Você está na página 1de 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMASANGAN KATETER URIN


Oleh: Septiana Wulandari, 0906564252

1. Pengertian tindakan
Kateter merupakan suatu selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui utetra ke dalam kandung
kemih dengan tujuan untuk mengeluarkan urin. Kateter urin dapat dipasang untuk
jangka waktu pendek seperti di lingkungan rawat inap atau kronis dan lingkungan
rumah.

2. Tujuan Tindakan
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
dikosongkan

3. Indikasi, kontrainsikasi, dan komplikasi


Indikasi:
a. Inkontinensia urin
b. Retensi urin
c. Mengukur jumlah produksi urin oleh ginjal secara akurat
d. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu
pemeriksaan diagnostic
e. Memperoleh bahan urin steril
f. Mengukur jumlah residu urin dalam kandung kemih
g. Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandung kemih
secara normal
h. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah perineum, agar
kulit tetap utuh dan tidak infeksi

Komplikasi:
a. Trauma
b. Infeksi
c. Sepsis
d. Bola pecah atau tidak dapat kempis
e. Alergi atau sensitive terhadap latex

4. Kompetensi dasar yang harus dimiliki


a. Saat melakukan kateterisasi ada beberapa pengetahuan dasar tentang system
urinarius bagian bawah yang harus dimiliki, yaitu
1) Kandung kemih secara normal merupakan kantong yang steril
2) Spincter uretra bagian luar tidak steril
3) Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri dapat
mengosongkan urin sendiri secara teratur dan mempertahankan keasaman
lingkungannya
4) Kuman pathogen yang masuk ke dalam uretra dapat menyebabkan infeksi
kandung kemih dan ginjal
5) Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi kecuali cedera.
b. Tipe, ukuran, bahan kateter
Tipe:
1) Nelaton kateter/straight catheter/kateter sementara
2) Folley kateter/kateter tetap

Foley kateter Nelaton Kateter

Ukuran
Ukuran kateter

Wanita Dewasa Kateter no 14/16

Laki-laki dewasa Kateter no 18/20

Anak-anak Kateter no 8/10

Wanita Pria
Panjang kateter 3,7 - 7 14 - 20
Kateter yang masuk 5 – 7,5 15 – 22,5
Yang diberi jelly 3-4 5 – 7,5

5. Alat dan bahan


a. Sarung tangan steril
b. Kateter sesuai ukuran dan tipe
c. Jelly
d. Urine bag
e. Perlak
f. Bengkok
g. Spuit isi aquadest
h. Kapas dan cairan sublimat
i. Lampu senter atau lampu gooseneck
j. Selimut mandi

6. Anatomi daerah tindakan


Uretra
Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus
utetra. Membran mukosa melapisi uretra dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke
dalam saluran uretra. Lendir bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa
untuk mencegah masuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelilingi
uretra. Panjang uretra pada wanita yaitu 4 sampai 6,5 cm. Sfingter uretra eksterna
yang terletak disekitar setengah bagian bawah uretra memungkinkan aliran
volunteer. Uretra pada pria yang merupakan saluran perkemihan dan jalan keluar sel
serta sekresi dari organ reproduksi memiliki panjang 20 cm. Pada wanita meatus
urinarius terletak di labia minora di atas vagina dan di bawah klitoris sedangkan
pada pria terletak pada ujung distal penis.

7. Aspek keamanan dan keselamatan

8. Prosedur Tindakan
a. Kaji status klien: waktu terakhir berkemih, tingkat kesadaran, keterbatasan
mobilisasi dan fisik, usia, alergi, kondisi patologis yang dapat merusak jalan
masuk kateter
b. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Jelaskan prosedur
d. Pertahankan privasi klien
e. Tinggikan tempat tidur sampai posisi yang nyaman untuk melakukan tindakan
f. Cuci tangan
g. Atur posisi klien
1) Wanita : bantu untuk mengambil posisi dorsal rekumben (telentang dengan
lutut ditekuk) atau posisikan klien dalam posisi berbaring miring (Sims)
dengan menekuk lututnya.
2) Pria : bantu untuk mengambil posisi dengan paha sedikit diabduksi
h. Pasang sarung tangan
i. Lakukan vulva hygiene atau perineal hygiene
j. Buka set kateter da berikan jelly di ujung kateter
k. Masukkan kateter sampai urin mengalir. Ketika urin mengalir pindahkan tangan
yang dominan dari labia atau dari penis ke kateter, 2 cm dari meatus untuk
menahan kateter agar tidak terdorong ke luar. Tangan yang dominan
menghubungkan ujung kateter dengan urine bag
l. Jika menggunakan indwelling kateter, isi balon kemudian tarik kateter kira-kira
2,5 cm
m. Lepas sarung tangan steril
n. Plester kateter
1) Pria : ke abdomen bagian bawah
2) Wanita : kea rah paha
o. Bantu klien pada posisi nyaman
p. Cuci tangan

9. Hal-hal yang harus diperhatikan


a. Bila pemasangan dilakukan tidak hati-hati bisa menyebabkan luka dan
perdarahan uretra yang berakhir dengan striktur uretra seumur hidup
b. Balon yang dikembangkan sebelum memasuki buli-buli juga dapat
menimbulkan luka pada uretra. Karenanya, balon dikembangkan bila yakin
balon akan mengembnag dalam buli-buli dengan mendorong kateter sampai ke
pangkalnya

10. Hal-hal yang dicatat


a. Tanggal dan waktu tindakan
b. Tipe dan ukuran kateter
c. Specimen atau bahan urin yang didapat
d. Jumlah urin
e. Deskripsi urin
f. Respon pasien terhadap prosedur
Referensi:
Barbara, K, dkk. (2002). Kozier and Erb’s Technique In Clinical Nursing. New Jersey:
Pearsson Education.
Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing: Concept, Process, an
Practice. (Terj). Asih, Y., et al. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Você também pode gostar