Você está na página 1de 16

KETERANGAN UMUM

Nama : Ny T
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Cimindi

Nama Penanggungjawab : Tn. U


Usia : 35 thn
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Suami

Masuk rumah sakit : 3 Mei 2011


Tanggal pemeriksaan :
Dikirim oleh : Datang sendiri

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Perdarahan jalan lahir


Anamnesis Khusus :
G3P2A0, merasa hamil 6 bulan mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir sejak 30
menit SMRS, banyak membasahi kain yang dipakai ibu. (tidak memakai pembalut). Ini
merupakan pendarahan kali kedua, pendarahan pertama terjadi 1 bulan SMRS, pada usia
kehamilan 5 bulan, tetapi belum pernah diperiksa.
Mules-mules yang semakin sering dan bertambah kuat belum dirasakan ibu. Ibu juga
mengeluh nyeri perut yang tidak terlalu kuat pada bagian perut bawah.. Keluhan tidak disertai
keluar air-air, ataupun lendir bercampur darah. Gerakan anak masih dirasakan ibu. Tidak ada
riwayat terjatuh ataupun riwayat operasi Caesar sebelumnya. Tidak ada riwayat melakukan
hubungan dengan suami sebelum terjadi pendarahan. Karena keluhannya, ibu berobat ke RS
Cibabat.

Riwayat obstetri:
I. Bidan, aterm, spontan, ♂, 7 tahun, hidup
II. Bidan, aterm ,spontan, ♂ 4 bulan, hidup
III. Hamil ini

1
Riwayat menikah:
♀: 23 tahun, SD, IRT
♂: 26 tahun, SD, Buruh

HPHT: 17/10/10
TP:24/ 7/ 11
Siklus: 28-30 hari, lama haid 4-5 hari.
Kontrasepsi: pil sejak akhir tahun 2006 sampai dengan September 2010.
Berhenti karena ingin punya anak.
Pemeriksaaan kehamilan: 5 x di bidan.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 °C

B. Status Generalis
Kepala : Tidak ada deformitas
Konjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Leher : KGB tak teraba membesar
JVP tidak meningkat
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Paru-paru : VBS kanan = kiri
Ronkhi -/- ; Wheezing -/-
Jantung : Batas kiri jantung LMCS
S1, S2 normal; Bunyi murni reguler
Abdomen : Cembung
Hepar/Lien sulit dinilai
Bising usus (+), normal

2
Ekstremitas : Edema (-/-)
Varises (-/-)
Reflex patella (+/+)

C. Status Obsterikus
Inspeksi
Abdomen : Membesar, striae gravidarum (+)

Palpasi
1. Tinggi fundus uteri : 27 cm diatas simfisis pubis
2. Lingkar perut : 91 cm
3. Gerak anak : (+)
4. Leopold I : Teraba bantalan lunak, kurang bulat, kurang melenting
Leopold II : Teraba tahanan besar disebelah kiri ibu dan bagian-
bagian kecil di kanan ibu
Leopold III : Teraba bagian keras, bulat melenting dan masih bisa
digoyang-goyangkan.
Leopold IV : Kepala konvergen

His : (-)

BJA : 140-144x /menit regular (terdengar bunyi jantung anak pada sisi kiri perut ibu
sebelah bawah pusat)

Pemeriksaan Inspekulo:
Tidak dilakukan

Perabaan fornices:
Tidak dilakukan

Pemeriksaan dalam :
Tidak dilakukan

3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG: Plasenta previa totalis, letak kepala. Usia kehamilan 28 minggu

PEMERIKSAAN LABORATARIUM
Hb : 11.6 g/dL
Lekosit : 8.900/ mm3
Trombosit : 263.000/ mm3

DIAGNOSIS
G3P2A0 gravida 28 minggu perdarahan antepartum ec placenta previa totalis

TERAPI
Rawat Ekspektatif
 Observasi KU, TNRS, BJA, HIS, perdarahan
 Infus : RL 20 gtt/mnt
 Medikamentosa:
- Dexamethasone 2 x 5 mg i.m
- Nifedipine 3x20mg
- Cefadroxil 2x 500 mg p.o
- SF 1x1 tab

X. PROGNOSIS
Ibu
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam

Anak
Quo ad vitam : dubia ad bonam

4
5
PEMBAHASAN

1. Mengapa pada pasien ini didiagnosa pendarahan antepartum e.c plasenta previa?
Yang dimaksud dengan perdarahan antepartum ialah perdarahan pada trimester terakhir
dari kehamilan. Penyebab utama perdarahan antepartum, yaitu: solusio plasenta,
plasenta previa.

Tabel 1 : Perbandingan perdarahan akibat plasenta previa dengan solusio plasenta


Plasenta Previa Solusio plasenta
1. Tanpa nyeri Nyeri
2. Kurang gelisah Agitasi
3. Abdomen lembut Abdomen tegang/nyeri tekan
4.Letak dan presentasi anak abnormal Letak dan presentasi anak normal
5. CTG bisa dalam keadaan normal CTG abnormal
6. Defek koagulasi lambat Defek koagulasi segera
7. Perdarahan post-coitus Tidak ada pendarahan post-coitus

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala 1, 2, 3, dan 7. Akan
tetapi pada pemeriksaan fisik tidak dilakukan pemeriksaan in-spekulo atau perabaan
fornises yang penting untuk menyingkirkan kelainan serviks (polip, erosi, atau
karsinoma) dan solusio plasenta.
2. Apakah faktor risiko terjadinya plasenta previa dalam kasus ini?

Antara faktor risiko terjadinya plasenta previa adalah:

a. Usia lanjut (usia di atas 35 tahun)


b. Multiparitas (angka partus di atas 5)
c. Riwayat persalinan Cesarean
d. Merokok
e. Riwayat aborsi
f. Perluasan area implantasi plasenta seperti yang terdapat pada kasus kehamilan
kembar, eritoblastosis, diabetes mellitus.
g. Mioma uteri
h. Curettage yang berulang-ulang

6
Pada kasus ini tidak didapatkan mana-mana faktor risiko seperti yang disebutkan di atas

3. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?


Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2 golongan:
a. Terminasi – kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi pendarahan yang
membawa maut, misalnya kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturien
dan anak mati dengan cara pervaginam atau seksio sesarea.
b. Ekspektatif – syarat terapi ekspektatif adalah keadaan ibu dan anak masih baik
(Hb normal) dan perdarahan tidak banyak.

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN
 Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada trimester terakhir dari kehamilan
 Perdarahan dari jalan lahir pada wanita hamil dengan usia kehamilan 20 minggu atau
lebih. 1

Penyebab utama :
a) Kelainan plasenta
 Plasenta previa
 Solusio plasenta (Abruptio placenta/ablasio placenta)

b)Bukan kelainan plasenta :


 Trauma (pada cervix,vagina)
 Kelainan pada cervix dan vagina (erosio, polip, varises yang pecah, karsinoma dll)

PLASENTA PREVIA

Definisi :

7
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri
internal).1,2

Klasifikasi :
 Totalis (seluruh OUI tertutup)
 Lateralis (sebagian OUI tertutup)
 Marginalis (pada tepi OUI)
 Low lying placenta (3-4 cm dari OUI) 2

A. Implantasi plasenta normal. B. Plasenta letak rendah


C. Plasenta previa partialis D.Plasenta Previa totalis

Insidensi

 Penyebab terbanyak pendarahan antepartum


 Kejadian bervariasi antara 0.3-0.5 % dari seluruh kelahiran

Faktor predisposisi

8
 Grande multipara
 Myoma uteri
 Kuretase berulang
 Riwayat sectio caesarea sebelumnya
 Umur lanjut
 Perubahan inflammasi atau atrofi (perokok berat lebih dari 20 batang sehari dan
kokain).2, 3

9
Patofisiologi

Atrofi endometrium

Endometrium kurang baik Hipertrofi plasenta

Zigot mencari tempat implantasi yang baik Plasenta meluas untuk mencukupi kebu

Mendekati mencapai ostium uteri internum

Diagnosis
 Anamnesa
Gejala- gejala:
1. Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi >20 minggu.
- Darah segar atau kehitaman dengan bekuan. Pendarahan dapat terjadi setelah
miksi atau defekasi aktiviti fisik, kontraksi Brakston Hicks atau koitus.
- Hal ini disebabkan oleh : pergerakan di antara plasenta dan dinding rahim.
Setelah bulan ke-4, terjadi regangan pada dinding rahim kerena isi rahim lebih

10
cepat tumbuh dari rahim sendiri; akibatnya isthmus uteri tertarik menjadi
bagian dinding korpus uteri yang disebut segmen bawah rahim.
- Saat perdarahan tergantung kepada kekuatan insersi plasenta dan kekuatan
tarikan pada isthmus uteri.Jadi dalam kehamilan tidak perlu ada HIS untuk
menimbulkan perdarahan. Perdarahan terjadi karena terlepasnya plasenta dari
dasarnya.
- Perdarahan bersifat ulang-ulang, karena terjadi pergeseran antara plasenta dan
dinding rahim.
2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim
sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggul.
3. Plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak jika disebabkan oleh plasenta
marginal dan lateral serta robekannya marginal.
4. Plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan pasca persalinan karena;
- kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim ( plasenta
acreta )
- daerah perlekatan luas
- kontraksi segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan
pembuluh darah pada insersi plasenta tidak baik. 1

 Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Palpasi
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari OUE
atau dari kelainan cervix dan vagina.
Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam, sebelum tersedia darah dan kamar operasi.
Perabaan fornices: hanya bermakna bila anak dalam letak kepala, akan teraba bantalan
lunak.1

 Lab :
 sysmex, cross match, pembekuan darah
 Fibrin split products (FSP) and fibrinogen levels
 Prothrombin time (PT)/activated partial thromboplastin time (aPTT)

11
 CBC count. 4

 Pemeriksaan Penunjang
 USG Transabdominal

o Metode paling aman, mudah dan tepat dalam memvisualisasikan plasenta. Akurasi
berkisar antara 93-98%.
o False-positive dapat terjadi pada karena kontraksi uterus lokal dan distensi kandung
kemih.4

P = Plasenta ; F : Fetus

USG yang menunjukkan adanya plasenta previa totalis


P = plasenta ; F = janin ; AF = cairan amnion ; B = Kandung kemih ; Cx = Cervix

12
 USG Transvaginal 1

o USG Transvaginal ultrasonography dipertimbangkan lebih akurat dari transabdominal.


o Sudut antara alat USG dengan kanalis serviks harus sedemikian hingga alat tdk masuk
ke kanalis serviks, namun tidak boleh terlalu jauh (<3cm).

 USG Transperineal : metode alternatif, terutama ketika USG transvaginal tak dapat
dilakukan.

 MRI: Metode alternatif yang lebih aman untuk menentukan plasenta, namun
harganya sangat mahal.4

Diagnosis Banding
 Kelainan lokal seperti kanker serviks atau polip serviks.

Pengelolaan
Pasien dengan plasenta previa dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok: (1)
kelompok dengan janin prematur tetapi tidak terdapat kebutuhan yang mendesak untuk
melahirkan janin tersebut, (2) kelompok dengan janin dalam waktu 3 minggu menjelang
aterm, (3) kelompok yang berada dalam proses persalinan, dan (4) kelompok dengan
perdarahan yang begitu hebat sehingga uterus harus dikosongkan meskipun janin masih
imatur.1

 Ekspektatif
Syarat:
1. Keadaan ibu dan anak baik (Hb ibu normal).
2. Pendarahan sedikit.
3. Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat badan janin kurang
dari 2500gr.
4. Tidak ada his persalinan.

13
Penatalaksanaan
1. Pasang infus, tirah baring
2. Bila ada kontraksi prematur bisa diberi tokolitik.
3. Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan KTG setiap minggu.

 Aktif (Pervaginam, Perabdominam)

Jenis persalinan apa yang kita pilih untuk pengobatan plasenta previa dan kapan akan
melaksanakannya bergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:
- Perdarahan banyak atau sedikit
- Keadaan ibu dan anak
- Posisi dari bayi
- Besarnya pembukaan
- Tingkat plasenta previa
- Paritas

1. Pervaginam
- Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis atau plasenta previa
lateralis di anterior (dengan anak letak kepala). Diagnosis ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan USG, perabaan fornices atau pemeriksaan dalam di
kamar operasi tergantung indikasi.
- Dilakukan oksitosin drip disertai pemecahan ketuban

2. Perabdominam
- Dilakukan pada keadaan :
- Plasenta previa dengan perdarahan banyak
- Plasenta previa totalis
- Plasenta previa lateralis di posterior
- Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang.1

14
Prognosis

Risiko terbesar adalah perdarahan berat yang mengharuskan bayi diterminasi lebih awal,
bahkan sebelum bayi mampu bertahan hidup diluar. Sebagian besar komplikasi dapat diatasi
dengan rawat inap dan dengan persalinan Seksio Sesarea.4

Komplikasi

Bahaya untuk ibu:


1. Syok hipovolemik
2. Infeksi-sepsis
3. Emboli udara (jarang)
4. Kelainan koagulopati sampai syok
5. Kematian

Bahaya untuk anak:


1. Fetal anemia
2. IUGR
3. Anomali kongenital
4. Kematian1, 4

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Mose JC. Perdarahan Antepartum. In: Sulaiman S, Maartadisoebrata D, Wirakusumah


FF, editors. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi Fakultas Kedokteran Unpad
2nd ed. Jakarta: EGC; 2003. p. 83-91.
2. Cunningham FG. Obstetrical Hemorrhage. In: Cunningham ea, editor. Williams
Obstetrics 22nd ed. New York: MacGraw-Hill Companies Inc.; 2005. p. 819-23.
3. Plasenta Previa. In: Krisnadi SR, Mose JC, Effendi J, editors. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr Hasan Sadikin. Bandung:: Bagian/SMF
Obstetri dan Ginekologi FKUP/RSUP Dr. Hasan Sadikin; 2005. p. 71-6.
4. Joy S. Plasenta previa. 2008 12 Aug 2008 [cited 2009 1 Dec]; Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/262063-overview

16

Você também pode gostar