Você está na página 1de 1

Ada Apa dengan Angka 3 ????

EKSPRESI- Sobeks percaya nggak dengan mitos yang melekat pada beberapa angka? Seperti angka 9
sebagai angka keberuntungan, angka 4 sebagai angka kematian, angka 8 yang dijuluki angka bintang, dan
yang paling popular adalah angka 3, 13 atau semua yang berbau 3 dijuluki sebagai angka sial.

Angka 3 memang special, setuju Sobeks? Diluar konteks ketidakhokian yang diembannya. Ada banyak
fenomena di dalam kehidupan kita yang berhubungan dengan angka 3, contoh pertama dalam kejuaraan
dikenal istilah juara 1, juara 2, juara 3 hanya sampai 3, kalau juara 4 dan seterusnya disebut harapan
bukan juara. Kedua, garis tangan manusia terdiri dari 3 garis utama tidak ada yang lebih atau kurang. Dan
sobeks tau kan kalo berkembang juga mitos kalo nasib seseorang dapat dibaca dari 3 garis tangan itu.
Selanjutnya, angkatan bersenjata ada 3 (angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara). Kartu Tarot
misalnya, itu jumlahnya 13. Juga Kartu Remi, jumlahnya 13 (As, 2-9, Jack, Queen, King). Dan
nyadar atau nggak angka yang berbau 3 sering digunakan sebagai judul film seperti 3 hari mencari cinta,
bangsal 13, lantai 13 dan lainnya. Eits.. jangan lupa bahwa mitos yang nggak kalah penting yaitu tentang
pelarangan untuk foto-foto bertiga karena katanya salah satu dari yang tiga itu bakal kena sial. (waduh..
parah banget)

Angka yang berbau 3 khususnya angka 13 dipercaya sebagai angka sial. Seharusnya di zaman yang
modern ini, kepercayaan seperti itu tidak bisa diterima. Namun ternyata, kepercayaan itu masih
berkembang baik di masyarakat. Bukan hanya masyarakat Indonesia, tapi ternyata di Amerika dan China
kepercayaan ini tumbuh dengan sangat subur (ckckck). Bayangkan sobeks, ternyata di berbagai gedung
tinggi di China, tidak ada yang namanya lantai 13. Menurut kepercayaan mereka, kedua angka
tersebut tidak membawa hoki. Dan ternyata juga nomor-nomor di dalam lift gedung-gedung
tinggi dunia, kita tidak akan menjumpai lantai 13. Biasanya, setelah angka 12 maka langsung
‘loncat’ ke angka 14. Atau dari angka 12 maka 12a dulu baru 14.(wah.. wah.. gede juga efeknya)

Kapan sih mitos ini berkembang? Banyak dugaan yang menyangka bahwa
Pythagoras, seorang seniman dan filsuf Yunani pada abad VI SM
yang menciptakan prinsip hubungan sisi pada segitiga siku-siku
secara tak langsung mendorong para pengikutnya melahirkan
pemahaman baru lewat ilmu numerologi. Yaitu ilmu yang
menanamkan pemahaman bahwa angka bisa merubah dan
menentukan nasib hidup seseorang.

Tentang percaya nggak percaya dengan mitos yang beredar ini, Anugrah Junda Siswa SMA N 5
Bengkulu nggak percaya tentang ini. “Nggakpercaya, orang-orang banyak nyangkut-nyangkutin
aja kalo aku pribadi nggak karena nggak pernah ngalaminnya” ungkapnya. Nah, beda lagi
dengan pendapat Rahmi Fauzana Zulfa seorang siswi SMA N 5 Bengkulu

Você também pode gostar