Você está na página 1de 10

Analisis Komprehensif Kanker Kepala dan Leher Babe Ruth

William James Maloney, DDS; Mea A. Weinberg, DMD, MDS, RPh

Abstrak
Latar Belakang. Artikel ini membahas tentang nasopharyngeal carcinoma (NPC) yang diderita
maskot “American Baseball” Babe Ruth, serta diagnosis dan perawatan NPC
Gambaran Kasus. NPC adalah sebuah tumor yang berasal dari epitel nasofaring. NPC
merupakan kanker yang cukup banyak diderita pada beberapa populasi di suatu daerah seperti
Cina Selatan, Asia Tenggara, Artik, Afrika Utara, dan Timur Tengah. NPC relatif jarang terjadi
di Amerika Serikat. Secara fakta, keluarga Babe Ruth berasal dari Jerman dan angka prevalensi
NPC di Jerman sangat rendah. Walaupun demikian, pada autopsi Babe Ruth ditemukan suatu
kanker kepala dan leher NPC.
Manfaat Klinik. Dokter gigi mengambil peran penting dalam mengenali tanda dan gejala di
rongga mulut, mendiagnosis NPC, serta melakukan perawatan rongga mulut pasien selama dan
sesudah perawatan.
Kata Kunci : Babe Ruth; nasopharyngeal carcinoma; Epstein-Barr Virus

Banyak orang telah mengetahui kehidupan pemain baseball Amerika Babe Ruth yang
terkenal. Kehidupan dan aktifitasnya, baik di dalam maupun di luar lapangan telah diketahui
dengan baik. Sebuah situs yang berada di Stadium Yankee, telah menjadi bagian dalam
kehidupan masyarakat di Amerika. Telah terjadi banyak salah pengertian dari penyakit Babe
Ruth. Ada yang menyatakan dia menderita laryngeal carcinoma. Namun secara fakta, Ia
menderita suatu kanker yang cukup jarang di Amerika Serikat, yang dikenal dengan
nasopharyngeal carcinoma (NPC).

Biografi Babe Ruth dan Laporan Kasus


Awal Kehidupan. Pada 6 Febuari 1885, George Herman Ruth Jr. lahir di Baltimore. Orang
tuanya adalah ketrunan Jerman. George dan saudara perempuannya Mary adalah 2 dari 8 anak
yang berhasil bertahan selama masa balita.
Sebagai anak bungsu, George mulai menggunakan tembakau dan minum minuman
beralkohol. Ia pernah berkata “Saya belajar untuk minum bir, anggur, wisky dan saya berumur 5
tahun saat mengunyah tembakau.” Pada Juni 1902, ayahnya membawa George Jr. yang pada saat
itu berumur 7 tahun ke sekolah industrial St. Mary untuk pria dan didaftarkan dalam asuhan
Xaverian Brother karena ia dianggap nakal dan keluarganya tidak dapat mengatasi sifatnya lagi.
Disiplin yang ketat di sekolah St. Mary membuat kehidupan si kecil George berubah.
Tidak hanya menjadi anak laki-laki yang penuh cinta dan kasih sayang, ia juga menemukan olah
raga yang dicintainya, yaitu baseball. George memhabiskan 12 tahun bersekolah di St. Mary dan
membuktikan talentanya dalam bermain baseball. Pada saat berumur 10 tahun, ia bermain di tim
baseball sekolahnya.
Karir. Pada umur 19 tahun, George menandatangi kontrak pada suatu tim baseball yang cukup
terkenal hingga sekarang yaitu Jack Dunn. Dunn adalah pemilik dan menejer dari Baltimore
Orioles yang pada saat itu hanyalah tim baseball yang kecil di Boston Red Fox. Anggota dari tim
baseball memanggil George dengan “Jack’s newest babe”. Dari saat itu, George Herman Ruth
Jr. juga dikenal dengan “Babe Ruth”.
Babe Ruth memulai debut liga profesionalnya pada Juli 1914 di Boston’s Fenwany
sebagai seorang pitcher dalam sebuah pertandingan melawan Cevelang Indians. Pada Januari
1920, pemilik Boston Red Fox menjual kontrak Ruth ke New York Yankees dengan $100.000
dan sejumlah pinjaman. Sebelum Ruth menjadi anggota Yankees, mereka belum menjadi tim
yang sukses. Pada tahun pertama, Yankees bermain di New York Giants Home Field, yaitu suatu
lapangan polo. Namun kepopuleran Ruth membuat pemilik pemilik Giants iri dan mengusir
Yankees pergi. Yankees membangun stadium mereka sendiri pada April 1923, dan merupakan
debut dari “The House That Ruth Built”.
Selama karirnya, Ruth berjuang mengatur berat badannya. Pemain baseball pada saat itu
belum sedisiplin pemain sekarang. Dan juga, pemain yang merokok dan peminum sudah biasa
pada saat itu.
Penyakit dan Kematian : Laporan Kasus. Pada musim panas tahun 1946. Ruth mengalami
nyeri retro orbital sebelah kiri yang sering. Pada September di tahun yang sama, Ruth dirawat di
rumah sakit French di kota New York. Pada saat itu, seluruh sisi kiri wajahnya bengkak. Dokter
kemudian mendiagnosis keadaannya disebabkan karena sakit gigi dan sinusitis. Perawatan yang
dilakukan berupa pemberian penisilin dan pecabutan tiga buah gigi. Perawatan ini tidak
meredakan penyakit, dan pada bulan November, Dokter di rumah sakit French mendiagnosis
kondisinya dengan Horner syndrome, karena pada saat dilakukan radiografi, terdapat gambaran
masa besar pada dasar tengkorak yang meluas dari foramen ovale hingga foramen jugularis.
Radiation Therapy (RT) dilakukan tanpa menentukan diagnosis lanjutannya. Karena Ruth
memiliki sejarah mengkonsumsi alkohol dan tembakau, dokter akhirnya mendiagnosis
penyakitnya dengan laryngeal carcinoma.
Saat Ruth menjalani RT di bulan November, sejumlah gejala neurologis teratasi. Namun,
pada bulan Desember sebuah massa muncul pada sisi kiri lehernya. Suatu bedah reseksi tidak
berhasil dilakukan karena tumor telah membungkus arteri carotis eksternal. Setelah operasi,
suara Ruth menjadi lembut dan rendah dan dikarenakan ia tidak dapat menelan, ia membutuhkan
“feeding tube”.
Pada Juni 1947, setelah Ruth menjalani RT kembali serta terapi hormon wanita, Dr.
Richard Lewisohn seorang onkologis memulai pemberian injeksi teropterin setipa hari yang
kemudian menjadi prekursor kemoterapi yang sekarang dikenal “folic acid antagonists.”
(amethopterin atau lebih dikenal dengan methotrexan). Ruth dilaporkan mengalami perbaikan
selama perawatan ini. Tumor di leher telah hilang, berat badannya bertambah, dan nyeri wajah
berkurang drastis. Namun, keadaan ini hanya berlangsung singkat dan pada bulan Juni 1948 ia
kembali dirawat di rumah sakit. Kemudian ia kembali menjalani RT dan implantasi susuk emas
radiasi pada lehernya.
Pada 16 Agustus 1948, Ruth dirujuk ke rumah sakit Memorial di New York, dimana
akhirnya ia meninggal karena pneumonia lobus kanan kedua dari karsinoma. Pada autopsi yang
dilakukan, ternyata ia tidak menderita laryngeal carcinoma melainkan NPC. Posisi utama dari
penyakit ini berada di sisi superior dari nasofaring (hidung dan mulut). Walaupun demikian,
karsinoma ini juga telah mengalami metastase pada kelenjar limfe servikal sebelah kiri, satu sisi
paru-paru, hati, kedua kelenjar adrenal, dan nervus kranialis IX, X, dan XI. Pada pemeriksaan
keadaan laring normal.

Nasopharyngeal Carcinoma
NPC, yaitu kanker yang telah merengut nyawa Babe Ruth adalah kanker yang jarang terjadi di
Amerika Serikat. Berikut penjelasan mengenai NPC
Anatomi nasofaring. Nasofaring berada pada bagian superior dari faring yang melekat pada
palatum molle. Nasofaring dihubungkan dengan lubang hidung melalui konka. Pada dinding
lateral dibentuk dari tuba eustachian dan fosa Rosenmuller. Bagian langit-langit dikelilingi oleh
hipofisis faring, tonsil faring, dan bursa faring, dengan dasar tengkorak diatasnya. Bagian
posterior dibentuk dari otot dinding posterior faring. Pada bagian Inferior, faring berakhir pada
batas horisontal yang dibentuk oleh permukaan atas dari palatum molle dan dinding posterior
faring. NPC biasanya terjadi di dinding lateral nasofaring.
Epidemiologi. NPC adalah tumor yang muncul dari epitel nasofaring dan NPC merupakan salah
satu jenis dari squamous cell carcinoma. NPC relatif jarang terjadi di Amerika Serikat, dengan
insidensi kurang dari 1 persen dari seluruh kanker. Walaupun demikian, NPC adalah kanker
yang cukup banyak terjadi di sejumlah populasi, seperti pada penduduk umur pertengahan di
Cina Selatan, Asia Tenggara, Artik, Afrika Utara, dan Timur Tengah. Penyebab banyaknya
jumlah penderita NPC di populasi tersebut masih belum diketahui. Insidensi rendah di Cina
Utara dan Jepang. Perkiraan jumlah kematian di dunia akibat NPC sekitar 50.000 dan
menempatkan NPC sebagai kejadian kanker terbanyak ke-23. Adanya perbedaan ras dan
geografi terjadinya NPC menyebabkan faktor lingkungan dan genetik mungkin menjadi bagian
dari perkembangan NPC. NPC lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan
umur terjadinya NPC terbanyak berkisar pada umur 50 dan 59 tahun, dan menurun setelah umur
tersebut.
Faktor Resiko. Resiko Utama dari NPC adalah multifaktorial, yang meliputi faktor virus,
konsumsi ikan asin, genetik, dan lingkungan. Penderita NPC (nama lainnya lymphoepitheliomas)
memiliki kandungan antibodi Epstein-Barr Virus yang tinggi dan terdapat pemaparan berlebihan
dari produk sel B CLL/lymphoma 2. Semua penderita memiliki hubungan dengan produk gen
EBV laten tidak seperti pada kanker kepala dan leher lainnya, termasuk laryngeal carcinoma.
Antigen EBV nuclear yang berada pada sel darah perifer meningkatkan kemungkinan perluasan
metastase yang jauh dan menyebabkan penurunan angka kesembuhan.
Alel Subtype Human Leukocyte Antigen (HLA) spesifik atau kombinasi alel memiliki
kemungkinan sebagai resiko terjadinya NPC. HLA-E dilaporkan memiliki kemampuan sebagai
pembunuh alami sel atau fungsi limfosit sitotoksik. Sebagai tambahan, peneliti menemukan
bahwa HLA-A2, B14, dan B46 memiliki korelasi positif terhadap NPC, tetapi HLA-A11, B13,
dan B22 memiliki korelasi negatif.
Karsinogenik melalui pernapasan, seperti rokok dan bahan kimia pada daerah yang
berudara buruk memiliki kemungkinan sebagai faktor resiko terjadinya NPC. Sejarah penyakit
telinga, hidung, dan tenggorokan kemungkinan memiliki hubungan dari peningkatan resiko
NPC. Di Amerika Serikat, pada penduduk kulit putih, merokok dan alkohol tidak selalu
berhubungan dengan faktor resiko NPC. Namun demikian, masih diperlukan penelitian
selanjutnya.
Tanda rongga mulut, gejala, dan diagnosis. Di Amerika Serikat, pemeriksaan rutin NPC,
seperti tes darah untuk EBV dan edoskopi nasofaring tidak dilakukan karena NPC jarang terjadi.
Namun lebih difokuskan pada tanda dan gejala untuk mendiagnosis NPC. Pada stadium awal
sering terjadi kesalahn diagnosis dikarenakan sulitnya melakukan pemeriksaan nasofaring. Tanda
awal yang tampak dari NPC adalah metastase ke kelenjar limfe servikal dan keterlibatan nervus
kranialis yang menunjukan perkembangan penyakit lebih lanjut. Pada pemeriksaan, Babe Ruth
mengalami lymphadenopathy pada kelenjar parotis dan submandibular. Menurut Skinner dan
Van Hasselt, rata-rata keterlambatan diagnosis terjadi selama 6 bulan. Seorang pasien mungkin
datang meminta perawatan dental dikarenakan nyeri wajah, masa di leher, dan trismus. Dokter
gigi harus cukup familiar dengan tanda dan gejala dari NPC. Hal ini akan membantu dalam
mendiagnosis lebih cepat pada NPC. Differential Diagnosis adalah temporomandibular joint
disorder. Penyakit ini menberikan tanda dan gejala yang sama, seperti trismus dan nyeri wajah
(di kepala, telinga dan leher).
Tanda-tanda dan gejala nasopharngeal carcinoma
• Hidung tersumbat
• Merasa penuh pada tenggorokan dan daerah sinus
• Tinnitus
• Sakit kepala
• Nyeri leher dan wajah
• Penurunan pendengaran satu sisi
• Epistaxis (mimisan)
• Cervical lymphadenopathy
• Trismus
Sumber : Skinner dan Van Hasselt dan Agulnik dan Epstein

Apabila klinisi mendiagnosis tersangka dari NPC, fibre optic endoskopi cukup efektif
untuk mengobservasi nasofaring dan mengambil spesimen biopsi, yang cukup menantang karena
biasanya tumor tersembungi. Setelah diagnosis NPC telah diputuskan, maka kelanjutannya
dilakukan penentuan stadium dan metastasenya. Tes ini meliputi, computed tomographic scan,
Magnetic Resonance Imaging, bone scan, dan biopsi kelenjar limfe. Di Amerika Serikat, NPC
diklasifikasikan dalam lima stadium yang didasarkan pada perluasan metastasenya.(Tabel 1)
TABEL 1
Stadium nasopharyngeal carcinoma
Stadium Gambaran
0 Kanker berada pada epitel nasofaring
I Kanker ditemukan hanya pada nasofaring
II
A Kanker ditemukan pada orofaring (palatum molle, dasar lidah, dan tonsil), dalam
rongga hidung atau keduanya
B Kanker ditemukan pada nasofaring atau didaerah sekelilingnya dan telah meluas
ke kelenjar limfe satu sisi leher
III Kanker ditemukan pada nasofaring dan telah menyebar ke kelenjar limfe pada
kedua sisi leher, dengan ukuran kelenjar 6 cm atau kurang.
Atau
Kanker telah menyebar ke palatum molle (orofaring, rongga hidung, atau
keduanya) dan kelenjar limfe kedua sisi leher, dengan ukuran kelenjar 6 cm atau
kurang
Atau
Kanker telah menyebar melebihi palatum moll eke dalam faring dan kelenjar limfe
kedua sisi leher, dengan ukuran 6 cm atau kurang
Atau
Kanker telah menyebar mendekati tulang atau sinus dan telah menyebar ke
kelenjar limfe pada satu sisi atau keduanya, dengan ukuran kelenjar 6 cm atau
kurang
IV
A Kanker telah menyebar melebihi nasofaring dan kemungkinan telah meluas ke
dalam nervus cranial, hipofaring (bagian terendah dari tenggorokan), daerah di
dalam dan di sekitar tengkorak dan rahang, tulang sekitar mata, atau semuanya;
kemungkinana juga telah menyebar ke kelenjar limfe satu sisi atau keduanya,
dengan ukuran kelenjar 6 cm atau kurang
B Kanker telah menyebar ke kelenjar limfe di atas tulang leher, dengan ukuran
kelenjar lebih besar dari 6 cm, atau keduanya
C Kanker telah menyebar melebihi kelenjar limfe terdekat di bagian tubuh lainnya.
Sumber : National Cancer Institute

Pola Invasi. Invasi tumor ke dalam dasar tengkorak terjadi pada 25 persen kasus dan
menyebabkan terganggunya Nervus Kranialis, seperti NK.VI (nervus abducen) dan NK.V
(nervus trigeminus). Pada kelanjutannya NK.III (nervus okulomotor) dan NK.IV (nervus
trochlear) dapat terganggu. Pasien dengan gangguan NK.III, IV, dan VI akan mempengaruhi
pergerakan bola mata. Penyebaran intrakranial dapat langsung terjadi dari perluasan melalui
perineural. Penyebaran melalui perineural biasanya akan mempengaruhi cabang nervus
trigeminus. Perluasan tumor ke dalam palatum dapat menyebabkan nyeri telinga karena
terpengaruh dari nervus trigeminal yang terganggu. Trigeminal neuralgia merupakan tanda
neurologis yang sering muncul pada NPC.
Pada November 1946, Ruth mengalami paralisis palatum molle sebelah kiri. Nyeri wajah
yang hebat, termasuk nyeri di sekitar mata yang dialami Ruth menandakan terganggunya nervus
trigeminus. Nyeri pada saraf sensori trigeminal akan mempengaruhi saraf motorik.
Babe Ruth menyeluh kesulitan mengunyah dan disfagia dikarenakan trismus, hal ini
terjadi karena invasi langsung ke medial dan lateral muskulus pterygodeus, terganggunya NK. XI
(nervus aksesorius)(mengontrol pergerakan menelan); NK.V (inervasi otot pengunyahan)
ataupun keduanya.
Saat Tumor memasuki muskulus pterygodeus, fosa infraorbital dapat terpengaruh. Sinus
maxillary dan orbital dapat terganggu akibat invasi tumor melalui muskulus pterygodeus. Ini
dapat menjelaskan mengapa Ruth mengeluh nyeri kepala frontal kiri dan sinusitis yang berakibat
dicabutnya tiga buah gigi.
Tumor Ruth telah mengelilingi arteri carotis eksternal. Tumor juga dapat berinvasi
melalui foramen lacerum ke sinus cavernosum. Gejala dari invasi tumor berupa opthalmoplegia
dikarenakan terganggunya NK.III, IV, dan VI dan nyeri wajah dikarenakan terganggunya NK.V.
Ruth didiagnosis menderita Horner syndrome pada November 1946, Horner Syndrome terjadi
karena terjadi luka pada rantai servical sympathetic dan perluasan yang lebih luas lagi, sehingga
terjadi penuurunan NK. IX,X,XI,XII.
Perawatan. Pilihan perawatan tergantung pada stadium dari penyakit, yang meliputi RT,
intensity-modulated radiation therapy (IMRT), kemoterapi, kemoradioterapi, dan bedah (Tabel
2). Posisi anatomi dari nasofaring membuat tindakan bedah sulit dilakukan Perawatan NPC yang
terpenting adalah mengontrol tempat awal kemunculan kanker yaitu dibelakang hidung.
TABEL 2
Pilihan Perawatan Nasopharngeal Carcinoma Berdasarkan Stadium
Stadium Perawatan
0 dan I Radiasi; intensity modulated radiation therapy (IMRT)
II Kemoterapi kombinasi dengan radiation therapy (RT) atau radiasi; IMRT
III Kemoradioterapi; radiasi; radiasi yang dilanjutkan bedah
IV Kemoradioterapi; radiasi; radiasi dilanjutkan bedah; kemoterapi
Sumber : Mackie dan kolega, Agulnik dan Epstein, Fuwa dan kolega dan Bailet dan kolega
Pada perawatan kuratif, RT dapat mencapai posisi kanker dan jaringan sekitar, serta
kelenjar limfe. Pada stadium awal NPC (stadium I dan II), RT adalah satu-satunya perawatan,
oleh karena itu kebehasilan perawatan tergantung dari ketepatan memposisikan sinar rasiasi.
Dosis RT yang diberikan pada daerah kepala dan leher cukup tinggi, sehingga dapat terjadi efek
sampai pada jaringan normal disekitarnya seperti kelenjar ludah, lobus temporalis, batang otak,
dan saraf mata.
IMRT adalah RT dengan ketelitian tinggi dimana digunakan komputer untuk mengontrol
dosis radiasi x-ray yang diberikan. Pada RT konvensional, kedua kelenjar parotis dapat terkena
karena berada dijalur radiasi yang searah dan akan menyebabkan xerostomia ireversibel. IMRT
memberikan dampak radiasi yang tinggi pada tumor dan dampak yang rendah pada kelenjar
ludah sehingga akan menjaga fungsi saliva dan kualitas hidup.
Tapi disayangkan, walaupun dengan RT, keseluruhan bertahan hidup selama 5 tahun
hanya 41 persen. Tumor kecil stadium awal (Stadium I dan II) dapat disembuhkan dengan RT,
dengan kebertahanan hidup 60-80 persen. Walaupun demikian, kebanyakan kasus tidak
terdiagnosis pada stadium awal. Pasien dengan Stadium III lanjut yang dirawat dengan RT
memiliki kebertahanan hidup lima tahun sebesar 46 persen. Pada pasien dengan stadium IV
lanjut, terutama dengan keterlibatan kelenjar limfe servikal, keterlibatan NK, dan kerusakan
tulang, akan sulit dikontrol dengan RT dengan atau tanpa bedah dan biasanya telah terjadi
metastase. Pasien seperti ini memiliki peluang kebertahanan hidup lima tahun sebesar 30 persen.
Oleh karena rendahnya tingkat penyembuhan dengan menggunakan RT saja, maka dilakukan
kombinasi perawatan RT dan kemoterapi pada pasien penderita NPC lanjut.
Komplikasi oral selama dan sesudah perawatan. Insidensi xerostomia dan osteoradionekrosis
dapat dikurangi dengan penggunaan IMRT. Walaupun demikian, insidensi mukositis,
osteoradionekrosis yang disebabkan oleh penyebaran radiasi RT, tingginya dosis radiasi RT, dan
radiasi yang berulang-ulang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, perawatan rongga mulut
sebelum, selama, dan sesudah perawatan sangatlah penting. Komplikasi oral lainnya akibat
perawatan RT seperti candidiasis, penurunan indera pengecap, kehilangan berat badan, disfagia
dan trismus.
Diskusi
NPC sulit didiagnosis karena anatomi nasofaring yang sulit diakses, gejala yang tidak spesifik
pada stadium awal dan penyebaran tumor ke dalam submukosa, membuat klinisi sulit untuk
melakukan pemeriksaan langsung. Setelah sampel biopsi diteliti secara histologi, maka pilihan
perawatan adalah RT, IMRT, dan kemoradioterapi, sementara bedah direncanakan pada kasus
lanjut. Ruth adalah pasien kanker pertama yang menerima kombinasi perawatan RT dan
kemoterapi untuk NPC.
Ruth menulis perhatiannya terhadap percobaan injeksi teropterin, “Saya sadar bahwa
dilakukan berbagai macam tipe perawatan untuk pembelajaran, walau baik ataupun buruk, ini
akan berguna bagi bidang kedokteran di masa yang akan datang ataupun bagi orang yang
memiliki masalah yang sama seperti saya”. Ucapan ini dimuat di Jurnal The Wall Street pada 11
September 1947 dalam presentasi Dr. Lewisohn, yang menyimpulkan bahwa para peneliti
mungkin sedikit lagi akan menemukan obat untuk kanker.

Nasopharyngeal Carcinoma : Peran Dokter Gigi


Dokter gigi adalah bagian dalam penyembuhan pasien dengan NPC, terutama dalam merujuk
pasien NPC ke spesialis yang tepat. Pasien mungkin akan menunjukkan gejala berupa massa di
leher, trismus, nyeri wajah atau leher yang menunjukkan kemungkinan NPC dan keperluan
dokter gigi untuk merujuknya.
NPC stadium lanjut akan menunjukkan gejala seperti temporomandibular disorder
(TMD) dan laryngeal carcinoma. Baik dokter Babe Ruth maupun publik mengira ia menderita
laryngeal carcinoma, karena ia menggunakan tembakau (cerutu dan mengunyah tembakau) dan
alkoholic berat. Walaupun penggunaan tembakau dan alkohol tidak merupakan faktor resiko dari
NPC pada populasi Asia, penyebab NPC pada kulit putih lebih sulit dimengerti.
Different diagnosis dari NPC adalah TMD, karena keduanya memiliki tanda oral dan
gejala yang sama. Hal ini penting disadari dokter gigi agar memperhatikan tanda dan gejala
khusus dari NPC.
Dan juga dokter gigi harus menjadi bagian dalam menjaga keadaan rongga mulut,
sebelum, selama, dan sesudah perawatan radiasi dan kemoterapi. Pasien harus melakukan
pemeriksaan dental sebelum memulai perawatan radiasi dan kemoterapi. Pasien dapat
mengalami xerostomia, karies, dan mukositis radiasi.
Kesimpulan
Dokter gigi memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut pasien NPC. Disaat
tim dokter mempersiapkan rencana perawatan kanker, maka dokter gigi juga harus
mempersiapkan keadaan rongga mulut pasien sebelum ia melakukan perawatan kanker, terutama
radioterapi. Kemudian, dokter gigi harus memonitor pasien untuk tanda-tanda seperti
xerostomia, mukositis, perubahan pengecapan, infeksi, candidiasis, dan karies. Dokter gigi harus
memberikan perawatan rongga mulut yang adekuat sehingga kualitas hidup pasien tetap terjaga
selama perawatan kanker.
Babe Ruth sekarang telah meninggal dengan tenang di Gate of Heaven Cementery di
Hawthorne, N.Y., dengan istrinya, Claire. Kuburannya masih sering dikunjungi, setelah 50 tahun
kematiannya. Pada batu nisan Ruth tertulis tulisan Cardinal Francis Joseph Spellman, yaitu
“Semoga jiwa suci yang memenangkan Ruth dalam perjalanan hidupnya yang berat dapat
menginspirasi pemuda Amerika”.

Você também pode gostar