Você está na página 1de 5

Wanita Karier dan Bisnis di Zaman Modern

dalam Perspektif Islam

Oleh Siti Yulifah

A. Pendahuluan

Bisnis adalah sesuatu yang tak aneh lagi kita temui di sekitar kita, karena kata ini
sering terdengar dan prakteknya sering kita temukan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Namun adakah sesuatu yang baru dalam dunia bisnis modern ?

Ternyata banyak hal baru yang dapat kita temukan di dunia bisnis ini, terlebih
terhadap hal yang paling menonjol yaitu adanya pelaku bisnis yang tak hanya di minati oleh
kaum pria namun juga oleh kaum wanita. Hal inilah yang sangat menarik untuk
diperbincangkan, mengingat pelaku bisnis merupakan salah satu hal yang vital karena
sangat berperan penting terhadap kelancaran bisnis tersebut. Namun apakah kinerja kaum
wanita sama seperti kaum pria ? dan bagaimana islam menanggapi wanita karier dalam bisnis
ini ?

Berdasarkan pengamatan, zaman sekarang ini kinerja kaum wanita dinilai lebih baik
dari pada kaum pria. Alasan yang mendasari hal tersebut yaitu dilihat dari aspek keuletan
dan ketelitian para pekerja wanita ditambah dengan perasaan yang lembut di setiap
pengerjaan segala bentuk kegiatan dalam menyelesaikan dan memecahkan suatu masalah
sehingga hasilnya dapat lebih dipercaya dan memuaskan. Namun dalam masalah ketegasan
wanita lebih lemah daripada pria, misalnya dalam hal mengambil keputusan, wanita
cenderung mencampurkan perasaan yang sesuai dengan kondisi suatu masalah. Hal itu lah
yang menjadi kendala, namun hal itu juga menjadi kelebihan wanita dalam hal kejujuran
kerja.

Dalam segi keuletan kaum wanita lebih unggul daripada kaum pria, hal itu terbukti
dengan banyaknya kaum wanita yang lebih aktif dan berprestasi daripada kaum pria.
Misalnya dalam dunia jual-beli (perekonomian) dimana banyak ditemukan bahwa kaum
wanita sedikit lebih menonjol dari pada kaum pria pada saat ini, hal ini menunjukkan adanya
peningkatan kesadaran akan peranan dan posisi kaum wanita .Selain itu ada juga beberapa
jenis pekerjaan yang didominasi kaum wanita seperti jabatan sekretaris dan juga bendahara

1
yang biasanya lebih dipercayakan kepada kaum wanita. Islam tak pernah membatasi kaum
wanita untuk berkarier , bahkan memerintahkan kaum pria dan wanita untuk
memngembangkan potensi yang telah diberikan.

B. Wanita Berkarier dalam pandangan Islam

Dalam islam, al-Quran yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW
mengharapkan agar seluruh umat manusia terutama kaum pria dimuka bumi ini agar
memperlakukan kaum wanita lebih baik dan terhormat sesuai dengan prinsip ajaran
kesetaraan pria wanita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mulia. Kemuliaan seseorang
dihadapan Tuhan-Nya bukan didasarkan pada jenis kelamin dan etnisnya melainkan
berdasarkan prestasi ibadah dan muamalahnya. Banyak ayat al-Quran yang menjelaskan
tentang kaum wanita yang memiliki kesetaraan (egaliter) serta hak dan kewajiban yang
sama dalam hal berbuat kebaikan.

Dalam al-quran wanita dapat melakukan transaksi jual-beli (perekonomian) atas hak
miliknya, berbeda dengan kebanyakan perundang-undangan Barat yang tidak mengakui hak
tersebut bagi kaum wanita. Pada masa Rasulullah dan Khafaurrasyidin tokoh wanita yang
berperan aktif dalam bidang ekonomi diantaranya salah satu isteri Rasul yaitu Siti Khadijah
yang berhasil menjadi pedagang sukses dan al-Syifa yang menjadi seorang wanita karier
(sekretaris) yang pernah ditugasi oleh Khalifah Umar untuk menangani pasar kota madinah.
Kedua tokoh tersebut dapat menjadi contoh sosok yang ideal dalam hal keikutsertaan kaum
wanita yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam tampil berprestasi dan bersaing
dalam hal mengembangkan potensi dan juga dalam kebaikan yang tentunya dengan cara-cara
terpuji dan tetap menjaga harkat dan martabat kewanitaannya. Namun bagi wanita yang telah
berumah tangga tidak terlalu dibenarkan ibu rumah tangga untuk berkarier sesukanya tanpa
seizin suami dan tanpa memperhatikan akan kebutuhan rumah tangganya.

C. Batas-batas Islam bagi Wanita yang Berkarier

Dengan adanya peningkatan itu, bukan berarti akan menggeser peran kaum pria yang
pada dasarnya diciptakan sebagai pemimpin (imam) baik bagi keluarga maupun masyarakat,
yang memiliki tanggung jawab lebih besar daripada kaum wanita. Selain itu, masyarakat
menganggap pria lebih tegas dan kuat fisiknya dalam melakukan hal apapun. Tentu hal itu
juga tidak menggeser kewajiban wanita sebagai ibu rumah tangga yang harus tetap
memelihara dan menjaga keutuhan rumah tangga walau sesibuk apapun. Adapun batas-batas

2
yang perlu diperhatikan oleh kaum wanita dalam berkarier terutama dalam hal yang dominan
yaitu dunia bisnis adalah ;

Pertama, dalam berkarier wanita tidak boleh memilih jenis pekerjaan yang haram menurut
pandangan islam, berbahaya, berat, dan di luar kemampuan wanita yang nantinya dapat
merusak citra diri dan rumah tangga.

Kedua, perlunya menjaga penampilan agar terhindar dari marabahaya kaum pria yang tidak
baik. Setidaknya berpenampilan lah sesuai dengan tuntutan profesi namun tetap terlihat
sopan.

Ketiga, selalu tetap ingat kepada kewajiban sebagai seorang wanita terutama bagi yang telah
berumah tangga.

Keempat, selalu ingat akan kewajiban umat islam dalam hal beribadah walau sesibuk apapun.

D. Bentuk-bentuk Pekerjaan yang bisa dilakukan Wanita

Bentuk pekerjaan yang bisa dilakukan oleh kaum wanita adalah bentuk pekerjaan yang
tidak berbahaya, berat dan dapat mengganggu keutuhan rumah tangga. Pekerjaan berbahaya
adalah jenis pekerjaan yang dapat mengancam hidup, sedangkan pekerjaan yang berat adalah
jenis pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh kaum pria dan tidak dilakukan oleh kaum
wanita. Pekerjaan yang mengganggu keutuhan rumah tangga adalah jenis pekerjaan yang
sifatnya dapat merusak keharmonisan rumah tangga, seperti jenis pekerjaan yang bisa
membuat wanita pulang sampai larut malam.

Wanita memiliki hak untuk berkarya dan berkarier sebagaimana para pria. Atau memang
terdapat profesi yang tidak selayaknya dilakukan yang lain, kecuali oleh para wanita, seperti
spesialis kandungan, guru atau dosen, sekretaris, bendahara dan masalah lain yang khusus
berkaitan dengan wanita. Maka solusinya pemerintah dapat membuat undang-undang yang
berkaitan khusus dengan pekerja wanita, sehingga mereka dengan tetap dapat mengatur
rumah tangga sekaligus dapat berkarier.

Namun akan lebih baik jika wanita bisa mengembangkan potensinya disekitar rumah
atau profesi yang tak menuntut wanita untuk banyak ke luar rumah seperti membuka home
industry yang bukan hanya dapat sambil mengawasi dan mengatur rumah tangga tapi juga
dapat membuka lapangan pekerjaan yang dapat membantu perekonomian warga sekitar.

3
E. Kesimpulan

Di zaman modern ini kaum wanita


berkecimpung dalam dunia bisnis sudah tak asing
lagi. Mengingat wanita memiliki hak dan kewajiban
yang sama dalam hal mengembangkan potensi diri.
Dalam islam prestasi yang dilakukan oleh kaum
wanita telah dilakukan sejak zaman Rosul yaitu
dengan adanya Siti Khadijah sebagai pedagang
sukses. Tokoh tersebut menjadi contoh sosok ideal dalam hal keikutsertaan kaum wanita
yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam tampil berprestasi dan bersaing dalam
hal mengembangkan potensi dan juga dalam kebaikan yang tentunya dengan cara-cara terpuji
dan tetap menjaga harkat dan martabat kewanitaannya.

Dalam hal memilih pekerjaan atau profesi, wanita harus mempunyai batas-batas yang
sesuai dengan sifat kewanitaan seperti berkarier dengan jenis pekerjaan yang sesuai, tetap
menjaga penampilan dengan baik dan sopan, selalu ingat akan kewajiban seorang wanita, dan
juga kewajiban umat dalam hal beribadah.

Bentuk pekerjaan yang bisa dilakukan oleh kaum wanita adalah bentuk pekerjaan yang
tidak berbahaya, berat dan dapat mengganggu keutuhan rumah tangga. Apalagi saat ini
terdapat profesi yang hanya dikhususkan untuk kaum wanita, seperti spesialis kandungan dan
masalah lain yang khusus berkaitan dengan wanita. Namun akan lebih baik jika kaum wanita
bisa mengembangkan potensinya disekitar rumah atau profesi yang tak menuntut wanita
untuk banyak ke luar rumah.

Oleh Siti Yulifah, Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Syariah & Hukum UIN
Bandung

F. Daftar Pustaka

Hasbi Indra, dkk. 2004. Potret Wanita Sholehah. Jakarta : PENAMADANI

Chuzaimah T. Yanggo, Hafiz Anshary. 1994. Problematika Hukum Islam Kontemporer.


Jakarta : PT Pustaka Firdaus

4
Islamfeminis.wordpress.com/.../dilema-karier-atau-keluarga/

Você também pode gostar