Você está na página 1de 21

1.

TEORI PEMBANGUNAN
Definsi teori, pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui pendekatan ilmiah, yaitu
melalui penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dan dibangun atas teori tertentu.
Sedangkan yang dimaksud teori menurut para pakar dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kerlinger (1973:14), mendefinisikan Teori adalah serangkaian konstruk (konsep), batasan
dan proposisi, yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan focus
hubungan dengan merinci hubungan-hubungan antar variable, dengan tujuan menjelaskan
dan memprediksikan gejala itu
2. Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995:37) Teori adalah serangkaian asumsi,
proposisi, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena social secara
sistimatis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
3. Tjokroamidjojo dan Mustopadidjaja (1990:12), Teori adalah sebagai ungkapan mengenai
hubungan kausal yang logis diantara berbagai gejala atau diantara perubahan (variabel)
dalam bidang tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai kerangka berfikir (frame of
thinking) dalam memahami serta permasalahan yang timbul di dalam bidang tersebut.
4. Prajudi Atmosudirdjo (2003:28) Teori adalah merupakan suatu pendapat (opinion, view)
yang diperoleh melalui pemikiran rasional menurut suatu prosedur atau proses tertentu
yang disebut orang “prosedur akademik” atau prosedur “ilmiah” (scientific method) oleh
karena melalui langkah-langkah tertentu yang logis rasional.
5. Babbie dalam Sudjana (1992:8), Teori adalah penjelasan sistematis tentang suatu fakta
dan atau hukum yang berhubungan dengan aspek kehidupan
6. Wahyuni (1994:20) Teori adalah sebagai suatu himpunan konsep, definisi, dan proposisi
yang berhubungan secara sistematis, yang dibangun untuk menjelaskan dan meramalkan
suatu fenomena
7. Moh. Nazir (1985), ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Teori adalah seperangkat proposisi yang terdiri dari konstruk yang sudah didefinisikan
secara luas dan dengan hubungan unsur-unsur dalam seperangkat proposisi tersebut secara
jelas
2. Teori menjelaskan hubungan anatara variabel atau antar konstruk sehingga pandangan
yang sistematik dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel dengan jelas
kelihatan
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesifikasikan variabel mana
berhubungan dengan variabel lainnya.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud teori adalah
“pernyataan atau konsep yang telah diuji kebenarannya melalui riset”

A. PARADIGMA, PEMBANGUNAN, DAN TEORI PEMBANGUNAN


Paradigma diartikan sebagai pola atau model atau cara pandang terhadap suatu persoalan
yang di dalamnya terdapat sejumlah asumsi tertentu,teori tertentu, metode tertentu dan
pemecahan masalah tertentu. Paradigma yang satu dengan paradigma yang lainnya tidak
dapat disamakan maupun dipersatukan, tetapi hanya dapat diperbandingkan.Asumsi
berkaitan dengan persoalan keyakinan dan kepercayaan (meta teori), sehingga tidak dapat
diuji.
Pembangunan sebagai proses yang memungkinkan anggota masyarakat meningkatkan
kapasitas personal dan institusional dalam memobilisasi dan mengelola sumber daya untuk
menghasilkan perbaikan kualitasyang sesuai dengan aspirasi mereka
sendiri,berkelanjutan,adil dan merata (David Korten:1990). Surna (1990) mengatakan
pembangunan merupakan kegiatan-kegiatanyang direncanakan dalam mengelola sumber
daya alam dan sumber daya manusia dengan memamfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia.
Pembangunan dimaknai sebagai: Sebagai proses perubahan sosial menuju ketataran
kehidupan masyarakat yang lebih baik; Sebagai upaya manusia yang sadar,terencana dan
melembaga; Sebagai proses sosial yang bebas nilai (value free);
Memperoleh sifat dan konsep transendental,sebagai metadiciplinary phenomenon,bahkan
memperoleh bentuk sabagai ideologi (the ideology of developmentalism);
Sebagai konsep yang sarat nilai(value loaded),menyangkut proses pencapaian nilai yang
dianut suatu bangsa secara makin meningkat; Pembangunan menjadi culture
specific,situation specific dan time specific (Tjokrowinoto: 1987)
Pembangunan seharusnya merupakan suatu proses yang saling terkait antara proses
pertumbuhan ekonomi,perubahan sosial dan demokrasi politik yang terjadi dalam lingkaran
sebab akibat kumulatif (circular cumulative causation) (Myrdal,1996,dari Agus
Suryono,2001:56).Pembangunan merupakan suatuproses yang berdimensi jamak,meliputi
semua aspek kehidupan,yang melibatkan perubahan yang besar dalam struktur sosial,sikap
masyarakat dan kelembagaan nasioanal,seperti percepatan pertumbuhan
ekonomi,pengurangan ketidakmerataan,dan pemberantasan kemiskinan absolut (Todaro).
Dalam pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang tidak terlepas pula dari
teori-teori pembangunan yang dipergunakan sebagai acuan dalam
perencanaan,pelaksanaan maupun menilai dan mengukur kinerjanya.
Teori pembangunan yang diterapkan adalah teori pembangunan yang berusaha
memecahkan masalah yang duhadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang yang
tentunya berbeda dengan teori pembangunan di negara yang telah maju,karena berbagai
faktor yang mempengaruhi,salah satunya misalnya untuk negara miskin (sedang
berkembang) menghadapi persoalan bagaiman mempertahankan hidup,sedangkan di
negarayang sudah maju (adi kuasa) yang telah mencapai kemapanan sosial ekonominya
persoalan yang dipikirkan adalah bagaimana mengembangkan politik prestisenya atau
bahkan bagaimana benar-benar menjadi “polisi dunia” dalam semua aspek.
B. PERKEMBANGAN PARADIGMA PEMBANGUNAN
Hendra Esmara (1928) mengemukakan bahwa negara yang melaksanakan pembangunan
meliputi beberapa tingkatan :
1. Negara yang baru merdeka, disebut dengan negara yang belum berkembang (under
development countries)
2. Negara terbelakang (backward countries)
3. Negara kurang berkembang/Negara miskin (less developed countries),
4. Negara sedang berkembang (developing countries),yang dikenal negara dunia ketiga
(third world)
5. Negara maju
Menurut Agus Suyono (2001:59) terdapat tiga paradigma yang dipandang cukup
dominan,khususnya di negara kita yaitu :
1. Paradigma Pertumbuhan (Growth Paradigm). Pelaksanaan pembangunan di negara
berkembang penekannya pada upaya peningkatan pendapatan masyarakat dan
pertumbuhan pendapatan nasional.Penerapanparadigma ini berorientasi pada
pertumbuhan ekonomi.
2. Paradigma Kesejahteraan (Welfare Paradigm). Orientasinya ingin mewujudkan
peningkatan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial dalam waktu sesingkat
mungkin.Pelaksanaan pembangunan bersifat sentralistik sehingga timbul ketergantungan
rakyat.
3. Paradigma Pembangunan Manusia. Fokus dari paradigma ini yaitu berpusat pada manusia
yakni perkembangan manusia, kesejahteraan, keadilan, dan berkelanjutan.
Menurut pendapat lain, terdapat lima paradigma pembangunan :1. Paradigma
Pembangunan Ekonomi (Economic Development) Emil Salim (1993) menyatakan terdapat
dua pendekatan pembangunan ekonomi, yakni pertama pendekatan fisik, pendekatan
physiokrat yang membahas masalah ekonomi dari sudut fisik yang riil, Kedua,pendekatan
moneter. 2. Paradigma Pembangunan Sosial (Social Development)
Merupakan respon dari paradigma ekonomi dimana merupakan dikotomi yang saling
terintegrasi dan saling lomplementer.Konsep top-down (pembangunan ekonomi) dianggap
konvesional,sedangkan konsep bottom-up (sosial) berorientasi pada keinginan masyarakat.
Paradigma yang berpusatkan pada rakyat (people centered development)
Merupakan antitesis dari model pembangunan yang berpusatkan pada produksi. Pada
model pembangunan yang berpusatkan pada produksi,kebutuhan sistem produksi
memperoleh tempat yang utama daripada kebutuhan masyarakat.
4. Paradigma pembangunan yang berwawasan lingkungan (environment development)
Menurut Emil (1990), lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan mulai
dikenal di kalangan peerintah di dunia ini pada tahun 1972, sejak itu dirintis berbagai cara
mengembangkan pola pembangunanyang tidak merusak lingkungan.Konferensi Stockholm
dengan slogan:”hanya satu bumi”,mencoba untuk membangkitkan perhatian dunia terhadap
masalah lingkungan dan mencoba mengidentifikasi aspekyang sebaiknya dipecahkan melalui
kerja sama dan perjanjian internasional.
Paradigma pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)
Paradigma ini merupakan bentuk integrasi antara ketiga domain dari paradigma
pembangunan. Yakni, bagian domain ekonomi, domain sosial,dan domain ekologi. Kleden
(1992) mendefenisikan pembangunan yang berkelanjutan sebagai sejenis pembangunan
yang di satu pihak mengacu pada pemamfaatan sumber alam maupun SDM secara optimal.
Surna mengungkapkan bahwa dalam pembangunan berkelanjutan ada tiga gagasan
penting,yakni: :1) Gagasan Kebutuhan,prioritas utama bagi kebutuhan dasar kaum miskin.2)
Gagasan Keterbatasan,khususnya keterbatasan kondisi teknologi dan organisasi sosial
terhadap kemampuan SDA memenuhi kebutuhan kini dan masa depan.
3) Keberlanjutan mengandung makna tercapainya keadilan sosial dari generasi ke generasi.

2. TEORI-TEORI ALTERNATIF DAN ARTI PEMBANGUNAN


Setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Kemajuan ekonomi adalah komponen
utama pembangunan tetapi bukan merupakan satu-satunya. Pembangunan bukan hanya
fenomena ekonomi. Karena, pada akhirnya ia harus melampaui sisi materi dan keuangan
dari kehidupan manusia.
Teori-teori Pembangunan Ekonomi Terkemuka :
3. Cara Pendekatan.
Buku tentang pembangunan ekonomi selama 30 tahun terakhir di penuhi oleh tiga uraian
pemikiran utama yang kadang-kadang berkompetisi satu sama lain yakin
1. Teori linier tahapan pertumbuhan ekonomi
2. Model-model neo klasik tentang perubahan struktural, dan
3. Paradigma ketergantungan internasional
Konsep tahapan pertumbuhan ekonomi yang memandang proses pembangunan sebagai
suatu seri urutan tahap-tahap yang harus dilalui oleh seluruh negara. konsep ini merupakan
suatu teori ekonomi tentang pembangunan yang mensyaratkan suatu kombinasi tabungan,
penanaman modal, dan bantuan asing dengan jumlah yang tepat, agar negara berkembang
dapat berjalan menelusuri pertumbuhan ekonomi yang menurut sejarahnya telah dilalui
oleh negara maju.
Pada saat ini cara pendekatan linier dalam banyak hal telah diganti oleh dua aliran pemikiran
ekonomi, yang pertama adalah model neo-klasik perubahan struktural (neoclassic structural
change models) menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistik, sebagai suatu
usaha untuk melukiskan proses intern perubahan struktural yang harus dialami oleh negara
berkembang agar dapat berhasil menciptakan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi
yang cepat. Yang kedua, paradigma ketergantungan internasional (international dependence
paradigms) yang lebih radikal dan berorientasi politik. paradigma ini memandang
keterbelakangan dalam kerangka hubungan kekuasaan internasuonal dan dalam negeri,
kelembagaan dan kelakuan ekonom i yang bersifat struktural, serta semakin meluasnya
dperekonomian dan masyarakat yang dualistik baik di dalam negeri maupun diantara negara
di dunia.
1. TeoriTahapanLinier.
Tahap pertumbuhan Rostow. Rangsangan politik perang dingin pada tahun 1950-1960 an
yang menghasilkan suatu kompetisi untuk mencari kesetiaan negara-negara yang baru
merdeka, muncullah doktrin tahapan pertumbuhan ekonomi. Sebagai penganjur yang paling
terkenal tentang hal itu adalah W.W. Rostow, ahli sejarah ekonomi dari Amerika Serikat.
Menurut ajaran Rostow perubahan dari keterbelakangan kepada kemajuan dapat dijelaskan
dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara.
Negara yang maju seluruhnya telah melalui tahapan “tinggal landas ke arah pertumbuhan
yang berkesinambungan” dan negara terbelakang yang masih dalam tahapan masyarakat
tradisional atau tahap penyusunan kerangka landasan hanya tinggal mengikuti suatu set
aturan pembangunan tertentu untuk tinggal landas. Dalam hal ini salah satu fikiran utama
tentang pembangunan adalah bahwa bagi setiap upaya untuk tinggal landas mengharuskan
adanya mobilisasi tabungan dalam dan luar negeri dengan maksud untuk menciptakan
investasi yang cukup, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
2. PertumbuhanEkonomi
Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya
semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami
perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Sampai
abad ke 18 kebanyakan masyarakat di berbagai negara masih hidup pada tahap subsitensi
dan mata pencarian utamanya adalah dari melakukan kegiatan di sektor pertanian,
perikanan, dan berburu. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia yang
berlaku semenjak lebih dua abad yang lalu menimbulkan dua efek penting yang sangat
menggalakan, yaitu: 1. Kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat
2. Ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus
bertambah jumlahnya. Pertumbuhan ekonomi dalam bahasa inggris diistilahkan dengan
economic growth mengandung pengertian proses kenaikan output per kapita dalam jangka
panjang atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang terjadi Dari tahun ke tahun. Untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan dapat dihitung dengan rumus: Pertumbuhan
ekonomi/tahun t = Keterangan:tahun t = tahun yang dihitung pertumbuhannya. Dalam hal
ini, GNP adalah pertumbuhan dana GNPt-1 adalah GNP sebelum berubah. Analisis mengenai
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek penting dalam teori makro ekonomi.
Analisis itu pada dasarnya memperhatikan tentang kegiatan ekonomi negara dalam jangka
panjang. Dalam membicarakan mengenai pertumbuhan ekonomi dua hal penting perlu
diperhatikan, yaitu: Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi sesuatu negara?
Teori-teori yang menerangkan faktor penting yang menentukan pertumbuhan.?

Beberapa Konsep mengenai Pertumbuhan Ekonomi

Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti


perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu negara, seperti
pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur,
pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi
barang modal. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu gambaran kasaar mengenai
pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu negara, ukuran yang selalu digunakan adalah
tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai. Pertumbuhan ekonomi berarti
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi juga
merupakan tingkat kenaikan PDB atau PNB riil pada suatu tahun tertentu apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi juga mempunyai pengertian lagi, yaitu: 1. Suatu proses bukan satu
gambaran ekonomi sesaat, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang atau
berubah dari waktu ke waktu. 2. Berkaitan dengan kenaikan output per kapita, yaitu sisi
output total (GDP) dan sisi jumlah penduduk. 3. Prespektif waktu jangka panjang, yang
diperkirakan 10, 20, 50 bahkan lebih dari itu. Ada atau tidaknya pertumbuhan ekonomi
dalam suatu negara, dapat menggunakan tiga cara pendekatan, yaitu sebagai berikut: 1).
Tingkat penghidupan masyarakat. Artinya apakah terdapat peningkatan konsumsi potensial
saat sekarang, dibandingkan dengan tingkat konsumsi di masa lampau. 2) Sumber-ssumber
produksi. Apakah dalam negara tersebut ditemukan sumber-sumber produksi baru, serta
apakah sumber-sumber yang ada dapat dipertahankan dan dimanfaatkan secara efisien
3). Tingkat pendapatan nasional. Apakah pendapatan nasional sekarang lebih meningkat
dibandingkan dengan pendapatan nasional masa sebelumnya.
Masalah Pertumbuhan Ekonomi. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah dengan adanya
pertambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari pertambahan produksiyang
sebenarnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi. Maksudnya adalah menjelaskan
faktor-faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan
penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga
terjadi proses pertumbuhan. Hal ini telah dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi yang
berasal dari berbagai aliran, yaitu:
1. Aliran historis.
Aliran historis berkembang di Jerman dan kemunculannya merupakan reaksi terhadap
pandangan kaum klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipercepat
dengan revolusi industri, sedangkan aliran historis menyatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi dilakukan secara bertahap. Pelopor aliran historis antara lain, Frederich List, Karl
Bucher, Bruno Hildebrand, Wegner Sombart, dan W.W. Rostow.
Frederich List
Frederich List menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat dapat dilihat
dari pertumbuhan mata pencahariannya. Tahapan pertumbuhan ekonomi itu meliputi:
1. masa berburu dan mengembara
2. masa berternak dan bertani
3. masa bertani dan kerajinan
4. masa industri dan perdagangan

Karl Bucher
Karl Bucher melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari jarak produsen dan
konsumennya. Menurutnya tahap pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
1. tahap rumah tangga tertutup
2. tahap rumah tangga kota
3. tahap rumah tangga bangsa
4. tahap rumah tangga dunia
? Bruno Hildebrand
Bruno Hildebrand melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari perkembangan alat tukar-
menukarnya, yaitu:
1. masa tukar-menukar secara barter
2. masa tukar-menukar dengan uang
3. masa tukar-menukar dengan kredit
Wegner Sombart
Wegner Sombart melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat dari tujuan berproduksi yakni
sebagai berikut:
1. Masyarakat prakapitalis, yaitu masyarakat yang berproduksi untuk memenuhi kebutuhan
primer.
2. Masyarakat kapitalis, yaitu masyarakat yang berproduksi untuk tujuan memperoleh.

2. Aliran Klasik
Pelopor aliran klasik, antara lain, adalah Adam Smith, David Ricardo, dan Arthur Lewis.
Adam Smith
Adam Smith berpendapat proses pertumbuhan ekonomi dapat dilihat melalui pertumbuhan
output dan pertumbuhan output tidak dapat lepas dari pertumbuhan penduduk. Kedua
pertumbuhan ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
1. Sumber alam yang tersedia
2. Jumlah penduduk
3. Persediaan barang
David Ricardo
Selain dikemukakan Adam Smith, David Ricardo menambahkan bahwa perkembangan
perekonomian akan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tanah terbatas jumlahnya
2. Tenaga kerja atau penduduk yang meningkat / menurun apakah sesuai dengan tingkat
upah di atas / di bawah tingkat upah minimaln yang tersebut dengan tingkat upah alamiah.
3. Akumulasi capital terjadi apabila tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik mereka di
atas tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan
investasi.
4. Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi
5. Sektor pertanian dominant
Arthur Lewis
Terkenal dengan nama model pertumbuhan dengan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas.
Pokok permasalahan yang dikaji adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam
perekonomian dengan dua sektor, yaitu:
1. Sektor tradisional dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga kerja yang melimpah.
2. Sektor modern dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber akumulasi kapital.

3. Aliran Modern
Aliran ini dipelopori oleh beberapa ahli ekonomi, diantaranya J.M. Keynes dan J.
Schumpeter.
J.M. Keynes
J.M. Keynes menyatakan bahwa peningkatan GNP tidak dilihat dari RTP, tetapi dari RTK,
yaitu dengan cara meningkatkan p[ermintaan efektif.
Joseph Schumpeter
Joseph Schumpeter dengan teori dinamisnya menyatakan bahwa untuk meningkatkan GNP,
pengusaha harus dinamis. Dinamis artinya mampu menciptakan New Combination melalui
inovasi dalamproses produksi sehingga akan memenangkan dalam persaingan di pasar.
Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan yang sudah lama dibahas
oleh ahli-ahli ekonomi. Dalam zaman ahli-ahli ekonomi klasik lebih banyak lagi pendapat
telah dikemukakan. BukuAdam Smith yang terkenal, yaitu An Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth Nations atau dengan ringkas, The Wealth of Nations, pada hakikatnya
adalah suatu analisis mengenai sebab-sebab dari berlakunya pertumbuhan ekonomi dan
faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan itu.

Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, ada 4 faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan
mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat
teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan klasik yang baru diterangkan, dikemukakan suatu
teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk.
Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat
bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi
daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin banyak, hukum
hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi
marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan
pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
TeoriSchumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu ditunjukan bahwa para pengusaha
merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam
kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut merupakan: memperkenalkan barang-barang baru,
mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas
pasar sesuatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan
mentah yang baru dan mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan
mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan\.
Menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman
modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah
penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat
kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan sesuatu ekonomi
semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi
akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan
tidak berkembang” atau “stationary atau state”. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan
klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat
pertumbuhan yang tinggi.
Teori Harrod-Domar

Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar


bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian
dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang.
Analisis Harrod-Domar menggunakan permisalan-permisalan berikut: Barang modal telah
mencapai kapasitas penuh
Tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional Rasio modal produksi (capital
output ratio) tetap nilainya. Perekonomian terdiri dari dua sektor
Dalam analisisnya Harrod-Domar menunjukan bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu
(misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran
agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C+I, akan menyebabkan kapasitas barang modal
menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003).

Teori Pertumbuhan Neo-klasik

Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi
penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f (AK,AL,AT)

Dimana :
AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
AK adalah tingkat pertumbuhan modal
AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
At adalah tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis solow selanjutnya membentuk formula matematik untuk persamaan itu dan
seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan
berikut: faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan
modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan
teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia

Diantara para pengeritik pola pembangunan ekonomi yang telah ditempuh oleh kebanyakan
negara berkembang, termasuk Indonesia, terdapat banyak orang yang beranggapan bahwa
pertumbuhan ekonomi yang pesat selalu dibarengi kenaikan dalam ketimpangan pembagian
pendapatan atau ketimpangan relatif. Dengan perkataan lain, para pengeritik ini, termasuk
banyak ekonom, beranggapan bahwa antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan
pembagian pendapatan terdapat suatu Trade-Off, yang membawa implikasi bahwa
pemerataan dalam pembagian pendapatan hanya dapat dicapai jika laju pertumbuhan
ekonomi diturunkan. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi selalu akan
disertai kemerosotan dalam pembagian pendapatan atau kenaikan dalam ketimpangan
relatif.
Disamping ketimpangan dalam pembagian pendapatan (ketimpangan relatif), perlu juga
diperhatikan masalah lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu sampai seberapa jauh
pertumbuhan ekonomi dapat berhasil dalam menghilangkan, sedikit-dikitnya mengurangi
kemiskinan absolut. Penelitian yang dilakukan oleh Adelman dan Morris (1973)
mengungkapkan bahwa negara-negara berkembang bukan saja menghadapi kemerosotan
dalam ketimpangan relatif, tetapi juga masalah kenaikan dalam kemiskinan absolut.
Dalam hubungan ini kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan dimana tingkat
pendapatan absolut dari suatu orang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
pokoknya, seperti pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Besarnya
kemiskinan absolut tercermin dari jumlah penduduk yang tingkat pendapatan atau tingkat
konsumsinya berada di bawah “tingkat minimum” yang telah ditetapkan di atas.
Negara-negara berkembang ini dapat dibagi dalam tiga sub-kelompok, yaitu:
Negara-negara berkembang yang berpendapatan rendah dengan Gnp per kapita di bawah
US$ 350 (hargaUS$ tahun 1970) pada tahun 1975. Negara-negara berkembang yang
berpendapatan menengah dengan GNP per kapita anatara US$350-US$750 (harga US$
tahun 1970). Negara-negara berkembang yang berpendapatan tinggi yang pada tahun 1975
sudah mempunyai tingkat GNP per Kapita di atas US$750 (harga US$ tahun 1970).
Jika negara-negara berkembang dibedakan lebih lanjut menurut ketiga sub-kelompok ini,
ternyata bahwa secara relative ketiga sub-kelompok ini memperlihatkan penurunan dan
persentase golongan penduduk yang miskin selama kurun waktu 1960-1975, yaitu untuk
sub-kelompok negara-negara berkembang yang berpendapatan rendah dari 61,7 persen
sampai 50,7 persen; untuk sub-kelompok negara yang berpendapatan menengah dari 49,2
persen sampai 31 persen; dan sub-kelompok negara yang berpendapatan tinggi dari 24,9
persen sampai 12,6 persen.
Dengan demikian angka-angka di atas memperlihatkan bahwa masalah kemiskinan absolut
justru paling parah di negara-negara berkembang yang paling miskin. Hal ini memang tidak
begitu mengherankan, karena besarnya masalah kemiskinan absolut di sesuatu negara
tergantung pada dua faktor, yaitu tingkat pendapatan rata-rata (per kapita) dan tingkat
ketimpangan dalam pembagian pendapatan nasional tersebut.
Dengan demikian masalah kemiskinan absolut di negara-negara berkembang hanya dapat
ditanggulangi secara tuntas melelui suatu kombinasi kebijaksanaan, yang meliputi
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi, usaha pemerataan yang lebih besar dalam
pembagian pendapatan, dan penurunan dalam laju pertumbuhan penduduk

3. Teori Pembangunan Dari Beberapa Tokoh

TEORI PEMBANGUNAN ADAM SMITH


Teori
Adam Smith ahli ekonomi yang paling terkemuka. Karya bukunya yang terkenal berjudul An
Inquiry into the nature and Cause of the Whealth of Nations pada 1776. Beliau tidak
memaparkan teori pertumbuhan secara sistematik, namun teori yang yang berkaitan dengan
itu kemudian disusun oleh para ahli ekonomi berikutnya seperti dijelaskan di bawah ini.
Hukum Alam. Setiap orang jika dibiarkan bebas akan berusaha memaksimalkan
kesejahteraan dirinya sendiri, karena itu jika semua orang dibiarkan bebas akan
memaksimalkan kesejahteraan mereka secara agregat.

Proses Pemupukan Modal. Pemupukan stok dalam bentuk barang harus lebih dulu dilakukan
sebelum pembagian kerja, maka pekerjaannya hanya dapat dibagi lebih lanjut secara
seimbang, jika stok lebih dulu diperbesar. Agen Pertumbuhan. Perdagangan bebas dan
persaingan, yang mendorong mereka memperluas pasar, yang pada gilirannya
memungkinkan pembangunan ekonomi. Fungsi ketiga itu saling berkaitan erat.

Proses Pertumbuhan. Dengan menganggap benar faktor-faktor kelembagaan, politik dan


alam, Smith berangkat dari asumsi bahwa suatu kelompok social akan mengalami laju
pertumbuhan ekonomi tertentu yang tercipta karena naiknya jumlah mereka dan melalui
tabungan. Ini mendorong “meluasnya pasar” yang pada gilirannya meningkatkan pembagian
kerja dan demikian meningkatkan produktivitas.

1. Pembagian masyarakat secara lugas


2. Alas an yang tidak adil bagi kegiatan menabung
3. Asumsi yang tidak realistis tentang persaingan sempurna
4. Pengbaian wiraswasta ( pengusaha )
5. Asumsi yang tidak realistis tentang keadaan stasioner
TEORI RICARDIAN
Seperti halnya Smith, David Ricardo juga mengungkapkan pandangannya mengenai
pembangunan ekonomi dengan cara yang tidak sistematis dalam bukunya The Principles of
Political Economy and Taxation.Teori-teori Ricardian didasarkan pada asumsi bahwa :
1. Seluruh tanah digunakan untuk produksi ganduk dan angkatan kerja dalam pertanian
membantu menentukan distribusi industri;
2. law of diminishing return” berlaku bagi tanah;
3. Persediaan tanah adalah tetap;
4. Permintaan akan gandum benar-benar inelastis;
5. Buruh dan modal adalah masukan yang bersifat variabel;
6. Seluruh buruh dibayar dengan upah yang cukup untuk hidup secara minimal;
7. Harga penawaran buruh adalah tertentu dan tetap;
8. Permintaan akan buruh tergantung pada pemupukan modal;
9. Terdapat persaingan yang sempurna;
10. Pemupukan modal dihasilkan dari keuntungan.

Ricardo adalah pelopor ahli ekonomi modern dan pendapatnya mengenai pertumbuhan
ekonomi telah dianut oleh banyak kalangan. Pendapat-pendapatnya adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan Pertanian
2. Tingkat Keuntungan
3. Pentingnya tabungan
4. Perdagangan luar negeri
5. Teori dinamis

KELEMAHAN TEORI RICARDO


1. Mengabaikan pengaruh teknologi
2. Pengertian yang salah tentang keadaan stasioner
3. Pengertian yang salah tentang penduduk
4. . Kebijaksanaan pasar bebas yang tidak dapat diterapkan
5. Mengabaikan faktor-faktor kelembagaan
6. Teori Ricardo adalah teori distribusi, bukan teori pertumbuhan
7. Tanah juga menghasilkan selain gandum
8. . Modal dan buruh bukanlah koefisien yang tetap
9. Mengabaikan tingkat suku bunga
10. Teori Ricardo dan Negara terbelakang

TEORI MALTUS MENGENAI PEMBANGUNAN EKONOMI


Konsep pembangunan. Suatu proses naik-turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar
lancer-tidaknya aktivitas ekonomi. Malthus menitikkan perhatian pada “perkembangan
kesejahteraan” suatu Negara, yaitu pembangunan ekonomiyang dapat dicapai dengan
meningkatkan kesejahteraan suatu Negara. Tetapi, “kesejahteraan suatu Negara tidak selalu
meningkat dalam proporsiyang sama dengan peningkatan pada nilai kadangkala bisa terjadi
atas dasar penyusutan actual pada komoditi.
Peranan produksi dan distribusi. Hal ini dianggap sebagai dua unsur utama
kesejahteraan.jika keduanya dikombinasikan pada proporsiyang benar, ia akan dapat
meningkatkan kesejahteraan suatu Negara dalam waktu yang singkat.
Faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi. Mendefinisikan Problem pembangunan
ekonomi sebagai suatu yang menjelaskan perbedaan antara Gross National Product
Potensial dan Gross National Product Aktual.
Proses akumulasi modal. Hal ini merupakan factor paling penting bagi pembangunan
ekonomi. Peningkatan kesejahteraan yang mantap dan berkesinambungan tidak mungkin
tercapai tanpa penambahan modal secara terus-menerus.
Stagnasi ekonomi. Penawaran buruh dalam jangka pendek sangat tidak elastic. Karena sifat
dasar penduduk, kebutuhan tambahan pekerja untuk memenuhi permintaan tertentu, tidak
dengan tersedia di pasar, sampai selamg waktu enam belas atau delapan belas tahun.
Langkah-langkah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi :
1. Pertumbuhan berimbang
2. Menaikan permintaan efektif
Kelemahan-kelemahan teori Malthus :
1. Stagnasi sekuler tidak melekat pada akumulasi modal
2. Pandangan negative terhadap akumulasi modal
3. Komoditi tidak dipertukarkan dengan komoditi
4. Konsumen tidak produktif, menghambat kemajuan
5. Dasar tabungan berisi satu
TEORI MILL MENGENAI PEMBANGUNAN EKONOMI
Mill menganggap pembangunan ekonomi sebagai fungsi dari tanah, tenaga kerja dan modal.
Sementara keduanya adalah dua factor produksi yang asli.
Pengendalian pertumbuhan penduduk. Yang dimaksudkan penduduk adalah golongan
pekerja. Pembatasan penduduk merupakan hal penting untuk memperbaiki kondisi kelas
pekerja sehingga mereka dapat menikmati hasil kemajuan teknologi dan
akumulasimodal.pembatasan kelahiran sebagai lawan pengendalian moral.
Cadangan upah. Upah dibayarkan dari modal, karena itu upah dibatasi oleh cadangan modal
yang ada untuk membayarkan upah. Jadi upah per kepala dapat dihitung dengan membagi
keseluruhan modal yang berputar dengan penduduk yang bekerja.
Laju akumulasi modal. Hal ini tergantung pada jumlah dana yang dapat menghasilkan
tabungan atau besarnya sisa hasil usaha, kuatnya kesenderungan untuk menabung.
Tingkat laba. Dalam suatu perekonomian, tingkat laba akhirnya cenderung akan menurun
karena hasil yang semakin berkurang di sektor pertanian dan bertambahnya penduduk
berdasarkan laju Malthus.
Keadaan stasioner. Mill berpendapat keadaan stasioner akan segera terjadi, “paling lama
beberapa tahun lagi dan tidak lebih”, kehadirannya tertunda oleh factor-faktor tersebut di
atas. Keadaan stasionerakan membawa ke arah perbaikan distribusi pendapatan dan upah
bagi tenaga kerja.
Peranan pemerintah. Campur tangan pemerintah ai pandang perlu, misalnya untuk
memperbaiki redistribusi pemilikan sarana produksi dengan rencana-rencana seperti
pembagian laba dan kerjasama.

TEORI KLASIK
1. Kebijaksanaan pasar bebas
2. Pemupukan modal
3. Keuntungan, rangsang bagi investasi
4. Keuntungan cenderung menurun
5. Keadaan stasioner
Teori klasik tentang pembangunan yang abstrak dan sederhana ini tidak bebas dari kritik
sebagai berikut :
1. Mengabaikan kelas menengah
2. Melalaikan sector public
3. Meremehkan teknologi
4. Hukum yang tidak realistic
5. Pemikiran keliru mengenai upah dan keuntungan
6. Proses pertumbuhan yang tidak realistic

TEORI MARXIS TENTANG PEMBANGUNAN EKONOMI


Teori pembangunan ekonomi dalam tiga hal, yaitu: dalam arti luas memberikan penafsiran
sejarah dari sudut ekonimi, dalam arti sempit merinci kekuatan yang mendorong
perkembangan kapitalis, dan menawarkan jalan alternatif tentang pembangunan ekonomi
terencana.
Hubungan produksi berhubungan dengan struktur kelas masyarakat yang ditandai secara
khas oleh komponen berikut :
(i) Organisasi buruh dalam pembagian kerja dan kerja sama, keterampilan kerja dan status
buruh dalam konteks social yang berhubungan dengan tingkat kebebasan atau perbudakan;
(ii) Lingkungan geografis dan pengetahuan tentang pemanfaatan sumber dan bahan;
(iii) Proses dan sarana teknik dan keadaan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Kritik dari para penentang teori marx :
1. Nilai lebih tidak realistis
2. Marx nabi palsu
3. Kemajuan teknologi bermanfaat didalam meningkatkan pekerjaan
4. Kecenderungan jatuhnya keuntungan tidak benar
5. Marx tidak memahami fleksibilitas kapitalisme
6. Teori siklus marx adalah salah

TEORI SCHUMPETER
Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku
Theory of Economic Development yang terbit di Jerman 1911, yang kemudian diuraikan dan
direvisi dalam lusiness cycles (1939) dan Capitalism, Socialism and Democracy (1942) tanpa
mengalami perubahan penting.
Inovasi. Terdiri dari : (1) pengenalan barang baru; (2) pengenalan metode produksi baru; (3)
pembukaan pasar baru;(4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang
semi maufaktur; (5) pembentukan organisasi baru pada setiap industry baru. Pengenalan
produk baru secara terus-menerus pada produk inilah yang membawa pada pembangunan.
Peranan innovator. Schumpeter memberikan peranan innovator kepeda pengusaha.
Pengusaha didorong oleh: (a) keinginan untuk mendirikan kerajaan bisnis swasta; (b)
keinginan untuk menguasai dan membuktikan superioritasnya; dan (c) kesenangan
membuat dan mendapatkan sesuatu, atau sekedar menylurkan kepintaran dan tenaga
seseorang.
Proses siklis. Investasi menaikan pendapatan uang dan harga serta membantu menciptakan
ekspansi kumulatif diseluruh perekonomian. Dengan meningkatkan daya beli konsumen,
permintaan atas produk industry tua meningkat disbanding penawarannya. Harga naik, laba
meningkat, dan industry tua berkembangdenagan pinjaman dari bank. Ini mendatangkan
gelombang sekunder inflasi kredit yang membuntuti gelombang pertama inovasi. Optimism
dan spekulasi yang berlebihan membawa lebih jauh kepeda masa boom.
Jelas teori ini penuh dengan pemikiran dan wawasan yang cemerlang dari seorang teoritisi
besar, namun tidak berarti lepas dari kritik.
1. Keseluruhan teori Schumpeter didasarkan pada innovator yang dianggapnya sebagai
pribadi yang ideal.
2. Menurut Schumpeter, pembangunan ekonomi adalah akibat dari proses siklis.
3. Pendapat Schumpeter bahwa perubahan siklis merupakan akibat inovasi juga tidak benar.
4. Anggapannya juga inivasi sebagai sebab utama pembangunan ekonomi.
5. Dalam teori ini terlalu banyak menekankan pentingnya kredit bank.
6. Analisa mengenai proses peralihan dari kapitalisme ke sosialisme tidak benar.
Analisa Schumpeter dan Negara Terbelakang :
1. Perbedaan tatanan sosio-ekonomi.
2. Kurangnya kewiraswastaan.
3. Tidak dapat diterapkan pada Negara sosialis.
4. Tidak dapat diterapkan pada ekonomi campuran.
5. Yang dibutuhkan adalah perubahan kelembagaan dan bukan inovasi.
6. Asimilasi inovasi.
7. Mengabaikan konsumsi.
8. Mengabaikan tabungan.
9. Mengabaikan pengaruh eksternal.
10. Mengabaikan pertumbuhan penduduk.
11. Penjelasan yang tak memuaskan mengenai tekanan inflasi.
TEORI KEYNES
Pendapatan total merupakan fungsi dalam pekerjaan total dalam suatu Negara. Semakin
besar pendapatan nasional, semakin besar juga volume pekerjaan yang dihasilkan, demikian
sibaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif. Permintaan efektif
menentukan tingkat keseimbangan pekerjaan dan pendapatan. Permintaan efektif
ditentukan titik pada saat harga permintaan agregat sama dengan harga penawaran agregat.
Permintaan efektif terdiri dari permintaan konsumsi dan prmintaan investasi. Permintaan
konsumsi tergantung pada kecenderungan untuk mengkonsumsi. Jika volume investasi yang
diperlukan tak terpenuhi maka harga pemintaan agregat akan turu, lebih rendah daripada
harga penawaran agregat. Akibatnya, pendapatan dan pekerjaan akan turun sampai jurang
tersebut terjembatani. Jadi perbedaan antara pekerjaan dan pendapatan ini sebagian besar
akan tegantung pada investasi.volume investasi tergantung pada efisiensi marginal dari
modal suku bunga.
Asumsi Keynes dan Negara Terbelakang :
1. Pengangguran siklis.
2. Analisa periode jangka pendek.
3. Ekonomi tertutup.
4. Penawaran lebih factor komplementer dan factor tenaga kerja.
5. Tenaga kerja dan modal secara serempak menganggur.
Peralatan Ekonomi Keynes dan Negara Terbelakang
1. Permintaan efektif.
2. Kecenderungan konsumsi.
3. Kecenderungan menabung.
4. Kecenderungan marginal modal.
5. Suku bunga.
6. Multiplier. Konsep multiplier Keynes didasarkan pada empat asumsi berikut :
a. Penganguran terpaksa.
b. Suatu ekonomi industry dengan kurve penawaran output miring ke kanan atas dan baru
menjadi vertical setelah melewati interval yang panjang.
c. Kapasitas lebih pada industry barang konsumsi.
d. Penawaran modal kerja yang diperlukan bagi output bersifat elastic.

TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT ROSTOW


Masyarakat Tradisional. Diartikan sebagai, suatu masyarakat yang strukturnya berkembang
di sepanjang fungsi produksi berdasarkan ilmu dan teknologi pra-Newton dan sebagai hasil
pandangan pra-Newton terhadap dunia fisika. Ini tidak berarti tidak terjadi perubahan
ekonomi. Sebenarnya banyak tanah dapat digarap, skala dan pola perdagangan dapat
diperluas, manufaktur dapat dibangun dan dan produktivitas pertanian dapat ditingkatkan
sejalan dengan peningkatan penduduk dan pendapatan nyata.
Pra –Syarat Tinggal Landas
Proses penciptaan prasyarat tinggal landas dari masyarakat tradisional berjalan menurut
arah ini; Pada mulanya berkembang suatu gagasan bahwa kemajuan ekonomi bukanlah
sesuatu yang mustahil dan merupakan satu penting bagi tujuan lain yang dianggap terbaik,
baik itu berupa kebanggaan nasional, keuntungan pribadi, kesejahteraan umum, atau
kehidupan yang lebih baik bagi anak cucu. Pendidikan, sekurang-kurangnya bagi beberapa
orang tertentu, meluas dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan kehidupan modern.
Tinggal Landas
Tahap ini merupakan titik yang menentukan di dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai dan
kepentingan masyarakat tradisional membuat terobosan yang menentukan; dan
kepentingan bersama membentuk struktur masyarakat tersebut. Pertumbuhan biasanya
berjalan menurut deret ukur, seprti rekening tabungan yang bunganya dibiarkan bergabung
dengan simpanan pokok. Definisi tinggal landas sebagai “revolusi industry yang bertalian
secara langsung dengan perubahan radikal dalam metode produksi yang dalam jangka waktu
relative singkat menimbulkan konsekuensi yang menentukan.” Periode tinggal landas diduga
tidak memakan waktu lama, hanya kira-kira selama dua dasawarsa.

TEORI LEWIS MENGENAI PENAWARAN BURUH


YANG TIDAK TERBATAS
Lewis mengawali teorinya dengan pernyataan tegas bahwa teori klasik mengenai penawaran
buruh yang benar-benar elastic dengan upah subsisten benar-benar terjadi di sejumlah
Negara terbelakang. Ekonomi seperti itu terjadi pada negeri yang berpenduduk padat
dibandingkan dengan sumber alam dan sumber modal sehingga produktivitas marginal
buruhnya tidak berarti, nihil atau bahkan negative.
Surplus kapitalis. Upah kapitalis 30% lebih tinggi dari pada upah subsisten, sebagai akibat: (a)
kenaikan yang mencolok pada output sector susisten yang dengan kenaikan pendapatan riil
dapat menyebabkan pekerja meminta upah kapitalis yang lebih tinggi sebelum menawarkan
dirinya untuk suatu pekerjaan; (b) jika dengan penarikan buruh dari sector subsisten itu
produk total tetap sama, maka produk rata-rata dan juga pendapatan riil dari mereka yang
tertinggal akan naik dan pekerja yang ditarik itu. Kemungkinan menuntut upah yang lebih
tinggi dari sector kapitalis; (c) biaya hidup yang tinggi dan beberapa pertimbangan
kemanusiaan dapat menggerakkanpara majikan menaikan upah riil, atau pemerintah dapat
mendorong serikat buruh dan menyokong usaha-usaha perundingan upah mereka. Tetapi
penawaran buruh dianggap benar-benar elastic pada upah kapitalis yang ada. Karena
produktivitas marginal buruh di sector kapitalis lebih tinggi dari upah kapitalis, ini
mengakibatkan surplus kapitalis.
Teori Lewis dapat diterapkan pada Negara terbelakang yang berpenduduk padat dengan
syarat-syarat tertentu. Karena itu penerapannya dibatasi oles asumsi-asumsi yang menjadi
dasar kritik-kritik yang diperbincangkan di bawah ini :
1. Tidak setiap Negara terbelakang mempunyai penawaran buruh yang tidak terbatas.
2. Tingkat upah di se3ktor kapitalis tidak konstan.
3. Tidak dapat diterapkan jika akumulasi modal bersifat menghemat buruh.
4. Buruh terampil bukanlah kesulitan sementara.
5. Kurangnya usaha dan inisiatif.
6. Proses multiplikasitidak berlangsung di Negara terbelakang.
7. Mengabaikan permintaan total.
8. Mobilitas buruh tidaklah mudah.
9. Produktivitas marginal buruh tidak nihil.
10. Produktivitas turun bersema migrasi buruh darisektor subsisten.
11. Kelompok berpendapatan rendah juga menabung.
12. Inflasi tidak membunuh diri sendiri.
13. Administrasi pajak yang tidak efisien.

. TEORI STRATEGI PEMBANGUNAN


Definisi Teori Pembangunan
Terdiri dari dua kata, yaitu: “Teori” “Pembangunan”
Pembangunan
Mansour Fakih : Proses dan usaha untuk meningkatkan kehidupan ekonomi politik , budaya,
infrastruktur masyarakat dsb. Pembangunan adalah bagian dari teori perubahan sosial.
Talizidihu Ndraha “ secara etimologis” : sadar/siuman, bangkit dan berdiri, bentuk,
Membuat, mendirikan atau membina Pembangunan meliputi segi anatomik (bentuk),
fisiologik (kehidupan), dan behavioral (perilaku)
Bjorn Hettne : Pembangunan didefinisikan sangat kontekstual dan harus merupakan konsep
terbuka yang harus didefinisikan terus menerus. Teori Pembangunan lebih memperhatikan
perubahan sosial dibandingkan disiplin ilmu sosial lainnya.
Bintoro dan Mustopadidjaja :” Pengertian pembangunan harus dilihat secara dinamis dan
bukan dilihat sebagai konsep statis. Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha
tanpa akhir”
Profesor Goulet (Tiga Nilai Inti Pembangunan):
Kecukupan:kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar
meliputi sandang, pangan, papan. Keberhasilan pembangunan ekonomi menjadi prasyarat
terpenuhinya nilai ini.
Harga Diri / Kemandirian : Menjadi manusia seutuhnya. Membangun tidak berarti
menghilangkan kepribadian.
Kebebasan dari Sikap Menghamba: kemampuan untuk memilih Kemampuan untuk berdiri
tegak sehingga tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-aspek material semata.
Todaro & Smith: “pembangunan merupakan suatu kenyataan fisik sekaligus tekad suatu
masyarakat untuk berupaya sekeras mungkin demi mencapai kehidupan yang lebih baik”
Tiga tujuan inti pembangunan:
Peningkatan ketersediaan kebutuhan hidup pokok. Peningkatan standar hidup. Perluasan
pilihan-pilihan ekonomi dan sosial. (Todaro & Smith).
Teori Pembangunan & Ideologi
Ideologi (filsafat/pandangan hidup) digunakan sebagai dasar untuk memilih teori dan strategi
pembangunan yang sesuai MAKA Memilih teori dan strategi Pembangunan u/ Indonesia
harus sesuai dengan ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila

2. STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA

Dalam strategi pembangunan Indonesia yang baru diperlukan paradigma baru yang berupa
pembangunan manusia Indonesia yang berwawasan. Dalam kependudukan dan
lingkungannya dengan meningkatkan mutu kesehatan, pendidikan dan pembelajaran, dan
pendapatan keluarga. Dengan meningkatkan mutu tersebut masyarakat Indonesia tidak akan
berada dalam kondisi keterpurukan yang terparah.
Rencana Strategis yang dapat digunakan dalam meningkatkan mutu Kesehatan yaitu dengan
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat terutapa kepada Ibu dan Anak dengan
melibatkan peran Pemerintah dan Masyarakat, Pemberdayaan tenaga Medis dan Non Medis.
Dengan jumlah dan persebaran tenaga Medis dan Non Medis setidaknya akan meningkatkan
efektifitas yang berupa pemberdayaan peran dan fungsi mereka dalam hal Perhatian pada
kesehatan untuk Ibu, Anak dan Remaja dalam menurunkan tingkat kematian Ibu, anak dan
remaja, Peningkatan mutu bidan mandiri dan tenaga paramedis terlatih, bidan mandiri yang
diberdayakan untuk memberikan motivasi kb dan kesehatan, melanjutkan upaya menurunkan
angka kematian ibu hamil dan melahirkan (aki) dengan: melanjutkan gerakan ibu sehat se
jahtera yang telah diluncurkan tahun 1995. Melanjutkan gerakan sayang ibu yang juga telah
dilaksanakan secara lintas sektor. Melanjutan upaya “safemotherhood initiative” yang
berspektrum luas dan menarik partisipasi kalangan

Dalam hal Pendidikan, pembelajaran dan pelatihan dengan:


Pengembangan model sekolah unggulan terutama untuk melayani anak-anak terlantar dan
kurang beruntung (community college), memberikan perhatian khusus bagi anak perempuan,
mempersiapkan anak perempuan untuk mampu menentukan pilihan, wajib belajar 9 tahun,
pelatihan usaha mikro, adanya latihan ketrampilan dl sekolah akan merupakan awal dari
keterampilan nyata dilapangan dikemudian hari, penggunaan produksi dalam negeri. Untuk
itu diperlukan dukungan sekolah dan orang tua dan bantuan belajar untuk anak perempuan
agar sekolah lebih tinggi, selain itu untuk memperbaiki kesetaraan gender dalam upaya
pengentasan kemiskinan dengan adanya Program khusus untuk generasi muda dengan
memberi perhatian khusus untuk anak keluarga yang kurang mampu (under-privileged),
memberi muatan program kesehatan reproduksi untuk siswa dan putus sekolah. (misalnya
napza, hiv/aids). Program untuk generasi muda dapat dilaksanakan melalui berbagai saluran
dan program terkait, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam hal Membangun kemandirian ekonomi keluarga


Hal ini bertujuan untuk memperbaiki ekonomi keluarga melalui orientasi pasar setempat
khususnya membangun jejaring antar para ibu dl pedesaan dengan menggunakan pola gotong
royong dalam membangun ekonomi keluarga dalam kelompok serta memberikan dukungan
manajemen dan alokasi sumber dana antara lain dengan cara menarik/membuka peluang
investasi pengusaha di perkotaan dan pedesaan

Meningkatkan mutu lingkungan hidup dan sarana prasarana yang memadai, dengan
memperhatikan :
- Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku menjaga dan melestarikan sumber
daya alam
- Mengadakan pengawasan yang intensip dan penegakan hukum terhadap perusak lingkungan
- Meningkatkan kesadaran para perencana dan pengambil keputusan untuk memperhatikan
tata ruang bagi pembangunan
- Meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya dalam membangun rumah dan fasilitas
umum yang sehat
-
Hal-hal yang memacu keberhasilan
- Mengembangkan partisipasi di masyarakat dengan melalui peningkatan kegiatan organisasi
wanita setempat (community-based organization dan private voluntary organization)
- Mengembangkan kepemimpinan yang unik untuk daerah setempat
- Mengembangkan pelayanan mandiri dalam berbagai segi kehidupan

Strategi pokok yang ditempuh dalam pembangunan indonesia


Ø Strategi Penataan Kembali Indonesia yang diarahkan untuk menyelamatkan system
ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan consensus dasar
yang melandasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila;
Ø Undang-Undang Dasar 1945 (terutama Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945); tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tetap berkembangnya pluralisme dan
keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika;
Ø Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia disegala
bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan
landasan pembangunan yang kokoh.

3. RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA

Gambaran yang lebih jelas tentang arah yang dituju dalam pembangunan Indonesia dapat
dibaca dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Dalam
RPJPN tersebut telah ditetapkan bahwa visi pembangunan adalah “Indonesia yang mandiri,
maju, adil dan makmur”. “Mandiri” artinya mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri.
“Maju” dapat diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, kemantapan sistem dan
kelembagaan politik dan hukum. Sedangkan “Adil” dicerminkan oleh tidak adanya
diskrimasi dalam bentuk apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah. Sementara
“Makmur” dapat diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidup.
Di berbagai negara, seperti Cina, tingkat kemakmuran bisa dikelompokkan menjadi 4, yang
indikatornya adalah rasio pengeluaran untuk makanan dari total pengeluaran. Apabila rasio
pengeluaran untuk makanan diatas 60% dari total pengeluaran, maka komunitas tersebut
tergolong “miskin”. Apabila rasionya antara 50% – 60% dari total pengeluaran, maka
komunitas tersebut tergolong “hampir miskin” atau “hanya cukup makan dan pakaian”.
Apabila rasionya antara 40% – 50%, maka komunitas tersebut tergolong “relatif makmur”.
Sedangkan bila rasionya sudah dibawah 60% dari total pengeluaran, maka komunitas tersebut
tergolong “makmur”. Mengacu kepada tolok ukur diatas, sebenarnya masing-masing kita
dapat mengira-ngira sendiri termasuk golongan yang mana.

Sebagai informasi, rasio mengeluaran penduduk Cina untuk makanan dari total pengeluaran
pada tahun 1978 adalah 57,5% di pedesaan dan 67,7% di perkotaan. Angka tersebut turun
menjadi 43,0% di pedesaan dan 35,8% di perkotaan pada tahun 2006 (Bahan Seminar on
Economic Administration for Asian Countries, 2008). Artinya penduduk Cina di pedesaan
pada saat ini telah relatif makmur, dan di perkotaan sudah makmur.

Selanjutnya, bagaimana di Indonesia ? Dalam RPJPN 2005 – 2025 juga telah ditetapkan misi
pembangunan sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab
berdasarkan falsafah Pancasila.
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum.
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu.
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
Untuk mencapai misi tersebut, telah ditetapkan pula 4 tahapan pembangunannya, yaitu :
1. Dalam RPJMN 1 (2005 – 2009) dilakukan penataan kembali NKRI, membangun Indonesia
yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih
baik.
2. RPJMN 2 (2010 – 2014) ditujukan untuk memantapkan penataan kembali NKRI,
meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, dan memperkuat daya saing
perekonomian.
3. Sedangkan target dalam RPJMN 3 (2015 – 2019) adalah memantapkan pembangunan
secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian
yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek.
4. Pada tahapan terakhir, RPJMN 4 (2020 – 2024) diharapkan terwujudnya masyarakat
Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala
bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh belandaskan keunggulan kompetitif.
Dalam pembangunan daya saing bangsa, RPJPN 2005 – 2025 menetapkan arahnya sebagai
berikut :
1. Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
2. Penguatan perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global.
3. Penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan iptek.
4. Pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan maju.
5. Reformasi hukum dan birokrasi.

Tantangan
Dalam melaksanakan pembangunan, berbagai tantangan sudah, sedang akan kita dihadapi.
Misalnya di bidang perekonomian kita menglami kemajuan, namun dalam tahun-tahun
terakhir mengalami tekanan karena terjadinya krisis ekonomi global. Tantangan utamanya
adalah menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi. Sebagaimana dilaporkan oleh Bappenas
bahwa pertumbuhan ekonomi kita turun dari 6,3% pada tahun 2007 menjadi 6,1% pada 2008,
dan diprediksi menjadi 4 – 4,5% pda 2009. Sementara inflasi naik dari 6,6% pada 2006 dan
2007 menjadi 11,1% pada 2008, meskipun angka pada 2008 masih lebih rendah dari inflasi
tahun 2005 sebesar 17,1%.

Tingkat pengangguran memang telah menurun, namun masih relatif tinggi, yaitu sebanyak
9,39 juta orang atau 8,39% pada Agustus 2008. Demikian juga halnya dengan kemiskinan,
meskipun terus menurun, namun angkanya masih relatif tinggi yitu 35 juta atau 15,4% pada
Maret 2008. Oleh karena itu upaya untuk menekan angka pengangguran dan angka
kemiskinan ini masih perlu ditingkatkan.

Upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan, perlu terus
dilaksanakan. Meskipun data BPS menjunjukkan usia harapan hidup (UHH) telah meningkat
menjadi 70,5 tahun, angka kematian ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup, angka
kematian bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan gizi kurang menjadi 18,45%, namun masih
terjadi kesenjangan status kesehtan antar kelompok sosial ekonomi dan antar provinsi.

Kemajuan dalam kemandirian pangan perlu dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan


pangan penduduk yang terus meningkat. Pada tahun 2008, produksi padi kita meningkat
5,4% menjadi sebesr 60,3 juta ton gabah kering giling (GKG). Disamping itu, upaya untuk
mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi juga perlu terus ditingkatkan, misalnya
dengan meningkatkan pemakaian sumber energi yang akrab lingkungan seperti panas bumi
dan bahan bakar nabati (BBN).

Daya saing kita dan dukungan infrastruktur terhadap daya saing juga perlu terus ditingkatkan
karena sampai saat ini (2009) kita berada pada ranking 127 dari 181 negara menurut Doing
Bussiness Survey. Sedangkan menurut Global Competitiveness Index (GCI) tahun 2008-2009
kita berada pada ranking 55 dari 134 negara. Sementara menurut Institute for Managemen
Development (IMD) World Competitiveness, kita berada pada rangking 51 dari 55 negara.
Demikian juga halnya dengan daya saing infrastruktur kita yang berada pada pada urutan 96,
untuk jalan di urutan ke 105, dan untuk pelabuhan berada di uruatan 104 dari 134 negara.

Tantangan dalam bidang Polhukam juga perlu mendapat perhatian yang serius. Kepastian
hukum masih perlu penataan yang lebih baik, dan pelaksanaan demokrsi masih perlu
dimantapkan. Sementara stabilitas keamanan dan kemampuan pertahanan perlu ditingkatkan,
karena belum mencapai minimum essential force, terjadi penurunan efek penggentar.

Di bidang lingkungan kita juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, antara lain masih
tingginya laju kerusakan hutan yang mencapai 1,08 juta hektar per tahun. Konflik
pemanfaatan ruang antar sektor juga perlu mendapatkan perhatian. Kita juga perlu
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi nasional.
Disamping itu dampak global warming juga perlu ditangani dengan serius. Dalam periode
2003 – 2005 terjadi lebih dari 1.300 bencana dan 53% diantaranya terkait hydro metrologi
(34% banjir dan 16% tanah longsr). Selama tahun El-nino 1994, 1997, 2002, 2003, 2004, dan
2006 terdapat 8 bendungan di pulau Jawa menghasilkan listrik dibawah normal. Kenaikan
suhu di Indonesia selama 100 tahun : Palembang naik 4,60 C, Cilacap naik 340 C, dan
Surabaya naik 3,20 C.

Selain itu, terjadi pula kesenjangan pembangunan dan kesenjangan kepadatan penduduk antar
daerah yang peru diatasi. Misalnya, kepadatan penduduk di provinsi Jakarta adalah 13.344
jiwa per km2, jauh lebih besar dibanding provinsi Papua yang cuma 7 jiwa per km2.
Mengatasi kesenjangan ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Dulu, pada zaman Orde baru
digiatkan program transmigrasi untuk mengurangi penduduk di pulau Jawa. Tetapi sampai
sekarang, pulau Jawa masih didiami oleh sekitar 2/3 jumlah penduduk Indonesia.

Ada yang mengusulkan agar pembangunan di luar pulau Jawa lebih diprioritaskan, sehingga
sentra-sentra ekonomi berpencar di berbagai daerah. Apabila lapangan pekerjaan telah
tersebar di berbagai provinsi, di berbagai kabupaten, di berbagai kecamatan, maka pencari
kerja beserta keluarganya pasti akan pindah ke sana untuk mencari penghidupan yang lebih
layak. Dengan demikian, tanpa program transmigrasi-pun masyarakat akan pindah sendiri ke
luar pulau Jawa. (Catatan : Bahan tulisan ini, antara lain bersumber dari laporan Menneg
PPN/Bappenas).

Você também pode gostar