Você está na página 1de 6

KONSEP DOMINASI EKOLOGI MANUSIA

A. Ilmu Lingkungan
a. Ilmu Lingkungan (ekologi)
Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh yang meliputi
unsur-unsur penting seperti tanah, air dan udara.[1] Dan ilmu lingkungan
mengintegrasikan pelbagai ilmu yang mempelajari hubungan antara jasad hidup
(termasuk manusia) dengan lingkungan.[2] Semua disiplin ilmu yang membahas tentang
jasad hidup, bisa dimasukkan ke dalam ilmu lingkungan. Misalnya sosiologi, Kesehatan
Masyarakat, Geografi, Ekonomi, Meteorologi, Hidrologi, bahkan pertanian, perhutanan,
perikanan dan peternakan.
Ilmu Lingkungan dapat juga dianggap sebagai titik pertemuan Ilmu Murni dan Ilmu
Terapan. Dalam ungkapan lain dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan pada hakikatnya
adalah ekologi (ilmu murni yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap
makhluk hidup), yang menerangkan berbagai asas dan konsepnya kepada masalah yang
lebih luas, yang menyangkut pula hubungan manusia dengan lingkungannya.
b. Ekologi sebagai dasar Ilmu Lingkungan
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ilmu
lingkungan terdapt beberapa istilah yang saling berkaitan membentuk suatu interaksi
antara lingkungan dan organism yang ada di dalamnya.
1. Individu
Suatu satuan struktur yang membangun suatu kehidupan dalam bentuk makhluk.
Misalnya dalam sebuah kebun kita temukan berbagai macam tumbuhan. Seperti pohon
sawu, pohon mangga, semut, rumput dan sebagainya.[3]
2. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu sebuah spesies yang mempunyai potensi untuk
berbiak silang antar satu individu dengan individu lain. Populasi dipandang sebagai suatu
sistem yang dinamis daripada gejala individu yang selalu melakukan hubungan.
3. Komunitas
Beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang
bersamaan disebut komunitas, misalnya populasi semut, populasi kutu daun dan pohon
tempat mereka hidup membentuk suatu komunitas.
4. Ekosistem
Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas adalah ekosisitem. Dalam
tingkat ini tidak hanya tumbuhan tetapi seluruh spesies yang mempunyai silkus dalam
sisitem tersebut dan saling berhubungan baik, termasuk juga energy matahari yang
berfungsi sebagai energy dalam ekosistem.

B. Manusia
Manusia merupakan makhluk dominan secara ekologik karena memiliki sifat-sifat
anatomi serta mentalnya, sifat-sifat itulah yang menyebabkan manusia dapat
berkompetensi dan berhasil dengan baik mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Dengan
demikian, ia dapat memberi pengaruh besar terhadap lingkungannya serta organisme
lainnuya dalam ekosistem.[4] Kemampuan ini diperoleh dari keunggulan manusia atas
makhluk lain terdiri dari dua faktor berupa:
Karakteristik Fisik dan Karakteristik Mental
1. Karakteristik fisik yang bersifat anatomis (sikap tubuh, tangan)
Proporsi imbangan kaki dan tangan manusia yang lebih panjang pada kaki
memungkinkan manusia berdiri tegak, memberikan posisi nyaman bagi punggung, leher,
dan keleluasaan gerak tangan ibu jari manusia yang leluasa digerakkan ke berbagai arah,
dan empat jari tangan lainnya, kondisi ini memungkinkan manusia lebih bebas
melakukan berbagai aktivitas.[5]
Manusia selain bersifat herbivora, juga bersifat karnivora, dan predator. Otak manusia
besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Otak bagian depan yang merupakan
pusat pikiran lebih besar dan kompleks jika dibandingkan dengan primata lainnya.
2. Karakteristik mental (pola berfikir)
Manusia memiliki rasa ingin tahu yang tidak terbatas, hal ini memicu terbentuknya
inovasi secara berkesinambungan terutama terhadap berbagai aspek yang menyangkut
kenyamanan dan kebutuhan hidupnya.
3. Penglihatan tiga dimensi
Pola pandang tiga dimensi memungkinkan manusia menghasilkan alat dengan
perspektif lebih baik, manusia mampu menakar jarak dan ruang. Manusia mampu
menikmati lebih banyak “persepsi warna” dibanding makhluk hidup lainnya, sehingga
mampu mengidentifikasi benda dengan mudah dan tepat.
a. Peran penting manusia terhadap lingkungan hidupnya
1. Manusia Sebagai Organisme yang Dominan Secara Ekologik
Manusia penting karena mereka merupakan makhluk hidup yang dominan secara
ekologik. Maksudnya, organisme dikatakan secara ekologik jika: [6]
a. Manusia dapat berkompetensi secara lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
terutama dalam hal makanan jika dibandingkan dengan makhluk lain dalam suatu
ekosistem, dan
b. Manusia mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan tempat
hidupnya, atau terhadap organisme yang lain.
2. Manusia Sebagai Makhluk Pembuat Alat[7]
Manusia menjadi dominan dalam ekosistem berkat kemampuannya membuat dan
menggunakan alat.
Penggunaan api memungkinkan manusia menguasai daerah yang lebih luas jika
dibandingkan dengan jumlah populasi manusia. Dengan kata lain dominan mereka tidak
tergantung dari jumlahnya.
Manusia juga merupakan organisme yang membudidayakan makanannya. Perubahan
cara hidup dari pengumpulan makanan jadi penanaman serta pemetik hasil tanaman
merupakan suatu pencapaian yang mempunyai dampak ekologi yang luas.
3. Manusia Sebagai Makhluk Perampok
Manusia dikenal sebagai makhluk mengeksploitasi ekosistem yang hebat. Ia dapat
memanfaatkan baik ekosistem darat maupun ekosistem air. Sejak semula manusia
mengeksploitasi ekosistem tidak hanya untuk makanan, tetapi tetapi juga untuk keperluan
lain seperti pakaian dan rumah. Sejak itu kebutuhan akan bahan organik untuk obat-
obatan, papan, serat, dan lain-lain meningkat.
4. Manusia Sebagai Penyebab Evolusi
Perkembangan pengetahuan dan ketrampilan teknis mengakibatkan manusia muncul
sebagai makhluk hidup dominan secara ekologik. Selain itu ia merupakan penyebab
utama dalam proses evolusi organik.[8] Evolusi alamiah berlangsung sangat lambat, tetapi
perusakan alam oleh manusia baik yang dilakukan tidak sengaja maupun yang disengaja
telah mempercepat evolusi organik. Akibatnya, ada jenis-jenis organisme yang
jumlahnya sudah sangat kurang sampai batas sukar untuk dipulihkan kembali, bahkan ada
yang telah punah. Disamping itu, ada jenis-jenis yang justru meningkat jumlahnya, ada
jenis yang varietasnya bertambah. Semuanya itu disebabkan oleh intervensi manusia.
5. Manusia Sebagai Makhluk Pengotor
Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang mengotori lingkungannya. Hewan
membuang kotoran yang berupa faces yang dapat di uraikan untuk didaur ulang karena
terdiri dari zat organik. Selain faces manusia juga membuang kotoran organik yang
penguraiannya lambat sekali, kotoran bahan sintetik dan juga racun. Semua ini akan
mencemari lingkungan.
Bahan buangan berbentuk padat ada juga yang dapat dihancurkan secara biologic,
seperti makanan sisa; ada yang tidak dapat dihancurkan secara biologic, seperti: kertas,
besi, gelas, dan plastik.
Bahan buangan berbentuk gas merupakan polutan yang paling banyak dihasilkan
sebagai kotoraan dari kawasan industry, misalnya CO, CO2, hidrokarbon, belerang
dioksida. Sumbernya ialah pembakaran sampah rumah tangga, industri mobil.[9]
b. Dampak positive dan negative terkait peran penting manusia terhadap lingkungan
hidupnya
Dengan ilmu dan teknologi, kemampuan manusia untuk mengubah lingkungan
semakin besar. Mulailah manusia melepaskan diri dari ketergantunagn pada alam
sekitarnya. Dia merasa bahwa alam diciptakan untuk manusia, oleh karena itu alam
haruslah ditaklukkan untuk kepentingannya. Di lain pihak kemajuan dalam bidang
kebudayaan telah pula menambah kebutuhan manusia. Mencari makan bukan hanya
sekedar penawar lapar, berpakaian bukan hanya sekedar untuk melindungi tubuh dari
panas dan dingin melainkan ingin menikmatinya, ingin yang indah-indah. Alat rumah
tangga makin bermacam-macam semua ini diciptakan demi kesenangan manusia.
Digalinya berbagai jenis tambang, dibangunnya berbagai bendungan pusat tenaga listrik
untuk memudahkan hidup manusia.
Pendek kata intervensi manusia terhadap lingkungan, terhadap ekosistem semakin
dalam dan rumit, semua itu demi kesenangannya. Makin tinggilah kualitas lingkungan
bagi dirinya, karena iitu jumlahnya pun makin terus meningkat. Terlihat bahwa populasi
manusia yang makin berkembang dengan pesat ini, didampingi perubahan lingkungan
yang terus menerus, akhirnya perlu mendapatkan perhatian dan tindakan bersama yang
terencana dan terkoodinir sehingga janganlah sampai menjurus ke arah yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup manusia sendiri.
c. Solusi terhadap permasalahan terkait pemanfaatan sumbe daya alam yang
berbasisi ekosistem (Pembudidayaan terumbu karang dengan barang-barang
rongsokan).
Laut sebagai ekosistem terbesar di dunia yang memiliki banyak manfaat, hal itu
masih perlu pelesterian dan pemeliharaan. Pelestarian itu tidak hanya dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di laut tapi juga dengan menjaga
ekosistemnya. Namun karena ulah manusia banyak ekosistem di laut yang rusak hanya
untuk memenuhi kebutuhan mereka tanpa ada usaha untuk melestarikannya, disamping
itu juga manusia adalah mahkluk yang memproduksi alat untuk mempermudah pekerjaan
mereka seperti kapal sebagai alat transportasi laut.
Seiring dengan kemajuan teknologi manusia tidak hanya membuat kapal untuk alat
transportasi saja bahkan untuk keperluan perang dan menangkap ikan. Semakin banyak
kapal baru yang diprouksi maka semakin banyak juga kapal yang akan di biarkan atau
tidak dimanfaatkan.
Dunia laut lebih indah dibandingkan daratan seperti halnya berbagai macam jenis
ikan dan terumbu karang. Manusia sebagai peran terpenting dalam silkus ekosistem yang
pastinya juga memberi kerusakan terbesar. Mereka dengan seenaknya sendiri mengambil
dan merusak karang hanya untuk kesenangan semata.
Dari sini dapat ditawarkan sebuah solusi untuk memecahkan masalah itu,
menggunakan kapal-kapal yang sudah tidak digunakan dengan cara menenggelamkan
kapal-kapal yang sudah tidak dimanfaatkan (rongsokan) dengan tujuan untuk
menciptakan ekosistem baru yakni terumbu karang sebagai rumah bagi ikan-ikan di laut.

KESIMPULAN
Dalam ilmu lingkungan hal-hal yang akan dibahas adalah : individu, populasi,
komunitas dan ekosistem di mana diantara seuanya saling berkaitan. Dalam diri manusia
terdapat bebrapa kelebihan yang tidak dimiliki makhluk hidup lain. Manusia juga
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan. Jika manusia bisa merawat
lingkungan maka lingkungan itu bisa tetap baik dan jika manusia hanya bisa mengambil
keuntungan dari lingkungan tanpa berusaha untuk merawatnya dan bahkan hanya bisa
merusak, maka lingkungan itu akan semakin lama semakin hancur.
makalah ini ditulis oleh ahmad marzuki, afrijal muhammad fauzi, ahmad ridani,
aina ainul inayah, ainul kamal rofiqi dan ani zaidatun ni'mah guna memenuhi tugas
mata kuliah ilmu alamiah dasar (IAD).

DAFTAR PUSTAKA

http//Definisi Lingkungan Hidup « Ukas Danaria’s Blog.htm

http//Pengertian-Lingkungan.html

Jasin, Masoeri, 1995, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sarjana, Teysar Adi, 2009, Handout Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar, Semarang:

UNDIP

Você também pode gostar