Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tentang “
GERAKAN PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME DAN IMPERIALISME
DI ASIA ”. Makalah ini diajukan Sebagai salah satu tugas diskusi mata pelajaran sejarah.
Tidak lupa penulis ucapkan kepada guru mata pelajaran dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu penulis angat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
2. Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
sejarah,untuk di ketahui dan dipelajari sebagai bahan ajaran dan pembelajaran
nantinya.
Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan sedikit membantu dalam kegiatan
belajar mengajar, yang bias membantu siswa/I dalam memahami pergerakan
perlawanan terhadap kolonialisme & imperialisme di Asia.
4
3. Rumusan masalah
1. Mengetahui Pengertian Kolonialisme & Imperialisme
2. Sebab-Sebab Kolonialisme & Imperialisme Di Asia
3. Akibat Dari Perlawanan Pergerakan Kolonialisme & Imperialisme
5
BAB II PEMBAHASAN
GERAKAN PERLAWANAN TERHADAP KOLONIALISME & IMPERIALISME
DI ASIA
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu
berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi,
kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti
suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja
6
untuk kepentingan diri sendiri. Apakah beda antara imperialisme dan kolonialisme ?
Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium. Kolonialisme ialah
politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium
itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.
Imperialisme ialah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar dapat memegang
kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang.
Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati
tanah-tanah itu.
1. Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia
(ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Tetapi sampai dimanakah
batas-batas kejayaan itu ? Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini,
mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap
bangsa itu mengandung benih imperialisme.
2. Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini
(racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal,
mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa
merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau
memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3. Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme.
Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat
timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh
pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan
untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4. Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan
suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5. Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang
terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
7
Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
Ingin ikut dalam perdagangan dunia
ingin menguasai perdagangan
Keinginan untuk menjamin suburnya industri
1. Di Bidang politik
8
hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis tanaman baru
serta cara memeliharanya. Dengan dilaksanakannya politik pintu terbuka, maka:
3. Budaya
Upacara dan tatacara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan
demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun
bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang senibudaya. Contoh Paku Buwono V
9
memerintahkan penulisan serat Centhini, R.Ng Ronggo Warsito manyusun Kitab
Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
. Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada
para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain
yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh
negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus
tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan
(imperialisme).
Jadi kolonialisme adalah suatu sistem pemukiman warga suatu negara di luar
wilayah induknya atau negara asalnya. Biasanya daerah koloni terletak di seberang lautan
dan kemudian dijadikan bagian wilayah mereka.
*. Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai
disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang
dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium
dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda
10
namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa
lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah,
sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
- Macam-macam imperialisme
Pada umumnya imperialisme dapat dibedakan menjadi 2 macam dengan perbedaan
sebagai berikut :
pembeda Imperialisme kuno Imperialisme modern
Waktu Terjadi sebelum revolusi industri (abad 18) Terjadi setelah revolusi industri
Tujuan Glory (mencari kejayaan)
Gold (mencari kekayaan)
Gospel (menyebarkan
agama kristen) Mencari daerah baru untuk :
-tempat mencari bahan
mentah/baku industri
-pemasaran hasil indutri
-tempat penanaman modal
b. Masuknya kekuatan barat dan berkembangnya kolonialisme dan
imperialisme
barat di Indonesia
Latar belakang pelayaran orang-orang eropa ke dunia timur dimulai
dengan peristiwa dikuasainya kota Konstantinopel(ibukota Romawi Timur) oleh bangsa
Turki dalam perang salib (1453) membawa perubahan besar bagi bangsa eropa.
Kesultanan Turki melarang orang kristen membeli rempah-rempah dari Konstantinopel
yang waktu itu menjadi satu-satunya pusat perdagangan rempah-rempah di eropa. Hal
inilah yang akhirnya memaksa orang orang eropa untuk berlayar ke dunia timur dengan
tujuan mencari sendiri pusat rempah-rempah dunia.
Selain latar belakang di atas ada juga beberapa faktor yang mempercepat keinginan dari
bangsa eropa untuk mengadakan pelayaran samodera, yaitu :
- keinginan untuk membuktikan teori Copernicus (heliosentris)
- untuk membuktikan teori Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi itu bulat
- keinginan untuk membuktikan kisah perjalanan Marcopolo dalam bukunya
11
“Imago Mundi” yang menceritakan keajaiban dan kemakmuran di dunia timur (Cina)
- ditemukannya kompas sebagai alat penunjuk arah dalam perjalanan
- adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang-orang islam di seluruh
dunia
12
de Houtman. Di Indonesia mereka mendirikan VOC (1602).
Beberapa gubernur jenderal Belanda yang memerintah :
1. Jan Pieterzoon Coen (1618), mendirikan benteng di Jayakarta
2. Daendels (1808-1811)
13
Bentuk-bentuk perlawanan :
a. Perang Maluku (1817)
Sebab umum : ketidakpuasan rakyat akibat penerapan politik pemerasan
yang diterapkan misalnya; monopoli cengkeh, pelayaran hongi
Cara perlawanan : dengan menyerbu benteng Belanda Duurstede di Saparua
Tokoh : Pattimura, Christina Martha Tiahahu, Anthoni Reebok, dll
14
Belanda maupun kerajaan Aceh menganggap itu wilayahnya
- dibukanya terusan Suez menjadikan Aceh menjadi penting dalam pelayaran
internasional
- adanya pelaksanaan politik Pax Neerlandica oleh Belanda
- penolakan rakyat Aceh terhadap tuntutan Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan
negara asing dan mengakui Belanda sebagai yang dipertuan
Cara perlawanan : melalui pemberontakan bersenjata
Tokoh : Teuku Umar, Teungku Cik Di Tiro, Cut Nyak Din, dll
15
Berbagai pemberontakan di atas semuanya dapat dipadamkan oleh Belanda karena
kurangnya persatuan dan hanya mempertahankan daerahnya sendiri. Awal abad 20
Belanda telah dapat menguasai seluruh wilayah Indonesia sehingga penerapan politik Pax
Neerlandica dapat dikatakan berhasil. Dalam perkembangannya awal abad 20 ini pula
perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia mengalami perubahan yaitu melalui
berbagai organisasi modern. Ini terjadi akibat positif dari politik ethis.
16
diorganisasikan dalam bentuk persekutuan dagang VOC tahun 1602, demikian juga dengan
Portugis, dan Spanyol. Para pedagang bersenjata ini, melakukan perdagangan dengan para
feodal, yang seringkali sambil melakukan ancaman, kekerasan dan perang (ingat sejarah
pelayaran Hongi).
17
Dalam krisis hebat tahun 1895 sebagian besar dari kapitalis-kapitalis partikelir di
negeri Belanda mengalami kehancuran, sehingga mengakibatkan kapital-finans berkuasa
penuh. Jadi, zaman kapital-industri yang berdasarkan persaingan bebas tidak lama di
Indonesia, hanya kira-kira 25 tahun (1870-1895). Kapital-industri yang berdasarkan
persaingan bebas segera disusuli oleh zaman imperialisme yang dimulai tahun 1895,
yaitu zaman di mana kapital-finans, yakni perpaduan antara kapital-bank dengan kapital-
industri, memegang monopoli atas kehidupan ekonomi dan politik Indonesia.
Untuk menyelamatkan dan menjamin hari depan kapital yang diekspor dari
Eropa, maka kaum imperialis Belanda melakukan dua tindakan penting: menundukkan
seluruh daerah Indonesia, secara politik dan militer, dan mengadakan penyelidikan-
penyelidikan mengenai kemungkinan perkembangan kapital yang tak terbatas. Tindakan
kaum imperialis Belanda ini sesuai dengan perpindahan kapitalisme pra-monopoli ke
tingkat kapitalisme monopoli, yaitu zaman kekuasaan kapital-finans. Perpindahan ini tak
terpisahkan dengan makin intensifnya perjuangan kaum imperialis untuk membagi-bagi
dunia. Kapital-finans berusaha pada umumnya untuk merebut tanah sebanyak-banyaknya
dari macam apa saja, di mana saja dan dengan semua jalan, karena memperhitungkan
sumber-sumber potensiil akan bahan-bahan mentah dan takut ketinggalan dalam
perjuangan sengit untuk mendapat jengkal-jengkal terakhir dari wilayah yang belum
dibagikan atau untuk membagi kembali tanah-tanah yang sudah dibagi.
18
yaitu monopoli kapital-finans. Karena kaum imperialis Belanda lemah kedudukannya
dalam militer dan tidak mampu sendirian membela Indonesia dengan senjata, maka sejak
tahun 1905 kaum imperialis Belanda terpaksa menjalankan politik pintu-terbuka
(opendeur politiek), artinya Indonesia dibuka menjadi lapangan eksploitasi kaum
kapitalis dari segala negara kapitalis, terutama negara-negara Inggris dan Amerika.
Dengan menjalankan politik pintu-terbuka kaum imperialis Belanda memperhitungkan
dua keuntungan: 1) berupa kenaikan hasil pajak yang didapat dari perusahaan-perusahaan
imperialis; 2) berupa pertahanan bersama antara negara-negara imperialis untuk
melindungi kepentingan-kepentingannya di Indonesia, dan bersamaan dengan itu kaum
imperialis Belanda juga dapat menjalankan politik keseimbangan antara negara-negara
imperialis agar Indonesia tidak dicaplok oleh negara imperialis yang lain. Imperialisme
telah mengganti perbudakan model “cultuurstelsel” dengan perbudakan model “baru”
yang antara lain berbentuk “poenale sanctie”, yaitu peraturan yang berisi ketentuan
hukuman bagi mereka yang menyalahi kontrak sebagai alat penjamin tenaga kerja murah
bagi onderneming-onderneming (perkebunan) asing.
Dalam zaman imperialis Indonesia merupakan sumber bahan mentah buat negeri-
negeri imperialis, sumber tenaga kerja yang sangat murah, pasar untuk menjual hasil
produksi negeri-negeri imperialis dan tempat penanaman kapital asing (Belanda, Inggris,
Amerika, Jepang, Perancis, Italia, dan lain-lain).
19
Politik kolonial kaum imperialis samasekali bukan untuk memajukan industri
Indonesia, tetapi untuk memajukan industri negeri imperialis sendiri. Kaum imperialis
menentang sekeras-kerasnya perkembangan industri yang luas di Indonesia, dan inilah
sebabnya kerajinan tangan dari Rakyat tidak berkembang menjadi industri modern seperti
yang terjadi di Eropa.
Industri nasional di zaman imperialis sangat dihalangi oleh politik imperialis untuk
berkenalan dengan mesin-mesin modern. Hal inilah yang terutama mengakibatkan
Indonesia berada dalam kedudukan yang sangat sukar dalam memenuhi kebutuhannya
akan barang-barang hasil industri selama Perang Dunia ke-2 dan selama Revolusi 1945-
1948.
Indonesia mempunyai syarat yang cukup untuk menjadi negeri industri yang
modern dan kuat, karena Indonesia adalah negeri yang kaya dengan kekayaan alam
seperti batubara, besi, minyak tanah, timah, bauxit, mangaan, tembaga, chrom, air-rasa,
yodium, aspal, emas, perak, seng, uranium dan lain-lain. Tetapi kaum imperialis tidak
menjadikan Indonesia negeri industri. Kaum imperialis mendirikan perusahaan-
perusahaan pengangkutan seperti kereta api, mobil dan kapal serta mendirikan
pelabuhan-pelabuhan untuk mengangkut barang dagangan-barang dagangan yang berupa
hasil bumi-hasil bumi tropis, atau untuk memudahkan gerak-gerik militer guna
mengontrol dan guna keamanan penjajahan mereka. Mereka mendirikan industri-industri
pembantu untuk keperluan-keperluan reparasi dan untuk mengerjakan bahan-bahan
20
mentah buat ekspor. Industri yang termasuk agak maju yang didirikan oleh kaum
imperialis ialah industri pertambangan (minyak, timah, bauxit, batubara, dsb), pabrik
gula, pabrik teh, pabrik kopi, pabrik minyak kelapa, penggilingan beras, pabrik
tembakau, dsb.
Paska diberhentikannya pelaksanaan Sistem Tanam Paksa atau STP secara resmi pada
tahun 1870, kekuasaan kolonial di Indonesia membuka kran bagi masuknya modal swasta asing
Belanda. UU Agraria diterbitkan untuk memfasilitasi pihak swasta melakukan penguasaan tanah
dalam jumlah besar melalui hak erfpacht (HGU-sekarang). Penguasaan tanah dalam jumlah
besar tersebut digunakan untuk kepentingan pembukaan perkebunan yang lagi-lagi
diperuntukkan bagi penanaman komoditi ekspor seperti teh, tebu, kopi, kina dan lain-lain. Selain
juga untuk pendirian pabrik pengolahan hasil perkebunan seperti pabrik gula. Masuknya swasta
asing dan juga pelaksanaan politik etis pada awal tahun 1900-an tidaklah bermaksud untuk
melakukan proses industrialisasi di Indonesia. Hal ini untuk menjaga dan melindungi industri di
negeri Belanda, tidak ada upaya untuk melakukan industrialisasi di Indonesia.
Pendirian pabrik pengolahan hasil perkebunan dan berdirinya jawatan kereta api
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjadi awal mula kelahiran kelas buruh di
Indonesia. Dan semenjak itu, gelora perlawanan Rakyat Indonesia menentang
kolonialisme Belanda tidak pernah berhenti dan semakin meningkat. Mulai dari
21
pemogokan-pemogokan buruh sampai dengan pemberontakan kaum tani pada tahun 1888
di Banten dan pemberontakan nasional kaum tani pada tahun 1926. Demikian juga pada
abad ke-20 sejarah pergerakan di Indonesia memulai babak baru dengan lahirnya
organisasi rakyat yang memiliki karakter modern dan nasional seperti Sarekat Islam (SI)
maupun juga ISDV yang kemudian pada tahun 1920 berubah menjadi Perserikatan
Komunis di Indonesia dan di kemudian hari menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lahirnya organisasi kelas buruh menjadi sejarah yang penting dalam gerakan
revolusioner Rakyat Indonesia melawan imperialisme Belanda maupun imperialisme
fasis Jepang sampai pada puncaknya yaitu Revolusi Nasional 17 Agustus 1945. Penting,
karena peranannya yang memimpin perjuangan massa rakyat di masa-masa itu.
1. Tidak menarik garis yang tegas untuk melawan kekuatan imperialisme, bahkan pada
tahun 1949 telah membuat konsesi dengan imperialisme melalui KMB yang menjadikan
Indonesia sebagai negeri setengah jajahan.
2. Tidak segera menjalankan land reform sejati untuk menghancurkan kekuatan sisa-sisa
feodalisme yang mengambil wujud monopoli penguasaan tanah dan relasi produksi
feodal (sewa tanah, bagi hasil) untuk membebaskan kaum tani dari penindasan.
22
3. Masih menggunakan aparatus birokrasi lama yang memiliki karakter pencari rente
dengan menyalahgunakan jabatannya demi melayani kekuatan imperialisme dan sisa-
sisa feodalisme. Dan tidak menggantikannya dengan yang sama sekali baru yang
sungguh-sungguh melayani dan mengabdi kepada rakyat.
Dengan kegagalan Revolusi 17 Agustus 1945, maka sudah menjadi kewajiban bagi kita
bersama untuk menuntaskan tugas berat dan mulia menghancurkan imperialisme dan
sisa-sisa feodalisme. Menuntaskan Revolusi 17 Agustus 1945 dapat diartikan sebagai
tugas untuk melakukan dua agenda pokok pada saat yang bersamaan yaitu
menghancurkan dominasi imperialisme AS dan menjalankan land reform yang sejati.
Dasar dari ekonomi alamiah untuk diri sendiri (feodalisme) sudah rusak, artinya
produksi sudah ditujukan untuk pasar, tetapi eksploitasi atas kaum tani oleh kelas tuan
tanah – basis sosial dari eksploitasi feodal – masih tetap berlaku. Eksploitasi ini malahan
sudah berjalin dengan eksploitasi kapital asing, kapital komprador dan lintah darat yang
berkedudukan menentukan dalam kehidupan sosial-ekonomi Indonesia. Indonesia yang
feodal sudah menjadi Indonesia yang semi-feodal.
Sistem semi-feodal (setengah feodal) muncul akibat dominasi dari imperialisme dalam
masyarakat feodal lama. Perkembangan imperialisme di Indonesia tidak menghancurkan
masyarakat feodal lama menjadi sistem kapitalisme. Karena imperialisme hanya
membutuhkan bahan mentah yang melimpah, tenaga produksi yang murah dan luasnya
pasar bagi produk mereka. Dalam sejarahnya, imperialisme justru menjadikan kekuatan
ekonomi feodal lokal untuk menopang kepentingan mereka. Imperialisme menyadari
sepenuhnya bahwa sistem ekonomi lama perlu dipertahankan dalam batas-batas
menjamin kepentingan mereka. Ekonomi mencukupi kebutuhan sendiri diganti dengan
ekonomi yang berbasis pada uang. Efeknya produk kerajinan lokal tidak bisa
berkembang dan hancur karena harus bersaing dengan produk imperialis yang
23
berteknologi tinggi, mudah dan murah yang diimpor dengan ekonomi berbasis uang
untuk ditukar dengan produksi bahan mentah dan produk pertanian.
Dalam sistem ekonomi setengah feodal, memang telah diperkenalkan secara luas kerja
upahan seperti misalnya buruh tani dan buruh perkebunan besar melalui perluasan
perkebunan besar sejak tahun 1870. Namun sistem kerja upahan yang marak di pedesaan
tidak secara utuh mencerminkan hubungan kerja yang kapitalistik, tetapi lebih dekat
dengan sistem ekonomi feodal. Hal ini disebabkan oleh penentuan upah yang tidak
didasarkan pada pasar tenaga kerja (labour market), tetapi lebih banyak ditentukan oleh
otoritas tuan tanah maupun tani kaya. Bahkan sering kita jumpai di mana para buruh tani
bekerja dengan jam kerja yang tidak pasti, upah yang tidak menentu dan beban kerja
tambahan yang seringkali tidak mendapatkan pembayaran (alias gratis). Tuan tanah dan
tani kaya dapat melakukan hal ini karena kedudukan politik mereka yang sangat kuat
sementara buruh tani dan tani miskin dalam keadaan yang sangat lemah secara politik.
Dan hubungan kerja berlangsung secara perseorangan antara tuan tanah dan tani kaya
dengan para buruh upahannya.
Sistem setengah feodal dengan mengandalkan monopoli tanah adalah karang raksasa
penahan laju lahirnya industri dan industrialisasi Indonesia. Perkembangan tenaga
produktif mengalami stagnasi. Pengetahuan dan kapasitas kelas pekerja dibelenggu oleh
alat kerja terbelakang yang tidak membutuhkan pekerja terampil dan berpengetahuan.
Lebih dari itu, produksi pertanian dan industri yang semacam itu hanya dapat
menampung sedikit sekali tenaga kerja, sehingga mempertahankan persaingan tajam
antar pekerja untuk memperebutkan lapangan kerja yang amat terbatas. Keadaan ini,
secara sistematis, terus menekan upah buruh tani dan kelas buruh di perkotaan dan
memaksa mereka menjual tenaga dengan harga yang amat murah.
24
dengan mempraktekkan sewa tanah yang mencekik, peribaan berbunga tinggi, upah
buruh tani yang amat rendah dan tengkulakisme semakin merajalela. Kaum tani,
utamanya buruh tani, tani miskin dan tani sedang-bawah, harus berusaha menjual
tenaganya dengan harga amat murah untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
1. KESIMPULAN
25
. Kolonialisme
Kolonialisme berasal dari kata “colonus” yang artinya petani. Istilah ini diberikan pada
para petani Yunani yang pindah dari negerinya yang tandus dan pindah ke daerah lain
yang lebih subur. Para colonus tetap menjalin hubungan dengan negara asalnya, tapi oleh
negara asal(induk) daerah tadi dianggap sebagai bagian dari negara induk dan harus
tunduk pada negara asal (mother land). Dari sinilah muncul awal penjajahan
(imperialisme).
*. Imperialisme
Berasal dari kata latin “imperare” yang artinya menguasai.Orang yang menguasai
disebut imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang
dikuasai imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium
dengan alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda
namun dalam prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa
lain. Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah,
sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya.
2. SARAN
Untuk kedepannya penulis menyarankan agar para pembaca dapat memahami makna
dari uraian-uraian diatas, untuk dapat dipertimbangkan dan di diskusikan,
DAFTAR PUSTAKA
26
- //http:www.google.com
- //http:www.yahoo.com
- //http:wikipedia.com
- //www.makropedia.com
27