Você está na página 1de 6

PARTOGRAF

Posted on 9 April, 2008. Filed under: Kep. Komunitas, Kep. Maternitas |

PARTOGRAF
Partograf adalah alat pencatatan persalinan, untuk menilai keadaan ibu, janin dan seluruh
proses persalinan. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada penyimpangan / masalah
dari persalinan, sehingga menjadi partus abnormal dan memerlukan tindakan bantuan lain
untuk menyelesaikan persalinan.
Partograf merupakan lembaran form dengan berbagai grafik dan kode yang menggambarkan
berbagai parameter untuk menilai kemajuan persalinan.
Gambaran partograf dinyatakan dengan garis tiap parameter (vertikal) terhadap garis
perjalanan waktu (horisontal).

Bahaya / komplikasi persalinan sulit / abnormal


1. kematian ibu atau kematian bayi atau keduanya
2. ruptura uteri
3. infeksi / sepsis puerperal
4. perdarahan postpartum
5. fistel

PARTOGRAF WHO
(baca juga buku Prof.Dr.Sudraji Sumapraja)
Sesuai standarisasi WHO (World Health Organization), untuk digunakan di pelosok-pelosok
negara berkembang atau miskin, supaya mudah digunakan oleh pelayan kesehatan di sarana
terbatas.
Jika dinilai ada masalah yang memerlukan intervensi, dapat segera diusahakan untuk dirujuk
ke pusat kesehatan yang lebih baik.
Dengan partograf WHO dapat dinilai kapan diperlukan tindakan untuk menyelesaikan proses
persalinan dengan :
1) perlu/tidaknya dirujuk,
2) perlu/tidaknya induksi infus oksitosin, dan
3) perlu/tidaknya operasi sectio cesarea.
Penelitian partograf WHO dilakukan multisentral di Indonesia (4 rumahsakit), Thailand (2
rumahsakit) dan Malaysia (2 rumahsakit) selama 15 bulan (Januari 1990 – Maret 1991),
menghasilkan modul / form partograf yang sekarang banyak dipakai di mana-mana.

GARIS WASPADA / TINDAKAN


1. daerah sebelah kiri garis waspada merupakan garis observasi
2. daerah di antara garis waspada dan garis tindakan merupakan daerah perlu
pertimbangan untuk merujuk atau mengambil tindakan,
3. daerah di sebelah kanan garis tindakan adalah daerah harus segera bertindak.

KAPAN PARTOGRAF DIISI ?


Partograf mulai diisi bila…
Mereka yang masuk dalam persalinan :
1. fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10’, lamanya<20″.
2. fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10’, lamanya<20″.
Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :
1. bila infus oksitosin dimulai
2. bila persalinan dimulai
Masuk untuk induksi persalinan :
1. pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin
2. induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian prostaglandin)
3. bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.

Partograf tidak perlu diisi bila…


1. Masuk dengan kala 1 akhir fase aktif pembukaan 9 cm atau lebih
2. Sectio cesarea elektif
3. Sectio cesarea darurat saat datang
4. Usia kehamilan kurang dari 34 minggu

MONITOR PADA PARTOGRAF

Frekuensi denyut jantung janin

Normal antara 120-160 kali per menit.


Laporan dengan memberi tanda pada form grafik sesuai frekuensi jantung pada garis waktu.
Selaput / cairan ketuban
Dinilai apakah selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, jika sudah pecah dan keluar
dinilai warna cairan ketubannya.
Kode dengan huruf dalam lingkaran.
(u) atau (+) : selaput ketuban utuh
(-) : selaput ketuban pecah / tidak teraba
Warna cairan : jernih (J), hijau (H), merah (M)
Jika kering/tidak ada cairan : huruf (K).
Moulage kepala janin
Diraba fisura antara tulang-tulang kepala, dilaporkan dalam angka (+1) sampai (+4) menurut
derajatnya, atau bila tidak ada moulage, beri tanda (-).
Pembukaan serviks
Kode dengan tanda silang (X) pada form grafik sesuai pembukaan serviks pada garis waktu.
Fase laten partus kala 1 antara 0 sampai 8 jam sampai dengan pembukaan 3 cm.
Fase aktif sekitar 7 jam, dengan perhitungan atau harapan membuka 1 cm setiap jam sampai
lengkap.
Sebaiknya pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam pada fase laten, dan tiap 3 jam pada
fase aktif. Perkiraan masuk kala 2 dapat dari observasi jika ada tanda-tanda klinis lain.
HIS
Diperiksa dengan meraba dinding rahim di atas umbilikus. Frekuensi dihitung berapa kali
dalam per 10 menit, dan berapa lama kontraksinya.
Hasilnya digambarkan pada form grafik his sesuai garis waktu pemeriksaan.
Gambar isi kotak sesuai jumlah / frekuensi : isi kotak dengan titik-titik untuk lama kurang
dari 20 detik, dengan arsir garis untuk lama 20-40 detik, dan dengan blok untuk lama lebih
dari 40 detik.
Penurunan presentasi (pada persalinan normal : kepala) janin
Dapat dari pemeriksaan Leopold saja maupun dari konfirmasi pemeriksaan dalam, dinilai
dalam berapa perlimaan bagian kepala janin yang masih berada di luar pintu atas panggul
(5/5 belum masuk, sampai 0/5 sudah masuk).
Kepala disebut “engaged” bila bagian terbesar kepala sudah masuk pintu atas panggul.
Obat-obatan / cairan yang digunakan
Dituliskan dalam kolom obat / cairan yang digunakan sesuai garis waktu.
Pemeriksaan tanda vital ibu
Tekanan darah (dengan panah atas bawah untuk sistolik diastolik), nadi (titik), suhu (derajat
Celcius), frekuensi pernapasan.
(rangkuman dari BOBAK)
PARTOGRAF
Gambaran persalinan yang meliputi semua pencatatn yang berhubungan dengan
penatalaksanaannya dan memberikan gambaran piktogram terhadap hal-hal yang penting
dalam persalinan serta tindakan yang segera harus dilakukan terhadap perkebangan
persalinan abnormal.
Bagian-bagian Partograf:
· Identitas
· Denyut Jantung Janin (DJJ)
· Air ketuban
· Penyusupan
· Servikograf
· Waktu
· Kontraksi per 10menit
· Oksitosin
· Obat-obatan
· Nadi dan Tekanan darah Ibu
· Temperatur
· Urine
· Catatan Persalinan
Hal-hal yang diamati pada catatan kemajuan persalinan:
· Kemajuan persalinan
· Keadaan janin
· Keadaan ibu
Waktu Pemeriksaan:
· DJJ setiap 30menit atau 1jam
· HIS setiap 30menit
· Nadi setiap 1jam
· Tekanan Darah setiap 4jam
· Suhu Tubuh setiap 4jam
Sistem Bidang Hodge
Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar panggul.
Hodge menentukan bidang penurunan:

 H I → Bidang yang sama dengan pintu atas panggul


 H II → Bidang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah simfisis
 H III → Bidang sejajar dengan H I setinggi spina ischiadica
 H IV → Bidang sejajar dengan H I setinggi ujung tulang kelangkung ( Os.
Sacrum)

Urine
Jumlah (cc), proteinuria (+ / – ), aseton.
Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan kertas celup berbagai indikator (strip-test)
: dapat juga mendeteksi pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya, dalam satu
kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.

REFERENSI:

 Keperawatan Maternitas, BOBAK..


 CAKUL (Cat.Kuliah)-nya anak ko-ass FK UI (lupa gw situsnya..)
PARTOGRAF

OLEH : SALSABILA SHAFIRA ADIN


 
 
Definisi
Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam kejadian-kejadian
pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf dipakai untuk memantau kemajuan
persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan. Partograf dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada
setiap ibu bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi
(Saifuddin, 2002).
 
Aturan Pencatatan dalam Partograf
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin sebagai berikut :
a.      Denyut jantung janin, dicatat setiap 1 jam
b.      Air ketuban, warna air ketuban dicatat setiap melaksanakan pemeriksaan vagina
c.      Perubahan bentuk kepala janin (molding atau molase)
d.      Pembukaan mulut rahim/ serviks dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (x)
e.      Penurunan kepala
f.        Waktu, yang menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima
g.      Jam, dicatat jam tindkaan
h.      Kontraksi, dicatat setiap ½ jam
i.        Oksitosin, dicatat banyaknya oksitosin pervolume cairan infus dan dalam tetesan per
menit, jika menggunakan oksitosin
j.        Obat yang digunakan, dicatat semua obat lain yang diberikan
k.      Nadi, dicatat setiap 30 – 60 menit dan diberi tanda titik besar ().
l.        Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah
m.    Suhu badan dicatat setiap 2 jam
n.      Protein, aseton dan volume urin dicatat setiap kali ibu berkemih
 
Pencatatan Kemajuan Persalinan
Temuan yang menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I
meliputi :
a.      Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
b.      Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm per jam selama persalinan, fase aktif
(dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri garis waspada)
c.      Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan yang menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I
meliputi :
a.      Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b.      Atau kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm per jam selama persalinan fase
aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis waspada)
c.      Atau serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
 
Pencatatan Kemajuan Kondisi Janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180
denyut per menit) dicurigai adanya gawat janin. Posisi atau presentasi selain oksiput anterior
dengan verteks fleksi sempurna digolongkan ke dalam malposisi dan malpresentasi. Jika
didapatkan kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama maka perlu ditangani
penyebab tersebut (Saifuddin, 2002).
 
Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat hal-hal yang terjadi
selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak
kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir. Itulah sebabnya bagian ini disebut sebabagi catatan
persalinan. Nilai dan catatn asuhan yang diberikan kepada ibu selama masa nifas (terutama
pada kala IV persalinan) untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya
penyulit dan membuat keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting,
terutama untuk membuat keputusan klinik (misalnya pencegahan perdarahan pada kala IV
persalinan). Selain itu catatan persalinan (lengkap dan benar) dapat digunakan untuk
menilai/memantau sejauh mana pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih telah
dilakukan.
Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut:
a.       Data atau informasi umum
b.      Kala I
c.       Kala II
d.      Kala III
e.       Bayi baru lahir
f.        Kala IV
 
 
 
SUMBER :
 
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC.
 
Saifuddin, AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Você também pode gostar