Você está na página 1de 21

ANGGARAN DASAR

Search And Rescue Kabupaten Maros


SAR MAROS

MUKADDIMAH

Negara Kesatuan Republik Indonesia selain memiliki sumber daya alam yang
berlimpah, juga memiliki sumber daya manusia yang sangat potensial untuk
diberdayakan dalam upaya mendukung pembangunan dan tugas-tugas kemanusiaan
yang berkelanjutan menuju cita-cita nasional.
Cita-cita nasional sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar
1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) maupun secara implisit di dalam butir-
butir Pancasila, yakni terwujudnya masyarakat yang adil, makmur, aman, sejahtera dan
memiliki hak-hak untuk turut menikmati hasil pembangunan tanpa batas-batas suku,
agama, ras maupun antara golongan (SARA) sebagai manifestasi dari perwujudan
kemerdekaan dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai azasi dan semangat persatuan
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemajemukan kultur dan tipologi masyarakat berbaur menjadi satu dalam ikatan
berbangsa dan bernegara dalam hamparan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas
serta untaian katulistiwa yang memperkaya khasanah alam Indonesia.
Kekayaan alam Indonesia, selain menjadi anugrah yang tiada ternilai juga
mengandung resiko rawan bencana. Ancaman berupa gempa bumi, tanah longsor,
banjir, berbagai musibah lainnya selain musibah lainnya selain musibah pelayaran dan
penerbangan, merupakan kehendak alam yang harus diantisipasi guna melindungi,
menciptakan rasa nyaman dan mengurangi resiko bagi seluruh makhluk.
Guna mewujudkan tujuan itu, adalah merupakan tugas dan tanggung jawab
seluruh bangsa Indonesia tan pa terkecuali oleh karena itu, dengan kesadaran dan
keyakinan yang tinggi, maka kami mengabdikan diri guna memberdayakan sumber
daya manusia dan lingkungan dalam suatu wadah yang bernama Search and Rescue-
Sulawesi yang disingkat SAR Sulawesi yang berkedudukan di Maros.

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama

Organisasi ini bernama Search and Resource Kabupaten Maros disingkat SAR
MAROS.
Pasal 2
Waktu

SAR Maros didirikan pada tanggal 13 April 2006 di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan–
Indonesia untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3
Kedudukan

SAR Maros berkedudukan di Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan – Indonesia.

BAB II
AZAS, LANDASAN, SIFAT DAN STATUS
Pasal 4
Azas

SAR Maros berasaskan Pancasila

Pasal 5
Landasan

Landasan Idiil : Pancasila dan UUD 1945


Landasan Konstitusional : Akte Notaris dan AD/ART SAR Maros
Landasan Operasional : GBHO SAR Maros

Pasal 6
Sifat

SAR Maros adalah organisasi sosial non pemerintah yang bergerak dibidang SAR,
pengembangan Sumber Daya Manusia serta pengabdian pada masyarakat dan
lingkungan.

Pasal 7
Status

SAR Maros adalah Lembaga Sosial yang statusnya independen.


BAB III
VISI DAN MISI
Pasal 8
Visi

Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan


SAR, SAR Maros mempunyai tugas pokok melaksanakan operasi SAR, menguatkan
dan mensosialisasikan fungsi dan peran SAR dengan cara mempromosikan
penyelenggaraan pembinaan dan pendidikan / latihan dan atau profesional dalam
sejumlah spesialisasi disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi SAR.

Pasal 9
Misi

1. Mencetak tenaga-tenaga SAR dari berbagai tingkat dan jenis ilmu pengetahuan
SAR yang siap untuk mengabdi kepada masyarakat dalam kancah pembangunan
nasional yang dilandasi oleh moral Pancasila.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi SAR
yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang beroleh penekanan dan
penanganan khusus seperti ilmu kegawatdaruratan.
3. Secara berkesinambungan menjaga dan meningkatkan pembinaan potensi
masyarakat di bidang SAR sehingga mereka dapat memanfaatkan potensi diri dan
lingkungannya secara berhasil guna dan berdaya guna.
4. Membentuk dan membina lembaga-lembaga SAR, sehingga mereka dapat
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi SAR untuk kepentingan masyarakat
luas.

BAB IV
KEGIATAN DAN USAHA-USAHA
Pasal 10

1. Operasi SAR
2. Siaga SAR
3. Pelatihan Search and Resource (SAR)
4. Pelatihan Kegiatan Alam Terbuka
5. Survey-survey dan penelitian
6. Ecotourisan
7. dan lain-lain
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 11

Keanggotaan SAR Maros terdiri dari :


1. Anggota Biasa
2. Anggota Luar Biasa
3. Anggota Kehormatan
4. Anggota Partisipan

BAB VI
KEKUASAAN
Pasal 12

Kekuasaan tertinggi organisasi ada pada Musyawarah Anggota SAR Maros

Pasal 13

Musyawarah Anggota SAR Maros terdiri dari :


1. Musyawarah Kerja
2. Musyawarah Istimewa
3. Musyawarah Luar Biasa

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 14

Struktur Organisasi SAR Maros terdiri dari :


1. Dewan Pelindung
2. Dewan Pembina / Penasehat
3. Dewan Perwakilan / Anggota
4. Dewan Pengurus
Pasal 15

Penyelenggara kegiatan organisasi adalah Dewan Pengurus yang dipimpin oleh


seorang Ketua.

BAB VIII
KEBENDAHARAAN
Pasal 16

Kebendaharaan SAR Maros terdiri dari :


1. Keuangan
1.1 Iuran anggota;
1.2 Hibah, Usaha dan Sumbangan;
1.3 Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
2. Harta Benda
2.1 Hibah, Usaha dan Sumbangan;
2.2 Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.

BAB IX
ATRIBUT
Pasal 17

Atribut Pokok SAR Maros terdiri dari :


1. Lambang / Logo;
2. Bendera;
3. Stempel

Atribut keanggotaan SAR Maros terdiri dari :


1. Kartu Anggota;
2. Pakaian
3. Slayer

BAB X
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 18

Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan melalui musyawarah kerja.


Pasal 19

Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan melalui suatu Musyawarah Luar Biasa.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20

Dengan berlakunya Anggaran Dasar ini, maka peraturan yang ada sebelumnya serta
ketentuan-ketentuan lain sepanjang telah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21

Hal-hal yang belum jelas dan belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan dijelaskan
dan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga serta peraturan lainnya sepanjang tidak
bertentangan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
SAR SULAWESI

BAB I

UMUM
Pasal 1

Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjelasan lebih lanjut dari Anggaran Dasar.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Status Keanggotaan

1. Anggota Biasa adalah orang / individu yang telah mengikuti prosesi khusus
penerimaan anggota biasa pada SAR Sulawesi dan disahkan melalui sebuah surat
keputusan.
2. Anggota luar biasa adalah orang / individu yang telah mengikuti prosesi khusus
penerimaan anggota luar biasa pada SAR Sulawesi. Yang bersangkutan diangkat
dan disahkan melalui sebuah surat keputusan atas dasar karena potensi yang
dimiliki namun berada di luar koma Makassar dimana SAR berkedudukan.
3. Anggota kehormatan adalah orang / individu yang telah mengikuti prosesi khusus
penerimaan anggota kehormatan SAR Sulawesi. Yang bersangkutan diangkat dan
disahkan melalui sebuah surat keputusan atas dasar karena berjasa telah
memberikan kontribusi, sumbangsih baik moril maupun materil dan aktif mengikuti
setiap kegiatan SAR Sulawesi.
4. Anggota Partisipan SAR Sulawesi adalah orang / individu yang dilibatkan dalam
kegiatan-kegiatan tertentu yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
5. Mekanisme pengangkatan anggota SAR Sulawesi akan diatur kemudian.

Pasal 3
Prosedur Menjadi Anggota

1. Untuk menjadi anggota biasa SAR Sulawesi, ditetapkan prosedur sebagai berikut
:
 Mengajukan permohonan kepada Dewan Pengurus
 Mengikuti seleksi dan dinyatakan lulus.
2. Untuk menjadi anggota luar biasa SAR Sulawesi, ditetapkan prosedur sebagai
berikut :
 Mengajukan permohonan kepada Dewan Pengurus
 Mengikuti seleksi dan dinyatakan lulus.
3. Untuk menjadi anggota kehormatan SAR Sulawesi, ditetapkan prosedur sebagai
berikut : Mengajukan memohon atau diminta oleh Dewan Pengurus atas dasar
kontribusi, sumbangsih baik moril maupun materil dan aktif mengikuti setiap kegiatan
SAR Sulawesi.
4. Untuk menjadi anggota partisipan SAR Sulawesi, ditetapkan prosedur sebagai
berikut : Mengajukan memohon atau diminta oleh Dewan Pengurus atas dasar
kebutuhan organisasi pada kegiatan-kegiatan tertentu.

Pasal 4
Kriteria / Syarat Menjadi Anggota

1. Untuk menjadi Anggota Biasa SAR Sulawesi, ditetapkan kriteria / syarat sebagai
berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Telah berusia minimal 17 tahun dan maksimal 40 tahun saat mengajukan
diri menjadi anggota;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Bersedia patuh dan setia terhadap ketentuan hukum dan peraturan-
peraturan lainnya yang berlaku dalam organisasi;
e. Bersedia menjaga dan mempertahankan kehormatan serta memiliki
keterikatan secara lahir dan batin terhadap organisasi;
f. Berdomisili di dalam kota Makassar dan sekitarnya;
g. Bersedia menyokong perbendaharaan organisasi;
h. Bersedia mendukung dan menyukseskan tujuan, usaha dan program
organisasi.
2. Untuk menjadi anggota Luar Biasa SAR Sulawesi, ditetapkan kriteria / syarat
sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Telah berusia minimal 17 tahun dan maksimal 40 tahun saat mengajukan
diri menjadi anggota;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Bersedia patuh dan setia terhadap ketentuan hukum dan peraturan-
peraturan lainnya yang berlaku dalam organisasi;
e. Bersedia menjaga dan mempertahankan kehormatan serta memiliki
keterikatan secara lahir dan batin terhadap organisasi;
f. Berdomisili di luar kota Makassar;
g. Bersedia menyokong perbendaharaan organisasi;
h. Bersedia mendukung dan menyukseskan tujuan, usaha dan program
organisasi.
3. Untuk menjadi Anggota Kehormatan SAR Sulawesi, ditetapkan kriteria / syarat
sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Telah berusia minimal 17 tahun saat mengajukan diri menjadi anggota;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Bersedia patuh dan setia terhadap ketentuan hukum dan peraturan-
peraturan lainnya yang berlaku dalam organisasi;
e. Bersedia menjaga dan mempertahankan kehormatan serta memiliki
keterikatan secara lahir dan batin terhadap organisasi;
f. Bersedia menyokong perbendaharaan organisasi;
g. Bersedia mendukung dan menyukseskan tujuan, usaha dan program
organisasi.
4. Untuk menjadi Anggota Partisipan SAR Sulawesi, ditetapkan kriteria / syarat
sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Telah berusia minimal 17 tahun saat mengajukan diri menjadi anggota;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Bersedia patuh dan setia terhadap ketentuan hukum dan peraturan-
peraturan lainnya yang berlaku dalam organisasi;
e. Bersedia menjaga dan mempertahankan kehormatan serta memiliki
keterikatan secara lahir dan batin terhadap organisasi;
f. Bersedia menyokong perbendaharaan organisasi;
g. Bersedia mendukung dan menyukseskan tujuan, usaha dan program
organisasi.

Pasal 5
Hak-Hak Anggota

1. Hak-hak Anggota Biasa SAR Sulawesi adalah :


a. Hak bicara dan hak suara;
b. Hak untuk dipilih dan memilih menjadi Ketua Dewan Pengurus;
c. Hak untuk dipilih dan memilih menjadi Dewan Perwakilan Anggota;
d. Hak untuk mengikuti atau turut serta dalam setiap kegiatan organisasi;
e. Hak untuk melakukan pembelaan diri dari ancaman pemberian sanksi.
2. Hak-hak anggota Luar Biasa SAR Sulawesi adalah :
a. Hak bicara;
b. Hak memilih;
c. Hak untuk mengikuti atau turut serta dalam setiap kegiatan organisasi;
d. Hak untuk melakukan pembelaan diri dari ancaman pemberian sanksi.
3. Hak-hak Anggota Kehormatan SAR Sulawesi adalah :
a. Hak bicara;
b. Hak untuk mengikuti atau turut serta dalam setiap kegiatan organisasi;
c. Hak untuk melakukan pembelaan diri dari ancaman pemberian sanksi.
4. Hak-hak Anggota Partisipan SAR Sulawesi adalah :
Hak bicara ketika sedang berstatus sebagai Anggota Partisipan.
Pasal 6

Hak-hak keanggotaan SAR Sulawesi tidak dapat diwakilkan kepada orang lain dengan
alasan dan cara apapun.

Pasal 7
Kewajiban Anggota

Setiap anggota SAR Sulawesi berkewajiban untuk :


1. Menaati dan mematuhi AD / ART serta peraturan-peraturan lain yang berlaku
dalam organisasi.
2. Memelihara dan menjaga nama baik serta kehormatan organisasi
3. Melaksanakan tugas dan kewajiban yang dibebankan
4. Menyokong perbendaharaan organisasi.

Pasal 8
Berakhirnya Keanggotaan

1. Keanggotaan SAR Sulawesi berakhir karena :


a. Meninggal dunia;
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. Diberhentikan / dipecat;
2. Pencabutan status sebagai anggota SAR Sulawesi dilakukan melalui sidang
untuk itu ditetapkan melalui Surat Keputusan;
3. Mekanisme pelaksanaan pencabutan status keanggotaan akan diatur dalam
peraturan tersendiri.

BAB III
SANKSI-SANKSI
Pasal 9

1. Anggota SAR Sulawesi yang melanggar AD/ART serta peraturan-peraturan


lainnya yang berlaku dalam organisasi dapat dikenakan sanksi.
2. Sanksi kepada anggota dapat berupa :
 Peringatan tertulis;
Peringatan tertulis kepada anggota diberikan oleh Dewan Pengurus dengan
menyampaikan tindakan tersebut kepada Dewan Perwakilan Anggota, Dewan
Pembina / Penasehat dan Dewan Pelindung sebagai tembusan;
 Skorsing
Skorsing kepada anggota diberikan oleh Dewan Pengurus dengan
menyampaikan tindakan keputusan tersebut kepada Dewan Perwakilan Anggota,
Dewan Pembina / Penasehat dan Dewan Pelindung sebagai tembusan;
 Diberhentikan / dipecat
Pemberhentian / pemecatan kepada anggota diberikan oleh Dewan Pengurus
dengan menyampaikan tindakan keputusan tersebut kepada Dewan Perwakilan
Anggota, Dewan Pembina / Penasehat dan Dewan Pelindung sebagai tembusan;
3. Mekanisme pemberian sanksi akan diatur dalam peraturan tersendiri.

Pasal 10
Pembelaan Diri

1. Anggota Biasa, Anggota Luar Biasa dan Anggota Kehormatan yang akan
dikenakan sanksi berhak untuk mengadakan pembelaan diri melalui sidang yang
khusus diadakan untuk itu.
2. Mekanisme pembelaan diri akan diatur dalam peraturan tersendiri.

BAB IV
MUSYAWARAH ANGGOTA
Pasal 11
Quorum Musyawarah Anggota

1. Musyawarah anggota dianggap sah apabila memenuhi quorum 2/3 dari jumlah
Anggota Biasa;
2. Apabila ketentuan pada ayat (1) tidak terpenuhi maka sidang dapat ditunda 1 x
15 menit;
3. Apabila ketentuan pada ayat (2) tidak terpenuhi maka sidang dapat dilanjutkan
dan dianggap sah.

Pasal 12
Musyawarah Kerja

1. Musyawarah Kerja adalah forum tertinggi pemegang kekuasaan organisasi;


2. Musyawarah Kerja berwenang untuk :
a. Mengubah atau menyempurnakan AD/ART;
b. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi;
c. Menetapkan rekomendasi;
d. Memberhentikan, memilih serta menetapkan ketua Dewan Pengurus;
e. Memberhentikan, memilih serta menetapkan Dewan Perwakilan Anggota;
f. Menetapkan program kerja;
g. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
3. Musyawarah Kerja diadakan sekali dalam 3 tahun kecuali organisasi dalam
keadaan tidak menentu;
4. Pelaksanaan Musyawarah Kerja adalah Dewan Pengurus atas rekomendasi
Dewan Perwakilan Anggota.

Pasal 13
Musyawarah Istimewa

1. Musyawarah Istimewa adalah forum setingkat Musyawarah Kerja;


2. Musyawarah Istimewa diadakan apabila organisasi dalam keadaan tidak
menentu;
3. Musyawarah Istimewa diadakan atas keputusan Rapat Anggota;
4. Pelaksanaan Musyawarah Istimewa adalah Dewan Perwakilan Anggota atau
Dewan Pengurus.

Pasal 14
Musyawarah Luar Biasa

1. Musyawarah Luar Biasa adalah setingkat Musyawarah Kerja yang khusus


diadakan untuk pembubaran organisasi;
2. Musyawarah Luar Biasa diadakan atas kesepakatan bersama minimal 2/3 jumlah
Dewan Pendiri dan minimal 2/3 jumlah anggota;
3. Pelaksana Musyawarah Luar Biasa adalah Dewan Pendiri.

Pasal 15

Mekanisme pelaksanaan Musyawarah Luar Biasa akan diatur dalam peraturan


tersendiri.

BAB V
DEWAN PENDIRI
Pasal 16

Dewan Pendiri adalah orang atau individu yang mendirikan SAR Sulawesi yaitu :
1. Patarai, S.Sos
2. Mismayal Khaerat
3. Kasmawati, S.Pi
4. Asnal
5. Irma
6. Ardi Alimuddin
7. Nuraeni
8. Silfandy Sulherdianto
9. Faisal Jumalang
10. Imbung Multazim
11. Luthfi
12. Muh. Jasman
13. Hasriani

BAB VI
DEWAN PELINDUNG
Pasal 17

1. Dewan Pelindung adalah unsur pejabat tinggi di daerah dan pusat yang berkaitan
dengan kegiatan SAR;
2. Dewan Pelindung diadakan untuk memberikan perlindungan kepada organisasi;
3. Kedudukan sebagai Dewan Pelindung bersifat fungsional terhadap jabatan
masing-masing;
4. Dewan Pelindung ditunjuk oleh Dewan Pengurus bersama Dewan Perwakilan
Anggota.

BAB VII
DEWAN PEMBINA / PENASEHAT
Pasal 18

1. Dewan Pembina / Penasehat adalah orang yang diangkat karena kemampuan,


dan kepeduliannya terhadap kegiatan SAR Sulawesi;
2. Dewan Pembina / Penasehat diadakan untuk memberikan pembinaan / nasehat
demi pengembangan SAR Sulawesi;
3. Keanggotaan Dewan Pembina / Penasehat dapat ditinjau kembali sekali dalam
satu tahun;
4. Dewan Pembina / Penasehat dipilih oleh Dewan Pengurus bersama Dewan
Perwakilan Anggota serta disahkan melalui surat keputusan.

Pasal 19

Wewenang Dewan Pembina / Penasehat adalah :


1. Menghadiri forum-forum resmi organisasi;
2. Mengajukan pertanyaan baik lisan maupun tertulis kepada Dewan Pengurus
sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi organisasi.

BAB VIII
DEWAN PERWAKILAN ANGGOTA
Pasal 20
Keanggotaan

1. Anggota Dewan Perwakilan Anggota terdiri dari tiga orang :


2. Syarat-syarat untuk menjadi Anggota Dewan Perwakilan Anggota adalah sebagai
berikut :
a. Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi
b. Berstatus sebagai anggota Biasa
3. Anggota Dewan Perwakilan Anggota dipilih oleh peserta Musyawarah Istimewa.
4. Mekanisme pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Anggota akan diatur dalam
peraturan tersendiri.

Pasal 21
Struktur Kerja

1. Struktur Kerja Dewan Perwakilan Anggota terdiri dari :


a. Ketua / Anggota
b. Sekretaris / Anggora
c. Anggota
2. Dewan Perwakilan Anggota merupakan satu kesatuan

Pasal 22
Wewenang dan Kekuasaan

1. Mengajukan saran, usul, pertimbangan kepada Dewan Pengurus;


2. Mengajukan rancangan peraturan organisasi berdasarkan aspirasi anggota;
3. Membahas rancangan peraturan organisasi yang diajukan Dewan Pengurus;
4. Mengadakan evaluasi terhadap program kerja Dewan Pengurus;
5. Bersama Dewan Pengurus melaksanakan sidang-sidang yang berkaitan dengan
penunjukan Dewan Pelindung, Dewan Pembina / Penasehat, pemberian sanksi
serta pencabutan status keanggotaan;
6. Mengajukan mosi tidak percaya terhadap kinerja Dewan Pengurus.
Pasal 23
Pengesahan

Keanggotaan Dewan Perwakilan Anggota ditetapkan oleh Musyawarah Kerja atau


Musyawarah Istimewa dan disahkan melalui surat keputusan.

Pasal 24
Penggantian Anggota

1. Penggantian Anggota Dewan Perwakilan Anggota dapat dilakukan apabila :


a. Berhalangan tetap;
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri;
c. Diberhentikan.
2. Penggantian Anggota Dewan Perwakilan Anggota dilaksanakan melalui
Musyawarah Istimewa.
3. Mekanisme penggantian Anggota Dewan Perwakilan Anggota akan diatur dalam
peraturan tersendiri.

BAB IX
DEWAN PENGURUS
Pasal 25
Umum

1. Dewan Pengurus adalah penyelenggara kegiatan sehari-hari baik ke dalam


maupun ke luar organisasi;
2. Dalam menjalankan fungsinya Dewan Pengurus dipimpin oleh seorang ketua;
3. Yang dapat menjadi Dewan Pengurus adalah Anggota Biasa;
4. Ketua Dewan Pengurus dipilih dan ditetapkan melalui Musyawarah Kerja atau
Musyawarah Istimewa.
5. Dewan Pengurus bertanggungjawab kepada anggota melalui Musyawarah Kerja
atau Musyawarah Istimewa.

Pasal 26
Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Dewan Pengurus terdiri dari :


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Ketua-ketua Bidang
2. Untuk melaksanakan tugas-tugas yang bersifat khusus Dewan Pengurus dapat
membentuk lembaga non struktural.

Pasal 27
Masa Kepengurusan

1. Masa jabatan Ketua Dewan Pengurus adalah tiga tahun sejak tanggal
ditetapkannya oleh Musyawarah Kerja;
2. Periode kepengurusan Dewan Pengurus mengikuti masa jabatan Ketua Dewan
Pengurus.
3. Jabatan Ketua Dewan Pengurus dapat dijabat lebih dari satu kali masa
kepengurusan.

Pasal 28
Wewenang dan Kekuasaan

1. Mengajukan rancangan peraturan organisasi;


2. Membuat peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kebutuhan organisasi;
3. Mengadakan hubungan dengan pihak-pihak lain guna kepentingan organisasi;
4. Melaksanakan usaha dan upaya dalam rangka mencapai tujuan dan
pengembangan organisasi.
5. Bersama Dewan Perwakilan anggota melaksanakan sidang-sidang yang
berkaitan dengan penunjukan Dewan Pelindung, Dewan Pembina / Penasehat,
pemberian sanksi serta pencabutan status keanggotaan.

Pasal 29
Kewajiban Dewan Pengurus

1. Melaksanakan AD/ART serta peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dalam


organisasi;
2. Melaksanakan Garis-garis Besar Haluan Organisasi;
3. Melaksanakan program kerja organisasi
4. Memperhatikan pendapat, saran dan usul dari anggota;
5. Memperhatikan pendapat, saran dan usul dari Dewan Perwakilan Anggota;
6. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya pembinaan
dan pengembangan organisasi.

Pasal 30
Evaluasi dan Pertanggungjawaban

1. Evaluasi program kerja Dewan Pengurus dilaksanakan setiap empat bulan sekali;
2. Rapat evaluasi dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Anggota;
3. Rapat Evaluasi bersifat terbuka bagi seluruh anggota;
4. Pertanggungjawaban Ketua Dewan Pengurus dilaksanakan pada akhir masa
kepengurusan melalui Musyawarah Kerja atau Musyawarah Istimewa;
5. Laporan Evaluasi dan laporan pertanggungjawaban disampaikan secara lisan
dan tulisan;
6. Berkas laporan evaluasi dan laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada
Dewan Perwakilan Anggota, Dewan Pembina / Penasehat dan Dewan Pelindung
sebagai tembusan.

Pasal 31
Hak dan Kedudukan Ketua

1. Ketua Dewan Pengurus adalah penanggung jawab organisasi ;


2. Hak-hak istimewa Ketua Dewan Pengurus :
a. Memilih dan memberhentikan kepengurusan Dewan Pengurus;
b. Mewakili organisasi, baik ke dalam maupun ke luar;
c. Membuat kebijakan-kebijakan organisasi;
d. Memberikan mandat sebagai pejabat sementara Ketua Dewan Pengurus
kepada Anggota Dewan Pengurus yang lain.
3. Setiap pelaksanaan hak-hak istimewa Ketua Dewan Pengurus adalah bertujuan
untuk melindungi kepentingan organisasi.

Pasal 32
Kriteria dan Syarat Ketua

1. Untuk menjadi Ketua Dewan Pengurus ditetapkan kriteria sebagai berikut :


a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berstatus sebagai Anggota Biasa;
c. Warga Negara Indonesia;
d. Jujur dan bertanggungjawab;
e. Berkelakuan baik serta memiliki integritas;
f. Memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi;
g. Mampu bekerjasama serta bewawasan luas.
2. Untuk menjadi Ketua Dewan Pengurus ditetapkan System sebagai berikut :
a. Bersedia untuk tidak meninggalkan posko dalam waktu tiga puluh hari
berturut-turut, kecuali untuk kegiatan organisasi dan keluarga;
b. Tidak sedang dan akan menjabat sebagai pengurus inti pada organisasi
lain.
3. Selain ketentuan sebagaimana diatur dalam ayat (1) dan (2) di atas kriteria dan
syarat lain dapat diberlakukan sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.

Pasal 33
Mekanisme Pemilihan

Mekanisme pemilihan Ketua Dewan Pengurus akan diatur dalam peraturan tersendiri
berdasarkan kesepakatan peserta Musyawarah Kerja atau Musyawarah Istimewa.

BAB X
RAPAT DAN SIDANG
Pasal 34
Rapat-Rapat

1. Jenis-jenis rapat
1.1 Rapat Evaluasi yaitu rapat yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Anggota
setiap empat bulan sekali guna mengevaluasi pelaksanaan program kerja
Dewan Pengurus;
1.2 Rapat Anggota yaitu rapat yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Anggota
atau Dewan Pengurus atas kondisi organisasi yang tidak menentu;
1.3 Rapat Dengar Pendapat yaitu rapat yang diadakan oleh Dewan Perwakilan
Anggota guna dengar pendapat dengan Dewan Pengurus;
1.4 Rapat Koordinasi yaitu rapat yang diadakan oleh Dewan Pengurus guna
mengkoordinasikan suatu kegiatan organisasi kepada pihak ;
1.5 Rapat Koordinasi yaitu rapat yang diadakan oleh Dewan Pengurus guna
menyatukan visi dan misi dalam pelaksanaan organisasi.
2. Mekanisme pelaksanaan rapat-rapat akan diatur dalam peraturan tersendiri

Pasal 35
Sidang-sidang

1. Sidang Paripurna yaitu sidang yang dihadiri oleh Dewan Pengurus dan Dewan
Perwakilan Anggota yang dilaksanakan untuk :
a. Memilih Dewan Pelindung, Dewan Pembina / Penasehat dan
Pengangkatan Anggota Kehormatan;
b. Mendengarkan pembelaan diri dari anggota yang diancam pemberian
sanksi;
c. Menjatuhkan sanksi kepada anggota;
d. Membuat keputusan-keputusan penting yang tidak menjadi kewenangan
dari Dewan Pengurus dan Dewan Perwakilan Anggota;
2. Sidang pleno yaitu forum pengambil keputusan tertinggi dari Musyawarah
Anggota.

Pasal 36

Selain dapat dan sidang sebagaimana diatur dalam pasal 34 dan pasal 35, Dewan
Pengurus dan Dewan Perwakilan Anggota dapat melakukan rapat atau sidang lainnya
sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.

BAB XI
KEUANGAN
Pasal 27

Besarnya iuran anggota ditetapkan oleh Dewan Pengurus setelah mendapat


persetujuan dari Dewan Perwakilan Anggota.

Pasal 38
Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan dilaksanakan oleh Bendahara Dewan


Pengurus;
Laporan keuangan organisasi dilaksanakan setiap empat bulan sekali dan disampaikan.
Kepada Dewan Perwakilan Anggota, Dewan Pembina / Penasehat dan Dewan
Pelindung sebagai Tembusan.

BAB XIII
LAMBANG, PAKAIAN DAN BENDERA
Pasal 39

A. Lambang :
Penjelasan lambang SAR Sulawesi adalah :

1. Filosofi Logo
Logo SAR Sulawesi adalah lingkaran berwarna hijau yang dilatarbelakangi
lingkaran berwarna biru, ditengahnya terdapat gambar empat penjuru mata angin
berwarna orange dan pulau Sulawesi berwarna hijau dengan tulisan Search and
Rescue Sulawesi sepanjang lingkaran merupakan simbolisasi bahwa SAR
Sulawesi akan membawa suatu harapan menuju masa depan Indonesia
khususnya Sulawesi di bidang SAR yang lebih baik.

2. Makna Logo
- Simbol lingkaran melambangkan suatu ikatan kebersamaan
- Warna hijau pada peta pulau Sulawesi merupakan refleksi dari
warna daratan dan pegunungan sedangkan warna biru merupakan refleksi
dari warna perairan sehingga secara keseluruhan dapat diartikan sebagai
suatu kondisi sebuah pulau yang dikelilingi oleh hamparan perairan.
- Warna orange pada gambar arah mata angin merefleksikan
perlunya sebuah ketegasan dalam pengambilan sebuah keputusan tanpa
harus mengabaikan kecepatan dan ketepatan yang merupakan target dalam
sebuah operasi SAR.
- Garis hitam yang mempertegas lingkaran merupakan simbol akan
perlunya batasan-batasan dalam upaya mensosialisasikan fungsi dan peran
SAR tanpa harus mengabaikan tugas pokok serta harus tetap berada dalam
koridor sosialisme dan profesionalisme.
Ketentuan mengenai logo diatur lebih lanjut dalam pedoman administrasi.

B. Pakaian
Pakaian Organisasi SAR Sulawesi terdiri atas :
1. Pakaian Dinas Harian (PDH) berwarna ungu dengan celana / rok hitam
yang dipadukan dengan sepatu warna hitam.
2. Pakaian Dinas Lapangan (PDL) berwarna orange yang bertuliskan SAR
Sulawesi dengan celana warna hitam yang dipadukan dengan sepatu warna
hitam.

Pasal 40
Bendera

Bendera organisasi terdiri atas dua yaitu bendera Merah Putih dan bendera SAR
Sulawesi yang berkain warna hitam yang didalamnya terdapat logo SAR Sulawesi.

BAB XIII
PERUABAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 41

Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah


Kerja.
BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 42

Dengan berlakunya Anggaran Rumah Tangga ini, maka peraturan yang ada
sebelumnya serta ketentuan-ketentuan lain sepanjang telah diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB XV
PENUTUP
Pasal 43

1. Hal-hal yang belum jelas dan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan
dijelaskan lebih lanjut.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Você também pode gostar