Você está na página 1de 215

ANGGARAN DASAR (AD)

DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini
(HIMPAUDI)
==============================
=============
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK
USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI)
PEMBUKAAN
Sumber daya manusia adalah kunci utama bagi
suksesnya pembangunan bangsa. Upaya
pengembangan sumber daya manusia merupakan
proses sepanjang hayat dan harus dilakukan secara
sungguh-sungguh, terus menerus, menyeluruh dan
berkesinambungan melalui pendidikan.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
program pendidikan adalah unsur pendidik dan tenaga
kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan anak
usia dini bertanggung jawab terhadap pengasuhan,
pembelajaran yang mengusahakan optimalisasi berbagai
potensi kecerdasan dalam menunjang tumbuh kembang
anak secara holistik. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu dibentuk organisasi pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai acuan dan berlaku
secara nasional.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
N a m a
Organisasi ini bernama "Himpunan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini Indonesia selanjutnya disingkat
“HIMPAUDI’.
1. HIMPAUDI adalah : organisasi legal dan
independen yang meng-
himpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan
anak usia dini.
2. PENDIDIK anak usia dini adalah : tenaga yang berperan
sebagai pamong, fasilitator, pembimbing, dan menjadi
panutan bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini
disebut pendidik (guru).
3. TENAGA KEPENDIDIKAN adalah : pengelola,
pakar, praktisi,
yang menangani program Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Pasal 2
W a k t u
HIMPAUDI didirikan di Jakarta pada tanggal 6
(Enam), bulan Juni tahun
2005 (dua ribu lima) sampai dengan waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Pusat Organisasi HIMPAUDI berkedudukan di Ibu
Kota Negara, dan
mempunyai perwakilan di seluruh Indonesia.
BAB II
ASAS, SIFAT, LANDASAN, DAN KEDAULATAN
Pasal 4
A s a s
HIMPAUDI berasaskan Pancasila.Pasal 5
S i f a t
HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat
independen.
Pasal 6
L a n d a s a n
HIMPAUDI berlandaskan:
(1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Amandemen Undang
undang Dasar 1945.
(2) Undang undang Nomor 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
(3) Undang Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
(4) Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional.
(5) Undang-Undang NO. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen.
(6) Peraturan Pemerintah NO. 19 Tahun 2005
Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pasal 7
K e d a u l a t a n
Kedaulatan HIMPAUDI berada ditangan anggota
dan sepenuhnya
dilaksanakan melalui musyawarah.
BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 8
M a k s u d
HIMPAUDI menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-
sama dapat berusaha secara berdayaguna dan berhasil
guna.
Pasal 9
T u j u a n
HIMPAUDI bertujuan menghimpun aspirasi dan
meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini
Indonesia.
Pasal 10
F u n g s i
HIMPAUDI berfungsi sebagai wadah untuk:
1. Mempersatukan pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini.
2. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia
Dini
3. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini.
BAB IV
A T R I B U T
Pasal 11
HIMPAUDI mempunyai lambang, lencana,
bendera, lagu, mars dan hymne
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota HIMPAUDI adalah pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini Indonesia. serta orang-
orang yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan
pendidikan Anak Usia Dini Indonesia
Pasal 13
Status Keanggotaan
Anggota HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Luar Biasa
(3) Anggota Kehormatan
Pasal 14
Syarat dan tata cara penerimaan Anggota Biasa,
Luar Biasa dan
Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 15
Kewajiban dan Hak Anggota
Kewajiban dan Hak anggota biasa, luar biasa dan
kehormatan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian Anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 17
Struktur Organisasi
Tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah dan
tingkat cabang.
Pasal 18
Tatacara Pencalonan dan Pemilihan
Tatacara pencalonan dan pemilihan Pengurus Pusat,
Pengurus Wilayah,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang ditetapkan
dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 19
Susunan Pengurus Pusat
Pengurus Pusat HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Pembina
(2) Penasehat
(3) Ketua Umum
(4) Ketua ketua
(5) Sekretaris Umum
(6) Sekretaris-sekretaris
(7) Bendahara Umum
(8) Bendahara-bendahara
(9) Bidang-bidang
Pasal 20
Susunan Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang
Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang HIMPAUDI
terdiri dari:
(1)
Pembina
(2)
Penasehat
(3)
Ketua
(4)
Wakil-wakil ketua
(5)
Sekretaris
(6)
Wakil sekretaris
(7)
Bendahara
(8)
Wakil bendahara
(9)
Bidang-bidang
Pasal 21
Pengangkatan, Pengesahan dan Pelantikan
(1) Pengurus Pusat HIMPAUDI disahkan oleh
Musyawarah Nasional
(Munas) dan pelaksanaanya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pengurus Wilayah, Daerah dan Cabang HIMPAUDI
diangkat, disahkan dan dilantik oleh pengurus setingkat
lebih tinggi dan pelaksanaanya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
Masa Bakti Pengurus
Masa bakti pengurus HIMPAUDI di semua
tingkatan adalah empat (4)
tahun.
Pasal 23
Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung jawab pengurus meliputi:
(1) Pengurus Pusat di tingkat Pusat
(2) Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi
(3) Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota
(4) Pengurus Cabang di tingkat Kecamatan
Wewenang dan Tanggung Jawab pengurus, diatur
dalam Anggaran Rumah
Tangga
BAB VII
PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 24
Permusyawaratan HIMPAUDI dilaksanakan
melalui:
(1) Musyawarah Nasional (Munas) untuk tingkat Nasional
(2) Musyawarah Wilayah (Muswil) untuk tingkat Provinsi
(3) Musyawarah Daerah (Musda) untuk tingkat
Kabupaten/Kota
(4) Musyawarah Cabang (Muscab) untuk tingkat
Kacamatan
(5) Rapat-rapat lain yang dianggap perlu
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 25
(1) Sumber kekayaan HIMPAUDI berasal dari:
a. Iuran anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha dari sumber yang halal
(2) Kekayaan HIMPAUDI diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan melalui
Musyawarah Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per
tiga (2/3) wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per
tiga (2/3) peserta yang hadir.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 27
Pembubaran HIMPAUDI dilakukan melalui Musyawarah
Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per tiga (2/3)
wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per tiga (2/3)
peserta yang hadir.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Draft ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)


HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK USIA DINI INDONESIA
(HIMPAUDI)
==============================
==================
BAB I
ATRIBUT
Pasal l
Lambang, Lencana dan Bendera
(1) Lambang HIMPAUDI (format gambar pada
lampiran)
a. Filosofi Lambang HIMPAUDI :
(Posisi di tengah), Makna HIMPAUDI senantiasa
berada di tengah-
tengah masyarakat
b. Arti Lambang HIMPAUDI
:
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Tanggung
Jawab kita bersama
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa
b.1. Bendera Merah Putih Berkibar
Kibaran melambangkan semangat Indonesia dan
dinamika
HIMPAUDI
b.2. Anak (Kuning Emas)
Melambangkan Anak Indonesia dalam usia
Perkembangan
Emas (Golden Age)
b.3. Orang Dewasa (Biru)
Melambangkan kematangan dan kemapanan
Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
b.4. Hati di antara Anak dan Orang Dewasa
Melambangkan pertautan hati dan kasih sayang
(2) Lencana HIMPAUDI (format pada lampiran)
(3) Bendera (format pada lampiran)
a. Ukuran skala : 2 x 3
b. Warna kain biru muda
c. Lambang HIMPAUDI
d Pataka/Vandel
Pasal 2
Lagu, Mars, dan Hymne
Lagu Mars dan Hymne HIMPAUDI (lagu pada
lampiran)
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Syarat Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan
(1) Anggota Biasa:
a. Berstatus sebagai Pendidik Anak Usia Dini Indonesia
yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan/Keterangan
Pengangkatan dari
lembaga penyelenggara PAUD
b. Berstatus sebagai pengelola, karyawan lembaga yang
menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini dengan
Surat
Keputusan/ Keterangan dari lembaga yang bersangkutan
(2) Anggota Luar Biasa:
a. Memiliki keahlian di bidang Pendidikan Anak Usia Dini
b. Memiliki loyalitas dalam pengembangan dan
Pendidikan Anak Usia
Dini
(3) Anggota Kehormatan
a. Memiliki kepedulian dan perhatian khusus
terhadap Pendidikan
Anak Usia Dini Indonesia
b. Memiliki jasa dan pengabdian kepada
Pendidikan Anak Usia Dini
Indonesia
Pasal 4
Tata cara penerimaan anggota Biasa dan
Kehormatan
(1) Anggota Biasa
a. Mengisi formulir
b. Calon anggota yang memenuhi persyaratan
diberi kartu anggota
yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
(2) Anggota Luar Biasa
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab.
c. Anggota Luar Biasa setelah diangkat oleh Pimpinan
Pusat/
Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu anggota
yang dikeluarkan
oleh Pengurus Pusat.
d. Mengisi Formulir
(3) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab
c. Anggota Kehormatan setelah diangkat oleh pimpinan
pusat/ wilayah/
daerah/ cabang, mendapat kartu anggota yang
dikeluarkan oleh
pengurus pusat.
b. Mengisi formulir
Pasal 5
Kewajiban Anggota
(1) Setiap anggota wajib melaksanakan dan
mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota wajib memenuhi kewajiban
sebagai anggota antara lain
membayar iuran anggota
(3) Setiap anggota wajib mentaati peraturan yang
dikeluarkan oleh
pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 6
Hak Anggota
(1) Anggota biasa mempunyai:
a. Hak bicara : yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat secara lisan
maupun tertulis
b. Hak pilih : yaitu hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak suara : yaitu hak pada waktu pemungutan
suara
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai:
Hak bicara untuk mengeluarkan pendapat secara
lisan maupun tertulis
(3) Anggota Kehormatan mempunyai:
Hak untuk mengemukakan pendapat baik secara
lisan maupun tertulis
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian anggota dilakukan sebagai
berikut:
(1) Berhenti atas pemintaan sendiri
a. Permintaan diajukan secara tertulis satu bulan
sebelum
pemberhentian
b. Memperhatikan hal hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak anggota
c. Menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
(2) Berhenti atas dasar diberhentikan
a. Karena melanggar Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga dan
Peraturan-peraturan organisasi
b. Sebelum diberhentikan, pengurus memberi teguran
secara tertulis sebanyak tiga kali. Apabila tidak ada
perubahan, dijatuhkan skorsing.
c. Memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan untuk
mengajukan pembelaan.
d. Jika pembelaan diterima, nama yang bersangkutan
direhabilitasi. Jika pembelaan ditolak, maka pengurus
menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Sementara. (SKPS)
e. Memperhatikan hal-hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak yang bersangkutan
(3) Pengurus berwenang menerbitkan surat keputusan
pemberhentian dan pencabutan tanda anggota dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah ketentuan
pemberhentian.
BAB III
STRUKTUR HIMPAUDI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 8
Struktur HIMPAUDI
Struktur HIMPAUDI terdiri dari:
a. Struktur Pengurus Pusat untuk tingkat Nasional
b. Struktur Pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi
c. Struktur Pengurus Daerah untuk tingkat
Kabupaten/Kota
d.Struktur Pengurus Cabang untuk tingkat Kecamatan
Pasal 9
Persyaratan Pengurus Pusat, Wilayah, Daerah,
dan Cabang
(1) Ketua Umum memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya Strata I
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Pernah menjadi anggota pengurus aktif, sekurang-
kurangnya 1 (satu)
periode
e. Tidak dalam keadaan terpidana
(2) Pengurus Pusat Lainnya, Pengurus Wilayah,
Daerah, Cabang
HIMPAUDI memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya SMA/sederajat
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Tidak dalam keadaan terpidana
Pasal 10
Pemilihan Ketua Umum, Ketua dan Pengurus
Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat pada
munas, muswil, musda dan muscab dengan
memperhatikan:
(1) Nama calon ketua umum, ketua dan pengurus telah
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
pasal 9 ayat 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota terpilih yang bersedia menjadi
ketua umum, ketua dan
pengurus menyatakan kesediaannya secara
tertulis
(3) Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dipimpin oleh pimpinan
sidang
Pasal 11
Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus
(1) Personalia pengurus pusat, wilayah, daerah
dan cabang disusun oleh
formatur hasil munas, muswil, musda dan muscab.
(2) Pengukuhan pengurus pusat dilakukan oleh
pejabat yang disepakati
berdasarkan hasil munas.
(3) Pelantikan pengurus wilayah, daerah dan cabang
dilakukan oleh pengurus setingkat lebih tinggi dengan
surat keputusan dan dikukuhkan oleh pejabat daerah.
Pasal 12
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus
(1) Wewenang
a. Pengurus Pusat
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, keputusan munas dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan
melantik pengurus
wilayah dengan Surat Keputusan
b. Pengurus Wilayah
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muswil dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
daerah dengan Surat Keputusan
c. Pengurus Daerah
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan musda dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
cabang dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Cabang
- Pengurus cabang mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muscab dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
(2) Tanggungjawab
a. Tanggungjawab pengurus berlaku bagi semua
pengurus pusat,
wilayah, daerah dan cabang
b. Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Daerah dan Pengurus
Cabang bertanggungjawab kepada anggota melalui:
- Pengurus Pusat pada munas
- Pengurus Wilayah pada muswil
- Pengurus Daerah pada musda
- Pengurus Cabang pada muscab
Pasal 13
Masa Bakti Pengurus
(1) Masa bakti kepengurusan adalah 4 (empat)
tahun, terhitung mulai
disahkan oleh munas, muswil, musda dan
muscab.
(2) Setelah menjalankan 1 (satu) periode, seorang Ketua
Umum, Ketua Wilayah, Ketua Daerah dan Ketua Cabang
dapat dicalonkan dan dipilih kembali untuk 1 (satu)
periode berikutnya.
Bab IV
PERMUSYAWARATAN HIMPAUDI
Pasal 14
Musyawarah Nasional (Munas)
(1) Munas adalah musyawarah tertinggi yang
dihadiri oleh pengurus
wilayah dari seluruh provinsi
(2) Munas diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya.
Selanjutnya harus segera diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) atas usul dari 2/3 dari
wilayah se- Indonesia
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
munas merupakan tugas dan
tanggungjawab pengurus pusat
(5) Munas berwenang dan berkewajiban:
a. Meminta dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban Pengurus
Pusat selama masa baktinya
b. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
c. Merumuskan dan menetapkan program kerja
HIMPAUDI untuk
periode yang akan datang
d. Merumuskan rekomendasi baik internal maupun
eksternal
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum melalui
formatur
f. Tata tertib Munas diatur dan disahkan dalam Munas
(6) Peserta Munas terdiri dari :
a. Utusan:
-
Pengurus pusat
-
Ketua dan sekretaris wilayah di seluruh provinsi
-
Ketua-ketua daerah yang ditunjuk oleh wilayah
bersangkutan
b. Peninjau:
-
Pengurus Daerah dan Cabang.
-
Anggota Luar Biasa
-
Anggota Kehormatan
c. Undangan:
-
Lembaga lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, cabang):
Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka munas
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 15
Musyawarah Wilayah (Muswil)
(1) Muswil adalah musyawarah tertinggi di tingkat
wilayah yang dihadiri
oleh Pengurus Daerah (Kab/Kota).
(2) Muswil diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Muswil Luar Biasa atas usulan
dari 2/3 Pengurus Daerah
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muswil merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus wilayah.
(5) Muswil berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan rincian program
kerja untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus wilayah berkewajiban melaporkan hasil muswil
tentang formatur dan mide formatur terpilih dan hasil
muswil lainnya kepada pengurus pusat
(6)Peserta Muswil terdiri dari :
a.Utusan:
-
Pengurus wilayah
-
Ketua dan sekretaris daerah
-
Ketua ketua cabang yang ditunjuk oleh daerah
bersangkutan
b.Peninjau:
-
Pengurus Daerah
-
Pengurus Cabang.
-
Anggota Luar biasa
-
Anggota Kehormatan
c.Undangan
-
Lembaga – lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7)Hak Peserta:
a. Utusan : Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau : Mempunyai hak bicara
c. Undangan : Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muswil
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 16
Musyawarah Daerah (Musda)
(1) Musda adalah musyawarah tertinggi di tingkat
daerah
(2) Musda diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
musda merupakan tugas dan
tanggung jawab pengurus daerah.
(5) Musda berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama masa
baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus daerah berkewajiban melaporkan hasil musda
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
musda lainnya kepada pengurus wilayah dan tembusan
ke pengurus pusat
(6).Peserta Musda terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus daerah
- Ketua dan sekretaris cabang cabang
- Pengurus cabang selain ketua dan sekretaris yang
ditunjuk oleh
daerah bersangkutan
b. Peninjau:
- Pengurus Cabang.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
e. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
f. Peninjau: Mempunyai hak bicara
g. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara
pembukaan musyawarah
tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu)
jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah
korum tidak tercapai,
maka musda dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 17
Musyawarah Cabang (Muscab)
(1) Muscab adalah musyawarah tertinggi di
tingkat kecamatan
(2) Muscab diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muscab merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus cabang.
(5) Muscab berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa Baktinya
a. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
b. Merumuskan rekomendasi, baik internal
maupun eksternal
c. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua)
mide formatur
terpilih
d. Pengurus cabang berkewajiban melaporkan hasil muscab
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
muscab lainnya kepada Pengurus daerah dan tembusan
ke pengurus wilayah dan pengurus pusat
(6) Peserta Muscab terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus Cabang
b. Peninjau:
- Anggota Biasa di tingkat kelurahan yang ditunjuk.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau: Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
korum
b. Jika tidak tercapai korum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muscab
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa
(1) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila ada hal-
hal yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya sampai
waktu musyawarah yang sudah ditentukan
(2) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila:
a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran AD/ART
oleh pengurus
b. Pengurus tidak menyelenggarakan musyawarah
setelah 6 (enam)
bulan berakhirnya masa bakti.
(3) Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan
atas permintaansetengah
ditambah satu dari jumlah wilayah/daerah/cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan
musyawarah dapat
diberlakukan untuk penyelenggaraan Musyawarah
Luar Biasa
(5) Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan
kepada peserta bersama-sama undangan menghadiri
Musyawarah Luar Biasa paling lambat 15 hari sebelum
tanggal penyelenggaraan.
BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Rapat Kerja
(1) Rapat kerja nasional (Rakernas)
a. Rapat kerja nasional diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja nasional diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat nasional
c. Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus pusat,
ketua dan sekretaris wilayah atau yang mewakili
(2) Rapat kerja wilayah (Rakerwil)
a. Rapat kerja wilayah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja wilayah diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat wilayah
c. Rapat kerja wilayah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus wilayah,
ketua dan sekretaris daerah (kab/ kota) atau yang
mewakili
(3) Rapat kerja daerah (Rakerda)
a. Rapat kerja daerah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu periode
b. Rapat kerja daerah diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat daerah
c. Rapat kerja daerah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus daerah,
ketua dan sekretaris cabang atau yang mewakili
(4) Rapat kerja cabang (Rakercab)
a. Rapat kerja cabang diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja cabang diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat kecamatan
c. Rapat kerja cabang dihadiri oleh anggota
(5) Rapat kerja Pengurus Pusat, wilayah, daerah
dan cabang
a. Rapat kerja pengurus diselenggarakan
sekurang-kurangnya 4
(empat) kali dalam satu periode
b. Rapat kerja pengurus diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian kegiatan program, jadwal dan
anggaran setiap bidang yang akan diselenggarakan
c. Rapat kerja pengurus dihadiri oleh seluruh
pengurus
(6) Rapat-rapat lain diatur dalam
pedoman/peraturan organisasi.

BAB VI
SUMBER PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN
INVENTARIS
Pasa1 20
Sumber Pendapatan
(1) Iuran wajib anggota sebesar Rp 1.000 per
bulan dengan pembagian
sebagai berikut:
a. Cabang
60%
b. Daerah
20%
c. Wilayah
15%
d. Pusat
5%
(2) Sumbangan yang halal dan tidak mengikat
(3) Usaha usaha yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 21
Kekayaan dan Inventaris
(1) Kekayaan dan inventaris dikelola secara benar
dan transparan.
(2) Kekayaan dan inventaris
dipertanggungjawabkan pada akhir masa
kepengurusan di setiap jenjang.
BAB VII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah
wewenang musyawarah
nasional
(2) Musyawarah Nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus
dihadiri sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah
wilayah
(3) Perubahan harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
BAB VIII
PEMBUBARAN HIMPAUDI
Pasal 23
(1) Pembubaran HIMPAUDI diputuskan oleh
musyawarah nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Musyawarah nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus dihadiri
sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah wilayah
(3) Pembubaran harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
(4) Apabila Musyawarah nasional memutuskan
pembubaran, maka dalam
keputusan tersebut ditentukan pedoman dan tatacara
pembubaran
HIMPAUDI
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, ditetapkan dalam bentuk peraturan oleh
Pengurus Pusat dan dipertanggungjawabkan pada
musyawarah nasional.
Ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

HIMPAUDI - ADARTpdf
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Top of Form
32b0443d3f1cd5

doc

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
Bottom of Form

This is a private document.


Info and Rating
Reads:
5,904
Uploaded:
12/30/2008
Category:
Brochures/Catalogs
Rated:
0 5 false false 0

Copyright:
Public Domain

Didistribusikan sebagai salah satu upaya pen-sosialisasi-an kepada masyarakat luas


Education
himpaudi
Education
himpaudi
(fewer)
Follow
IXX010
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.

p.

p.

p.
2.

p.

p.

p.

3.

p.

p.
p.

4.

p.

p.

p.

5.

p.
p.

p.

6.

p.

p.

p.

7.
p.

p.

p.

8.

p.

p.
p.

9.

p.

p.

p.

10.

p.
p.

p.

11.

p.

p.

p.

12.
p.

p.

p.

13.

p.

p.
p.

14.

p.

p.

p.

15.

p.
p.

p.

16.

p.

p.

p.

17.
p.

p.

p.

18.

p.

p.

More from this user


PreviousNext
1.
1 p.

5 p.

1 p.

2.

4 p.

25 p.
5 p.

3.

1 p.

Add a Comment
Top of Form
32b0443d3f1cd5

Submit
Characters: 400
document_comme

4gen

Bottom of Form

ANGGARAN DASAR (AD)


DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini
(HIMPAUDI)
==============================
=============
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK
USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI)
PEMBUKAAN
Sumber daya manusia adalah kunci utama bagi
suksesnya pembangunan bangsa. Upaya
pengembangan sumber daya manusia merupakan
proses sepanjang hayat dan harus dilakukan secara
sungguh-sungguh, terus menerus, menyeluruh dan
berkesinambungan melalui pendidikan.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
program pendidikan adalah unsur pendidik dan tenaga
kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan anak
usia dini bertanggung jawab terhadap pengasuhan,
pembelajaran yang mengusahakan optimalisasi berbagai
potensi kecerdasan dalam menunjang tumbuh kembang
anak secara holistik. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu dibentuk organisasi pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai acuan dan berlaku
secara nasional.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
N a m a
Organisasi ini bernama "Himpunan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini Indonesia selanjutnya disingkat
“HIMPAUDI’.
1. HIMPAUDI adalah : organisasi legal dan
independen yang meng-
himpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan
anak usia dini.
2. PENDIDIK anak usia dini adalah : tenaga yang
berperan sebaANGGARAN DASAR (AD)
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini
(HIMPAUDI)
==============================
=============
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK
USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI)
PEMBUKAAN
Sumber daya manusia adalah kunci utama bagi
suksesnya pembangunan bangsa. Upaya
pengembangan sumber daya manusia merupakan
proses sepanjang hayat dan harus dilakukan secara
sungguh-sungguh, terus menerus, menyeluruh dan
berkesinambungan melalui pendidikan.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
program pendidikan adalah unsur pendidik dan tenaga
kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan anak
usia dini bertanggung jawab terhadap pengasuhan,
pembelajaran yang mengusahakan optimalisasi berbagai
potensi kecerdasan dalam menunjang tumbuh kembang
anak secara holistik. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu dibentuk organisasi pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai acuan dan berlaku
secara nasional.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
N a m a
Organisasi ini bernama "Himpunan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini Indonesia selanjutnya disingkat
“HIMPAUDI’.
1. HIMPAUDI adalah : organisasi legal dan
independen yang meng-
himpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan
anak usia dini.
2. PENDIDIK anak usia dini adalah : tenaga yang berperan
sebagai pamong, fasilitator, pembimbing, dan menjadi
panutan bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini
disebut pendidik (guru).
3. TENAGA KEPENDIDIKAN adalah : pengelola,
pakar, praktisi,
yang menangani program Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Pasal 2
W a k t u
HIMPAUDI didirikan di Jakarta pada tanggal 6
(Enam), bulan Juni tahun
2005 (dua ribu lima) sampai dengan waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Pusat Organisasi HIMPAUDI berkedudukan di Ibu
Kota Negara, dan
mempunyai perwakilan di seluruh Indonesia.
BAB II
ASAS, SIFAT, LANDASAN, DAN KEDAULATAN
Pasal 4
A s a s
HIMPAUDI berasaskan Pancasila.Pasal 5
S i f a t
HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat
independen.
Pasal 6
L a n d a s a n
HIMPAUDI berlandaskan:
(1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Amandemen Undang
undang Dasar 1945.
(2) Undang undang Nomor 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
(3) Undang Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
(4) Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional.
(5) Undang-Undang NO. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen.
(6) Peraturan Pemerintah NO. 19 Tahun 2005
Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pasal 7
K e d a u l a t a n
Kedaulatan HIMPAUDI berada ditangan anggota
dan sepenuhnya
dilaksanakan melalui musyawarah.
BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 8
M a k s u d
HIMPAUDI menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-
sama dapat berusaha secara berdayaguna dan berhasil
guna.
Pasal 9
T u j u a n
HIMPAUDI bertujuan menghimpun aspirasi dan
meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini
Indonesia.
Pasal 10
F u n g s i
HIMPAUDI berfungsi sebagai wadah untuk:
1. Mempersatukan pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini.
2. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia
Dini
3. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini.
BAB IV
A T R I B U T
Pasal 11
HIMPAUDI mempunyai lambang, lencana,
bendera, lagu, mars dan hymne
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota HIMPAUDI adalah pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini Indonesia. serta orang-
orang yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan
pendidikan Anak Usia Dini Indonesia
Pasal 13
Status Keanggotaan
Anggota HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Luar Biasa
(3) Anggota Kehormatan
Pasal 14
Syarat dan tata cara penerimaan Anggota Biasa,
Luar Biasa dan
Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 15
Kewajiban dan Hak Anggota
Kewajiban dan Hak anggota biasa, luar biasa dan
kehormatan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian Anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 17
Struktur Organisasi
Tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah dan
tingkat cabang.
Pasal 18
Tatacara Pencalonan dan Pemilihan
Tatacara pencalonan dan pemilihan Pengurus Pusat,
Pengurus Wilayah,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang ditetapkan
dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 19
Susunan Pengurus Pusat
Pengurus Pusat HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Pembina
(2) Penasehat
(3) Ketua Umum
(4) Ketua ketua
(5) Sekretaris Umum
(6) Sekretaris-sekretaris
(7) Bendahara Umum
(8) Bendahara-bendahara
(9) Bidang-bidang
Pasal 20
Susunan Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang
Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang HIMPAUDI
terdiri dari:
(1)
Pembina
(2)
Penasehat
(3)
Ketua
(4)
Wakil-wakil ketua
(5)
Sekretaris
(6)
Wakil sekretaris
(7)
Bendahara
(8)
Wakil bendahara
(9)
Bidang-bidang
Pasal 21
Pengangkatan, Pengesahan dan Pelantikan
(1) Pengurus Pusat HIMPAUDI disahkan oleh
Musyawarah Nasional
(Munas) dan pelaksanaanya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pengurus Wilayah, Daerah dan Cabang HIMPAUDI
diangkat, disahkan dan dilantik oleh pengurus setingkat
lebih tinggi dan pelaksanaanya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
Masa Bakti Pengurus
Masa bakti pengurus HIMPAUDI di semua
tingkatan adalah empat (4)
tahun.
Pasal 23
Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung jawab pengurus meliputi:
(1) Pengurus Pusat di tingkat Pusat
(2) Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi
(3) Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota
(4) Pengurus Cabang di tingkat Kecamatan
Wewenang dan Tanggung Jawab pengurus, diatur
dalam Anggaran Rumah
Tangga
BAB VII
PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 24
Permusyawaratan HIMPAUDI dilaksanakan
melalui:
(1) Musyawarah Nasional (Munas) untuk tingkat Nasional
(2) Musyawarah Wilayah (Muswil) untuk tingkat Provinsi
(3) Musyawarah Daerah (Musda) untuk tingkat
Kabupaten/Kota
(4) Musyawarah Cabang (Muscab) untuk tingkat
Kacamatan
(5) Rapat-rapat lain yang dianggap perlu
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 25
(1) Sumber kekayaan HIMPAUDI berasal dari:
a. Iuran anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha dari sumber yang halal
(2) Kekayaan HIMPAUDI diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan melalui
Musyawarah Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per
tiga (2/3) wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per
tiga (2/3) peserta yang hadir.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 27
Pembubaran HIMPAUDI dilakukan melalui Musyawarah
Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per tiga (2/3)
wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per tiga (2/3)
peserta yang hadir.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Draft ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)


HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK USIA DINI INDONESIA
(HIMPAUDI)
==============================
==================
BAB I
ATRIBUT
Pasal l
Lambang, Lencana dan Bendera
(1) Lambang HIMPAUDI (format gambar pada
lampiran)
a. Filosofi Lambang HIMPAUDI :
(Posisi di tengah), Makna HIMPAUDI senantiasa
berada di tengah-
tengah masyarakat
b. Arti Lambang HIMPAUDI
:
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Tanggung
Jawab kita bersama
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa
b.1. Bendera Merah Putih Berkibar
Kibaran melambangkan semangat Indonesia dan
dinamika
HIMPAUDI
b.2. Anak (Kuning Emas)
Melambangkan Anak Indonesia dalam usia
Perkembangan
Emas (Golden Age)
b.3. Orang Dewasa (Biru)
Melambangkan kematangan dan kemapanan
Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
b.4. Hati di antara Anak dan Orang Dewasa
Melambangkan pertautan hati dan kasih sayang
(2) Lencana HIMPAUDI (format pada lampiran)
(3) Bendera (format pada lampiran)
a. Ukuran skala : 2 x 3
b. Warna kain biru muda
c. Lambang HIMPAUDI
d Pataka/Vandel
Pasal 2
Lagu, Mars, dan Hymne
Lagu Mars dan Hymne HIMPAUDI (lagu pada
lampiran)
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Syarat Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan
(1) Anggota Biasa:
a. Berstatus sebagai Pendidik Anak Usia Dini Indonesia
yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan/Keterangan
Pengangkatan dari
lembaga penyelenggara PAUD
b. Berstatus sebagai pengelola, karyawan lembaga yang
menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini dengan
Surat
Keputusan/ Keterangan dari lembaga yang bersangkutan
(2) Anggota Luar Biasa:
a. Memiliki keahlian di bidang Pendidikan Anak Usia Dini
b. Memiliki loyalitas dalam pengembangan dan
Pendidikan Anak Usia
Dini
(3) Anggota Kehormatan
a. Memiliki kepedulian dan perhatian khusus
terhadap Pendidikan
Anak Usia Dini Indonesia
b. Memiliki jasa dan pengabdian kepada
Pendidikan Anak Usia Dini
Indonesia
Pasal 4
Tata cara penerimaan anggota Biasa dan
Kehormatan
(1) Anggota Biasa
a. Mengisi formulir
b. Calon anggota yang memenuhi persyaratan
diberi kartu anggota
yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
(2) Anggota Luar Biasa
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab.
c. Anggota Luar Biasa setelah diangkat oleh Pimpinan
Pusat/
Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu anggota
yang dikeluarkan
oleh Pengurus Pusat.
d. Mengisi Formulir
(3) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab
c. Anggota Kehormatan setelah diangkat oleh pimpinan
pusat/ wilayah/
daerah/ cabang, mendapat kartu anggota yang
dikeluarkan oleh
pengurus pusat.
b. Mengisi formulir
Pasal 5
Kewajiban Anggota
(1) Setiap anggota wajib melaksanakan dan
mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota wajib memenuhi kewajiban
sebagai anggota antara lain
membayar iuran anggota
(3) Setiap anggota wajib mentaati peraturan yang
dikeluarkan oleh
pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 6
Hak Anggota
(1) Anggota biasa mempunyai:
a. Hak bicara : yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat secara lisan
maupun tertulis
b. Hak pilih : yaitu hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak suara : yaitu hak pada waktu pemungutan
suara
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai:
Hak bicara untuk mengeluarkan pendapat secara
lisan maupun tertulis
(3) Anggota Kehormatan mempunyai:
Hak untuk mengemukakan pendapat baik secara
lisan maupun tertulis
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian anggota dilakukan sebagai
berikut:
(1) Berhenti atas pemintaan sendiri
a. Permintaan diajukan secara tertulis satu bulan
sebelum
pemberhentian
b. Memperhatikan hal hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak anggota
c. Menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
(2) Berhenti atas dasar diberhentikan
a. Karena melanggar Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga dan
Peraturan-peraturan organisasi
b. Sebelum diberhentikan, pengurus memberi teguran
secara tertulis sebanyak tiga kali. Apabila tidak ada
perubahan, dijatuhkan skorsing.
c. Memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan untuk
mengajukan pembelaan.
d. Jika pembelaan diterima, nama yang bersangkutan
direhabilitasi. Jika pembelaan ditolak, maka pengurus
menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Sementara. (SKPS)
e. Memperhatikan hal-hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak yang bersangkutan
(3) Pengurus berwenang menerbitkan surat keputusan
pemberhentian dan pencabutan tanda anggota dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah ketentuan
pemberhentian.
BAB III
STRUKTUR HIMPAUDI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 8
Struktur HIMPAUDI
Struktur HIMPAUDI terdiri dari:
a. Struktur Pengurus Pusat untuk tingkat Nasional
b. Struktur Pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi
c. Struktur Pengurus Daerah untuk tingkat
Kabupaten/Kota
d.Struktur Pengurus Cabang untuk tingkat Kecamatan
Pasal 9
Persyaratan Pengurus Pusat, Wilayah, Daerah,
dan Cabang
(1) Ketua Umum memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya Strata I
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Pernah menjadi anggota pengurus aktif, sekurang-
kurangnya 1 (satu)
periode
e. Tidak dalam keadaan terpidana
(2) Pengurus Pusat Lainnya, Pengurus Wilayah,
Daerah, Cabang
HIMPAUDI memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya SMA/sederajat
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Tidak dalam keadaan terpidana
Pasal 10
Pemilihan Ketua Umum, Ketua dan Pengurus
Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat pada
munas, muswil, musda dan muscab dengan
memperhatikan:
(1) Nama calon ketua umum, ketua dan pengurus telah
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
pasal 9 ayat 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota terpilih yang bersedia menjadi
ketua umum, ketua dan
pengurus menyatakan kesediaannya secara
tertulis
(3) Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dipimpin oleh pimpinan
sidang
Pasal 11
Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus
(1) Personalia pengurus pusat, wilayah, daerah
dan cabang disusun oleh
formatur hasil munas, muswil, musda dan muscab.
(2) Pengukuhan pengurus pusat dilakukan oleh
pejabat yang disepakati
berdasarkan hasil munas.
(3) Pelantikan pengurus wilayah, daerah dan cabang
dilakukan oleh pengurus setingkat lebih tinggi dengan
surat keputusan dan dikukuhkan oleh pejabat daerah.
Pasal 12
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus
(1) Wewenang
a. Pengurus Pusat
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, keputusan munas dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan
melantik pengurus
wilayah dengan Surat Keputusan
b. Pengurus Wilayah
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muswil dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
daerah dengan Surat Keputusan
c. Pengurus Daerah
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan musda dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
cabang dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Cabang
- Pengurus cabang mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muscab dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
(2) Tanggungjawab
a. Tanggungjawab pengurus berlaku bagi semua
pengurus pusat,
wilayah, daerah dan cabang
b. Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Daerah dan Pengurus
Cabang bertanggungjawab kepada anggota melalui:
- Pengurus Pusat pada munas
- Pengurus Wilayah pada muswil
- Pengurus Daerah pada musda
- Pengurus Cabang pada muscab
Pasal 13
Masa Bakti Pengurus
(1) Masa bakti kepengurusan adalah 4 (empat)
tahun, terhitung mulai
disahkan oleh munas, muswil, musda dan
muscab.
(2) Setelah menjalankan 1 (satu) periode, seorang Ketua
Umum, Ketua Wilayah, Ketua Daerah dan Ketua Cabang
dapat dicalonkan dan dipilih kembali untuk 1 (satu)
periode berikutnya.
Bab IV
PERMUSYAWARATAN HIMPAUDI
Pasal 14
Musyawarah Nasional (Munas)
(1) Munas adalah musyawarah tertinggi yang
dihadiri oleh pengurus
wilayah dari seluruh provinsi
(2) Munas diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya.
Selanjutnya harus segera diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) atas usul dari 2/3 dari
wilayah se- Indonesia
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
munas merupakan tugas dan
tanggungjawab pengurus pusat
(5) Munas berwenang dan berkewajiban:
a. Meminta dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban Pengurus
Pusat selama masa baktinya
b. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
c. Merumuskan dan menetapkan program kerja
HIMPAUDI untuk
periode yang akan datang
d. Merumuskan rekomendasi baik internal maupun
eksternal
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum melalui
formatur
f. Tata tertib Munas diatur dan disahkan dalam Munas
(6) Peserta Munas terdiri dari :
a. Utusan:
-
Pengurus pusat
-
Ketua dan sekretaris wilayah di seluruh provinsi
-
Ketua-ketua daerah yang ditunjuk oleh wilayah
bersangkutan
b. Peninjau:
-
Pengurus Daerah dan Cabang.
-
Anggota Luar Biasa
-
Anggota Kehormatan
c. Undangan:
-
Lembaga lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, cabang):
Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka munas
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 15
Musyawarah Wilayah (Muswil)
(1) Muswil adalah musyawarah tertinggi di tingkat
wilayah yang dihadiri
oleh Pengurus Daerah (Kab/Kota).
(2) Muswil diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Muswil Luar Biasa atas usulan
dari 2/3 Pengurus Daerah
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muswil merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus wilayah.
(5) Muswil berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan rincian program
kerja untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus wilayah berkewajiban melaporkan hasil muswil
tentang formatur dan mide formatur terpilih dan hasil
muswil lainnya kepada pengurus pusat
(6)Peserta Muswil terdiri dari :
a.Utusan:
-
Pengurus wilayah
-
Ketua dan sekretaris daerah
-
Ketua ketua cabang yang ditunjuk oleh daerah
bersangkutan
b.Peninjau:
-
Pengurus Daerah
-
Pengurus Cabang.
-
Anggota Luar biasa
-
Anggota Kehormatan
c.Undangan
-
Lembaga – lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7)Hak Peserta:
a. Utusan : Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau : Mempunyai hak bicara
c. Undangan : Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muswil
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 16
Musyawarah Daerah (Musda)
(1) Musda adalah musyawarah tertinggi di tingkat
daerah
(2) Musda diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
musda merupakan tugas dan
tanggung jawab pengurus daerah.
(5) Musda berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama masa
baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus daerah berkewajiban melaporkan hasil musda
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
musda lainnya kepada pengurus wilayah dan tembusan
ke pengurus pusat
(6).Peserta Musda terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus daerah
- Ketua dan sekretaris cabang cabang
- Pengurus cabang selain ketua dan sekretaris yang
ditunjuk oleh
daerah bersangkutan
b. Peninjau:
- Pengurus Cabang.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
e. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
f. Peninjau: Mempunyai hak bicara
g. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara
pembukaan musyawarah
tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu)
jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah
korum tidak tercapai,
maka musda dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 17
Musyawarah Cabang (Muscab)
(1) Muscab adalah musyawarah tertinggi di
tingkat kecamatan
(2) Muscab diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muscab merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus cabang.
(5) Muscab berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa Baktinya
a. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
b. Merumuskan rekomendasi, baik internal
maupun eksternal
c. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua)
mide formatur
terpilih
d. Pengurus cabang berkewajiban melaporkan hasil muscab
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
muscab lainnya kepada Pengurus daerah dan tembusan
ke pengurus wilayah dan pengurus pusat
(6) Peserta Muscab terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus Cabang
b. Peninjau:
- Anggota Biasa di tingkat kelurahan yang ditunjuk.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau: Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
korum
b. Jika tidak tercapai korum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muscab
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa
(1) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila ada hal-
hal yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya sampai
waktu musyawarah yang sudah ditentukan
(2) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila:
a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran AD/ART
oleh pengurus
b. Pengurus tidak menyelenggarakan musyawarah
setelah 6 (enam)
bulan berakhirnya masa bakti.
(3) Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan
atas permintaansetengah
ditambah satu dari jumlah wilayah/daerah/cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan
musyawarah dapat
diberlakukan untuk penyelenggaraan Musyawarah
Luar Biasa
(5) Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan
kepada peserta bersama-sama undangan menghadiri
Musyawarah Luar Biasa paling lambat 15 hari sebelum
tanggal penyelenggaraan.
BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Rapat Kerja
(1) Rapat kerja nasional (Rakernas)
a. Rapat kerja nasional diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja nasional diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat nasional
c. Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus pusat,
ketua dan sekretaris wilayah atau yang mewakili
(2) Rapat kerja wilayah (Rakerwil)
a. Rapat kerja wilayah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja wilayah diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat wilayah
c. Rapat kerja wilayah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus wilayah,
ketua dan sekretaris daerah (kab/ kota) atau yang
mewakili
(3) Rapat kerja daerah (Rakerda)
a. Rapat kerja daerah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu periode
b. Rapat kerja daerah diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat daerah
c. Rapat kerja daerah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus daerah,
ketua dan sekretaris cabang atau yang mewakili
(4) Rapat kerja cabang (Rakercab)
a. Rapat kerja cabang diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja cabang diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat kecamatan
c. Rapat kerja cabang dihadiri oleh anggota
(5) Rapat kerja Pengurus Pusat, wilayah, daerah
dan cabang
a. Rapat kerja pengurus diselenggarakan
sekurang-kurangnya 4
(empat) kali dalam satu periode
b. Rapat kerja pengurus diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian kegiatan program, jadwal dan
anggaran setiap bidang yang akan diselenggarakan
c. Rapat kerja pengurus dihadiri oleh seluruh
pengurus
(6) Rapat-rapat lain diatur dalam
pedoman/peraturan organisasi.

BAB VI
SUMBER PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN
INVENTARIS
Pasa1 20
Sumber Pendapatan
(1) Iuran wajib anggota sebesar Rp 1.000 per
bulan dengan pembagian
sebagai berikut:
a. Cabang
60%
b. Daerah
20%
c. Wilayah
15%
d. Pusat
5%
(2) Sumbangan yang halal dan tidak mengikat
(3) Usaha usaha yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 21
Kekayaan dan Inventaris
(1) Kekayaan dan inventaris dikelola secara benar
dan transparan.
(2) Kekayaan dan inventaris
dipertanggungjawabkan pada akhir masa
kepengurusan di setiap jenjang.
BAB VII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah
wewenang musyawarah
nasional
(2) Musyawarah Nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus
dihadiri sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah
wilayah
(3) Perubahan harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
BAB VIII
PEMBUBARAN HIMPAUDI
Pasal 23
(1) Pembubaran HIMPAUDI diputuskan oleh
musyawarah nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Musyawarah nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus dihadiri
sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah wilayah
(3) Pembubaran harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
(4) Apabila Musyawarah nasional memutuskan
pembubaran, maka dalam
keputusan tersebut ditentukan pedoman dan tatacara
pembubaran
HIMPAUDI
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, ditetapkan dalam bentuk peraturan oleh
Pengurus Pusat dan dipertanggungjawabkan pada
musyawarah nasional.
Ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

HIMPAUDI - ADARTpdf
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Top of Form
32b0443d3f1cd5

doc

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
Bottom of Form

This is a private document.


Info and Rating
Reads:
5,904
Uploaded:
12/30/2008
Category:
Brochures/Catalogs
Rated:
0 5 false false 0

Copyright:
Public Domain

Didistribusikan sebagai salah satu upaya pen-sosialisasi-an kepada masyarakat luas


Education
himpaudi
Education
himpaudi
(fewer)
Follow
IXX010
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.

p.

p.
p.

2.

p.

p.

p.

3.

p.
p.

p.

4.

p.

p.

p.

5.
p.

p.

p.

6.

p.

p.
p.

7.

p.

p.

p.

8.

p.
p.

p.

9.

p.

p.

p.

10.
p.

p.

p.

11.

p.

p.
p.

12.

p.

p.

p.

13.

p.
p.

p.

14.

p.

p.

p.

15.
p.

p.

p.

16.

p.

p.
p.

17.

p.

p.

p.

18.

p.
p.

More from this user


PreviousNext
1.

1 p.

5 p.

1 p.

2.

4 p.
25 p.

5 p.

3.

1 p.

Add a Comment
Top of Form
32b0443d3f1cd5

Submit
Characters: 400
document_comme

4gen

Bottom of Form

gai pamong, fasilitator, pembimbing, dan menjadi panutan


bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini disebut
pendidik (guru).
3. TENAGA KEPENDIDIKAN adalah : pengelola,
pakar, praktisi,
yang menangani program Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Pasal 2
W a k t u
HIMPAUDI didirikan di Jakarta pada tanggal 6
(Enam), bulan Juni tahun
2005 (dua ribu lima) sampai dengan waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Pusat Organisasi HIMPAUDI berkedudukan di Ibu
Kota Negara, dan
mempunyai perwakilan di seluruh Indonesia.
BAB II
ASAS, SIFAT, LANDASAN, DAN KEDAULATAN
Pasal 4
A s a s
HIMPAUDI berasaskan Pancasila.Pasal 5
S i f a t
HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat
independen.
Pasal 6
L a n d a s a n
HIMPAUDI berlandaskan:
(1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Amandemen Undang
undang Dasar 1945.
(2) Undang undang Nomor 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
(3) Undang Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
(4) Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional.
(5) Undang-Undang NO. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen.
(6) Peraturan Pemerintah NO. 19 Tahun 2005
Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pasal 7
K e d a u l a t a n
Kedaulatan HIMPAUDI berada ditangan anggota
dan sepenuhnya
dilaksanakan melalui musyawarah.
BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 8
M a k s u d
HIMPAUDI menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-
sama dapat berusaha secara berdayaguna dan berhasil
guna.
Pasal 9
T u j u a n
HIMPAUDI bertujuan menghimpun aspirasi dan
meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini
Indonesia.
Pasal 10
F u n g s i
HIMPAUDI berfungsi sebagai wadah untuk:
1. Mempersatukan pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini.
2. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia
Dini
3. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini.
BAB IV
A T R I B U T
Pasal 11
HIMPAUDI mempunyai lambang, lencana,
bendera, lagu, mars dan hymne
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota HIMPAUDI adalah pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini Indonesia. serta orang-
orang yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan
pendidikan Anak Usia Dini Indonesia
Pasal 13
Status Keanggotaan
Anggota HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Luar Biasa
(3) Anggota Kehormatan
Pasal 14
Syarat dan tata cara penerimaan Anggota Biasa,
Luar Biasa dan
Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 15
Kewajiban dan Hak Anggota
Kewajiban dan Hak anggota biasa, luar biasa dan
kehormatan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian Anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 17
Struktur Organisasi
Tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah dan
tingkat cabang.
Pasal 18
Tatacara Pencalonan dan Pemilihan
Tatacara pencalonan dan pemilihan Pengurus Pusat,
Pengurus Wilayah,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang ditetapkan
dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 19
Susunan Pengurus Pusat
Pengurus Pusat HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Pembina
(2) Penasehat
(3) Ketua Umum
(4) Ketua ketua
(5) Sekretaris Umum
(6) Sekretaris-sekretaris
(7) Bendahara Umum
(8) Bendahara-bendahara
(9) Bidang-bidang
Pasal 20
Susunan Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang
Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang HIMPAUDI
terdiri dari:
(1)
Pembina
(2)
Penasehat
(3)
Ketua
(4)
Wakil-wakil ketua
(5)
Sekretaris
(6)
Wakil sekretaris
(7)
Bendahara
(8)
Wakil bendahara
(9)
Bidang-bidang
Pasal 21
Pengangkatan, Pengesahan dan Pelantikan
(1) Pengurus Pusat HIMPAUDI disahkan oleh
Musyawarah Nasional
(Munas) dan pelaksanaanya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pengurus Wilayah, Daerah dan Cabang HIMPAUDI
diangkat, disahkan dan dilantik oleh pengurus setingkat
lebih tinggi dan pelaksanaanya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
Masa Bakti Pengurus
Masa bakti pengurus HIMPAUDI di semua
tingkatan adalah empat (4)
tahun.
Pasal 23
Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung jawab pengurus meliputi:
(1) Pengurus Pusat di tingkat Pusat
(2) Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi
(3) Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota
(4) Pengurus Cabang di tingkat Kecamatan
Wewenang dan Tanggung Jawab pengurus, diatur
dalam Anggaran Rumah
Tangga
ANGGARAN DASAR (AD)
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini
(HIMPAUDI)
==============================
=============
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK
USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI)
PEMBUKAAN
Sumber daya manusia adalah kunci utama bagi
suksesnya pembangunan bangsa. Upaya
pengembangan sumber daya manusia merupakan
proses sepanjang hayat dan harus dilakukan secara
sungguh-sungguh, terus menerus, menyeluruh dan
berkesinambungan melalui pendidikan.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
program pendidikan adalah unsur pendidik dan tenaga
kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan anak
usia dini bertanggung jawab terhadap pengasuhan,
pembelajaran yang mengusahakan optimalisasi berbagai
potensi kecerdasan dalam menunjang tumbuh kembang
anak secara holistik. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu dibentuk organisasi pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai acuan dan berlaku
secara nasional.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
N a m a
Organisasi ini bernama "Himpunan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini Indonesia selanjutnya disingkat
“HIMPAUDI’.
1. HIMPAUDI adalah : organisasi legal dan
independen yang meng-
himpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan
anak usia dini.
2. PENDIDIK anak usia dini adalah : tenaga yang berperan
sebagai pamong, fasilitator, pembimbing, dan menjadi
panutan bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini
disebut pendidik (guru).
3. TENAGA KEPENDIDIKAN adalah : pengelola,
pakar, praktisi,
yang menangani program Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Pasal 2
W a k t u
HIMPAUDI didirikan di Jakarta pada tanggal 6
(Enam), bulan Juni tahun
2005 (dua ribu lima) sampai dengan waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Pusat Organisasi HIMPAUDI berkedudukan di Ibu
Kota Negara, dan
mempunyai perwakilan di seluruh Indonesia.
BAB II
ASAS, SIFAT, LANDASAN, DAN KEDAULATAN
Pasal 4
A s a s
HIMPAUDI berasaskan Pancasila.Pasal 5
S i f a t
HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat
independen.
Pasal 6
L a n d a s a n
HIMPAUDI berlandaskan:
(1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Amandemen Undang
undang Dasar 1945.
(2) Undang undang Nomor 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
(3) Undang Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
(4) Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional.
(5) Undang-Undang NO. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen.
(6) Peraturan Pemerintah NO. 19 Tahun 2005
Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pasal 7
K e d a u l a t a n
Kedaulatan HIMPAUDI berada ditangan anggota
dan sepenuhnya
dilaksanakan melalui musyawarah.
BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 8
M a k s u d
HIMPAUDI menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-
sama dapat berusaha secara berdayaguna dan berhasil
guna.
Pasal 9
T u j u a n
HIMPAUDI bertujuan menghimpun aspirasi dan
meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini
Indonesia.
Pasal 10
F u n g s i
HIMPAUDI berfungsi sebagai wadah untuk:
1. Mempersatukan pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini.
2. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia
Dini
3. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini.
BAB IV
A T R I B U T
Pasal 11
HIMPAUDI mempunyai lambang, lencana,
bendera, lagu, mars dan hymne
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota HIMPAUDI adalah pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini Indonesia. serta orang-
orang yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan
pendidikan Anak Usia Dini Indonesia
Pasal 13
Status Keanggotaan
Anggota HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Luar Biasa
(3) Anggota Kehormatan
Pasal 14
Syarat dan tata cara penerimaan Anggota Biasa,
Luar Biasa dan
Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 15
Kewajiban dan Hak Anggota
Kewajiban dan Hak anggota biasa, luar biasa dan
kehormatan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian Anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 17
Struktur Organisasi
Tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah dan
tingkat cabang.
Pasal 18
Tatacara Pencalonan dan Pemilihan
Tatacara pencalonan dan pemilihan Pengurus Pusat,
Pengurus Wilayah,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang ditetapkan
dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 19
Susunan Pengurus Pusat
Pengurus Pusat HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Pembina
(2) Penasehat
(3) Ketua Umum
(4) Ketua ketua
(5) Sekretaris Umum
(6) Sekretaris-sekretaris
(7) Bendahara Umum
(8) Bendahara-bendahara
(9) Bidang-bidang
Pasal 20
Susunan Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang
Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang HIMPAUDI
terdiri dari:
(1)
Pembina
(2)
Penasehat
(3)
Ketua
(4)
Wakil-wakil ketua
(5)
Sekretaris
(6)
Wakil sekretaris
(7)
Bendahara
(8)
Wakil bendahara
(9)
Bidang-bidang
Pasal 21
Pengangkatan, Pengesahan dan Pelantikan
(1) Pengurus Pusat HIMPAUDI disahkan oleh
Musyawarah Nasional
(Munas) dan pelaksanaanya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pengurus Wilayah, Daerah dan Cabang HIMPAUDI
diangkat, disahkan dan dilantik oleh pengurus setingkat
lebih tinggi dan pelaksanaanya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
Masa Bakti Pengurus
Masa bakti pengurus HIMPAUDI di semua
tingkatan adalah empat (4)
tahun.
Pasal 23
Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung jawab pengurus meliputi:
(1) Pengurus Pusat di tingkat Pusat
(2) Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi
(3) Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota
(4) Pengurus Cabang di tingkat Kecamatan
Wewenang dan Tanggung Jawab pengurus, diatur
dalam Anggaran Rumah
Tangga
BAB VII
PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 24
Permusyawaratan HIMPAUDI dilaksanakan
melalui:
(1) Musyawarah Nasional (Munas) untuk tingkat Nasional
(2) Musyawarah Wilayah (Muswil) untuk tingkat Provinsi
(3) Musyawarah Daerah (Musda) untuk tingkat
Kabupaten/Kota
(4) Musyawarah Cabang (Muscab) untuk tingkat
Kacamatan
(5) Rapat-rapat lain yang dianggap perlu
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 25
(1) Sumber kekayaan HIMPAUDI berasal dari:
a. Iuran anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha dari sumber yang halal
(2) Kekayaan HIMPAUDI diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan melalui
Musyawarah Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per
tiga (2/3) wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per
tiga (2/3) peserta yang hadir.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 27
Pembubaran HIMPAUDI dilakukan melalui Musyawarah
Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per tiga (2/3)
wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per tiga (2/3)
peserta yang hadir.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Draft ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK USIA DINI INDONESIA
(HIMPAUDI)
==============================
==================
BAB I
ATRIBUT
Pasal l
Lambang, Lencana dan Bendera
(1) Lambang HIMPAUDI (format gambar pada
lampiran)
a. Filosofi Lambang HIMPAUDI :
(Posisi di tengah), Makna HIMPAUDI senantiasa
berada di tengah-
tengah masyarakat
b. Arti Lambang HIMPAUDI
:
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Tanggung
Jawab kita bersama
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa
b.1. Bendera Merah Putih Berkibar
Kibaran melambangkan semangat Indonesia dan
dinamika
HIMPAUDI
b.2. Anak (Kuning Emas)
Melambangkan Anak Indonesia dalam usia
Perkembangan
Emas (Golden Age)
b.3. Orang Dewasa (Biru)
Melambangkan kematangan dan kemapanan
Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
b.4. Hati di antara Anak dan Orang Dewasa
Melambangkan pertautan hati dan kasih sayang
(2) Lencana HIMPAUDI (format pada lampiran)
(3) Bendera (format pada lampiran)
a. Ukuran skala : 2 x 3
b. Warna kain biru muda
c. Lambang HIMPAUDI
d Pataka/Vandel
Pasal 2
Lagu, Mars, dan Hymne
Lagu Mars dan Hymne HIMPAUDI (lagu pada
lampiran)
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Syarat Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan
(1) Anggota Biasa:
a. Berstatus sebagai Pendidik Anak Usia Dini Indonesia
yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan/Keterangan
Pengangkatan dari
lembaga penyelenggara PAUD
b. Berstatus sebagai pengelola, karyawan lembaga yang
menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini dengan
Surat
Keputusan/ Keterangan dari lembaga yang bersangkutan
(2) Anggota Luar Biasa:
a. Memiliki keahlian di bidang Pendidikan Anak Usia Dini
b. Memiliki loyalitas dalam pengembangan dan
Pendidikan Anak Usia
Dini
(3) Anggota Kehormatan
a. Memiliki kepedulian dan perhatian khusus
terhadap Pendidikan
Anak Usia Dini Indonesia
b. Memiliki jasa dan pengabdian kepada
Pendidikan Anak Usia Dini
Indonesia
Pasal 4
Tata cara penerimaan anggota Biasa dan
Kehormatan
(1) Anggota Biasa
a. Mengisi formulir
b. Calon anggota yang memenuhi persyaratan
diberi kartu anggota
yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
(2) Anggota Luar Biasa
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab.
c. Anggota Luar Biasa setelah diangkat oleh Pimpinan
Pusat/
Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu anggota
yang dikeluarkan
oleh Pengurus Pusat.
d. Mengisi Formulir
(3) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab
c. Anggota Kehormatan setelah diangkat oleh pimpinan
pusat/ wilayah/
daerah/ cabang, mendapat kartu anggota yang
dikeluarkan oleh
pengurus pusat.
b. Mengisi formulir
Pasal 5
Kewajiban Anggota
(1) Setiap anggota wajib melaksanakan dan
mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota wajib memenuhi kewajiban
sebagai anggota antara lain
membayar iuran anggota
(3) Setiap anggota wajib mentaati peraturan yang
dikeluarkan oleh
pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 6
Hak Anggota
(1) Anggota biasa mempunyai:
a. Hak bicara : yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat secara lisan
maupun tertulis
b. Hak pilih : yaitu hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak suara : yaitu hak pada waktu pemungutan
suara
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai:
Hak bicara untuk mengeluarkan pendapat secara
lisan maupun tertulis
(3) Anggota Kehormatan mempunyai:
Hak untuk mengemukakan pendapat baik secara
lisan maupun tertulis
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian anggota dilakukan sebagai
berikut:
(1) Berhenti atas pemintaan sendiri
a. Permintaan diajukan secara tertulis satu bulan
sebelum
pemberhentian
b. Memperhatikan hal hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak anggota
c. Menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
(2) Berhenti atas dasar diberhentikan
a. Karena melanggar Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga dan
Peraturan-peraturan organisasi
b. Sebelum diberhentikan, pengurus memberi teguran
secara tertulis sebanyak tiga kali. Apabila tidak ada
perubahan, dijatuhkan skorsing.
c. Memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan untuk
mengajukan pembelaan.
d. Jika pembelaan diterima, nama yang bersangkutan
direhabilitasi. Jika pembelaan ditolak, maka pengurus
menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Sementara. (SKPS)
e. Memperhatikan hal-hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak yang bersangkutan
(3) Pengurus berwenang menerbitkan surat keputusan
pemberhentian dan pencabutan tanda anggota dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah ketentuan
pemberhentian.
BAB III
STRUKTUR HIMPAUDI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 8
Struktur HIMPAUDI
Struktur HIMPAUDI terdiri dari:
a. Struktur Pengurus Pusat untuk tingkat Nasional
b. Struktur Pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi
c. Struktur Pengurus Daerah untuk tingkat
Kabupaten/Kota
d.Struktur Pengurus Cabang untuk tingkat Kecamatan
Pasal 9
Persyaratan Pengurus Pusat, Wilayah, Daerah,
dan Cabang
(1) Ketua Umum memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya Strata I
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Pernah menjadi anggota pengurus aktif, sekurang-
kurangnya 1 (satu)
periode
e. Tidak dalam keadaan terpidana
(2) Pengurus Pusat Lainnya, Pengurus Wilayah,
Daerah, Cabang
HIMPAUDI memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya SMA/sederajat
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Tidak dalam keadaan terpidana
Pasal 10
Pemilihan Ketua Umum, Ketua dan Pengurus
Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat pada
munas, muswil, musda dan muscab dengan
memperhatikan:
(1) Nama calon ketua umum, ketua dan pengurus telah
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
pasal 9 ayat 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota terpilih yang bersedia menjadi
ketua umum, ketua dan
pengurus menyatakan kesediaannya secara
tertulis
(3) Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dipimpin oleh pimpinan
sidang
Pasal 11
Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus
(1) Personalia pengurus pusat, wilayah, daerah
dan cabang disusun oleh
formatur hasil munas, muswil, musda dan muscab.
(2) Pengukuhan pengurus pusat dilakukan oleh
pejabat yang disepakati
berdasarkan hasil munas.
(3) Pelantikan pengurus wilayah, daerah dan cabang
dilakukan oleh pengurus setingkat lebih tinggi dengan
surat keputusan dan dikukuhkan oleh pejabat daerah.
Pasal 12
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus
(1) Wewenang
a. Pengurus Pusat
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, keputusan munas dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan
melantik pengurus
wilayah dengan Surat Keputusan
b. Pengurus Wilayah
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muswil dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
daerah dengan Surat Keputusan
c. Pengurus Daerah
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan musda dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
cabang dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Cabang
- Pengurus cabang mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muscab dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
(2) Tanggungjawab
a. Tanggungjawab pengurus berlaku bagi semua
pengurus pusat,
wilayah, daerah dan cabang
b. Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Daerah dan Pengurus
Cabang bertanggungjawab kepada anggota melalui:
- Pengurus Pusat pada munas
- Pengurus Wilayah pada muswil
- Pengurus Daerah pada musda
- Pengurus Cabang pada muscab
Pasal 13
Masa Bakti Pengurus
(1) Masa bakti kepengurusan adalah 4 (empat)
tahun, terhitung mulai
disahkan oleh munas, muswil, musda dan
muscab.
(2) Setelah menjalankan 1 (satu) periode, seorang Ketua
Umum, Ketua Wilayah, Ketua Daerah dan Ketua Cabang
dapat dicalonkan dan dipilih kembali untuk 1 (satu)
periode berikutnya.
Bab IV
PERMUSYAWARATAN HIMPAUDI
Pasal 14
Musyawarah Nasional (Munas)
(1) Munas adalah musyawarah tertinggi yang
dihadiri oleh pengurus
wilayah dari seluruh provinsi
(2) Munas diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya.
Selanjutnya harus segera diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) atas usul dari 2/3 dari
wilayah se- Indonesia
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
munas merupakan tugas dan
tanggungjawab pengurus pusat
(5) Munas berwenang dan berkewajiban:
a. Meminta dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban Pengurus
Pusat selama masa baktinya
b. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
c. Merumuskan dan menetapkan program kerja
HIMPAUDI untuk
periode yang akan datang
d. Merumuskan rekomendasi baik internal maupun
eksternal
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum melalui
formatur
f. Tata tertib Munas diatur dan disahkan dalam Munas
(6) Peserta Munas terdiri dari :
a. Utusan:
-
Pengurus pusat
-
Ketua dan sekretaris wilayah di seluruh provinsi
-
Ketua-ketua daerah yang ditunjuk oleh wilayah
bersangkutan
b. Peninjau:
-
Pengurus Daerah dan Cabang.
-
Anggota Luar Biasa
-
Anggota Kehormatan
c. Undangan:
-
Lembaga lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, cabang):
Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka munas
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 15
Musyawarah Wilayah (Muswil)
(1) Muswil adalah musyawarah tertinggi di tingkat
wilayah yang dihadiri
oleh Pengurus Daerah (Kab/Kota).
(2) Muswil diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Muswil Luar Biasa atas usulan
dari 2/3 Pengurus Daerah
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muswil merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus wilayah.
(5) Muswil berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan rincian program
kerja untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus wilayah berkewajiban melaporkan hasil muswil
tentang formatur dan mide formatur terpilih dan hasil
muswil lainnya kepada pengurus pusat
(6)Peserta Muswil terdiri dari :
a.Utusan:
-
Pengurus wilayah
-
Ketua dan sekretaris daerah
-
Ketua ketua cabang yang ditunjuk oleh daerah
bersangkutan
b.Peninjau:
-
Pengurus Daerah
-
Pengurus Cabang.
-
Anggota Luar biasa
-
Anggota Kehormatan
c.Undangan
-
Lembaga – lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7)Hak Peserta:
a. Utusan : Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau : Mempunyai hak bicara
c. Undangan : Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muswil
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 16
Musyawarah Daerah (Musda)
(1) Musda adalah musyawarah tertinggi di tingkat
daerah
(2) Musda diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
musda merupakan tugas dan
tanggung jawab pengurus daerah.
(5) Musda berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama masa
baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus daerah berkewajiban melaporkan hasil musda
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
musda lainnya kepada pengurus wilayah dan tembusan
ke pengurus pusat
(6).Peserta Musda terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus daerah
- Ketua dan sekretaris cabang cabang
- Pengurus cabang selain ketua dan sekretaris yang
ditunjuk oleh
daerah bersangkutan
b. Peninjau:
- Pengurus Cabang.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
e. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
f. Peninjau: Mempunyai hak bicara
g. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara
pembukaan musyawarah
tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu)
jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah
korum tidak tercapai,
maka musda dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 17
Musyawarah Cabang (Muscab)
(1) Muscab adalah musyawarah tertinggi di
tingkat kecamatan
(2) Muscab diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muscab merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus cabang.
(5) Muscab berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa Baktinya
a. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
b. Merumuskan rekomendasi, baik internal
maupun eksternal
c. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua)
mide formatur
terpilih
d. Pengurus cabang berkewajiban melaporkan hasil muscab
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
muscab lainnya kepada Pengurus daerah dan tembusan
ke pengurus wilayah dan pengurus pusat
(6) Peserta Muscab terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus Cabang
b. Peninjau:
- Anggota Biasa di tingkat kelurahan yang ditunjuk.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau: Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
korum
b. Jika tidak tercapai korum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muscab
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa
(1) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila ada hal-
hal yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya sampai
waktu musyawarah yang sudah ditentukan
(2) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila:
a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran AD/ART
oleh pengurus
b. Pengurus tidak menyelenggarakan musyawarah
setelah 6 (enam)
bulan berakhirnya masa bakti.
(3) Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan
atas permintaansetengah
ditambah satu dari jumlah wilayah/daerah/cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan
musyawarah dapat
diberlakukan untuk penyelenggaraan Musyawarah
Luar Biasa
(5) Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan
kepada peserta bersama-sama undangan menghadiri
Musyawarah Luar Biasa paling lambat 15 hari sebelum
tanggal penyelenggaraan.
BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Rapat Kerja
(1) Rapat kerja nasional (Rakernas)
a. Rapat kerja nasional diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja nasional diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat nasional
c. Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus pusat,
ketua dan sekretaris wilayah atau yang mewakili
(2) Rapat kerja wilayah (Rakerwil)
a. Rapat kerja wilayah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja wilayah diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat wilayah
c. Rapat kerja wilayah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus wilayah,
ketua dan sekretaris daerah (kab/ kota) atau yang
mewakili
(3) Rapat kerja daerah (Rakerda)
a. Rapat kerja daerah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu periode
b. Rapat kerja daerah diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat daerah
c. Rapat kerja daerah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus daerah,
ketua dan sekretaris cabang atau yang mewakili
(4) Rapat kerja cabang (Rakercab)
a. Rapat kerja cabang diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja cabang diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat kecamatan
c. Rapat kerja cabang dihadiri oleh anggota
(5) Rapat kerja Pengurus Pusat, wilayah, daerah
dan cabang
a. Rapat kerja pengurus diselenggarakan
sekurang-kurangnya 4
(empat) kali dalam satu periode
b. Rapat kerja pengurus diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian kegiatan program, jadwal dan
anggaran setiap bidang yang akan diselenggarakan
c. Rapat kerja pengurus dihadiri oleh seluruh
pengurus
(6) Rapat-rapat lain diatur dalam
pedoman/peraturan organisasi.

BAB VI
SUMBER PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN
INVENTARIS
Pasa1 20
Sumber Pendapatan
(1) Iuran wajib anggota sebesar Rp 1.000 per
bulan dengan pembagian
sebagai berikut:
a. Cabang
60%
b. Daerah
20%
c. Wilayah
15%
d. Pusat
5%
(2) Sumbangan yang halal dan tidak mengikat
(3) Usaha usaha yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 21
Kekayaan dan Inventaris
(1) Kekayaan dan inventaris dikelola secara benar
dan transparan.
(2) Kekayaan dan inventaris
dipertanggungjawabkan pada akhir masa
kepengurusan di setiap jenjang.
BAB VII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah
wewenang musyawarah
nasional
(2) Musyawarah Nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus
dihadiri sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah
wilayah
(3) Perubahan harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
BAB VIII
PEMBUBARAN HIMPAUDI
Pasal 23
(1) Pembubaran HIMPAUDI diputuskan oleh
musyawarah nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Musyawarah nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus dihadiri
sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah wilayah
(3) Pembubaran harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
(4) Apabila Musyawarah nasional memutuskan
pembubaran, maka dalam
keputusan tersebut ditentukan pedoman dan tatacara
pembubaran
HIMPAUDI
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, ditetapkan dalam bentuk peraturan oleh
Pengurus Pusat dan dipertanggungjawabkan pada
musyawarah nasional.
Ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

HIMPAUDI - ADARTpdf
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Top of Form
32b0443d3f1cd5

doc

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
Bottom of Form

This is a private document.


Info and Rating
Reads:
5,904
Uploaded:
12/30/2008
Category:
Brochures/Catalogs
Rated:
0 5 false false 0

Copyright:
Public Domain

Didistribusikan sebagai salah satu upaya pen-sosialisasi-an kepada masyarakat luas


Education
himpaudi
Education
himpaudi
(fewer)
Follow
IXX010
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.
ANGGARAN DASAR (AD)
DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini
(HIMPAUDI)
==============================
=============
ANGGARAN DASAR
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK
USIA DINI INDONESIA (HIMPAUDI)
PEMBUKAAN
Sumber daya manusia adalah kunci utama bagi
suksesnya pembangunan bangsa. Upaya
pengembangan sumber daya manusia merupakan
proses sepanjang hayat dan harus dilakukan secara
sungguh-sungguh, terus menerus, menyeluruh dan
berkesinambungan melalui pendidikan.
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap
program pendidikan adalah unsur pendidik dan tenaga
kependidikan. Pendidik dan tenaga kependidikan anak
usia dini bertanggung jawab terhadap pengasuhan,
pembelajaran yang mengusahakan optimalisasi berbagai
potensi kecerdasan dalam menunjang tumbuh kembang
anak secara holistik. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu dibentuk organisasi pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai acuan dan berlaku
secara nasional.
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
N a m a
Organisasi ini bernama "Himpunan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
Anak Usia Dini Indonesia selanjutnya disingkat
“HIMPAUDI’.
1. HIMPAUDI adalah : organisasi legal dan
independen yang meng-
himpun unsur pendidik dan tenaga kependidikan
anak usia dini.
2. PENDIDIK anak usia dini adalah : tenaga yang berperan
sebagai pamong, fasilitator, pembimbing, dan menjadi
panutan bagi anak usia dini. Pendidik bagi anak usia dini
disebut pendidik (guru).
3. TENAGA KEPENDIDIKAN adalah : pengelola,
pakar, praktisi,
yang menangani program Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD).
Pasal 2
W a k t u
HIMPAUDI didirikan di Jakarta pada tanggal 6
(Enam), bulan Juni tahun
2005 (dua ribu lima) sampai dengan waktu yang
tidak terbatas.
Pasal 3
Tempat Kedudukan
Pusat Organisasi HIMPAUDI berkedudukan di Ibu
Kota Negara, dan
mempunyai perwakilan di seluruh Indonesia.
BAB II
ASAS, SIFAT, LANDASAN, DAN KEDAULATAN
Pasal 4
A s a s
HIMPAUDI berasaskan Pancasila.Pasal 5
S i f a t
HIMPAUDI adalah organisasi profesi yang bersifat
independen.
Pasal 6
L a n d a s a n
HIMPAUDI berlandaskan:
(1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan
Amandemen Undang
undang Dasar 1945.
(2) Undang undang Nomor 4 tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.
(3) Undang Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
(4) Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan
Nasional.
(5) Undang-Undang NO. 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen.
(6) Peraturan Pemerintah NO. 19 Tahun 2005
Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Pasal 7
K e d a u l a t a n
Kedaulatan HIMPAUDI berada ditangan anggota
dan sepenuhnya
dilaksanakan melalui musyawarah.
BAB III
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 8
M a k s u d
HIMPAUDI menghimpun pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini Indonesia agar bersama-
sama dapat berusaha secara berdayaguna dan berhasil
guna.
Pasal 9
T u j u a n
HIMPAUDI bertujuan menghimpun aspirasi dan
meningkatkan
profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan anak usia dini
Indonesia.
Pasal 10
F u n g s i
HIMPAUDI berfungsi sebagai wadah untuk:
1. Mempersatukan pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini.
2. Meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia
Dini
3. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini.
BAB IV
A T R I B U T
Pasal 11
HIMPAUDI mempunyai lambang, lencana,
bendera, lagu, mars dan hymne
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Bab V
KEANGGOTAAN
Pasal 12
Anggota HIMPAUDI adalah pendidik dan tenaga
kependidikan Anak Usia Dini Indonesia. serta orang-
orang yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan
pendidikan Anak Usia Dini Indonesia
Pasal 13
Status Keanggotaan
Anggota HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Anggota Biasa
(2) Anggota Luar Biasa
(3) Anggota Kehormatan
Pasal 14
Syarat dan tata cara penerimaan Anggota Biasa,
Luar Biasa dan
Kehormatan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 15
Kewajiban dan Hak Anggota
Kewajiban dan Hak anggota biasa, luar biasa dan
kehormatan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 16
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian Anggota diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 17
Struktur Organisasi
Tingkat pusat, tingkat wilayah, tingkat daerah dan
tingkat cabang.
Pasal 18
Tatacara Pencalonan dan Pemilihan
Tatacara pencalonan dan pemilihan Pengurus Pusat,
Pengurus Wilayah,
Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang ditetapkan
dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 19
Susunan Pengurus Pusat
Pengurus Pusat HIMPAUDI terdiri dari:
(1) Pembina
(2) Penasehat
(3) Ketua Umum
(4) Ketua ketua
(5) Sekretaris Umum
(6) Sekretaris-sekretaris
(7) Bendahara Umum
(8) Bendahara-bendahara
(9) Bidang-bidang
Pasal 20
Susunan Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang
Pengurus Wilayah/Daerah/Cabang HIMPAUDI
terdiri dari:
(1)
Pembina
(2)
Penasehat
(3)
Ketua
(4)
Wakil-wakil ketua
(5)
Sekretaris
(6)
Wakil sekretaris
(7)
Bendahara
(8)
Wakil bendahara
(9)
Bidang-bidang
Pasal 21
Pengangkatan, Pengesahan dan Pelantikan
(1) Pengurus Pusat HIMPAUDI disahkan oleh
Musyawarah Nasional
(Munas) dan pelaksanaanya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
(2) Pengurus Wilayah, Daerah dan Cabang HIMPAUDI
diangkat, disahkan dan dilantik oleh pengurus setingkat
lebih tinggi dan pelaksanaanya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 22
Masa Bakti Pengurus
Masa bakti pengurus HIMPAUDI di semua
tingkatan adalah empat (4)
tahun.
Pasal 23
Wewenang dan Tanggung Jawab
Wewenang dan Tanggung jawab pengurus meliputi:
(1) Pengurus Pusat di tingkat Pusat
(2) Pengurus Wilayah di tingkat Provinsi
(3) Pengurus Daerah di tingkat Kabupaten/Kota
(4) Pengurus Cabang di tingkat Kecamatan
Wewenang dan Tanggung Jawab pengurus, diatur
dalam Anggaran Rumah
Tangga
BAB VII
PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 24
Permusyawaratan HIMPAUDI dilaksanakan
melalui:
(1) Musyawarah Nasional (Munas) untuk tingkat Nasional
(2) Musyawarah Wilayah (Muswil) untuk tingkat Provinsi
(3) Musyawarah Daerah (Musda) untuk tingkat
Kabupaten/Kota
(4) Musyawarah Cabang (Muscab) untuk tingkat
Kacamatan
(5) Rapat-rapat lain yang dianggap perlu
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 25
(1) Sumber kekayaan HIMPAUDI berasal dari:
a. Iuran anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha dari sumber yang halal
(2) Kekayaan HIMPAUDI diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan melalui
Musyawarah Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per
tiga (2/3) wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per
tiga (2/3) peserta yang hadir.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 27
Pembubaran HIMPAUDI dilakukan melalui Musyawarah
Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per tiga (2/3)
wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per tiga (2/3)
peserta yang hadir.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Draft ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)


HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK USIA DINI INDONESIA
(HIMPAUDI)
==============================
==================
BAB I
ATRIBUT
Pasal l
Lambang, Lencana dan Bendera
(1) Lambang HIMPAUDI (format gambar pada
lampiran)
a. Filosofi Lambang HIMPAUDI :
(Posisi di tengah), Makna HIMPAUDI senantiasa
berada di tengah-
tengah masyarakat
b. Arti Lambang HIMPAUDI
:
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Tanggung
Jawab kita bersama
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa
b.1. Bendera Merah Putih Berkibar
Kibaran melambangkan semangat Indonesia dan
dinamika
HIMPAUDI
b.2. Anak (Kuning Emas)
Melambangkan Anak Indonesia dalam usia
Perkembangan
Emas (Golden Age)
b.3. Orang Dewasa (Biru)
Melambangkan kematangan dan kemapanan
Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
b.4. Hati di antara Anak dan Orang Dewasa
Melambangkan pertautan hati dan kasih sayang
(2) Lencana HIMPAUDI (format pada lampiran)
(3) Bendera (format pada lampiran)
a. Ukuran skala : 2 x 3
b. Warna kain biru muda
c. Lambang HIMPAUDI
d Pataka/Vandel
Pasal 2
Lagu, Mars, dan Hymne
Lagu Mars dan Hymne HIMPAUDI (lagu pada
lampiran)
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Syarat Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan
(1) Anggota Biasa:
a. Berstatus sebagai Pendidik Anak Usia Dini Indonesia
yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan/Keterangan
Pengangkatan dari
lembaga penyelenggara PAUD
b. Berstatus sebagai pengelola, karyawan lembaga yang
menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini dengan
Surat
Keputusan/ Keterangan dari lembaga yang bersangkutan
(2) Anggota Luar Biasa:
a. Memiliki keahlian di bidang Pendidikan Anak Usia Dini
b. Memiliki loyalitas dalam pengembangan dan
Pendidikan Anak Usia
Dini
(3) Anggota Kehormatan
a. Memiliki kepedulian dan perhatian khusus
terhadap Pendidikan
Anak Usia Dini Indonesia
b. Memiliki jasa dan pengabdian kepada
Pendidikan Anak Usia Dini
Indonesia
Pasal 4
Tata cara penerimaan anggota Biasa dan
Kehormatan
(1) Anggota Biasa
a. Mengisi formulir
b. Calon anggota yang memenuhi persyaratan
diberi kartu anggota
yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
(2) Anggota Luar Biasa
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab.
c. Anggota Luar Biasa setelah diangkat oleh Pimpinan
Pusat/
Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu anggota
yang dikeluarkan
oleh Pengurus Pusat.
d. Mengisi Formulir
(3) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab
c. Anggota Kehormatan setelah diangkat oleh pimpinan
pusat/ wilayah/
daerah/ cabang, mendapat kartu anggota yang
dikeluarkan oleh
pengurus pusat.
b. Mengisi formulir
Pasal 5
Kewajiban Anggota
(1) Setiap anggota wajib melaksanakan dan
mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota wajib memenuhi kewajiban
sebagai anggota antara lain
membayar iuran anggota
(3) Setiap anggota wajib mentaati peraturan yang
dikeluarkan oleh
pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 6
Hak Anggota
(1) Anggota biasa mempunyai:
a. Hak bicara : yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat secara lisan
maupun tertulis
b. Hak pilih : yaitu hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak suara : yaitu hak pada waktu pemungutan
suara
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai:
Hak bicara untuk mengeluarkan pendapat secara
lisan maupun tertulis
(3) Anggota Kehormatan mempunyai:
Hak untuk mengemukakan pendapat baik secara
lisan maupun tertulis
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian anggota dilakukan sebagai
berikut:
(1) Berhenti atas pemintaan sendiri
a. Permintaan diajukan secara tertulis satu bulan
sebelum
pemberhentian
b. Memperhatikan hal hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak anggota
c. Menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
(2) Berhenti atas dasar diberhentikan
a. Karena melanggar Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga dan
Peraturan-peraturan organisasi
b. Sebelum diberhentikan, pengurus memberi teguran
secara tertulis sebanyak tiga kali. Apabila tidak ada
perubahan, dijatuhkan skorsing.
c. Memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan untuk
mengajukan pembelaan.
d. Jika pembelaan diterima, nama yang bersangkutan
direhabilitasi. Jika pembelaan ditolak, maka pengurus
menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Sementara. (SKPS)
e. Memperhatikan hal-hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak yang bersangkutan
(3) Pengurus berwenang menerbitkan surat keputusan
pemberhentian dan pencabutan tanda anggota dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah ketentuan
pemberhentian.
BAB III
STRUKTUR HIMPAUDI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 8
Struktur HIMPAUDI
Struktur HIMPAUDI terdiri dari:
a. Struktur Pengurus Pusat untuk tingkat Nasional
b. Struktur Pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi
c. Struktur Pengurus Daerah untuk tingkat
Kabupaten/Kota
d.Struktur Pengurus Cabang untuk tingkat Kecamatan
Pasal 9
Persyaratan Pengurus Pusat, Wilayah, Daerah,
dan Cabang
(1) Ketua Umum memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya Strata I
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Pernah menjadi anggota pengurus aktif, sekurang-
kurangnya 1 (satu)
periode
e. Tidak dalam keadaan terpidana
(2) Pengurus Pusat Lainnya, Pengurus Wilayah,
Daerah, Cabang
HIMPAUDI memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya SMA/sederajat
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Tidak dalam keadaan terpidana
Pasal 10
Pemilihan Ketua Umum, Ketua dan Pengurus
Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat pada
munas, muswil, musda dan muscab dengan
memperhatikan:
(1) Nama calon ketua umum, ketua dan pengurus telah
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
pasal 9 ayat 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota terpilih yang bersedia menjadi
ketua umum, ketua dan
pengurus menyatakan kesediaannya secara
tertulis
(3) Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dipimpin oleh pimpinan
sidang
Pasal 11
Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus
(1) Personalia pengurus pusat, wilayah, daerah
dan cabang disusun oleh
formatur hasil munas, muswil, musda dan muscab.
(2) Pengukuhan pengurus pusat dilakukan oleh
pejabat yang disepakati
berdasarkan hasil munas.
(3) Pelantikan pengurus wilayah, daerah dan cabang
dilakukan oleh pengurus setingkat lebih tinggi dengan
surat keputusan dan dikukuhkan oleh pejabat daerah.
Pasal 12
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus
(1) Wewenang
a. Pengurus Pusat
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, keputusan munas dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan
melantik pengurus
wilayah dengan Surat Keputusan
b. Pengurus Wilayah
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muswil dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
daerah dengan Surat Keputusan
c. Pengurus Daerah
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan musda dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
cabang dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Cabang
- Pengurus cabang mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muscab dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
(2) Tanggungjawab
a. Tanggungjawab pengurus berlaku bagi semua
pengurus pusat,
wilayah, daerah dan cabang
b. Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Daerah dan Pengurus
Cabang bertanggungjawab kepada anggota melalui:
- Pengurus Pusat pada munas
- Pengurus Wilayah pada muswil
- Pengurus Daerah pada musda
- Pengurus Cabang pada muscab
Pasal 13
Masa Bakti Pengurus
(1) Masa bakti kepengurusan adalah 4 (empat)
tahun, terhitung mulai
disahkan oleh munas, muswil, musda dan
muscab.
(2) Setelah menjalankan 1 (satu) periode, seorang Ketua
Umum, Ketua Wilayah, Ketua Daerah dan Ketua Cabang
dapat dicalonkan dan dipilih kembali untuk 1 (satu)
periode berikutnya.
Bab IV
PERMUSYAWARATAN HIMPAUDI
Pasal 14
Musyawarah Nasional (Munas)
(1) Munas adalah musyawarah tertinggi yang
dihadiri oleh pengurus
wilayah dari seluruh provinsi
(2) Munas diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya.
Selanjutnya harus segera diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) atas usul dari 2/3 dari
wilayah se- Indonesia
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
munas merupakan tugas dan
tanggungjawab pengurus pusat
(5) Munas berwenang dan berkewajiban:
a. Meminta dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban Pengurus
Pusat selama masa baktinya
b. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
c. Merumuskan dan menetapkan program kerja
HIMPAUDI untuk
periode yang akan datang
d. Merumuskan rekomendasi baik internal maupun
eksternal
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum melalui
formatur
f. Tata tertib Munas diatur dan disahkan dalam Munas
(6) Peserta Munas terdiri dari :
a. Utusan:
-
Pengurus pusat
-
Ketua dan sekretaris wilayah di seluruh provinsi
-
Ketua-ketua daerah yang ditunjuk oleh wilayah
bersangkutan
b. Peninjau:
-
Pengurus Daerah dan Cabang.
-
Anggota Luar Biasa
-
Anggota Kehormatan
c. Undangan:
-
Lembaga lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, cabang):
Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka munas
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 15
Musyawarah Wilayah (Muswil)
(1) Muswil adalah musyawarah tertinggi di tingkat
wilayah yang dihadiri
oleh Pengurus Daerah (Kab/Kota).
(2) Muswil diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Muswil Luar Biasa atas usulan
dari 2/3 Pengurus Daerah
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muswil merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus wilayah.
(5) Muswil berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan rincian program
kerja untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus wilayah berkewajiban melaporkan hasil muswil
tentang formatur dan mide formatur terpilih dan hasil
muswil lainnya kepada pengurus pusat
(6)Peserta Muswil terdiri dari :
a.Utusan:
-
Pengurus wilayah
-
Ketua dan sekretaris daerah
-
Ketua ketua cabang yang ditunjuk oleh daerah
bersangkutan
b.Peninjau:
-
Pengurus Daerah
-
Pengurus Cabang.
-
Anggota Luar biasa
-
Anggota Kehormatan
c.Undangan
-
Lembaga – lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7)Hak Peserta:
a. Utusan : Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau : Mempunyai hak bicara
c. Undangan : Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muswil
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 16
Musyawarah Daerah (Musda)
(1) Musda adalah musyawarah tertinggi di tingkat
daerah
(2) Musda diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
musda merupakan tugas dan
tanggung jawab pengurus daerah.
(5) Musda berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama masa
baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus daerah berkewajiban melaporkan hasil musda
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
musda lainnya kepada pengurus wilayah dan tembusan
ke pengurus pusat
(6).Peserta Musda terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus daerah
- Ketua dan sekretaris cabang cabang
- Pengurus cabang selain ketua dan sekretaris yang
ditunjuk oleh
daerah bersangkutan
b. Peninjau:
- Pengurus Cabang.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
e. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
f. Peninjau: Mempunyai hak bicara
g. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara
pembukaan musyawarah
tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu)
jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah
korum tidak tercapai,
maka musda dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 17
Musyawarah Cabang (Muscab)
(1) Muscab adalah musyawarah tertinggi di
tingkat kecamatan
(2) Muscab diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muscab merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus cabang.
(5) Muscab berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa Baktinya
a. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
b. Merumuskan rekomendasi, baik internal
maupun eksternal
c. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua)
mide formatur
terpilih
d. Pengurus cabang berkewajiban melaporkan hasil muscab
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
muscab lainnya kepada Pengurus daerah dan tembusan
ke pengurus wilayah dan pengurus pusat
(6) Peserta Muscab terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus Cabang
b. Peninjau:
- Anggota Biasa di tingkat kelurahan yang ditunjuk.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau: Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
korum
b. Jika tidak tercapai korum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muscab
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa
(1) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila ada hal-
hal yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya sampai
waktu musyawarah yang sudah ditentukan
(2) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila:
a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran AD/ART
oleh pengurus
b. Pengurus tidak menyelenggarakan musyawarah
setelah 6 (enam)
bulan berakhirnya masa bakti.
(3) Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan
atas permintaansetengah
ditambah satu dari jumlah wilayah/daerah/cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan
musyawarah dapat
diberlakukan untuk penyelenggaraan Musyawarah
Luar Biasa
(5) Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan
kepada peserta bersama-sama undangan menghadiri
Musyawarah Luar Biasa paling lambat 15 hari sebelum
tanggal penyelenggaraan.
BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Rapat Kerja
(1) Rapat kerja nasional (Rakernas)
a. Rapat kerja nasional diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja nasional diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat nasional
c. Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus pusat,
ketua dan sekretaris wilayah atau yang mewakili
(2) Rapat kerja wilayah (Rakerwil)
a. Rapat kerja wilayah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja wilayah diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat wilayah
c. Rapat kerja wilayah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus wilayah,
ketua dan sekretaris daerah (kab/ kota) atau yang
mewakili
(3) Rapat kerja daerah (Rakerda)
a. Rapat kerja daerah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu periode
b. Rapat kerja daerah diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat daerah
c. Rapat kerja daerah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus daerah,
ketua dan sekretaris cabang atau yang mewakili
(4) Rapat kerja cabang (Rakercab)
a. Rapat kerja cabang diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja cabang diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat kecamatan
c. Rapat kerja cabang dihadiri oleh anggota
(5) Rapat kerja Pengurus Pusat, wilayah, daerah
dan cabang
a. Rapat kerja pengurus diselenggarakan
sekurang-kurangnya 4
(empat) kali dalam satu periode
b. Rapat kerja pengurus diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian kegiatan program, jadwal dan
anggaran setiap bidang yang akan diselenggarakan
c. Rapat kerja pengurus dihadiri oleh seluruh
pengurus
(6) Rapat-rapat lain diatur dalam
pedoman/peraturan organisasi.

BAB VI
SUMBER PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN
INVENTARIS
Pasa1 20
Sumber Pendapatan
(1) Iuran wajib anggota sebesar Rp 1.000 per
bulan dengan pembagian
sebagai berikut:
a. Cabang
60%
b. Daerah
20%
c. Wilayah
15%
d. Pusat
5%
(2) Sumbangan yang halal dan tidak mengikat
(3) Usaha usaha yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 21
Kekayaan dan Inventaris
(1) Kekayaan dan inventaris dikelola secara benar
dan transparan.
(2) Kekayaan dan inventaris
dipertanggungjawabkan pada akhir masa
kepengurusan di setiap jenjang.
BAB VII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah
wewenang musyawarah
nasional
(2) Musyawarah Nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus
dihadiri sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah
wilayah
(3) Perubahan harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
BAB VIII
PEMBUBARAN HIMPAUDI
Pasal 23
(1) Pembubaran HIMPAUDI diputuskan oleh
musyawarah nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Musyawarah nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus dihadiri
sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah wilayah
(3) Pembubaran harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
(4) Apabila Musyawarah nasional memutuskan
pembubaran, maka dalam
keputusan tersebut ditentukan pedoman dan tatacara
pembubaran
HIMPAUDI
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, ditetapkan dalam bentuk peraturan oleh
Pengurus Pusat dan dipertanggungjawabkan pada
musyawarah nasional.
Ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

HIMPAUDI - ADARTpdf
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Top of Form
32b0443d3f1cd5

doc

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
Bottom of Form

This is a private document.


Info and Rating
Reads:
5,904
Uploaded:
12/30/2008
Category:
Brochures/Catalogs
Rated:
0 5 false false 0

Copyright:
Public Domain

Didistribusikan sebagai salah satu upaya pen-sosialisasi-an kepada masyarakat luas


Education
himpaudi
Education
himpaudi
(fewer)
Follow
IXX010
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.

p.

p.
p.

2.

p.

p.

p.

3.

p.
p.

p.

4.

p.

p.

p.

5.
p.

p.

p.

6.

p.

p.
p.

7.

p.

p.

p.

8.

p.
p.

p.

9.

p.

p.

p.

10.
p.

p.

p.

11.

p.

p.
p.

12.

p.

p.

p.

13.

p.
p.

p.

14.

p.

p.

p.

15.
p.

p.

p.

16.

p.

p.
p.

17.

p.

p.

p.

18.

p.
p.

More from this user


PreviousNext
1.

1 p.

5 p.

1 p.

2.

4 p.
25 p.

5 p.

3.

1 p.

Add a Comment
Top of Form
32b0443d3f1cd5

Submit
Characters: 400
document_comme

4gen

Bottom of Form

p.

p.

p.

1.

p.

p.
p.

2.

p.

p.

p.

3.

p.
p.

p.

4.

p.

p.

p.

5.
p.

p.

p.

6.

p.

p.
p.

7.

p.

p.

p.

8.

p.
p.

p.

9.

p.

p.

p.

10.
p.

p.

p.

11.

p.

p.
p.

12.

p.

p.

p.

13.

p.
p.

p.

14.

p.

p.

p.

15.
p.

p.

p.

16.

p.

p.
p.

17.

p.

p.

More from this user


PreviousNext
1.

1 p.

5 p.
1 p.

2.

4 p.

25 p.

5 p.

3.

1 p.

Add a Comment
Top of Form
32b0443d3f1cd5
Submit
Characters: 400
document_comme

4gen

Bottom of Form

BAB VII
PERMUSYAWARATAN ORGANISASI
Pasal 24
Permusyawaratan HIMPAUDI dilaksanakan
melalui:
(1) Musyawarah Nasional (Munas) untuk tingkat Nasional
(2) Musyawarah Wilayah (Muswil) untuk tingkat Provinsi
(3) Musyawarah Daerah (Musda) untuk tingkat
Kabupaten/Kota
(4) Musyawarah Cabang (Muscab) untuk tingkat
Kacamatan
(5) Rapat-rapat lain yang dianggap perlu
BAB VIII
KEKAYAAN
Pasal 25
(1) Sumber kekayaan HIMPAUDI berasal dari:
a. Iuran anggota
b. Sumbangan yang tidak mengikat
c. Usaha-usaha dari sumber yang halal
(2) Kekayaan HIMPAUDI diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga
BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26
Perubahan Anggaran Dasar dilakukan melalui
Musyawarah Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per
tiga (2/3) wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per
tiga (2/3) peserta yang hadir.
BAB X
PEMBUBARAN
Pasal 27
Pembubaran HIMPAUDI dilakukan melalui Musyawarah
Nasional yang dihadiri sedikitnya dua per tiga (2/3)
wilayah dan disetujui oleh sedikitnya dua per tiga (2/3)
peserta yang hadir.
BAB XI
PENUTUP
Pasal 28
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar
akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.
Draft ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
ANAK USIA DINI INDONESIA
(HIMPAUDI)
==============================
==================
BAB I
ATRIBUT
Pasal l
Lambang, Lencana dan Bendera
(1) Lambang HIMPAUDI (format gambar pada
lampiran)
a. Filosofi Lambang HIMPAUDI :
(Posisi di tengah), Makna HIMPAUDI senantiasa
berada di tengah-
tengah masyarakat
b. Arti Lambang HIMPAUDI
:
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan Tanggung
Jawab kita bersama
kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa
b.1. Bendera Merah Putih Berkibar
Kibaran melambangkan semangat Indonesia dan
dinamika
HIMPAUDI
b.2. Anak (Kuning Emas)
Melambangkan Anak Indonesia dalam usia
Perkembangan
Emas (Golden Age)
b.3. Orang Dewasa (Biru)
Melambangkan kematangan dan kemapanan
Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini
b.4. Hati di antara Anak dan Orang Dewasa
Melambangkan pertautan hati dan kasih sayang
(2) Lencana HIMPAUDI (format pada lampiran)
(3) Bendera (format pada lampiran)
a. Ukuran skala : 2 x 3
b. Warna kain biru muda
c. Lambang HIMPAUDI
d Pataka/Vandel
Pasal 2
Lagu, Mars, dan Hymne
Lagu Mars dan Hymne HIMPAUDI (lagu pada
lampiran)
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Syarat Anggota Biasa, Luar Biasa dan Anggota
Kehormatan
(1) Anggota Biasa:
a. Berstatus sebagai Pendidik Anak Usia Dini Indonesia
yang
dibuktikan dengan Surat Keputusan/Keterangan
Pengangkatan dari
lembaga penyelenggara PAUD
b. Berstatus sebagai pengelola, karyawan lembaga yang
menyelenggarakan Pendidikan Anak Usia Dini dengan
Surat
Keputusan/ Keterangan dari lembaga yang bersangkutan
(2) Anggota Luar Biasa:
a. Memiliki keahlian di bidang Pendidikan Anak Usia Dini
b. Memiliki loyalitas dalam pengembangan dan
Pendidikan Anak Usia
Dini
(3) Anggota Kehormatan
a. Memiliki kepedulian dan perhatian khusus
terhadap Pendidikan
Anak Usia Dini Indonesia
b. Memiliki jasa dan pengabdian kepada
Pendidikan Anak Usia Dini
Indonesia
Pasal 4
Tata cara penerimaan anggota Biasa dan
Kehormatan
(1) Anggota Biasa
a. Mengisi formulir
b. Calon anggota yang memenuhi persyaratan
diberi kartu anggota
yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat
(2) Anggota Luar Biasa
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab.
c. Anggota Luar Biasa setelah diangkat oleh Pimpinan
Pusat/
Wilayah/Daerah/Cabang, mendapat kartu anggota
yang dikeluarkan
oleh Pengurus Pusat.
d. Mengisi Formulir
(3) Anggota Kehormatan
a. Diusulkan dan diangkat oleh Pengurus Pusat/
Wilayah/
Daerah/Cabang.
b. Disahkan oleh Munas/ Muswil/ Musda/Muscab
c. Anggota Kehormatan setelah diangkat oleh pimpinan
pusat/ wilayah/
daerah/ cabang, mendapat kartu anggota yang
dikeluarkan oleh
pengurus pusat.
b. Mengisi formulir
Pasal 5
Kewajiban Anggota
(1) Setiap anggota wajib melaksanakan dan
mentaati Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota wajib memenuhi kewajiban
sebagai anggota antara lain
membayar iuran anggota
(3) Setiap anggota wajib mentaati peraturan yang
dikeluarkan oleh
pengurus sepanjang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 6
Hak Anggota
(1) Anggota biasa mempunyai:
a. Hak bicara : yaitu hak untuk mengeluarkan
pendapat secara lisan
maupun tertulis
b. Hak pilih : yaitu hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak suara : yaitu hak pada waktu pemungutan
suara
(2) Anggota Luar Biasa mempunyai:
Hak bicara untuk mengeluarkan pendapat secara
lisan maupun tertulis
(3) Anggota Kehormatan mempunyai:
Hak untuk mengemukakan pendapat baik secara
lisan maupun tertulis
Pasal 7
Pemberhentian Anggota
Pemberhentian anggota dilakukan sebagai
berikut:
(1) Berhenti atas pemintaan sendiri
a. Permintaan diajukan secara tertulis satu bulan
sebelum
pemberhentian
b. Memperhatikan hal hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak anggota
c. Menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
(2) Berhenti atas dasar diberhentikan
a. Karena melanggar Anggaran Dasar dan Rumah
Tangga dan
Peraturan-peraturan organisasi
b. Sebelum diberhentikan, pengurus memberi teguran
secara tertulis sebanyak tiga kali. Apabila tidak ada
perubahan, dijatuhkan skorsing.
c. Memberi kesempatan kepada yang
bersangkutan untuk
mengajukan pembelaan.
d. Jika pembelaan diterima, nama yang bersangkutan
direhabilitasi. Jika pembelaan ditolak, maka pengurus
menerbitkan Surat Keputusan Pemberhentian
Sementara. (SKPS)
e. Memperhatikan hal-hal yang masih
menyangkut kewajiban dan
hak yang bersangkutan
(3) Pengurus berwenang menerbitkan surat keputusan
pemberhentian dan pencabutan tanda anggota dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah ketentuan
pemberhentian.
BAB III
STRUKTUR HIMPAUDI DAN KEPENGURUSAN
Pasal 8
Struktur HIMPAUDI
Struktur HIMPAUDI terdiri dari:
a. Struktur Pengurus Pusat untuk tingkat Nasional
b. Struktur Pengurus Wilayah untuk tingkat Provinsi
c. Struktur Pengurus Daerah untuk tingkat
Kabupaten/Kota
d.Struktur Pengurus Cabang untuk tingkat Kecamatan
Pasal 9
Persyaratan Pengurus Pusat, Wilayah, Daerah,
dan Cabang
(1) Ketua Umum memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya Strata I
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Pernah menjadi anggota pengurus aktif, sekurang-
kurangnya 1 (satu)
periode
e. Tidak dalam keadaan terpidana
(2) Pengurus Pusat Lainnya, Pengurus Wilayah,
Daerah, Cabang
HIMPAUDI memiliki persyaratan:
a. Pendidikan sekurang-kurangnya SMA/sederajat
b. Anggota biasa yang aktif
c. Berpandangan luas dan bermoral baik
d. Tidak dalam keadaan terpidana
Pasal 10
Pemilihan Ketua Umum, Ketua dan Pengurus
Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dilaksanakan secara musyawarah untuk mufakat pada
munas, muswil, musda dan muscab dengan
memperhatikan:
(1) Nama calon ketua umum, ketua dan pengurus telah
memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan pada
pasal 9 ayat 1 dan 2 Anggaran Rumah Tangga
(2) Setiap anggota terpilih yang bersedia menjadi
ketua umum, ketua dan
pengurus menyatakan kesediaannya secara
tertulis
(3) Pemilihan ketua umum, ketua dan pengurus
dipimpin oleh pimpinan
sidang
Pasal 11
Pelantikan dan Pengukuhan Pengurus
(1) Personalia pengurus pusat, wilayah, daerah
dan cabang disusun oleh
formatur hasil munas, muswil, musda dan muscab.
(2) Pengukuhan pengurus pusat dilakukan oleh
pejabat yang disepakati
berdasarkan hasil munas.
(3) Pelantikan pengurus wilayah, daerah dan cabang
dilakukan oleh pengurus setingkat lebih tinggi dengan
surat keputusan dan dikukuhkan oleh pejabat daerah.
Pasal 12
Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus
(1) Wewenang
a. Pengurus Pusat
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, keputusan munas dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus pusat mempunyai kewenangan
melantik pengurus
wilayah dengan Surat Keputusan
b. Pengurus Wilayah
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muswil dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku
- Pengurus wilayah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
daerah dengan Surat Keputusan
c. Pengurus Daerah
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan musda dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
- Pengurus daerah mempunyai kewenangan
melantik pengurus
cabang dengan Surat Keputusan
d. Pengurus Cabang
- Pengurus cabang mempunyai kewenangan menentukan
kebijakan HIMPAUDI dan melaksanakan segala
ketentuan sesuai
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
keputusan muscab dan aturan-aturan HIMPAUDI
yang berlaku.
(2) Tanggungjawab
a. Tanggungjawab pengurus berlaku bagi semua
pengurus pusat,
wilayah, daerah dan cabang
b. Pengurus Pusat, Pengurus Wilayah, Pengurus
Daerah dan Pengurus
Cabang bertanggungjawab kepada anggota melalui:
- Pengurus Pusat pada munas
- Pengurus Wilayah pada muswil
- Pengurus Daerah pada musda
- Pengurus Cabang pada muscab
Pasal 13
Masa Bakti Pengurus
(1) Masa bakti kepengurusan adalah 4 (empat)
tahun, terhitung mulai
disahkan oleh munas, muswil, musda dan
muscab.
(2) Setelah menjalankan 1 (satu) periode, seorang Ketua
Umum, Ketua Wilayah, Ketua Daerah dan Ketua Cabang
dapat dicalonkan dan dipilih kembali untuk 1 (satu)
periode berikutnya.
Bab IV
PERMUSYAWARATAN HIMPAUDI
Pasal 14
Musyawarah Nasional (Munas)
(1) Munas adalah musyawarah tertinggi yang
dihadiri oleh pengurus
wilayah dari seluruh provinsi
(2) Munas diselenggarakan 4 (empat) tahun sekali
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya.
Selanjutnya harus segera diadakan Musyawarah
Nasional Luar Biasa (Munaslub) atas usul dari 2/3 dari
wilayah se- Indonesia
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
munas merupakan tugas dan
tanggungjawab pengurus pusat
(5) Munas berwenang dan berkewajiban:
a. Meminta dan mengesahkan laporan
pertanggungjawaban Pengurus
Pusat selama masa baktinya
b. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
c. Merumuskan dan menetapkan program kerja
HIMPAUDI untuk
periode yang akan datang
d. Merumuskan rekomendasi baik internal maupun
eksternal
e. Memilih dan menetapkan Ketua Umum melalui
formatur
f. Tata tertib Munas diatur dan disahkan dalam Munas
(6) Peserta Munas terdiri dari :
a. Utusan:
-
Pengurus pusat
-
Ketua dan sekretaris wilayah di seluruh provinsi
-
Ketua-ketua daerah yang ditunjuk oleh wilayah
bersangkutan
b. Peninjau:
-
Pengurus Daerah dan Cabang.
-
Anggota Luar Biasa
-
Anggota Kehormatan
c. Undangan:
-
Lembaga lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau (Pengurus Wilayah, Daerah, cabang):
Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah kuorum tidak tercapai, maka munas
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 15
Musyawarah Wilayah (Muswil)
(1) Muswil adalah musyawarah tertinggi di tingkat
wilayah yang dihadiri
oleh Pengurus Daerah (Kab/Kota).
(2) Muswil diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Muswil Luar Biasa atas usulan
dari 2/3 Pengurus Daerah
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muswil merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus wilayah.
(5) Muswil berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan rincian program
kerja untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus wilayah berkewajiban melaporkan hasil muswil
tentang formatur dan mide formatur terpilih dan hasil
muswil lainnya kepada pengurus pusat
(6)Peserta Muswil terdiri dari :
a.Utusan:
-
Pengurus wilayah
-
Ketua dan sekretaris daerah
-
Ketua ketua cabang yang ditunjuk oleh daerah
bersangkutan
b.Peninjau:
-
Pengurus Daerah
-
Pengurus Cabang.
-
Anggota Luar biasa
-
Anggota Kehormatan
c.Undangan
-
Lembaga – lembaga terkait
-
Perorangan yang dianggap profesional
(7)Hak Peserta:
a. Utusan : Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau : Mempunyai hak bicara
c. Undangan : Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muswil
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 16
Musyawarah Daerah (Musda)
(1) Musda adalah musyawarah tertinggi di tingkat
daerah
(2) Musda diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
musda merupakan tugas dan
tanggung jawab pengurus daerah.
(5) Musda berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama masa
baktinya
b. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
c. Merumuskan rekomendasi, baik internal maupun
eksternal
d. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua) mide
formatur
e. Pengurus daerah berkewajiban melaporkan hasil musda
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
musda lainnya kepada pengurus wilayah dan tembusan
ke pengurus pusat
(6).Peserta Musda terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus daerah
- Ketua dan sekretaris cabang cabang
- Pengurus cabang selain ketua dan sekretaris yang
ditunjuk oleh
daerah bersangkutan
b. Peninjau:
- Pengurus Cabang.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
e. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
f. Peninjau: Mempunyai hak bicara
g. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
kuorum
b. Jika tidak tercapai kuorum, maka upacara
pembukaan musyawarah
tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu)
jam. Apabila sampai waktu penundaan jumlah
korum tidak tercapai,
maka musda dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 17
Musyawarah Cabang (Muscab)
(1) Muscab adalah musyawarah tertinggi di
tingkat kecamatan
(2) Muscab diselenggarakan 4 (empat) tahun
sekali.
(3) Apabila 6 (enam) bulan sesudah berakhirnya masa
bakti pengurus tidak diselenggarakan musyawarah,
maka pengurus kehilangan hak dan wewenangnya dan
harus segera diadakan Musyawarah Luar Biasa
(4) Prosedur dan tata laksana penyelenggaraan
muscab merupakan tugas
dan tanggung jawab pengurus cabang.
(5) Muscab berwenang dan berkewajiban:
a. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban
kinerjanya selama
masa Baktinya
a. Merumuskan dan menetapkan program
organisasi untuk periode
yang akan datang.
b. Merumuskan rekomendasi, baik internal
maupun eksternal
c. Memilih dan menetapkan formatur dan 2 (dua)
mide formatur
terpilih
d. Pengurus cabang berkewajiban melaporkan hasil muscab
tentang formatur dan mide formatur terpilih, dan hasil
muscab lainnya kepada Pengurus daerah dan tembusan
ke pengurus wilayah dan pengurus pusat
(6) Peserta Muscab terdiri dari :
a. Utusan:
- Pengurus Cabang
b. Peninjau:
- Anggota Biasa di tingkat kelurahan yang ditunjuk.
- Anggota Luar biasa
- Anggota Kehormatan
c. Undangan:
- Lembaga lembaga terkait
- Perorangan yang dianggap profesional
(7) Hak Peserta:
a. Utusan: Mempunyai hak bicara, suara, memilih dan
dipilih
b. Peninjau: Mempunyai hak bicara
c. Undangan: Mempunyai hak bicara
(8) a. Musyawarah dianggap sah bila memenuhi
korum
b. Jika tidak tercapai korum, maka upacara pembukaan
musyawarah tetap dapat berlangsung, tetapi persidangan
ditunda selama 1 (satu) jam. Apabila sampai waktu
penundaan jumlah korum tidak tercapai, maka muscab
dapat berlangsung dan dianggap sah
Pasal 18
Musyawarah Luar Biasa
(1) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila ada hal-
hal yang tidak dapat ditunda penyelesaiannya sampai
waktu musyawarah yang sudah ditentukan
(2) Musyawarah Luar Biasa diselenggarakan bila:
a. Terjadi penyimpangan dan pelanggaran AD/ART
oleh pengurus
b. Pengurus tidak menyelenggarakan musyawarah
setelah 6 (enam)
bulan berakhirnya masa bakti.
(3) Musyawarah Luar Biasa dapat dilaksanakan
atas permintaansetengah
ditambah satu dari jumlah wilayah/daerah/cabang.
(4) Ketentuan-ketentuan tentang penyelenggaraan
musyawarah dapat
diberlakukan untuk penyelenggaraan Musyawarah
Luar Biasa
(5) Permasalahan yang akan dibahas harus disampaikan
kepada peserta bersama-sama undangan menghadiri
Musyawarah Luar Biasa paling lambat 15 hari sebelum
tanggal penyelenggaraan.
BAB V
RAPAT-RAPAT
Pasal 19
Rapat Kerja
(1) Rapat kerja nasional (Rakernas)
a. Rapat kerja nasional diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja nasional diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat nasional
c. Rapat kerja nasional dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus pusat,
ketua dan sekretaris wilayah atau yang mewakili
(2) Rapat kerja wilayah (Rakerwil)
a. Rapat kerja wilayah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja wilayah diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat wilayah
c. Rapat kerja wilayah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus wilayah,
ketua dan sekretaris daerah (kab/ kota) atau yang
mewakili
(3) Rapat kerja daerah (Rakerda)
a. Rapat kerja daerah diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali
dalam satu periode
b. Rapat kerja daerah diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat daerah
c. Rapat kerja daerah dihadiri oleh seluruh
anggota pengurus daerah,
ketua dan sekretaris cabang atau yang mewakili
(4) Rapat kerja cabang (Rakercab)
a. Rapat kerja cabang diselenggarakan sekurang-
kurangnya 2 (dua)
kali dalam satu periode
b. Rapat kerja cabang diselenggarakan dengan tujuan untuk
membahas rincian program yang telah dan akan
diselenggarakan di tingkat kecamatan
c. Rapat kerja cabang dihadiri oleh anggota
(5) Rapat kerja Pengurus Pusat, wilayah, daerah
dan cabang
a. Rapat kerja pengurus diselenggarakan
sekurang-kurangnya 4
(empat) kali dalam satu periode
b. Rapat kerja pengurus diselenggarakan dengan tujuan
untuk membahas rincian kegiatan program, jadwal dan
anggaran setiap bidang yang akan diselenggarakan
c. Rapat kerja pengurus dihadiri oleh seluruh
pengurus
(6) Rapat-rapat lain diatur dalam
pedoman/peraturan organisasi.

BAB VI
SUMBER PENDAPATAN, KEKAYAAN DAN
INVENTARIS
Pasa1 20
Sumber Pendapatan
(1) Iuran wajib anggota sebesar Rp 1.000 per
bulan dengan pembagian
sebagai berikut:
a. Cabang
60%
b. Daerah
20%
c. Wilayah
15%
d. Pusat
5%
(2) Sumbangan yang halal dan tidak mengikat
(3) Usaha usaha yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga
Pasal 21
Kekayaan dan Inventaris
(1) Kekayaan dan inventaris dikelola secara benar
dan transparan.
(2) Kekayaan dan inventaris
dipertanggungjawabkan pada akhir masa
kepengurusan di setiap jenjang.
BAB VII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 22
(1) Perubahan Anggaran Rumah Tangga adalah
wewenang musyawarah
nasional
(2) Musyawarah Nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus
dihadiri sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah
wilayah
(3) Perubahan harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
BAB VIII
PEMBUBARAN HIMPAUDI
Pasal 23
(1) Pembubaran HIMPAUDI diputuskan oleh
musyawarah nasional yang
diadakan khusus untuk itu.
(2) Musyawarah nasional yang dimaksud pada
ayat 1 pasal ini, harus dihadiri
sekurang kurangnya 2/3 dari jumlah wilayah
(3) Pembubaran harus disetujui oleh sekurang
kurangnya 2/3 dari jumlah
peserta yang hadir dalam munas
(4) Apabila Musyawarah nasional memutuskan
pembubaran, maka dalam
keputusan tersebut ditentukan pedoman dan tatacara
pembubaran
HIMPAUDI
BAB IX
PENUTUP
Pasal 24
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga, ditetapkan dalam bentuk peraturan oleh
Pengurus Pusat dan dipertanggungjawabkan pada
musyawarah nasional.
Ditetapkan di : Denpasar
Hari
: Kamis
Tanggal
: 3 Agustus 2006

HIMPAUDI - ADARTpdf
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Top of Form
32b0443d3f1cd5

doc

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these
directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
Bottom of Form

This is a private document.


Info and Rating
Reads:
5,904
Uploaded:
12/30/2008
Category:
Brochures/Catalogs
Rated:
0 5 false false 0

Copyright:
Public Domain

Didistribusikan sebagai salah satu upaya pen-sosialisasi-an kepada masyarakat luas


Education
himpaudi
Education
himpaudi
(fewer)
Follow
IXX010
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.

p.

p.

p.

2.

p.
p.

p.

3.

p.

p.

p.

4.
p.

p.

p.

5.

p.

p.
p.

6.

p.

p.

p.

7.

p.
p.

p.

8.

p.

p.

p.

9.
p.

p.

p.

10.

p.

p.
p.

11.

p.

p.

p.

12.

p.
p.

p.

13.

p.

p.

p.

14.
p.

p.

p.

15.

p.

p.
p.

16.

p.

p.

p.

17.

p.
p.

p.

18.

p.

p.

More from this user


PreviousNext
1.

1 p.
5 p.

1 p.

2.

4 p.

25 p.

5 p.

3.
1 p.

Add a Comment
Top of Form
32b0443d3f1cd5

Submit
Characters: 400
document_comme

4gen

Bottom of Form

Você também pode gostar