Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Animalia
Nama Anggota
Uswatun Hasanah
Sakinah Amani
Semoga makalah yang kami susun ini menjadi referensi bagi para
pembaca, dan dapat juga menambah wawasan para pembaca
Makalah kami ini kami susun secara interaktif dan tidak monoton,
agar mengurangi kebosanan dalam menikmati bacaan yang kami suguhkan
ini.
Penulis
ISI
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup
pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana
seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis
protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada
pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi
B. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak
vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif
(trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak
menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada
pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya.
Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada
jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti
Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa
protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang
keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini
sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari CaO 2 sehingga
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia
(kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat
gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina, yang bergerak
dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora, yang bergerak dengan silia dikelompokkan
ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat bergerak serat merupakan parasit hewan maupun
Mulai tahun 1980, oleh Commitee on Systematics and Evolution of the Society of
klasifikasi yang baru ini, Sarcodina dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok
Sarcomastigophora, dan Sporozoa karena anggotanya sangat beragam, maka dipecah menjadi
lima kelas.
kelompok Ciliophora antara lain genera Didinium, Tetrahymena, Paramaecium, dan Stentor.
Microspora. Genera Myxidium dan Kudoa adalah contoh anggota kelompok Myxospora.
C. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual. Secara aseksual protozoa
dapatmengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel (biner), tetapi pada Flagelata
pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada Ciliata secara transversal. Beberapa jenis
protozoa membelah diri menjadi banyak sel (schizogony). Pada pembelahan schizogony, inti
membelah beberapa kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.
Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami, dan sitogami.
Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu dapat mempunyai beberapa cara
aseksual di dalam sel inang manusia, tetapi dalam sel inang nyamuk dapat terjadi
Protozoa umumnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau
terpotong. Beberapa Ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10 % dari volume sel asli
D. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik,
dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.
Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara
pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk,
kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke
sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang
bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian
membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan,
sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah
yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip
mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian
dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
coelenterata
Karang yang ada di pantai tebentuk dari kerangka luar tubuh salah satu jenis coelenterata.Coelenterata
(dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah invertebrata yang memiliki rongga tubuh.Rongga
tubuh tersebut berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).Coeleanterata disebut juga Cnidaria
(dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang memiliki sel
penyengat.Sel penyengat terletak pada tentakel yang terdapat disekitar mulutnya.
Coelenterata memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks.Sel-sel Coelenterata sudah terorganisasi
membentuk jaringan dan fungsi dikoordinasi oleh saraf sederhana.
*Ciri tubuh
Ciri tubuh Coelenterata meliputi ukurang, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh:
*Cara hidup
Coelenterata hidup bebas secara heterotrof dengan memangsa plankton dan hewan kecil di air.Mangsa
menempel pada knodosit dan ditangkap oleh tentakel untuk dimasukkan kedalam mulut.Habitat
Coelenterata seluruhnya hidup di air, baik di laut maupun di air tawar.Sebagaian besar hidup dilaut
secara soliter atau berkoloni. Ada yang melekat pada bebatuan atau benda lain di dasar perairan dan
tidak dapat berpindah untuk bentuk polip, sedangkan bentuk medusa dapat bergerak bebas melayang
di air.
*Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan
pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata yang berbentuk polip.Tunas
tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh induknya sehingga membentuk koloni.
Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan
oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh
Coelenterata berbentuk polip yang membentuk gamet adalah hydra.
*Klasifikasi
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang dominan dalam siklus hidupnya,
yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa:
1.Hydrozoa
Hydrozoa (dalam bahasa yunani, hydro = air, zoa = hewan) sebagian besar memiliki pergiliran bentuk
polip dan medusa dalam siklus hidupnya.Hydrozoa dapat hidup soliter.Contoh Hydrozoa adalah
Hydra, Obelia, dan Physalia.
Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di laut.Obelia memiliki bentuk polip
dan medusa dalam siklus hidupnya.
2.Scyphozoa
Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa
medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur.Medusa umumnya
berukuran 2 – 40 cm.Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil
menghasilkan medusa secara aseksual.Contoh Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens.
3.Anthozoa
Anthozoa (dalam bahasa yunani, anthus = bunga, zoa = hewan) memiliki banyak tentakel yang
berwarna-warni seperti bunga.Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip.Polip
Anthozoa berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya.Hidupnya di laut dangkal secara
berkoloni.Anthozoa bereproduksi secara aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi
seksual menghasilkan gamet.
Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang), Acropora, Urticina (Anemon laut), dan
turbinaria.Koral hidup di air jernih dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan
ganggang.Ganggang memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada
koral.Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi ganggang serta
perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari
polip koral inilah yang membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
terumbu-karang
Coelenterata terutama kelas Anthozoa yaitu koral atau karang merupakan komponen utama
pembentuk ekosistem terumbu karang.Ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup beragam
jenis hewan dan ganggang.Keanekaragaman organisme terumbu karang yang paling tingg terdapat di
Asia Tenggara, dari Filipina dan Indonesia hinggaq Great Barier Reef di Australia.Dua puluh lima
persen ikan yang dikonsumsi manusia juga hidup pada ekosistem ini.Selain itu, terumbu karang sanga
indah sehingga dapat di jadikan objek wisata. Karang di pantai sangat bermanfaat sebagai penahan
ombak untuk mencengah pengikisan pantai.
Ester Natalia Dwi Jayanti Sinlay (X-7/13)
Antropoda
Arthropoda (filum Arthropoda) adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah
nama lain hewan berbuku-buku.
Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan
jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal
Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta
termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit.
Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda.
Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di
Afrika Selatan.
A. Ciri-ciri Arthropoda
• - Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
• - Bentuk tubuh bilateral simetris, triploblastik, terlindung oleh rangka luar dari kitin.
• - Alat pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang beradap- tasi untuk
mengunyah dan mengisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh.
• - Sistem peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah dorsal (punggung)
rongga tubuh.
• - Sistem pernafasan:
• Arthropoda yang hidup di air bernafas dengan insang, sedangkan yang hidup di darat
bernafas dengan paru-paru buku atau permukaan kulit dan trakea.
• - Sistem saraf berupa tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat indera.
• - Arthropoda memiliki alat indera seperti antena yang berfungsi sebagai alat peraba, mata
tunggal (ocellus) dan mata majemuk (facet), organ pendengaran (pada insecta) dan statocyst
(alat keseimbangan) pada Curstacea.
• - Alat eksresi berupa coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi.
• - Alat reproduksi, biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh).
Klasifikasi (penggolongan) Arthoproda
CIRI KELAS
• 1. Crustacea 2. Arachnida 3. Myriapoda 4. Insecta
• Tubuh a.Mempunyai rangka yang keras b.Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut
• Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut a. Chilopoda: kepala dan badan gepeng (dorso
ventra)
• b. Diplopoda : kepala dan badan silindris
• 1 pasang
• Organ Pernafasan Insang atau seluruh permukaan tubuh Paru-paru buku Trakea Trakea
• Tempat hidup Air tawar, air laut Di darat Di darat Di darat
1. Crustacea
• Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut:
• a. Struktur Tubuh
•
• Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada
menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan
lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
• Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:1) 2 pasang antena
• 2) 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya
• 3) 1 pasang maksilla
• 4) 1 pasang maksilliped
• Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan
makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen)
dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
Struktur tubuh Crustacea
b. Sistem Organ
• 1) Sistem Pencernaan
• Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alat
pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan
esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki
kelenjar pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi abdomen.
Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi
disebut kelenjar hijau yang terletak di dalam kepala.
• 2) Sistem Saraf
• Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan dengan alat
indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk
(facet) yang bertangkai.
• 3) Sistem Peredaran Darah
• Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah
beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin,
melainkan hemosianin yang daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
• 4) Sistem Pernafasan
• Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh
sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya.
• 5) Alat Reproduksi
• Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea rendah.
Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin
jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di
luar tubuh).
•
• Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang
dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang masih muda
mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan autotomi
(pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan memutuskan sebagian
pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya. Kemudian kaki
tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi.
Struktur dalam Crustacea
c. Klasifikasi Crustacea
• 1) Entomostraca (udang tingkat rendah)
• Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:
• a) Branchiopoda
• b) Ostracoda
• c) Copecoda
• d) Cirripedia
• a) Branchiopoda
• Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.
• Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton.
Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.
• b) Ostracoda
• Contoh: Cypris candida, Codona suburdana.
• Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan
antena.
• c) Copepoda
• Contoh: Argulus indicus, Cyclops.
• Hidup di air laut dan air tawar, dan
• merupakan plankton dan parasit,
• segmentasi tubuhnya jelas.
d) Cirripedia
• Hewan ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya
terdiri atas sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen).
Malakostraca dibagi menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.
• a) Isopoda
• Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.
• Contoh:
• - Onicus asellus (kutu perahu)
• - Limnoria lignorum
• Keduanya adalah pengerek kayu.
b) Stomatopoda
• Contoh: Squilla empusa (udang belalang).
• Hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna yang
mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapi dengan dua
segmen anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.
c) Decapoda (si kaki sepuluh)
• Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh
kaki dan merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan
manusia. Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan
protein. Contohnya adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada
menjadi satu (cephalothorax) yang ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5
pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di
air tawar, dan beberapa yang hidup di laut.
Beberapa contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:
• - Udang
1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan dan banyak
dibudidayakan.
2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup di air tawar dan
payau.
3. Cambarus virilis (udang air tawar)
4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak memiliki kaki catut.
5. Palaemon carcinus (udang sotong)
• - Ketam
1. Portunus sexdentatus (kepiting)
2. Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp.
3. Parathelpusa maculata (yuyu)
4. Scylla serrata (kepiting)
5. Birgus latro (ketam kenari)
Kelompok Malakostraca
• Jenis Crustacea yang menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain:
• 1) Sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.
• 2) Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda.
• Sedangkan beberapa Crustacea yang merugikan antara lain:
• 1) Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
• 2) Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
• 3) Merusak pematang sawah atau saluran irigasi misalnya ketam.
ECHINODERMATA
BY ARIF RAHMAN HAKIM(X-7/06)
Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah filum hewan laut yang
mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya. Kelompok hewan ini ditemukan di
hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000
spesies yang masih hidup dan 13.000 spesies yang sudah punah.
Laut bisa bersih antara lain karena jasa Echinodermata. Hewan ini adalah pemakan bangkai, sisa-sisa
hewan, dan kotoran hewan laut lainnya. Oleh karena itu hewan ini sering disebut sebagai hewan
pembersih laut/pantai. Echinodermata juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Mentimun laut
setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk; telur bulu babi dapat dimakan.
Echinodermata juga bisa merugikan, karena memakan tiram/kerang mutiara.
KLASIFIKASI :
Domain : Eukaryota
Kerajaan : Animalia
Upakerajaan : Eumetazoa
Superfilum : Deuterostomia
Filum : Echinodermata
Ciri tubuh
Ciri tubuh Echinodermata meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh
Ukuran dan bentuk tubuh
Bentuk tubuh Echinodermata ada yang seperti bintang, bulat, pipih, bulat memanjang, dan seperti
tumbuhan.
Tubuh terdiri dari bagian oral (yang memiliki mulut) dan Aboral (yang tidak memiliki mulut).
Filum chordata dibagi menjadi dua subfilum, yaitu subfilum Protochordata dan subfilum Vertebrata
(Craniata). Dalam subbab ini kita hanya akan membahas subfilum vertebrata. Ditinjau dari segi
biologi, chordata terutama vertebrata memiliki peran yang penting. Dalam habitatnya chordata
merupakan anggota ekosistem yang sangat penting, dapat menjaga keseimbangan ekologis di berbagai
komunitas. Semua chordata berperan sebagai konsumen, mulai dari konsumen pertama, kedua, ketiga,
dan seterusnya. Bagi manusia, chordata merupakan kelompok hewan yang sangat dibutuhkan, di
antaranya sebagai sumber makanan, alat berburu, industri produk-produk berbahan kulit, objek
penelitian, atau sebagai alat transportasi.
Sejak lama kita mengenal istilah vertebrata. Sering kali istilah vertebrata dianggap lawan kata
invertebrata, kemudian vertebrata dianggap salah satu filum dari Kingdom Animalia. Kini kita sudah
mengetahui bahwa vertebrata merupakan subfilum dari Filum Chordata dan merupakan anggota
chordata yang memiliki tengkorak sehingga disebut kelompok Craniata (Cranium = tengkorak).
Vertebrata merupakan istilah yang berasal dari bagian notokorda yang diganti dengan ruas-ruas
kartilago atau tulang yang disebut vertebra. Vertebrata ini biasa disebut dengan tulang punggung.
Vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki rahang dua pasang (kecuali Agnatha),
memiliki sepasang mata dan sepasang telinga. Penutup tubuh anggota vertebrata bermacam-macam,
dari penutup tubuh berupa kulit bersisik dan berlendir, bersisik keras dan kering, berbulu, sampai
dengan kulit tertutup rambut. Tempat hidupnya mulai dari perairan sampai ke daratan. Kelamin
terpisah, tetapi ada yang hermafrodit. Fertilisasi internal atau eksternal, ovipar, ovovivipar, dan
vivipar. Vertebrata memiliki sistem saraf pusat yang berkembang baik, yaitu otak dan sumsum
belakang. Semua vertebrata memiliki tulang atau rangka dalam tubuh (internal skeleton), dan
memiliki dua pasang anggota tubuh. Vertebrata terbagi menjadi enam kelas, yaitu kelas Cyclostomata,
kelas Pisces, Kelas Amfibi, kelas Reptilia, kelas Aves, dan kelas Mamalia.
Agnatha artinya tidak berahang. Ikan-ikan anggota Agnatha memang tidak berahang. Tidak ada
pasangan sirip. Beberapa jenis mempunyai sirip ekor dan sirip punggung. Mulut terletak di sebelah
ujung. Contohnya: belut laut (Lamprey, Petromyzon sp) dan ikan hantu (hagfish, Myxine sp). Agnatha
memiliki tujuh atau lebih celah insang. Notochord menetap seumur hidup. Otaknya sudah teratur
terdiri atas bagian-bagian seperti pada vertebrata tingkat tinggi. Kelamin terpisah atau hermafrodit.
Cara memperoleh makanan, yaitu dengan mengisap cairan tubuh mangsa. Terlebih dahulu mangsa
dilubangi dengan mulutnya. Agnatha hidup di air tawar atau air laut. Agnatha sudah memiliki alat
indra berupa lubang hidung tunggal, dua mata, telinga dalam, dan organ perasa. Pada tahap larva,
Agnatha memiliki gonad hermafrodit. Ketika dewasa menjadi kelenjar kelamin betina atau jantan, dan
menjadi hewan berumah dua (diesius). Fertilisasi secara internal.
Kelas Pisces
Pisces adalah kelompok ikan. Tidak asing bagi kita untuk mengenal kelompok ini. Tubuh ditutupi
sisik dengan berbagai tipe sisik, yaitu plakoid, sikloid, ctenoid (dibaca stenoid), dan ganoid. Dilihat
dari struktur morfologi dan anatomi, kelas Pisces dapat dibagi menjadi dua subkelas, yaitu subkelas
chondrichthyes dan subkelas osteichthyes.
Subkelas Chondrichthyes
Kita tidak asing lagi dengan ikan hiu, pari, ikan gergaji, dan ikan martil. Semuanya adalah anggota
Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan. Berbeda dengan Agnatha, mulut Chondrichthyes terletak
di bagian ventral tubuh. Memiliki dua pasang sirip dan 5-7 celah insang. Pada sebagian
Chondrichthyes, notochord diganti oleh vertebra. Tubuh ditutupi dengan sisik tipe plakoid. Gurat sisi
berkembang baik. Telinga hanya di bagian dalam. Tidak ada telinga tengah atau telinga luar. Sirip
dada dan sirip perut berpasangan, sedangkan sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur tidak
berpasangan.
Chondrichthyes tidak memiliki gelembung renang. Ikan hiu mempunyai ciri, celah insang di tepi
tubuh, sedangkan ikan pari, celah insangnya di bagian bawah tubuh. Chondrichthyes memiliki
anggota jantan dan betina. Fertilisasi dapat secara eksternal ataupun internal. Ada yang ovipar, ada
pula yang ovovivipar.
Subkelas Osteichthyes
Kita juga tidak asing dengan belut, lele, kuda laut, dan ikan buntal. Semuanya adalah anggota
Osteichthyes. Osteichthyes berarti ikan bertulang sejati. Seluruh anggota Osteichthyes memiliki
rangka endoskeleton yang terbuat dari osteon (tulang keras/tulang sejati). Kulitnya bersisik dengan
tipe sisik sikloid, ctenoid, dan ganoid. Insangnya tertutup oleh operculum. Anggota Osteichthyes
biasanya memiliki gelembung renang yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan faring. Ada
yang hidup di air tawar, ada yang hidup di laut. Beberapa bahkan dapat hidup di darat untuk beberapa
waktu.
Osteichthyes melakukan reproduksi dengan cara fertilisasi eksternal. Telur dan sperma keluar dari
tubuh kemudian terjadi pembuahan. Semua Osteichthyes bersifat poikilothermal. Meskipun
penampilan morfologi hampir sama, ternyata anggota Osteichthyes memiliki banyak macam bentuk
dan macam adaptasi yang unik. Banyak anggota Osteichthyes begitu beragam akibat adaptasi,
misalnya belut, lele, kuda laut atau tangkur kuda, dan ikan buntal.
Di dalam ekosistemnya, ikan berperan sangat besar. Bagi manusia, ikan memiliki nilai ekonomi
tinggi, menjadi sumber makanan berkadar protein tinggi. Beberapa jenis ikan yang banyak
dikonsumsi manusia dan bernilai ekonomi, di antaranya ikan emas, gurame, lele, kerapu, tongkol,
sarden, tuna, dan bandeng. Banyak pula ikan bernilai ekonomi sebagai ikan hias dan peliharaan,
misalnya ikan arwana, louhan, koi, dan diskus
Ikan yang sehat adalah ikan yang terbebas dari penyakit, perubahan fisik dan bahan-bahan kimia yang
dapat merugikan manusia sebagai konsumen. iri-ciri ikan yang sehat adalah :
Gerakan lincah
Hanya dengan memperhatikan struktur insang ikan, kita sudah dapat menjelaskan hubungan antara
ikan dan lingkungan sebagai tempat hidupnya, yaitu air. Air bukanlah hanya air saja, tetapi juga
mengandung berbagai bahan kimia lain, apakah dalam bentuk yang larut atau dalam bentuk partikel.
Kualitas air ini sangat penting, tidak hanya untuk ikan tetapi juga untuk semua kehidupan yang ada
dalam perairan. (N. Zonneveld, E. A. Huisman, dan J. H. Boon.1991)
Kondisi perairan sangat menentukan kelimpahan dan penyebaran organisme di dalamnya, akan
tetapi setiap organisme memiliki kebutuhan dan preferensi lingkungan yang berbeda untuk hidup
yang terkait dengan karakteristik lingkungannya. Nikolsky (1963) menyatakan bahwa setidaknya
ada tiga alasan utama bagi ikan untuk memilih tempat hidup yaitu 1) yang sesuai dengan kondisi
tubuhnya, 2) sumber makanan yang banyak, 3) cocok untuk perkembangbiakan dan pemijahan.
Sifat perairan sebagai faktor utama yang mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup ikan
adalah:
1. Sifat fisik air; meliputi suhu,kecerahan, cahaya, suara, dan berat jenis air.
2. Sifat kimia air; meliputi pH, kadar oksigen terlarut, dan karbon dioksida bebas.
3. Sifat biologi air; meliputi produsen, konsumen, dan adanya hewan pengurai yang berupa plankton
dan bakteri.
Ikan Gurame
Ikan gurame (Indonesian Goramy, Osphronemus goramy, Lac.) merupakan salah satu ikan asli
perairan Indonesia. Menurut Roese and Pauly (2008) ikan ini berasal dari kepulauan Sumatera, Jawa
dan Kalimantan sedangkan penyebarannya sudah meliputi Asia Tenggara, Cina dan India. Namun,
hasil penelitian sumber daya ikan ini sudah banyak diterbitkan di Amerika dan Eropa. Ikan ini dikenal
dengan berbagai nama daerah, diantaranya: gurame, gurami, gurameh atau kalui dan di masyarakat
dikenal beberapa varietas, antara lain: porselin, soang, blue safir, batu, jepun, paris, bastar, jalak, jali,
padang, galunggung dan lainnya.
Jenis ikan gurame yang dikenal masyarakat berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) yaitu:
Gurame angsa (soang): badan relatif panjang, sisik relatif lebar. Ukuran yang bisa dicapainya berat 8
kg, panjang 65 cm.
Gurame Jepang: badan relatif pendek dan sisik lebih kecil. Ukuran yang dicapai hanya 45 cm dengan
berat kurang dari 4,5 kg.
Meskipun ada sebagian orang yang tidak mengetahui dengan pasti tempat asal ikan gurame, namun
dalam buku berjudul The Complete Aquarist’s Guide To Freshwater Tropical Fishes yang diedit john
Gilbert menyatakan bahwa ikan gurame (Oshpronemus gouramy) merupakan ikan asli dari Kepulauan
Sunda Besar. Ikan gurame disebutkan juga didistribusikan ke daerah Timur sebagai ikan lauk atau
ikan konsumsi.
Di alam aslinya ikan gurame termasuk jenis ikan yang mendiami daerah yang tenang dan tergenang.
Di perairan berarus deras seperti sungai jarang dijumpai ikan ini, sebaliknya di tempat-tempat
tergenang seperti rawa, situ, waduk, dan danau sering dijumpai ikan ini. Akan halnya kebiasaan
hidupnya yang lebih menyukai daerah tenang, bebas arus ini bisa dengan mudah dibuktikan di
kolaam-kolam peliharaan. Mereka menyukai kolam yang tidak banyak mengalami pergantian air dan
akan tumbuh cepat pada kolam dengan kondisi seperti itu. Dari gerakannya pun kita segera tahu,
kareena mereka lebih menyukai bergerak naik turun (daripada berenang horizontal), hal yang tidak
mungkin dilakukan pada sungai yang berarus deras.(Heru Susanto. 1991)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Anabantoidei
Famili : Anabantidae
Genus : Oshpronemus
Ikan Lele
Ikan lele adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin,
agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian
mulutnya. Lele secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di
Nusantara mempunyai banyak nama daerah, antara lain: ikan kalang (Sumatra Barat), ikan maut
(Gayo dan Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi
Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia). Sedangkan nama ilmiah ikan
lele adalah Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada
kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.
Ikan-ikan marga Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip
punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor
menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan
mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong dilengkapi dengan empat pasang
sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat
pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri
tulang yang tajam pada sirip-sirip dadanya. Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari
makanan pada malam hari. Pada siang hari ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Ostariophysi
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Ikan Nila
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika pada tahun 1969,
dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar dan di beberapa waduk di
Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Nile Tilapia. Ikan nila merupakan pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan
aneka tumbuhan, sehingga ikan ini dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma air.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Pacomorphi
Famili : Cichlidan
Genus : Oreochromis
AMFIBI
By Rollaz Dodo P. (X-7/30)
Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang
(vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau
menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai
berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama,
berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di
daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.
Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Upafilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Amphibia
Amfibia mempunyai ciri-ciri:
tubuh diselubungi kulit yang berlendir
merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara
jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang
matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu
menyelam
pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-
paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut
ketika menyelam
berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh
induknya (pembuahan eksternal).
Untuk lebih jelas ciri-ciri amfibi lihat tebel berikut:
Penutup tubuh kulit yang berlendir
dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di
Alat gerak
antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.
pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
Alat pernapasan pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang
mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam.
Habitat air dan darat
tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah
Suhu tubuh
dingin/poikiloterm)
Peredaran
tertutup
darahnya
Alat Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans
penglihatan yang sangat berfungsi waktu menyelam
Berkembang dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya
biak (pembuahan eksternal)
Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
AVES
Klasifikasi :
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Upafilum: Vertebrata
(tidak termasuk) Archosauria
Kelas: Aves
Ciri-ciri Aves :
1. Badan dilindungi oleh bulu
2. Pada pangkal paruh terdapat tonjolan ke atas dari kulit lunak, disebut sera
3. Tulangnya relatif ringan
4. Hidup di darat sampai ketinggian kira-kira 6.000m
5. Bisa menetaap dan berimigrasi
Peranan Aves :
1. Daging dan telurnya menjadi sumber protein hewani.
2. Telur ayam dan itik untuk ramuan obat-obatan atau bahan membuat kue
3. Membuka lapangan kerja
4. Untuk kesenangan, misalnya untuk dinikmati suaranya
5. Sebagai predator alami
6. Untuk bahan praktikum para siswa dan mahasiswa
7. Sebagai bahan industri,misalnya untuk bulu tangkis
8. Burung dilatih dan dilombakan
MAMALIA
Domain: Eukarya
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Upafilum: Vertebrata
Infrafilum: Gnathostomata
Superkelas: Tetrapoda (Tidak termasuk) Amniota
Kelas: Mammalia
Ciri ciri :
Kistinnah, Idun. 2009. Biologi Mahluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2008. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri.
www.wikipedia.com
www.perpustakan-online.org/animalia
www.blogger.com
http://gurumuda.com/bse/chordata
http://blog.unila.ac.id/wasetiawan
http://docstock.com/