Você está na página 1de 5

ANALISA PROSES ABSORBSI LARUTAN COSORB SEBAGAI UPAYA

OPTIMALISASI PEMURNIAN GAS CO

Fahriya P.S, Shofi M.S, Hadiyanto

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang

Abstrak
Proses Cosorb merupakan salah satu proses pemurnian gas CO dengan menggunakan larutan
pemisah larutan cosorb. Dalam proses ini, faktor yang berpengaruh dalam proses ini
diantaranya adalah laju alir dan komposisi larutan cosorb masuk absorber serta laju alir dan
komposisi gas umpan masuk absorber Effisiensi penyerapan gas CO dengan metode proses
cosorb sangat dipengaruhi oleh laju alir masuk larutan cosorb ke dalam absorber, sehingga
ketika terjadi penurunan effisiensi akibat perubahan kualitas larutan cosorb, laju alir feed gas,
maupun komposisi feed gas, langkah utama yang dilakukan adalah penambahan atau
pengurangan laju alir larutan cosorb masuk absorber. Namun pada prakteknya, belum ada
perhitungan yang jelas untuk menentukan berapa laju alir larutan cosorb masuk absorber yang
harus diberikan ketika terjadi perubahan komposisi larutan cosorb maupun gas umpan. Dari
hasil analisa didapatkan bahwa besarnya laju alir cosorb yang dibutuhkan untuk mengabsorpsi
gas CO dipengaruhi oleh komposisi larutan cosorb dan banyaknya CO yang tidak dapat
terserap.

Kata Kunci : absorbsi ; larutan cosorb; laju alir; pemurnian CO

PENDAHULUAN Berikut ini adalah data mengenai sifat fisik


dari karbon monoksida dan daya larut dari
• Karbon Monoksida karbon monoksida terhadap beberapa jenis
Karbon monoksida (CO) adalah suatu pelarut. [1]
senyawa racun yang berasal dari pembakaran Karbon monoksida baik itu sebagai senyawa
tidak sempurna yang mengandung komponen murni atau sebagai bagian pokok dari syngas
karbon. Sumber daya alam tidak terlalu (CO-H2) penggunaannya di pasaran
signifikan dalam menghasilkan karbon mengalami peningkatan. Contoh
monoksida, walaupun begitu ditemukan penggunannya antara lain, karbon monoksida
dalam jumlah yang kecil pada gas alam. dalam bentuk bagian pokok dari syngas
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang digunakan sebagai campuran pembuatan
tidak memiliki warna, tidak berbau busuk, petroleum dan dalam bentuk senyawa murni
tidak miliki rasa, dan merupakan gas yang digunakan sebagai bahan baku asam formiat.
mudah terbakar pada temperatur kamar. Pada
keaadaan solid, terdapar dua fase allotropic • Proses Cosorb
yang dapat dikenali pada temperatur rendah. Proses cosorb ditemukan pada awal tahun
Cubic α-CO didapat pada temperatur 1970-an oleh Tenneco Chemicals. Pada
dibawah 61,55⁰K, sedangkan heksagonal β- proses ini menggunakan copper (1)
CO akan didapat pada saat diatas temperatur organometallitic kompleks dalam pelarut
tersebut. Titik lebur dari karbon monoksida organik (umumnya lebih banyak yang
solid adalah 68,15⁰K pada 15,35 kPa. menggunakan CuAlCl4 dalam toluene)
sebagai pembawa karbon monoksida
Email : fahriya_ps07@yahoo.com
memberikan beberapa keuntungan seperti larutan Cosorb. Reaksi yang terjadi pada CO
meminimalkan korosi, kestabilan kompleks Absorber ini adalah sebagai berikut [2]
(Absorber)
tinggi, dan kemurnian gas yang dihasilkan Suhu rendah
juga tinggi. Di lain pihak, beberapa impuritas Tekanan tinggi
seperti air atau senyawa sulfur (SO2, H2S, CuAlCl4:C7H8 CO CuAlCl4:CO C7H8
suhu- tinggi
COS, dll) dapat menghancurkan copper tekanan rendah
(stripper)
kompleks. Pemurnian dari feed gas harus
dilakukan dengan sangat hati-hati untuk
Tabel 1. Data kualitas larutan cosorb [3]
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Keunggulan proses cosorb dibandingkan Data-data COSORB Solvent
dengan teknologi lain yang sejenis, misalnya ρ (gr/ml) 1,247
cryogenic carbon monoxide recovery dan Al (mmol/ml) 2,94
sistem absorbtion by ammonical copper Cu (mmol/ml) 2,25
liquor (CO-liquor) antara lain dapat AlOCl (mmol/ml) 0,69
menghasilkan gas CO dengan kemurnian
tinggi kurang lebih mencapai 99%, selain gas Sedangkan reaksi kimia lain yang dapat
CO juga didapat gas H2 sebagi hasil samping terjadi adalah reaksi antara larutan cosorb
dengan kemurnian tinggi, gas umpan yang dengan air yang berada dari gas umpan.
terdiri dari komposisi gas sintesa, seperti H 2, Reaksi ini sangat dihindari karena dapat
CO2, CH4, dan N2 dapat ditangani tanpa merusak larutan cosorb. Sehingga pada saat
perlakuan khusus. Pada sistem cryogenic gas persiapan gas umpan dilakukan penghilangan
CO sulit untuk dipisahkan dari gas N2 karena air terlebih dahulu agar reaksi ini dapat
perbedaan titik didih kedua gas tersebut dihindari. Mekanisme reaksi yang dimaksud
hampir sama, tidak tergantung pada tekanan yaitu :
tinggi untuk pelepasan CO yang efektif dari
campuran gas, pelarut cosorb mempunyai • Absorpsi
kapasitas penyerapan yang tinggi, viscousitas Absorbsi gas merupakan proses kontak
rendah, dan kestabilan tinggi, serta tidak antara campuran gas dan cairan yang
bereaksi dengan O2, untuk kapasitas yang bertujuan menghilangkan salah satu
sama dibutuhkan biaya yang relatif lebih komponen gas dengan cara melarutkannya
kecil dibandingkan dengan sistem lain. menggunakan cairan yang sesuai. Proses
Selain memiliki keuntungan, proses cosorb absorbsi ini melibatkan difusi partikel-
juga memiliki beberapa kerugian, partikel gas ke dalam cairan. Secara umum,
diantaranya bahan baku toluene mahal, bahan faktor-faktor yang mempengaruhi absorbsi
baku CuAlCL4 mahal, larutan cosorb cepat adalah kelarutan (solubility) gas dalam
rusak atau cepat terdegradasi, limbah sangat pelarut dalam kesetimbangan, tekanan
berbahaya termasuk limbah berat dan susah operasi, serta temperatur. Pada umumnya,
dimusnahkan, secara teknis lebih sulit karena naiknya temperatur menyebabkan kelarutan
kualitas toluene harus dijaga dengan baik, gas menurun [4]. Ada dua macam proses
larutan sangat iritasi dan reaktif terhadap absorbsi yaitu absorbsi fisik dan absorpsi
kulit. Walaupun memiliki beberapa kerugian, kimia. Absorpsi fisik merupakan absorbsi
proses ini tetap digunakan dalam industro, dimana gas terlarut dalam cairan penyerap
karena proses ini adalah proses penyerapan tidak disertai dengan reaksi kimia. Absorbsi
CO yang pertama kali ditemukan dan dalam kimia merupakan absorbsi dimana gas
pengoperasiannya proses cosorb lebih terlarut didalam larutan penyerap dan diikuti
ekonomis dibandingkan dengan proses dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi
penyerapan CO lainnya. ini adalah absorbsi dengan larutan penyerap
Reaksi kimia utama yang terjadi adalah MEA, NaOH dan sebagainya. Keuntungan
penyerapan gas CO dari gas umpan oleh absorbsi Kimia adalah meningkatnya
Email : fahriya_ps07@yahoo.com
koefisien perpindahan massa gas, sebagian diabaikan dari rancangan, lalu diabsorbsi atas
dari perubahan ini disebabkan makin laju alir rata-rata. [5]
besarnya luas efektif permukaan. Karena
absorbsi kimia dapat juga berlangsung Effisiensi penyerapan gas CO dengan metode
didaerah yang hampir stagnan disamping proses cosorb sangat dipengaruhi oleh laju
penangkapan dinamik. alir masuk larutan cosorb ke dalam absorber,
sehingga ketika terjadi penurunan effisiensi
• Prinsip - Prinsip Absorbsi akibat perubahan kualitas larutan cosorb, laju
Diameter menara isian tergantung dari alir feed gas, maupun komposisi feed gas,
banyaknya gas atau zat cair yang akan diolah langkah utama yang dilakukan adalah
sifat-sifatnya dan rasio antara kedua arus itu. penambahan atau pengurangan laju alir
Tinggi menara dan volume isian bergantung larutan cosorb masuk absorber. Namun,
pada tingkat perubahan konsentrasi pada laju selama ini belum adanya perhitungan yang
perpindahan massa per satuan volume isian. tepat terkait penambahan maupun
Neraca bahan untuk bagian kolom diatas pengurangan laju alir larutan cosorb masuk
sebagai berikut : absorber. Tujuan dari analisa ini adalah untuk
mendapatkan laju alir larutan cosorb masuk
Bahan Total : La + V = L + absorber yang tepat dengan variasi
Va.......................................(1) komposisi larutan cosorb, dan kadar gas CO
Komponen A : La.Xa +V.y = L.x yang tidak terserap dan keluar bersama H2
+Va.Ya.......................(2) rich gas.

Dimana V laju molal total fase gas = V laju METODE PENELITIAN


molal total fase zat cair pada titik yang sama
dalam menara. Persamaan neraca bahan 1. Pengumpulan data
menyeluruh atas dasar arus-arus terminal Data yang dibutuhkan di dapat dari :
adalah a. Data design kandungan steam feed gas.
Kandungan dari data design feed gas adalah
Bahan total : La + Vb = Lb + Va..........(3) 182,03 kmol/jam.
Komponen A : La.Xa + Vb.Yb = Lb.Xb + b. Data aktual rate rata – rata feed gas
Va.Ya......(4) c. Data aktual feed gas pada CO absorber
d. Data aktual kualitas larutan cosorb
Garis-garis operasi untuk instalasi kontak e. Data aktual laju alir H2 rich gas keluar
differensial dan kolom bertahap adalah : CO absorber.

Y=L/V.X+(Va.Ya-La.Xa)/V ............(5) 2. Pengolahan data


Data – data yang sudah didapatkan dilakukan
Dimana X merupakan konsetrasi untuk zat perhitungan laju alir larutan cosorb masuk
cair dan Y untuk konsentrasi gas. Pada CO absorber dengan metode neraca massa
persamaan (5), X dan Y saling kontak pada
H2O CuAlCl4 CuCl H2O:AlCl3 Tabel 2. Data feed gas absorber [6]
Alira
H2O:AlCl3 HCl Al(OH)Cl2 Kom
Gas n
posisi
Masu Ump Komposisi Feed (kmol/jam)
Al(OH)Cl2 HCl Feed
AlOCl3 k
Gas
an
Gas
234,1
suatu bangun tertentu didalam kolom. Untuk CO 0,125 65 29,27
234,1
campuran encer yang mengandung kurang Ar 0,003 65 0,702
dari 15 % gas yang dapat larut, pengaruh 234,1
N2 0,23 65 53,85
perubahan aliran total biasanya dapat
H2 0,545 234,1 127,62
Email : fahriya_ps07@yahoo.com
65
234,1
CH4 0 65 0
Total = 211,451

Tabel 3. Data komposisi H2 rich gas keluar


absorber [7]
Jenis Komposisi Laju alir Komposisi
Gas Keluar gas gas keluar
CO 0,0028 165 0,462 Gambar 2. Pengaruh kadar aluminium dalam Larutan
Ar 0,0034 165 0,561 Cosorb terhadap Laju alir Cosor masuk
N2 0,26027 165 42,94455
H2 0,702 165 115,83 Untuk pengaruh kadar aluminium dan kadar
Toluene 0,00093 165 0,15345 tembaga dalam larutan cosorb, laju alir
CH4 0 165 0
larutan cosorb mengalami peningkatan.
Spesies utama pembentuk kompleks dalam
Cosorb 0 165 0
cosorb solvent terdiri dari kompleks garam
HASIL DAN PEMBAHASAN bilogam Tembaga-Aluminium-Tetraklorida
(CuAlCl4). Kompleks ini terbentuk dengan
mencampur sejumlah molar yang sama dari
Kupro Klorida (CuCl) dan Aluminium
Klorida (AlCl3) dengan perbandingan ratio
molar Al3+:Cu+:Cl- = 1:1:4. Dengan
bertambahnya kadar dari aluminium atau
tembaga akan mempengaruhi kestabilan dari
larutan cosorb itu sendiri, sehingga larutan
cosorb tidak dapat menyerap CO secara
optimal. Hal ini menyebabkan kebutuhan
Gambar.1.Pengaruh densitas larutan cosorb terhadap larutan cosorb akan meningkat.
Laju alir larutan cosorb masuk

Hasil pengamatan dilakukan terhadap larutan


cosorb, Cu, dan Al. Hasilnya selanjutnya
dibuat grafik seperti disajikan dalam gambar
1 – 4. Gambar 1 – 4 merupakan grafik
pengaruh kualitas cosorb terhadap laju lir
larutan cosorb yang diperlukan untuk
menyerap CO. Gambar 1 menunjukkan
bahwa semakin tinggi massa jenis larutan Gambar 3. Pengaruh kadar Cu pada larutan Cosorb
cosorb maka laju alir yang diperlukan untuk terhadap laju alir cosorb masuk.
menyerap CO semakin berkurang. Tingginya
densitas mempengaruhi konsentrasi suatu Dari gambar 4 terlihat bahwa semakin
larutan. semakin tinggi densitas maka banyak % CO yang tidak terserap maka laju
konsentrasi larutan juga semakin tinggi. alir yang dibutuhkan untuk menyerap CO
Konsentrasi yang tinggi mengakibatkan juga akan semakin tinggi. Jika dilihat dari
larutan cosorb menjadi semakin mudah prinsip kerja absorpsi yaitu campuran gas
dalam penyerapan CO, sehingga tidak yang merupakan keluaran dari reaktor
memerlukan laju alir cosorb yang tinggi diumpankan kebawah menara absorber.
untuk menyerap CO. Didalam absorber terjadi kontak antar dua
fasa yaitu fasa gas dan fasa cair

Email : fahriya_ps07@yahoo.com
mengakibatkan perpindahan massa difusional maka laju alir cosorb harus diperbesar agar
dalam umpan gas dari bawah menara ke dapar menyerap CO secara optimal.
dalam pelarut air sprayer yang diumpankan
dari bagian atas menara. Jika CO banyak Saran
tidak terserap oleh larutan cosorb disebabkan Laju alir larutan cosorb harus diatur
oleh kurang sempurnanya kontak antara feed sedemikian rupa sesuai dengan perhitungan
gas dengan larutan cosorb, dengan agar gas CO dapat terserap secara optimal.
memperbesar laju alir maka diharapkan Harus diadakan pengecekan laju alir sesering
kontak antara feed gas dan larutan cosorb mungkin agar gas CO tidak terbuang.
dapat optimal sehingga CO dapat terserap
secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA

[1]. Perry, R.H. & Don Green, 1988, Perry’s


Chemical Engineers’ Handbook, 6th ed, Mc
Graw-Hill, New York.
[2] J.A.Hoogendorn etall, “The Absorption
of Carbon Monoxide in COSORB solution:
absorption rate and capacity”,The Chemical
Enginering journal,59 (1995),pp.243-252.
[3] Data analisa Laboratorium PT Pupuk
Kujang Cikampek periode November 2010,
Gambar 4. Grafik kadar CO tdk terserap vs Laju Alir Spesifikasi larutan cosorb
Cosorb
[4] T. Ahmed, M.J. Semmens, and M.A.
Voss, “Energy loss characteristics of
Kesimpulan
parallel flow bubbleless hollow fibre
Dari hasil analisis laju alir cosorb pada
membrane aerators”, Journal of Membrane
absorber gas CO didapatkan kesimpulan
Science, 171 (2000), pp. 87-96.
antara lain laju alir larutan cosorb optimal
[5] Buku panduan Operasi PPCO, PT Pupuk
adalah 18,24 m3/jam, peningkatan densitas
Kujang Cikampek
larutan cosorb berpengaruh pada besarnya
[6] Data analisa Laboratorium PT Pupuk
laju alir larutan cosorb yang dibutuhkan
Kujang Cikampek periode November 2010,
untuk menyerap CO. Laju alir yang
Feed gas Absorber T-201 UNIT COSORB
dibutuhkan akan semakin kecil. Peningkatan
[7] Data analisa Laboratorium PT Pupuk
kadar aluminium dan kadar tembaga akan
Kujang Cikampek periode November 2010,
memperbesar laju alir larutan cosorb.
Komposisi H2 rich gas keluar absorber T-201
Semakin banyak % CO yang tidak terserap
Unit Cosorb.

Email : fahriya_ps07@yahoo.com

Você também pode gostar