Você está na página 1de 2

Perkembangan kajian empiris dalam dunia psikologi telah melahirkan banyak teori besar mengenai

kepribadian. Kepribadian seseorang yang selama ini selalu hangat dibahas, ternyata memang sudah dikaji

dari berpuluh-puluh dekade yang lalu. Berbagai teori hadir membahas kepribadian seseorang. Teori-teori ini

dapat dikelompokkan dilihat dari perspektif yang digunakan.

Teori yang pertama muncul pada dunia psikologi modern dimulai oleh Sigmund Freud yang mencetuskan

teori psikoanalisisnya. Teori kepribadian pertama ini berisi hipotesis Freud bahwa perilaku seseorang terdiri

dari interaksi 3 komponen yaitu id, ego, dan superego. Id merupakan komponen kepribadian yang instinktif

yang berarti berisi keinginan pemuasan biologis. Sedangkan Ego yaitu manajer dari kepribadian seseorang

dan yang membuat keputusan dalam perilaku seseorang. Ego berarti berfungsi untuk mengendalikan dan

mengarahkan id.  Selanjutnya Super ego, yaitu komponen moral kepribadian yang terkait dengan norma di

sekitarnya. Jika ego mengarahkan id dengan pikiran-pikiran yang realistic, superego mengarahkan id

dengan tujuan-tujuan normatif dan moralistik.

Nama besar Freud semakin melambung dengan teori besar ini. Namun, Freud di sini terlalu memandang

manusia sebagai makhluk yang hampir sama dengan binatang, karena pandangannya tentang daya

instinktif yang begitu besar.  Apalagi dilanjutkan dengan teori-teorinya mengenai psikosesual. Selain Freud,

tokoh-tokoh yang ada dalam perspektif psikodinamik ini yaitu Alfred Adler, Carl Jung dan anak perempuan

Freud, Anna Freud.

Perspektif besar lain yang melambung adalah perspektif Behaviorisme yang dicetuskan oleh John Watson

dan dikaji lagi oleh tokoh behavioristik lain seperti Pavlov, Skinner, dan  Bandura. Perspektif ini memandang

lebih dalam mengenai adanya stimulus atau rangsangan yang membuat manusia berperilaku. Adanya

stimulus ini akan diterima dan diproses manusia menjadi sebuah perilaku. Sehingga mereka berpikir,

manusia itu bisa dikondisikan seperti robot.

Perspektif ini memandang pengaruh lingkungan luar sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian

manusia. Adanya teori belajar sosial yang dicetuskan Bandura merupakan langkah lanjutan dari perspektif

ini yang menjelaskan bahwa kepribadian atau perilaku seseorang terbentuk dari adanya proses belajar

seseorang dari lingkungannya.

Perspektif yang ketiga adalah perspektif humanistik. Perspektif ini memandang manusia lebih manusiawi

dibandingkan dua perspektif sebelumnya. Perspektif ini muncul karena Carl Rogers seorang pakar psikologi

yang dulunya juga penganut perspektif  behavioristik kurang puas dengan dua perspektif besar sebelumnya.

Dia tidak mau memandang manusia seperti binatang yang terkesan dari teori Freud, juga tidak mau

memandang manusia layaknya robot yang terkesan dari perspektif behavioristik. Carl Rogers memandang

manusia sebagai makhluk yang berkompeten dan perlu dikembangkan potensinya.


Berlanjut dari perspektifnya, tokoh humanistic lain yang besar namanya, Abraham Maslow, mencetuskan

teori hierarki kebutuhan manusia, yang sekarang banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan

manusia. Sayangnya, perspektif humanistik ini pun tidak memiliki ukuran dan bukti yang pasti.

Masih ada perspektif-perspektif selanjutnya yang membicarakan teori kepribadian manusia, seperti teori

kognitif atau teori kepribadian analisis faktor. Namun, pada aplikasi di dunia psikologi 3 perspektif di atas

menjadi buah bibir yang paling hangat.

Você também pode gostar