Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.
Negara Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh (David, 2007).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
(Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang
terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum
L. dan C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr)
yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan
yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan jeruk
sambal (C.hystix ABC). Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas
Manfaat buah jeruk salah satunya sebagai makanan buah segar atau makanan
diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah
jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi,
sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue. Beberapa jenis jeruk seperti
jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran
Di pihak lain, pelaksana perlindungan tanaman termasuk penggunaan sarana dan cara
(Kelompok Kerja Penyusun Revisi Metode Analisis Residu Pestisida pada Hasil
Pertanian, 2004).
lingkungan oleh pestisida adalah pengendapan (deposits) dan residu pestisida yang
materi yang terdapat pada permukaan segera setelah aplikasi, sedangkan residu
merupakan materi yang terdapat di atas atau di dalam benda lain setelah beberapa saat
atau mengalami penuaan (aging), perubahan kimia (alteration) atau keduanya. Residu
permukaan atau residu efektif adalah banyaknya materi yang tertinggal, misalnya
pada tanaman setelah aplikasi. Residu permukaan dapat hilang karena pencucian
(pembilasan), penggosokan, hidrolisis dan sebagainya. Dalam waktu 1-2 jam setelah
aplikasi pestisida, kemungkinan besar 90% deposit telah hilang karena pencucian
oleh air hujan, sisanya biasanya terurai oleh sinar ultraviolet. Beberapa jenis pestisida
lipofilik cenderung terakumulasi (menumpuk) pada lapisan malam (lilin) dan lemak
tanaman, terutama di bagian kulit. Itulah sebabnya sayuran atau buah terutama yang
tempat lain oleh air, angin atau organisme yang berpindah tempat. Ketiga komponen
ini kemudian mengubah pestisida tersebut melalui proses kimiawi atau biokimiawi
menjadi senyawa lain yang masih beracun atau senyawa yang telah hilang sifat
perubahan oleh faktor lingkungan secara langsung atau faktor hayati terhadap sistem
dapat bersama partikel air atau debu pembawa. Pestisida dapat pula menguap karena
pencemaran tanah dan air, adanya resiko yang tinggi keracunan bagi manusia yang
tinggi pada produk-produk yang dipasarkan dan biaya produksi yang tinggi (Arifin
Dewasa ini kasus mengenai residu atau pencemaran pestisida pada hasil
pertanian menjadi sorotan tajam. Hal ini disebabkan karena residu pestisida yang
bahkan membahayakan manusia. Dalam kaitan ini, pengujian analisis residu pestisida
pertanian ada pada tingkat yang aman atau tidak untuk dikonsumsi (Bethlee, dan
Cloyd, 2000).
tersebut adalah manusia. Hal ini menyebabkan manusia rawan untuk teracuni
Hasil Pertanian 2004 menyatakan untuk menjamin penggunaan bahan kimia agar
Pestisida.
Pestisida.
Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam hasil pertanian,
bahan pangan, atau pakan hewan, baik sebagai akibat langsung maupun tidak
Hasil pertanian yang beredar di Indonesia baik yang berasal dari dalam negeri
maupun dari luar negeri tidak boleh mengandung residu pestisida melebihi Batas
pestisida yang secara hukum diizinkan atau diketahui sebagai konsentrasi yang dapat
diterima dalam atau pada hasil pertanian, bahan pangan, atau bahan pakan hewan.
Konsentrasi tersebut dinyatakan dalam miligram residu pestisida per kilogram hasil
(Kelompok Kerja Penyusunan Revisi Metode Analisis Residu Pestisida pada Hasil
Pertanian, 2004).
Suatu proses pengujian harus dilakukan untuk menentukan apakah suatu hasil
suatu hasil pertanian diterima atau ditolak untuk beredar di pasaran Indonesia harus
didasarkan pada data analisis dengan validitas dan reliabilitas yang dapat
Residu Pestisida dalam hasil Pertanian yang merupakan acuan untuk tujuan pengujian
tingkat residu pestisida (Kelompok Kerja Penyusunan Revisi Metode Analisis residu
3) pelaksanaan analisis. Prosedur lengkap ketiga langkah tersebut harus sesuai dengan
Penyusun Revisi Metode Analisis Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian, 2004).
Salah satu fauna tanah yang memegang peranan penting di dalam tanah adalah
arthropoda. Arthropoda adalah Phylum fauna yang terbesar dan sangat beragam.
centipoda, milipoda, simfila, pauropoda dan trilobita yang telah punah. Arthropoda
dicirikan dengan segmentasi dan badannya dilapisi dengan sisik luar (exoskleton)
dengan pasangan anggota pada setiap segmen, sistem syaraf yang kompleks dengan
tulang belakang, sambungan syaraf melalui ujung anterior dari alat pencernaan
(Borror, 1992).
Dalam dunia fauna, arthropoda meliputi lebih dari 90% kingdom animalia.
Secara literal arthropoda berarti kaki yang beruas-ruas. Semua anggota dari kelompok
1992).
1. Penghancur
tanaman. Jenis yang paling melimpah pada kelompok ini adalah lipan, kutu,
rayap dan tungau (mite). Dalam tanah pertanian, kelompok arthropoda ini
dapat menjadi hama karena memakan akar tanaman yang masih hidup jika
yang berbeda atau spesialis, yaitu hanya berburu satu tipe mangsa. Predator
herbivora dan dapat menjadi hama tanaman. Jumlah herbivora ini cukup besar
(Moldenke, 2001).
4. Pemakan Fungi
fungi dan juga beberapa jenis bakteri. Mereka menggaruk dan memakan
bakteri dan fungi yang ada di permukaan akar. Sejumlah besar fraksi nutrient
bagi tumbuhan dihasilkan oleh fauna pemakan mikroba ini (Moldenke, 2001).
Fauna tanah adalah semua organisme yang hidup di tanah, baik di permukaan
tanah maupun di dalam tanah, sebagian atau seluruh siklus hidupnya berlangsung
di dalam tanah. Kelompok fauna tanah ini sangat banyak dan beranekaragam, mulai
(Kalshoven, 1981).
Peran hewan tanah pada ekosistem tanah cukup besar dalam menentukan
kualitas dan struktur tanah. Peran hewan tanah dalam proses perombakan bisa
terlaksana secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung karena memakan
Pertama, pengecilan adalah reduksi ukuran partikel organik, yang terjadi berkat
biokimia molekul organik kompleks berkat proses pencernaan fauna dan mikroflora
tanah (Deshmukh, 1992). Selain berperan dalam proses perombakan bahan organik
dan memperbaiki struktur tanah, fauna tanah juga berperan menaikkan nilai tukar
Tanah yang kekurangan bahan organik menjadi padat, karena salah satu
fungsi bahan organik adalah untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Fungsi
lain bahan organik adalah sebagai sumber mineral sehingga di dalam tanah tersedia
unsur hara yang diperlukan tanaman. Di dalam tanah bahan organik secara berangsur-
kekurangan bahan organik akan menyulitkan tanaman menyerap unsur hara yang