diri
4. Life Skill (Keterampilan hidup)
5. Vocational Therapy (Terapi Bekerja)
PEMBELAJARAN BAGI ANAK DENGAN
KETUNAGRAHITAAN

1. Analisis Tugas.
Strategi pembelajaran untuk meyakinkan
bentuk belajar yang sangat sistematis
2. Pembelajaran dengan Menggunakan Teman
Sebaya.
Pendekatan dalam pembelajaran dengan
menggunakan teman sebaya adalah tutor
teman sebaya
TERAPI OKUPASI UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

1. Sensori Motorik
a. Berlari mengikuti garis lurus
b. Berlari dengan satu kaki
c. Melempar benda ke arah keranjang
d. Meniru gambar
e. Menyusun puzzle
f. Mendengarkan musik
g. Membedakan warna
h. Meraba benda keras dan lunak
i. Mencium bau-bauan
j. Membedakan rasa
k. Orientasi ruang
TERAPI OKUPASI UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

2. Fisik
a. Naik sepeda statis
b. Naik-turun tangga
c. Menarik pulley
3. Kognitif
d. Bermain halma
e. Senam diiringi musik
4. Intra personal-Interpersonal
f. Berbelanja
g. Bermain layang-layang
TERAPI OKUPASI UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

5. Perawatan diri 6. Produktivitas


a. Menggosok gigi
b. Minum menggunakan gelas
a. Berkebun
c. Menyisir rambut b. Beternak
d. Memakai celana c. Kerajinan
e. Memakai baju
f. Latihan makan
menggunakan sendok
g. Merias diri
h. Latihan mandi
i. Memakai sepatu
WASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Você também pode gostar