Você está na página 1de 5

KHUTBAH I

Saudara-saudara kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengingatkan utamanya


kepada diri saya pribadi dan juga kepada jama’ah pada umumnya,
untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Alloh, dengan sebenar-
benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah
diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang.
Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur
kepada Allah SWT semata. Allah telah melimpahkan kepada kita
sedemikian banyak nikmat. Jauh lebih banyak nikmat yang telah kita
terima dibandingkan kesadaran dan kesanggupan kita untuk
bersyukur. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam QS Ibrahim: 34:

Selanjutnya khatib mengajak jamaah sekalian untuk senantiasa


berdoa kepada Allah agar melimpahkan setinggi-tingginya
penghargaan dan penghormatan, yang biasa kita kenal dengan istilah
sholawat dan salam-sejahtera kepada pemimpin kita bersama, teladan
kita bersama… imamul muttaqin pemimpin orang-orang bertaqwa dan
qaa-idil mujahidin panglima para mujahid yang sebenar-benarnya
nabiyullah Muhammad Sallalahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para
shohabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Dan kita berdo’a kepada Allah, semoga kita yang hadir di tempat yang
baik ini dipandang Allah layak dihimpun bersama mereka dalam kafilah
panjang yang penuh berkah. Amien, amien ya rabbal ‘aalaamien.

Jama’ah jum’ah yang dimuliakan Allah

Allah berfirman dalam Surat Al-Mujadalah ayat 11:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu,


‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan,
‘Berdirilah kamu, maka berdirilah’, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”

Menurut ayat tersebut, Allah akan mengangkat derajat orang-orang


yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa tingkat. Oleh
karenanya Allah menyuruh manusia berpikir menggali ilmu
pengetahuan, membentuk majelis ta’lim, membaca ayat-ayat Allah,
baik ayat yang tertulis maupun yang tercipta yaitu segala sesuatu
yang diciptakan Allah misalnya langit, bumi, gunung, bintang, dll.

Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia,

Khalifah Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa ada sepuluh kelebihan
ilmu dibanding harta, yaitu:
1. Ilmu adalah warisan para nabi, sedangkan harta adalah warisan dari
Fir’aun, Qarun, dan lain-lain.
2. Ilmu selalu menjaga orang yang mempunyainya, sedangkan harta
dijaga oleh orang yang mempunyainya.
3. Orang yang berilmu banyak mempunyai teman, sedangkan orang
yang berharta mempunyai banyak lawan.
4. Ilmu apabila diberikan kepada orang lain akan bertambah
sedangkan harta bila diberikan akan berkurang.
5. Ilmuwan sering dipanggil alim, ulama, dan lain-lain. Sedangkan
hartawan sering dipanggil bakhil, kikir, dan lain-lain.
6. Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat, sedangkan
pemilik harta dimintai pertanggungjawabannya.
7. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis, sedangkan harta bila
disimpan akan usang dan lapuk.
8. Ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, sedangkan harta selalu
dijaga dari kejahatan.
9. Ilmu tidak memerlukan tempat, sementara harta memerlukan
tempat.
10. Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi terang dan tenteram,
sedangkan harta akan mengeraskan hati.

Nasihat yang disampaikan Ali tersebut menegaskan kepada kita bahwa


ilmu lebih mulia dari pada harta, dalam mencari harta kita boleh jadi
merugi, akan tetapi sejauh mana pun kita mencari ilmu tidak akan
pernah ada istilah merugi.

Iqra’ bismirobbikalladzii khalaq, (bacalah dengan nama Tuhanmu yang


menciptakan), surat Al-‘Alaq ayat 1 memerintahkan kepada kita untuk
membaca ayat-ayat Allah, memerintahkan kita untuk mencari ilmu,
hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim, baik itu ilmu agama atau
pun ilmu pengetahuan. Ilmu juga akan menambah keimanan kita,
semakin dalam ilmu yang kita gali maka akan semakin bertambah pula
keimanan kita.

Saudara-saudara kaum muslimin sidang Jum’at rahimakumullah,

Sebuah penemuan besar di abad XX bahwa seluruh alam raya ini yang
terdiri dari langit, bumi, bintang, galaksi, semuanya tercipta dari suatu
titik tunggal yang sangat kecil tetapi mempunyai kepadatan tak
terbatas. Karena sangat kecilnya titik ini, ilmu pengetahuan
menggambarkannya dengan konsep ketiadaan. Kemudian para
ilmuwan meyakini bahwa titik tunggal ini meledak, melemparkan
semua material ke segala arah dan terciptalah suatu sistem alam
semesta ini yang terdiri dari bumi, bintang dan seluruh galaksi. Bumi
pada saat itu atau sekitar 4 sampai 5 milyar tahun lalu adalah sebuah
planet yang kering kerontang. Dan para ilmuwan kemudian meyakini
bahwa periode berikutnya adalah hujan asteroid yang menghantam
bumi secara terus menerus. Asteroid ini adalah batuan-batuan luar
angkasa yang mengandung bongkahan-bongkahan es yang akhirnya
menjadi air yang sangat vital bagi kehidupan di bumi. Ini adalah teori
terakhir tentang terciptanya alam semesta termasuk bumi yang
diyakini oleh para ilmuwan. Dan sebenarnya, teori yang diyakini ini
telah disebutkan Allah di dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya ayat 30:

“Dan apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu
yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-
Anbiya: 30)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa awal-mulanya langit dan bumi


adalah dari sesuatu yang padu, padu di sini artinya adalah satu titik
tunggal yang telah diyakini sebagai asal muasal alam semesta.
Kemudian Allah memisahkan antara keduanya (yaitu langit dan bumi),
maksudnya dipisahkannya masing-masing bagian dari suatu yang
padu ini oleh suatu ledakan dahsyat melemparkan material-material
menjadi bintang, planet dan benda-benda antariksa lainnya; dan langit
adalah sebagai ruang kosong di antaranya. Dan hantaman yang
bertubi-tubi bongkahan-bongkahan es asteroid, merupakan cara Allah
mengirimkan air sehingga memungkinkan untuk diciptakannya
makhluk hidup di bumi pada periode-periode penciptaan berikutnya.

Kaum muslimin sidang Jum’at yang berbahagia,

Allah berfirman dalam surat Ali-Imran 191,

“(Orang yang berpikir itu) selalu ingat kepada Allah di kala mereka
berdiri, duduk, dan berbaring, seraya memikirkan kejadian langit dan
bumi, lalu mereka berkata, ‘Tidak sia-sia Engkau ciptakan ini ya Allah,
Maha Suci Engkau, dan lindungilah kami dari api neraka.’”

Você também pode gostar