Você está na página 1de 4

2. a. Bagaimana mekanisme cemas pada kasus ini ?

→ Trauma syok hemoragik  syok hipovolemik  tekanan darah rendah 


dideteksi oleh baroreseptor arteri (sinus karotikus dan arkus aorta)  stimulus saraf
simpatis  sekresi (katekolamin) epinefrin dan nor-epinefrin  vasokonstriksi
cemas, berkeringat dingin,

b. Bagaimana mekanisme berkeringat dingin pada kasus ini ?


→ Stimulus (traumasyok hemoragik  syok hipovolemik)  system
tekanan darah rendah  dideteksi oleh baroreseptor arteri (sinus karotikus dan
arkus aorta)  stimulus saraf simpatis  sekresi (katekolamin) epinefrin dan nor-
epinefrin  vasokonstriksi cemas, berkeringat dingin

c. Bagaimana mekanisme lemas pada kasus ini ?


Mekanisme kompensasi tubuh pada sistem kardiovaskuler

→ Trauma  perdarahan  hipovolemik  mekanisme aliran darah lebih


banyak ke serebral dan ke jantung, vasokontriksi pembuluh darah perifer 
perfusi ke jaringan kulit, otot dan saluran gastrointestinal kurang  perfusi di
jaringan otot yang kurang  lemas

d. Bagaimana mekanisme pucat pada kasus ini ?

→ Trauma  perdarahan  hipovolemik  mekanisme kompensasi tubuh 


vasokontriksi di semua pembuluh darah perifer karena darah di supply
diutamakan ke otak dan jantung  perfusi ke jaringan kulit, otot dan saluran
gastrointestinal kurang  perfusi di jaringan kulit (epitel) kurang  kulit pucat
dan dingin

e. Adakah manifestasi lain akibat pendarahan pada kasus ini?


 Haus dan produksi urin berkurang ; Di ginjal, renin menstimulasi dirilisnya
aldosteron, dimana aldosteron bertanggungjawab pada reabsorbsi aktif
natrium, sehingga terjadi retensi natrium, dan disekresinya hormon antidiuretik
(ADH atau vasopressin) dari kelenjar ptiuitari posterior meningkatkan retensi
air. Natrium dan air di reabsorbsi oleh ginjal untuk mengisi kekurangan cairan
pada intraveskuler.

3. Pada pemeriksaan pertama, frekuensi nadi dan tekanan darah Abang Terminal
120x/menit (lemah) dan 90/60.
a. Bagaimana frekuensi nadi dan tekanan darah normal?
-Frekuensi nadi normal : 60-90x per menit

b. Bagaimana cara pemeriksaan tanda vital?


-Frekuensi Nadi
Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung
jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat-
tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri.
Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi, namun yang
paling sering dilakukan yaitu :
1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa
antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac
arrest pada infant
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan
diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi,
kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.

-Tekanan Darah
Secara auskultasi;

Manset tensimeter siikatkan pada lengan atas, stetoskop ditempatkan pada


arteri brakhialis pada permukaan ventral siku agak ke bawah manset
tensimeter. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan dalam tensimeter
dinaikkan dengan memompa sampai di tidak terdengar lagi. Kemudian
tekanan di dalam tensimeter diturunkan pelan-pelan.
Pada saat denyut nadi mulai terdengar kembali, kita baca tekanan yang
tercantum dalam tensimeter, tekanan ini adalah tekanan sistolik.

Suara denyutan nadi selanjutnya menjadi agak keras dan tetap terdengar
sekeras itu sampai suatu saat denyutannya melemah atau menghilang sama
sekali. Pada saat suara denyutan yang keras itu berubah menjadi lemah, kita
baca lagi tekanan dalam tensimeter. Tekanan itu adalah tekanan diastolik.

c. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan pertama?


Pemeriksaan pertama : Frekuensi nadi 120 x / menit à cepat (takikardia)
Tekanan darah : 90/60 mmHg  hipotensi
d. Apa factor yang mempengaruhi frekuensi nadi dan tekanan darah Abang
Terminal pada pemeriksaan pertama?
e. Apa saja system yang terlibat pada frekuensi nadi dan tekanan darah?
Kardiovaskular

4. Setelah diberi infus dengan cairan Dextrose 5%, ia langsung dikirim kerumah sakit
terdekat yang berjarak 2 jam.
a. Bagaimana tata cara pemberian infuse?
b. Apa saja jenis-jenis cairan infuse dan kegunaannya?
c. Bagaimana cara kerja cairan Dextrose 5% dalam tubuh?

d. Apakah tindakan bidan yang memberi cairan Dextrose 5% sudah tepat?


Tidak tepat, karena seharusnya pasien diberi cairan yang bersifat isotonik
(seperti RL dan garam fisiologis NaCl 0,9 % ) agar terus berada di dalam
pembuluh darah. Dekstrose 5% tidak mengandung Na+ (elektrolit) sehingga tidak
dapat menjadi pengganti cairan pada terapi hipovolemia.

5. Sampai dirumah sakit Abang terminal sudah tidak sadar dan terlihat sesak nafas
setelah diperiksa oleh dokter : Frekuensi nafas 32x/menit ( cepat dan dalam ),
frekuensi nadi 130x/menit, tekanan darah 80/50 mmHg, Glasgow Coma Scale : 10.
a. Bagaimana mekanisme terjadinya ketidaksadaran Abang Terminal?
b. Apa saja system dan organ yang terlibat pada frekuensi nafas?
c. Bagaimana frekuensi nafas yang normal?

Frekuensi napas normal tergantung umur :


• Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
• Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit
• usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
• dewasa 16 – 20 x/menit.

d. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan kedua?


- Frekuensi Nafas normal, 16-20 x / menit
- Abang terminal  32 x / menit  Takhipnea
o Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
o Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
o Apnea : Bila tidak bernapas .

e. Bagaimana pemeriksaan GCS?


f. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan GCS?

6. Dokter menyatakan bahwa Abang Terminal telah mengalami Asidosis?


a. Apa penyebab terjadinya Asidosis?
b. Bagaimana mekanisme terjadinya Asidosis?
c. Apa akibat yang ditimbulkan dari terjadinya Asidosis?
d. Bagaimana penolongang medis yang tepat terhadap pasien yang menderita
Asidosis?

Você também pode gostar