Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Pendahuluan.
Analisa untuk mendukung perencanaan sumberdaya air bertujuan sederhana:
menyajikan informasi kuantitatif untuk penetap keputusan/ kebijaksanaan, agar
dapat ditetapkan keputusan/kebijaksanaan yang lebih balk,
atau dengan kata lain,
untuk dapat dilakukannya seleksi yang lebih baik terhadap alternatif-alternatif upaya
(strategi) yang diajukan.
Dalam dua puluh tahun terakhir ini, analisa untuk perencanaan manajemen
sumberdaya air telah mengalami perubahan. Perubahan ini, disatu sisi, diakibatkan
oleh perkembangan ilmu dan teknologi, disisi lain, diakibatkan oleh semakin bertambah
rumitnya permasalahan-permasalahan Manajemen Sumberdaya air.
Berkat perkembangan ilmu dan teknologi, saat ini tersedia komputer-komputer yang
canggih, model-model dan teknik-teknik analisa, yang dengan semua itu kemampuan
pelaksanaan analisa dapat jauh lebih ditingkatkan. Walaupun demikian, komputer-
komputer, model-model dan teknik-teknik analisa tersebut tetap tak dapat melakukan
apapun untuk memecahkan permasalahan menemukan data dasar dan data primer.
Bertambah rumitnya permasalahan Manajemen Sumberdaya air terlihat dengan
sendirinya, terutama dari adanya kasus-kasus pertentangan kepentingan dan
persaingan untuk memperoleh sumber alam dan dana yang terbatas/langka serta dari
adanya perubahan lingkup Manajemen Sumberdaya air.
Yang dimaksud perubahan llngkup Manajemen Sumberdaya air adalah:
• perubahan lingkup lokal menjadi regional, dari kriteria tunggal menjadi
multi-kriteria, dari manajemen yang berorientasi hanya penyediaan menjadi
manajemen yang berorientasi penyediaan. dan kebutuhan.
• perubahan-perubahan yang diuralkan ini berdampak pada informasi hasil
analisa yang diperlukan dan juga pada persiapan dan pelaksanaan analisa,
Analisa sistem mencoba menjawab perubahan-perubahan dan kebutuhan-kebutuhan
yang baru ini dengan menawarkan Kerangka Kerja analisa (urutan tahap-tahap yang
terkoordinasi) dan Kerangka kerja komputasi (kumpulan teknik-teknik komputas! yang
bertalian secara logis) untuk memungkinkan dilakukannya suatu analisa kuantitatif.
Evolusi analisa sistem sebagai metoda analisa dan karakteristik-karakteristiknya
dibahas lebih mendetall di bab-bab berikut, disamping itu juga akan dibahas kerangka
kerja analisa dan kerangka kerja yang berkaitan.
1
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Apabila interpretasi, seperti yang diurakkan diatas, yang dipakai, maka ada perbedaan
antara dulu dan sekarang. Dulu, karena pengetahuan dan fasilitas komputasi tidak
semaju sekarang, asumsi-asumsi dan penyederhanaan yang dipakai agak kasar.
Sekarang, dengan kemajuan ilmu dan teknologi kita dapat membuat asumsi-asumsi
yang lebih bakk dan dengan lebih sedikit penyederhanaan.
Pendeknya, kita mempunyai kemungkinan untuk mendekati kenyataan lebih dekat lagi,
walaupun "kenyataan" itu menjadi semakin rumit apabila kita semakin banyak belajar.
Selain itu, dengan adanya fasilitas-fasilitas komputasi yang lebih baik kita dapat
menguji, tanpa usaha-usaha tambahan, konsekuensi-konsekuensi daripada berbagai
kondisi atau asumsi.-asumsi.
Keadaan ini memungkinkan disempurnakannya asumsi-asumsi yang telah dibuat
dengan mudah. Sebagai contoh: perubahan-perubahan konfigurasi sistem, pola
operasi reservoir ataupun luas daerah Irigasi dapat dengan mudah dilakukan dengan
merubah data-data masukan yang berkaitan dengan itu dan menjalankan lagi komputer
untuk mengulang perhitungan/ komputasi.
Kemampuan komputasi dengan kemudahan seperti ini amatlah penting, karena
perencanaan selalu berkaitan dengan keadaan masa depan yang tidak tentu.
Analisa-analisa perencanaan harus mempertimbangkan secara tegas ketidak tentuan
dimasa depan ini, baik dengan menguji beberapa skenario ataupun dengan melakukan
analisa sensitifitas.
Kerangka kerja komputasi sangat memungkinkan dilaksanakannya analisa seperti yang
diuraikan diatas.
Selain komponen-komponen analisa yang lebih baik, perbedaan penting lainnya antara
dulu dan sekarang adalah: permasalahan telah berkembang semakin rumit.
Kenyataan yang ada saat ini, tidak memungkinkan lagi seseorang memahami semua
aspek- aspek dan saling keterkaitan yang ada didalam permasalahan Manajemen
Sumberdaya air.
Analisa Manajemen Sumberdaya air, lambat laun, telah berkembang menjadi kegiatan
multi-disiplin.
Bertambahnya aspek-aspek dan saling keterkaitan yang perlu dipertimbangkan, dan
ikut berperannya beberapa orang darl berbagai disiplin dalam pelaksanaan analisa
menimbulkan masalah-masalah baru.
Apabila peran-peran yang disumbangkan dari beberapa orang dari berbagal disiplin ini
tidak dapat diselaraskan satu sama lain maka akan berbahaya, hasil analisa dapat
menjadi kurang bermanfaat.
Untuk menghindarl masalah ini, analisa harus disusun dalam urutan langkah atau
sekumpulan prosedur sedemikian rupa sehingga peran-peran yang diberikan oleh
beberapa orang dari berbagal disiplin dapat terkoordinasi dan bersesuaian satu sama
lain.
Perubahan-perubahan dalam analisa Manajemen Sumberdaya air berakibat:
• perlunya integrasi peran-peran beberapa orang dari berbagai disiplin;
• perlunya pemanfaatan kemampuan-kemampuan analisa, yang semakin meningkat,
sebagaimana mestinya;
agar dapat terwujud suatu pelaksanaan usaha-usaha perencanaan yang efektif dan
efisien.
2
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Seperti dinyatakan dalam pendahuluan, analisa sistem menanggapi
perubahan-perubahan keadaan ini dengan menawarkan kerangka kerja analisa dan
kerangka kerja komputasi.
Analisa sistem dapat didefinisikan sebagal berikut:
proses sistematis yang menjabarkan, menganalisa dan mengevaluasi alternatif-
alternatlf strategi.
Melalui disain dan aplikasi sekumpulan prosedur yang terkoordinasi dan sekumpulan
teknik-teknik komputasi yang sesuai, analisa sistem dapat mengungkapkan berbagai
konsekuensi dari suatu strategi.
Tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh analis dalam. studi analisa sistem adalah:
• mempelajari dan menggambarkan kelakuan sistem-sistem yang rumit;
• mengembangkan model-model, menjelaskan observasi-observasi, menguji
keandalan model dan observasi serta mengusahakan dilaksanakannya prakiraan-
prakiraan tentang bagaimana sistem akan berkelakuan pada berbagai alternatif
kondisi;
• perumusan upaya-upaya dan strategi-strategi serta menelaah konsekuensi-
konsekuensi upaya dan strategi tersebut;
• pembandingan strategi-strategi;
• menyampaikan hasil-hasil analisa kepada penetap keputusan/kebijaksanaan
dengan cara yang mudah difahami.
Apabila diterapkan sebagaimana mestinya, analisa sistem akan merupakan pendukung
terlaksananya analisa permasalahan perencanaan Manajemen Sumberdaya air yang
efisien.
Walaupun demikian, analisa sistem bukanlah suatu obat mujarab yang umum. untuk
semua permasalahan, ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk itu.
Pertimbangan rekayasa (engineering) dan ekonomi yang logis serta pengertian yang
baik mengenai permasalahan penetapan keputusan/kebijaksanaan tetap merupakan
resep yang diperlukan untuk suksesnya suatu analisa,
Perlu ditekankan bahwa "analisa sistem" pada dasarnya lebih tepat dikatakan
merupakan suatu "cara berfikir" tentang permasalahan-permasalahan, lebih dari
sekedar metoda analisa formal dan matematis.
Analisa sistem sering kali terkacaukan dengan istilah, operation research, yang tidak
mengandung arti sekumpulan teknik-teknik matematis.
Melihat:
• bertambah rumitnya permasalahan-permasalahan sumberdaya air;
• perlunya pengintegraslan aspek-aspek Manajemen Sumbersumberdaya air
seperti aspek ekonomi, aspek teknologi, aspek ekologi dan aspek kelembagaan;
dan mengingat:
analisa sistem sebagai suatu cara berfikir untuk mengatasi permasalahan dan
merupakan metoda untuk menyusun suatu analisa permasalahan,
maka:
analisa sistem merupakan metoda yang sesuai untuk analisa Manajemen
Sumberdaya air.
3
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Kemampuan untuk mengintegrasikan aspek-aspek Manajemen Sumberdaya air,
seperti yang diuraikan diatas merupakan hal yang sangat menentukan berguna atau
tidaknya hasil analisa untuk proses penetapan keputusan/kebijaksanaan.
3.1. Pendahuluan.
Kerangka kerja analisa membentuk susunan prosedur analisa untuk dapat disajikannya
informasi-informasi yang diperlukan dalam rangka perumusan dan pemilihan strategi-
strategi Manajemen Sumberdaya air.
Uraian tentang Kerangka kerja yang disajikan disini membahas tahap-tahap analisa
yang perlu dilaksanakan.
Apa yang diuraikan disini, mungkin saja berbeda dengan kenyataan analisa yang
dilaksanakan, ada atau tidaknya perbedaan ini atau sejauh mana ada perbedaan
tergantung, dari keputusan/kebijaksanaan yang harus ditetapkan dan tergantung pula
pada kendala-kendala praktis yang ada, seperti: ketersediaan waktu dan dana.
Meskipun demikian suatu kerangka kerja umum yang dibahas dalam tulisan ini,
diharapkan, dapat dipakai sebagai acuan bagi disain kerangka kerja permasalahan
yang spesifik.
Kerangka kerja analisa harus dapat memenuhi beberapa syarat-syarat tertentu:
• Kerangka kerja harus flexible (Iuwes) untuk diterapkan dan mudah dirubah-
rubah sehingga akan bermanfaat untuk analisa perencanaan Manajemen
Sumberdaya air yang berkesinambungan.
• Seluruh tahap dalam kerangka kerja, khususnya tahap-tahap dimana teknik-
teknik komputasl diterapkan, harus disesuaikan satu sama lain. Dipandang dari:
prosedur keseluruhan, ketelitian komponen-komponen data dan tujuan-tujuan,
kerangka kerja analisa haruslah menghasilkan informasi tidak lebih dan juga
tidak kurang dari yang dibutuhkan. Dalam banyak hal konsistensi internal ini
merupakan faktor yang menentukan efisiensi analisa,
Kerangka kerja yang diuraikan diatas digambarkan pada gambar 1 dan terdiri dari 2
Fase analisa, Fase Persiapan Analisa dan Fase Pelaksanaan Analisa.
4
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Dalam gambar 1 tahap-tahap garis besar Fase Persiapan Analisa digambarkan dan
akan dibahas dibawah ini.
5
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Penggerak.
Penggerak dilaksanakannya analisa Manajemen Sumberdaya air dapat dibagi menjadi
penggerak langsung dan tidak langsung.
Penggerak langsung misalnya perencanaan yang di-mandat-kan atau persoalan
Manajemen Sumberdaya air yang spesifik atau suatu kejadian seperti kekeringan dan
banjir.
Penggerak tidak langsung berhubungan dengan analisa Manajemen Sumberdaya air
yang dilaksanakan bukan sebagai yang utama dan memerlukan analisa dalam
kerangka kerja usaha-usaha perencanaan lainnya, seperti perencanaan pemanfaatan
lahan, perencanaan energi, perencanaan pengembangan pertanian.
7
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
SEGMEN 2 : Analisa Pemakaian air dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan air.
8
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Pada segmen ini dilakukan penterjemahan dari tingkat populasi dan kegiatan-kegiatan
ekonomi menjadi kuantitas kebutuhan air dan peluahan limbah. Yang termasuk dalam
segmen ini antara lain:
• pengembangan hubungan antara kebutuhan air dengan limbah-limbah yang
dikeluarkannya;
• berbagal faktor yang menentukan kebutuhan air, keuntungan/ kemanfaatan yang
dapat diperoleh, serta biaya-biaya yang diperlukan.
Contoh-contoh faktor yang menentukan kebutuhan air, kemanfaatan dan biaya seperti
tersebut diatas antara lain: teknologi produksi, misalnya, alternatif praktek pertanian,
biaya resirkulasi air internal, harga air dan energi, pungutan pengambilan air dan
saluran air buangan, upaya reduksi bencana banjir dan perbaikan/peningkatan
drainase.
Keluaran analisa kegiatan merupakan masukan pada:
1. analisa sistem alam;dan
2. perumusan dan analisa Strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air.
Yang merupakan masukan pada analisa sistem-sistem alam, misalnya: perkiraan
kebutuhan air dan limbah-limbah yang dikeluarkannya, yang mempengaruhi kuantitas
dan kualitas air di berbagai bagian air.
Contoh yang merupakan masukan pada perumusan dan analisa strategi-strategi
adalah: fungsi-fungsi keuntungan/ kemanfaatan vs kerugian atau tabel-tabel dan kurva
elastisitas harga untuk pemakaian air dalam proses-proses industri.
Penting untuk dicatat bahwa analisa kegiatan haruslah sedemikian rupa sehingga
analisa ini tidak hanya menghasilkan informasi mengenai pola waktu kebutuhan air
rata-rata, tapi juga menghasilkan informasi mengenai variasi di sekitar pola tersebut.
9
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Hasil/keluaran analisa kegiatan merupakan sebagian masukan-masukan model-model
sistem alam, misalnya: kebutuhan air dan kuantitas peluahan limbah di tempat dan
pada saat-saat tertentu didalam suatu pola waktu tertentu.
Upaya-upaya fisik yang telah dirumuskan dan pola operasinya (sebagai bagian dari
strategi Manaiemen Sumberdaya air), untuk hal-hal tertentu yang relevan, juga
merupakan masukan bagi model-model sistem alam.
Keterkaitan antara analisa kegiatan dan sistem alam merupakan hal yang penting.
Analisa kegiatan haruslah menghasilkan data-data masukan untuk model-model sistem
alam yang dipakai dalam bentuk yang sebagaimana mestinya.
Sebaliknya model-model alam ini harus dipilih dan/atau dirumuskan dalam kaitannya
dengan:
• keluaran-keluaran yang dapat dihasilkan dari anallsa kegiatan;
• ketersediaan data;
• keluaran-keluaran model yang dikehendaki dalam kaitannya dengan
indikator-indikator fisik, kimiawi dan biologis.
10
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Hasil penyaringan (seleksi) pertama upaya-upaya fisik yang mungkin dilaksanakan,
mungkin merupakan upaya yang tidak layak teknis pada suatu waktu tertentu atau
terlalu mahal.
Walaupun demikian, penolakan usulan upaya semacam ini jangan dilakukan terlalu
cepat, penolakan sebaiknya dilakukan setelah dilaksanakannya analisa strategi-strategi
lebih lanjut yang lebih lengkap.
Penyaringan upaya-upaya yang berbentuk penerapan insentif-insentif/ perangsang-
perangsang dan penataan kelembagaan terutama diarahkan pada pendefinisian
kombinasi upaya-upaya ini dalam kaitannya dengan upaya-upaya fisik.
Perlu diingat bahwa hal ini berkaitan dengan hasil analisa kegiatan (segmen 2) yang
menyajikan informasi mengenai tanggapan/respon kegiatan perorangan dan kolektif
terhadap tindakan-tindakan pemerintah yang mungkin dilaksanakan.
Dalam konteks ekonomi, administratif dan politis suatu perencanaan dan penerapan
Strategi Manajemen Sumberdaya air, kelayakan penerapan insentif/perangsang dan
penataan kelembagaan harus ditelaah dan diputuskan dalam suatu interaksi yang erat
dengan para pejabat terkait dan/atau perwakilan otorita pemerintah dan
kelompok-kelompok yang berkepentingan.
Dalam beberapa kasus akan terjadi suatu upaya yang potensial, layak teknis dan
secara ekonomi dikehendaki, tetapi secara hukum tidak mungkin diterapkan. Idealnya
dalam kasus-kasus seperti ini, analisa sebaliknya tetap dilaksanakan dengan
melaksanakan 2 analisa sebagai berikut:
1. dengan memasukkan upaya-upaya tersebut dan dihitung keuntungan bersih darl
strategi yang dianalisa (U1),
2. dengan tidak memasukkan upaya tersebut dihitung keuntungan bersih dari strategi
yang dianalisa (U2) (diperkirakan akan menghasilkan keuntungan bersih yang lebih
jauh kecil).
Kedua hasil ini dapat disajikan dalam proses penetapan keputusan/kebijaksanaan
sehingga para penetap kebijaksanaan/ keputusan dapat menetapkan sejauh mana nilai
kenaikan keuntungan bersih (=U1-U2) dapat mengimbangi permasalahan politis yang
mungkin timbul akibat perubahan struktur hukum kelembagaan yang perlu dilakukan
agar penerapan upaya yang lebih efisien itu dapat diterima dan dilaksanakan.
Terlalu sering, upaya yang istimewa dan berpotensi, disisihkan begitu saja karena
diyakini tidak layak politis.
Penetapan kelayakan secara politis merupakan hak istimewa (tanggung jawab) para
penetap keputusan/kebijaksanaan dan proses politik.
11
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Kriteria seleksi yang penting adalah: tingkat dimana penyediaan (supply) dapat
memenuhi kebutuhan pada suatu kondisi hidrologis dan meteorolgis yang ditetapkan.
Selain itu, biaya dan keuntungan/kemanfaatan langsung merupakan hal yang
menentukan dipilih atau, tidaknya suatu strategi Manajemen Sumberdaya air.
Secara operasional berarti, yang diusahakan dalam putaran pertama analisa adalah:
dapat diketahuinya dampak-dampak lain yang mungkin/dapat terjadi (sehubungan
dengan kriteria yang didefinisikan).
Penganalisaan dampak-dampak.
Keputusan strategi-strategi Manajemen Sumberdaya air menampilkan permasalahan
penetapan kebijaksanaan/Reputusan dengan multi-tujuan.
Kriteria keputusan yang perlu diperhatikan dihasilkan dalam tahap persiapan analisa.
Contoh-contohnya antara lain:
• efek-efek fisik, kimiawi dan biologis serta distribusinya menurut waktu, seperti: taraf
muka air dan produksi biomasa;
• efek-efek ekonomi, seperti biaya dan keuntungan serta distribusinya, neraca
pembayaran nasional;
• batasan-batasan administratif dalam kaitannya dengan penerapan upaya-upaya
serta batasan-batasan politis, seperti peraturan perundangan baru yang diperlukan.
Kebanyakan kriteria-kriteria keputusan ini dinyatakan dalam satuan-satuan yang tidak
dapat dibandingkan (biaya keseluruhan atau keuntungan per tahun, ton per hektar, cm
diatas permukaan laut, atau. dinyatakan dalam sifat-sifat kualitatif).
Perlu diketahui bahwa prosedur perumusan dan penganalisaan strategi merupakan
proses yang perlu dilakukan berulang-ulang.
Sebagai akibatnya, beberapa putaran analisa akan perlu dilakukan untuk merumuskan
kembali strategi-strategi dengan memanfaatkan hasil-hasil putaran analisa
sebelumnya.
12
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Sebagai contoh; analisa dapat menelusuri biaya-biaya akan dibebankan kepada siapa,
baik ditinjau dari segi geografi menurut batasan-batasan politis, maupun ditinjau dari
segi kelas-kelas ekonomi; hal yang sama juga dapat diterapkan pada
keuntungan/kemanfaatan.
Analisa keuntungan/biaya dapat dilakukan dengan berbagai tipe batasan-batasan
(constraints).
Sebagai contoh: fungsi tujuan dapat berbentuk: memaksimumkan keuntungan bersih
dengan melakukan perlindungan terhadap suatu aliran banjir tertentu.
Jika analisa diulangi tanpa adanya batasan-batasan, apa yang dihasilkan adalah
keuntungan ekonomi bersih dari berkurangnya kerugian penduduk akibat perlindungan
aliran banjir.
Ini tidak menggambarkan nilai allran banjir tersebut; yang menggambarkan nilai
tersebut adalah jumlah minimum yang disanggupi dibayar masyarakat untuk
membangun perlindungan terhadap aliran banjir tersebut.
Analisa keuntungan/biaya dapat juga dilakukan dengan batasan-batasan (constraints)
lain, seperti: spesifikasi pemeliharaan untuk suatu tingkat keadaan pekerja di suatu
daerah, atau pengadaan sejumlah air untuk reservoir.
Kemudian analisa dilakukan sedemikian rupa sehingga terlihat adanya perbandingan
antara efisiensi ekonomi dan tujuan lainnya.
Seluruh analisa keuntungan/biaya ini dapat dilakukan dengan beberapa urutan
kejadian-kejadian hidrologis, sehingga dapat dihasilkan keluaran analisa dengan
"nilai-nilai yang diinginkan" (expected value).
Metoda-metoda multi-kriteria, seperti metoda-metoda "expected value",
metoda-metoda permutasi, bertujuan untuk menyediakan instrumen-untuk evaluasi
yang sistematis yang dicirikan dengan adanya kriteria beragam. (multiple criteria) atau
atribut beragam (multiple attributes).
Yang menjadi gagasan dasar dari analisa-analisa ini adalah: kenyataan bahwa
beberapa dampak proyek tidak perlu diterjemahkan menjadi unit-unit moneter
(penterjemahan menjadi unit-unit moneter dilakukan dalam analisa keuntungan/biaya).
Yang merupakan bagian kritis dalam pengevaluasian strategi-strategi adalah: analisa
keuangan (financial analysis).
Hasil-hasil analisa keuangan merupakan masukan-masukan penting bagi proses
penetapan keputusan/kebijaksanaan untuk memilih Strategi Manajemen Sumberdaya
air.
13
Analisa Sistem dalam Perencanaan Manajemen Sumberdaya Air
Interaksi dengan para penetap keputusan/kebljaksanaan.
Interaksi yang erat antara para analis dengan para penetap keputusan/kebijaksanaan
diperlukan dalam Fase Persiapan Analisa dan Fase Pelaksanaan Analisa serta dalam
segmen-segmen yang ada pada fase-fase tersebut.
14