Você está na página 1de 13

ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN MAHASISWA NAHDLATUL WATHAN


(HIMMAH NW)

MUQADDIMAH

BISMILLA HIWABIHAMDIHI

Kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 adalah karunia Allah SWT yang
diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan yang tak ternilalai harganya. Perjuangan untuk
mencapai kemerdekaan di tengah-tengah masyarakat dan bangsanya, Nahdlatul Wathan turut
berperan aktif dan nyata dalam meletakkan tongkat sejarah dalam membela dan mempertahankan
Negara Republik Indonesia untuk mencapai kemerdekaan seluruh bangsa Indonesia menuju
masyarakat yang adil dan makmur menjadi cita-cita seluruh masyarakat indonesia.

Perjuangan para syuhada perlu diwujudkan dengan secara berkesinambungan antara generasi,
maka warga Nahdlaul Wathan yang bergerak di bidang kemahasiswaan menghimpun diri dalam
suatu wadah organisasi kemahasiswaan di bawah panji-panji Nahdlatul Wathan mengabdikan diri
bagi kepentinga Agama, Bangsa dan Negara.

Cita-cita bangsa Indonesia hanya dapat diwujudkan secara utuh, apabila seluruh potensi nasional
difungsikan secara baik, dan Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW)
berkeyakinan bahwa keterlibatannya secara penuh dalam proses perjuangan dan pembagunan
nasional merupakan suatu keharusan demi terwujutmya persatuan dan kesatuan langkah serta sikap
yang akan diambil dalam usaha mencapai cita-cita yang mulia dan abadi dari perhimpunan ini,
maka disusunlah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagai berikut.

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan yang selanjutnya disingkat
HIMMAH NW.

Pasal 2
1. HIMMAH NW didirikan di Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat pada hari Ahad
tanggal 5 Juni 1966 untuk waktu yang tak terbatas .
2. Pendirian HIMMAH NW dikukuh sebagai dewan organisasi Nahdlatul Wathan pada
Musyawarah Besar (Muktamar) V Nahdlatul Wathan tanggal 29 Juli sampai 1 Agustus 1966 di
Pancor Lombok Timur Nusa Tenggara Barat tanggal 27 sampai tanggal 30 Juni 1969.

Pasal 3
Pimpinan Pusat HIMMAH NW berkedudukan di Provinsi Nusa Tenggara Barat atau Pusat
Organisasi Nahdlatul Wathan

BAB II
ASAS DAN AQIDAH
Pasal 4
Asas
HIMMAH NW Berasaskan Pancasila
Pasal 5
Aqidah
HIMMAH NW beraqidah Islam Ahlussunnah Waljama'ah Ala Mazhabi Imamy Syafi'i.

BAB III
STATUS DAN SIFAT
Pasal 6
HIMMAH NW berstatus sebagai Organisasi Mahasiswa Islam yang menganut faham Ahlussunnah
Wal Jama'ah Ala Mazhabi Imamy Syafi'i RA yang bertanggung jawab mengantarkan Nahdlatul
Wathan, bangsa dan negara Indonesia ke masadepan yang lebih baik.

Pasal 7
HIMMAH NW bersifat sebagai neven organisasi Nahdlatul Wathan yang bersumber dan bertolak
dari madrasah Nahdlatul Wathan Diniah Islamiah (NWDI) yang didirikan pada tanggal 15 Jumadil
Akhir 1356 Hijriyah bertepatan tanggal 17 Agustus 1937 Miladiah dan Madrasah Nahdlatul Banat
Diniah Islamiah (NBDI) yang didirikan tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 Hijriyah bertepatan tanggal
21 April 1943 Hijriyah oleh Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zaenuddin Abdul Majid Pancor.

BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 8
Organisasi ini bertujuan :
1. Li I'lalikalimatiddin Izul Islam Wal Muslimin dalam mencapai keselamatan dan
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
2. Meningkatkan ketakwaan
3. Meningkatkan daya cipta rasa dan karya mahasiswa

Pasal 9
1. Pembenmtukan perangkat organisasi ditetapkan oleh permusawaratan tertinggi pada
masing-masing tingkat kepemimpinan HIMMAH NW
2. Pembentukan perangkat organisasi di tingkat Pimpinan Wilayah, Cabang, dan Komisariat
disesuaikan dengan kebutuhan penanganan program dan ketersediaan tenaga yang ada.

BAB V
PERANGKAPAN JABATAN
Pasal 10
1. Jabatan Ketua Umum HIMMAH NW dan perangkat organisasi tidak dapat dirangkap
dengan jabatan pada tingkat kepengurusan yang lain dalam badan otonom Nahdlatul Wathan
2. Jabatan Ketua Umum HIMMAH NW dan perangkat organisasi pada semua tingkat
kepengurusan tidak dapat dirangkap dengan jabatan di organisasi sosial politik dan organisasi
yang berafiliasi kepadanya
3. Rangkap keanggotaan HIMMAH NW yang ada pada organisasi lain harus mendapatkan
persetujuan dari pimpinan

BAB VI
SUSUNAN PIMPINAN PUSAT
Pasal 11
1. Dewan pembina terdiri dari Dewan Mustasyar PBNW
2. Dewan pertimbangan terdiri dari Ketua Umum dan Sekretaris Jendral PBNW ditambah
beberapa anggota yang ditetapkan oleh Mu’tamar

Pasal 12
1. Pimpinan Pusat HIMMAH NW terdiri atas
a. Ketua umum
b. Ketua-ketua
c. Sekretaris Jendral
d. Wakil-wakil Sekretaris Jendral
e. Bendahara Umum
f. Bendahara-bendahara
g. Kepala-kepala Biro
2. Susunan kepemimpinan HIMMAH NW yang ditetapkan Muktamar yang disahkan oleh
Pengurus Besar Nahdlatul Wathan

Pasal 13
1. Untuk menjamin efisiensi dan efektifitas kerja, kepemimpinan HIMMAH NW dibagi
menjadi pimpinan pleno dan pimpinan harian
2. Pimpinan pleno terdiri dari atas pimpinan pusat serta perangkat organisasi dan para anggota
3. Pimpinan harian terdiri atas :
a. Ketua Umum
b. Ketua-ketua
c. Sekretaris Jendral
d. Wakil-wakil Sekretaris Jendral
e. Bendahara Umum
f. Bendahara-bendahara
g. Kepala-kepala Biro
BABVII
SUSUNAN PIMPINAN WILAYAH
Pasal 14
1. Dewan penasehat yang terdiri atas sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang
2. Pimpinan Pimpinan wilayah terdiri atas :
a. Ketua Umum
b. Ketua-ketua
c. Sekretaris Jendral
d. Sekretaris-sekretaris
e. Bendahara Umum
f. Bendahara-bendahara
g. Kepala-kepala Bagian

Pasal 15
1. Untuk menjamin efesiensi dan efektifitas kerja, kepemimpinan HIMMAH
NW dibagi menjadi pimpinan pleno dan pimpinan harian
2. Pimpinan Pimpinan wilayah pleno dan pimpinan pleno terdiri atas
Pimpinan wilayah dan perangkat organisasi
3. Pimpinan harian terdiri dari :
b. Ketua umum
c. Ketua-ketu
d. Sekretaris jendral
e. Wakil-wakil sekretaris jendral
f. Bendahara umum
g. Bendahara-bendahara
h. Kepala-kepala biro

Pasal 16
Apabila ketentuan pasal 14 ayat 2 tidak terpenuhi maka susunan Pimpinan wilayah disesuaikan
dengan kebutuhun dan sekurang-kurangnya terdapat ketua umum, sekertaris umum dan bendahara
umum.

BAB VIII
SUSUNAN PIMPINAN CABANG

Pasal 17
1. Dewan penasehat yang terdiri atas sebanyak-banyaknya terdiri 7 (tujuh) orang
2. Pimpinan cabang terdidiri atas :
a. Ketua Umum
b. Ketua-ketua
c. Sekretaris Jendral
d. Sekretaris-sekretaris
e. Bendahara Umum
f. Bendahara-bendahara
g. Kepala-kepala bagian

Pasal 18
1. Untuk menjamin efesiensi dan efektifitas kerja, kepemimpinan HIMMAH NW dibagi
menjadi pimpinan cabang pleno dan pimpnan cabang harian.
2. Pimpinan cabang pleno terdiri atas pimpinan cabang dan perangkat organisasi dan para
anggota
3. Pimpinan harian terdiri atas
a. Ketua umum
b. Ketua-ketua
c. Sekretaris Jendral
d. Sekretaris-sekretaris
e. Bendahara Umum
f. Bendahara-bendahara
g. Divisi-devisi
4. Cabang yang berstatus persiapan susunan kepemimpinannya disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan yang sekurang-kurangnya terdiri atas ketua umum sekretaris umum dan
bendahara umum
BAB IX
SUSUNAN PENGURUS KOMISARIAT

Pasal 19

1. Dewan penasehat yang terdiri atas sebanyak-banyajnya 5 orang


2. Pengurus komisariat
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Devisi-devisi

BAB X
SYARAT MENJADI PIMPINAN

Pasal 20
Syarat-syarat menjadi pimpinan HIMMAH NW adalah :
1. Masih aktif menjadi anggota HIMMAH NW
2. Mempunyai kapabilitas, kredibitas, ekspabilitas
3. Pernah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh HIMMAH NW
4. Pernah menjadi pengurus secara aktif minimal 1 periode
5. Aktif mengikuti kegiatan HIMMAH NW minimal selama 1 tahun
6. Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap organisasi
7. Tidak sedang menjabat pengurus harian pada organisasi lain baik organisasi internal
maupun external.

BAB XI
PENGISIAN JABATAN ANTAR WAKTU

Pasal 21
Apabila tarjadi lowongan jabatan ketua umum, maka jabatan ketua umum diisi oleh salah seorang
ketua yang di tetapkan dalam rapat pleno pimpinan pusat sebagai ketua umum apabila terjadi
lowongan jabatan.

Pasal 22
1. Susunan dan personalia Pimpinan wilanyah dan pimpinan cabang memerlukan pengesahan
pimpinan pusat HIMMAH NW
2. Dalam pengesahan susunan dan personalia pimpinan cabang diperlukan rekomendasi dari
pimpinan wilayah
3. Susunan dan personalia pimpinan Komisariat merupakan rekomendasi dari pimpinan
cabang

Pasal 23
1. Pimpinan pusat dapat membekukan pimpinan tingkat dibawahnya melalui keputusan yang
ditetapkan sekurang-kurangnya oleh rapat pimpinan pusat pleno
2. Alasan pembekuan harus kuat, baik diliat secara syar'i maupun secara organisasi
3. Sebelum pembekuan dilaksanakan, terlebih dahulu diberi peringatan untuk memperbaiki
pelanggarannya sekurang-kurangnya 1 (satu)bulan
4. Kepemimpinan yang dibekukan dipegang oleh pimpinan yang setingkat lebih tinggi,
dengan tugas mempersiapkan penyelenggaraan permusyawaratan yang akan memilih pengurus
baru.
5. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah pembekuan harus terselenggara
permusyawaratan untuk memilih pengurus baru

BAB XII
TUGAS DAN WEWENANG PIMPINAN

Pasal 24
1. Dewan pembina bertugas untuk membina dan mengawasi jalannya organisasi agar tidak
menyimpang dari prinsipdan garis perjuangan organisasi Nahdlatul Wathan
2. Dewan pertimbangan menmpunyai tugas untuk memberikan pengesahan, petunjuk, saran
dan nasehat kepada pimpinan.
3. Pembagian tugas diantara angota Pimpinan Harian Pleno diatur dalam peraturan tata kerja
HIMMAH NW

Pasal 25
1. Pimpinan berkewajiban :
a. Menjaga dan menjalankan amanat organisasi
b. Mematuhi ketentuan-ketenruan organisasi dan tugas-tugas yang di amanatkan
kepadanya.
2. Pimpinan berhak :
a. Membuat kebijakan, keputusan dan peraturan organisasi sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, atau keputusan
pimpinan HIMMAH NW yang lebih tinggi
b. Memberikan saran dan koreksi kepada pengurus setingkat lebih tinggi dengan cara
dan tujuan yang baik

BAB XIII
PERMUSYAWARATAN TINGKAT PUSAT

Pasal 26
1. Muktamar adalah instansi permusyawaratan tertinggi di dalam HIMMAH NW dan di
selenggarakan oleh Pimpinan Pusat HIMMAH NW sekali dalam 5 tahun
2. Muktamar dipimpin oleh Pimpinan Pusat HIMMAH NW
3. Muktamar dihadiri oleh pimpinan pusat HIMMAH NW, Pimpinan wilayah, pimpinan
cabang dan undangan
4. Muktamar dianggap sah apabila dihadiri separuh dari jumlah Pimpinan wilayah dan
cabang.
5. Muktamar Luar Biasa adalah instansi permusayawaratan tertinggi di dalam HIMMAH NW
dan diselenggarkan oleh Pimpinan Pusat HIMMAH NW apabila dipandang perlu dengan
melihat kondisi organisasi yang tidak kondusif dan vakum akibat kepengurusan yang tidak
jalan.
6. Untuk melancarkan penyelenggaraan Muktamar, Pimpinan Pusat HIMMAH NW
membentuk panitia pelaksana yang bertanggung jawab kepada Pimpinan Pusat HIMMAH
NW.

Pasal 27
Muktamar luar biasa sebagaimana yang dimaksudkan dalam Anggaran Dasar BAB XIII pasal 26
ayat 5 dapat diselenggarakan atas pernintaan Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan Pimpinan
Cabang dengan ketentuan:
1. Diselenggarakan untuk menyelesaikan masalah-masalah kepentingan umum atau mengenai
keberadaan HIMMAH NW
2. Penyelesaian masalah-masalah dimaksud (hurup a) tak dapat diselesaikan dalam
permusyawaratan lain
3. Permintaan Kordinator Wilayah dan Pimpinan Cabang didasarkan pada keputusan rapat
pleno Pimpinan Pusat

Pasal 28
Muktamar berwenang untuk:
1. Memegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi untuk mengubah dan menetapkan
anggaran dasar dan anggaran Rumah Tangga Organisasi.
2. Menentukan dan menetapkan kebijakan umum organisasi untuk masa bakti berikutnya
3. Memilih dan menetapkan Pimpinan Pusat
4. Memilih dan menetapkan tempat penyelenggaraan muktamar berikutnya
5. Mengambil keputusan-keputusan lainnya yang diperlukan dalam pembina dan
pengembangan HIMMAH NW

Pasal 29
1. Rapat koordinasi Pimpinan Pusat merupakan instansi permusyawaratan tertinggi setelah
Muktamar yang diadakan oleh Pimpinan Pusat
2. Rapat kordinaasi Pimpinan Pusat dihadiri oleh anggota Pimpinan Pusat dan utusan
Pimpinan wilayah dan pimpinan cabang.
3. Rapat koordinasi Pimpinan Pusat dapat juga diselenggarakan atas permintaan kurang-
kurangnya separoh dari jumlah cabang
4. Rapat koordinasi Pimpinan Pusat membicarakan pelaksanan keputusan-keputusan
Muktamar, mengkaji perkembangan organisasi serta peranannya di tengah-tengah masyarakat
dan membahas masalah-masalah sosial kemasyaraktan
5. Rapat koordinasi Pimpinan Pusat adalah sah apabila dihadiri oleh lebih separuh dari jumlah
cabang.
6. Rapat koordinasi pimpinan pusat dipimpin oleh pimpinan pusat. Susunan acara dan
peraturan tata tertib rapat koordinasi pimpinan pusat disusun oleh pimpinan pusat HIMMAH
NW.

Pasal 30
1. Rapat kerja merupakan forum musyawarah pimpinan pleno pimpinan pusat yang
membahas dan menjabarkan garis-garis besar program kerja (GBPK) ynng diputuskan
Muktamar.
2. Rapat kerja pusat diadakan sekurang-kurangnya sekali setahun.
3. Wewenang rapat kerja adalah :
a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan garis besar program kerja.
b. Merupakan prioritas program untuk dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dan mencari alternatif pemecahan masalah pelaksanaan Garis Besar Program
Kerja.

BAB XIV
PERMUSYAWARATAN TINGKAT CABANG DAN KOMISARIAT

Pasal 31
1. Musyawarah Cabang adalah instansi permusawaratan tertinggi untuk tingkat cabang,
dihadiri oleh utusan-utusan komisariat.
2. Musyawarah cabang dianggap sah apabila dihadiri oleh separuh lebih utusan komisariat.
3. Musyawarah cabang membicarakan pertanggung jawaban pimpinan cabang menyusun
program kerja, memilih pimpinan cabang dan membahas masalah-masalah kemahasiswaan dan
kemasyarakatan.
Pasal 32
1. Rapat pimpinan cabang adalah forum musyawarah pleno tertinggi pimpinan cabang setelah
Musyawarah Cabang.
2. Wewenang rapat pimpinan cabang adalah untuk mengambil keputusan-keputusan yang
bukan menjadi Muktamar Cabang.

Pasal 33
1. Rapat angota komisariat adalah instansi permusyawaratan tertinggi untuk tingkat
komisariat, dihadiri oleh anggota-anggota komisariat.
2. Rapat anggota komosariat dianggap sah apabila dihadiri oleh separuh lebih dari anggota
komisariat.
3. Rapat anggota komosariat membicarakan pertanggungjawaban pimpinan komisariat,
menyusun program kerja, memilih pimpinan komisariat dan membahas masalah-masalah
kemahasiswaan dan ke masyarakatan.
4. Rapat anggota komosariat diselenggarakan 1 (satu) tahun sekali

BAB XV
IURAN

Pasal 34
1. Besarnya uang iuran ditetapkan oleh Pimpinan Pusat
2. Penerimaan uang pangkal dan iuran diserahkan ke Pimpinan Pusat sebesar 30 (tiga puluh)
persen dan selebihnya dibagi antara Pimpinan wilayah, cabang, dan komisariat sesuai dengan
kondisi dan situasi setempat.

Pasal 35
1. Dalam laporan pertangungjawaban pimpinan pusat pada Muktamar dilaporkan pula
pertanggungjawaban keuangna dan inventaris Pimpinan Pusat dan perangkat organisasi di
tingkat pusat
2. Dalam laporan pertanggungjawaban Pimpinan wilayah kepada musyawarah dilaporkan
pula pertanggungjawaban dan inventaris organisasi ditangkat kooradinator wilayah
3. Dalam laporan pertanggungjawaban pimpinan cabang kepada Musyawarah dilaporkan pula
pertanggungjawaban keuangan dan inventans cabang dan perangkat organisasi ditingkat
cabang
4. Dalam laporan pertanggung jawaban komisariat kepada rapat anggota dilaporkan pula
pertanggungjawaban keuangan dan inventaris komisariat dan perangkat organisasi ditingkat
komisariat

BAB XVI
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 36
Segala sesuatu yang diatur dalam Anggaran Rumah Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga

Pasal 37
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal di tetapkan

Ditetapkan di : Anjani
Tanggal : 26 Agustus 2006

PIMPINAN SIDANG
Anggota Sekretaris Ketua

Julia Marhaeda, SS. M. Azami Hamzah, S.H.I M. Zainul Ahzan, S.Pd.I


ANGGARAN RUMAH TANGGA
HIMPUNAN MAHASISWA NAHDLATUL WATHAN (HIMMAH NW)

BISMILLAHIWABIHAMDIHI

BAB 1
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Keanggotaan HIMMAH NW terdiri dari :
a. Angota biasa, selanjutanya disebut angota, ialah setiap mahasiswa indonesia yang
beragama islam berpaham ahlussunnah waljamaah ala mazhabil imamy syafi'i, menyetujui,
aqidah asas, tujuan, usaha-usaha serta sanggup melaksanakan semua keputusan HIMMAH
NW.
b. Angota luar biasa ialah setiap mahasiswa indonesia yang beragama islam berpaham
ahlussunnah waljamaah ala mazhabil imamy syafi'i, menyetujui, aqidah asas, tujuan, usaha-
usaha serta sanggup melaksanakan semua keputusan HIMMAH NW. belajar diluar negeri dan
atau mahasiswa luar negeri yang belajar di indonesia.
c. Angota kehormatan ialah setiap orang yang bukan anggota biasa dan luar biasa yang
dianggap telah berjasa kepada HIMMAH NW dan ditetapkan dalam keputusan pimpinan pusat

BAB II
PENERIMAAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 2
a. Anggota biasa pada dasarnya diterima melalui komisariat ditempat tinggalnya
b. Anggota luar biasa diterima melalui cabangdengan persetejuan pimpinan pusat,dapat diterima
dikomisariat setelah mengikuti Wapa 1
c. Anggota kehormatan dapat diterima

Pasal 3
Penerimaan anggota biasa maupun anggota luar biasa, menganut cara aktif dan diatur dengan cara :
a. Mengajukan permintaan menjadi anggota disertai pernyataan setuju pada aqidah, asas,
tujuan, usah-usaha HIMMAH NW secara tertulis atau lisan dan membanyar uang pangkal
sebesar 2.500 (Dua Ribu Lima Ratus Rupiah)
b. Jika permintaan itu diluruskan, maka yang bersangkutan menjadi anggota selama 3 (tiga)
bulan dengan hak menghadiri kegiatan-kegiatan HIMMAH NW dilaksanakan secara terbukti
c. Apabila selama menjadi calon anggota yang bersangkutan menunjukan hal-hal yang positif
makaia diterima menjadi anggota penuh dan kepada diberikan kartu anggota.
d. Permintaan menjadi anggoata dapat ditolak apabila terdapat alasan y ang kuat,baik syar'i
maupun or ganisasi

Pasal 4
a. Anggota kehormatan dapat diusulkan oleh pimpinan cabangatau Pimpinan wilayah dengan
mempertimbangkan kesediaan yang bersangkutan.
b. Setelah memperoleh persetujuan Pimpinan Pusat HIMMAH NW, kepadanya diberikan
surat pengesahan.

Pasal 5
Anggota dinyatakan berhenti berhenti keanggotaan HIMMAH NW, karena meninggal dunia,
dinon aktifkan, permintaan sendiri dan atau tidak lagi memenuhi syarat keanggotaan HIMMAH
NW

Pasal 6
Anggota yang melanggar ketentuan organisasi dapat dikenakan sangsi melalui sidang pleno berupa
peringatan secara lisan atau tertulis dikenai skorsing dan diberhentikan menjadi anggota.
Pasal 7
Anggota –anggota dipecat menjadi keanggotaan HIMMAH NW karena dengsan sengaja tidak
memenuhi kewajibannya sebagai anggota atau melakukan perbuatan yang mencemarkan dan
menodai nama HIMMAH NW, baik ditinjau dari syai'I, kemaslahatan ummat atau organisasi
dengan prosedur saebagai berikut.
a. Pemecatan dilakukan berdasarkan keputusan Rapat pleno Pemimpin Cabang stelah
menrima usul dari Koodrinator dan Komisariat.
b. Sebelum dipecat, anggota yang bersangkutan diberi peringatan oleh pemimpin.
c. Anggota yang diberhenikan sementara atau dipecat dapat membela diri dalam suatu
Konfernsi Cabang atau naik banding ke Pimpinan Wilayah dapat mengembil keputusan atas
perminttan itu.
d. Surat pemberhentian atau pemecatan sabagai anggota dikeluarkan oleh pimpinan Cabang
bersangkutan atas Keputusan Rapat Pleno Pimpinan Cabang. Surat keputusan kemudian
diserahkan kepada anggota yang bersangkutan.
e. Pimpiann pusat mempunysi wewenang memect seekor anggota secara langsung. Surat
keputusan memecat itu dikirimkan kepada ca bang dan kepada anggota yang bersangkutan.
f. Pemecatan kepada seorang anggota yang diakukan langsung oleh pimpinan pusat
merupakan hasil Rapat Pleno pimpinan pusat.
g. Anggota yang di pecata langsung oleh Pimpinan Pusat dapat membela diri dalam
Muktamar atau Muktamar luarbiasa.

BAB III
PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 8
Perangkat organisasi HIMMAH NW terdiri atas Biro, bagian dan seksi
a. Biro, bagian dan seksi adalh alat kelengkapan organisasi dan sarana pelaksanaan
kegiatan pimpinan yang berada dalam stuan adminis trasi piminan yang bersangkutan
b. Dlam menjalankan kebijakan organisasi, secara oprasional Biro berada di Pimpin
Pusat, bagian di Pimpinan Wilayah dan Cabang seksi berada di koor dinator komisariat dan
komisariat.
Biro, bagian seksi terdiri atas:
a. Pengkaderan dan pengembangan anggota
b. Pengkajian dan pengembangan sumberdaya manusia
c. Kesejah traan dan pengembangan organisasi
d. Dakwah dan pembina keagamaan
e. Penerbitan dan impormasi
f. Penelitian dan pengembangan intelak tual
g. Penerbitan dan pengembangan serta budaya
h. Kerjasama dan hubungan international
i. Keputrian

Pasal 9
Untuk mewujudkan tujuan diatas maka HIMMAH NW melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut
a. Dibidang agama, mengusahakan terlaksananya ajaran islam menurut paham ahlussunnah
waljamaah ala mazhabil imamiy syafi'I RA. Dalam masyarakat melaksanakan berbagai
kegiatan keagamaan.
b. Di bidang pengkaderan dan pengembangan aggota, mengusahakan terwujudnya
penmyelenggaraan pelatihan-pelatihan untuk membina anggota dalam meningkatkan
intlektualitas dan profesionalitas.
c. Di bidang peneliian dan pengembangan, mengusahakan terwujudny wawasan yangluas untuk
menggali potensi intlektual dan ilmiah anggota semaksimal mungkin.
d. Di bidang sosial, mengusahakan terwujudnya pemeretaan pembangunan dengan
mengupayakan keadilan sosian dan keadilan hukum di segala aspek kehidupan bagi seluruh
rakyat pada khususny anggota NW. untuk menuju kesejahteraan dan keselamatan didunuia dan
akherat.
e. Di bidang kewanitaan, di upayakan terwujudnya peran serta anggota himmawati untuk
meningkatkan intlektualitas dan profesionalitas dalm menempatkan diri ditengah-tengah
kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama.

BAB IV
KEANGOTAAN

Pasal 10
a. Keanggotaan HIMMAH NW terdiri dari, anggota luar biasa dan anggota ke hormatan
b. Setiap mahasiswa yang beragama islam dan menyatakan keinginannya setrta sanggup
mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIMMAH NW, dapat diterima
menjadi anggota
c. Tata cara menjadi angota dan pemberhentian anggota diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 11
Setiap anggota berhak :
a. Memilih dan dipilih menjadi pengurus HIMMAH NW.
b. Mengajuakan usul, saran dan pernayataan terhadap pengrus baik secara lisan atau tulisan.
c. Mendapatkan playanan aktivitas, pembelaa penggunaan fasilitas.

Pasal 12
Seiap anggota berkewajiban :
a. Setia, tunduk dan taat pada peraturan-peraturan organisasi HIMMAH NW.
b. mendukung dan membantu segala langkah HIMMAH NW, serta bertanggung jawab
terhadap segala yang diamanatkan kepadanya.
c. menjaga nama baik organisasi
d. merawat dan menjaga fasilitas organisasi.
e. membantu pengurus dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan dan kebijakan-kebijakan
organisasi.
f. memabayar iuran yang telah ditentukan oleh Pmpinan Pusat HIMMAH NW.

BAB VI
STRUKTUR RGANISASI

P asal 13
Struktur organisasi HIMMAH NW terdiri dari Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan
Cabang, Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Komisariat.

Pasal 14
a. Pimpianan Pusat adalah Kepengurusan Organisasi ditingkat Pusat yang berkedudukan di
pusat organisasi Nw nahdlatul Wathan.
b. Pimpinan Pusat sebagai tingkat kepengurusan tertinggi dalam HIMMAH NW merupakan
penanggung jawab kebijaksanaan dalam organisasi dan pelaksanaan-pelaksanaan kongre

Pasal 15
a. Pimpinan wilayah adalah kepengurusan organisasi HIMMAH NW dipropinsi atau daerah
yang disamakan dengan itu dan berkedudukan di ibukota atau yang disamakan dengan itu.
b. Pimpinan wilayah dapat dibentuk jika terapat 2 (dua) cabang.
c. Permintaan untuk membentk Pimpinan wilayah disampaikan kepda pimpinan pusat dengan
disertai keterangan tentang daerah yang bersangkutan dan pimpinan cabaang yang ada didaerah
itu dengan melalui masa percobaan selama 6 (bulan); permintaan mendapat keterangan atau
wilayah tersebut ditetapkan oleh pimpinan pusat .
d. Pimpinan berfungsi sebagai Pimpinan caban cabang didaerah dan sebagai pelaksana
pimpinan pusat untuk daerah yang bersangkutan .

Pasal 16
a. Pimpinan cabang adalah tingkat pengurusan organisasi HIMMAH NW dikabupaten atau
kota madya atau kota administratip dan berkedudukan di ibukota kabupaten/kota madya/kota
administratip.
b. Dalam hal-hal tertentu disebabkan oleh besarnya penduduk, luasnya daerah atau sulitnya
komunikasi, pembentukan cabang diatur oleh kebijak sanaan pimpinan pusat HMMAH NW.
c. Pimpinan cabang dapat di bentuk sekurang-kurangnya dua kordinator komisariat.
d. Permintaan untk membentk pimpinan cabang disampaikan kepda pimpinan pusat dalam
bentuk suatu pemohon yang diikuti oleh Pimpinan wilayah yang bersangkutan dengan massa
percobaan selama 4 (Bulan) bulan
e. Pimpinan cabang memimpin dan mengkoordinir komisariat-komisariat didaerahg
wewenangnya melaksanakan kebijak sanaan Pimpinan wilanyah dan pimpinan pusat untuk
daerahnya.
Pasal 17
a. Pimpinan komisriat adalah kepengurusan organisasi HIMMAH NW ditingkat unipersitas,
institut, sekolah tinggi atau yang sederajat dengan itu
b. Pimpinan komisriat dapat di bentuk jika terapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) komisariat.
c. Permohonan untuk membentuk Pimpinan komisariat disampaikan kepada pimpinan cabang
dengan cisahkan oleh pimpinan cabang melalui masa percobaan selama 3 (tiga) bulan

Pasal 18
a. Pimpinan komisriat adalah kepengurusan organisasi HIMMAH NW ditingkat fakultas,atau
yang disamakan dengan itu.
b. Pimpinan komisriat dapat di bentuk jika di suatu fakultas atau yang disamakan dengan itu
terapat sekurang-kurangnya 15 orang anggota
c. Pimpinan membentuk komisariat disampaikan kepada pimpinan cabang dengan dengan
diajukan dan direkomendasikan oleh Pimpinan komisariat dan dapat disahkan oleh pimpinan
cabang setelah melalui percobaan selama 3 (tiga) bulan

Pasal 19
a. Untuk melaksanakan tugas dan usaha-usaha sebagai mana dimaksud dalam pasal 8 dan 9
HIMMAH NW menbentuk perangkat-perangkat organisasi yang meliputi Biro, dan seksi yang
merupakan bagian dari kesatuan organisasi HIMMAH NW
b. Tata cara pembentukan Biro, bagian dari seksi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
KEPENGURUSAN

Pasal 20
a. Kepengurusan HIMMAH NW terdiri atas Dewan Pembina, Dewan pertimbangn, Dewan
Pimpinan dan Pimpinan.
b. Dewan Pembina adalah pembina yang secara pungsional dijabat oleh Ro'is Am dan para
Anggota Dewan Mustasar Pengurus Besar Nahdlatul Wathan.
c. Dewan Pertimbangan adalah pengarah yang secar fungsional dijabat oleh Ketua Umum dan
Sekretaris Jendral Pengurus Besar Nahdlatul Wathan.
d. Dewqan penasehat adalah penasehat yang secara pungsional dijabat oleh pengurtus wilayah
nahdlatul wathan, pengurus daerah nahdlatul wathan, dan atau pengurus perwakilan nahdlatul
wathan.
e. Pimpinan adalah pelaksana harian.
f. Adapun wewenamg, kewajiban dan hak dewan pembina, dewan pertimbangan, dewan
penasehat dan pimpinan diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 21
a. Masa jabatan pimpinan tersebut dalam pasal 20 adalah 3 (tiga) tahun untuk dilingkungan
pusat, 2 (dua) tahun untuk Pimpinan wilayah dan pimpinan cabang, dan 1 (satu) tahun untuk
Pimpinan komisarit-komisarit.
b. Masa jabatan perangkat organisasi disesuaikan dengan masajabatan pimpinan HIMMAH
NW di tingkat masing-masing.

Pasal 22
a. Pimpinan pusat HIMMAH NW terdiri atas dewan pembina, dewan pertimbangan dan
pimpinan pusat.
b. Pimpinan wilayah HIMMAHNW terdiri atas dewan penasehat dan Pimpinan wilayah.
c. Pimpinan cabang HIMMAHNW terdiri atas dewan penasehat dan Pimpinan cabang.
d. Pimpinan komisariat terdiri dari komisariat.
e. komisariat terdiri dari pimpinan komisariat.
f. Ketentuan mengenai susunan dan komposisi pimpinan diatur dalam angaran Rumah
Tangga

Pasal 23
a. Pimpinan HIMMAHNW di semua tingkatan dipilih dan ditetapkan dalam
permusyawaratan sesuai tingkatannya.
b. Tata cara pemilihan dan penetapan pimpinan HIMMAH NW tersebut diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga

BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 25
Permusyawaratan di lingkungan HIMMAH NW meliputi
a. Permusyawaratan tingkat pusat
b. Permusyawaratan tingkat daerah
c. Permusyawaratan bagi perangkat organisasi HIMMAH NW

Pasal 26
Permusyawaratan tingkat pusat di lingkungan HIMMAH NW
a. Muktamar
b. Muktamar luar biasa
c. Rapat koordinasi Pimpinan Pusat
d. Rapat kerja pusat
e. ketentuan Prmusyawaratan tingkat pusat sebagai mana disebut dalam hurup a, b, c, d, diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 27
Permusyawaratan tingkat daerah meliputi
a. Musyawarah Pimpinan wilayah
b. Musyawarah kerja Pimpinan wilayah
c. Konperensi cabang
d. Rapat Pimpinan Cabang
e. Rapat Kerja Cabang
f. Rapat anggota
g. Permusyawaratan tingkat daerah,sebagaimana yang di atur dalam ayat 1 diatur lebih lamjut
dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 28
Permusyawaratan untuk Biro, baian dan seksi diatur dalam ketentuan antara yang bersangkutan
dengan memenuhi kebutuhan sebagai berikut.
a. Permusyawaratan tingkat perangkat organisasi merujuk kepada anggaran dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, dan program HIMMAH NW.
b. Segala hasil Permusyawaratan perangkat organisasi dinyatakan tidak sah dan tidak
berlaku jika isiya bertentangan hasil Muktamar.

Pasal 29
a. Permusyawaratan sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 25 adalah sah
apabila dihadiri dua pertiga dari jumlah peserta.
b. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencari
mufakat dan jika tidak mungkin maka keputusan berdasarkan voting.

BAB IX
ATRIBUT

Pasal 30
HIMMAH NW mempunyai lambang, lagu dan atribut-atribut organisasi lainnya diatur dan
ditetapkan oleh Muktamar.
BAB X
KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 31
1. Keuangan HIMMAH NW digali dari sumber-sumber dana di lingkungan Nahdlatul
Wathan, ummat islam maupun sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.
2. Sumber dana di lingkungan HIMMAH NW di peroleh dari
a. Uang pangkal
b. Uang luar dan uang tahunan
c. Sumbangan dari allumni
d. Usaha-usaha lain yang halal
3. Pemanpaatan uang pangkal, iuran bulanan dan tahunan serta sumbangna allumni dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 32
1. Kekayaan HIMMAH NW dan perangkatnya berupa dana inventaris
kantor, gedung, tanah dan lain-lain harus dicatat sebagai kekayaan organisasi.
2. Pimpinan pusat mewakili HIMMAH NW di dalam maupun di luar
pengadaan tentang segala hal dan kejadian, baik mengenai pengurus maupun tidak kepemilikan
dengan tidak mengurangi pembatasan yang diputuskan Muktamar.

BAB XI
PERUBAHAN DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 33
1. Anggaran Dasar ini dapat diubah melalui :
a. Keputusan Muktamar
b. Sekurang-kurangnya dihadiri dua pertiga dari peserta Muktamar
c. Disetujui sekurang-kurangnya dua pertiga dari peserta Muktamar
2 Pembubaran organisasi HIMMAH NW dilakukan melalui Muktamar dan disetujui
oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari peserta Muktamar
3 Apabila HIMMAH NW dibubarkan maka segala kekayaan diserahkan kepada
organisasi induk yaitu NW atau badan amal yang sepaham.
4. Ketentuan-ketentuan pasal diatas berlaku pula untuk pembubaran.

BAB XIII
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 34
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam
Peraturan Organisasi Pimpinan Pusat.
2. Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di : Anjani
Tanggal : 26 Agustus 2006

PIMPINAN SIDANG
Anggota Sekretaris Ketua

Julia Marhaeda, SS. M. Azami Hamzah, S.H.I M. Zainul Ahzan, S.Pd.I

Você também pode gostar