Você está na página 1de 7
PEMBUATAN KARET RIKLIM DARI BAN BEKAS DENGAN MICROWAVE UNTUK BAHAN CAMPURAN KARET ALAM Preparation Of Reclaimed Rubber From Used Tyre Using Microwave For Natural Rubber Compound Rumpoko Wicaksono’, Sutardi2?, Umar Santoso?, Herminiwati* Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada ABSTRACT Reclaiming rubber was one of alternative effort to depress the environmental problem caused of used tyre. Reclaiming wasa procedure in which vulcanized waste was converted, using mechanical and thermal energy, into a state in which it could be mixed, processed and vulcanized again. Several reclaiming procedures were known, the common feature of which was the effect of elevated temperature. Microwave could be used for heat treatment of rubber waste. The aim of the research were to study the effect of microwave heating in preparation reclaimed rubber from used tyre and to study the effect of reclaimed rubber usage on vulcanization character of compound and physical properties of vulcanizate produced. Completely Randomized Design in factorial pattern was used in this study. The first factor was power output of microwave heating for heat treatment of used tyre rubber i.e. without heating (D0); microwave heating with power output of 100 watt and 200 watt. The second factor was ratio Ribbed Smoke Sheet 1 (RSS 1) to reclaimed rubber i.e. 80 : 20 (B20); 60: 40 (B40); and 40 : 60 (B60). The results showed that all treatments had not significantly different on vulcanization character covered time scorch (ts2), optimum cure time (tc90), and vulcanization rate, except torque modulus (Df). Reclaimed rubber prepared without heating and 40 part of it in vulcanizate showed the highest torque modulus (29.24 kgf cm). Reclaimed rubber prepared with microwave heating for 100 watt and 40 part of it showed relatively better physical properties than other treatments on modulus 100% (2.24 MPa), tensile strength (5.67 MPa), tear resistance (24.34 N/mm), and permanent set (3.80%). Keywords: reclaimed rubber - microwave — used tyre PENGANTAR Kendaraan bermotor sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok untuk menunjang aktivitas masyarakat. Peningkatan kebutuhan. 1) Fakultas Pertanian Unversitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta " + dam Plactik Yoouakarta kendaraan motor secara tidak langsung mempengaruhi kel yang digunakan sebagai salah satu Komponen pendulunrere. a ban. Di satu sisi, besarnya kebutuhan ban akan menambah fed penjualan karet terutama karet alam, namun di sisi lain banyaknya ban bekas yang dibuang sehingga menimbulkan masalah lingkungan yan, cukup serius mengingat ban sulit terdegradasi secara alami. Selain Fy sa date = ee memberi peluang sebagai habitat nyamuk untuk ang biak dan apabil. il eae ee ae aps a la karet bekas tersebut dibakar maka akan Alternatif untuk menekan masalah limbah ban b i cara didaur ulang untuk menghasilkan barang jadi karot eee atau bentuk lain. Ban bekas tidak dapat digunakan secara langsun; untuk diolah menjadi barang karet sehingga diperlukan prose pengolahan yang disebut dengan proses pembuatan karet riklim. Di ramping dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah pebieaipell er on karet riklim juga mempunyai beberapa pipet ‘apat menghemat waktu pembuatan kompon Proses pembuatan karet riklim biasan’ ‘a memerlukan bi imi (reclaiming agent) dan energi panas. Pensa et a io sisi memudahkan proses pembuatan karet riklim, namun di sisi ain memerlukan biaya yang cukup besar dan berpotensi mencemari lingkungan sehingga diperlukan alternatif lain untuk menghasilkan karet riklim yang ramah lingkungan dengan kualitas cukup baik. Salah satu alternatif untuk menghasilkan karet riklim yang lebih aman terhadap lingkungan yaitu dengan menggunakan microwave. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mempelajari Ppengaruh Penggunaan panas microwave untuk membuat karet riklim dari ban bekas lokal dan Penggunaan karet riklim terhaday sifat kompon dan vulkanisat yang dihasilkan. c Tujuan penelitian ini adalah untuk men; i a getahui pengaruh penggunaan Panas microwave dalam pembuatan karet tiklim an ban Ta dan untuk mengetahui pengaruh penerapannya terhadap rakter vulkanisasi kompon dan sifat fisik vulkanisat yang dihasilkan. CARA PENELITIAN Bahan penelitian terdiri atas karet alam ribbed smi 4 terdiri. joke sheet (RSS 1), karet dari telapak ban jenis light truck, ZnO, asam stearat, pees pnt ukuran 200 mesh, tetramethylthiuram disulphide (TMTD), dan belerang. RSS 1 berasal dari PTPN IX Semarang, ban bekas diperoleh dari pasar ban bekas lokal di Purwokerto, sedangkan bahan kimia diperoleh dari Bratachem Yogyakarta. Peralatan penelitian terdiri atas microwave Hitachi MR-5750, ayakan 10 mesh, beaker glass Pyrex, neraca analitik AND, spektrometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) Shimadzu 82101 PC, two roll mill tipe S(X) K ~ 160 A (A 160 X 320 mm) kapasitas 1 - 2 kg, rheometer Hung Ta tipe HT-8756, hydraulic press Reksa tipe RK 10 HP, cetakan uji, pisau potong Super Dumbbell Cutter model SDK-300-D, tensil tester Gotech Testing Machine tipe GT - 7010D2, alat uji ketahanan kikis metode Akron- Croydon Hung Ta Instrument HT-8022, mikrometer Mituyo seri 293, alat uji kekerasan Shore A Toyo Seiki C - 751000204, papan penjepit uji perpanjangan tetap, dan jangka sorong Schlieper. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap faktorial. Faktor yang diteliti ada dua yaitu : 1) besarnya daya microwave untuk devulkanisasi ban bekas (D) dan 2) proporsi peng- gunaan ban bekas terhadap karet alam (B). Faktor D terdiri atas 3 aras yaitu tanpa devulkanisasi (D0), devulkanisasi ban bekas menggunakan panas microwave dengan daya sebesar 100 watt (D100) dan 200 watt (D200). Faktor B terdiri atas 3 aras yaitu perbandingan penggunaan ban bekas terhadap karet alam RSS 1 sebanyak berturut-turut 20 : 80 (B20), 40 : 60 (B40), dan 60 : 40 (B60). Parameter yang diamati meliputi waktu scorch, waktu vulkanisasi optimim, laju vulkanisasi, modulus torsi, modulus 100%, tegangan putus, perpanjangan putus, ketahanan sobek, ketahanan kikis, kekerasan, dan perpanjangan tetap (Kusnata, 1976; Suwarti Suseno, 1990). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test pada taraf 5%. Prinsip pembuatan karet riklim dari ban bekas yang dilakukan yaitu yaitu pengecilan ukuran dan pemanasan dengan menggunakan microwave. Diagram alir pembuatan karet riklim dari ban bekas disajikan pada Gambar 1. Telapak ban bekas dipotong-potong berbentuk lembaran dengan ketebalan + 1 cm dan panjang + 30 cm sekaligus dilakukan pembuangan benang ban. Selanjutnya digiling mengguna- kan two roll mill dan diayak menghasilkan partikel karet lolos ayakan 10 mesh. Partikel karet tersebut dibagi tiga bagian, bagian pertama tidak diberi perlakuan devulkanisasi. Bagian kedua dan ketiga beturut-turut diberi perlakuan devulkanisasi menggunakan panas microwave dengan daya 100 watt dan 200 watt. Bahan yang akan didevulkanisasi ditimbang sebanyak 70 g dan diletakkan dalam beaker glass 500 ml. Waktu devulkanisasi masing-masing perlakuan selama 5 menit. Selanjutnya bahan yang diperoleh dilihat spektrum inframerahnya dengan menggunakan spektrometer Fourier Transform Infra Red (FTIR). Telapak ban bekas (fight truck) ‘ Pemotongan »* | Tebal + 4.cm, panjang + 30.om \ Penggilingan dengan two roll mill v Partike! karet ‘ 1 ; Partike! karet ae ‘ Partikel karet lolos 10 mesh ‘Pemanasan microwave, daya 100 watt, 5 menit Karet riklim (D0) Karet riklim (D100) Karet riklim (D200) Gambar 1. Diagram alir pembuatan karet riklim ban bekas Pembuatan kompon untuk tiap-tiap formula mengacu cara Pencampuran menurut ASTM D 3184 (ASTM, 1993), Standard Test Methods for Rubber - Evaluation of Natural Rubber, Mill method B for black formula 2A yang telah dimodifikasi (Tabel 1). Panas rol saat penggilingan berlangsung dipertahankan pada suhu 70°C + 5°C. Sebelum divulkanisasi, kompon dikondisikan terlebih dahulu pada suhu dan kelembaban ruang selama 24 jam. Vulkanisasi dilakukan pada suhu 150°C, tekanan 150 kg/cm? dan waktu vulkanisasinya disesuaikan dengan waktu optimum dari hasil pengukuran rheometer. Proses pembuatan kompon dan vulkanisasinya disajikan pada Gambar 2. RSSI: RR © 80; 20 phr (B20) © 60: 40 phr (B40) © 40 : 60 phr (B60) ¥ | waa | it * Waktu +3 menit, : * 2005 phr COMPOUNDING © Asam stearat 2,25 phr Waktu 25 menit, suhu 705°C} “— © Karbon aidif 35 phr- © TM1D 0,70 phr + * Belerang 2,25 phr CONDITIONING ‘Suhu 27 + 2°C, kelembaban ruangan 655%, | ——® Rheometer waktu 24 jam | ’ Parameter vulkanisasi VULKANISASI (ts2, te90, faju vulkanisasi, Ar) Subu 150°C, tekanan 150 kg em, waktu sesuai rheometer v Uji fisik VULKANISAT __,,_ {modulus 100%, egangan pts, perpanjangan putus, ‘ketahanan lads, kekerasan, erpanjangan tetap) Gambar 2. Diagram alir pembuatan vulkanisasi Tabel 1. Formula pembuatan kompon karet alam dan karet riklim dari ban bekas Bahan Formula kompon (phr) 1 tom W v Vi_ vl vl ik RSSI 80 ot ll 40 i Karetriklim 20 40 60 20 40 60 2 40 60 ZnO 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Asam Stearat 2,25 2,25 225 225 225 225 225 225 225 Karbonaktif 35 35 35 35 35 35 35 35 35 MTD 070 070 070 070 070 070 070 0,70 0,70 Belerang «2.25 2,25 225 225 225 225 225 225 225 i T DOB2D Vi —:_~Di00B60 IL : DOB40 vo: D200B20 WH: DOB6O Vii =: D200B40 Iv : D100B20 K : D200B60 v : D100B40 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Vulkanisasi Hasil pengamatan pengaruh pemanasan microwave dan proporsi karet riklim yang dihasilkan terhadap karakter vulkanisasi disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan analisis statistik dapat diketahui bahwa pengaruh pemanasan microwave dan proporsi karet riklim terhadap waktu scorch, waktu vulkanisasi optimum, dan laju vulkanisasi tidak berbeda nyata. Permulaan terjadinya vulkanisasi dan kecepatan reaksi vulkanisasi dipengaruhi oleh reaktivitas karet terhadap bahan vulkanisasi. Karet alam termasuk reaktif karena mempunyai ikatan rangkap C (Amir, 1990). Adanya perbedaan yang tidak nyata antar perlakuan menunjukkan bahwa kompon sampel mempunyai reaktivitas yang relatif sama karet karena memiliki ikatan rangkap C. Spektrum inframerah karet riklim yang dihasilkan dari ban bekas pada penelitian ini menunjukkan ada serapan pada bilangan gelombang 1600 — 1680 cm" (Gambar 3), yang merupakan daerah serapan ikatan C = C (Sastrohamidjojo, 1992). Berdasarkan spektrum infra merah tersebut dapat diduga bahwa reaktivitas karet riklim terhadap bahan-bahan pemvulkanisasi tidak berbeda dengan karet alam. Tabel 2. Pengaruh pemanasan microwave terhadap pembuatan karet tiklim dan penerapannya terhadap karakter vulkanisasi * Perlakuan pemanasan ‘Waktu scorch |Waktu vul- Laju | Modulus dan proporsi karet riklirn (ts2) kanisasi [vulkanisasi| ( Af ) (menit) optimum (menit) | (kgf cm) (te90) (menit) Tanpa pemanasan, 20 bagian | 2,69 543 274 |19,15* Tanpa pemanasan, 40 bagian 236 457 2,21 29,24 Tanpa pemanasan, 60 bagian 210 857 651 | 29,08 Microwave 100 watt, 20 bagian 2,57 4,57 651 17,04 Microwave 100 watt, 40 bagian| 2,26 4,37 212 | 22,83% Microwave 100 watt, 60 bagian| 2,64 12,37 9,73 12,61° Microwave 200 watt, 20 bagian| 2,68 457 189 16,16 Microwave 200 watt, 40 bagian| 2,30 4,23 1,93 | 23,10 Microwave 200 watt, 60bagian| 2,41 8,60 619 | 22,69% *Rata-rata dari tiga ulangan pengujian. Angka-angka yang diikuti superskrip sama dalam satu Jajur menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan wj jarak ganda Duncan pada taraf 5% Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa faktor perlakuan pemanasan dan proporsi penerapan karet riklim berpengaruh nyata (0,01 < p $ 0,05) terhadap modulus torsi. Secara umum karet riklim tanpa perlakuan pemanasan dengan microwave dan proporsi karet riklim sebanyak 40 bagian menunjukkan modulus torsi yang lebih besar. Besarnya modulus torsi tersebut kemungkinan akibat sifat karet riklim tanpa pemanasan microwave lebih keras dibandingkan dengan karet riklim hasil pemanasan. Pemanasan dapat memutuskan rantai utama karbon, memutuskan rantai samping, sampai terbentuk monomer-monomer atau depolimerisasi (Schnabel, 1981). Penerapan karet riklim sebanyak 40 bagian ini tampak lebih seimbang dengan proporsi karet alam sehingga menghasilkan modulus torsi yang lebih besar. _ move mee me oe ae - Gambar 3. Spektrum inframerah karet riklim dari ban bekas Sifat Fisik Vulkanisat Hasil pengamatan pengaruh terhadap pembuatan karet riklim dan penerapannya terhadap sifat fisik vulkanisat yang, dihasilkan disajikan pada Tabel 3 dan 4. Modulus 100% Pengujian tethadap modulus 100% dilakukan untuk mengetahui kekuatan vulkanisat apabila diregang sebesar 100% dari panjang mula- mula. Berdasarkan analisis statistik dapat diketahui bahwa perlakuan pemanasan microwave dan penerapan karet riklim berpengaruh sangat nyata (p< 0,01) terhadap modulus 100%. Penggunaan karet riklim hasil pemanasan microwave dengan daya 100 watt sebanyak 60 bagian menunjukkan modulus 100% yang paling besar yaitu 2,63 MPa. Tabel 3. Pengaruh pemanasan microwave terhadap Pembuatan karet ane penerapannya terhadap sifat tarik vulkanisat yang Perlakuan pemanasan Modulus Tegan; Perpanjan; dan proporsi karet riklim 100% (MPa) ae oaPa) ee co) Tanpa pemanasan, 20 bagian 1,014 4,06 307 Tanpa pemanasan, 40 bagian 1,91 5,81° 267% Tanpa pemanasan, 60 bagian 1,92b 3,24¢ 180° Microwave 100 watt, 20 bagian 0,87" 3,52° 289% Microwave 100 watt, 40 bagian 2,242 5,66 2334 Microwave 100 watt, 60 bagian 2,63" 4,41b 176° Microwave 200 watt, 20 bagian 0,72¢ 3,15° 3077 Microwave 200 watt, 40 bagian 1,50¢ 401° 251<¢ Microwave 200 watt, 60 bagian 2,06" 3,61° 197° *Rata-rata dari tiga ulangan pengujian. Angka-angka yang diikuti i R a l . ig diikuti supersksip sama dalam satu Jajur menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uj jarak ganda Duncan pada taraf 3% Tabel 4. Pengaruh pemanasan microwave terhadap pembuatan karet riklim dan penerapannya terhadap sifat ketahanan sobek, ketahanan kikis, kekerasan dan perpanjangan tetap vulkanisat yang dihasilkan * Perlakuan pemanasan Ketahanan Ketahanan Kekerasan Perpan- dan proporsi karet riklim sobek —_kikis (cm*/ (shore A) jena (N/mm) 1000 putaran tetap (%) Tanpa pemanasan, 20 bagian 17,38 *&« 0,40 * 28,17' 4,80" Tanpa pemanasan, 40 bagian 22,56 0,26« 50,504 2,83 °° Tanpa pemanasan, 60bagian 15,66 © 021° 6217 = 11,67 Microwave 100 watt, 20 bagian 15,47¢ 0,40 26,178 5,30 * Microwave 100 watt, 40 bagian 24,34° 0,25 53,17 ¢ 3,80 Microwave 100 watt, 60 bagian 18,48 **° 0,24¢ 52,83 ° 5,33 P« Microwave 200 watt, 20bagian 13,37¢ 0,45 + bal 587° Microwave 200 watt, 40 bagian 19,66°% 032% 425° 3,40 Microwave 200 watt, 60bagian 16,76 0,24« 63,90* 5,93 *Rata-rata dari tiga ulangan pengujian. Angka-angka yang diikuti huruf sama dalam satu lajur menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan utjarck ganda Duncan pada taraf 5%. Ditinjau dari pengaruh pemanasan Pada rata-rata semua perlakuan penerapan karet riklim, tampak bahwa pemanasan microwave dengan daya 100 watt menunjukkan modulus 100% yang lebih besar. Diduga perlakuan pemanasan dengan daya 100 watt dapat menghasilkan karet tiklim dengan plastisitas yang relatif lebih baik sehingga dapat tercampur secara homogen saat proses komponding dan vulkanisasi yang selanjutnya akan berpengaruh positif terhadap kekuatan vul- kanisat. Karet riklim yang didevulkanisasi dengan daya 200 watt diduga mengalami degradasi polimer yang lebih besar akibat pemanasan yang lebih intensif dibandingkan perlakuan lain sehingga mempengaruhi penurunan sifat fisik vulkanisat. Ditinjau dari pengaruh penerapan karet riklim dari ban bekas pada rata-rata semua perlakuan pemanasan, dapat diketahui bahwa penerapan karet riklim sebanyak 60 bagian menghasilkan modulus 100% yang paling besar. Peningkatan kekuatan tersebut berkaitan dengan semakin banyaknya bahan pengisi yang sudah terdapat dalam karet riklim. Bahan pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan ban yaitu carbon black. Carbon black dan polimer dapat berinteraksi secara fisika maupun kimia sehingga dapat mengubah sifat vulkanisat. Secara fisika, efek penguatan carbon black berhubungan dengan adsorpsi polimer, terutama terjadi pada permukaan carbon black yang kasar daripada permukaan yang halus (Liichow et al., 1997). Adsorpsi polimer pada permukaan carbon black membentuk belitan-belitan yang jumlahnya meningkat sejalan dengan penambahan carbon black (Mori dan Koenig, 1997). Efek penguatan carbon black secara kimia berhubungan dengan gugus-gugus fungsional yang terdapat dalam permukaan carbon black. Sisi aktif permukaan carbon black terutama berada pada ujung kristalnya (Zerda et al., 1998). Gugus-gugus yang dapat ditemukan pada permukaan carbon black antara lain karboksil, fenol, kuinon, dan lakton (Byers, 1987). Gugus karboksil dan fenol merupakan dua gugus yang berperan penting dalam aktivitas permukaan bahan pengisi (Manna et al., 1997). Tegangan putus Pengujian terhadap tegangan putus dilakukan untuk mengetahui kekuatan vulkanisat apabila diregang sampai putus. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa perlakuan pemanasan berpengaruh nyata (0,01 < p <0,05) terhadap tegangan putus vulkanisat, sedangkan penerapan karet riklim berpengaruh sangat nyata (p < 0,01). Secara umum tegangan putus vulkanisat yang mengandung karet riklim hasil pemanasan microwave dengan daya 200 watt menunjukkan tegangan putus vulkanisat yang lebih kecil dibandingkan dengan perlakuan lain. Diduga bahwa karet riklim yang dihasilkan dengan pemanasan microwave 200 watt sudah mengalami degradasi yang lebih besar dibandingkan perlakuan pemanasan lain. re Ja dite oe ‘ap 2a fad say banyak carbon black yang berasal aon mpur dalam vulkani fauea Stara Aglomerat tersebut menghasilker apn fa panei gel yang berikatan lemah dan me ee e pat menghalangi pembentukan j See polimer karet dan bahan Vulkansas (Ahagon, 1958, wena putus yang paling kecil. Diduga perlakuan tersebut menghasilkan sifat yang lebih mudah untuk bersatu dengan karet alam sehingga meng- hasilkan struktur vulkanisat yang lebih kokoh dibandingkan dengan perlakuan pemanasan lain. Ketahanan sobek Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa yang mempe- ngaruhi sifat kekuatan sobek adalah perlakuan penerapan karet riklim (p < 0,01). Secara umum penerapan karet riklim sebanyak 40 bagian mempunyai ketahanan sobek yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Pada perlakuan penerapan karet riklim sebanyak 40 bagian tersebut terjadi interaksi antara bahan pengisi dan polimer karet yang lebih memadai dibandingkan dengan sampel lain. Terlalu sedikit bahan pengisi menyebabkan ikatan yang terjadi dengan polimer karet juga kecil. Apabila bahan pengisi terlalu banyak maka akan timbul kejenuhan bahan pengisi. Bahan pengisi yang tidak mengikat polimer karet dapat membentuk aglomerat yang saling menempel sehingga akan mengurangi kekuatan vulkanisat. Ketahanan kikis Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa hanya faktor penerapan karet riklim yang berpengaruh terhadap ketahanan kikis vulkanisat (p < 0,01) terhadap sifat ketahanan kikis vulkanisat. Penerapan karet riklim sebanyak 20 bagian menghasilkan vulkanisat dengan sifat ketahanan kikis yang paling jelek dibandingkan dengan penerapan karet riklim sebanyak 40 dan 60 bagian. Adanya bahan pengisi yang relatif sedikit pada penerapan karet riklim sebanyak 20 bagian mengakibatkan ikatan-ikatan yang terbentuk antara bahan pengisi dan polimer karet menjadi lebih kecil sehingga ketahanan kikisnya menjadi rendah. Kekerasan Perlakuan pemanasan dan penerapan karet riklim sangat ber- pengaruh terhadap kekerasan vulkanisat (p < 0,01). Ada kecenderungan peningkatan kekerasan sejalan dengan meningkatnya penambahan karet riklim. Peningkatan kekerasan sejalan dengan makin banyaknya penerapan karet riklim menunjukkan bahwa vulkanisat menjadi makin padat akibat makin banyaknya penambahan karet riklim. Selain pengaruh kepadatan, peningkatan jumlah bahan pengisi dalam karet riklim sampai batas tertentu dalam vulkanisat juga meningkatkan ikatan yang terbentuk antara bahan pengisi dan polimer karet. Peningkatan Amir, E. J. 1990. Blending. Makalah Kursus Barang-jadi K; 7 1990, Pusat Penelitian Perkebunan Bogor, Bogor Sennett eer ASTM, 1993. ASTM D 3184, Standard Test Methods for Rubber - Evaluation of Natural Rubber. The 1993 Annual Book of ASTM Standards. Vol, 09.01. Perpanjangan| American Society for Testing and Materials, Philadelphia. i iklim (Pp sf Byers, J. T. 1987. Fillers. Part I Carbon Black. In M. Morton (ed.) Rubber Technology. Third Edition. Van Nostrand Reinhold, New York. . 1976. Pengujian Fisika pada Karet. Balai Penclitian Perkebunan Bogor, r. sea wenadi maki, Berdasarka ae tetap vulkanigar ois statistik da, at di : sat Sangat dipengaruhy ole ti bahwa ‘agian | Kusnata, T. Bogor Liichow, H., E. Breier and W. Gronski. 1997. Characterization of Polymer Adsorption on Disordered Filler Surfaces by Transversal 'H NMR Relaxation. Rubber Chem. Technol. 70 (5) : 747 - 758. Manna, A. K,, P. P. De, D. K. Tripathy, S. K. De and M. K. Chatterjee. 1997. Chemical Interaction between Surface Oxidizided Carbon Black and Epoxidized Natural Rubber. Rubber Chem. Technol. 70 (4): 624 - 633. er banyak, terjagi av tradi kejen; . berikatan dengan 7 te Liter dan sisa bahan Pengisi terlaly ‘aret membentuk agregat yane ang tidak | Mori, M. andJ.L. Koenig. 1997. Solid-state C-13 NMR Studies of Vulcanized pun. Elastomers. Effect of Carbon Black Grade on the Network Structure in Natural Rubber Vulcanizates. Rubber Chem. Technol. 70 (4) : 671 - 680. Sastrohamidjojo, H., 1992. Spektroskopi Inframerah. Liberty, Yogyakarta. Schnabel, W. 1981. Polymer Degradation : Principles and Practical Applications. Hanser Internasional. Macmillan Publishing Co., Inc., New York. SuwartiSuseno. 1990. Pengujian Sifat Fisika Vulkanisat Karet. Makalah Kursus Barang-jadi Karet, 6-25 Agustus 1990. Pusat Penelitian Perkebunan Bogor, KESIMPULAN 1. Waktu scor, ‘ch, wak kompon waktu vulkanisasi opt; pea nusasi optim j bad ihasilkan dari RSs 1 dan ae a ae Tet tiklim tidak berbeda forsiny Bogor. Wang, M. 1998. Effect of Polymer-Filler and Filler-Filler Interactions on ic Properties of Filled Vulcanizates. Rubber Chem. Technol. 71 (3) : 520 - 589. Zerda, T. W., W. Xu, H. Yang and M. Grespacher. 1998. The Effect of Heating Rates on the Structure of Carbon Black Particles. Rubber and Cooling Chem. Technol. 71 (1): 26 - 37. 3. Pengguna, an karet rikii 40) menghasitka, iim sebanyak 40 bags sobek, dey un vulkanisat dengan an (RSS 1: Riklim = 69 . Penggunaan karet ries Yang lebih bee srl farik, ketahanan 20), 60 bagian (RSS 1 pt Sebanyak 20 bagian peeing! $1: Riktim = 49 : 60), ‘Sian (RSS 7 : Riklim = 89 - DAFTAR PUSTaKa Abagon, A. 1998 in Black he, he Chain in Black Filled R, rend Distributi ubbers, Rubber Chem, Technol 75 oes Characteristics fe ~ 987.

Você também pode gostar