Você está na página 1de 20

ANALISIS CERKAK KADHUNG DINIYATI

Catur Widyaningrum, Mahasiswi FKIP Bahasa Jawa


UNIVET BANTARA SUKOHARJO

Pendahuluan
Cerkak Kadhung Diniyati ini karya Sumono Sandi Asmaro dan diambil dari Panyebar Semangat No.10
Minggu I MAret 2003
Cerkak ini menceritakan kisah percintaan Danar dengan Yanti ,seorang gadis desa yang terpaksa bekerja
menjadi PSK demi mencukupi kebutuhan keluarga.Pak Sukro (ayah Danar) tidak menyetujui hubungan
cinta mereka karena beliau beranggapan bahwa jika pernikahan itu sampai terjadi maka akan menjadi aib
bagi keluarganya. Pak Sukro berusaha membujuk Danar agar tidak menikah dengan Yanti. Pak sukro
tidak ingin memiliki menantu seorang mantan PSK .Tetapi Danar masih tetap kukuh dengan niatnya
untuk menikah dengan Yanti.Danar yakin bahwa setelah menikah nanti Yanti akan berubah dan berhenti
menjadi PSK. Akhirnya Danar memutuskan keluar dari rumah tanpa sepengetahuan dari kedua orang
tuanya. Danar terpaksa meninggalkan rumah demi Yanti. Pak Sukro sangat jengkel sekali terhadap
kelauan putranya tapi pada akhirnya Pak Sukro dan Mbok Sukro mendoakan Danar agar kelak pernikahan
putranya dapat menemukan kebahagiaan.

Metode dan pendekatan


Dalam penelitian ini, peneliti menganilisis cerkak Kadhung Diniyati menggunakan pendekatan pragmatis.
Pendekatan tersebut diartikan sebagai pendekatan yang menitikberatkan pada pembaca dan karya sastra
dipandang sebagai karya seni yang berhasil jika berguna bagi publiknya.
Untuk menganalisis cerkak tersebut, peneliti terlebih dulu menganalisis secara struktural. Dalam hal ini
peneliti menganalisis unsur intrinsik yang dominan. Setelah itu peneliti menganalisis secara pragmatis.

ANALISI STRUKTURAL
Sebuah cerita merupakan sebuah struktur yang terjalin dari unsur unsur yang sangat erat .Oleh Stanton
struktur cerita rekaan dibagi menjadi tema,fakta cerita,dan saran saran sastra. Tema merupakan patokan
untuk membangun cerita .Fakta cerita adalah kenyataan kenyataan ,peristiwa peristiwa atau hal yang ada
pada cerita.
Fakta ini terdiri atas tiga hal ialah pelaku,alur dan latar atau setting.
1. Tema
Cerkak Kadhung Diniyati ini menampilkan tema,pertentangan antara golongan muda dengan golongan
tua dalam menentukan jodoh.
2. Penokohan
Dilihat dari segi fisik ,Tokoh utamanya adalah Danar karena didalam cerkak tersebut hanya menceritakan
perselisihan pendapat antara Danar dengan Pak Sukro sehingga Danar dalam cerkak tersebut mempunyai
peranan yang sangat penting.
Dilihat dari segi psikologi ,tokoh tokoh yang berwatak bulat adalah Pak Sukro,Mbok Sukro dan Yanti (
Tokoh ini mengalami pergeseran /perubahan tokoh).
Pak Sukro dan Mbok Sukro mulanya berwatak keras memaksakan kehendak mereka melarang dan tidak
merestui pernikahan putranya tetapi pada akhirnya hati mereka luluh dengan merestui dan mendoakan
putranya agar kelak putranya menemukan kebahagian dalam hidupnya.Danar berwatak datar karena dari
awal sampai akhir wataknya masih tetap tidak mengalami perubahan.
3. Latar/ Setting
Dalam cerkak Kadhung Diniyati latar tempatnya tidak begitu jelas, tapi disini penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa latar tempat dari cerkak itu adalah disebuah rumah yang berada di suatu daerah.Waktu
kejadian dalam cerkak diatas adalah pada pagi hari yang sangat cerah dan keadaan di sekitarnya masih
sepi sunyi.Suasana dalam cerkak tersebut agak menegangkan karena sempat terjadi adu mulut antara Pak
Sukro dengan Danar .
ANALISIS SOSIOLOGI
Berdasarkan ciri ciri yang nampak dari cerkak Kadhung diniyati ini maka cerkak ini tergolong dalam
aliran realisme formal karena didalamnya mengungkap hubungan antara perseorangan dengan lingkungan
hidupnya,dan hasilnya keseluruhannya menunjukkan pola moral/formal

PESAN YANG TERKANDUNG DALAM CERKAK KADHUNG DINIYATI


1. Kita harus patuh dan berbakti kepada orang tua.
2. Sebagai orang tua kita tidak boleh terlalu otoriter dan memaksakan kehendak kepada anak.
3. Kita harus belajar memaafkan kesalahan seseorang karena di dunia ini tidak ada yang sempurna.
4. Dalam mengambil keputusan kita harus tepat dan bijaksana

Posted by ninkw1dya ( alve Dya Aurelia Latifa) On 0 komentar

||||



| |

| ||

 ||
| |||
 ||
||| || 
 || | 
BAB I

PENDAHULUAN
Salah satu tema kemanusiaan yang dicanangkan dalam Al Qur¶an adalah pelarangan riba. Riba
termasuk ³sub sistem³ ekonomi yang berprinsip menguntungkan kelompok orang tertentu tetapi
mengabaikan kepentingan masyarakat luas. Kita sebagai kaum muslimin perlu mengetahui hakikat riba
serta keburukan yang terkandung di dalamnya sehingga dapat membentengi dan tidak menjerumuskan
diri ke dalam berbagai transaksi ribawi.

Kemudian ketika orang Islam mulai melakukan kontak dengan peradaban Barat, dimana
perbankan bagian dari peradaban mereka dalam aspek ekonomi , lambat laun banyak orang Islam
merasakan besarnya peranan lembaga perbankan dalam tata ekonomi modern. Yang menjadi
permasalahan adalah bank, dimana bank menempuh sistem bunga. Sedangkan formula bunga señalan
dengan riba, sebagaimana yang dilarang oleh Al Qur¶an. Sehingga, dewasa ini di dunia Islam (masyarakat
Islam) masih dirasakan perlu membicarakan masalah perbankan yang berlaku di dunia yang
menggunakan sistem bunga atau rente.Sedangkan dampak negatif yang diakibatkan dari riba sangat
berbahaya bagi kehidupan manusia secara individu, keluarga, masyarakat, dan berbangsa. Jika praktek
riba ini tumbuh subur di masyarakat, maka terjadi sistem kapitalis di mana terjadi pemerasan dan
penganiayaan terhadap kaum lemah. Orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin
miskin.

BAB II

PEMBAHASAN

|  !" # | $#|%# |&$# # '#


Riba adalah penambahan sejumlah harta yang bersifat khusus
[1] Menurut ensiklopedia islam Indonesia disusun oleh tim IAIN syarif hidayatullah :Ar-Riba
atau ar-Rima makna asalnya ialah tambah, tumbuh, dan subur. Adapun pengertian tambah
dalam konteks riba ialah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang tidak
dibenarkan syara¶, apakah tambahan itu berjumlah sedikit maupun berjumlah banyak , seperti
yang diisyaratkan dalam al-Qur¶an. [2]
Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu :

1. bertambah ( ΓΩΎϳΰϟ΍ ), karena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu
yang dihutangkan.

2. berkembang, berbunga ( ϡΎϨϟ΍ ), karena salah satu dari perbuatan riba adalah membungakan harta
uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain.

3. berlebihan atau menggelembung, kata-kata ini berasal dari firman Allah :

˸ΖΑ˴ έ˴ ϭ˴ ˸Εΰ˴˷ Θ˴ ˸ϫ΍

Bumi jadi subur dan gembur ( Al-Haj: 5).

Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba menurut Al-Mali ialah :
öAkad yang terjadi atas penukaran barang tertentu yang tidak diketahui perimbangannya menurut ukuran
syara¶, ketika berakad atau dengan mengakhirkan tukaran kedua belah pihak atau salah satu
keduanyaö.Riba terbagi dua bagian yaitu riba fadhl dan riba nasiah.

$ Riba fadhl adalah menjual suatu jenis barang yang di dalamnya dimungkinkan terjadi
riba dengan barang sejenis dengan jumlah lebih banyak. Misalnya : menjual satu kuintal gandum
dengan satu seperempat kuintal gandum atau satu sha' kurma dengan satu setengah sha' kurma
atau satu ons perak dengan satu dirham (uang perak) .

$ Riba nasiah adalah jual beli sesuatu yang di dalamnya dimungkinkan terjadinya riba,
misalnya menjual emas, perak, beras, gandum atau kurma dengan barang lain yang di dalamnya
mengadung riba nasiah. Misalnya seseorang menjual satu kuintal kurma dengan satu kuintal
gandum hingga batas waktu tertentu, atau seseorang menjual 10 dinar (uang emas) dengan 120
dirham (uang perak) hingga batas waktu tertentu.

Riba nasiah adalah melebihkan pembayaran barang yang dipertukarkan, diperjualbelikan, atau
diutangkan karena diakhirkan waktu pembayarannya baik yang sejenis maupun tidak. [3]

  (&#|#!#&# | $#

Hikmah diharamkannya riba, antara lain :

h  
     
    

 
         
  
 
               
  

3. menyumbat seluruh jalan yang membawa seorang muslim kepada tindakan memusuhi

dan menyusahkan saudaranya sesama muslim yang berakibat pada lahirnya celaan serta
kebencian dari saudaranya.

4. menjauhkan seorang muslim dari perbuatan yang dapat membawanya kepada

kebinasaan. Karena memakan harta riba itu merupakan kedurhakaan dan kezhaliman,
sedangkan akibat dari kedurhakaan dan kezhaliman itu ialah penderitaan. Allah
berfirman,
˸ϢΘ˵˸Ϩϛ˵ Ύ˴ϤΑ˶ ˸ϢϜ˵ Ό˵Β˶˷Ϩ˴ Ϩ˵ϓ˴ ˸ϢϜ˵ ό˵ Ο
˶ ˸ήϣ˴ Ύ˴Ϩ˸ϴ˴ϟ·˶ Ϣ˴˷ Λ˵ Ύ˴ϴ˸ϧΪ˵˷ ϟ΍ Γ˶ Ύ˴ϴΤ
˴ ˸ϟ΍ ω
˴ Ύ˴Θϣ˴ ˸ϢϜ˵ δ
˶ ϔ˵ ˸ϧ΃˴ ϰ˴Ϡϋ
˴ ˸ϢϜ˵ ϴ˵˸ϐΑ˴ Ύ˴Ϥϧ˴˷·˶ α
˵ Ύ˷Ϩ˴ ϟ΍ Ύ˴Ϭϳ˵˷΃˴ Ύ˴ϳ ϖ
˶˷ Τ
˴ ˸ϟ΍ ή˶ ˸ϴϐ˴ Α˶ ν
˶ ˸έϷ΍ ϲ˶ϓ ϥ
˴ Ϯ˵ϐ˸Βϳ˴ ˸Ϣϫ˵ ΍˴Ϋ·˶ ˸Ϣϫ˵ Ύ˴Π˸ϧ΃˴ Ύ˷Ϥ˴ Ϡ˴ϓ˴
ϥ
˴ Ϯ˵ϠϤ˴ ˸όΗ˴

‰ Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kelaliman di muka bumi tanpa
(alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kelalimanmu akan menimpa dirimu sendiri;
(hasil kelalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu
Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. ‰ (Yunus : 23).

5. membukakan pintu-pintu kebaikan di hadapan seorang muslim ntuk mempersiapkan

bekal kelak di akhirat dengan memimjami saudaranya sesama muslim tanpa mengambil
manfaat (keuntungan), menghutanginya, menangguhkan hutangnya hingga mampu
mambayarnya, memberinya kemudahan serta menyayanginya dengan tujuan semata-mata
mencari ridho Allah. Sehingga mengakibatkan tersebarnya kasih sayang dan ruh
persaudaraan yang tulus di antara kaum Muslimin.

Y  ( &| #|# (

Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuihi kriteria riba yang terjadi pada rasulullah
SAW. Yakni riba nasi¶ah. Dengan demikian , praktek pembungaan uang termasuk salah satu bentuk riba,
dan haram hukumnya. Praktek pembungaan uang ini banyak dilakukan oleh bank, asuransi, pasar modal,
pegadaian, dan lembaga keuangan lainnya termasuk juga oleh individu.

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 tahun 2004 Tentang Bunga (Interest /
Faidah) :

h  
 
 
 

F (interest/fai¶dah) adalah tambahan yang dikenakan dalam transaksi pinjaman uang


yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/ hasil
pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan secara pasti dimuka, dan pada
umumnya berdasarkan presentase.

F Riba adalah tambahan (ziyadah) tanpa imbalan yang terjadi karena penangguhan
dalam pembayaran yang diperjanjikan sebelumnya, dan inlah yang disebut Riba Nasi¶ah.

  !  " 
 
 
F Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang terjadi pada
zaman Rasulullah SAW, yakni Riba Nasi¶ah. Dengan demikian praktek pembungaan
uang saat ini termasuk , salah satu bentuk Riba, dan Riba haram hukumnya.

F Praktek penggunaan tersebut hukumnya adalah haram, baik dilakukan oleh Bank,
Asuransi, Pasar modal, Pegadaian, Koperasi, dan lembaga keuangan lainnya maupun
individu.

K  "      

F Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari¶ah dan mudah
dijangkau, tidak dibolehkan melakukan transaksi yang didasarkan kepada perhitungan
bunga.

F Untuk wilayah yang belum ada kantor/jaringan lembaga keuangan Syari¶ah


diperbolehkan melakukan kegiatan transaksi di lembaga keuangan konvensional
berdasarkan prinsip darurat/hajat

ë  
    

Pada garis besarnya para ulama terbagi menjadi tiga bagian (tiga golongan) dalam menghadapi
masalah bunga perbankan ini, yaitu kelompok yang mengharamkan, kelompok yang menganggap syubhat
(samar), dan kelompok yang menganggap halal (boleh) .

Muhammad Abu Zahrah, abul A'la al Maududi, Muhammad Abdul al ±'Arabi dan Muhammad
Nejatullah Shidiqi adalah kelopok yang mengharamkan bunga bank, baik yang mengambilnya (bagi
penyimpan uang di bank) maupun bagi yang mengeluarkannya (peminjam uang di bank).

Menurut Abul A'la Al Maududi yang diikuti oleh Muhammad Nejatullah Shiddiqi dalam bukunya
yang berjudul Muslim Economic Thinking yang diterjemahkan oleh A.M Sefuddin dengan judul
pemikiran Ekonomi Islam berpendapat bahwa bunga bank merupakan salah satu sumber dari sekian
banyak sumber keburukan ekonomi, seperti depresi dan monopoli. Adapun alasan yang dikemukakan
oleh al-Maududi adalah sebagai berikut :

a. bunga pada pinjaman konsumtif memindahkan sebagian daya beli sekelompok orang
yang kecenderungan konsumsinya tinggi kepada kelompok yang kecenderungannya rendah,
kelompok yang kecenderungannya rendah menanamkan kembali pendapatannya dari bunga
seperti modal baru. Hal ini berarti permintaan konsumen turun yang diikuti dengan kenaikan
produksi.

b. Bunga pada pinjaman produktif meningkatkan ongkos produksi sehingga menaikkan


harga barang-barang konsumsi. Maksudnya bahwa pinjaman produktif dapat menaikkan
harga produksi yang berarti penaikkan harga-harga barang.

Alasan-alasan bunga diharamkan menurut Muhammad Netajullah Shiddiqi adalah sebagai berikut :
     
   #   
     $
   
       
   
 
   %

     &   
 
    %


 %

  
  "            
 
     
 
 
    '


  
    &  
(     
     ' 
             

 


  "  
 
       % 
   
  
   
         
 
  


  ) 
   
   
 


Muhammad Abu Zahrah menegaskan bahwa rente (bunga) bank termasuk riba nasi'ah yang diharamkan
dalam agama Islam oleh Allah dan Rasul-Nya.

  #

| ( &| #|# (

)|| #

|"!#%#*|*!#(" (|&&$ #(# | # ||

Praktik membungakan uang biasa dilakukan oleh orang-orang secara pribadi atau oleh suatu lembaga
keuangan. Orang atau badan hukum yang meminjamkan uang kepada perorangan atau menyimpan
uangnya dilembaga keuangan biasanya akan memperoleh imbalan bunga atau disebut bunga
meminjamkan atau bunga simpanan. Sebaliknya, orang atau badan hukum yang meminjam uang dari
perorangan atau lembaga keuangan diharuskan mengembalikan uang yang dipinjam ditambah bunganya ,
bunga ini disebut bunga pinjaman. Dari peristiwa diatas dicatat beberapa hal sebagai berikut :

a. Bunga adalah tambahan terhadap uang yang disimpan pada lembaga keuangan atau uang yang

dipinjamkan.

b. Besarnya bunga yang harus dibayar ditetapkan dimuka tanpa melihat apakah lembaga keuangan

penerima simpanan atau peminjam sukses dalam usahanya atau tidak

c. Besarnya bunga yang harus dibayar dicantumkan dalam angka persentase atau angka perseratus

dalam setahun yang artinya apabila utang tidak dibayar atau simpanan tidak diambil dalam beberapa

tahun dapat terjadi utang itu atau simpanan itu menjadi berlipat ganda jumlahnya.

Dari ketiga hal tersebut diatas tampak jelas, bahwa praktik membungakan uang adalah upaya uintuk
memperoleh tambahan uang atas uiang yang semula dengan cara :

1. pembayaran tambahan itu prakarsanya tidak datang dari yang meminjam


2. dengan jumlah tambahan yang besarnya ditetapkan dimuka.

3. peminjam sebenarnya tidak mengetahui dengan pasti apakah usahanya akan berhasil atau tidak dan
apakah ia akan sanggup membayar tambahan dari pinjaman itu.

4. pembayaran tambahan uang itu dihitung dengan persentase, sehingga tidak tertutup kemungkinan

suatu saat jumlah seluruh kewajiban yang harus dibayar menjadi berlipat ganda.

Dengan memahami secara lengkap mekanisme operasional perbankan konvensional, maka akan
terungkap secara jelas sejauh mana kriteria riba dapat dipenuhi, seperti dalam penentuan besarnya tingkat
bunga simpanan sampai kepada pergeseran biaya bunga pinjaman kepada penanggung yang terakhir.
Selain itu, patut diteliti apakah tujuan pembangunan khususnya yang mengangkut masalah pengentasan
kemiskinan dan pemerataan pendapatan melalui sistem perbankan konvesional dapat tercapai.

 # (|%# |##&+&##& '#


 *  +    '   +   h, -  h../ - h,
+   h../

  %       ¢       

             ¢
     
     
 
      ¢
 
      ¢
¢
        
   
     ¢   

 "0 "1    

"0  

h  
 
 

       % %


  &

K   
    
  
 
    

  


2    





3             


& $&
& 0 $0 

"1    

h  
 

  
 

K  
4 


2    


   


3 

 
&  $0 



!$%## |# "#!#|$ #|%# |$# |#


|

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan , tetapi
memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang
dalam investasi, usaha yang dilakukan mengandung resiko, dan karenanya mengandung unsur
ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki resiko, karena adanya
persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal.

Sesuai dengan definisi diatas, menyimpan uang dibank islam termasuk kategori investasi. Besar kecilnya
perolehan kembalian itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan dilakukan bank sebagai
pengelola dana. Dengan demikian, bank islam tak dapat hanya sekedar menyalurkan uang. Bank islam
harus terus menerus meningkatkan return of investment sehingga lebih menarik dan lebih memberikan
kepercayaan bagi pemilik dana.

DAFTAR PUSTAKA

Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Kencana: Jakarta

Suhendi ,Hendi. Fiqh Muamalah. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta

Zuhri, Muh. Riba dalam Al Qur¶an dan Masalah Perbankan. PT Grafindo persada ,Jakarta

www.wikipedia.com

5h6

567  %0! %


! %
 "(  ' '   1 8
 

5K6$ ! !0 %


0 ˜    -9   %8
:.
v | ||
NAMA : M. SYAFIQ UMAM
KELAS : PS/3/D
NIM : 107046101813
AQAD DALAM GADAI SYARIAH
Pengertian
Pegadaian syariah adalah suatu produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah, dimana
nasabah dibebani terhadap biaya administrasi dan biaya dalam jasa simpan dan pemeliharaan barang
jaminan.
Sedangkan perngertian pegadaian menurut pasal 1150 KUH perdata adalah suatu hak yang diperoleh
seaseorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yanmg diserahkan kepadanya oleh seseorang yang
berhutang atau oleh orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu
untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-orang yang
berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya-biaya mena
harus didahulukan.
Sedangkan pengertian menurut hokum adat gadai adalah menyerahkan tanah untuk menerima
pembayaran sejumlah uang secara tunai, dengan ketentuan si penjual (pegadai) tetap berhak atas
pengembalian tanahnya dengan jalan menebus kembali.
Landasan hukum pegadaian syariah
1. Al-Qur¶an
r óOçFZä. 4¶n?tã÷ bÎ 9 xÿyŒ öNs9ur (#rßÅÉfs? $Y6Ï?%x. Ö`»ydÌ sù ×pÊqç7ø)¨B ( ÷bÎ*sù z`ÏBr&
©!$# z`ÏJè?øt$#Nä3àÒ÷èt/ $VÒ÷èt/ ÏjŠxsã½ù=sù ³Ï ¼çmtFuZ»tBr& È,Gu½ø9ur ©!$# ¼çm/uµ 3 Ÿwur
(#qßJçGõ3s? noyÅ»yg¤ 9$# 4 `tBur $ygôJçGò6tƒ ÿ¼çm¯RÎ*sù ÖNÏO#uä ¼çmç6ù=s% 3 ª!$#ur $yJÎ/
tbqè=yJ÷ès? ÒOŠÎ=tæ ÇËÑÌÈ
Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka
Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan
2. .Hadits
Ϫ˵ ϧ͉΃˴ Ϫ˵ ˸Ϩϋ˴ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϲ
˴ο ˶ έ˴ β ˳ ϧ˴ ΃˴ ˸Ϧϋ
˴ Ϡ͉λ˴ ϲ ͊ Β˶ Ϩ͉ ϟ΍ Ϧ
˴ ϫ˴ έ˴ ˸ΪϘ˴ ϟ˴ϭ˴ Δ˳ Ψ
˴ Ϩ˶ γ
˴ Δ˳ ϟ˴Ύ˴ϫ·˶ϭ˴ ή˳ ϴ˶όη
˴ ΰ˶ ˸ΒΨ
˵ Α˶ Ϣ˴ Ϡ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϰ͉Ϡλ
˴ ϲ
͋ Β˶ Ϩ͉ϟ΍ ϰ˴ϟ·˶ ϰ˴θϣ˴ Ϫ˵ ϟ˴ Ύ˱ϋ˸έΩ˶ Ϣ˴ Ϡ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϰ
Ϫ˶ Ϡ˶˸ϫ΄˴ ϟ˶ ΍˱ήϴ˶όη˴ Ϫ˵ ˸Ϩϣ˶ ά˴ Χ
˴ ΃˴ϭ˴ ϱ
͈ Ω˶ Ϯ˵Ϭϳ˴ Ϊ˴ ˸Ϩ˶ϋ Δ˶ Ϩ˴ ϳ˶ΪϤ˴ ˸ϟΎ˶Α
³ dari annas ia berkata, Nabi saw pernah menggadaikan sebuah baju besi kepada seorang yahudi di
Madinah dan Nabi mengambil gandum dari si Yahudi untuk keluarganya. (HR Ahmad, Bukhari, Nasa¶I
dan Ibnu Majah)ö.
³ Dari Abu hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: ³ Apabila ada ternak digadaikan, maka punggungnya
boleh dinaiki oleh orang yang menerima gadai, karena ia telah mengeluarkan biaya. Apabila ternak itu
digadaikan, maka air susunya yang deras boleh diminum oleh orang yang menerima gadai, karena ia telah
mengeluarkan biaya. Kepada orang yang naik atau minum, maka ia harus mengeluarkan biaya
perawatannyaö.
³ Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah saw.bersabda: ³ Barang yang digadaikan itu tidak boleh
ditutup dari pemilik yang menggadaikannya. Baginya adalah keuntungan tanggung jawabnya ialah bila
ada kerugianö.
Rukun dan Syarat Transaksi Gadai
Secara umum syarat syah dan rukun dalam menjalankan transaksi gadai adalah sebagai berikut :
1. Rukun Gadai
- Ada Ijab dan qabul (shigat)
- Terdapat orang yang berakad adalah yang menggadaikan (rahin) dan yang menerima gadai (murtahin)
- Ada jaminan (marhun) berupa barang / harta
- Utang (marhun bih)
2. Syarat Syah Gadai
a. Shigat
.Menurut ulama hanafiyah,syarat dalam rahn tidak boleh memakai syarat,atau dikaitkan dengan
sesuatu,jika memakai syarat maka syarat batal,dan rahn tetap sah,sedangkan menurut ulama syafi¶iyah
terbagi menjadi 3yaitu,Syarat yang shahih seperti mensyaratkan murtahin cepat membayar agar barang
tidak disita,mensyaratkan sesuatu yang tidak bermanfaat,dan yang terakhir yaitu syarat yang fasid yaitu
mensyartkan sesuatu yang merugikan murtahin,sedang ulama Hanabilah dan malikiah membagi duua,yatu
syarat yang shahih dan fasid.
b. Orang yang berakad.
Menurut ulama orang yang melakukakan akad harus memenuhi kriteria al-ahliyah.menurut ulama
syafi¶iyah adalah orang yang telah sah melakuan jual-beli seperti mumayyiz dan berakal,tetapi mumayyiz
disini tidak di syaratkan untuk baligh,dengan demikian anak kecil yang sudah mumayyiz dan orang bodoh
yang sudah izin dengan walinya boleh melakukan rahn. Tetapi menurut sebagian besar ulama dan yang
paling kuat adalah Pihak yang berakad harus memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan hukum,
berakal sehat, sudah baligh serta mampu melaksanakan akad.
c. Barang yang dijadikan pinjaman
1. Harus berupa barang / harta yang nilainya seimbang dengan utang serta dapat dijual. Rasul bersabda:
³Setiap barang yang diperjualbelikan boleh dijadikan barang gadai.ö[1]
2. Dapat dimanfaatkan serta memiliki nilai
3. Harus spesifik dan jelas
4. Dimiliki oleh orang yang menggadaikan secara syah
5. Tidak tersebar dalam beberapa tempat dan dalam kondisi utuh
d. Utang (marhun bih)
1. Wajib dikembalikan kepada murtahin (yang menerima gadai)
2. Dapat dimanfaatkan
3. Jumlahnya dapat dihitung

Hak dan Kewajiban Pihak yang Berakad

Hak dan kewajiban Murtahin (penerima Gadai)


1. Pemegang gadai berhak menjual marhun apabila rahin tidak memenuhi kewajibannya pada saat jatuh
tempo
2. Pemegang gadai berhak mendapatkan penggantian biaya yang telah dikeluarkan
3. Selama pinjaman belum dilunasi, pemegang gadai berhak menahan barang gadai yang diserahkan
padanya.
Kewajiban penerima gadai (murtahin) adalah:
1. Penerima gadai bertanggung jawab atas hilang atau merosotnya barang gadai, apabila hal itu
disebabkan oleh kelalaian.
2. Penerima gadai tidak boleh menggunakan barang gadai untuk kepentingan sendiri.
3. penerima gadai wajib memberitahukan kepada pemberi gadai sebelum diadakan pelelangan barang
gadai.
Hak dan kewajiban Rahin ( pemberi gadai)
Hak pemberi gadai:
1. Pemberi gadai berhak mendapatkan kembali barang gadai, setelah ia melunasi pinjaman.
2. Pemberi gadai berhak menuntut ganti rugi dari kerusakan dan hilangnya barang gadai,apabila
disengaja.
3. Pemberi gadai berhak menerima sisa hasil penjualan barang gadai setelah dikurangi biaya pinjaman
dan biaya-biaya lainnya.
4. Pemberi gadai berhak meminta kembali barang gadai apabila penerima gadai diketahui
menyalahgunakan barang gadai.
Kewajiban pemberi gadai
1. Pemberi gadai wajib melunasi pinjaman yang telah diterimanya dalam tenggang waktu yang
ditentukan,termasuk biaya-biaya yang telah ditentukan
2. Pemberi gadai rela barangnya dijual,jika dia tidak sanggup melunasinya.

Akad Perjanjian Transaksi Gadai


1. Akad Qard al- Hasan
Akad yang dilakukan pada nasabah yang ingin menggadaikan barangnya untuk tujuan konsumtif.dan
nasabah dikenakan biaya upah kepada pegadaian karena telah menjaga barangnya
Ketentuan untuk biaya administrasi pada pinjaman dengan cara:.
1. Harus dinyatakan dalam nominal, bukan persentase
2. Sifatnya harus jelas
Mekanisme palaksanaan aqad qard al- hasan
1. Barang gadai (marhun) berupa barang yang tidak dapat dimanfaatkan, kecuali dengan menjualnya dan
berupa barang bergerk saja,seperti emas, barang elektro,mobil.
2. Tidak ada pembagian bagi hasil,karena aqadnya bersifat social.
2.Aqad Mudharabah
Aqad mudharabah adalah akad yang dilakukan oleh nasabah yang menggadaikan jaminannya untuk
menambah modal usaha atau pembiayaan yang bersifat produktif.dengan akad ini , nasabah (rahin) akan
memberikan bagi hasil berdasarkan keuntungan yang didapat nasabah kepada penggadaian (marhun)
sesuai dengan kesepakatan.
Ketentuan aqad mudharabah:
1.jenis barang dapat dimanfaatkan,baik barang bergerak maupun tidak.
2. Keuntungan yang dibagikan kepada pemilik barang gadai adalah keuntungan setelah dikurangi biaya
pengelolaan.
3. Aqad Ba¶i Muqayyadah
Aqad Ba¶i Muqayyadah adalah aqad yang dilakukan apabila nasabah(rahin) ingin menggadaikan
barangnya untuk keperlian produktip. Murtahin mendapatkan keuntungan dari penjualan barang yang
diberikan kepada rahin.

4. Aqad Ijarah
Aqad ijarah adalah akad yang objeknya adalah penukaran manfaat untuk masa tertentu,yaitu pemilikan
manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat..jadi pegadainan mejual manfaat lewat
menyewakan tempatnya kepada nasabah(save deposit box)
Namun Pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan atas dua akad transaksi syariah, yaitu :
a. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh
atau sebagian piutangnya.
b. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendiri.

Hukum Pemanfaatan Barang Gadai


1. Pendapat Ulama Syafi¶iyah
Orang yang mempunyai hak atas manfaat barang gadai (marhun) adalah rahin yaitu yang memberikan
/menyerahkan barang gadaiwalaupun barang gadai (marhun) itu di pegang oleh murtahin (orang yang
menerima gadai).jadi barng gadai yang diberikan oleh rahin hanya sebagai jamainan atau kepercayaan
atas penerima gadai (murtahin),sedangkan kepemilikan tetap berada pada rahin.dan murtahin boleh
memnfaatkan asal izin dahulu kepada rahin.
2. Pendapat Ulama Malikiyah
Murtahin dapat memanfaatkan barang gadai,dengan beberapa syarat seperti:
Hutang karena jual beli,bukan karena mengutangkan
Murtahin mensyaratkan bahwa manfaat marhun adalah dia
Jangka waktu pengambilan manfaat atas barang telah ditentukan batasnya.
Jadi menurut ulama malikiyah murtahin dapat memanfaatkan barang tersebut asalkan sesuai dengan
syarat di atas.dan barang tetap kepemilikannya pada rahin.murtahin dapat memanfaatkannya aslkan dapat
izin dari rahin.
3. Pendapat Ulama Hanabilah
Menurut ulama hanabilah syarat bagi murtahin untuk mengambil manfaat barang gadai yang bukan
berupa hewan adalah:
A. Adanya izin dari pemilik barang
B. Adanya gadai bukan sebab menghutangkan
Jadi kalau yang digadaikannya hewan, maka dapat dimanfaatkan asalkan pemanfaatnya sesuai dengan
biaya yang dia keluarkan,dan apabila berlebih pemanfaatanya maka masuk riba.kalo selain dari hewan
maka berlaku dari 2 syarat di atas.jadi murtahin dapat menggunakan rah nasal izin rahin.
4. Pendapat Ulama Hanafiyah
barang rahn tidak boleh dimanfaatkan oleh murtahin,dia hanya menguasai dan tidak boleh
memanfaatkan.sebagian ada yang menyatakan boleh untuk memanfaatkanya asal dengan izin,dan ada
juga yang mengatakan tidak boleh walu sudah izin dan manfaatnya tetap riba
Penambahan rahn
Ulama fiqih sepakat bahwa tambahan yang ada pada borg/rahn adalah milik rahin, sebab dia adalah
pemilik aslinya.
1. Ulama hanfiyah[2] berpendapat bahwa tambahan yang terjadi pada borg yang termasuk rahn,baik yang
berkaitan dengan rahn,seperti buah,susu,,dan lain-lain atau yang terpisah,seperti anak hewan.adalah
tambahan yang tidak berkaitan dengan rahn,seperti upah adalah milik rahin.
2.Ulama Mailikiyah[3] berpendapat bahwa termasuk pada rahn adalah sesuatu yang dihasilkannya,
berkaitan dan tidak terpisah,seperti lemak,atau yang berpisah, tetapi berkaitan ,seperti anak,dan lain-lain
3.Menurut ulama Syafi¶iyah[4] segala tambahan dari rahn, baik yang dilahirkan dari borg atau bukan,
berkaitan dengan borg atau bukan,semuanya termasuk rahn. Dengan demikian, hukuman untuk benda-
benda tersebut adalah sebagaimana atas hokum rahn itu sendiri.

Sejarah Singkat Pegadaian


Gadai merupakan suatu hak yang dapat diperoleh kreditur sebagai barang yang bergerak yang dapat
dijadikan sebagai jaminan dalam pelunasan atas hutangnya. Sedangkan pegadaian merupakan
³trademarkö suatu lembaga keuangan milik pemerintah dalam kegiatannya untuk menjalankan suatu
kegiatan usaha dengan perinsip gadai.
Bisnis gadai di ibdonesia pertama kali sejak Gubernur jendral VOC Van Imhoff mendirikan Bank Van
Leening.meskipun demikian gadai di Indonesia sudah mengakar,pertama kali lembaga gadai didirikan
oleh pemerintah Sukabumi,Jawa Barat dengan nama pegadaian,pada tanggal 1 April 1901 dengan Wolf
Von Westerode sebagai kepala pegadaian Negeri pertama, dengan misi untuk membantu masyarakat dari
jeratan lintah darat melalui uang pinjaman dengan hokum gadai. Sesuai dengan perkembangan Zaman
maka pegadaian sudah beberapa kali berubah statusnya menjadi perusahaan jawatan(1901),Perusahaan di
bawah IBW (1928),perusahaan Negara (1906), dan kembali ke Perjan di tahun 1969.Baru di tahun 1990
dengan lahirnya PP10/1990 tanggal 10 April 1990,sampai dengan terbitnya PP 103 tahun 2000,Pegadaian
tersebut bersetatus sebagai Perusahaan Umum (PERUM) dan merupakan salah satu dari BUMN dalam
lingkungan Departemen Keuangan RI
sampai sekarang.

Lahirnya Pegadaian Syariah


Terbitnya PP/10 tanggal 1 April 1990 dapat dikatakan menjadi tonggak awal kebangkitan Pegadaian, satu
hal yang perlu dicermati bahwa PP10 menegaskan misi yang harus diemban oleh Pegadaian untuk
mencegah praktik riba, misi ini tidak berubah hingga terbitnya PP103/2000 yang dijadikan sebagai
landasan kegiatan usaha Perum Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa
operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai
dengan konsep syariah meskipun harus diakui belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis
anggapan itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu
konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan divisi khusus yang
menangani kegiatan usaha syariah.
Konsep operasi Pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern yaitu azas rasionalitas,
efisiensi dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi Pegadaian Syariah itu
sendiri dijalankan oleh kantor-kantor Cabang Pegadaian Syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS)
sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan
unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional.
Pegadaian Syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS)
Cabang Dewi Sartika di bulan Januari tahun 2003. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya,
Makasar, Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih di
tahun yang sama pula, 4 Kantor Cabang Pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.

1. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian


Sesuai dengan PP 103 tahun 2000 pasal 8,Perum pegadaian melakukan kegiatan usaha utamanya dengan
menyalurkan uang pinjaman atas dasar hokum gadai serta menjalankan usaha lain seperti penyaluran
uang pinjaman,layanan jasa titipan, sertifikasi logam mulia dan batu adi, took emas,industri emas dan
usaha lainnya.

Persamaan dan Perbedaan gadai syariah dengan gadai Konvensional


Persamaan gadai dengan rahn menurut basyir (1983) adalah:
1. Hak gadaiberlaku atas pinjaman uang.
2. Adanya agunan sebagai pinjaman uang
3. Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan
4. Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai
5. Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis,barang yang digadaikan boleh dijual ataupun dilelang.
Sedangkan perbedaan gadai dengan rahn adalah
1. Gadai konvensional di samping berperinsip tolong-menolong juga menarik keuntungan dengan cara
menarik bunga atau sewa modal yang ditetapkan
sedangkan dalam gadai syariah dilakukan secara sukarela atas dasr tolong menolong tanpa mencari
keuntungan.
a. Dalam gadai konvensional hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak,sedangkan pada gadai
syariah berlaku pada seluruh harta, baik harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
b. Dalam gadai konvensional mengenal istilah bunga uang,sedangkan dalam syariah tidak mengenal
bunga uang.
c. Gadai konvensuonal dilaksanakan oleh suatu lembaga,seperti perum pegadaian, sedangkan gadai
syariah tanpa melalui suatu lembaga

Operasional Pegadaian Syariah


operasional Pegadaian Syariah dapat digambarkan sebagai berikut : Melalui akad Rahn, nasabah
menyerahkan barang bergerak dan kemudian Pegadaian menyimpan dan merawatnya di tempat yang telah
disediakan oleh Pegadaian. Akibat yang timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya
yang meliputi nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses kegiatannya.
Atas dasar ini dibenarkan bagi Pegadaian mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang
disepakati oleh kedua belah pihak.

Pegadaian syariah merupakan unit yang memberikan layanan secara cepat, praktis, dan
menentramkan,maksudnya adalah:
1. Cepat yaitu hanya memerlukan waktu +25 menit dana yang anda ingnkan akan cair
2. Praktis yaitu Tidak perlu membuka rekening di Bank ataupun prosedur yang dapat memberatkan
nasabahnya.nasabah cukup bawa barangyang akan digadaikan dan dana yang dibutuhkan akan cair paling
lama 120 hari dan apabila sudah jatuh tempo dapat diperpanjang, asalkan membayar kembali sewa
simpan dan pemeliharaan dan biaya administrai.
3. Menentramkan yaitu sumber dana yang diperoleh berasal dari dana yang halal,yaitu didapat sesuan
prosedur syariah.
1. Persyaratan pengajuan Pinjaman:
a. Bawa fotocopy KTP
b. Mengisi formulir permintaan rahn
c. Menyerhkan barang yang akan dijamin
2. Prosedur Pengajuan Pinjaman di Pegadaian Syariah
Marhun
(FPP)
Marhun
Form,Permintaan Pinjaman (FPP)
Penaksir
Nasabah
Surat Bukti Rahn(SBR)
Kasir
RP
RP

Keterngan:
1.Nasabah Mengisi Formulir Permintaan Rahn
2.Nasabah menyerahkan formulir permintaan Rahn yang dilampiri dengan fotocopy identitas serta barang
jaminan ke loket
3. Petugas pegadaian menaksir (marhun) agunan yang sudah diserahkan
4. Besarnya pinjaman/marhun bih adalah sebesar 90% dari taksiran marhun
5.Apabila disepakati besarnya pinjaman,nasabah menandatangani akad dan menerima uang pinjaman.
Penggolongan Marhun dan Biaya Administrasi
Golongan MB
Plafon MB
Biaya Administrasi Per SBR
A
B
C
D
E
F
G
H
20.000-150.000
151.000-500.000
501.000-1.000.000
1.005.000-5.000.000
5.010.000-10.000.000
10.050.000-20.000.000
20.100.000-50.000.000
50.100.000-200.000.000
1.000
3.000
5.000
15.000
15.000
25.000
25.000
25.000

Penentuan Taksiran:
v Golongan A dilaksanakan penaksiran yunior
v Golongan B dan C oleh penaksiran madya
v Golongan D,E,F,G, H oleh penaksir senior/manajer cabang
JASA TAKSIRAN

Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda
miliknya.
Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas
suatu barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman.
Kepastian nilai atau kualitas suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat memberikan
rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.
Biaya Pengujian = 1% x Nilai taksiran minimal Rp. 500.
Kebimbangan anda tidak akan berlarut-larut dan kepentingan anda akan terlindungi

Tarif Ijarah
No
Jenis Marhun
Perhitungan Tarif
1

3
Emas

Elektronik,alat rumah tangga


lainnya
Kendaraan bermotor(mobil dan motor)
Taksiran/Rp.10.000X90Xjangka waktu/10
Taksiran/Rp.10.000X95Xjangka waktu/10
Taksiran/Rp.10.000X100Xjangka waktu/10
Keterngan:
Tarif ijarah dihitung dari nilai taksiran barang jaminan
Jangka waktu jaminan ditetapkan 120 hari
Tarif jasa simpanan dengan kelipatan 10 hari
Satu hari dihitung 10 hari
Simulasi Perhitungan Ijaroh :- Nasabah memiliki barang jaminan berupa emas dengan nilai taksiran Rp.
10.000.000- Marhun Bih maksimum yang dapat diperoleh nabah tersebut adalah Rp. 9.000.000 (90% x
taksiran)- Maka, besarnya Ijaroh yang menjadi kewajiban nasabah per 10 hari adalah :
- Jika nasabah menggunakan Marhun Bih selama 25 hari, berhubung Ijaroh ditetapkan dengan kelipatan
per 10 hari, maka besar Ijaroh adalah Rp. 255.000 (Rp. 85.000 x 3)- Ijaroh dibayarkan pada saat nasabah
melunas atau memperpanjang Marhun Bih

Barang-barang yang dapat diterima sebagai jaminan oleh pegadaian yaitu perhiasan seperti
berlian,kendaraan bermotor,dan barang elektronik,dan cara pelunasan penjamannya bias dengan
membayar pokok pinjaman ditambah dengan jasa simpan atau juga dengan cara menjual marhun,apabila
rahin tidak sanggup menunaikan kewajibannya,jenis-jenis pelunasan bisa berupa pelunasan
tunai,angsuran,atau pun tebus sebagian.
JASA TITIPAN

Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. Harta dan surat berharga perlu di
jaga keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di salahgunakan orang lain.Tetapi ternyata tidak
selamanya barang dan surat berharga itu aman di tangan sendiri. Jika anda mendapatkan kesulitan
"mengamankan"nya di rumah sendiri, karena akan dinas ke luar kota/luar negeri, menunaikan ibadah haji,
berlibur, sekolah di luar negeri , dll. Percayakan saja penyimpanannya kepada kami. Jangka waktu
penitipan dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat di perpanjang. Kami akan menjaga dan
melindunginya dengan penuh perhatian.

BIAYA RELATIF MURAH, CARANYA JUGA SANGAT MUDAH

Lama Penitipan
Kode
Jenis Barang
2 Minngu
1 Bln
3 bln
6 Bln
12 Bln
K-1
Dokumen dan Surat Berharga
1.500
2.000
5.800
11.100
20.000
K-2
Perhiasan dan barang kecil
2.000
2.500
7.200
18.900
25.000
G-1
Barang Gudang Ukuran Besar
2.500
3.000
8.700
16.700
30.600
G-2
Barang Gudang Ukuran Sedang
2.000
2.500
7.200
13.900
25.500
G-3
Barang Gudang Ukuran Kecil
1.000
1.500
4.300
8.300
15.000

I ilustrasi Penaksiran Barang Gadai


a. Prosedur Penaksiran Emas
Misal standar taksiran yang digunakan oleh pegadaian adalah 91.08% X harga pasaran emas.harga
pasaran missal Rp.75.000 Maka:
Jumlah Karat
Perhitungan
Taksiran
24 karat
23 karat
22 karat
21 karat
20 karat
19 karat
18 karat
17 karat
16 karat
91.08% X Rp.75.000
23/24XRp.68.310
22/24XRp.68.310
21/24XRp.68.310
20/24XRp.68.310
19/24XRp.68.310
18/24XRp.68.310
17/24XRp.68.310
16/24XRp.68.310

Rp.68.310
Rp.65.464
Rp.62.618
Rp.59.771
Rp.56.925
Rp.54.079
Rp.51.233
Rp.48.386
Rp.45.540
Contohnya: Syafiq menggadaikan benda berharganya yaitu kalung,setelah ditaksir ternyata kalung emas
tersebut memiliki kandungan 23 karat dan berat 6 gr,maka piutang yang dimilikinya sebesar
6grXRp.65.464=Rp.329.784
b.Prosedur penaksiran barang elektronik
cara menaksirnya dengan cara melihat harga pasar,mulai dari 100% bila yang digadaikan barangnya masi
baru sampai 70%,dan kemudian dikalikan dengan 60% harga setempat.
Contoh: Yurni menggadaikan TV Lcd flatnya,setelah ditaksir ternyata kondisi barangnya 80% harga
setempat Rp.4.500.000,- maka pegadaian menghargakan piutamgnya sebesar
Rp.4.500.000X80%X60%=Rp.2.160.000
3. Prosedur Penaksiran Mesin
Tidak seperti barang elektronik, mesin ditaksir agak tinggi sebesar 85% dari harga pasaran setempat
Contoh:MR.Obama ingin menggadaikan mesin ketik merek Olympic, setelah ditaksir ternyata kondisinya
90% sedangkan harga setempat Rp.32.000,- maka piutangnya yang didapat nurjanah adalh sebesar Rp.
320.000 X 85% =Rp.272.000
Pendanaan Pegadaian Syariah
Pendanaan pegadaian syariah berasal dari beberapa macam yaitu berasal dari modal sendiri,penerbitan
obligasi syariah yang dikeluarkan oleh lembaga gadai itu sendiri demi tercapainya penambahan modal
lembaga gadai,selain itu pendanaan pegadaian syariah dikeluarkan untuk kegiatan operasional gadai
syariah baik dari gaji pegawai,perawatan gedung,peralatan dsb.selain itu apabila ada dana yang tidak
digunakan di pegadaian syariah maka dapat digunakan untuk investasi dengan pihak ketiga seperti dengan
developer untuk membangun rumah dan pegadaian mendapatkan profit dari situ. Selain itu, pembiayaan
kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur
riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan Pegadaian Syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada
nasabah murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan .Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai
fundernya, ke depan Pegadaian juga akan melakukan kerja sama dengan Lembaga Keuangan Syariah lin
untuk memback up modal kerja.

Produk dan Jasa Pegadaian Syariah


Produk dan Jasa Pegadaian Syariah terdapat 4 jenis,yaitu pemberian pembiayaan berdasarkan hokum
gadai,penaksiran nilai barang dan pegadaian mempeeroleh keuntungan dari upah untuk menaksirkan nilai
barang,penitipan barang pegadaian memperoleh margin dari ongkos sewa barang tersebut, Gold Counter
atau penjualan emas kepada pihak nasabah.
Kendala dan Setrategi Pengembanngan Pegadaian Syariah
Kendala pegadaian syariah berupa:
1.Kurangnya tenaga professional di bidang pegadaian syariah
2. Sulit mmberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai masalah bunga
3. Masyarakat menilai pegadaian syariah hanya untuk digunakan untuk masyarakat islam
4. Masyarakat banyak yang belum mengetahui keberadaan pegadaian syariah
Sedangkan setateginya dapat berupa:
1.Mengoptimalkan produk-produk yang sudah ada
2.megeluarkan produk-produk yang baru yang lebih bagus dan mudah
3. Memperluas jangkaun kantor-kantor cabang dan memperkenalkannya pada masyarakat apalagi
pegadaian syariah sudah mendapatkan dukunganya dari masyarakat islam mayoritas dan mendapat
dukunagan dari lembaga keuangan syariah dunia
4. Berprasangka baik kepada semua nasabahnya.
Kritik dan Saran
Adapun kritik yang ingin saya sampaikan di makalah ini adalah:
Kegiatan pegadaian syariah merupakan lembaga yang benar-benar berpeluang bagus,karena sebagian
masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang muslim.pada saat ini banyak sekali orang-orang
menyebutkan pegadaian syariah sama dengan pegadaian konvensional,namun pada kenyataannya tidak
misalnya pada gadai syariah barang yang mendapat hak gadai bisa barang yang bergerak bisa juga yang
tidak bergerak,sedangkan dalam konvensional hanya pada benda yang bergerak,selain itu pula pada gadai
syariah dana yang di peroleh untuk modal dan perputaran usaha pure bebes dari riba, maysir dan gharar,
sedangkan pada gadai konvensional dana yang didipat bisa didapat dari mana saja alias tidak pure dari
riba,selain itu pula kegiatan pegadaian syariah harus dikeritisi mengenai memberikan kepercayaanya
kepada nasabah dan selain itu pula peranan lembaga pengawas syariah amat dibutuhkan dan cara kinerja
mereka perlu ditingkatkan agar LKS yang brada di bawah kekuasaanya dapat berjalan dengan lebih
baik,mengenai perhitungan jasa pinjaman atau sewa dihitung dengan menaksirkan barangnya dan pada
pegadaian syariah dihitung satu hari dihitung lima hari dan ini amat memberatkan nasabah,bukankah
kalau dihitung dibawah lima hari saja pegadaian suadah dapat untung,selain itu pula pegadaian syariah
masi mempunyai problem kekurangan tanaga kerja yang profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Syafei,Rachmat, Fiqih Muamalah, Bandung,Pustaka Setia,2006.


Ghufron,Sofiyan,M Aziz Hakim, & Mukhtar Alshodiq, Edukasi Profesional Syariah,Mengatasi Masalah
dengan Pegadaian Syariah, Anggota IKAPI,2005.
Sholahuddin,Muhammad,Lembaga dan Keuangan Syariah Kontemporer,2008

Você também pode gostar