Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pro:
→ Akuntan public merupakan profesi yang berdiri sendiri, jadi pemerintah tidak perlu
terlalu banyak ikut campur tangan
→ Dikatakan bahwa Menteri yang berwenang untuk membuat peraturan tentang akuntan
public, menetapkan beberapa kebijakan mengenai standard akuntan, menyelenggarakan
ujian profesi akuntan public, dll. Padahal Menteri belum tentu mengerti akuntansi secara
mendalam, sehingga dikhawatirkan ketetapan yang dibuat tidak sesuai. Selain itu IAPI
seperti merupakan perpanjangan tangan dari Menteri. Jadi apabila tidak sesuai dengan
ketetapan Menteri, kewenangan IAPI dapat dicabut.
→ Dalam pasal ini disebutkan bahwa ada ketentuan pidana bagi akuntan public yang
melakukan atau terlibat atau memberikan keterangan palsu, dokumen palsu, manipulasi
data. Padahal perbuatan-perbuatan tersebut telah diatur dalam KUHP, sehingga akan
berdampak munculnya duplikasi aturan, tumpang tindih, dan berpotensi menimbulkan
perbedaan interpretasi atas suatu permasalahan sehingga menimbulkan ketidakpastian.
5. Pasal 7 dan 13 ayat 4 tentang pengaturan akuntan public asing
daripada untuk memberikan perlindungan terhadap akuntan publik local. Jika semakin
banyak akuntan asing yang masuk di Indonesia maka dikhawatirkan rahasia negara dapat
tersebar dan tidak terjaga kerahasiaannya. Selain itu, RUU Akuntan Publik tidak
mengatur mengenai sanksi yang dikenakan untuk akuntan public asing.
6. Dalam RUU Akuntan Publik ada 28 pasal yang memberikan kewenangan lebih lanjut
bagi pemerintah. Penarikan kewenangan sertifikasi profesi, pendidikan profesi
berkelanjutan (PPL), penyusunan standar profesi termasuk kode etik dan reviu
mutu/pemeriksaan yang selama ini telah dilaksanakan oleh profesi akuntan publik
melalui IAPI ditarik menjadi wewenang pemerintah sepenuhnya. Kondisi tersebut tidak
memberdayakan IAPI dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalitas Akuntan
Publik.
8. RUU tidak mengatur mekanisme pembuktian, keberatan, banding Akuntan Publik yang
dinyatakan bersalah
9. Dalam RUU ada 15 pasal yang mengatur tentang sanksi, sehingga RUU ini terkesan
sebagai RUU yang hanya berisi sanksi.