Você está na página 1de 6

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA

Dalam budidaya lele perlu diperhatikan faktor-faktor kritis yang dapat


menghambat keberhasilan usaha, Fakto-faktor tersebut antara lain : Pemilihan
bibit unggulan, Biaya pakan tinggi dan yang paling kritis adalah faktor penyakit
dan predator (hama).

Hama pada lele adalah binatang pemangsa lele. Hama yang sering menyerang
lele antara lain berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan
gabus dan belut.Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering
menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak
banyak diserang hama.

Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah
seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Bakteri
Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla. Bentuk bakteri ini seperti
batang dengan cambuk yang terletak di ujung batang, dan cambuk ini digunakan
untuk bergerak. Ukurannya 0,7-0,8 x 1-1,5 mikron. Gejala: lele yang terkena
bakteri ini: warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan. Lele
bernafas megap-megap di permukaan air. Bakteri Mycobacterium fortoitum
Penyakit yang disebabkan bakteri ini yaitu tuberculosis
Gejalanya: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil
pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau
miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip.

Jamur/candawan Saprolegnia.
Penyebab: jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau
ikan yang kondisinya lemah.
Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka
atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan
tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti
kapas.

Penyakit bintik putih dan gatal (Trichodiniasis)


Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius
multifilis.
Gejala: ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; ikan sering
menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam.

Penyakit cacing Trematoda


Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus
menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang
akibatnya pernafasan terganggu.

Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan.
Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah.

Sumber : http://www.pustakatani.org/InfoTeknologi
Gambar : http://think4blog.files.wordpress.com

Usaha budidaya lele merupakan usaha yang dapat dijadikan sambilan yang dapat
menambah penghasilan, atau mungkin dapat dijadikan sebagai sekedar hobi.
Apabila kita menempatkan sebagai suatu budidaya, maka budidaya lele termasuk
usaha yang sangat menjanjikan, sebab permintaan terhadap komoditi ini selalu
tinggi.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar
yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh
masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Hal
ini dimungkinkan karena kemudahan perawatan,
bahkan untuk pakannya, dapat memanfaatkan
plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan
mollusca sebagai makanannya. Untuk usaha
budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet)
sangat dianjurkan karena berpengaruh besar
terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Budidaya lele, baik kegiatan pembenihan maupun
pembesaran dapat dilakukan di kolam tanah, bak
tembok atau bak plastik. Budidaya di bak tembok
dan bak plastik dapat memanfaatkan lahan
pekarangan ataupun lahan marjinal lainnya.

sumber gambar : http://3.bp.blogspot.com

Tebar lele, bisa diawali dgn tebar ukuran 2-3 cm dgn kapadatan 100-150 ekor/m2,
pilih lokasi dgn suhu > 26 C. Jadikan warna air menjadi hijau daun utk suplai O2
lbh baik, dgn cara pemupukan & aplikasi probiotik. Umur 90 hari akan di dpt 140
gr ( 7ekor/Kg). dgn kepadatan itu kolam dari terpal atau beton.

Sebenarnya dgn teknologi probiotik tebar lele sudah mampu sampai 400 – 500
ekor/m3. tetapi diperlukan kepiawaian dalam manajemen pengelolaan kualitas air.
Untuk ternak lele dgn tebar bibit 10.000 ekor ukuran 10-12 cm harga di pasaran
Rp.250-300/ekor setidaknya diperlukan lahan 100 m2, jumlah pakan pelet 1 ton
jika konversi pakan menjadi daging 90 % diestimasikan kita mendpt hasil 900 kg,
masa pemeliharaan 60-80 hari.Sebaiknya pada saat 30-40 hari stlh tebar benih
dilakukan sortir, krn mulai banyak bibit yg bertubuh bongsor yg sering meng-
kanibal ikan yg lain.

Bentuk fisik kolam tdk terlalu utama, baik itu kolam tembok ataupun tanah. yang
diutamakan dlm ternak lele adalah kualitas benih, air dan pakan.Benih sebaiknya
beli dari pembenih lele langsung dan mulai dari benih yg agak besar contohnya
ukuran 10-12 cm dgn kepadatan 100-150 ekor/m2, air bebas pencemaran bisa
berasal dari air sungai, sumur, PAM yg sudah diendapkan. kolam sebaiknya
diberi pupuk kandang,urea,tsp dan didiamkan minimal 1 minggu agar terbentuk
pakan alami berupa plankton, kolam harus dlm
kondisi air tdk jalan krn lele rentan terhadap perubahan air yg terus menerus dan
lele akan selalu meloncat kearah sumber air mengalir. kedalaman kolam
sebaiknya 120 cm dgn ketinggian air 80 cm.pakan utama sebaiknya menggunakan
pakan pabrik dgn kandungan protein >32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa
limbah peternakan ayam spt bangkai ayam,usus,telur yg gagal tetas dng terlebih
dahulu dibakar/direbus.

Ukuran kolam 10×10M2 ditanami benih 10.000 ekor, diberi pakan 4 kali
sehari dan 40 hari kemudian panen sekitar 1,2 ton. Kedalaman air sekitar 80
cm, kolam tidak dibeton tapi cukup tanah alami. 2 minggu setelah tabur
benih, ikan dipisah-pisahkan yang ukuran besar dan yang kecil. Oya jenis lele
silangan antara patin dan dumbo, saya lihat warna ikan agak putih tidak
seperti lele biasa dan tidak matil, juga tidak meng-kanibal yang lainnya.
Harga benih sekitar Rp. 250/ekor, hasil diskusi dengan peternak nih, total
biaya sekitar 7,5 juta (Bibit+Pakan), 40 hari tanam menghasilkan sekitar 10
Juta. Tips membuat pakan tambahan untuk lele, peternak lele bisa
mencobanya, dgn bahan :
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan)lebih bagus di rebus
dgn perbandingan 10:5:1, Jadi setiap 10 kg ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan
asin bs aduk jd satu, berikan sesuai kebutuhan.
(imanpspk, http://imanpspk.wordpress.com/2007/06/11)

ANALISA USAHA
Investasi Awal
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- = Rp 1.000.000,-
b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- = Rp 1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- = Rp 750.000,-
Total Investasi Awal = Rp 3.250.000,-.

Biaya Tetap
a. Penyusutan lahan (per tahun) Rp 1.000.000,-/1 thn = Rp 1.000.000,-
b. Penyusutan bak kayu lapis plastik (per dua tahun) Rp 1.500.000,-/2 thn = Rp
750.000,-
c. Penyusutan drum plastik (per lima tahun) Rp 750.000,-/5 thn = Rp 150.000,-
Total Biaya Tetap = Rp 1.900.000,-

Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700 = Rp 17.760.000,-
b. Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- = Rp 2.021.052,63
c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- = Rp 300.000,-
d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- = Rp 200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- = Rp 3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- = Rp 1.200.000,-
Total Biaya Variabel = Rp 24.281.052,63

Total Biaya
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63
= Rp 26.181.052,63

Pendapatan Produksi

Produksi lele konsumsi 4.800 kg x Rp 7.000/kg -Rp 33.600.000,

Selengkapnya perhitungan laba rugi dapat dilihat dalam tebel sebagai berikut :

PROYEKSI LABA RUGI

Panen 130 Hr
KETERANGAN
(Rp) Total (Rp)
A. PENDAPATAN 33,600,000
Produksi Lele 4.800 kg @ Rp 6.000 33,600,000

B. BIAYA ALAT 1,100,000


1. Bak kayu 3 unit @ Rp 500.000 600,000
2. Drum Plastik 5 unit @ Rp 150.000 300,000
3. Alat pendukung 200,000

C. LABA KOTOR (A - B) 32,500,000

Você também pode gostar