Você está na página 1de 8

CERPEN

ADA CINTA DI JOGJA

Untuk memenuhi Tugas Bahasa Indonesia


Pembimbing : Mu’alifah, S. Pd

Nama : Imima Nur Faizah


Kelas : XA
No.Abs: 20

MADRASAH ALIYAH PERGURUAN MU’ALLIMAT


CUKIR JOMBANG
Mei 2011
ADA CINTA DI JOGJA

Fida termasuk siswi kelas IX MTsN 2 Surabaya, yang mengikuti Tour ke Jogja.
Pagi itu, dia segera ke sekolahnya untuk bersiap-siap menikmati perjalanannya.
Setelah tiba disekoalh Fida melihat di sekeliling sekolahnya sudah ada satu bus
menunggunya. Begitu banya teman yang sudah datang, dikaca bus bertuliskan “ Tour
ke Jogja siswa-siswi MTsN 2 Surabaya”, Itu adalah bus yang akan membawa mereka
semua ke Jogja.
“ Fida!”
Dari dalam bus itu suara memanggil, Fida sudah mengenali suara itu.
“Ooh … kamu Ren”.
“Iya, ayoo disini duduk disebelahku”, ajak Rena.
Fida langsung menuju tempat duduk disebelah Rena, tempat duduknya telah
ditentukan, perempauan ditempatkan didepan dan laki-laki dibagian belakang. Sebelum
diberangkatkan, mereka semua berdo’a yang dipimpin salah satu dari gurunya. Tepat
dibangku sebelah Fida duduk adalah siswa laki-laki yang bernama Huda. Fida yang
semula belum akrab, bahkan belum kenal. Meski 3 tahun sudah satu sekolah dengan
Huda. Tapi seiring waktu terus berlalu dan sering bercanda, menjadikan mereka akrab
dan dekat.
Dalam perjalanan, semua anak-anak dalam bus ramai dan tak sabar untuk segera
dating ke tempat tujuan”, Mana pak kok belum nyampek-nyampek dari tadi?” celotehan
dari anak-anak yang tak sabar ingin segera dating ketempat tujuan.
“ Pak laper niee, kok gak nyampek-nyampek sih Pak?”
“ Iyaa… Pak kok gak datang-datang”. Semua anak mengeluh dan dalam keadan
perut yang kosong menjadikan mereka sedikit merasa lapar. Tapi Fida asyik ndengerin
musik dari HP-nya Huda yang diupinjamnya. Tak lama kemudian, Fida ngeluarin snack
yang dibawanya.
“Niee… Hud minta nggak?!” Tawaran Fida pada huda.
“Iyaa.. mana aku minta” (sambil menjulurkan tangannya ke snack yang
dibwa Fida).
“Ooh, iya nie Ren minta nggak?” Renapun menjulurkan tangannya ke snack
yang ada ditangannya Fida.
Saat itu, sekitar tiga puluh menit kemudian. Pak sopir menurunkan kita dirumah
makan “Dua Dara,” semua anak-anak dengan penuh semangat mengambil nasi dan lauk
pauk sepuasnya dengan lahapnya mereka menyantap makanan yang telah diambilnya.
Setelah semua sudah kenyang makan-makan, mereka semua kembali ke bus. Didalam
bus, Fida yang melihat temannya yang sudah kekenyangan dan tidak lagi mendengar
celotehan teman-temannya, membuat bibir Fida menyungging senyum yang indah.

♥ ♥ ♥
Sepanjang perjalanan Fida dan Huda, selalu berguarau dan berbagi cerita.
Dengan menunggu sampainya ketempat tujuan, yaitu Hotel “ Neylenda” yang terletak
dipuncak gunung merapi tepatnya di desa Kaliurang.
Tak terasa mereka sampai ditujuan pertama perjalanannya dalam cuaca yang
gerimis. Semuanya pada bergegas menuju kamarnya masing-masing yang telah
disediakan. Sesampainya dikamar, Fida, Rena, Fara, Adel dan teman-temannya
meletakkan barang-barangnya dan bergantian untuk mandi, untuk menyegarkan
badannya yang seharian berada diperjalanan. Dengan ditemani gerimis yang gak juga
reda yang menambah keromantisan. Mereka semua mengadakan bakar jagung untuk
mengisi waktu luang dan menghangatkan diri. Antara laki-laki dan perempuan yang
berbaur menjadi satu menambah keramain. Malam itu, adalah malam yang sangat
bahagia bagi Fida, Rena, Huda, Adel, Frido dan semua temanya yang ikut bergabung.
“Fida aku bakarin donkk?”, pinta Huda pada Fida supaya m’bakarin jagung
buatnya.
“Emmz… iya yang rasa apa? Manis, pedas, apa rasa cinta, kasih atau sayang?!
Hehehee…..”, Sedikit canda dari Fida.
“Enaknya rasa apa ya? rasa… rasa sayang aja deach….”, Jawab Huda.
“Huuu… enak aja! Rasa pedas aja yaa…”
“Iyaa, iyaa terserah yang penting aku bakarin ya!
Dengan memainkan kipas yang dibawanya, dan dengan membolak-balik
jagungnya dengan sumpit. Fida telah selesai membakar semua jagung, dan dibagikan
pada Huda, Frido, dan semua temannya. Tak terasa sudah larut malam sekitar jam 11.35
mereka masih tertawa bersama dan tak lama kemudian mereka semua menuju kamarnya
masing-masing untuk sejenak melepas lelah dengan tidur. Dan besok harus melanjutkan
perjalanan ke Borobudur dan pantai Parangtritis.
Mentari telah muncul dari peradabannya, diselimuti dinginnya pagi ditengah-
tengah gunung merapi. Mereka semua saling bergiliran mandi dan bersiap-siap menuju
tujuan yang kedua yaitu ke Candi Borobudur. Sebelum ceck out mereka bersama-sama
untuk makan pagi.
“Fid, gimana kemarin kamu bisa tidur nggak?” Tanya Huda ingin tahu.
“Nggak bisa Hud, temen-temen sich rame aja. Kalau kamu gimana?” balas dari
Fida. “Sama aku yaa nggak bisa, temenku kemarin ada yang sakit, mangkanya
aku nggak bisa tidur harus ngurusin dia?!”
“Ooh…. Kasihan ya, emm, kemarin itu seru yaa?”
“ Iyaa, siapa dulu yang mbakarin jagungku?!.. jadi malam itu seru dech”. Goda
Huda pada Fida.
“Iiih…?! Kamu thu yaa bisa aja”
Tak terasa waktu udah menunjukkan pukul 06.00 dan mereka harus segera ke
bus dan menuju ke Borobudur.
“Lho…ini sudah jam 06.00, ayoo kita ke bus”, ajak Fida.
“Oh, iya iyaa nggak terasa ngomong sama kamu aja sich jadi lupa dech, kalau
harus segera melanjutkan perjalanan”.

♥♥♥♥
Waktu demi waktu, huda ternyata merasa kalau dia jatuh cinta pada Fida.
Karena, setiap waktu dia selalu bercanda dan berbagi cerita dengannya. Mungkin karena
nyambung kalau ngomong dengan Fida.
Tak terasa sudah tiba di Borobudur. Semua anak senang dan antusias ingin
segera cepat-cepat menuju candi Borobudur. Melihat begitu besar dan eksotisnya candi
Borobudur, mereka semua jadi berpikir alangkah kuasa-Nya yang telah menciptakan
makhluknya-Nya. Sehingga dapat menyusun dan menata batu-batu yang begitu besar
itu. Seiring kaki yang melangkah, Fida dan teman-temannya tiba dipuncak Borobudur
yang paling atas.
“Fida, sini tolong aku fotoin!”, pinta Rena pada Fida.
“Ayo cepet ambil posisi yang bagus Ren”
Langsung saja mereka berfoto dan tak lama akhirnya semua temen-temennya
berkumpul disitu semua.
“Hey…. Ayo kita foto bareng, mumpung pemandangannya bagus, kapan lagi
kita bisa foto bareng”, pinta dari salah satu teman Huda.
“Iyaa, ayo kita foto-foto sepuasnya”, Rena mengiyakan ajakan teman
sekelasnya itu. Semua asyik berfoto hingga membuat turis mancanegara ingin gabung
foto sama mereka semua, dengan senang hati mereka foto bersama turis-turis itu.
“Fida, foto sama aku yukk!!... Suasana dan pemandangannya bagus, kesempatan
kayak gini nggak datang 2 kali lhoo… Anggap sebagai kenagan kita disini” Ajakan
Huda sambil basa-basi. “Ngomong aja kalau ingin foto sama aku”, Jawab Fida sambil
sedikit senyum “ Iih … PD kamu”.
“Gak PD gak hidup tauu!”
“Ayoo…cepet”.
“Iya…iya. Jadi orang gak sabaran banget sich. Orang sabar disayang pacar”.
Luconan dari Fida. Akhirnya mereka berdua berfoto dengan senang dan gaya yang lucu.
Tibalah waktu yang mengharuskan mereka semua kembali ke bus dan menuju ke Pantai
Parangtritis.

♥♥♥
Empat puluh menit diperjalanan, sampailah di Parangtritis, mereka semua
langsung menuju ke bibir Pantai, mereka langsung ada yang main dan menulis-nulis
dipasir, berjalan mendekat melawan ombak dan ada yang lari-lari disekeliling bibir
pantai itu. Karena Fida hoby banget yang namanya foto, langsung saja dia berpose
mengambil posisi yang bagus dan mulailah berfoto dengan temannya, tak lupa juga foto
dengan gurunya untuk diabadikan karena bentar lagi mereka udah jarang untuk bisa
bersama-sama dan bahkan bertemu lagi.
Waktu sudah menunjukkan pukul 05.00 sore, mereka semua harus
meninggalkan Parangtritis dan kembali lagi pulang. Sepanjang perjalanan Fida dan
Huda masih cerita-cerita semua yang telah dilaluinya di Jogja.
“ Hud, kamu puas nggak ikutan tour ini?”
“Emm… seneng dan puas banget”, Jawab Huda dengan wajah yang
menunjukkan kegembiraannya.
“Pasti karena ada aku, kamu jadi seneng banget….. Hehehee”. Gurauan dari
Fida.
“Huu… dasar cewek ke-PD-an!!.. kan jarang kita semua kumpul kayak gini,
apalagi kita akan pisah sendiri-sendiri dengan sekolahnya masing-masing”. Jelas Huda
panjang lebar.
Dalam perjalanan pulang semua temannya Huda pada tidur. Tapi, sebagian juga
ada yang belum tidur. Huda dan Fida masih melanjutkan perbincangannya.
“ Fida, kamu nggak ngantuk?!”
“ Nggak… Iya ya kenapa kok nggak ada rasa sedikit ngantuk menghantuiku”.
Jawab Fida dengan keheranan.
“ Oh,.. iya, kamu beli apa aja buat oleh-oleh?”
“Beli apa?... cuman gantungan kunci, kalung dolphin dan baju, udah itu aja”.
“ Itu udah mending, dari pada aku cuman beli jaket”.
“Emm.. sebenarnya aku nyari-nyari jam pasir, Tapi, nggak ada”.
“ Jam Pasir?.... gimana? Bagus banget yaa? Kok di Jogja pun nyari-nyari.”
“Unik aja, jarang ada yang punya. Pokoknya sebelum aku punya barang itu, aku
akan terus nyari dan terus nyari barang itu”.
Semakin lama mereka tenggelam dalam pembicaraannya dan menambah
keakraban diantara mereka berdua.
Pukul 03.30 mereka semua sampai didepan sekolah setelah melakukan
perjalanan selama 3 hari 3 malam. Banyak anak yang menunggu jemputan, karena
masih pagi banget datangnya.
♥♥♥♥
Dua hari setelah pulang dari tour, mereka masuk sekolah. Dengan senang
mereka berbagi cerita pada teman yang nggak bisa ikut tour.
“Fida,” Rena memanggil Fida yang dilihatnya lagi asyik cerita didepan
kelasnya.
“Apa Ren …? “ Langsung memutus ceritanya.
“Huda lho minta nomermu?... gimana dikasih nggak?” tanya Rena dengan suara pelan.
“Nomor apa?”
“Iiih… yaa nomor HP-mu lah.”
“Emmz…gimana yaa? Ya sudah kasih aja apa salahnya ngasih nomorku ke dia,
kalau aku butuh dia biar nggak susah-susah”, Jawab Fida.
“Ya udah terima kasih yaa”.
“Ya sama-sama”.
Malam itu, Fida langsung dapat sms dari Huda. Dengan senang Fida membalas
sms dari Huda, setelah beberapa hari mereka mengirim pesan dan telephone. Akhinya
Huda minta ketemuan dengan Fida dan Fida juga menyetujuinya. Tak disangka ternyata
Huda ngajak ketemuan untuk memberi barang yang selama ini dicari oleh Fida dan
Huda juga mengutarakan perasaannya pada Fida dengan senang Fida menerima
pemberian dari Huda. Tapi Fida bingung karena Fida sendiri sudah punya pacar meski
tidak satu sekolah dengan Fida. Akhirnya, Fida menjelaskan dan minta ma’af bahwa dia
sudah punya pacar.
Setelah mengetahui itu, Huda sempat kecewa. Padalah dia sangat sayang dan
merasa nyaman dekat dengannya. Tapi, diantara mereka ada hubungan dan komunikasi
yang baik lewat HP.
“Hud…. Gimana jadi daftar sekolah dimana?” tanya Fida lewat telephone.
“Di SMK Siang Surabaya, kalau kamu jadi sekolah dimana?”
“Aku jadi mondok”.
“Jadi mondok, dimana? Di Jombang, gimana dengan cowokmu?”
“Mau nggak mau harus putus. Dia juga lebih mendukung dan setuju kalau aku
mondok”
“Owh… jadi rencana kamu mau putus?”
“Iyaa Insya Allah”.
“Aku boleh menjalin hubungan denganmu dong?”
“Tapi aku masih tiga tahun lagi dipondok, kalau jadi kuliah juga disana,” jelas
Fida.
“Udah…. aku akan setia menunggumu. Aku sayang dan ingin selalu denganmu”
“Itu terserah kamu aku nggak berhak melarangmu”.
“Ingat! Aku akan menunggumu.” Huda meyakinkan Fida.
Huda dengan senang, tetap setia menanti Fida selama 3 tahun bahkan bisa lebih.
Dan Huda selalu menunggunya. Sedangkan Fida tetap melanjutkan sekolahnya dengan
mondok di Jombang, meski dia juga sedikit menyimpan perasaan pada Huda.
The End

Você também pode gostar