Você está na página 1de 2

Achmad Fazlurrahman A.

08/270429/Fi/03459

Dibalik Keberadaan Kitab Suci.

Agama dan kekerasan, kedua hal inilah yang seakan akan menjadi dua keterkaitan
yang saling berkesinambungan belakangan ini. Beragama sama dengan menyetujui jalan
kekerasan, begitu kiranya potret kehidupan yang mungkin dianjurkan Tuhan. Agama
seolah olah melegitimasi kekerasan bagi penganutnya, tidak ada jalan lain selain
bertindak sekeras mungkin untuk meluruskan kembali ajaran agama yang dianggap
menyimpang. Terlepas dari tindakan itu benar atau tidak, jika kita kembali pada kodrat
manusia sebagai mahluk sosial. Sudah jelas, aturannya manusia tidak boleh
menyengsarakan kehidupan manusia lain.

Sudah kita ketahui bersama, agama terlahir untuk menciptakan keteraturan


universal. Keyakinan keyakinan yang bersifat pribadipun bukan berarti tidak membumi.
Agama seharusnya mampu menciptakan keharmonisan antar manusia dalam menjalankan
segala bentuk kehidupannya. Agama itulah yang mengatur kita untuk saling menghormati
dan menghargai secara horizontal maupun vertical.

Secara horizontal, manusia wajib mengikuti segala aturan yang membina


hubungan baik antar manusia dengan manusia lain. Sedangkan hubungan vertical sering
dimaknai sebagai usaha manusia untuk mendekatkan diri dengan penciptanya. Manusia
berada pada tempatnya sebagai hamba Tuhan yang patuh terhadap segala bentuk hukum
hukum yang telah Tuhan ciptakan sebelum manusia dilahirkan.

Terkait dengan kelahiran manusia, disinilah awal keimanan itu muncul. Karena
pada realitasnya, banyak sekali diantara kita beragama menurut garis keturunan. Artinya,
iman itu memang telah direncanakan semenjak kita belum dilahirkan. Tahap selanjutnya
ketika manusia tumbuh dewasa, disinilah titik krusial dalam perjalanan manusia dalam
mencari kebenaran yang hakiki. Manusia dibebaskan untuk memilih dan mengatur sendiri
jalan hidupnya. Keimanan bak sesuatu yang muncul secara spontan dan diyakini secara
benar. Keyakinan itulah yang selalu memenangkan pertempuran batiniah dalam setiap
benak orang orang yang meyakini dan mempercayainya. Jika keyakinan itu terletak jauh
didalam lubuk hati, akal manusialah yang kemudian bisa memancing keyakinan itu untuk
keluar dan diamalkan. Tentu saja, Tuhan menciptakan akal tidak serta merta hanya
menciptakan tanpa ada maksud tertentu dibalik penciptaan itu. Akal inilah yang
diharapkan terus berkembang agar manusia tidak menelan mentah mentah pil keimanan
yang telah lebih dulu ada ketika manusia belum dilahirkan.

Cukup jelas, perjalanan manusia dalam meruwat akal itulah yang kemudian
mendominasi tingkah laku manusia dalam beragama. Setuju atau tidak, dalam tahap
inilah agama menjadi buah pikiran masing masing individu untuk dijadikannya sebagai
pedoman hidup. Jika sudah begitu, agama individu satu dengan yang lainpun akan
berbeda. Berbeda perjalan hidupnya, berbeda pulalah pengetahuannya mengenai agama.
Keyakinan itupun lantas akan beragam macamnya dan sangat memungkinkan akan
bertabrakan dengan keyakinan yang lain. Sudah menjadi hukum alam jika semakin
banyak keberagaman maka akan semakin banyak pulalah perbedaan kepentingan sebagai
hasil keberagaman itu. Sebagai penengahnya, tentu saja diperlukan pedoman pedoman
dalam beragama. Hali ini dimaksudkan agar perbedaan itu dapat lebih diminimalisir dan
diatur sedemikian rupa agar menciptakan keteraturan dan kesamaan pemahaman.

Tuhan tentu lebih tau dari kita, maka dalam beragama kita diwajibkan memiliki
pengetahuan yang mendalam mengenai agama yang kita anut dengan cara mempelajari
kitab suci dan segala hal yang menerangkan seperti apa kita harus beragama. Jalur yang
memungkinkan untuk usaha memahami agama secara mendalam salah satunya berupa
pendidikan. Manusia dididik dan dibesarkan beserta pengetahuan yang menjadi
keyakinannya. Pendidikan mendalam mengenai agama inilah yang diharapkan mampu
menengahi konflik konflik yang terjadi akibat ketidaksepahaman terhadap ajaran ajaran
agama. Jika kita mau belajar, maka kebrutalan manusiapun saya yakin tidak akan mampu
berkembang dimuka bumi ini.

Você também pode gostar