Você está na página 1de 46

AKIKAH, PEMOTONGAN RAMBUT BAYI DAN PEMBERIAN NAMA

Kelahiran seorang anak bagi sebuah keluarga akan menambah


kebahagiaan dan kerukunan rumah tangga. Mengikut sunnah Rasulullah SAW
mengadakan akikah dan memberikan dagingnya sebagai sedekah kepada tetangga
akan menambah keberkahan dan lebih mempererat tali silaturahim. Mengadakan
akikah juga merupakan cerminan rasa suka cita dan bahagia atas kelahiran
seorang anak. Sabda Nabi SAW : ³÷       
      

      
   
  

   

  
  
 
  

 ´

G | PENGERTIAN AKIKAH

Aqiqah berasal dari kata  yang artinya memotong atau membelah.


Ada yang mengungkapkan bahwa   artinya rambut yang tumbuh di atas
kepala bayi sejak lahir. Ada lagi mengartikan bahwa   ialah nama
kambing yang disembelih untuk kepentingan bayi.
Adapun dalil yang menyatakan, bahwa kambing yang disembelih itu
dinamakan   antara lain adalah hadits yang dikeluarkan oleh Al-Bazzar
dari Atha¶, dari Ibnu Abbas secara    :
³÷     


 
       
    


Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan   diindonesiakan
menjadi akikah adalah serangkaian ajaran Nabi SAW untuk anak yang baru
lahir yang terdiri atas mencukur rambut bayi, memberi nama, dan
menyembelih hewan.

ÿ | HUKUM AKIKAH

Fukaha (ahli fikih) mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang


hukum akikah sebagai berikut :
a.| Segolongan fukaha, di antaranya para pengikut Daud az-Zahiri, Imam
Hasan al-Basri, dan Imam Lais bin Sa¶ad, berpendapat bahwa akikah
adalah wajib.
b.| Jumhur (mayoritas) ulama seperti Imam Malik, ulama Madinah, Imam
Syafi¶I serta para pengikutnya, imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali),
Ishaq, Abu Saur, dan segolongan besar ahli fikih dan mujtahid (ahli
ijtihad) lainnya berpendapat bahwa hukum akikah adalah sunah.
c.| Para fukaha pengikut Abu Hanifah (Imam Hanafi) berpendapat bahwa
akikah tidak wajib dan tidak pula sunah, melainkan termasuk ibadah
tatawwu¶ (sukarela).

‰ | DASAR HUKUM AKIKAH

Hadits-hadits yang menjadi dasar disyariatkannya akikah cukup banyak,


antara lain :

a.| Hadits riwayat Imam Ahmad :

¢ 
 
         

    
   
   
   

        

b.| Hadits riwayat Aisyah r.a. :

¢          

 
    
   

 
 
 

 
  
   



c.| Hadits riwayat Aisyah r.a. yang lain :

¢            

 
   
   
   (HR Ibnu Hibban, Hakim, dan Baihaqi)

d.| Hadits yang diriwayatkan dari Salman bin Amar Adh-Dhahabi :

¢         
    
 

 

  
               
 
     
   (HR Bukhari)

e.| Hadits riwayat Abu Buraidah r.a. :


¢

         
    
    
 
     (HR Baihaqi dan Thabrani).

f.| Hadist dari Samurah bin Jundab dia berkata :

Rasulullah bersabda ! ¢   
     
  
     hari
        
  
    
     [Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud
2838, Tirmidzi 1552, Nasa¶I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-
18, 22, Ad Darimi 2/81, dan lain-lainnya]

g.| Hadist dari Ibnu Abbas bahwasannya

Rasulullah bersabda : ¢          


  
    
 [HR Abu Dawud (2841) Ibnu Jarud
dalam kitab al-Muntaqa (912) Thabrani (11/316) dengan sanadnya shahih
sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Daqiqiel µIed]

h.| Hadist dari µAmr bin Syu¶aib dari ayahnya, dari kakeknya,

Rasulullah bersabda : ¢÷        


    
   

  
   
 
  



 

 
       
       

 [Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Abu Dawud (2843), Nasa¶I
(7/162-163), Ahmad (2286, 3176) dan Abdur Razaq (4/330), dan
shahihkan oleh al-Hakim (4/238)]

i.| Hadist dari Fatimah binti Muhammad ketika melahirkan Hasan, dia
berkata :

Rasulullah bersabda : ¢
        
 
   

    
           
[Sanadnya Hasan, Hadits iwayat Ahmad (6/390), Thabrani dalam
³Mu¶jamul Kabir´ 1/121/2, dan al-Baihaqi (9/304) dari Syuraiq dari
Abdillah bin Muhammad bin Uqoil]
Dari dalil-dalil yang diterangkan di atas maka dapat diambil hukum-
hukum mengenai seputar aqiqah dan hal ini dicontohkan oleh Rasulullah, para
sahabat serta para ulama salafus sholih.
Keterangan dari hadits-hadits di atas :

a.| Menurut Imam Ahmad (juga Al-Khatabi dan Ibnu Al-Qayyim) maksud
dari kata-kata ¢ 
 
       

  ialah bahwa
pertumbuhan anak itu, baik badan maupun kecerdasan otaknya, atau
pembelaannya terhadap ibu bapaknya pada hari kiamat akan tertahan jika
ibu bapaknya tidak melaksanakan akikah baginya.
b.| Ibnu Al-Qayyim menegaskan, bahwa aqiqah itu berfungsi untuk
melepaskan bayi yang bersangkutan dari godaan setan.
c.| Jumlah hewan akikah untuk anak laki-laki dua ekor, sedangkan untuk
anak perempuan seekor.
d.| Tentang kapan sebaiknya akikah dilakukan ialah saat bayi berumur 7 hari.
Namun jika hal itu tidak mampu dilaksanakan, maka boleh menundanya
hingga bayi berumur 14 hari. Jika masih belum mampu juga, boleh
dilakukan saat bayi sudah berumur 21 hari.

A | HEWAN UNTUK AKIKAH

Sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu Abbas r.a., menyatakan :


³           


         
   

 (HR Abu Dawud).
Dari hadits di atas bisa kita dapatkan petunjuk, bahwa jenis hewan untuk
akikah sesuai dengan yang pernah dilakukan Rasulullah SAW adalah kibasy.
Hewan sejenis yang bisa dipakai adalah kambing, domba/ biri-biri, sapi dan
unta.
Syarat-syarat hewan yang bisa (sah) untuk dijadikan akikah itu sama
dengan syarat-syarat hewan untuk kurban, yaitu :

a.| tidak cacat,


b.| tidak berpenyakit,
c.| cukup umur, yaitu kira-kira berumur satu tahun,
d.| warna bulu sebaiknya memilih yang berwarna putih.

Persyaratan tersebut sesungguhnya untuk melatih kita agar senantiasa


memakan sesuatu yang terbaik, sesuai dengan firman Allah SWT :
¢         

          
         
 
           " 
 

   

  #     
       
 
   

  

     
   
    
  
    
        # 
      
   "     $  (QS Al-Baqarah : 267).

Î | JUMLAH HEWAN AKIKAH

Dalam menentukan jumlah hewan akikah terdapat pula perbedaan


pendapat dari para fukaha sebagai berikut :
a.| Imam Malik, berpendapat cukup satu ekor kambing, baik untuk anak laki-
laki maupun untuk anak perempuan.
b.| Imam Syafi¶I, Abu Hanifah, Abu Saur Ibrahim bin Khalid Yamani al-
Kalbi, Abu Dawud, dan Ahmad bin Hanbal berpendapat untuk anak
perempuan adalah satu ekor kambing dan untuk anak laki-laki adalah dua
ekor kambing.

 | WAKTU PELAKSANAAN AKIKAH

a.| Waktu Ada¶

Waktu ada¶ atau waktu yang paling tepat untuk mengakikahkan anak,
yaitu hari ke tujuh dan kelahiran bayi pada saat bayi berusia tujuh hari,
yakni bersamaan dengan acara mencukur rambut serta menamainya.

b.| Waktu Qodha

Akikah boleh dilaksanankan pasca pencukuran dan penamaan bayi. Di sisi


lain hal itu mengisyaratkan bahwa sunnahnya akikah tidak akan gugur
karena berlalunya hari ketujuh dari waktu kelahiran bayi.
Artinya :%"    

 
   
         

   
   (Kifayatul Akhyar jus II, hal. 243)
Pendapat (Qaul) mukhtar dari mazhab syafi¶I menyatakan bahwa waktu
pelaksanaan akikah masih berlaku pasca hari ketujuh dari kelahiran bayi,
dengan urutan sebagai berikut :

1)| Jika pada hari ketujuh belum mampu, akikah boleh dilakukan ketika
masa nifas si ibu bayi berakhir.
2)| Jika sampai nifas ibu bayi belum mampu, maka akikah dilaksanakan
hingga berakhirnya masa menyusui.
3)| Jika masa menyusui telah berakhir dan belum mampu mengakikahkan,
maka akikah dilaksanakan hingga anak berusia tujuh tahun.
4)| Jika usia tujuh tahun belum mampu akikah, maka akikahya sebelum
anak dewasa (baligh).
5)| Jika anak telah berusia dewasa, maka gugurlah kesunatan akikah bagi
orang tuanya dan dipersilahkan anak mengakikahkan dirinya sendiri.

å | PEMOTONGAN RAMBUT BAYI

Mencukur rambut bayi sebaiknya dilakukan di hadapan sanak keluarga


agar mereka mengetahui dan menjadi saksi. Boleh dilakukan oleh orang
tuanya sendiri. Atau jika tidak mampu, bisa diwakilkan kepada ahlinya.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mencukur rambut bayi,
yaitu :

a.| Diawali dengan membaca    


b.| Arah mencukur rambut dari sebelah kanan ke kiri,
c.| Dicukur secara keseluruhan (gundul) sehingga tidak ada kotoran yang
tersisa,
d.| Rambut hasil cukuran ditimbang dan jumlah timbangan dinilai dengan
nilai emas atau perak kemudian disedekahkan kepada fakir miskin.

Ada beberapa dalil yang menjadi dasar sedekah cukuran rambut yang
dinilai dengan emas atau perak, di antaranya :

a.| Imam Malik meriwayatkan hadits dari Ja¶far bin Muhammad dari
ayahnya, ia berkata: &            
'   ( "               
  
  


b.| Ibnu Ishaq meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Abu Bakar, dari
Muhammad bin Ali bin Husain r.a., ia berkata, â     
 



     

 
   ÷       )&  

      &  
       
      
   
            
 
c.| Yahya bin Bakr meriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., ¢  
        
 
 
      

      
    *       
    
 

 
      

· | PEMBERIAN NAMA

Nama merupakan sarana yang mudah dan umum digunakan untuk


mengenali seseorang dan memperlancar hubungan sosial. Namun demikian
janganlah kita terjebak dengan suatu nama. Sebab, baik buruknya seseorang
memang tidak terletak pada namanya semata, melainkan pada akhlak dan
amal shalehnya.
Dalam pandangan agama, nama juga berfungsi sebagai doa. Orang tua
yang memberi anaknya dengan nama Muhammad atau Ahmad misalnya, itu
merupakan doa semoga anaknya menjadi orang yang terpuji. Atau mudah-
mudahan anak itu tersugesti untuk bersikap dan bertindak dengan meneladani
akhlak Nabi Muhammad SAW.
Tentang pentingnya pemberian nama yang baik Nabi SAW bersabda :
¢    
     
  
         

         
 

  
   
    
   (HR Muslim).

X | HIKMAH AKIKAH

Di antara hikmah di balik pensyariatan akikah adalah sebagai berikut :

a.| Akikah merupakan suatu pengorbanan yang akan mendekatkan anak


kepada Allah di masa awal ia menghirup udara kehidupan,
b.| Akikah merupakan tebusan bagi anak dari berbagai musibah, sebagaimana
Allah telah menebus Ismail a.s. dengan sembelihan yang besar,
c.| Sebagai pembayaran hutang anak agar kelak di hari kiamat ia bisa
memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya,
d.| Merupakan media untuk menunjukkan rasa syukur atas keberhasilan
melaksanakan syariat Islam dan bertambahnya generasi mukmin,
e.| Mempererat tali persaudaraan di antara sesama anggota masyarakat.
Dalam hal ini akikah bisa menjadi semacam wahana bagi berlangsungnya
komunikasi dan interaksi sosial yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mail-archive.com/jamaah@arroyyan.com/msg02176.html
http://rumahsantri.multiply.com/journal/item/18
http://dreamcorner.net/catatan/religi/akikah-cukur-dan-pemberian-nama/
http://www.almizanaqiqah.com/apaituaqiqah.html
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/mozaik-fiqih/953-syariat-aqiqah
http://www.duadunia.net/aqiqah
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=856&bagian=0
c    
  

  

Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji hanya bagi Allah tuhan semesta alam.

Tidak terasa anak saya sekarang sudah berumur 14 hari.

Pada hari ketujuh dari kelahiran anak saya (tanggal 7 april 2008), saya
melaksanakan akikah (pemotongan kambing), pemberian nama dan juga
pencukuran rambut. Ada sebagian masyrakat jawa yang melaksanakan akikah
berdasarkan adat yaitu pada hari ke-empatpuluh. Saya tidak akan membahas
masalah adat jawa, saya hanya akan memberi sedikit gambaran seputar akikah,
pemberian nama dan pencukuran rambut sesuai dengan syariat islam yang dibawa
oleh Rasulallah          .

Y  
 

Dari hadits riwayat  #  dari  #  , Rasulallah       


    bersabda:

"Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada Hari Kiamat dengan nama-
nama kalian dan nama-nama ayah kalian. Maka bagus-baguskanlah nama kalian."

Saya meberi nama anak saya š 



  

š yang artinya


'gadis yang berjiwa tenang'.
Kata 'an nafsul muthmainnah' saya ambil dari +     &   ,-.

Kita dianjurkan untuk memberi nama anak dengan nama-nama yang bagus.
Dimakruhkan memberi nama anak menyerupai nama-nama orang kafir. Yang
mana apabila nama anak kita disebut orang akan bertanya, apakah agama anak
ini?
Semisal ada saudara-saudara kita yang muslim yang karena ketidaktahuannya
akan syariat Islam memberi nama anaknya dengan nama-nama yang menyerupai
orang-orang kafir yaitu :           dan yang semisal.
Semoga Allah memberikan petunjukNya pada kita semua serta mempermudah
kita untuk mengikuti syariat agama yang diridhoiNya.

Masih banyak sekali bahasan seputar pemberian nama ini, tentang nama-nama
yang dianjurkan, dimakruhkan dan diharamkan. Insya Allah pada kesempatan lain
saya akan menulisnya.

c  

Dalam kitab   ÷


  dari       # , Rasulallah
          bersabda:
"Bersama (kelahiran) seorang anak terdapat hak untuk diakikahi. Maka
tumpahkanlah darah (hewan) untuknya dan hilangkanlah kotoran darinya."

Kemudian dalam hadits berikutnya yang diriwayatkan oleh   #  , dari 


  , dari     bahwa Rasulallah           bersabda:

"Setiap anak (yang lahir)      dengan akikahnya. Maka disembelih
(hewan) untuknya     (dari kelahirannya), dicukur (rambutnya)
dan diberi nama."

Dari hadits diatas disunnahkan pelaksanaan akikah adalah hari ketujuh dari
kelahiran si bayi.
Dalam redaksi hadits diatas terdapat kata   , adapun maksud dari kata
   disini menurut ÷   dari        dari .   
/ , ia berkata â
    
   0  "       
 
R     
   
   â
Ia pun menjawab, â
    1  
 
     â

Implikasi dari redaksi hadits ini sangat berat.


Tapi Jumhur ulama dan mayoritas sahabat Nabi, golongan tabi'in dan ulama-
ulama pada generasi seterusnya mengatakan bahwa akikah hukumnya adalah
  .

Adapun jumlah dari hewan untuk akikah adalah dua ekor kambing untuk anak
laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan sebagaimana tersebut
dalam hadits yang diriwayatkan oleh    $ /

"Untuk anak laki-laki disembelih dua ekor kambing dan untuk anak perempuan
disembelih satu ekor kambing. Tidak jadi masalah apakah kambing itu jantan atau
betina."

m
  
 
 dari akikah adalah :

1.| Akikah merupakan kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang
ditujukan (pahalanya) untuk bayi yang baru lahir ke alam dunia.
2.| Akikah merupakan alat untuk melepas gadaian (ikatan) pada si bayi yang
baru dilahirkan. Sebab seorang anak dalam keadaan tergadai (terikat)
dengan akikahnya. Menurut    , maksud tergadai disini adalah
tertahannya syafaat sang anak untuk kedua orangtuanya.
3.| Akikah merupakan fidyah (tebusan) untuk menebus si anak, sebagaimana
Allah      $ 1  menebus  1 yang akan disembelih dengan
seekor kambing yang sangat besar.
Nabi mengatakan bahwa hewan yang disembelih untuk seorang bayi
seyogyanya bertujuan untuk ibadah, seperti kurban dan   (binatang
yang disembelih oleh jamaah haji).
 

Sebagaimana hadits diatas yang diriwayatkan oleh   #  bahwa bersama


akikah kita disunnahkan mencukur rambut bayi.Rambut yang telah dicukur ini
ditimbang beratnya untuk kemudian dinilai dengan š  š (bukan emas) sesuai
berat timbangan tersebut dan uangnya disedekahkan.
Hal ini banyak diriwayatkan dan ditulis dalam kitab antara lain kitab 
   :

Dari Rabi'ah bin Abu Abdirrahman, dari Muhammad bin Ali bin Husain, ia
berkata, "Fatimah binti Rasulallah Shallallahu Alaihi wa Sallam menimbang
beratnya rambut Hasan dan Husain, kemudian ia menyedekahkan  seberat
rambut mereka".

Dan riwayat-riwayat dari  


.  ÷
   //  dan lainnya yang
selafal dengan diatas.

Ê  
  
  

 ÷
  dan   meriwayatkan permasalahan ini dalam Shahih mereka,
dari hadits (     ( , dari (   2 1, dari ayahnya, dari  
( , ia berkata, â  c   
â -
yaitu mencukur sebagian rambut bayi dan membiarkan sebagian yang lainnya.

Berdasarkan hadits ini saya mencukur seluruh rambut anak saya.

Demikian sedikit pembahasan tentang




      , mohon
maaf apabila ada kesalahan redaksi dalam penulisan hadits dan lainnya. Tulisan
ini saya saring dari buku karya : 
   c . Semoga bisa
mendekatkan kita kepada ketakwaan dan mendekati sunnah Rasulallah
         . Karena sebagaimana beliau Rasulallah     
          !â÷    
    
 
  

  
â

Oleh Nidia Zuraya

Tradisi akikah yang kini berkembang di Indonesia, tetap dijalankan sesuai dengan
syariat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

"Anak yang baru lahir itu tergadai dengan akikahnya yang disembelih pada hari
ketujuh dari hari kelahirannya, dan pada hari itu juga hendaklah dicukur
rambutnya dan diberi nama." (HR Ahmad dan Tirmidzi). .

Dari hadis di atas, tampak jelas perintah tata cara berakikah, yakni menyembelih
hewan (kambing, domba, unta, dan la(nnya), mencukur rambut, dan diberikan
nama yang baik. Hal yang demikian inilah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW,
baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.

Adapun pelaksanaan pemotongan rambut ini oleh Rasulullah SAW disunahkan


dilakukan pada hari ketujuh dari hari kelahiran. Hal ini menurut jumhur ulama
memiliki status hukum sunah muakkadah (sunah yangsangat diutamakan), dengan
berlandaskan pada hadis riwayat Ahmad dan Tirmidzi.

Tidak ada ketentuan apakah harus digun-dul atau tidak. Tetapi yang jelas
pencukuran tersebut harus dilakukan dengan rata; tidak boleh hanya mencukur
sebagian kepala dan sebagian yang lain dibiarkan.

Setelah rambut dicukur, orang tua sang bayi diperintahkan untuk menimbang
rambut tersebut dengan perak, kemudian mengeluarkan sedekah seberat
timbangan rambut itu. Hukumnya adalah sunah. Dalam kitab al-Muwaththa,
Imam Malik meriwayatkan bahwa Fatimah menimbang berat rambut Hasan dan
Husein, lalu ia menyedekahkan perak seberat rambut tersebut.

Dalam bukunya "Hukum Qurban, Aqiqah dan Sembelihan", KHE Abdurrahman


memaparkan bahwa di sebagian kalangan ada yang menimbang rambut bayi itu
dengan emas, maksudnya adalah agar lebih banyak lagi sedekahnya. Karena
dalam hal bersedekah, lebih banyak adalah lebih baik.

Upacara pemotongan rambut akan dilan-jutkan dengan prosesi pemberian nama


bayi. Islam menganjurkan agar diberikan nama yang sebaik-baiknya. Dan, jika
perlu pemberian nama ini diumumkan kepada masyarakat sekitar.

Pemberian nama yang baik untuk anak-anak menjadi salah satu kewajiban orang
tua. Di antara nama-nama yang baik yang layak diberikan adalah nama
Muhammad. Sebagaimana sabda beliau, Dari Jabir RA dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Namailah dengan namaku dan janganlah engkau menggunakan
kunyahku." (HR Bukhari dan Muslim)

Perihal pemberian nama anak ini, terdapat sejumlah nash syarVyang menyatakan
bahwa ada kaitan antara arti sebuah nama dengan yang diberi nama. Ibnu al-
Qoyyim berkata, "Barang siapa yang memperhatikan sunah, ia akan mendapatkan
bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan dengannya sehingga
seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan seolah-olah nama-nama
tersebut diambil dari makna-maknanya." ed syafiuddin

Ringkasan Artikel Ini

âc
 
  

  

     
    

 
      
 
   
 
  
  â Ê    
   Y 
 

  
  
       
 !

 

   
 
  
 

 
  
  

"#     â
   
  
 
   


  
 
" 

  

  
   




 
 #"# 
" 
     
 

 #"#
 "
       
" 

 â

c
Aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas
kelahiran seorang bayi. Jumhurul ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah adalah
sunnah muakkad baik bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan.
Pelaksanaannya dapat dilakukan pada hari ke tujuh (ini yang lebih utama menurut
para ulama), keempat belas, dua puluh satu atau pada hari-hari yang lainnya yang
memungkinkan.

Rasulullah SAW bersabda: ³Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya


yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta
diberi nama´. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan)

Yang lebih utama adalah menyembelih dua ekor kambing yang berdekatan
umurnya bagi bayi laki-laki dan seekor kambing bagi bayi perempuan. Dari
Ummi Kurz Al-Ka¶biyyah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:
³Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang berdekatan umurnya dan untuk
anak perempuan satu ekor kambing.´ (HR. Ahmad 6/422 dan At-Tirmidzi 1516)

Dalam pelaksanaan aqiqah sebaiknya dilakukan sendiri oleh orang tua bayi. Kalau
toh ingin menitipkannya kepada orang lain, kita harus yakin bahwa hal tersebut
dilakukan sesuai dengan tuntutan syari¶ah. Jangan sampai kita menitipkan
sejumlah uang kepada suatu lembaga atau perorangan, kemudian uang tersebut
dibagikan langsung sebagai pengganti daging. Praktek yang demikian tentunya
tidak sesuai dengan tuntunan sunnah yang mensyaratkan adanya penyembelihan
hewan dalam pelaksanaan aqiqah.

Mencukur Rambut

Mencukur rambut bayi merupakan sunah Mu¶akkad, baik untuk bayi laki-laki
maupun bayi perempuan yang pelaksanaannya dilakukan pada hari ketujuh dari
kelahiran dan alangkah lebih baik jika dilaksanakan berbarengan dengan aqiqah.
Hal tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Rasulullah SAW bersabda:
³Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari
ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama.´ (HR. Ahmad
dan Ashabus Sunan) Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda :
³Hilangkan darinya kotoran´ (HR. Al-Bazzar)

Ibnu sirin ketika mengomentari hadis tersebut berkata: ³Jika yang dimaksud
dengan kotoran tersebut adalah bukan mencukur rambut, aku tidak mengetahui
apa maksudnya dengan hadis tersebut.´ (fathul Bari)

Mengenai faedah dari mencukur rambut bayi tersebut, Ibnu Al-Qoyyim berkata:
³Mencukur rambut adalah pelaksanaan perintah Rasulullah SAW untuk
menghilangkan kotoran. Dengan hal tersebut kita membuang rambut yang
jelek/lemah dengan rambut yang kuat dan lebih bermanfaat bagi kepala dan lebih
meringankan untuk si bayi. Dan hal tersebut berguna untuk membuka lubang pori-
pori yang ada di kepala supaya gelombang panas bisa keluar melaluinya dengan
mudah dimana hal tersebut sangat bermanfaat untuk menguatkan indera
penglihatan, penciuman dan pendengaran si bayi´ (Athiflu Wa Ahkamuhu, hal
203-204)

Kemudian rambut yang telah dipotong tersebut ditimbang dan kita disunahkan
untuk bersedekah dengan perak sesuai dengan berat timbangan rambut bayi
tersebut. Ini sesuai dengan perintah Rasulullah SAW kepada puterinya fatimah
RA : ³Hai Fatimah, cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak sesuai
dengan berat timbangan rambutnya kepada fakir miskin´ (HR Tirmidzi 1519 dan
Al-Hakim 4/237)

Dalam pelaksanaan mencukur rambut, perlu diperhatikan larangan Rasulullah


SAW untuk melakukan Al-Qaz¶u, yaitu mecukur sebagian rambut dan
membiarkan yang lainnya (HR. Bukhori Muslim).
Ada sejumlah gaya mencukur rambut yang termasuk Al-Qaz¶u tersebut :

*
Mencukur rambut secara acak di sana-sini tak beraturan.
*
Mencukur rambut bagian tengahnya saja dan membiarkan rambut di sisi
kepalanya.
*
Mencukur rambut bagian sisi kepala dan membiarkan bagian tengahnya
*
Mencukur rambut bagian depan dan membiarkan bagian belakan atau sebaliknya.

Pemberian Nama

Nama bagi seseorang sangatlah penting. Ia bukan hanya merupakan identitas


pribadi dirinya di dalam sebuah masyarakat, namun juga merupakan cerminan
dari karakter seseorang. Rasululloh SAW menegaskan bahwa suatu nama (al-ism)
sangatlah identik dengan orang yang diberinama (al-musamma) Dari Abu
Hurairoh Ra, dari Nabi SAW beliau bersabda: ³Kemudian Aslam semoga Alloh
menyelamatkannya dan Ghifar semoga Alloh mengampuninya.´ (HR. Bukhori
3323, 3324 dan Muslim 617)

Ibnu Al-Qoyyim berkata: Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan


mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan
dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan
seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya.

Dan jika anda ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama
(Al-musamma) maka perhatikanlah hadis di bawah ini: Dari Said bin Musayyib
dari bapaknya dari kakeknya Ra, ia berkata: Aku datang kepada Nabi SAW,
beliau pun bertanya: ³Siapa namamu?´ Aku jawab: ³Hazin´ Nabi berkata:
³Namamu Sahl´ Hazn berkata: ³Aku tidak akan merobah nama pemberian
bapakku´ Ibnu Al-Musayyib berkata: ³Orang tersebut senantiasa bersikap keras
terhadap kami setelahnya´ (HR. Bukhori 5836) (At-Thiflu Wa Ahkamuhu/Ahmad
Al-;Isawiy hal 65)

Oleh karena itu, Rasululloh SAW memberikan petunjuk nama apa saja yang
sebaiknya diberikan kepada anak-anak kita. Antara lain: Dari Ibnu Umar Ra ia
berkata: Rasululloh SAW telah bersabda: ³Sesungguhnya nama yang paling
disukai oleh Alloh adalah Abdulloh dan Abdurrahman.´ (HR. Muslim 2132) Dari
Jabir Ra dari Nabi SAW beliau bersabda: ³Namailah dengan namaku dan
jangnlah engkau menggunakan kun-yahku.´ (HR. Bukhori 2014 dan Muslim
2133)

Berkaitan dengan kapan saat yang tepat untuk pemberian nama bagi bari yang
baru lahir, para ulama menyatakan hal tersebut sebaiknya dilakukan pada hari
ketujuh dari kelahiran berbarengan dengan pelaksanaan aqiqah dan pencukuran
rambut. Namun juga pemberian nama tersebut boleh dilakukan sebelumnya.
Rasulullah SAW bersabda: ³Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya
yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta
diberi nama´ (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan)

Syukuran 40 Hari

Berkaitan dengan perayaan 40 hari setelah kelahiran jabang bayi, kami


berpendapat bahwa hal tersebut bertentangan dengan sunnah Rasulullah SAW
sebagaimana di atas. Kalau memang ingin memperkenalkan bayi kepada para
tetangga, kenapa hal tersebut tidak dilakukan berbarengan dengan pelaksanaan
aqiqah?

Kami kira, adat atau kebiasaan perayaan tersebut merupakan warisan masa lalu
yang masih banyak dipercayai dan dilaksanakan oleh masyarakat kita. Tentunya
ini adalah tugas kita untuk menyampaikan yang sebenarnya kepada mereka
berkaitan dengan tuntunan Rasulullah SAW dalam pelaksanaan aqiqah. Anda
dapat menyampaikan kepada orang tua anda bahwa pelaksanaan aqiqah
merupakan ungkapan syukur kita kepada Allah atas kelahiran bayi.

Disamping itu, dalam pelaksanaannya kita juga bisa mengundang para tetangga
dalam syukuran aqiqahan ini atau membagi-bagukan daging aqiqah kepada
mereka. Dengan sendirinya ini juga merupakan proses memperkenalkan jabang
bayi yang baru lahir kepada tetangga. Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in,
Wallahu A`lam Bish-shawab,
c

Aqiqah berasal dari kata µAqq yang berarti memutus dan melubangi, dan ada yang
mengatakan bahwa aqiqah adalah nama bagi hewan yang disembelih, dinamakan
demikian karena lehernya dipotong, dan dikatakan juga bahwa ia adalah rambut
yang dibawa si bayi ketika lahir.

Adapun maknanya secara syari¶at adalah hewan yang disembelih untuk menebus
bayi yang dilahirkan. Menurut bahasa, aqiqah artinya memutus / memotong.
Sedangkan menurut istilah syar`I, aqiqah berarti menyembelih kambing untuk
anak yang baru dilahirkan, pada hari ke ± 7 ( tujuh ) dari hari kelahirannya.
Rasulullah SAW bersabda : ³Setiap anak digadaikan dengan aqiqahnya. Ia
disembelih ( binatang ) pada hari ke ± 7 ( tujuh ) dari kelahirannya, diberi nama,
dan dicukur kepalanya ³ ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Samirah )

Hukumnya

Hukum aqiqah menurut pendapat yang paling kuat adalah sunnah muakkadah, dan
ini adalah pendapat Jumhur Ulama, berdasarkan anjuran Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam dan praktek langsung beliau Shallallaahu alaihi wa Sallam.
³Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus)darinya darah
(sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya).´ (HR
Ahmad,Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)

Perkataannya, ³maka tumpahkan (penebus)darinya darah (sembelihan),´ adalah


perintah, namun bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan
dari kewajiban yaitu: ³Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin
menyembelihkan bagi anaknya, maka silahkan lakukan.´ (Riwayat Ahmad, Abu
Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan).Perkataan beliau, ³ingin
menyembelihkan,´ merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada
dasarnya wajib menjadi sunnah.
Mengapa kita harus aqeqah ?

Aqiqah adalah salah satu ajaran Islam yang dicontohkan Rasulullah SAW. Aqiqah
mengandung hikmah dan manfaat positif yang kita bisa petik di dalamnya. Oleh
karena itu. Kita sebagai umat Islam sudah selayaknya melaksanakan setiap ajaran
Rasulullah SAW tanpa terkecuali, termasuk aqiqah ini. Setiap orang tua
mendambakan anak yang shaleh, berbakti dan mengalirkan kebahagiaan kepada
kedua orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara penting untuk menanamkan nilai-
nilai ruhaniah kepada anak yang masih suci.

Dengan Aqiqah diharapkan sang banyi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan
batin. Ditumbuhkan dan dikembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-nilai
Ilahiyah. Dengan Aqiqah diharapkan sang bayi kelak menjadi anak yang shaleh
dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Jika acara ini dilaksanakan dengan tulus-
ikhlash dan dijiwai nilai-nilai ruhaninya oleh kedua orang tuanya, tentu akan
berpengaruh terhadap perkembangan sang bayi, khususnya jiwa dan
ruhaninya.Aqiqah adalah salah satu acara ritual di dalam Islam, yang dilaksanakan
pada hari ketujuh dari kelahiran seorang bayi. Aqiqah hukumnya sunnah muakkad
(mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib.

Pentingnya ber-aqiqah

Apabila kita memiliki barang yang bisa mendatangkan manfaat dan bangga
memilikinya, namun barang tersebut dalam keadaan tergadai, bagaimana sikap
kita terhadap barang tersebut ?. Tentunya kita berusaha semaksimal mungkin
untuk menebusnya.

Aqiqah adalah upaya kita untuk menebus anak kita yang tergadai. Aqiqah juga
merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugrah, sekaligus amanah yang
diberikan Allah SWT terhadap kita. Aqiqah juga sebagai upaya kita
menghidupkan sunnah Rasulullah SAW, yang merupakan perbuatan yang terpuji,
mengingat saat ini sunnah tersebut mulai jarang dilaksanakan oleh kaum
muslimin. Rasulullah SAW bersabda : ³ Barangsiapa menghidupkan sunnahku
disaat kerusakan pada umatku, maka baginya pahala orang yang mati syahid. ³ (
Al ± Hadist ) Selain itu, banyak juga manfaat yang lain, seperti : mempererat tali
silaturrahmi dan ikatan sosial dengan para kerabat, tetangga, fakir miskin, dll.
Oleh karena itu, marilah kita bersama ± sama berusaha menghidupkan
 c$cÊccÊÿ

Ucapan Selamat untuk Bayi yang Baru Lahir :

Baarokallohulaka fiil mauhuubilaka, wa syakartal waahiba, wa balagho


asyuddahu, wa ruziqta birrohu. Ucapan Selamat untuk Bayi yang Baru Lahir :

Baarokallohulaka fiil mauhuubilaka, wa syakartal waahiba, wa balagho


asyuddahu, wa ruziqta birrohu.

Semoga Alloh memberikan keberkahan untuk dirimu atas (karunia) yg diberikan


kepadamu. Semoga engkau mensyukuri Yang Maha Memberi hingga sang anak
menjadi dewasa dan menjadi anak yang berbakti.

Kemudian Dijawab :(atas orang yang mengucapkan doa di atas kepada kita):
Baarokallohulaka wa baaroka¶alaika, wa jazaakallohu khoiron, wa rozaqokallohu
mitslahu, wa ajzala tsawaabaka.Semoga Alloh memberikan berkahnya kepadamu
dan dalam segala yang engkau miliki. Semoga Alloh membalas untukmu
kebaikan yang banyak dan memberikan (karunia) tang sama kepadamu. Semoga
Alloh pun berkenan melipat gandakan pahalamu.

Do¶a Untuk Bayi yang Baru Dilahirkan

Innii u¶iidzuka bikalimaatillaahit taammati min kulli syaythaanin wa haammatin


wamin kulli µaynin laammatinArtinya: Aku berlindung untuk anak ini dengan
kalimat Allah Yang Sempurna dari segala gangguan syaitan dan gangguan
binatang serta gangguan sorotan mata yang dapat membawa akibat buruk bagi apa
yang dilihatnya. (HR. Bukhari)

Menghidupkan Sunnah Nabi saw. dengan µAqiqah


³Barang siapa yang menghidupkan sunnahku disaat terjadi kerusakan pada
ummatku maka baginya pahala seseorang yang mati syahid.´ (Rasulullah
saw.)Hadits ini menyadarkan kita akan pentingnya kembali pada kehidupan Islami
dan menghidupkan sunnah Nabi saw. terutama di saat ummat mulai cenderung
dan terpedaya dengan segala gaya hidup yang tidak berasal dari nilai-nilai Islam.
Hal tersebut mengakibatkan ummat Islam tidak lagi memiliki jati diri, dan
kecintaannya kepada Nabi saw sebagai suri teladan larut sedikit demi sedikit,
berganti mengikuti gerak dan gaya masyarakat yang jahiliyah, termasuk dalam
menyambut kehadiran anak yang sebenarnya merupakan amanah Allah SWT.
Tulisan ini sekedar mengingatkan akan sebuah sunnah yang dahulu akrab dengan
kehidupan kaum muslimin sebagai ummat yang dirahmati dan diberkahi Allah
SWT.

Beberapa Hal yang Harus Dilakukan oleh Orang tua Setelah Kelahiran Anaknya

*
1. Menyuarakan adzan di telinga kanan dan qomat di telinga kiri bayi. Hal ini
berdasarkan atas sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-
Tirmidzi, dari Abu Rafi¶: Aku melihat Rasulullah saw. Menyuarakan adzan pada
telinga Al-Hasan bin µAli ketika Fatimah melahirkannya.
*
2. Melakukan tahniq, yaitu menggosok langit-langit (mulut bagian atas) dengan
kurma yang sudah dilembutkan. Caranya ialah dengan menaruh sebagian kurma
yang telah dikunyah pada jari, dan memasukkan jari itu ke dalam mulut bayi,
kemudian menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang
lembut hingga merata di sekeliling langit-langit bayi. Jika kurma sulit di dapat,
tahniq ini dapat dilakukan dengan bahan yang manis lainnya, seperti madu atau
saripati gula, sebagai pelaksanaan sunnah Nabi saw. Di dalam Shahihain, terdapat
hadits dari Abu Burdah, dari Abu Musa r.a., ia berkata: Aku telah dikaruniai
seorang anak, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. lalu beliau
menamakannya Ibrahim, menggosok-gosok langit-langit mulutnya dengan sebuah
kurma dan mendo¶akannya dengan keberkahan. Setelah itu beliau
menyerahkannya kepadaku.Hikmah dari tahniq ini ialah untuk menguatkan
syaraf-syaraf mulut dan gerakan lisan beserta tenggorokan dan dua tulang rahang
bawah dengan jilatan, sehingga anak siap untuk menghisap air susu ibunya
dengan kuat dan alami. Lebih utama kalau tahniq ini dilakukan oleh ulama/orang
yang shalih sebagai penghormatan dan pengharapan agar si bayi menjadi orang
yang shalih pula.
*
3. Mencukur rambut kepala bayi, memberi nama, dan Aqiqah.

Makna µAqiqah

Secara bahasa µaqiqah berarti memutus. Sedangkan secara istilah Syara¶ aqiqah
berarti menyembelih kambing untuk anak pada hari ke tujuh dari hari
kelahirannya.

Pentingnya Aqiqah

Rasulullah saw. bersabda: ³Sesungguhnya anak itu diaqiqahi. Maka tumpahkanlah


darah baginya dan jauhkanlah penyakit daripadanya (dengan mencukurnya).´
(Hadits shahih riwayat Bukhari, dari Salman Bin Amar Adh-Dhabi).Rasulullah
saw. bersabda: ³Setiap anak itu digadaikan dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan
(binatang) pada hari ke tujuh dari hari kelahirannya, diberi nama pada hari itu dan
dicukur kepalanya´. (Ashhabus-Sunan).µAqiqah adalah tanda syukur kita kepada
Allah SWT atas nikmat anak yang diberikan-Nya. Juga sebagai washilah (sarana)
memohon kepada Allah SWT. agar menjaga dan memelihara sang bayi. Dari
hadits di atas pula ulama menjelaskan bahwa hukum aqiqah adalah sunnah
muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) bagi para wali bayi yang mampu,
bahkan tetap dianjurkan, sekalipun wali bayi dalam kondisi sulit.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Aqiqah


*
1. Kambing yang akan di sembelih mencapai umur minimal satu tahun dan sehat
tanpa cacat sebagaimana persyaratan untuk hewan qurban.
*
2. Jika bayi yang dilahirkan laki-laki, dianjurkan untuk menyembelih dua ekor
kambing yang sepadan (sama besarnya), sedangkan bayi perempuan
disembelihkan satu ekor kambing. Hal ini berdasar atas hadits dari Ummu Karaz
al-Ka¶biyah, Rasul saw. bersabda: ³Bagi anak laki-laki (disembelihkan) dua ekor
kambing dan bagi anak perempuan (disembelihkan) satu ekor. Dan tidak
membahayakan kamu sekalian apakah (sembelihan itu) jantan atau betina´ (H. R.
Ahmad dan Tirmidzi). Hal di atas berlaku untuk orang yang dikaruniai rizqi yang
cukup oleh Allah SWT. Sedangkan orang yang kemampuannya terbatas,
diperbolehkan untuk meng¶aqiqahi anak laki-laki maupun anak perempuan
dengan satu ekor kambing. Hal ini berdasar atas hadits dari Ibnu µAbbas r.a.:
³Bahwa Rasulullah saw. telah meng¶aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan satu
ekor biri-biri.´ (H.R. Abu Dawud), dan juga riwayat dari Imam Malik: ³Abdullah
bin Umar r.a. telah meng¶aqiqahi anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan,
satu kambing-satu kambing.´
*
3. Dianjurkan agar µaqiqah itu disembelih atas nama anak yang dilahirkan. Hal ini
berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Mundzir dari µAisyah
r.a.: Nabi saw. bersabda: ³Sembelihlah atas namanya (anak yang dilahirkan), dan
ucapkanlah, µDengan menyebut nama Allah. Ya Allah, bagi-Mu-lah dan kepada-
Mu-lah ku persembahkan µaqiqah si Fulan ini.´ Akan tetapi, jika orang yang
menyembelih itu telah berniat, meskipun tidak menyebutkan nama anak itu, maka
tujuannya sudah tercapai.
*
4. Adapun daging aqiqah tersebut selain dimakan oleh keluarga sendiri, juga
disedekahkan dan dihadiahkan.
*
5. Disukai untuk memberi nama anak pada hari ketujuh dengan memilihkannya
nama-nama yang baik, lalu mencukur rambutnya, kemudian bersedekah senilai
harga emas atau perak yang setimbang dengan berat rambutnya. Dari Ali r.a.
berkata: Rasulullah saw. memerintahkan Fatimah dan bersabda : ³Timbanglah
rambut Husain dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat timbangan
(rambut)nya dan berikanlah kaki kambing kepada kabilah (suku bangsa)´.

Waktu µAqiqah

Di muka telah dikutipkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwa waktu yang
dianjurkan untuk melaksanakan µaqiqah adalah hari ketujuh. Hadits lain yang
menguatkan hal itu antara lain adalah hadits Abdillah bin Wahb dari µAisyah r.a.:
Rasulullah saw. telah meng¶aqiqahi Hasan dan Husain pada hari ketujuuh (dari
kelahiran mereka), menamakan mereka dan memerintahkan untuk menjauhkan
penyakit dari kepala (mencukur) mereka.

Akan tetapi, ada pendapat yang menunjukkan bahwa keterikatan dengan hari
ketujuh itu bukanlah keharusan, melainkan suatu anjuran. Al-Maimuni berkata:
Aku bertanya pada Abdullah: ³Kapankah anak itu di¶aqiqahi?´. Abdullah
menjawab, ³Adapun µAisyah telah mengatakan bahwa µaqiqah itu dilakukan pada
hari ketujuh, hari keempat belas, atau hari ke duapuluh satu.´Imam Malik berkata:
Pada zhahirnya, keterikatan pada hari ketujuh itu adalah atas dasar anjuran.
Andaikan (pada hari itu tidak dapat dilakukan), maka menyembelih pada hari
keempat, kedelapan, atau kesepuluh atau sesudahnya, µaqiqah itu telah cukup.

Ringkasnya, jika orang tua mampu menyembelih µaqiqah pada hari ketujuh, maka
hal itu lebih utama, sesuai dengan perbuatan Nabi saw. Namun jika hal itu
menyulitkan, maka diperbolehkan untuk melakukannya pada hari ke berapa saja
sebagaimana telah dikatakan Imam Malik. Wa-Llahu a¶lam.Demikianlah tulisan
ringkas yang dapat kami sampaikan, semoga anak-anak kita yang lahir kemudian
di¶aqiqahi mendapat rahmat, inayah, serta dilindungi Allah SWT. dari godaan
syaitan yang terkutuk dan dimudahkan jalannya dalam menempuh Shiraathal
Mustaqim. Aamiin.

Makna Sebuah Nama

³Apalah arti sebuah nama´, begitulah ungkapan dari Shakespeare yang begitu
sering terdengar di masyarakat. Konsekuensinya nama hanyalah sebagai
panggilan/identitas yang membedakan antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Sehingga seringkali dalam pemberian sebuah nama yang dicari adalah
lebih karena keunikannya bukan makna yang terkandung di dalamnya. Namun
bagi kami ± dan sebagian besar orang Indonesia ± nama bermakna doa atau cita-
cita. Sehingga setiap panggilan terhadapnya merupakan doa baginya dan setiap
mengingat namanya maka mengingatkan akan cita-cita kehadirannya ke dunia.

Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, ³Sesungguhnya kalian akan diseru pada
hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama-nama ayah kalian, maka
perbaguslah nama kalian´. (HR Abu Dawud dan Ibnu Hibban).

Nabi Muhammad Saw pun pernah mengganti nama yang tidak bagus,
sebagaimana disampaikan oleh Ibnu Umar ra: ³Sesungguhnya putri Umar diberi
nama µAshiyah (yang berdosa), maka Rasulullah saw mengganti namanya dengan
Jamilah (cantik).´ (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
cG

Menghidupkan Sunnah Nabi SAW dengan µAqiqah

³Barang siapa yang menghidupkan sunnahku di saat terjadi kerusakan pada


ummatku maka baginya pahala seseorang yang mati syahid.´ (Rasulullah SAW)

Hadits ini menyadarkan kita akan pentingnya kembali pada kehidupan Islami dan
menghidupkan sunnah Nabi SAW terutama di saat ummat mulai cenderung dan
terpedaya dengan segala gaya hidup yang tidak berasal dari nilai-nilai Islam. Hal
tersebut mengakibatkan ummat Islam tidak lagi memiliki jati diri, dan
kecintaannya kepada Nabi SAW sebagai suri teladan, termasuk dalam menyambut
kehadiran anak yang sebenarnya merupakan amanah Allah SWT.

Tulisan ini sekedar mengingatkan kita akan sebuah sunnah yang dahulu akrab
dengan kehidupan kaum muslimin sebagai ummat yang dirahmati dan diberkahi
Allah SWT.

Beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua setelah kelahiran anaknya:

*
1. Dibacakan QS. Ali-Imran ayat 36 hadist riwayat bukhori muslim. Ini
dianjurkan Abu Hurairah untuk benteng terhadap godaan setan. Wallahu a'lam.
*
2. Melakukan tahniq, yaitu menggosok langit-langit (mulut bagian atas) dengan
kurma yang sudah dilembutkan. Caranya ialah dengan menaruh sebagian kurma
yang telah dikunyah pada jari, dan memasukkan jari itu ke dalam mulut bayi,
kemudian menggerak-gerakkannya ke kiri dan ke kanan dengan gerakan yang
lembut hingga merata di sekeliling langit-langit bayi.Jika kurma sulit di dapat,
tahniq ini dapat ddilakukan dengan bahan yang manis lainnya, seperti madu atau
saripati gula, sebagai pelaksanaan sunnah Nabi saw. Di dalam Shahihain, terdapat
hadits dari Abu Burdah, dari Abu Musa r.a., ia berkata: ³Aku telah dikaruniai
seorang anak, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. lalu beliau
menamakannya Ibrahim, menggosok-gosok langit-langit mulutnya dengan sebuah
kurma dan mendo¶akannya dengan keberkahan. Setelah itu beliau
menyerahkannya kepadaku´. Hikmah dari tahniq ini ialah untuk menguatkan
syaraf-syaraf mulut dan gerakan lisan beserta tenggorokan dan dua tulang rahang
bawah dengan jilatan, sehingga anak siap untuk menghisap air susu ibunya
dengan kuat dan alami. Lebih utama kalau tahniq ini dilakukan oleh ulama / orang
yang shalih sebagai penghormatan dan pengharapan agar si bayi menjadi orang
yang shalih pula.
*
3. Mencukur rambut kepala bayi, Memberi nama, dan Aqiqah.

Makna µAqiqah

Secara bahasa µaqiqah berarti memutus. Sedangkan secara istilah Syara¶ aqiqah
berarti menyembelih kambing untuk anak pada hari ke tujuh dari hari
kelahirannya.

Pentingnya Aqiqah

Rasulullah saw. bersabda:³Sesungguhnya anak itu diaqiqahi. Maka tumpahkanlah


darah baginya dan jauhkanlah penyakit daripadanya (dengan mencukurnya).´
(Hadits shahih riwayat Bukhari, dari Salman Bin Amar Adh-Dhabi). Rasulullah
saw. bersabda : ³Setiap anak itu digadaikan dengan aqiqahnya. Ia disembelihkan
(binatang) pada hari ke tujuh dari hari kelahirannya, diberi nama pada hari itu dan
dicukur kepalanya´. (Ashhabus-Sunan)."

Aqiqah adalah tanda syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat anak yang
diberikan-Nya. Juga sebagai washilah (sarana) memohon kepada Allah SWT. agar
menjaga dan memelihara sang bayi. Dari hadits di atas pula ulama menjelaskan
bahwa hukum aqiqah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan)
bagi para wali bayi yang mampu, bahkan tetap dianjurkan, sekalipun wali bayi
dalam kondisi sulit.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Aqiqah

*
1. Kambing yang akan di sembelih mencapai umur minimal satu tahun dan sehat
tanpa cacat sebagaimana persyaratan untuk hewan qurban.
*
2. Jika bayi yang dilahirkan laki-laki, dianjurkan untuk menyembelih dua ekor
kambing yang sepadan (sama besarnya), sedangkan bayi perempuan
disembelihkan satu ekor kambing. Hal ini berdasar atas hadits dari Ummu Karaz
al-Ka¶biyah, Rasul saw. bersabda: ³Bagi anak laki-laki (disembelihkan) dua ekor
kambing dan bagi anak perempuan (disembelihkan) satu ekor. Dan tidak
membahayakan kamu sekalian apakah (sembelihan itu) jantan atau betina´ (H. R.
Ahmad dan Tirmidzi). Hal di atas berlaku untuk orang yang dikaruniai rizqi yang
cukup oleh Allah SWT.Sedangkan orang yang kemampuannya terbatas,
diperbolehkan untuk meng¶aqiqahianak laki-laki maupun anak perempuan dengan
satu ekor kambing. Hal ini berdasar atas hadits dari Ibnu µAbbas r.a.: ³Bahwa
Rasulullah saw. telah meng¶aqiqahi Al-Hasan dan Al-Husain dengan satu ekor
biri-biri.´ (H.R. Abu Dawud), dan juga riwayat dari Imam Malik: ³Abdullah bin
Umar r.a. telah meng¶aqiqahi anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan,
satu kambing-satu kambing.´
*
3. Dianjurkan agar µaqiqah itu disembelih atas nama anak yang dilahirkan. Hal ini
berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Mundzir dari µAisyah
r.a.: Nabi saw. bersabda: ³Sembelihlah atas namanya (anak yang dilahirkan), dan
ucapkanlah, µDengan menyebut nama Allah. Ya Allah, bagi-Mu-lah dan kepada-
Mulah ku persembahkan µaqiqah si Fulan ini.´ Akan tetapi, jika orang yang
menyembelih itu telah berniat, meskipun tidak menyebutkan nama anak itu, maka
tujuannya sudah tercapai.
*
4. Adapun daging aqiqah tersebut selain dimakan oleh keluarga sendiri, juga
disedekahkan dan dihadiahkan.
*
5. Disukai untuk memberi nama anak pada hari ketujuh dengan memilihkannya
nama-nama yang baik, lalu mencukur rambutnya, kemudian bersedekah senilai
harga emas atau perak yang setimbang dengan berat rambutnya. Dari Ali r.a.
berkata: Rasulullah saw. memerintahkan Fatimah dan bersabda : ³Timbanglah
rambut Husain dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan berat timbangan
(rambut)nya dan berikanlah kaki kambing kepada kabilah (suku bangsa)´.
*
6. Demikianlah tulisan ringkas yang dapat kami sampaikan, semoga anak-anak
kita yang lahir kemudian di¶aqiqahi mendapat rahmat, inayah, serta dilindungi
Allah SWT. dari godaan syaitan yang terkutuk dan dimudahkan jalannya dalam
menempuh Shiraathal Mustaqim. Aamiin.
Y 

  c


% & c 

$  ! 3 ÷      
 
           )       
      
      
4 , ÷   
 
  )  


      
  4          
" 

'

1. Adapun cara bersyukur kepada Allah adalah dengan melakukan kewajiban-


kewajiban syukur itu sendiri, yaitu: Meyakini dengan hati bahwa nikmat itu
datangnya dari sisi Allah, memuji Allah dengan lisannya serta menyebut
(menyandarkan) bahwa nikmat tersebut dari Allah, dan menggunakan nikmat
tersebut dalam ketaatan. Di antara bentuk kesyukuran yang sepantasnya dilakukan
oleh setiap orang tua secara umum adalah menyambut kelahiran anaknya dengan
cara-cara yang sesuai dengan syari¶at dan menghindari amalan-amalan yang
bertentangan dengannya, seperti adzan dan iqomah di telinga bayi, mengubur ari-
ari bayi dengan tata cara tertentu dan selainnya, mengadakan acara kemaksiatan
(misalnya musik dan ikhtilath) di tengah acara nasikah, dan selainnya. Di antara
cara bersyukur adalah dia memberikan nama-nama yang baik kepada anaknya
serta mendidiknya dengan pendidikan Islami yang benar.

2. Sebelum kami menerangkan tentang hukum nasikah, maka terlebih dahulu


kami menegaskan bahwa penamaan acara penyembelihan untuk bayi yang baru
lahir dengan nama nasikah lebih utama daripada menamakannya dengan nama
µaqiqah berdasarkan hadits µAmr bin Syu¶aib dari ayahnya dari kakeknya bahwa
Rasulullah Shollallahu µalaihi wa µala alihi wasallam ditanya tentang µaqiqah
maka beliau bersabda :

)( *+-
, /. .01(2345. 6. 3718.9;: <( =( >( (?@, =( (B3C,D371
¢c   
 E  E F  
" 
     

 
  "G Ê  c H  ÿ·Aÿ 
 c
"I ÿJG·· 



#   c
  c"'AJ‰Xÿ

Adapun hukum nasikah, ada dua pendapat di kalangan para ulama, ada yang
mewajibkan dan ada yang menyatakan sunnah. Pendapat yang paling kuat adalah
pendapat yang mengatakan hukumnya sunnah dengan dalil lanjutan hadits µAmr
bin Syu¶aib di atas, Nabi Shollallahu µalaihi wa µala alihi wasallam bersabda :

3KL( :+M
( N(3ON((PQ
( 3R/( 3KS
( ,?T, 7( >( 3PQ
( 3RU( 3V(W8.93RS
( ,KS
( ,YZ
( [. 3718,OD(\D(],KS
( >( ,^/( _, D(`371abD(]

¢   
 


  

  
  

   
  
  
 
  
    "   #  
 
 
   
 
#G Sisi pendalilannya adalah: Beliau shallallahu alaihi wasallam
mengembalikan masalah nasikah kepada keinginan orang tua sang anak, apakah
dia ingin melakukannya ataukah tidak. Seandainya hukumnya wajib, niscaya
beliau tidak akan mengembalikannya kepada keinginan seseorang.   

      
  
   

   


  


#

    
   
  


#  
      # 
 
    #
 
  
'
¢Y  
  
 
 
  
 G Adapun bila anaknya lahir
pada pertengahan bulan sedangkan dia belum mempunyai uang saat itu, akan
tetapi dia akan menerima gajinya pada akhir bulan, maka apakah dia harus
meminjam uang dan membayarnya pada akhir bulan atau dia menunggu sampai
akhir bulan? Syaikh Ibnu µUtsaimin (rahimahullah) menyatakan bahwa yang lebih
baik adalah dia menunggu sampai akhir bulan lalu melaksanakan nasikah. (Lihat
Syarhul Mumti¶ : 7/536) diambil dari: Al-Atsariyah.com
LayananAqiqah.Blogspot.com
Y
 
Hcd$

c

Berikut pengertian dari aqiqah menurut lughah / bahas dan syarah (Agama):

Aqiqah menurut bahasa artinya R    atau   . Ini arti yang dipilih
oleh Imam Ahmad bin Hambal sehingga beliau mengatakan: ´    
  
   
      . ³

Selain itu ada beberapa arti lagi yang diterangkan oleh para ulama di antaranya, ´
                
 
   
  
 
 ´ atau ´ "             
  
     
  . ³

Sedangkan arti aqiqah menurut istilah ialah, ´    


 
 

  
    
   .´

Diposkan oleh just ME!! di 14:06


 Y  

c

Dianjurkan melaksanakan aqiqah pada hari ke 7 (tujuh) dari kelahirannya, adapun


kalau belum bisa, boleh hari ke 14 (empat belas), 21 (dua puluh satu) atau kapan
saja ia mampu.

Orang yang mengaqiqahkan anaknya dan ia pandai memotong kambing,


disunnahkan untuk menyembelih sendiri sambil membaca:

´ #           ÷  .        


 
    %%%%%%¢

Dan disunnahkan memberi nama anak yang baru dilahirkan dengan nama-nama
yang baik ini tentunya sesuai dengan harapan kita agar anak tersebut kelak
menjadi anak yang baik karena dalam nama itu terkandung do¶a dan harapan kita.

Nama yang paling disukai Allah adalah Abdullah, Abdur Rahman, dll. Juga
dibolehkan memakai nama para Nabi, para Rosul serta nama-nama orang sholeh
dan hendaknya kita tidak memberi nama-nama yang buruk.

e 
f
 &
 cd$

c

pertanyaan dari orang-orang yang ingin melaksanakan acara aqiqah perihal jenis
kambing yang baik. Berikut informasi jenis kambing, umur dan sifatnya:

1. Jenis kambing µ   boleh kambing laki-laki atau kambing perempuan sama
saja berdasarkan sabda Nabi     )      dari jalan Ummu Kurz,
³«..
      
  

 

  

   

2. Tentang umurnya mereka mengkiaskan dengan umur kambing    


(kambing korban), yaitu:

- Untuk kambing domba atau biri-biri cukup satu tahun atau kurang sedikit.

- Untuk kambing biasa umurnya cukup dua tahun dan masuk tahun ketiga.

3. Adapun tentang sifatnya mereka pun mengkiaskan dengan     yaitu


kambing yang sehat dan bagus bukan kambing yang cacat dan sakit.
³  ghi‰X
 
 
   e 
  ´ ketegori
Muslim. Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Ustadz yang saya hormati, sebentar lagi isteri saya melahirkan anak pertama
kami. Untuk itu saya mohon petunjuk dari ustadz mengenai ritual/bacaan pada
saat menjelang dan sesudah kelahiran bayi yang sesuai syariah Islam.

1. Menjelang kelahiran apa yang harus dilakukan/banyak dibaca calon bapak/ibu?

2. Setelah bayi lahir apa yang harus segera dilakukan bapak/ibunya?

3. Menurut Islam apa yang harus dilakukan dengan ari-ari bayi dan sisa ari-ari
yang kemudian lepas dari pusar bayi?

4. Mengenai potong rambut, kapan sebaiknya dilakukan dan siapa yang


melakukannya? Apa yang harus dilakukan setelah acara ini?

5. Mengenai akikah, bagaimana pendistribusian daging, tulang dan kulitnya?


Sebaiknya dibagikan mentah atau matang? Apakah orang tua dan keluarga bayi
berhak mengambil sebagian, kalau ya seberapa banyak?

6. Mengenai nama, benarkah tidak diperbolehkan memakai nama dari asmaul


husna tanpa didahului kata abdul?

Demikian pertanyaan dari saya, atas jawabanya saya sampaikan terima kasih.
Jazakumuloh.

Ahmad Mubarok

Jawaban

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Doa

Sebagai muslim yang akan dikaruniai anak, sebaiknya memang memperbanyak


doa pada permohonan kepada Allah SWT. Tapi mengenai ritual atau
seremoninya, tidak ada ketentuan yang baku. Yang penting sering-sering minta
kepada-Nya dengan khusuyu¶ dan tadharru¶. Salah satu lafadznya boleh kita
iqtbas dari lafadz Al-Quran, seperti yang tertera dalamsurat AL-Furqan ayat 74:

Ύ˱ϣΎ˴ϣ·˶ Ϧ
˴ ϴ˶ϘΘ͉Ϥ˵ ˸Ϡϟ˶ Ύ˴Ϩ˸Ϡό˴ ˸Ο΍˴ϭ Ϧ
˳ ϴ˵ ˸ϋ΃˴ Γ˴ ή͉ ϗ˵ Ύ˴ϨΗ˶ Ύ͉ϳέ͋ Ϋ˵ ϭ˴ Ύ˴ϨΟ
˶ ΍˴ϭ˸ί΃˴ ˸Ϧϣ˶ Ύ˴Ϩϟ˴ ˸ΐϫ˴ Ύ˴ϨΑ͉˴έ

Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa.
Masalah Ari-ari

Kepercayaan tentang penanganan ari-ari bayi tidak pernah kita dapat


keterangannya, baik dari Al-Quran maupun dari Hadits-hadits nabawi.

Kepercayaan itu datangnya dari tradisi nenek moyang yang sampai kepada kita
tanpa referensi yang pasti. Dan biasanya, ditambahi dengan beragam kepercaaan
aneh-aneh yang tidak masuk ke dalam logika, apalagi ke dalam syariah. Dengan
demikian, lupakan saja masalah itu, karena tidak ada ketentuannya dalam syariah.

Sedangkan ancaman bila tidak dibeginikan atau dibegitukan, akan melahirkan


malapetaka dan sebagainya, semua adalah bagian dari kepercayaan yang
menyesatkan. Kita diharamkan untuk mempercayainya, bila ingin selamat aqidah
kita dari resiko kemusyrikan.

Potong Rambut

Memotong atau Mencukur rambut bayi merupakan sunah muakkadah, baik untuk
bayi laki-laki maupun bayi perempuan yang pelaksanaannya dilakukan pada hari
ketujuh dari kelahiran dan alangkah lebih baik jika dilaksanakan berbarengan
dengan aqiqah. Hal tersebut, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Rasulullah
SAW bersabda:

Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari
ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama

Dalam riwayat yang lain Rasulullah SAW bersabda:

Hilangkan darinya kotoran

Ibnu Sirin ketika mengomentari hadis tersebut berkata: Jika yang dimaksud
dengan kotoran tersebut adalah bukan mencukur rambut, aku tidak mengetahui
apa maksudnya dengan hadis tersebut

Mengenai faedah dari mencukur rambut bayi tersebut, Ibnu Al-Qoyyim berkata:
Mencukur rambut adalah pelaksanaan perintah Rasulullah SAW untuk
menghilangkan kotoran. Dengan hal tersebut kita membuang rambut yang
jelek/lemah dengan rambut yang kuat dan lebih bermanfaat bagi kepala dan lebih
meringankan untuk si bayi. Dan hal tersebut berguna untuk membuka lubang pori-
pori yang ada di kepala supaya gelombang panas bisa keluar melaluinya dengan
mudah di mana hal tersebut sangat bermanfaat untuk menguatkan indera
penglihatan, penciuman dan pendengaran si bayi.

Kemudian rambut yang telah dipotong tersebut ditimbang dan kita disunahkan
untuk bersedekah dengan perak sesuai dengan berat timbangan rambut bayi
tersebut. Ini sesuai dengan perintah Rasulullah SAW kepada puterinya Fatimah
RA:

Hai Fatimah, cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak sesuai dengan
berat timbangan rambutnya kepada fakir miskin.

Dalam pelaksanaan mencukur rambut, perlu diperhatikan larangan Rasulullah


SAW untuk melakukan Al-Qaz¶u, yaitu mencukur sebagian rambut dan
membiarkan yang lainnya . Ada sejumlah gaya mencukur rambut yang termasuk
Al-Qaz¶u tersebut:

1.| Mencukur rambut secara acak di sana-sini tak beraturan.


2.| Mencukur rambut bagian tengahnya saja dan membiarkan rambut di sisi
kepalanya.
3.| Mencukur rambut bagian sisi kepala dan membiarkan bagian tengahnya
Mencukur rambut bagian depan dan membiarkan bagian belakan atau
sebaliknya.

µAqiqah

Aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas
kelahiran seorang bayi. Jumhurul ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah adalah
sunnah muakkaddah baik bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan.
Pelaksanaannya dapat dilakukan pada hari ke tujuh , keempat belas, dua puluh
satu atau pada hari-hari yang lainnya yang memungkinkan.

Rasulullah SAW bersabda, Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya


yang disembelih pada hari ketujuh dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta
diberi nama.

Yang lebih utama adalah menyembelih dua ekor kambing yang berdekatan
umurnya bagi bayi laki-laki dan seekor kambing bagi bayi perempuan.

Dari Ummi Kurz Al-Ka¶biyyah, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW


bersabda, Untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang berdekatan umurnya dan
untuk anak perempuan satu ekor kambing.

Daging hasil sembelihan aqiqah tersebut boleh dibagikan kepada siapa saja dan
tidak ada pembagian proporsi untuk yang melaksanakannya, sebagaimana halnya
hewan qurban. Bahkan dalam aqiqah, orang yang melakukan aqiqah
diperbolehkan memakan semuanya.

Akan tetapi, sebagaimana sunah Rasulullah SAW, hendaklah daging tersebut


dibagikan kepada para tetanga, baikyang miskin maupun kaya, sebagai ungkapan
rasa syukur orang yang melaksanakannya, serta mudah-mudahan mereka yang
menerima akan tergerak hatinya untuk mendoakan kebaikan bagi anak tersebut. .
Secara ketentuan, daging aqiqah disunnah dibagikan dalam bentuk makanan
matang siap santap. Ini berbeda dengan daging hewan qurban yang disunnahkan
untuk dibagikan dalam keadaan mentah.

Pemberian Nama

Nama bagi seseorang sangatlah penting. Ia bukan hanya merupakan identitas


pribadi dirinya di dalam sebuah masyarakat, namun juga merupakan cerminan
dari karakter seseorang. Rasululloh SAW menegaskan bahwa suatu nama
sangatlah identik dengan orang yang diberi nama

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW beliau bersabda, Kemudian Aslam semoga
Allah menyelamatkannya dan Ghifar semoga Allah mengampuninya

Ibnu Al-Qoyyim berkata, Barangsiapa yang memperhatikan sunah, ia akan


mendapatkan bahwa makna-makna yang terkandung dalam nama berkaitan
dengannya sehingga seolah-olah makna-makna tersebut diambil darinya dan
seolah-olah nama-nama tersebut diambil dari makna-maknanya. Dan jika Anda
ingin mengetahui pengaruh nama-nama terhadap yang diberi nama maka
perhatikanlah hadis di bawah ini:

Dari Said bin Musayyib dari bapaknya dari kakeknya ra., ia berkata: Aku datang
kepada Nabi SAW, beliau pun bertanya, Siapa namamu? Aku jawab, Hazin. Nabi
berkata, Namamu Sahl. Hazn berkata, Aku tidak akan merobah nama pemberian
bapakku. Ibnu Al-Musayyib berkata, Orang tersebut senantiasa bersikap keras
terhadap kami setelahnya.

Oleh karena itu, Rasululloh SAW memberikan petunjuk nama apa saja yang
sebaiknya diberikan kepada anak-anak kita. Antara lain:

Dari Ibnu Umar Ra ia berkata: Rasululloh SAW telah bersabda, Sesungguhnya


nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman

Dari Jabir ra. dari Nabi SAW beliau bersabda, Namailah dengan namaku dan
jangnlah engkau menggunakan kun-yahku

Memakai nama dari asmaul husna tanpa didahului kata abdul memang akan
mengacaukan. Sebab asmaul husna itu nama Allah, maka tidak boleh menamakan
manusia dengan nama-nama Allah, kecuali dengan menambahkan sebagai hamba
Allah dan sejenisnya. Tidak harus lafadz Abdul, yang penting bukan langsung
nama Allah. Misalnya, Muhibbullah yang artinya orang yang mencintai Allah.
Atau Habiburrahman yang artinya orang yang dicintai Allah Yang Maha Rahman.

Wallahu a¶lam bishshawab, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


=| Kambing Aqiqah Sebagai pernyataan gembira atas diberinya kekuatan untuk
melaksanakan syariat Islam dan dianugerahinya seorang anak yang muslim yang
diharapkan kelak akan mengabdikan dirinya hanya kepada Allah Swt semata.
=| Membiasakan berkurbanKambing Aqiqah bagi orang tua/wali untuk si bayi sejak pertama
kali kelahirannya di dunia.
=| Melepaskan penghalang-penghalang pada si bayi dalam memberikan syafaat kepada
orang tua mereka kelak.
=| Melindungi dari gangguan setan sehingga setiap anggota tubuh aqiqah berguna untuk
menebus seluruh anggota tubuh si bayi(lihat Jual Kambing Aqiqah).
=| Pada waktu memotong aqiqah juga diucapkan apa yang diucapkan pada waktu memotong
kurban yaitu Bismillah.
=| Lebih diutamakan memasak Aqiqah dan tidak diberikan dalam keadaan mentah untuk
mempermudah para fakir miskin dalam menikmatinya, dan ini lebih terpuji.
=| UmurAqiqah yang disembelih adalah sesuai dengan yang diperintahkan, sehat, dan tidak
cacat.
=| Tidak sah bila dilaksanakan secara bersama-sama oleh beberapa orang dengan memotong
seekor domba untuk beberapa anak dari mereka, carilah aqiqah di Jual Kambing.
=| Sebaiknya aqiqah itu berupa domba, walau ada juga yang menyembelih seekor unta, sapi,
atau kerbau.
=| Diutamakan memotong aqiqah itu atas nama si bayi. Cek disini Jual Kambing Aqiqah.
Sabda Rasul Saw :
=| ³Sembelihlah atas namanya´, artinya diniatkan atas nama si bayi dengan mengucapkan :
=| Dengan asma Allah, ya Allah untuk-Mu dan kepada-Mu, ini adalah aqiqah si fulan.´
Penyembelihannya yang baik dilakukan sesudah matahari terbit.
=| Apa yang terpuji pada pemotongan aqiqah adalah sama seperti yang terpuji pada
pemotongan kurban., yakni dagingnya disedekahkan. Ynang baik adalah sepertiga
dikonsumsi sendiri, sepertiga dihadiahkan, dan sepertiga disedekahkan mintalah jasa
bantuan layanan aqiqah yang bisa menJual Kambing aqiqah.
=| Tidak diperkenankan menjual kulit aqiqah atau dijadikan bayaran penyembelihan. Harus
disedekahkan atau diambil untuk kepentingan orang yang mengadakan aqiqah.
=| Bagi orang yang mengetahui bahwa oleh orang tuanya belum disembelihkan aqiqah maka
dianjurkan untuk mengadakan. Seperti Nabi telah mengadakan aqiqah untuk dirinya
setelah diangkat sebagai Rasul.
=| Sebelum dilakukan penyembelihan aqiqah terlebih dahulu dilakukan pencukuran rambut
bayi. Kemudian rambutnya ditimbang dengan perak dan nilainya disedekahkan kepada
fakir miskin.
r it
i   

it li l  


ti 

Bi  it i l    ji         t    li 


   i  i
΃    l i l i     i  i l   
  ji  ti          i   t  
΃   l i l i 
ji l    tlll΃¢
l



t 
i  l i     r tili i ti t 

 i¢li i ti  ji  i t  tli ilti    l
i til 
i ti "  li  i   i tj i li 
   i   i         t  t
ll t 
li     "


i    l t l   i it   l  i l lil
lil   t  li ii t lit R lll "rti
   tt tt    
i 
 it  li     t   "
 
l il i
i     i       
i  
       i  rtt    
il   l t  t
 i         it  l ti ! r "ii !

  ! Mli         lil i t  # l it ti 
 t       t   ji      t   
 i 
iji   ji  t  t ji tl    t
i ti l    i 
i ji   R lll  j
 titl       ji  t  t

B  l ti !   


lB i j ! $it   t
   
i l ji  # t i i     t  l t
it it "llli¢i  t   iitii ti  tt tt
   
i      t  it  i i   j   lil
wajibnya 'Aqiqah dan menafsirkan Hadits ini bahwa seorang anak tertahan
syafaatnya bagi orang tuanya hingga ia di-'Aqiqah-i. Ada juga sebagian ulama
yang mengingkari disyariatkannya (masyri»'iyyat) 'Aqiqah, tetapi pendapat ini
tidak berdasar sama sekali. Dengan demikian, pendapat mayoritas ulama lebih
utama untuk diterima karena dalil-dalilnya, bahwa 'Aqiqah adalah sunnah.

Bagi seorang ayah yang mampu hendaknya menghidupkan sunnah ini hingga ia
mendapat pahala. Dengan syariat ini, ia dapat berpartisipasi dalam menyebarkan
rasa cinta di masyarakat dengan mengundang para tetangga dalam walimah
'Aqiqah tersebut.

Mengenai kapan 'Aqiqah dilaksanakan, Rasulullah saw bersabda, "Seorang anak


tertahan hingga ia di-'Aqiqah-i, (yaitu) yang disembelih pada hari ketujuh dari
kelahirannya dan diberi nama pada waktu itu'?. Hadits ini menerangkan kepada
kita bahwa 'Aqiqah mendapatkan kesunnahan jika disembelih pada hari ketujuh.
Sayyidah Aisyah ra dan Imam Ahmad berpendapat bahwa 'Aqiqah bisa
disembelih pada hari ketujuh, atau hari keempat belas ataupun hari keduapuluh
satu. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa sembelihan 'Aqiqah pada hari
ketujuh hanya sekedar sunnah, jika 'Aqiqah disembelih pada hari keempat, atau
kedelapan ataupun kesepuluh ataupun sesudahnya maka hal itu dibolehkan.

Menurut hemat penulis, jika seorang ayah mampu untuk menyembelih 'Aqiqah
pada hari ketujuh, maka sebaiknya ia menyembelihnya pada hari tersebut. Namun,
jika ia tidak mampu pada hari tersebut, maka boleh baginya untuk
menyembelihnya pada waktu kapan saja. 'Aqiqah anak laki-laki berbeda dengan
'Aqiqah anak perempuan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, sesuai Hadits
yang telah kami sampaikan di atas. Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa
'Aqiqah anak laki-laki sama dengan 'Aqiqah anak perempuan, yaitu sama-sama 1
ekor kambing. Pendapat ini berdasarkan riwayat bahwa Rasulullah saw meng-
'Aqiqah- i Sayyidina Hasan dengan 1 ekor kambing, dan Sayyidina Husein
'³keduanya adalah cucu beliau saw'´ dengan 1 ekor kambing.
***

Bisa kita simpulkan bahwa jika seseorang berkemampuan untuk menyembelih 2


ekor kambing bagi 'Aqiqah anak laki-lakinya, maka sebaiknya ia melakukannya,
namun jika tidak mampu maka 1 ekor kambing untuk 'Aqiqah anak laki-lakinya
juga diperbolehkan dan mendapat pahala. Wallahu A'lam.

Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa agama Islam membedakan antara


'Aqiqah anak laki-laki dan anak perempuan, maka bisa kita jawab, bahwa seorang
muslim, ia berserah diri sepenuhnya pada perintah Allah swt, meskipun ia tidak
tahu hikmah akan perintah tersebut, karena akal manusia terbatas. Barangkali juga
kita bisa mengambil hikmahnya yaitu untuk memperlihatkan kelebihan seorang
laki-laki dari segi kekuatan jasmani, juga dari segi kepemimpinannya
(qawwamah) dalam suatu rumah tangga. Wallahu A'lam.

Dalam penyembelihan 'Aqiqah, banyak hal yang perlu diperhatikan, di antaranya,


sebaiknya tidak mematahkan tulang dari sembelihan 'Aqiqah tersebut, dengan
hikmah tafa'Œul (berharap) akan keselamatan tubuh dan anggota badan anak
tersebut. 'Aqiqah sah jika memenuhi syarat seperti syarat hewan Qurban, yaitu
tidak cacat dan memasuki usia yang telah disyaratkan oleh agama Islam. Seperti
dalam definisi tersebut di atas, bahwa 'Aqiqah adalah menyembelih kambing pada
hari ketujuh semenjak kelahiran seorang anak, sebagai rasa syukur kepada Allah.
Tetapi boleh juga mengganti kambing dengan unta ataupun sapi dengan syarat
unta atau sapi tersebut hanya untuk satu anak saja, tidak seperti kurban yang mana
dibolehkan untuk 7 orang. Tetapi, sebagian ulama berpendapat bahwa 'Aqiqah
hanya boleh dengan menggunakan kambing saja, sesuai dalil-dalil yang datang
dari Rasulullah saw. Wallahu A'lam.

Ada perbedaan lain antara 'Aqiqah dengan Qurban, kalau daging Qurban dibagi-
bagikan dalam keadaan mentah, sedangkan 'Aqiqah dibagi-bagikan dalam
keadaan matang. Kita dapat mengambil hikmah syariat 'Aqiqah. Yakni, dengan
'Aqiqah, timbullah rasa kasih sayang di masyarakat karena mereka berkumpul
dalam satu walimah sebagai tanda rasa syukur kepada Allah swt. Dengan 'Aqiqah
pula, berarti bebaslah tali belenggu yang menghalangi seorang anak untuk
memberikan syafaat pada orang tuanya. Dan lebih dari itu semua, bahwasanya
'Aqiqah adalah menjalankan syiar Islam. Wallahu A'lam.

Você também pode gostar