Você está na página 1de 5

KITAB MARKUS / KEANU MITCHELL XI SCIENCE II

Kitab Markus di tulis oleh Markus di mana waktu Penulisan antara tahun 50 dan 70
masehi. Rentang waktu sekitar 3,5 tahun (tahun 29-33 Masehi).

Kitab Markus adalah kitab terpendek dari keempat Injil dan merupakan sebuah kitab
tentang tindakan yang lebih terfokus pada perbuatan Yesus daripada perkataan-Nya.
Secara umum diterima bahwa khotbah Petrus, sahabat Markus, merupakan sumber
utama materi Injil ini. Markus juga menghabiskan waktu dengan Paulus dan Barnabas
ketika ia kembali bersama mereka dari Yerusalem ke Antiokhia dalam perjalanan
pengabaran Injil mereka yang pertama. Akan tetapi, Markus pulang lebih dahulu dan
kemudian ke Yerusalem. Kemudian Barnabas ingin membawa Markus dalam
perjalanan penginjilan kedua, namun Paulus tidak setuju dan berangkat dengan Silas.
Paulus dan Barnabas berdamai kembali di kemudian hari, dan Markus menjadi
sahabat dekat dan penolong Paulus. Tempat Penulisan kitab Markus adalah di Roma
(kemungkinan ketika Petrus dan Markus berada dalam penjara). Kitab Markus pada
mulanya ditujukan kepada secara umum kepada semua orang non Yahudi, tetapi
terutama kepada orang Roma. Kitab Markus berisikan tentang gambaran Yesus yang
hidup dimana di dalam hidup-Nya Yesus telah melalukan pengajaran, penyembuhan,
dan pelayanan terhadap orang-orang yang membutuhkan.

Yesus merupakan contoh yang sempurna dan korban yang sempurna bagi manusia
disepanjang masa. Melalui pekerjaan-Nya Yesus memperlihatkan kuasa-Nya terhadap
penyakit, setan-setan, alam, dan bahkan Ia memperlihatkan kuasanya atas Maut.
Melalui mukjizat-mukjizatnya Ia juga memperlihatkan dan menunjukan belas kasihan
Yesus terhadap dunia. Namun perlawanan dan kebenciaan terhadap Yesus muncul
dari pihak Imam besar, orang farisi, dan orang saduki yang dimana pada akhirnya
karena orang-orang ini lah Yesus di salibkan. Yesus bersedia membiarkan tejadi
penangkapan dan penyaliban atas diri-Nya, akan tetapi melalui kebangkitan-Nya Ia
menyelamatkan kita semua. Di kitab ini kata yang paling menonjol adalah kata
“Pelayanan” dan kata “segera”. Pelayanan Yesus kristus berpusat di sekitar
keberadaanNya sebagai “pelayan” bagi semua orang, memberi hidupNya sebagai
tebusan bagi banyak orang. Injil Markus mengunakan istilah “segera” untuk
menekankan penting dan mendesaknya untuk mempercayi Anak Allah, yaitu …
sekarang.
Refleksi Kitab Markus:

Dari kitab kita dapat melihat bahwa Yesus peduli terhadap seluruh aspek hidup kita.
Ia sangat memperdulikan kita hambanya, makhluk ciptaannya yang berdosa yang
tidak ada artinya jika dibandingkan dengan Dia. Hal ini membuat saya berpikir bahwa
Tidak ada sebuah pribadi pun yang terlalu rendah dan berada di luar jangkauan tangan
kasih Allah. Kasih Allah bersifat universal dan berlaku untuk semua orang tanpa ada
pengecualian. Ia tidak melihat kita dari mana dan harta kita, Ia hanya melihat hati
kita. Melalui kitab Markus ini saya juga dapat melihat dan belajar bahwa kematian
Yesus Di atas Kayu Salib membayar harga setiap dosa kita hanya bila kita berpaling
kepada-Nya dengan hati yang bertobat dan mempercayai-Nya sebagai Juru selamat.
Yesus telah menebus segala dosa yang seharusnya kita tanggung. Yesus membuat
hubungan kita dengan Allah yang tadinya terputus oleh dosa kembali terhubung
kembali oleh karena penebusan dan penyelamatan yang telah Ia lakukan. Oleh karena
itu kita sebagai hamba-Nya harus mempercayai-Nya dan menerimannya sebagai
Tuhan dan Juruselamat kita karena hanya melalui Kristus lah kita dapat menerima dan
mendapatkan hidup yang kekal.

Selain itu tindakan Yesus sesuai dengan perkataanNya, maka kita pun harus berbuat
demikian jika kita ingin menjadi seorang saksi yang baik bagi-Nya, karena biar
bagaimanapun juga kita sebagai hamba-Nya adalah penerus-Nya dalam
menyampaikan firman firman-Nya supaya makin banyak orang yang memperoleh
kasih dan sukacita di dalam Yesus Kristus dan kita harus ingat bahwa di dalam
penyampaian firman-firman-Nya kita harus mengatakan semuanya dengan jujur dan
sesuai dengan firman Tuhan yang sesungguhnya. Hal berikutnya adalah seperti Yesus
telah datang untuk melayani kita, maka kita juga harus melayani orang lain. Melayani
bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan. Kita harus belajar banyak tentang
melayani karena Tuhan Yesus selama di dunia telah banyak sekali melakukan
pelayanan terhadap semua orang. Kita harus belajar bagaimana cara melayani yang
baik dan benar, karena dengan melayani kita dapat mendekatkan diri lebih lagi kepada
Allah.
APOKRIFA / KEANU MITCHELL XI SCIENCE II

Kata Apokrifa, berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti
"tersembunyi”. Ada sejumlah kitab suci yang tidak dimasukan dalam Alkitab
Protestan karena asal-usulnya diyakini tidak asli. Kitab-kitab Apokrifa terutama
mencakup Kitab-Kitab Perjanjian Lama yang dimasukan dalam Alkitab Katolik
Roma. Kata ini mengacu pada sekelompok tulisan kuno yang berstatus "diilhami roh",
suatu status yang telah lama menjadi perdebatan dan kontroversi. Beberapa diantara
kitab ini mungkin pada awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani, namun diketahui hanya
ada dalam versi bahasa Yunani sehingga menjadi salah satu alasan yang dipakai para
rabi untuk menolak kitab-kitab itu sebagai bagian dari kitab suci Yahudi.
Kitab-kitab itu dimasukan dalam septuaginta,terjemahan dalam bahasa Yunani
atas Alkitab Ibrani yang digunakan gereja Kristen mula-mula. Apokrifa diterima
sebagai bagian dari Alkitab oleh Agustinus pada akhir abad keempat. Karena banyak
teologi Katolik Roma didasarkan pada tulisan-tulisan Agustinus, orang-orang katolik
menerima kitab-kitab apokrifa sebagai bagian dari sabda Allah. Meskipun demikian,
orang Yahudi maupun orang kristen di palestina tidak pernah menerima kitab-kitab
apokrifa sebagai bagian dari kitab suci mereka. Orang-orang protestan selama masa
Reformasi menolak kitab-kitab apokrifa sebagai bagian dari kanon, dan kitab-kitab
apokrifa tidak muncul dalam Alkitab Protestan.
Berikut ini adalah daftar kitab-kitab itu :

- 1 dan 2 Makabe yaitu karya – karya epos sejarah

- Hikmat Salomo, kitab hikmat seperti kitab ia sebelumnya yaitu Amsal dan
Pengkhotbah

- Sirakh (Ecclesiastivus), kitab hikmat

- Barukh yang merupakan tambahan untuk kitab Yeremia, diduga ditulis oleh
asisten Yeremia

- Tobit dan Yudit yaitu kitab fiksi sejarah yang membangun

Apokrifa merupakan kitab – kitab fragmentaris yang artinya adalah pecahan –


pecahan kitab yang merupakan fragmen daripada kitab – kitab yang telah tercantum
di dalam Perjanjian Lama. Kitab – kitab Perjanjian Lama yang ditambah adalah :
- Kitab Esther, Esther 10:4-10

- Nyanyian Tiga Anak Suci, ditambahkan pada akhir kitab Daniel pasal 3

- Kisah Susana, kitab Daniel pasal 13

Refleksi Apokrifa :

Dari ringkasan materi yang telah saya buat, Menurut saya, kitab Apokrifa
merupakan kitab yang menarik karena kitab ini dapat menambah wawasan serta
memberikan pelajaran moral yang baik untuk kehidupan kita sehari – hari. Tidak
ada larangan menurut saya bagi orang kristen maupun katolik dalam membaca
kitab ini karena kitab – kitab ini memiliki unsur yang bagus seperti kitab – kitab
yang ada di dalam alkitab. Jangan juga kita lupa bahwa Apokrifa merupakan
fragmen – fragmen dari kitab yang ada di Perjanjian Lama. Kitab apokrifa
memberikan juga kepada kita wawasan yang bagus, tetapi itu tidak berarti bahwa
kitab ini diharuskan menjadi landasan bagi kehidupan kita karena kitab Apokrifa
merupakan kitab yang memberikan cerita fiksi dan tidak benar – benar terjadi,
hanya saja kitab ini memberikan pelajaran yang baik untuk kehidupan kita. Kitab
Apokrifa ini sangatlah berbeda dengan Alkitab karena Apokrifa tidak
menceritakan tentang mesias atau Yesus Kristus dan tidak mengacu kepada
mesias. Itulah alasan mengapa kita tidak boleh menjadikan kitab Apokrifa sebagai
landasan hidup kita karena tidak mengacu kepada Kristus. Banyak orang yang
meragukan kitab Apokrifa karena asalnya dan sumber pengetahuannya tidak
diketahui. Jadi belum tentu seluruh yang tercantum di dalamnya benar – benar asli
dan benar – benar terjadi. Tetapi kita dalam menanggapi kitab ini harus
menanggapi dengan positif saja yaitu dengan membaca kitab apokrifa ini kita
dapat menambah wawasan dan ilmu teologis. Saya lebih memilih untuk membaca
alkitab daripada membaca kitab – kitab yang meskipun menambah wawasan dan
pengetahuan tentang teologi yang lebih dalam karena alkitablah sumber kebenaran
dan kehidupan. Walaupun memang alkitab yang paling utama, tetapi kita tidak
bisa melupakan apokrifa begitu saja karena dengan membaca apokrifa kita dapat
belajar lagi tentang alkitab. Tetapi kita juga setelah membaca apokrifa harus
selalu ingat bahwa firman tuhan ada di alkitab dan bukan di apokrifa jadi yang
harus lebih kita prioritaskan adalah membaca Alkitab dibanding membaca
Apokrifa

Você também pode gostar