Você está na página 1de 30

SMA Negeri 7 Surabaya

Animalia
Nama Anggota

Andaka Rizki Pramadya (04) KETUA

Uswatun Hasanah

Sakinah Amani

Heni Puji Astika Sari (15)

Robert Andrean Pamajoka

Arif Rachman Hakim (06)

Luluk Illyah (20)

Kharisma Aini Salehah (17)

Ester Natalia Dwi Jayanti Sinlay (13)

Ayoeda Nafiana (08)

Achmad Muclisin (01)

Betty Wahyuningtyas (10)

Muhammad Rizal Alfarizy (23)

Rollaz Dodo Pamungkas (30)


PeKelompok 3 / X-7ndahuluan

Pertama-tama kami mengucapkan terimakasih kepada Tuhan YME,


yang telah memberikan izin untuk kami menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Kami juga mengucapkan terimaksih kepada semua fihak yang terlah
membantu terselesaikannya makalah ini.

Semoga makalah yang kami susun ini menjadi referensi bagi para
pembaca, dan dapat juga menambah wawasan para pembaca

Makalah kami ini kami susun secara interaktif dan tidak monoton,
agar mengurangi kebosanan dalam menikmati bacaan yang kami suguhkan
ini.

Sekian dan terimakasih,

Penulis
ISI

By. Andaka Rizki Pramadya (X-7/04)


PROTOZOA
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang
jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa
organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya
berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek
tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain
mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa
genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae
dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif
dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

Jenis Sistem Sistem Protozoa


Otot-rangka Protozoa tidak memiliki kerangka dalam atau
luar. Mereka bergerak dengan berbagai cara.
Amoeba memiliki kaki palsu atau pseudopodia
yang meluas ketika bergerak. Paramecium
ditutupi dengan rambut yang disebut silia.
Euglena viridis memiliki cambuk seperti ekor
yang disebut flagel untuk bergerak.
Pencernaan Protozoa mengambil makanan melalui air dan
menyimpan makanan di kantung yang disebut
vakuola. Mereka memakan ganggang kecil dan
bakteri.
Saraf Protozoa memiliki tingkat reaksi yang sangat
rendah terhadap dunia di sekitar itu dan tidak
mempunyai sistem saraf. Mereka dapat
bereaksi terhadap cahaya dan perubahan
suhu.
Sirkulasi Protozoa memiliki aliran air yang masuk
melalui pori-pori. Air berisi makanan dan
kebutuhan oksigen protozoa.
Respirasi Protozoa mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida melalui
membran selnya.

Reproduksi Protozoa dapat berkembang biak secara


seksual dan aseksual.
Ekskresi Protozoa memiliki kantung disebut vakuola
yang berfungsi mengambil dan membuang air.
Simetri Protozoa biasanya asimetris.
Warna Protozoa umumnya berwarna pucat.
A. Habitat Protozoa

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan

terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup

pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana

seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat

tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.

Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis

protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.

Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada

pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen

hewan ruminansia.

Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit

serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi

makanan untuk ikan dan hewan lainnya.

B. Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk

mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak

vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif

(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak

menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada

pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada

jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan

fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti

Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa

protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang

keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini

sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO 2 sehingga

koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.

Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia
(kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat

gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak

dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan

ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun

manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of

Protozoologist, mengklasifikasikan protozoa menjadi 7 kelas baru, yaitu Sarcomastigophora,

Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora, Myxospora, dan Labyrinthomorpha. Pada

klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok

Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi

lima kelas.

Contoh protozoa yang termasuk Sarcomastigophora adalah genera Monosiga, Bodo,

Leishmania, Trypanosoma, Giardia, Opalina, Amoeba, Entamoeba, dan Difflugia. Anggota

kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.

Contoh protozoa kelompok Acetospora adalah genera Paramyxa. Apicomplexa beranggotakan

genera Eimeria, Toxoplasma, Babesia, Theileria. Genera Metchnikovella termasuk kelompok

Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.

C. Perkembangbiakan Protozoa

Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa

dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata

pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis

protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti

membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.

Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.

Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara

perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies Plasmodium dapat melakukan schizogony secara

aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi

perkembangbiakan secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid.

Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau
terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli

asalkan inti selnya tetap ada.

D. Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada

lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.

Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,

dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.

Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau

partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan

air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.

Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara

pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh

kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,

kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke

sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang

bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian

membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola

besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.

Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan,

kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam

sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah

yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip

mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan

dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian

dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
coelenterata

Karang yang ada di pantai tebentuk dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata.Coelenterata
(dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga
tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria
(dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel
penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi
membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.

*Ciri tubuh
Ciri tubuh Coelenterata meliputi ukurang, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh:

1.Ukuran dan bentuk tubuh


Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal Hydra
dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea.Tubuh Coelenterata simetris radial dengan
bentuk berupa medusa atau polip.Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung yang dikelilingi oleh
“lengan-lengan” (tentakel).Polip berbentuk seperti tabung atau seperti medusa yang memanjang.

2,Struktur dan fungsi tubuh


Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm
(epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis).Ektoderm berfungsi sebagai pelindung
sedang endoderm berfungsi untuk pencernaan.Sel-sel gastrodermis berbatasan dengan coelenteron
atau gastrosol.Gastrosol adalah pencernaan yang berbentuk kantong.Makanan yang masuk ke dalam
gastrosol akan dicerna dengan bantuan enzim yang dikeluarkan oleh sel-sel gastrodermis.Pencernaan
di dalam gastrosol disebut sebagai pencernaan ekstraseluler.Hasil pencernaan dalam gasrosol akan
ditelan oleh sel-sel gastrodermis untuk kemudian dicerna lebih lanjut dalam vakuola
makanan.Pencernaan di dalam sel gastrodermis disebut pencernaan intraseluler.Sari makanan
kemudian diedarkan ke bagian tubuh lainnya secara difusi.Begitu pula untuk pengambilan oksigen
dan pembuangan karbondioksida secara difusi.Coelenterata memiliki sistem saraf sederhana yang
tersebar benrbentuk jala yang berfungsi mengendalikan gerakan dalam merespon rangsangan.
Sistem saraf terdapat pada mesoglea.Mesoglea adalah lapisan bukan sel yang terdapat diantara lapisan
epidermis dan gastrodermis.Gastrodermis tersusun dari bahan gelatin.
Tubuh Coelenterata yang berbentuk polip, terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan mulut.Mulut dikelilingi
oleh tentakel.Coelenterata yang berbetuk medusa tidak memiliki bagian kaki.Mulut berfungsi untuk
menelan makanan dan mengeluarkan sisa makanan
karena Coelenterata tidak memiliki anus.Tentakel berfungsi untuk menangkap mangsa dan
memasukan makanan ke dalam mulut.Pada permukaan tentakel terdapat sel-sel yang disebut knidosit
(knidosista) atau knidoblas.Setiap knidosit mengandung kapsul penyengat yang disebut nematokis
(nematosista).

*Cara hidup

Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa
menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat
Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut
secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan
tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang
di air.

*Reproduksi

Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas
tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.
Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan
oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh
Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.

*Klasifikasi
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya,
yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa:
1.Hydrozoa

Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk
polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah
Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip
dan medusa dalam siklus hidupnya.

2.Scyphozoa

Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa
medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya
berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil
menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
3.Anthozoa

Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang
berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip
Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara
berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi
seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan
turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan
ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada
koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta
perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari
polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).

*Peranan Coelenterata dalam Kehidupan Manusia

terumbu-karang

Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam
jenis hewan dan ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tingg terdapat di
Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di Australia.Dua puluh lima
persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga
indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan
ombak untuk mencengah pengikisan pantai.
Ester Natalia Dwi Jayanti Sinlay (X-7/13)

Antropoda

Arthropoda (filum Arthropoda) adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku.

Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan
jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal
Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta
termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.

Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di
Afrika Selatan.

A. Ciri-ciri Arthropoda

• - Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
• - Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin.
• - Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi untuk
mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.
• - Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung)
rongga tubuh.
• - Sistem pernafasan:
• Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat
bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
• - Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera.
• - Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata
tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst
(alat keseimbangan) pada Curstacea.
• - Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.
• - Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh).
Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda

• Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, Arthropoda dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu:


• 1. Kelas Crustacea (golongan udang).
• 2. Kelas Arachnida (golongan kalajengking dan laba-laba).
• 3. Kelas Myriapoda (golongan luwing).
• 4. Kelas Insecta (serangga).
Untuk dapat memahami klasifikasi Arthropoda secara menyeluruh, perhatikan bagan berikut
ini.

Hewan-hewan kelompok Arthropoda

Perbedaan dari masing-masing kelas akan dijelaskan berikut ini.

CIRI KELAS
• 1. Crustacea 2. Arachnida 3. Myriapoda 4. Insecta
• Tubuh a.Mempunyai rangka yang keras b.Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut

• Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut a. Chilopoda: kepala dan badan gepeng (dorso
ventra)
• b. Diplopoda : kepala dan badan silindris

• Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut)


• Kaki 1 pasang pada setiap segmen tubuh 4 pasang pada kepala - dada 1 pasang atau 2
pasang pada setiap ruas 3 pasang pada dada atau tidak ada
• Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2 pasang atau tidak ada
• Antena 2 pasang Tidak ada a. Chilopoda : 1 pasang dan panjang
• b. Diplopoda : 1 pasang dan pendek

• 1 pasang
• Organ Pernafasan Insang atau seluruh permukaan tubuh Paru-paru buku Trakea Trakea
• Tempat hidup Air tawar, air laut Di darat Di darat Di darat

1. Crustacea

• Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:

• a. Struktur Tubuh

• Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada
menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan
lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
• Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:1) 2 pasang antena
• 2) 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
• 3) 1 pasang maksilla
• 4) 1 pasang maksilliped
• Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan
makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen)
dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
Struktur tubuh Crustacea

b. Sistem Organ

• 1) Sistem Pencernaan
• Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat
pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan
esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki
kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen.
Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi
disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
• 2) Sistem Saraf
• Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat
indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk
(facet) yang bertangkai.
• 3) Sistem Peredaran Darah
• Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah
beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin,
melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.

• 4) Sistem Pernafasan
• Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh
sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
• 5) Alat Reproduksi
• Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah.
Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin
jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di
luar tubuh).

• Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang
dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda
mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi
(pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian
pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki
tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Struktur dalam Crustacea

c. Klasifikasi Crustacea
• 1) Entomostraca (udang tingkat rendah)
• Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
• a) Branchiopoda
• b) Ostracoda
• c) Copecoda
• d) Cirripedia

• 2) Malakostraca (udang tingkat tinggi)


• Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:
• a) Isopoda
• b) Stomatopoda
• c) Decapoda

• Entomostraca (udang tingkat rendah)


• Kelompok Entomostraca umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah
melayang-layang di dalam air dan merupakan makanan ikan.

• Adapun pembagian ordo yang termasuk Entomostraca antara lain :

• a) Branchiopoda
• Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
• Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton.
Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.

• b) Ostracoda
• Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
• Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan
antena.

• c) Copepoda
• Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
• Hidup di air laut dan air tawar, dan
• merupakan plankton dan parasit,
• segmentasi tubuhnya jelas.
d) Cirripedia

• Contoh: Lepas atau Bernakel, Sacculina.


• Tubuh dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup di
laut melekat pada batu atau benda lain.
• Cirripedia ada yang bersifat parasit
• Cara hidup Cirripedia beraneka ragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang
terdapat pada dasar kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau
mengapung di laut.
Bernakel
Malakostraca (udang tingkat tinggi)

• Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya
terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen).
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.

• a) Isopoda
• Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
• Contoh:
• - Onicus asellus (kutu perahu)
• - Limnoria lignorum
• Keduanya adalah pengerek kayu.
b) Stomatopoda
• Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
• Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang
mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua
segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
c) Decapoda (si kaki sepuluh)

• Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh
kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan
manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan
protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada
menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5
pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di
air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:

• - Udang
1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak
dibudidayakan.
2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan
payau.
3. Cambarus virilis (udang air tawar)
4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
5. Palaemon carcinus (udang sotong)
• - Ketam
1. Portunus sexdentatus (kepiting)
2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3. Parathelpusa maculata (yuyu)
4. Scylla serrata (kepiting)
5. Birgus latro (ketam kenari)
Kelompok Malakostraca

d) Peran Crustacea bagi Kehidupan Manusia

• Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
• 1) Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
• 2) Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
• Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
• 1) Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
• 2) Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
• 3) Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
ECHINODERMATA
BY ARIF RAHMAN HAKIM(X-7/06)

Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang
mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di
hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000
spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah.
Laut bisa bersih antara lain karena jasa Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa
hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan
pembersih laut/pantai. Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Mentimun laut
setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk; telur bulu babi dapat dimakan.
Echinodermata juga bisa merugikan, karena memakan tiram/kerang mutiara.
KLASIFIKASI :
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Animalia
Upakerajaan : Eumetazoa
Superfilum : Deuterostomia
Filum : Echinodermata

Ciri tubuh
Ciri tubuh Echinodermata meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti
tumbuhan.
Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut).

Struktur dan fungsi tubuh


Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang.Duri
berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa.Sistem saluran air dalam rongga
tubuhnya disebut ambulakral.Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur
keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral.Kaki ambulakral memiliki alat
isap.sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Sistem ekskresi tidak
ada.Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit.Sistem sirkulasi
belum berkembang baik.Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom.Sistem saraf
Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf.Echinodermata tidak memiliki
otak.Untuk reproduksi Echinodermata ada yang bersifat hermafrodit dan dioseus.
Cara hidup dan habitat
Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang, plankton, dan
organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam.
Reproduksi
Echinodermata bersifat dioseus bersaluran reproduksi sederhana.Fertilisasi berlangsung secara
eksternal.Zigot berkembang menjadi larva yang simetris bilateral bersilia.Hewan ini juga dapat
beregenerasi.
10. Pisces

Filum chordata dibagi menjadi dua subfilum, yaitu subfilum Protochordata dan subfilum Vertebrata
(Craniata). Dalam subbab ini kita hanya akan membahas subfilum vertebrata. Ditinjau dari segi
biologi, chordata terutama vertebrata memiliki peran yang penting. Dalam habitatnya chordata
merupakan anggota ekosistem yang sangat penting, dapat menjaga keseimbangan ekologis di berbagai
komunitas. Semua chordata berperan sebagai konsumen, mulai dari konsumen pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya. Bagi manusia, chordata merupakan kelompok hewan yang sangat dibutuhkan, di
antaranya sebagai sumber makanan, alat berburu, industri produk-produk berbahan kulit, objek
penelitian, atau sebagai alat transportasi.

Sejak lama kita mengenal istilah vertebrata. Sering kali istilah vertebrata dianggap lawan kata
invertebrata, kemudian vertebrata dianggap salah satu filum dari Kingdom Animalia. Kini kita sudah
mengetahui bahwa vertebrata merupakan subfilum dari Filum Chordata dan merupakan anggota
chordata yang memiliki tengkorak sehingga disebut kelompok Craniata (Cranium = tengkorak).

Vertebrata merupakan istilah yang berasal dari bagian notokorda yang diganti dengan ruas-ruas
kartilago atau tulang yang disebut vertebra. Vertebrata ini biasa disebut dengan tulang punggung.
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha),
memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata bermacam-macam,
dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik keras dan kering, berbulu, sampai
dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya mulai dari perairan sampai ke daratan. Kelamin
terpisah, tetapi ada yang hermafrodit. Fertilisasi internal atau eksternal, ovipar, ovovivipar, dan
vivipar. Vertebrata memiliki sistem saraf pusat yang berkembang baik, yaitu otak dan sumsum
belakang. Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan
memiliki dua pasang anggota tubuh. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata,
kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.

Kelas Cyclostomata (Agnatha)

Agnatha artinya tidak berahang. Ikan-ikan anggota Agnatha memang tidak berahang. Tidak ada
pasangan sirip. Beberapa jenis mempunyai sirip ekor dan sirip punggung. Mulut terletak di sebelah
ujung. Contohnya: belut laut (Lamprey, Petromyzon sp) dan ikan hantu (hagfish, Myxine sp). Agnatha
memiliki tujuh atau lebih celah insang. Notochord menetap seumur hidup. Otaknya sudah teratur
terdiri atas bagian-bagian seperti pada vertebrata tingkat tinggi. Kelamin terpisah atau hermafrodit.
Cara memperoleh makanan, yaitu dengan mengisap cairan tubuh mangsa. Terlebih dahulu mangsa
dilubangi dengan mulutnya. Agnatha hidup di air tawar atau air laut. Agnatha sudah memiliki alat
indra berupa lubang hidung tunggal, dua mata, telinga dalam, dan organ perasa. Pada tahap larva,
Agnatha memiliki gonad hermafrodit. Ketika dewasa menjadi kelenjar kelamin betina atau jantan, dan
menjadi hewan berumah dua (diesius). Fertilisasi secara internal.

Kelas Pisces

Pisces adalah kelompok ikan. Tidak asing bagi kita untuk mengenal kelompok ini. Tubuh ditutupi
sisik dengan berbagai tipe sisik, yaitu plakoid, sikloid, ctenoid (dibaca stenoid), dan ganoid. Dilihat
dari struktur morfologi dan anatomi, kelas Pisces dapat dibagi menjadi dua subkelas, yaitu subkelas
chondrichthyes dan subkelas osteichthyes.
Subkelas Chondrichthyes

Kita tidak asing lagi dengan ikan hiu, pari, ikan gergaji, dan ikan martil. Semuanya adalah anggota
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Berbeda dengan Agnatha, mulut Chondrichthyes terletak
di bagian ventral tubuh. Memiliki dua pasang sirip dan 5-7 celah insang. Pada sebagian
Chondrichthyes, notochord diganti oleh vertebra. Tubuh ditutupi dengan sisik tipe plakoid. Gurat sisi
berkembang baik. Telinga hanya di bagian dalam. Tidak ada telinga tengah atau telinga luar. Sirip
dada dan sirip perut berpasangan, sedangkan sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur tidak
berpasangan.

Chondrichthyes tidak memiliki gelembung renang. Ikan hiu mempunyai ciri, celah insang di tepi
tubuh, sedangkan ikan pari, celah insangnya di bagian bawah tubuh. Chondrichthyes memiliki
anggota jantan dan betina. Fertilisasi dapat secara eksternal ataupun internal. Ada yang ovipar, ada
pula yang ovovivipar.

Subkelas Osteichthyes

Kita juga tidak asing dengan belut, lele, kuda laut, dan ikan buntal. Semuanya adalah anggota
Osteichthyes. Osteichthyes berarti ikan bertulang sejati. Seluruh anggota Osteichthyes memiliki
rangka endoskeleton yang terbuat dari osteon (tulang keras/tulang sejati). Kulitnya bersisik dengan
tipe sisik sikloid, ctenoid, dan ganoid. Insangnya tertutup oleh operculum. Anggota Osteichthyes
biasanya memiliki gelembung renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Ada
yang hidup di air tawar, ada yang hidup di laut. Beberapa bahkan dapat hidup di darat untuk beberapa
waktu.

Osteichthyes melakukan reproduksi dengan cara fertilisasi eksternal. Telur dan sperma keluar dari
tubuh kemudian terjadi pembuahan. Semua Osteichthyes bersifat poikilothermal. Meskipun
penampilan morfologi hampir sama, ternyata anggota Osteichthyes memiliki banyak macam bentuk
dan macam adaptasi yang unik. Banyak anggota Osteichthyes begitu beragam akibat adaptasi,
misalnya belut, lele, kuda laut atau tangkur kuda, dan ikan buntal.

Di dalam ekosistemnya, ikan berperan sangat besar. Bagi manusia, ikan memiliki nilai ekonomi
tinggi, menjadi sumber makanan berkadar protein tinggi. Beberapa jenis ikan yang banyak
dikonsumsi manusia dan bernilai ekonomi, di antaranya ikan emas, gurame, lele, kerapu, tongkol,
sarden, tuna, dan bandeng. Banyak pula ikan bernilai ekonomi sebagai ikan hias dan peliharaan,
misalnya ikan arwana, louhan, koi, dan diskus

Ikan yang sehat adalah ikan yang terbebas dari penyakit, perubahan fisik dan bahan-bahan kimia yang
dapat merugikan manusia sebagai konsumen. iri-ciri ikan yang sehat adalah :

Organon-visus jernih dan cerah

Kulit sedikit berlendir

Gerak refleks baik

Gerakan lincah

Warna ikan cerah

Bagian ventral (perut) tubuh mendatar


Bagian cauda (ekor) horizontal atau terangkat ke atas

Pinna caudalis mengembang seperti kipas

Hanya dengan memperhatikan struktur insang ikan, kita sudah dapat menjelaskan hubungan antara
ikan dan lingkungan sebagai tempat hidupnya, yaitu air. Air bukanlah hanya air saja, tetapi juga
mengandung berbagai bahan kimia lain, apakah dalam bentuk yang larut atau dalam bentuk partikel.
Kualitas air ini sangat penting, tidak hanya untuk ikan tetapi juga untuk semua kehidupan yang ada
dalam perairan. (N. Zonneveld, E. A. Huisman, dan J. H. Boon.1991)

Kondisi  perairan  sangat  menentukan  kelimpahan  dan  penyebaran organisme  di  dalamnya,  akan 
tetapi  setiap  organisme  memiliki  kebutuhan  dan preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup
yang terkait dengan karakteristik lingkungannya.  Nikolsky  (1963)  menyatakan  bahwa  setidaknya 
ada  tiga  alasan utama  bagi ikan  untuk memilih tempat hidup yaitu 1)  yang sesuai dengan kondisi
tubuhnya,  2)  sumber  makanan yang banyak, 3) cocok  untuk  perkembangbiakan dan pemijahan.

Sifat perairan sebagai faktor utama yang mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup ikan
adalah:

1. Sifat fisik air; meliputi suhu,kecerahan, cahaya, suara, dan berat jenis air.

2. Sifat kimia air; meliputi pH, kadar oksigen terlarut, dan karbon dioksida bebas.

3. Sifat biologi air; meliputi produsen, konsumen, dan adanya hewan pengurai yang    berupa plankton
dan bakteri.

Ikan Gurame

Ikan gurame (Indonesian Goramy, Osphronemus goramy, Lac.) merupakan salah satu ikan asli
perairan Indonesia. Menurut Roese and Pauly (2008) ikan ini berasal dari kepulauan Sumatera, Jawa
dan Kalimantan sedangkan penyebarannya sudah meliputi Asia Tenggara, Cina dan India. Namun,
hasil penelitian sumber daya ikan ini sudah banyak diterbitkan di Amerika dan Eropa. Ikan ini dikenal
dengan berbagai nama daerah, diantaranya: gurame, gurami, gurameh atau kalui dan di masyarakat
dikenal beberapa varietas, antara lain: porselin, soang, blue safir, batu, jepun, paris, bastar, jalak, jali,
padang, galunggung dan lainnya.

Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu:

Gurame angsa (soang): badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8
kg, panjang 65 cm.

Gurame Jepang: badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan
berat kurang dari 4,5 kg.

Meskipun ada sebagian orang yang tidak mengetahui dengan pasti tempat asal ikan gurame, namun
dalam buku berjudul The Complete Aquarist’s Guide To Freshwater Tropical Fishes yang diedit john
Gilbert menyatakan bahwa ikan gurame (Oshpronemus gouramy) merupakan ikan asli dari Kepulauan
Sunda Besar. Ikan gurame disebutkan juga didistribusikan ke daerah Timur sebagai ikan lauk atau
ikan konsumsi.

Di alam aslinya ikan gurame termasuk jenis ikan yang mendiami daerah yang tenang dan tergenang.
Di perairan berarus deras seperti sungai jarang dijumpai ikan ini, sebaliknya di tempat-tempat
tergenang seperti rawa, situ, waduk, dan danau sering dijumpai ikan ini. Akan halnya kebiasaan
hidupnya yang lebih menyukai daerah tenang, bebas arus ini bisa dengan mudah dibuktikan di
kolaam-kolam peliharaan. Mereka menyukai kolam yang tidak banyak mengalami pergantian air dan
akan tumbuh cepat pada kolam dengan kondisi seperti itu. Dari gerakannya pun kita segera tahu,
kareena mereka lebih menyukai bergerak naik turun (daripada berenang horizontal), hal yang tidak
mungkin dilakukan pada sungai yang berarus deras.(Heru Susanto. 1991)

Klasifikasi Ikan Gurame:

Kingdom          : Animalia

Filum                : Chordata

Kelas               : Pisces

Ordo                : Anabantoidei

Sub ordo          : Labirinthici

Famili               : Anabantidae

Genus               : Oshpronemus

Spesies : Oshpronemus gouramy

Ikan Lele

Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin,
agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian
mulutnya. Lele secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di
Nusantara mempunyai banyak nama daerah, antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut
(Gayo dan Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi
Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Sedangkan nama ilmiah ikan
lele adalah Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada
kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.

Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip
punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor
menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan
mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong dilengkapi dengan empat pasang
sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri
tulang yang tajam pada sirip-sirip dadanya. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.

Klasifikasi Ikan Lele:

Kingdom          : Animalia

Filum                : Chordata

Sub filum          : Vertebrata


Kelas               : Pisces

Sub kelas         : Actinoptergii

Ordo                : Ostariophysi

Sub ordo          : Siluroidea

Famili               : Claridae

Genus               : Clarias

Spesies : Clarias sp.

Ikan Nila

Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1969,
dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan di beberapa waduk di
Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Nile Tilapia. Ikan nila merupakan pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan
aneka tumbuhan, sehingga ikan ini dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.

Klasifikasi Ikan Nila:

Kingdom          : Animalia

Filum                : Chordata

Kelas               : Osteichthyes

Sub kelas         : Acanthoptarigii

Ordo                : Pacomorphi

Sub ordo          : Parcoidea

Famili               : Cichlidan

Genus               : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

AMFIBI
By Rollaz Dodo P. (X-7/30)
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau
menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai
berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama,
berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di
daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
tubuh diselubungi kulit yang berlendir
merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara
jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu
menyelam
pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-
paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut
ketika menyelam
berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh
induknya (pembuahan eksternal).
Untuk lebih jelas ciri-ciri amfibi lihat tebel berikut:
Penutup tubuh kulit yang berlendir
dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di
Alat gerak
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
Alat pernapasan pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang
mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
Habitat air dan darat
tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah
Suhu tubuh
dingin/poikiloterm)
Peredaran
tertutup
darahnya
Alat Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans
penglihatan yang sangat berfungsi waktu menyelam
Berkembang dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya
biak (pembuahan eksternal)
Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

AVES

By M.Rizal Alfarizi (X-7/23)


Aves adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan
sayap..Salah satunya adalah burung. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri
yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar
8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di
Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

Klasifikasi :
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Upafilum: Vertebrata
(tidak termasuk) Archosauria
Kelas: Aves

Ciri-ciri Aves :
1. Badan dilindungi oleh bulu
2. Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera
3. Tulangnya relatif ringan
4. Hidup di darat sampai ketinggian kira-kira 6.000m
5. Bisa menetaap dan berimigrasi

Peranan Aves :
1. Daging dan telurnya menjadi sumber protein hewani.
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue
3. Membuka lapangan kerja
4. Untuk kesenangan, misalnya untuk dinikmati suaranya
5. Sebagai predator alami
6. Untuk bahan praktikum para siswa dan mahasiswa
7. Sebagai bahan industri,misalnya untuk bulu tangkis
8. Burung dilatih dan dilombakan

MAMALIA

by Achmad Mukhlisin (X-7/01)


SIMPULAN
Binatang menyusui atau mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh
adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya; adanya
rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas". Otak mengatur sistem peredaran darah,
termasuk jantung yang beruang empat. Mamalia terdiri lebih dari 5.000 genus, yang tersebar dalam
425 keluarga dan hingga 46 ordo, meskipun hal ini tergantung klasifikasi ilmiah yang dipakai.
Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek moyang monotremata
(seperti echidna) dan mamalia therian (berplasenta dan berkantung atau marsupial)
Klasifikasi :

Domain: Eukarya
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Upafilum: Vertebrata
Infrafilum: Gnathostomata
Superkelas: Tetrapoda (Tidak termasuk) Amniota
Kelas: Mammalia

Ciri ciri :

Mempunyai saraf tunjang.


Bertulang belakang.
Mempunyai jantung dengan 4 ruang.
Badan dilitupi oleh bulu.
Mempunyai cuping telinga.
Mempunyai kelenjar peluh.
Mamalia betina melahirkan dan menyusukan anak, kecuali mamalia yang sangat primitif seperti
Platypus dan sesetengah Tenggiling.
Bernafas melalui peparu.
Berdarah panas (suhu badan tetap).
Hewan memiliki ciri-ciri umum, antara lain merupakan organisme eukariota yang
multiseluler dan heterotof, memiliki jaringan yang terspesialisasi untuk fungsi-fungsi
tertentu, memiliki kemampuan lokomosi atau bergerak, memiliki renpons yang cepat
terhadap rangsang, dan umumnya berproduksi secara seksual.

Berdasarkan struktur tubuhnya, kingdom animalia dibagi menjadi sembilan filum


yaitu porifera, ceolentrata, platyhelmintesh, nematel mintes, annelida, molusca, arthopoda,
echinodermata, dan chordata.
Subfilum vertebrata dibagi menjadi dua superkelas, yaitu pisces dan tetrapoda.
Superkelas pisces terdiri atas tiga kelas, yaitu agnatha, kondrityes, ostheithyes.
Adapun superkelas tetrapoda memiliki empat kelas, yaitu amphibia, reptilia, aves, dan
mamalia.
SARAN/KRITIK, PENDAPAT DAN
SANGGAHAN
DAFTAR PUSTAKA

Kistinnah, Idun. 2009. Biologi Mahluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2008. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
www.wikipedia.com
www.perpustakan-online.org/animalia
www.blogger.com
http://gurumuda.com/bse/chordata

http://blog.unila.ac.id/wasetiawan

http://docstock.com/

Você também pode gostar