Você está na página 1de 12

JESP Vol. 1, No.

1, 2009

Analisis Paritas Daya Beli


Pada Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat
Periode September 1997 – Desember 2007
dengan Menggunakan Metode Error Correction Model

Grisvia Agustin

__________________________________________________________________________________________

Abstract
Purchasing Power Parity theory is the one of exchange rate determination theory that commonly been
tested its validity. This theory explains relationship among relative inflation rate with international
currency exchange rate. This research uses error correction model to test the validity of theory on
rupiah exchange rate to American dollar on the floating exchange rate system. Data to be analyzed
are monthly data from September 1997 to December 2007. Analysis result proves the validity of PPP
theory in Indonesia. It is urging to maintain the price stability that reflects inflation. The difference of
price level can exacerbate exchange rate in the short term as well as in the long term.

Keywords: purchasing power parity, floating exchange rate system, error correction model
__________________________________________________________________________________________

Dua hal yang paling menonjol sebagai aki- Dalam hubungannya dengan nilai tukar,
bat dari pengaruh krisis ekonomi yang tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara
melanda negara kita adalah depresiasi nilai akan menyebabkan harga barang-barang
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat produksi dalam negeri menjadi lebih mahal,
yang sangat fluktuatif dan laju inflasi yang sehingga barang-barang tersebut kurang
semakin sulit untuk dikendalikan oleh kompetitif di pasar internasional. Dengan
otoritas moneter maupun pemerintah. Pen- tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi
capaian nilai tukar yang kompetitif dan laju dari luar negeri maka akan lebih mengun-
inflasi yang terkendali disadari sangat tungkan untuk mengimpor barang dari luar
diperlukan untuk menciptakan situasi yang negeri yang lebih murah. Sementara itu,
kondusif bagi kegiatan ekonomi dalam jika dilihat dalam perspektif pendekatan
negeri. Dalam Undang-Undang No. 3, Ta- moneter, tingkat inflasi yang tinggi juga
hun 2004, dua hal ini ditetapkan sebagai diikuti oleh pertumbuhan jumlah uang
tujuan Bank Indonesia. Namun, karena nilai beredar yang tinggi akibat diperlukannya
tukar dalam sistem nilai tukar mengambang lebih banyak uang untuk kepentingan tran-
bebas lebih ditentukan oleh keseimbangan saksi. Pertumbuhan jumlah uang beredar
antara permintaan dan penawaran di pasar yang berlebihan. Ini dapat menimbulkan
maka pemerintah melalui Bank Indonesia ketidakseimbangan dalam pasar uang dan
menetapkan laju inflasi yang rendah dan memicu depresiasi nilai tukar. Jadi, secara
terkendali sebagai suatu sasaran akhir. singkat dapat dikatakan bahwa perbedaan
tingkat inflasi antar negara dapat mempe-
_______________________________________________ 
Alamat korespondensi:
Grisvia Agustin. Jurusan Ekonomi Pembangunan,
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
E-mail:  grisvia@yahoo.com 
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

ngaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap adalah dolar Amerika Serikat mengingat
mata uang asing. mata uang ini diakui secara internasional
Salah satu teori yang menjelaskan dan paling banyak digunakan dalam tran-
hubungan antara tingkat harga atau inflasi saksi keuangan maupun perdagangan. Paper
dengan pergerakan nilai tukar adalah teori ini dilakukan dengan menggunakan metode
paritas daya beli (Purchasing Power Parity error correction model (ECM), dimana
Theory). Teori paritas daya beli ini meru- ECM ini mampu menyelaraskan hubungan
pakan salah satu teori yang paling sering jangka panjang dan jangka pendek. Menye-
diuji validitasnya. Dalam teori paritas daya laraskan disini maksudnya adalah mampu
beli ini dikatakan bahwa nilai tukar antara memasukkan faktor koreksi atas deviasi
dua negara seharusnya sama dengan rasio yang terjadi pada hubungan jangka pendek
dari tingkat harga di kedua negara tersebut. antara niiai tukar dan tingkat harga dari ke-
Sehingga jatuhnya daya beli domestik pada seimbangan jangka panjang-nya. ECM ini
suatu mata uang (meningkatnya tingkat dipilih mengingat konsep paritas daya beli
harga domestik atau meningkatnya inflasi) ini akan lebih tepat dilihat dalam konteks
akan diikuti oleh depresiasi pada mata uang jangka panjang.
negara tersebut di pasar uang luar negeri. Namun, dalam jangka pendek peru-
Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya bahan dalam nilai tukar baik itu depresiasi
yaitu daya beli domestik mengalami kenai- maupun apresiasi dapat disebabkan oleh
kan (tingkat inflasi turun/terjadi deflasi) banyak hal lainnya baik itu adalah faktor
maka akan diikuti pula oleh apresiasi pada fundamental maupun faktor non funda-
mata uangnya. mental. Faktor fundamental atau faktor
Teori PPP ini terbagi menjadi dua yaitu ekonomi yang dapat mempengaruhi antara
versi absolut dan versi relatif. Teori PPP lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku
versi absolut sering dikaitkan dengan teori bunga, laju pertumbuhan jumlah uang bere-
Law of One Price walaupun sebenarnya ada dar, aliran modal yang masuk maupun ke-
perbedaan antara keduanya. Teori Law of luar serta kebijakan-kebijakan moneter
One Price lebih diterapkan pada satu jenis yang dijalankan oleh pemerintah. Selain itu
barang saja sedangkan teori PPP diterapkan juga ada faktor non ekonomi yang dapat
pada tingkat harga secara keseluruhan yaitu mempengaruhi kurs diantaranya adalah fak-
dengan menggunakan sekeranjang barang tor psikologis, faktor sosial politik dan
dan jasa. Sementara versi relatif dari teori keamanan negara (country risk) dan
PPP muncul karena banyaknya kelemahan kegiatan spekulasi mata uang yang semakin
dalam versi absolut yaitu berupa asumsi- meningkat di era sistem nilai tukar meng-
asumsi yang tidak realistis yaitu tidak ambang bebas. Sehingga, dalam penelitian
adanya biaya transportasi dan bebas dari ini penulis juga menambahkan variabel-
hambatan perdagangan. Dalam ken- variabel lain selain tingkat harga yang
yataannya, biaya transportasi maupun ham- diperkirakan juga mempengaruhi nilai tukar
batan perdagangan tidaklah dapat diabai- dalam jangka pendek. Variabelvariabel
kan. Dalam versi relatifnya, teori PPP men- yang dipilih itu adalah selisih tingkat
gubah pemyataan tingkat harga dan tingkat bunga, jumlah uang beredar, cadangan de-
kurs keseimbangan menjadi "perubahan visa, total nilai ekspor dan total nilai impor.
harga" dan "perubahan" kurs keseimbangan Sistem nilai tukar mengambang bebas
(Salvatore, 1997:128). adalah suatu keadaan dimana nilai tukar
Dalam penelitian ini, penulis mencoba ditentukan oleh semata-mata permintaan
untuk melihat hubungan antara tingkat dan penawaran valuta asing tanpa adanya
harga dan nilai tukar yang didasarkan pada campur tangan atau intervensi dari bank
teori paritas daya beli versi relatif yang sentral (Samuelson, 1997:531). Menurut
akan digunakan dalam formulasi kebijakan Krugman (1999:328) penerapan sistem nilai
ekonomi. Mata uang asing yang dipilih

28
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

tukar mengambang bebas memiliki bebe- PiRp = (ERp/$) x (Pi$)


P

rapa keunggulan antara lain:


Diumpamakan PiRp adalah harga rupiah
1. Otonomi kebijakan moneter. Jika bank barang i, bila dijual di Indonesia, dan Pi$
sentral tidak lagi harus mengintervensi adalah harga dolar barang yang sama bila
pasar uang guna membakukan kurs, ma- dijual di Amerika Serikat. Berdasarkan rur-
ka pemerintah akan memperoleh kem- nus di atas maka kurs Rp/$ merupakan nis-
bali kemampuannya untuk mengguna- bah hasil harga mata uang Indonesia dan
kan kebijakan moneter untuk mencapai uang Amerika atas barang i adalah:
sasaran akhir.
ERp/$ = PiRp/Pi$
2. Simetri. Dalam sistem nilai tukar men-
gambang bebas, setiap negara me-miliki Teori PPP ini dapat dibedakan menjadi
peluang yang sarna untuk mempenga- dua versi yaitu: absolut dan relatif.
ruhi nilai tukar mata uang masing- Versi Absolut
masing terhadap mata uang negara lain
3. Stabilisator otomatis. Nilai tukar dapat Untuk menyatakan PPP absolut, misal-
berfungsi sebagai stabilisator yang be- nya PiRp adalah harga rupiah dari serang-
kerja secara otomatis. Meskipun kebi- kaian komoditi yang dijual di Indonesia dan
jakan moneter tidak dilancarkan, proses Pi$ adalah harga dolar dari serangkaian ko-
penyesuaian kurs yang terbentuk oleh moditi yang dijual di Amerika. Maka PPP
kekuatan pasar akan membantu mem- memprediksikan kurs Rp/$ senilai:
pertahankan keseimbangan internal dan ERp/$ = PiRp/Pi$
eksternal dalam menghadapi perubahan
permintaan agregat. atau
PiRp = (ERp/$ ) x (Pi$ )P

TEORI PENENTUAN NILAI TUKAR


Sisi kiri persamaan itu melambangkan
Teori Paritas Daya Beli (Purchasing harga rupiah komoditi di lndonesia, se-
Power Parity Theory) dangkan sisi kanan adalah harga dolar ko-
Gagasan dasar teori PPP lahir dari tuli- moditi yang sama di Amerika (yaitu hasil
san-tulisan para ekonom Inggris diabad ke kali perkalian antara harga dolar dari ko-
19, antara lain David Ricardo (penemu teori moditi yang bersangkutan dan harga rupiah
keuntungan komparatif). Gustav Cassel, dari Amerika)
seorang ekonom Swedia yang aktif di awal Sisi kanan persamaan di atas mengukur
abad 20, mempopulerkan PPP dengan rnen- daya beli setiap unit rupiah terhadap dolar
jadikannya sebagai intisari dari suatu teori maupun terhadap barang-barang yang dijual
kurs. PPP rnenyatakan bahwa semua ting- di Amerika. Dengan dernikian PPP absolut
kat harga dari seluruh negara sama besarnya rnenyatakan bahwa pada kurs yang tengah
bila diukur dalam satuan mata uang yang berlaku daya beli domestik terhadap setiap
sama. Penjelasan teori PPP ini erat kai- mata uang selalu sama dengan daya beli
tannya dengan dalil satu harga (Law of One mata uang negara lain.
Price), yang menyatakan bahwa dalam
Versi Relatif
pasar kompetitif yang bebas dari biaya
transportasi dan hambatan-hambatan resmi PPP relatif menyatakan bahwa per-
perdagangan (misalnya tarif), barang- ubahan persentase dalam kurs antara dua
barang yang identik (sama jenisnya) pasti mata uang selama periode tertentu sama
dijual di berbagai negara dengan harga yang dengan selisih antara persentase perubahan
sama (apabila harganya dinyatakan dalam atas tingkat-tingkat harga berbagai negara.
satuan mata uang yang sama). Dalil satu Dengan kalimat lain, PPP relatif mene-
harga dapat dinyatakan dengan rumus seba- rangkan bahwa harga-harga dan kurs men-
gai berikut: galami perubahan sedemikian rupa se-

29
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

hingga nisbah daya beli domestik dan luar Sehingga dai persamaan diatas, jika
negeri dari setiap negara tetap ber-tahan. tingkat inflasi domestik (Ih) lebih besar
Rumusan PPP relatif antara Indo-nesia dan daripada tingkat inflasi luar negeri (If)
Amerika dapat dinyatakan seba-gai berikut: maka Ef akan positif atau dengan kata lain
kurs valuta asing meningkat (mata uang
(ERp/$ - ERp/$ t-1)/ERp/$ t-1 = πRp - π$, atau
domestik mengalami depresiasi). Bila ting-
(ERp/$ - ERp/$ t-1) = (PRp/PRp t-1)/(P$/P$ t-1)
kat inflasi domestik (Ih) lebih kecil dari
πt menunjukkan tingkat inflasi (nilainya tingkat inflasi luar negeri (If) maka Ef akan
sama dengan perubahan persentase suatu negatif atau dengan kata lain kurs valuta
tingkat harga dalam periode antara t dan (t- asing menurun (mata uang domestik meng-
1), secara simbolis dapat dirumuskan alami apresiasi). Perkiraan akan apresiasi
bahwa: mata uang luar negeri (dolar AS) terhadap
π = (PRp/PRp t-1)/(P$/P$ t-1) mata uang domestik (rupiah Indonesia) da-
pat pula dipersingkat dengan cara meng-
PPP relatif ini penting karena ia dapat hitung selisih tingka inflasi antara Indonesia
diterapkan sementara PPP absolut tidak dan Amerika dengan menggunakan rumus:
asalkan faktor-faktor penyebab deviasi PPP
absolut dari waktu ke waktu cukup stabil, Ef= Ih – If
perubahan-perubahan persentase tingkat- Berdasarkan semua pembahasan diatas,
tingkat harga relatif rnasih dapat mem- maka dapat disimpulkan bahwa menurut
perkirakan perubahan persentase kurs. Se- teori paritas daya beli, kurs antara dua mata
lain itu, bentuk relatif teori paritas daya beli uang akan berubahn sebagai reaksi terhadap
ini merupakan versi alternatif yang mem- perbedaan inflasi antara dua negara. Aki-
perhitungkan kemungkinan ketidak- batnya, daya beli mata uang tersebut akan
sempurnaan pasar seperti biaya transportasi, sama. Kurs valuta asing akan cenderung
tarif, dan kuota, sehingga produk yang bergerak menuju rasio daya beli antara dua
sama di negara yang berbeda tidak perlu mata uang dalam jangka panjang.
menjadi sama bila diukur dengan mata uang Menurut Lindert dan Kindleberger
yang sama. Dengan dermikian, versi ini (1988:363), dalam jangka panjang dapat
menyatakan bahwa tingkat perubahan da- diperkirakan bahwa ada hubungan antara
lam harga-harga produk seharusnya agak tingkat harga dan nilai tukar yang didukung
sama bila diukur dengan mata uang yang oleh kenyataan bahwa barang-barang dan
sama (Madura, 2000:215). jasa dapat dibeli di suatu negara atau di ne-
Madura (2000) mengatakan bahwa: gara lainnya sehingga hipotesis PPP lebih
"Country with high inflation rates have de- relevan jika diaplikasikan untuk mengamati
preciating currencies, and over the long pergerakan atau fluktuasi nliai tukar dalam
run, the rate of depreciation of the ex- jangka panjang daripada jangka pendek.
change rate is approximately equal to the Untuk menunjukkan terjadinya konflik
differential in national inflation rates.” antara stabilisasi harga dalam negeri dengan
Perubahan kurs valuta asing menurut stabilisasi nilai tukar, PPP merupakan suatu
versi relatif ini juga dapat diformulasikan temuan yang sangat berharga.
sebagai berikut: Untuk pengujian paritas daya beli di
(1 + Ih) lndonesia, pernah dilakukan oleh Patti-
Ef = −1 nasarany (1997) yang mempelajari hubung-
(1 + If )
an jangka panjang PPP di Indonesia dalam
Dimana: era sistem nilai tukar mengambang terken-
Ef = persentase (%) perubahan kurs dali (periode penelitian mulai Nopember
Ih = tingkat inflasi domestik 1989 sampai Juli 1996). Pengujian dilaku-
If = tingkat inflasi luar negeri kan dengan dua macam tingkat harga yaitu
lHK dan IHPB terhadap mata uang dolar

30
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

AS. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada era sistem nilai tukar mengambang
terdapat hubungan kointegrasi antara nilai bebas.
tukar dan tingkat harga IHPB, dimana hal 2. Dalam jangka pendek, variabel yang
ini berarti ada suatu keseimbangan jangka memiliki pengaruh terbesar terhadap
panjang antara keduanya atau dengan kata nilai tukar adalah rasio tingkat harga
lain terdapat keberlakuan untuk teori paritas antara Indonesia dan AS.
daya beli.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Mi- METODE PENELITIAN
guel D. Ramirez dan Shahryar Khan yang Dalam penelitian ini lebih menitik-
dilakukan pada tahun 1999, berjudu1 "A beratkan pada pendekatan kuantitatif den-
Cointegration Analysis of Purchasing gan melakukan uji terhadap hipotesis yang
Power Parity 1973 - 1996" dalam Interna- telah diberikan. Pendekatan dimaksudkan
tional Advances in Economic Research. untuk menggambarkan hubungan antara
Penelitian yang dilakukan oleh Ramirez dan variabel penelitian berdasarkan nilai-nilai
Khan ini menguji keberlakuan teori PPP statistik yang sebelumnya telah teruji se-
untuk kasus mata uang lima negara industri hingga dapat diformulasikan kebijakan
maju yaitu Mark-Jerman, Poundsterling- yang tepat. Interpretasi lebih lanjut terhadap
Inggris, Yen-Jepang, Dolar-Kanada, dan hasil-hasil perhitungan dilakukan secara
Franc-Prancis terhadap mata uang yang kualitatif. Untuk pengolahan data secara
diakui secara intemasional yaitu dolar kuantitatif paper ini menggunakan bantuan
Amerika Serikat. Pengujian dilakukan de- software Econometric Views versi 3.0.
ngan menggunakan regresi error correction Untuk memberikan penjelasan yang
model. lebih konkrit terhadap variabel yang
Menurut Ramirez dan Khan, "Error digunakan, berdasarkan model analisis yang
correction model was employed to recon- dirumuskan sebelumnya diidentifikasi vari-
cile the short and long run dynamics of abel tergantungnya (dependent variable)
Purchasing Power Parity." Dimana error adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar
correction model ini berguna karena men- Amerika Serikat, dan variabel bebasnya
yatukan perilaku jangka pendek dan jangka (independent variables) adalah:
panjang dari variabel-variabel yang terlibat.
Dalam model dinamis jangka pendeknya, 1. Rasio dari tingkat harga di Indonesia
Ramirez dan Khan juga menyertakan varia- dan AS
bel-variabel lain selain rasio tingkat harga 2. Selisih tingkat bunga di Indon esia
yang dalam jangka pendek juga dapat dan AS
mempengaruhi nilai tukar. Variabel- 3. Jumlah uang beredar (M2) Indonesia
variabel tersebut adalah tingkat bunga, jum- 4. Cadangan devisa di Indonesia
lah uang beredar, dan output riil. Hasil dari 5. Total nilai ekspor Indonesia
model error correction model ini mendu- 6. Total nilai impor Indonesia
kung keberlakuan teori PPP dalam jangka 7. Error Correction Term
panjang.
Perbedaan penelitian yang dilakukan
oleh penulis dengan penelitian oleh Rami-
rez dan Khan adalah terletak pada kasus
negara yang diuji dan periode penelitian.
Hipotesis yang diajukan oleh penulis
adalah sebagai berikut:
1. Teori paritas daya beli berlaku untuk
kasus nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika Serikat dalam jangka pendek

31
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

HASIL PENELITIAN dan rasio tingkat harga untuk Indonesia dan


Amerika Serikat. Uji kointegrasi yang
Uji Akar-Akar Unit dan Derajat Inte-
digunakan adalah Augmented Engle-
grasi
Granger Test. Kointegrasi dengan uji AEG
Tabel 1. ini meregresi persamaan untuk menda-
Hasil root test augmented dickey-fuller test
patkan residual. Untuk kemudian residual
Signifikansi yang didapatkan diuji pada derajat level
Variabel Lag ADF Statistik
lag dengan ADF test. Apabila residual ini sta-
D(LnER) 8 Signifikan -6,90465*** sioner maka terdapat suatu keseim-bangan
jangka panjang antara variabel de-penden
D(LnRTH) 5 Signifikan -9,37264*** dan independennya (Gujarati, 2003: 823).
D(STB) 15 Signifikan -2,17863*** Model untuk pengujian kointegrasi ini
adalah sebagai berikut:
D(LnM2) 7 Signifikan -4,26518***
Ln(ER) = bo + bl Ln(RTH) + εt
D(LnCADEV) 1 Signifikan -5,37462***
dimana RTH atau Rasio Tingkat Harga
D(LnTOTX) 14 Signifikan -2,23763** adalah rasio antara IHPB Indonesia dan
D(LTOTMn) 20 Signifikan -2,21763***
IHPB Amerika Serikat. Persamaan jangka
panjang didapatkan sebagai berikut:
Hasil pengolahan menggunakan Eviews 3.0
Keterangan: LnER = 8.778674 + 0.994022 (LnRTH) +
*** = Signifikan pada derajat kepercayaan 1 % εt (80.84224)*** (2.654076)**
Adjusted R2 = 0.08754
** = Signifikan pada derajat kepercayaan 5%
D-W stat = 0.349566
Pengujian akar-akar unit dengan meng- AIC = 0.105842
gunakan metode Augmented Dickey-Fuller F-stat = 7.044122 (0.01)
test (ADF Test) dilakukan pada tingkat first SC = 0.173307
difference. Dari hasil analisis maka dida- Catatan:
patkan bahwa seluruh variabel yaitu varia- *** = Signifikan pada derajat kepercayaan 1 %
bel nilai tukar, rasio tingkat harga, selisih ** = Signifikan pada derajat kepercayaan 5%
tingkat bunga, jumlah uang beredar, jumlah Tabel 2.
cadangan devisa, total nilai ekspor, dan to- Hasil pengujian kointegrasi
tal nilai impor, stasioner pada derajat (inte-
grated of order one) atau I (1). Sehingga Residual ADF hitung
data yang stasioner adalah diferensi per- εt -2,78457***
tama dari variabel tersebut. Untuk vari-abel Keterangan:
total ekspor, nilai ADF statistik signifikan Nilai MacKinnon Critical Value pada n=100:
pada derajat 5%. Untuk kemu-dahan, maka 1% = -2.6048
orde variabel total nilai ekspor ini 5% = -1.9465
10% = -1.6189
disamakan dengan variabel lainnya yaitu
pada derajat first difference. Residual yang didapatkan yaitu εt sete-
Uji Kointegrasi dengan Metode Engle- lah diuji dengan ADF test pada derajat level
Granger temyata stasioner. Sehingga dapat disim-
pulkan ada hubungan keseimbangan jangka
Uji kointegrasi dapat dijadikan dasar panjang antara nilai tukar dan rasio tingkat
penentuan estimasi persamaan yang digu- harga.
nakan memiliki keseimbangan dalam
jangka panjang atau tidak. Dalam penelitian Error Correction Model
ini, uji kointegrasi digunakan untuk me- Setelah dilakukan uji akar-akar unit dan
ngetahui ada tidaknya keseimbangan dalam uji kointegrasi langkah selanjutnya adalah
jangka panjang antara variabel nilai tukar membentuk error correction model. Dalam

32
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

penelitian ini, error term merupakan resid- money supply, cadangan devisa, total nilai
ual yang didapatkan dari regresi nilai tukar ekspor, dan total nilai impor dalam per-
terhadap rasio tingkat harga. Dalam jangka samaan jangka pendek dalam bentuk first
pendek nilai tukar banyak dipe-ngaruhi oleh difference. Sehingga dapat disusun per-
faktor-faktor lain maka dalam penelitian samaan dinamis jangka pendek sebagai
dimasukkan variabel selisih ting-kat bunga, berikut:

D(LnER) = -0,028738 + 1,2138473 D(LnRTH(-2)) – 0,603364 D(STB(-8)) +


(-3,54838)*** (3,372648)*** (-2,274657)***
3,3483475 D(LnM2) – 0,4032364 D(LnCADEV) +
(13,12746)*** (-1,28474)*
0,0028374 D(LnTOTX) + 0,1552746 D(LnTOTM) –
(0,3384673) (3,725764)***

0,0784574 EC(-1)
(-1,8347)*
Catatan:
*** = Signifikan pada derajat kepercayaan 1% (n=100, t-hitung = ±2.6271 )
** = Signifikan pada derajat kepercayaan 5% (n=100, t-hitung = ±1.9987 )
* = Signifikan pada derajat kepercayaan 10% (n=100, t-hitung = ±1.6701 )

Pembuktian Hipotesis Variabel rasio tingkat harga antara In-


donesia dan Amerika Serikat selama pe-
a. Hipotesis pertama: teori paritas daya
riode September 1997-Desember 2002
beli berlaku untuk kasus nilai tukar
mempunyai koefisien regresi sebesar
rupiah terhadap dólar Amerika Serikat
1.219856 dan signifikan pada derajat keper-
pada era sistem nilai tukar mengambang
cayaan 1%. Hal ini berarti hubungan antara
bebas. Hipotesis ini terbukti yang ditun-
rasio tingkat harga atau tingkat inflasi den-
jukkan oleh signifikannya variabel rasio
gan nilai tukar adalah positif atau searah,
tingkat harga dan arah koefisien yang
artinya pertumbuhan variabel rasio tingkat
sesuai dengan teori (positif), dimana
harga pada t-2 sebesar 1% menyebabkan
antara nilai tukar dan tingkat harga
pertumbuhan terhadap nilai tukar periode t
memiliki hubungan yang searah. Selain
sebesar 1.219856% dengan arah yang sama
itu, koefisien dari error correction term
(nilai tukar terdepresiasi) dengan asumsi
juga signifikan dan bertanda negatif.
variabel lain tetap. Tanda positif (searah)
Nilai yang negatif menunjukkan adanya
ini sesuai dengan teori paritas daya beli re-
pengaruh yang nyata dari fungsi penye-
latif dimana menurut teori ini antara tingkat
suaian koreksi error.
b. Hipotesis kedua: dalam jangka pendek, harga dan nilai tukar mempunyai hubungan
positif.
variabel yang memiliki pengaruh terbe-
Dari hasil analisis maka didapatkan
sar terhadap nilai tukar adalah rasio
pula bahwa pengaruh tingkat harga terha-
tingkat harga antara Indonesia dan
dap nilai tukar berlangsung cukup cepat
Amerika Serikat. Hipotesis ini tidak
atau tingkat harga cenderung bersifat flek-
terbukti karena variabel yang memiliki
sibel. Hal ini ditunjukkan oleh lag variabel
pengaruh terbesar terhadap nilai tukar
tingkat harga yang sebesar t-2. Sifat tingkat
adalah jumlah uang beredar (M2).
harga yang ternyata fleksibel ini antara lain
dipicu oleh kebijakan administered price
PEMBAHASAN HASIL ANALISIS
oleh pemerintah dalam periode penelitian
SECARA KUANTITATIF DAN
yang beberapa kali mengalami perubahan
KUALITATIF
(kenaikan harga). Kebijakan-kebijakan ad-
Tingkat Harga ministered price oleh pemerintah antara lain

33
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

berupa kenaikan tarif dasar listrik, harga artinya pertumbuhan variabel selisih tingkat
bahan bakar minyak dan air minum men- suku bunga pada t-8 sebesar 1% mengaki-
ingkatkan cost of production yang ditang- batkan pertumbuhan sebesar 0.604544%
gung oleh produsen. Di sisi lain, kondisi pada nilai tukar periode t dengan arah yang
sosial yang tidak sepenuhnya stabil mere- berlawanan (nilai tukar terapresiasi) dengan
spon dampak administered price tersebut asumsi variabel lain tetap. Tanda negatif ini
secara cepat sehingga menimbulkan tun- sesuai dengan teori (Keynesian). Jika ting-
tutan-tuntutan kenaikan upah dan gaji aki- kat suku bunga suatu negara lebih tinggi
bat besarnya ekspektasi inflasi yang terben- daripada tingkat suku bunga negara lain
tuk. Kombinasi dari hal-hal tersebut men- (tingkat suku bunga internasional), maka
yebabkan tingkat harga bergerak menye- mata uang negara tersebut akan mengalami
suaikan secara lebih cepat atau fleksibel apresiasi. Dan sebaliknya, apabila tingkat
Dilihat dari penyebabnya, kenaikan suku bunga suatu negara lebih rendah dari-
tingkat harga atau tingkat inflasi yang ter- pada tingkat bunga negara lain, maka mata
jadi adalah merupakan kombinasi dari im- uang negara tersebut akan mengalami de-
ported inflation akibat depresiasi nilai tu- presiasi.
kar, gangguan pasokan dan distribusi Bank Indonesia memilih menempuh
barang-barang kebutuhan pokok, kenaikan kebijakan moneter yang diarahkan untuk
harga karena kebijakan pemerintah di menyerap kelebihan likuiditas agar tidak
bidang harga dan pendapatan (administered menambah tekanan terhadap inflasi dan
price) dan melonjaknya uang beredar akibat melemahnya nilai tukar. Namun demikian
ekspansi moneter. Selain itu, tingginya laju upaya menstabilkan kembali nilai tukar dan
inflasi juga disebabkan ekspektasi inflasi laju inflasi dilakukan dengan tetap menjaga
masyarakat yang cenderung berlebihan. agar kenaikan suku bunga yang terlalu dras-
Dalam hubungannya dengan nilai tukar, tis dan berlebihan dapat dihindarkan.
tingkat harga memiliki hubungan timbal
Jumlah Uang Beredar
balik atau kausalitas. Sehingga implikasi
dari hubungan ini adalah depresiasi nilai Variabel jumlah uang beredar (M2)
tukar perlu dikendalikan untuk menekan mempunyai koefisien regresi sebesar
laju inflasi dan demikian pula inflasi perlu 3.390075. Hal ini berarti bahwa hubungan
ditekan agar tidak memicu depresiasi. antara jumlah uang beredar dan nilai tukar
adalah searah, artinya pertumbuhan pada
Tingkat Bunga variabel jumlah uang beredar pada periode t
Dilihat dari tujuan Bank Indonesia sebesar 1% akan menyebabkan pertum-
menerapkan kebijakan suku bunga tinggi buhan pada nilai tukar rupiah periode t se-
yaitu untuk kontraksi likuiditas dan men- besar 3.390075% dengan arah yang sama
jaga agar return yang diberikan oleh sim- (nilai tukar terdepresiasi) dengan asumsi
panan rupiah tetap positif sehingga inves- variabel lain konstan. Kondisi ini sesuai
tasi dalam rupiah masih menarik yang se- dengan teori penawaran uang karena antara
lanjutnya dapat membantu apresiasi rupiah uang beredar dan nilai tukar mempunyai
terhadap dólar maka tanda yang tepat untuk hubungan positif (searah), bahwa kenaikan
menggambarkan hubungan antara variabel dalam penawaran uang domestik menga-
tingkat bunga dan nilai tukar adalah negatif kibatkan mata uang domestik, mengalami
atau berlawanan arah (sesuai dengan teori depresiasi. Variabel jumlah uang beredar ini
Keynesian). mempunyai pengaruh yang dominan di
Variabel selisih tingkat bunga memiliki antara variabel-variabel bebas lainnya.
koefisien regresi sebesar -0,604544. Hal ini Pertumbuhan uang beredar selama
berarti hubungan antara selisih tingkat suku masa krisis banyak dipengaruhi oleh faktor
bunga terhadap nilai tukar rupiah terhadap psikologis masyarakat, dimana krisis keper-
dólar adalah negatif atau berlawanan arah, cayaan kepada perbankan nasional yang

34
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

dipengaruhi oleh ketidakstabilan sosial jakan moneter dalam negeri. Walaupun In-
politik telah mendorong peningkatan insi- donesia telah menganut sistem nilai tukar
den-insiden penarikan dana secara masal mengambang bebas, otoritas moneter masih
(bank run). Masyarakat melakukan pemin- melakukan intervensi dengan melepas
dahan dananya kepada bank yang dinilai cadangan devisa di pasar valas. Kegiatan
lebih sehat maupun untuk membeli valuta intervensi valas ini masih tetap dilakukan
asing. Sebagai akibatnya, banyak bank ga- dengan maksud untuk menghilangkan dis-
gal memenuhi kewajiban pemba-yaran baik torsi-distorsi di pasar valuta asing meng-
kepada nasabah maupun kepada bank-bank ingat pasar ini belum sempurna dan belum
lain sehingga harus tergantung sepenuhnya rasional.
kepada bantuan likuiditas darurat dari Bank Dalam sistem nilai tukar mengambang
Indonesia (BLBI). Pem-berian BLBI terse- bebas, selain faktor permintaan dan pena-
but selain dalam rangka fungsi Bank Indo- waran, nilai tukar juga digerakkan oleh po-
nesia sebagai lender of the last resort juga litical and social (unrest) news. Sehingga
dilakukan untuk mencegah rusaknya sistem apabila sepenuhnya diserahkan kepada
pembayaran dan sistem keuangan secara mekanisme pasar, maka bukan correct price
keseluruhan (systemic failure). yang diperoleh, melainkan hasil dari market
failure.
Cadangan Devisa
Variabel jumlah cadangan devisa me- Total Nilai Impor
miliki koefisien regresi sebesar -.407113. Variabel total nilai impor memiliki koe-
Hal ini berarti bahwa hubungan antara fisien regresi sebesar 0.155541. Hal ini ber-
cadangan devisa dengan nilai tukar adalah arti bahwa hubungan antara variabel total
negatif (berlawanan arah). Artinya pertum- nilai impor dan nilai tukar adalah serah
buhan pada variabel cadangan devisa pe- (positif). Dimana pertumbuhan pada varia-
riode t sebesar 1% akan mengakibatkan bel total nilai impor periode t sebesar 1%
pertumbuhan pada nilai tukar periode t se- akan mengakibatkan pertumbuhan pada
besar 0.407113% dengan arah yang ber- variabel nilai tukar periode t sebesar
lawanan (nilai tukar terapresiasi). Kondisi 0.155541% pada arah yang sama (nilai tu-
ini sesuai dengan teori dimana antara kar terdepresiasi). Hubungan ini sesuai
cadangan devisa dan nilai tukar mempunyai dengan teori dimana pertumbuhan pasca
hubungan negatif. Makin besar jumlah impor yang berarti meningkatnya pemba-
cadangan devisa yang dimiliki maka keper- yaran kepada eksportir asing akan mengu-
cayaan luar negeri atas kemampuan negara rangi pasokan valuta asing di dalam negeri
kita untuk mengatasi external shocks akan sehingga mendepresiasi nilai tukar. Penga-
meningkat sehingga dapat menekan ber- ruh depresiasi yang dipengaruhi oleh total
spekulasi atas mata uang domestik sehingga nilai impor pada perubahan nilai tukar dise-
nilai tukar akan menguat. babkan masih besamya kandungan impor
Sehubungan dengan adanya tekanan pada bahan baku maupun barang modal
depresiatif terhadap rupiah dan dalam rang- yang dipergunakan oleh industri dalam
ka mengamankan cadangan devisa yang negeri.
terus berkurang, maka pada tanggal 14
Agustus 1997, pemerintah memutuskan un- Total Nilai Ekspor
tuk menghapus rentang intervensi dan me- Variabel total nilai ekspor memiliki
nganut sistem nilai tukar mengambang be- koefisien regresi sebesar 0.002184. Varia-
bas (flexible exchange rate system). bel total nilai ekspor ini tidak sig-nifikan
Penghapusan rentang intervensi ini juga artinya tidak memiliki pengaruh yang ber-
dimaksudkan untuk mengurangi dampak arti pada perubahan nilai tukar.
negatif dari kegiatan spekulatif terhadap
rupiah dan memantapkan pelaksaaan kebi-

35
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

Dari sisi penawaran, sumber utama pa- 1. Dari hasil uji F, didapatkan hasil bahwa
sokan valuta asing di pasar adalah devisa variabel-variabel rasio tingkat harga,
hasil ekspor, sterilisasi valuta asing oleh selisih tingkat bunga, jumlah uang
bank sentral, dan aliran modal masuk asing beredar, cadangan devisa, total nilai
baik berupa penanaman modal asing (for- ekspor dan total nilai impor secara ber-
eign direct investment), investasi por- sama-sama memiliki pengaruh ter-
tofolio maupun pinjaman luar negeri. Na- hadap perubahan nilai tukar rupiah ter-
mun surplus perdagangan sektor ekspor hadap dolar Amerika Serikat. Sedang-
masih belum mampu memberikan dampak kan secara parsial (uji t), variabel total
apresiasi terhadap rupiah akibat kondisi nilai ekspor tidak memiliki pengaruh
pasar valuta asing domestik yang masih yang signifikan terhadap nilai tukar.
tetap tipis. Selain itu sektor ekspor sendiri 2. Hipotesis pertama yang diajukan dalam
masih banyak mengalami hambatan. Ham- penelitian ini adalah terdapat keberla-
batan-hambatan tersebut tidak saja datang kuan teori paritas daya beli untuk kasus
dari luar negeri atau faktor eksternal akibat nilai tukar rupiah terhadap dolar Ame-
makin ketatnya persaingan perda-gangan
rika Serikat dalam jangka pendek untuk
namun juga datang dari dalam negeri. Se- era sistem nilai tukar mengambang be-
hingga kinerja ekspor yang semula diharap-
bas terbukti. Hal ini ditunjukkan den-
kan menjadi motor peng-gerak perekono-
gan tanda koefisien rasio tingkat harga
mian tidak dapat mengop-timalkan momen-
yang positif dan signifikan serta koe-
tum depresiasi rupiah yang terjadi. Dari sisi
fisien error correction term yang nega-
eksternal, melambatnya pertumbuhan eko-
tif dan signifikan. Koefisien yang posi-
nomi dunia terutama di negara-negara tu-
tif dari tingkat harga menunjukkan
juan ekspor dan turunnya harga-harga ko-
bahwa pertumbuhan pada rasio tingkat
moditas utama mengaki-batkan ekspor,
harga periode t-2 sebesar 1% akan
khususnya ekspor nonmigas kurang mampu
mengakibatkan pertumbuhan positif
menyumbang devisa. Khu-sus untuk ekspor
pada nilai tukar periode t (depresiasi
nonmigas, selain disebab-kan sisi permin-
rupiah) sebesar 1.219856%. Sedangkan
taan yang menurun, penu-runan harga
koefisien error correction term yang
ekspor yang lebih rendah daripada harga
negatif menunjukkan mekanisme ko-
pada tingkat wajar juga disebabkan oleh
reksi yaitu apabila ada 1 unit penyim-
semakin ketatnya persa-ingan harga dian-
pangan atau deviasi dari keseimbangan
tara negara-negara asia yang mata uangnya
jangka panjang pada PPP maka akan di-
juga mengalami depresiasi. Penurunan
lakukan penyesuaian sebesar ± 7.36%
ekspor juga dipenga-ruhi oleh adanya
pada bulan berikutnya.
penetapan syarat-syarat tambahan bagi pro-
duk ekspor Indonesia seperti penerapan 3. Hipotesis kedua yang diajukan dalam
persyaratan ramah ling-kungan dan per- penelitian ini bahwa dalam jangka
lindungan hak konsumen. pendek, variabel yang memiliki penga-
Dari sisi internal, menurunnya ekspor ruh dominan terhadap nilai tukar adalah
antara lain dipengaruhi oleh terjadinya rasio tingkat harga tidak terbukti. Va-
gangguan pada produksi dan distribusi yang riabel yang memiliki pengaruh terbesar
disebabkan oleh faktor ketidakpastian sehu- adalah jumlah uang beredar. Kelebihan
bungan dengan masih maraknya aksi mo- likuiditas yang terjadi di pasar uang,
gok buruh, gangguan keamanan dan masih belum pulihnya fungsi intermediasi
belum pulihnya fungsi intennediasi per- perbankan, dan semakin majunya ins-
bankan. trumen derivatif telah mendorong pe-
ningkatan kegiatan spekulasi terhadap
KESIMPULAN DAN SARAN rupiah yang selanjutnya mempengaruhi
fluktuasi nilai tukar. Penggunaan ins-
Kesimpulan

36
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

trument mix dengan kombinasi Operasi ke dalam negeri mengakibatkan sektor


Pasar Terbuka, sterilisasi valuta asing ekspor belum mampu memberikan kon-
dan intervensi rupiah masih perlu dila- tribusi dalam menambah pasokan valuta
kukan untuk menyerap kelebihan li- asing untuk mengapresasi nilai tukar
kuiditas dan mengurangi depresiasi rupiah.
nilai tukar yang berlebihan.
Saran
4. Variabel selisih tingkat bunga memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap nilai 1. Perlunya menjaga kestabilan tingkat
tukar. Peningkatan pada selisih tingkat harga yang merupakan cerminan dari
bunga domestik dan luar negeri akan tingkat inflasi, mengingat perbedaan
membawa pengaruh apresiasi terhadap tingkat harga dapat memperburuk nilai
nilai tukar apabila terdapat perbedaan tukar rupiah baik dalam jangka pendek
suku bunga riil yang positif yang maupun jangka panjang. Oleh karena
menunjukkan bahwa investasi dalam itu, kebijakan moneter dengan sasaran
rupiah masih feasible. Hal ini meng- tunggal yaitu pengendalian inflasi (in-
indikasikan bahwa suku bunga masih flation targeting) perlu didukung dan
relevan untuk dijadikan sebagai piranti dilaksanakan di Indonesia. Namun de-
kebijakan moneter guna meredam gejo- mikian, kebijakan pengendalian inflasi
lak nilai tukar sekaligus menarik inves- yang dilakukan haruslah dengan tetap
tasi asing. menjaga output loss yang seminimal
mungkin.
5. Variabel cadangan devisa memiliki pen-
garuh yang signifikan terhadap peruba- 2. Perlu dilakukan upaya dan kebijakan-
han nilai tukar. Meskipun dalam sistem kebijakan untuk meningkatkan ekspor
nilai tukar mengambang bebas kurs baik migas maupun non-migas meng-
ditentukan oleh mekanisme pasar, na- ingat devisa dari ekspor masih sangat
mun intervensi pemerintah masih diper- diperlukan untuk menambah pasokan
lukan untuk mengurangi gejolak nilai devisa pada sisi supply yang dapat me-
tukar yang berlebihan. Dalam pelak- nahan fluktuasi nilai tukar yang berle-
sanaan intervensi ini, kecukupan bihan.
cadangan devisa dan timing intervensi
yang tepat sangat menentukan keberha- DAFTAR RUJUKAN
silan intervensi. Arifin, S. 1998. Efektivitas Kebijakan Suku Bunga
dalam Rangka Stabilisasi Rupiah di Masa Kri-
6. Variabel total nilai impor memiliki sis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.
pengaruh yang signifikan terhadap nilai Edisi Desember 1998. Bank Indonesia, Jakarta.
tukar. Masih besarnya ketergantungan Bank Indonesia. Laporan Triwulanan Bank Indone-
produksi dalam negeri terhadap barang sia. Beberapa nomor penerbitan.
modal dan bahan baku yang diimpor
_____. Laporan Tahunan Bank Indonesia. Beberapa
memberikan kontribusi besarnya impor nomor penerbitan.
yang selanjutnya memberikan dampak
_____. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.
depresiasi terhadap nilai tukar karena Beberapa nomor penerbitan.
mengurangi penawaran valuta asing di
dalam negeri untuk pembayaran impor Boediono. 1985. Ekonomi Moneter. Yogyakarta:
BPFE-UGM.
dalam valuta asing.
Dornbusch, R. & Fischer, S. 1993. Makroekonomi
7. Variabel total nilai ekspor memiliki Edisi Keempat. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
pengaruh yang tidak signifikan terhadap
Gujarati, D. 2005. Basic Econometrics Fifth Edition.
nilai tukar. Masih besarnya kendala dari New York: McGraw Hill.
internal maupun eksternal yang diha-
Holmes, M. J. 1998. Does Purchasing Power Parity
dapi sektor ekspor serta devisa hasil Hold in African Less Developed Countries?
ekspor yang tidak seluruhnya kembali

37
JESP Vol. 1, No. 1, 2009

Evidence from Panel Data Unit Root Test. Eco-


nomic Research Paper No.98/21, October
1998.
International Monetary Fund. 2005. International
Financial Statistics. Beberapa tahun terbitan.
Krugman, P. & Obstfeld, M. 2006. International
Economics: Theory and Policy (7th edition).
New York: Pearson Addison-Wesley Publish-
ing Company.
Mishkin, F.S. 2003. The Economics of Money, Bank-
ing and Financial Market Sixth Edition. Co-
lumbia University: Addison Wesley Longman
Inc.
Pattinasarany, G.D.V. 1997. Analisa Paritas Daya
Beli di Indonesia Periode 1989:11-1996:7.
Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta:
LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indone-
sia.
Sarwono, H.A. & Warjiyo, P. 1998. Mencari Para-
digma Baru Manajemen Moneter dalam Sistem
Nilai Tukar Fleksibel: Suatu Pemikiran untuk
Penerapannya di Indonesia. Buletin Ekonomi
Moneter dan Perbankan. Edisi Juli 1998. Bank
Indonesia, Jakarta.
Soediyono. 1995. Ekonomi Moneter. Yogyakarta:
BPFE Universitas Gadjah Mada.
Suhendra, I. 2003. Pengaruh Faktor Fundamental,
Faktor Resiko dan Ekspektasi Nilai Tukar
Rupiah (terhadap Dolar) Pasca Penerapan Kurs
Mengambang Bebas Pada Tanggal 14 Agustus
1998. Buletin Ekonomi dan Perbankan. Edisi
Juni 2003. Bank Indonesia, Jakarta.
Toh, K.S. and Kendall, J.D. 1996. Purchasing
Power Parity in Theory and Practice: The Case
of Singapore. Nanyang Technology University:
Nanyang Business School Publications.
Walmsley, J. 1992. The Foreign Exchange and
Money Market Guide. New Jersey: John Wiley
& Sons.
_______

38

Você também pode gostar