Você está na página 1de 3

Acute Myeloproliferative Leukemia (AMLL) atau Acute Non

lymphocytic Leukemia (ANLL)

Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) atau Acute


Myeloproliferative Leukemia (AMLL) adalah penyakit maligna yang
progressif terhadap jaringan hematopoetic dan menyebabkan
kerusakan stem cell. Ini dikarakteristikan oleh perdominan dari sel
marrow immature yang menghalangi diferensiasi atau sebagian
diferensiasi dari maturasi dengan atau tanpa keterlibatan dari darah
di sekitarnya. Normalnya elemen myeloid menurun jumlahnya,
tetapi pada penyakit ini didapat sel-sel leukemia dan bahkan
berubah jika proliferasi maligna tidak terkontrol. Acute Acute
Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) merupakan penyakit yang fatal.
Kematian biasanya disebabkan oleh efek dari pansitopenia (anemia,
bleeding dan penurunan kekebalan terhadap infeksi). Acute
Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) ditemukan terhadap orang dewasa
tetapi penyakit ini juga ditemukan pada semua umur. Factor
predisposisi pada laki-laki.

Penyebab dari Acute Nonlymphocytic Leukimia (ANLL) tidak


jelas dan merupakan kombinasi atau interaksi dari berbagai
factor:

* Radiasi Peran paparan radiasi menjadi factor berkembanganya


leukemia. Factor resikonya adalah:

1. Seseorang yang bekerja diradiologi klinik tanpa menggunakan


pengaman yang standar.
2. Pasien yang mendapatkan terapi radiasi terhadap ankylosing
spondylitis dibandingkan pasien lain dengan penyakit yang sama
tetapi tanpa mendapat radiasi.
3. Seseorang yang selamat terhadap peristiwa Hirosima dan
Nagasaki.

Masing-masing factor tersebut mempunyai insiden terhadap


peningkatan leukemia.

* Zat-zat kimia Obat-obatan dan terapi kimia dapat


menyebabkan depresi atau aplasia dari bone marrow yang
memungkinkan menyebabkan leukemia dan disebut leukemogens.
Beberapa dari cloramphenicol, phenylbutazone, komponen arsenic,
sulfonamide, dan beberapa insekstisida juga agen sitotoksik yang
digunakan untu terapi neoplasma mempunyai potensial terhadap
leukemogens. Termasuk phenylalanine mustard dan
cyclophospamide digunakan untuk terapi multiple myeloma, agen
alkylating digunakan untuk terapi beberapa tipe kanker termasuk
penyakit Hodgkin, dan immunosuppressant untuk terapi penyakit
immunoinflammatory. Benzena juga diketahui dengan jelas sebagai
penyebab kanker.
* Genetik Penyimpangan dari kromosom termasuk aneuploidy
dan kerusakan ditunjukkan dengan beberapa penyakit yang
berhubungan dengan peningkatan insiden Acute Nonlymphocytic
Leukimia (ANLL). Penyakit-penyakit tersebut termasuk Down
syndrome (trisomy 21), Fanconi’s syndrome (kerusakan kromosom
yang berlebihan), Bloom syndrome (kerusakan nilai kromosom dan
rearrangement) dan D-trisomy. Leukimia congenital biasanya
nonlympositik. Penelitian menunjukkan riwayat keluarga dengan
leukemia juga mempunyai factor genetic penyebab leukemia akut.
* Virus Tidak ada kesimpulan terhadap pernyataan bahwa virus
merupakan penyebab leukemia pada manusia. Walaupun demikian
ada beberapa hasil penelitian yang menyokong teori virus sebagai
penyebab leukemia antara lain : enzim reverse transciptase
ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui di
dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe-C, yaitu jenis virus RNA
yang menyebabkan leukemia pada binatang. Enzim tersebut
menyebabkan virus yang bersangkutan dapat membentuk bahan
genetic yang kemudian bergabung dengan genom sel yang
terinfeksi.

Klasifikasi Acute Myeloproliferative Leukemia (AMLL) atau


Acute Non lymphocytic Leukemia (ANLL)
FAB (French-American-British) membagi Acute Myeloproliferative
Leukemia (AMLL) menjadi 6 jenis:
Mo : leukemia mieloblastik dengan minimal diferensiasi
M1 : leukemia mieloblastik tanpa pematangan
M2 : leukemia mieloblastik dengan berbagai derajat pematangan.
M3 : Leukimia promielositik hipergranuler.
M4 : Leukimia mielomonositik
M5 : Leukimia monoblastik
M6 : Eritroleukimia

Manifestasi klinik

1. Anemia: Pallor, Letargy, Dyspneu, Fatigue, Kelemahan


2. Neutropenia: Fever, Malaise, Infeksi
3. Trombositopenia: Hemorrage, Memar/bruising, Petekia,
Purpura, Epistasis, Perdarahan gusi, Menorragi
4. Inflitrasi organ: Nyeri tulang, Splenomegaly, Hepatomegaly,
Lympadenopathy, Hipertrofi gusi, Infiltrasi kulit, Ulcerasi membrane
mukosa, Syndrome meningeal; Headache Mual Muntah

Penatalaksanaan
Sampai saat ini belum ditemukan bentuk perawatan yang
memuaskan untuk penderita Acute Nonlymphocytic Leukimia
(ANLL). Berbagai kombinasi obat termasuk sitosin arabinosid,
daunomisin, vinkristin, 6-azauridin, 6-tioguanin dan 6-merkaptopurin
dapat menginduksi remisi pada sekitar 75% penderita. Rejimen
yang paling efektif menyertakan sitosin arabonosid dan daunomisin.
Seperti pada LLA, SSP dapat merupakan tempat relaps Acute
Nonlymphocytic Leukimia (ANLL). Frekuensi relaps SSP sebagai
tanda awal reaktovasi penyakit, dapat dikurangi dengan profilaksis,
namun karena seringnya relaps dini darah dan sumsum tulang,
tindakan profilaksis pada SSP tidak memperpanjang angka
kelangsungan hidup penderita.

Untuk terapi lanjutan (maintainance) dianjurkan beberapa rejimen


yang dapat memperpanjang remisi komplit. Tidak satupun dari
rejimen-rejimen ini lebih unggul dari lainnya. Beberapa rejimen
imunoterapi non spesifik menggunakan BCG dengan atau tanpa sel-
sel alogenik leukemik. Namun imunoterapi demikian menunjukkan
keuntungan yang nyata walaupun juga tidak menimbulkan efek
yang buruk.
Pemanfaatan sumsum tulang pada penderita dengan donor yang
sesuai, saat ini tengah diteliti. Komplikasi yang terjadi adalah GVHD
(Graft Versus Host Disease) yaitu limfosit T dari donor marrow
merusak sel lymphohemopoietic dari resipien.
Pada pasien leukemia promielositik akut, pemberian rejimen yang
terdiri dari sitosin arabinosid, daunomisin dan heparin pada awal
induksi remisi, berhasil mengatasi kecenderungan koagulasi
intravaskuler tersebar (DIC) dan timbulnya perdarahan. Beberapa
penderita dapat mencapai masa bebas penyakit jangka panjang.

Prognosis
Umumnya buruk, hingga sukar untuk membedakan tanda-tanda
prognostic spesifik. Tampilan sitologik awal tidak membantu
meramalkan prognosis, kecuali pada penderita leukemia
promielositik akut. Prognosis yang lebih baik bila jumlah leukosit
pada saat diagnosis, kurang dari 10.000/mm3, demikian pula bila
jumlah trombosit lebih dari 10.000/mm3. Dengan rejimen terapi
mutakhir, lama remisi (median) berkisar antara 1,5 sampai 2 tahun.
Kurang dari 30% penderita mencapai remisi lengkap kontinyu
jangka panjang; remisi demikian jarang mencapai 5 tahun

Diagnosa keperawatan
1. PK anemia
2. Nyeri akut
3. Resiko infeksi
4. Fatigue/kelelahan b.d kondisi fisik yang menurun, anemia,
penyakit yang dialami.

Você também pode gostar