Você está na página 1de 16

FRAKTUR

DAMAI NOOR FATIMAH


08020028
DEFINISI
• Fraktur adalah hilangnya kontinuitas jaringan tulang
dan / atau tulang rawan epifisis atau tulang rawan sendi.

Tulang bersifat rapuh, namun mampu mempunyai gaya


pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat terjadi akibat :
1. peristiwa trauma tunggal
2. tekanan yang berulang-ulang
3. kelemahan abnormal pada tulang (fraktur patologik)
1. Fraktur akibat peristiwa trauma
a. Trauma langsung
b. Trauma tidak langsung
Kekuatan dapat berupa:
– Pemuntiran(rotasi)sebabkan fraktur spiral
– Penekukansebabkan fraktur melintang
– Kombinasisebabkan fraktur oblique
– Penarikandimana tendon atau ligamen menarik tulang sampai
terpisah
2. Fraktur patologis
Diakibatkan trauma yg minimal atau tanpa tanpa trauma,
contoh:
a. Osteogenesis imperfecta
b. Osteoporosis
c. Penyakit metabolik atau penyakit-penyakit lain (infeksi
tulang atau tumor tulang)
• Kerusakan jaringan lunak
Trauma yg mengakibatkan frakturdpt merusak jaringan
lunak sekitar fraktur (cutan, fascia, musculus, sampai
neurovaskularisasi atau organ2 penting lainnya)
• Deskripsi fraktur
1. komplit-tidak komplit
2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma
3. Jumlah garis patah
4. Bergeser-tidak bergeser
5. Terbuka-tertutup
1. komplit-tidak komplit
 Fraktur komplitgaris patah melalui seluruh
penampang tulang/melalui kedua korteks tulang
 Fraktur tidak komplitgaris patah tidak melalui
seluruh penampang tulang, seperti:
 Hairline fracture
 Buckle fracture
 Greenstick fracture
2. Bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma
 Garis patah melintang
 Garis patah oblique
 Garis patah spiral
 Fraktur kompresi
 Fraktur avulasi
3. Jumlah garis patah
 Fraktur komunitifgaris patah >1 dan saling
berhubungan
 Fraktur segmentalgaris patah > 1 tetapi tdk saling
berhubungan
 Fraktur multiplegaris patah >1 tetapi pada tulang yg
berlainan tempatnya

4. Bergeser-tidak bergeser
 Displacedterjadi pergeseran fragmen2 fraktur yg juga
disebut dislokasi fragmen
 Undisplacedgarispatah komplit tetapi kedua fragmen
tidak bergeser
5. terbuka-tertutup
 Fraktur terbukabila terdpt luka yg menghubungkan tulang yg
fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit
 Fraktur tertutubila tidak ada luka yang menghubungkan fraktur
dengan udara luar atau permukaan kulit

• Diagnosa Fraktur
Ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan umum
3. Pemeriksaan status lokalis(lihat tanda2 klasik)
4. Pemeriksaan radiologis
Tanda2 klasik :
look( deformitas dan fungsio lesa)
feel(nyeri tekan)
move(krepitasi, nyeri bila digerakkan, gangguan2 fungsi, range of
motion dan kekuatan serta gerakan tidak normal)
Penyembuhan fraktur
• Kerusakan jaringan dan hematoma
• Radang dan poliferasi seluler
• Pembentukan kalus
• Konsolidasi
• Remodeling
HEALING PROCESS
1. Stadium Pembentukan Hematom :
 - Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang
berasal dari pembuluh darah yang robek
 - Hematom dibungkus jaringan lunak sekitar (periosteum
& otot)
 - Terjadi sekitar 1-2 x 24 jam

2. Stadium Proliferasi Sel / Inflamasi :


 - Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum,
sekitar lokasi fraktur
 - Sel-sel ini menjadi precursor osteoblast

 - Sel-sel ini aktif tumbuh ke arah fragmen tulang

 - Proliferasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang

 - Terjadi setelah hari ke-2 kecelakaan terjadi


3. Stadium Pembentukan Kallus :
 - Osteoblast membentuk tulang lunak (kallus)
 - Kallus memberikan rigiditas pada fraktur
 - Jika terlihat massa kallus pada X-ray berarti fraktur telah menyatu
 - Terjadi setelah 6-10 hari setelah kecelakaan terjadi

4. Stadium Konsolidasi :
 - Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. Fraktur teraba telah menyatu
 - Secara bertahap menjadi tulang mature
 - Terjadi pada minggu ke 3-10 setelah kecelakaan

5. Stadium Remodeling :
 - Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eks fraktur
 - Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast
 - Pada anak-anak remodeling dapat sempurna, pada dewasa masih ada tanda
penebalan tulang.
 Proses penyembuhan tulang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mencakup: usia,
lokasi dan jenis fraktur, kerusakan jaringan sekitar fraktur, banyaknya gerakan pada
fragmen fraktur, pengobatan, adanya infeksi atau penyakit lain yang menyertai
(seperti diabetes mellitus), derajat trauma, gap antara ujung fragmen dan pendarahan
pada lokasi fraktur
KOMPLIKASI
1. Komplikasi dini
– Lokal
• Vaskuler
• Neuorologis
– sistemik
2. Komplikasi lanjut
– Lokal:
• Kekakuan sendi
• Malunion
• Nonunion atau infected nonunion
• Fraktur epifisis
• Osteoporosis post trauma
TREATMENT
• Tujuan treatment pada frakturmengembalikan fungsi tulang yg
patah dalam waktu sesingkat mungkin
1. Terapi konservatif
– Proteksi
– Immobilisasi
– Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
– Traksi
2. Terapi operatif
a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan
radiologi
– Reposisi tertutup- fiksasi eksterna
– Reposisi dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna
b. Terapi operatif dengan membuka fraktur
– Reposisi terbuka dan fiksasi interna
– Excisional Arthroplasty
– Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis

Você também pode gostar