Você está na página 1de 7

Hal:4.

55

BAB V
KEKAKUAN DAN DISTRIBUSI BEBAN

1. Definisi kekakuan

Kekakuan (k) adalah besar gaya yang diperlukan untuk merubah bentuk benda sebesar
satu satuan tertentu.
Pada benda yang perubahan bentuknya arah memanjang, misalnya pegas (lihat gambar
berikut) maka kekakuannya arah memanjang, misalnya dengan satuan kekakuan (k):
N/mm. Satuan tersebut, artinya ialah pegas akan berubah panjang sebesar 1 mm apabila
diberikan gaya aksial (tarik/tekan) sebesar k N.
L mm

Kekakuan suatu pegas disebut besar jika


diperlukan gaya aksial besar untuk
mengubah panjang pegas sebesar satu
mm.
Kekakuan suatu pegas disebut kecil jika
hanya diperlukan gaya aksial kecil
untuk memperpendek panjang pegas
sebesar satu mm.
k (N) k (N)

kekakuan pegas = k (N/mm)


1 (mm)

Pegas (per)

Suatu bentuk pegas yang lain adalah bentuk balok sendi rol, seperti gambar berikut :

P (N)

Kekakuan : k = P/d (N/mm) d (mm)


(a) Pegas berbentuk balok sendi-rol

(b) Pegas balok diperkuat dengan balok tambahan, untuk memperbesar


kekakuan

Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004


Hal:4.56

CONTOH 5.1.

Sebuah balok kayu lebar 40 mm, tinggi 60 mm, panjang 2 meter, digunakan sebagai
pegas dengan posisi seperti balok sendi rol dengan beban di tengah bentang. Hitunglah
kekakuan batang tersebut, jika diketahui bahwa Ekayu = 104 MPa.

P
1m 1m

Penyelesaian :
3
Momen inersia balok : I = (1/12).b.h
d = (1/12).40.603 = 720.000 mm4
Menurut butir 4 di halaman 3.48. diperoleh besar lendutan ditengah balok :
d = (1/48).P.L3 / (EI)
= (1/48).P.20003 / (104.7,2.105)
= 2,315.10-2.P mm
Kekakuan balok :
k=P/d
= P / (2,315.10-2.P)
= 43,2 N/mm
Jadi, nilai kekakuan balok sebagai pegas : k = 43,2 N/mm

CONTOH 5.2.

Sebuah balok kayu lebar 40 mm, tinggi 60 mm, panjang 2 meter, digunakan sebagai
pegas dengan posisi seperti balok kantilever dengan beban di ujung. Hitunglah kekakuan
batang tersebut, jika diketahui bahwa Ekayu = 104 MPa.

2m
P

Penyelesaian :
Momen inersia balok : I = (1/12).b.h3 = (1/12).40.603 = 720.000 mm4
Menurut butir 1 di halaman 3.48. diperoleh besar lendutan di ujung kantilever :
d = (1/3).P.L3 / (EI)
= (1/3).P.20003 / (104.7,2.105)
= 0,37 P mm
Kekakuan balok :
k=P/d
= P / (0,37.P)
= 2,7 N/mm
Jadi, nilai kekakuan kantilever tersebut : k = 2,7 N/mm
Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004
Hal:4.57

2. Kekakuan kolom
P P P

d/2
EI h EI P P

h/2

(a) Kolom kantilever (b) Kolom jepit-jepit (c) Setengah kolom

Kekakuan kolom kantilever dapat dihitung nilai kekakuannya dengan menggunakan


rumus 1) di halaman 3.40., yaitu :
d/2 = (1/3).P.(1/2.h)3 / (EI)
d/2 = ( P (1/8) . h3 ) / (3.E.I)
d/2 = ( P . h3 ) / (24.E.I )
d = ( P . h3 ) / ( 12.E.I )
maka nilai kekakuan :
k = P/d
k = 12.EI / h3

3. Hubungan kekakuan dan distribusi beban

Kekakuan balok pada suatu rangkaian struktur dapat dipakai untuk menetapkan faktor
distribusi dalam mendistribusikan beban ke elemen-elemen strukturnya. Suatu beban
didistribusikan ke elemen-elemen struktur sebanding dengan kekakuan masing-
masing elemen-elemen struktur tersebut.

Ditinjau dua balok dengan ukuran penampang sama besar yang dibentangkan secara
silang seperti gambar berikut.

Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004


Hal:4.58

L2/2
P

L1/2 L1/2

L2/2

Beban P ditahan oleh balok 1 dan balok 2 secara bersama-sama. Misalnya balok 1
menahan P1 dan balok 2 menahan P2, dimana P1 + P2 = P .
Di tengah-tengah balok mengalami lendutan akibat beban titik P. Lendutan balok 1
sebesar d1 dan lendutan balok 2 sebesar d2 .
Menurut butir 4 di halaman 3.48. diperoleh besar lendutan ditengah balok :
d1 = (1/48).P1.L13 / (EI)
d2 = (1/48).P2.L23 / (EI)
Karena balok menjadi satu di tengah bentang, maka lendutan d 1 sama dengan d2 .
sehingga :
d1 = d2
(1/48).P1.L13 / (EI) = (1/48).P2.L23 / (EI)
P1.L13 = P2.L23
atau :
P1 L23
---- = ------
P2 L13

Dari rumus kekakuan diketahui bahwa kekakuan masing-masing balok adalah :


k1 = P 1 / d1
dimana :
d1 = (1/48).P1.L13 / (EI)
sehingga :
k1 = P1 / { (1/48).P1.L13 / (EI) }
= 48 EI / L13
atau
L13 = 48 EI / k1
dengan cara sama diperoleh juga :
L23 = 48 EI / k2

Terlihat bahwa nilai kekakuan balok berbanding terbalik panjang balok pangkat tiga.
Dengan demikian persamaan di atas, yaitu :
P1 L23
---- = ------
P2 L13

Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004


Hal:4.59

Dapat diubah menjadi :


P1 k1
----- = -----
P2 k2
Atau dengan kata lain :
Masing-masing balok menahan beban P sebanding dengan nilai
kekakuannya.

CONTOH 5.3.
Dua balok kayu disusun seperti tergambar di bawah ini. Apabila pada titik E diberikan
beban P hitunglah bagian beban yang ditahan balok AB dan bagian beban yang ditahan
balok CD ! Diketahui : Dimensi balok kayu 40 mm x 60 mm, panjang balok AB 2 m dan
panjang balok CD 4 m. Modulus elastis kayu E = 104 MPa.

P 1m 60 mm

1m B 40 mm
2m 2m Penampang kayu

E
C D

Penyelesaian :
Momen inersia balok : I = (1/12).b.h3 = (1/12).40.603 = 720.000 mm4
Menurut butir 4 di halaman 3.48. diperoleh besar lendutan di tengah balok :
Batang AB :
dab = (1/48).Pab .Lab3 / (EI)
= (1/48).Pab.20003 / (104.7,2.105)
= 2,315.10-2.Pab mm
Batang CD :
dcd = (1/48).Pcd.Lcd3 / (EI)
= (1/48).Pcd.40003 / (104.7,2.105)
= 1,852.10-1.Pcd mm
Kekakuan balok :
Batang AB :
kab = Pab / dab
= Pab / (2,315.10-2.Pab)
= 43,197 N/mm
Batang CD :
kcd = Pcd / dcd
= Pcd / (1,852.10-1.Pcd)
= 5,4 N/mm
Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004
Hal:4.60

Besar beban yang ditahan masing-masing balok :


43,197
Pab = ------------------- . P = 0,89.P
43,197 + 5,4
5,4
Pcd = -------------------- . P = 0,11.P
43,197 + 5,4

Karena kekakuan balok AB 8 kali lebih besar daripada balok CD, maka balok AB
menahan 8 kali lebih besar daripada balok CD.

CONTOH 5.4.

Struktur terdiri 3 kolom dan satu balok yang kaku sekali seperti gambar berikut. Bila
diketahui bahwa :
a) panjang kolom L sama besar
b) (EI)kolom 2 = (EI)kolom 3 = 2 x (EI)kolom 1

Hitunglah gaya geser masing-masing kolom dan reaksi horisontal A,B, dan C

Penyelesaian :

h
(EI)1 (EI)2 (EI)3

A B C

Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004


Hal:4.61

Akibat beban horisontal P maka balok bergeser ke kanan sebesar d mm. Bila balok tidak
berubah panjang, maka ujung atas kolom-kolom bergeser sama besar, masing-masing
sebesar d mm.

Kekakuan masing-masing kolom sebesar :

k1 = 1/24. EI1/ h3

k2 = 1/24. EI2/ h3

k3 = (1/24) x (EI3/ h3)

karena : EI2 = EI3 = 2 x EI1


maka : k1 : k2 : k3 = 1 : 2 : 2
dan : (P1/d) : P2/d) : (P3 /d) = P1 : P2 : P3 = 1 : 2 : 2
namun karena :
P1 + P 2 + P 3 = P

maka : P1 = (1/5) P ; P2 = (2/5) P ; P3 = (2/5) P


serta : Ra = (1/5) P ; Rb = (2/5) P ; Rc = (2/5) P

P Balok dianggap kaku sekali

(1/5) P (2/5) P (2/5) P

h
(EI)1 (EI)2 (EI)3

Ra Rb Rc
A B C

Gaya geser pada kolom-kolom dan reaksi horisontal fondasi.

Karena kekakuan kolom 2 dan 3 sebesar 2 kali lebih besar daripada kolom 1, maka
kolom 2 dan 3 menahan 2 kali lebih besar daripada kolom 1.

Analisis Struktur IV Jurusan Teknik Sipil FT UGM 2004

Você também pode gostar