Você está na página 1de 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penguapan
(Evaporasi)”. Adapun penulisan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas KLIMATOLOGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA, FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN 2011.

Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan ini. Kami juga berharap dengan
adanya makalah ini dapat menjadi salah satu sumber literatur atau
sumber informasi pengetahuan tentang kelembaban udara.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh


karena itu, kami mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan
karya tulis kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 30 Maret 2011

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..……………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………… ii
1. BAB I PENDAHULUAN.…………………………………… 1
1.1 Latar Belakang.............................................................1
1.2 Rumusan Masalah…………….…………………….......2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………...….......2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………..3
2. BAB II PEMBAHASAN4
2.1 Definisi Evaporasi....................................................... 4
2.2 Proses yang terjadi saat Pristiwa Evaporasi............... 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pristiwa Evaporasi......... 7
2.4 Konsep Penting Tentang Pristiwa Evaporasi.............. 9
2.5 Perbedaan Evaporasi dengan Destilasi....................... 10
2.6 Evaporasi sebagai pembentuk dan pengendali

Cuaca......................................................................... 12

2.7 Evaporasi dalam bidang perikanan............................ 12

3. BAB III PENUTUP…………………………………………..... 13


DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap
air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Evaporasi atau penguapan merupakan pengambilan sebagian uap air
yang bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu bahan
makanan cair. Salah satu tujuan lain dari operasi ini adalah untuk
mengurangi volume dari suatu produk sampai batas-batas tertentu tanpa
menyebabkan kehilangan zat-zat yang mengandung gizi. Pengurangan
volume produk, akan mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan.
Disamping itu, juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat
membantu pengawetan, atas dasar berkurangnya jumlah air bebas yang
dapat digunakan oleh microorganisma untuk kehidupannya. Salah satu
contoh untuk pengawetan adalah susu kental manis.
Operasi penguapan yang mungkin digunakan untuk suatu produk sangat
bervariasi, hal ini tergantung pada karakteristik bahan produk. Dalam
banyak kasus, karakteristik bahan ini berpengaruh pada design
evaporator (alat penguap). Adapun contoh dari karakteristik bahan adalah
kekentalan bahan dan kepekatan bahan terhadap suhu serta kemampuan
bahan untuk membuat alat mengalami korosi.
Menaikkan konsentrasi dari fraksi padatan di dalam produk bahan
makanan cair adalah dengan menguapkan air bebas yang ada didalam
produk. Proses penguapan ini dilakukan dengan menaikkan temperatur
produk sampai titik didih dan menjaganya untuk beberapa waktu sampai
konsentrasi yang diinginkan.
Kegiatan evaporasi pada bahan pangan dapat dilakukan dengan cara
tradisional atau modern. Cara tradisioanal biasa digunakan pada

ii
evaporasi dalam pembuatan gula merah secara tradisional dengan
menguapkan sejumlah air dalam nira sehingga terbentuk kristal gula.
Sedangkan evaporasi vakum dengan menggunakan alat avaporator
vakum seperti dalam pembuatan susu kental manis dengan suhu yang
rendah dan diberi tekanan sehingga nutrisi dalam bahan tetap terjaga.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang
dapat di ambil adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan evaporasi (penguapan)?
2. Apa saja proses yang terjadi saat peristiwa evaporasi
berlangsung?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa evaporasi?
4. Apa saja konsep penting tentang peristiwa evaporasi?
5. Apa perbedaan evaporasi dengan destilasi?
6. Bagaimana hubungan peristiwa evaporasi dengan cuaca
7. Apa manfaat peristiwa evaporasi di bidang perikanan

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian evaporasi(penguapan)
2. Untuk mengetahui proses yang terjadi saat peristiwa evaporasi
berlangsung
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peristiwa
evaporasi
berlangsung
4. Untuk mengetahui konsep penting tentang peristiwa evaporasi
5. Untuk mengetahui perbedaan evaporasi dan destilasi
6. Untuk mengetahui hubungan peristiwa evaporasi dengan cuaca
7. Untuk mengetahui manfaat peristiwa evaporasi di bidang perikanan

ii
1.4 Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini, kita dapat mengetahui tentang
peristiwa evaporasi dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi proses
terjadinya evaporasi. Dan juga kaitannya yang terjadi di kehidupan dan
khususnya di bidang klimatologi itu sendiri.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaporasi


Penguapan adalah proses perubahan fase cair menjadi uap. Uap
air di udara berasal dari penguapan air di permukaan bumi. Kondensasi
dan presipitasi mengembalikan air ini ke permukaan bumi, melengkapi
siklus hidrologi. Meskipun demikian, penguapan tidak terjadi dengan
kecepatan yang konstant dan tidak tergantung pada persediaan air yang
ada.

2.2 Proses Yang Terjadi Saat Peristiwa Evaporasi Berlangsung


Terdapat banyak air di lap lapisan bumi baik itu di daratan maupun
di lautan dengan kuantitas yang maha besarnya. komposisi air tersebut
seakan menjadi modal terpenting dari proses terjadinya evaporasi atau
penguapan dan teramat penting pengaruhnya terhadap kelangsungan
hidup makhluk hidup. Air hujan yang jatuh diatas daratan sebagian
meresap kedalam tanah (infiltrasi) sebagian ditahan tumbuh – tumbuhan
( Intersepsi ), sebagian menguap kembali (evaporasi ) dan sebagian
menjadi lembab. Jadi evaporasi terjadi di segenap bagian didalam siklus
hidrologi.

Adapun siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah


berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi
tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan
salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi
beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung
jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Evaporasi itu sendiri sepintas kilas diawali dari Air yang ada di laut, di
daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa

ii
(atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap
air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Berikut adalah gambar siklus hidrologi dan evaporasi sebagai bagian dari
siklus tersebut.

Evaporasi terjadi melalui serangkaian proses dan dipengaruhi oleh


beberapa faktor. Adapun faktor terjadinya evaporasi adalah :

• Selisih dalam tekanan uap pada permukaan air dan pada


udara diatasnya

• Selisih dalam suhu pada udara dan air

• Angin , Semakin besar kecepatan angin semakin besar


evaporasi

• Tekanan atmosfir

• Kualitas air ( laju evaporasi untuk air asin adalah kurang dari
pada untuk air tawar dan berkurang kalau berat jenisnya
meningkat )

ii
• Kelembapan , semakin kelembapan udara semakin kecil
Evaporasi

Air, baik itu yang terdapat dalam tanah maupun di laut atau yang
bersumber dari manapun dapat menguap karena adanya radiasi energi
yang bersumber dari :

• Matahari

• Panas yang didalam angin

• Panas yang didalam tanah

• Panas yang didalam air

ii
Radiasi matahari dapat memanasi udara secara intensif yang
menyebabkan udara mengembang dan naik keatas sambil membawa
molekul – moleku air. Molekul air tersebut terbawa angin dan keatas
kemudian berkumpul disuatu daerah yang dingin hingga ahirnya
terkondensasi dan terbentuklah hujan.

Ada kalanya terdapat energi untuk penguapan , tetapi karena udara


jenuh atau hampir jenuh maka terdapat suatu keseimbangan antara
penguapan air dan sulingan air atmosfir. Keadaan demikian sering terjadi
didaerah lembab disekitar khatulistiwa seperti dinegara kita.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peristiwa Evaporasi

ii
Berbagai faktor yang menghambat dan mempercepat kecepatan
dan jumlah penguapan (Hasan, 1970), adalah:
a. Suhu Kecepatan penguapan berubah-ubah langsung terhadap
suhu air. Dengan kenaikan suhu air dan tekanan uap air,
kemampuan titik-titik air untuk menguap ke udara mengalami
kenaikan dengan cepat. Hal ini identik dengan kenyataan bahwa air
panas akan mengalami penguapan lebih cepat daripada air dingin.

b. Kelembaban nisbi (kelembaban udara)


Kelembaban udara dipengaruhi oleh jumlah uap air di udara. Penguapan
akan lebih besar apabila kelembaban nisbi rendah.
c. Angin
Angin sangat mempercepat terjadinya penguapan, karena angin
mengganti udara basah dekat permukaan air dengan udara kering. Untuk
lautan, biasanya angin hanya menggerakan udara basah tanpa membawa
udara kering dari atas permukaan laut.
d. Susunan air
Penguapan berubah-ubah secara kebalikan dengan kadar garam pada
air, sehingga penguapan lebih tinggi pada air tawar dari pada air asin.
Dalam keadaan yang ekuivalen air laut akan menguap lebih lama 5% dari
air tawar.
e. Wilayah Penguapan (luas permukaan)
Penguapan akan lebih besar pada daerah yang memiliki permukaan yang
luas daripada daerah yang memiliki permukaan yang kecil.
f. Tekanan Udara
Pada umumnya, jika tekanan udara lebih rendah di atas permukaan air,
penguapannya lebih besar. Pengaruh tekanan udara yang rendah
tersebut bisa diabaikan dengan faktor-faktor lain, misalnya kelembaban
nisbi yang tinggi
g. Panas laten penguapan
Penguapan terjadi apabila adanya transfer energi panas (matahari).
Energi panas ini dibutuhkan untuk mengubah sifat benda (wujud benda)

ii
dari cair menjadi uap. Oleh karena panas ini hanya dipakai untuk
mempengaruhi peralihan dari cair menjadi uap, dan tidak mempunyai efek
terhadap suhu cairan maupun uapnya, maka dinamakan panas laten.
Pada waktu pengukuran evaporasi, maka kondisi atau keadaan ketika itu
harus diperhatikan, mengingat faktor itu sangat dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan. Kondisi-kondisi ini tidak merata untuk seluruh
daerah. Umpamanya, di bagian yang satu disinari matahari, di bagian
yang lain berawan. Oleh karena itu, pengukuran evaporasi harus
dilakukan untuk keseluruhan daerah tersebut, sehingga harga evaporasi
yang diperoleh tidak menyimpang (Sosrodarsono dan Takeda, 1976).
Pengukuran evaporasi biasanya menggunakan panci evaporasi yang
berdiameter 120 cm (panci klas A). Biasanya alat ini dilengkapi dengan
termometer air, cup counter anemometer, hook gauge (alat pengukur
tinggi air), still well, (tempat menempatkan hook gauge pada waktu
pengamatan) (BMG, 2006).
Banyaknya evaporasi diketahui dari air yang dituangkan hari ini ditambah
dengan curah hujan jika ada dan dikurangkan dengan air sisa keesokan
harinya. Satuan penguapan (E) adalah mm (Sosrodarsono dan
Takeda,1976).
Laju evaporasi bergantung masukan energi matahari yang diterima.
Semakin besar jumlah energi matahari yang diterima, maka semakin
banyak molekul air yang diuapkan. Secara umum, total air yang diuapkan
melalui proses evaporasi dari permukaan laut adalah sebesar 3,8 x 1020
gram, sedangkan yang diuapkan oleh evapotranpirasi dari daratan
(termasuk danau, waduk, sungai) adalah sebesar 0,6 x 1020 gram
(Lakitan, 1997).

2.4 Konsep Penting Tentang Peristiwa Evaporasi


Ada beberapa konsep penting :

1. Transpirasi, yaitu proses hilangnya air dalam tumbuhan akibat


penguapan melalui stomata daun

ii
2. Evapotranspirasi, yaitu penguapan yang terajdi pad permukaan air,
tanah, maupun tumbuhan air pada suatu DAS

3. Potential evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan


waktu yang terjadi pada keadaan atmosfer saat itu, apa bila tersedia
cukup air.

4. Actual evaporation, yaitu jumlah penguapan persatu-satuan luas dan


waktu yang benar-benar terjadi pada saat itu.

5. Potential evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari


tumbuhan, tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh pada kondisi
iklim saat itu (syarat air yang tersedia berlebihan).

6. Actual evapotranspiration, yaitu jumlah penguapan yang berasal dari


tumbuhan,tubuh air, permukaan tanah dalam keadaan jenuh yang benar-
benar terjadi pada saat itu.

2.5 Perbedaan Evaporasi dengan Destilasi

Apa perbedaan evaporasi dengan destilasi?


Dalam proses evaporasi, uap yang dihasilkan biasanya adalah komponen
tunggal dan walaupun uap tersebut masih berupa campuran, biasanya
dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya
menjadi fraksi-fraksi. Dalam destilasi, uap yang dihasilkan masih memiliki
komponen yang lebih dari satu.

ii
Biasanya, dalam proses evaporasi, zat cair pekat yang dihasilkan adalah
produk dari proses evaporasi dan uapnya dikondensasi untuk kemudian
dibuang. Tetapi bisa pula sebaliknya, air yang mengandung mineral
seringkali di-evaporasi untuk mendapatkan air yang bebas zat padat
terlarut, misalnya untuk air umpan boiler, air proses atau untuk dikonsumsi
manusia. Cara seperti ini disebut destilasi air (water distillation), tetapi dari
segi teknik proses ini adalah evaporasi.
Penyelesaian terhadap masalah evaporator sangat ditentukan oleh
karakteristik cairan yang akan di-evaporasi. Berikut ini adalah beberapa
hal penting mengenai zat cair yang akan di-evaporasi.

1. Konsentras
Cairan encer yang diumpankan ke dalam evaporator mungkin cukup
encer sehingga sifat fisiknya sama dengan zat pelarutnya, misalnya air.
Akan tetapi, semakin lama konsentrasi cairan yang di-evaporasi akan
meningkat sehingga memiliki sifat tersendiri. Konsentrasi, densitas dan
viskositasnya akan meningkat dan mungkin dapat mencapai titik jenuh.
Jika cairan jenuh dipanaskan terus menerus, maka akan terjadi
pembentukan kristal dan kristal-kristal ini akan menyumbat tabung
evaporator. Titik didih cairan akan jauh meningkat bila konsentrasi zat
padat didalamnya bertambah sehingga suhu didih larutan jenuh mungkin
jauh lebih tinggi dari larutan tidak jenuh pada tekanan yang sama.
2. Pembentukan busa (foaming)
Beberapa bahan tertentu, lebih-lebih zat organik, akan membusa ketika
diuapkan. Busa yang stabil akan ikut keluar evaporator bersama uap dan
menyebabkan banyaknya bahan yang ikut terbawa dan terbuang.

ii
3. Kepekaan bahan terhadap suhu
Beberapa bahan, seperti bahan kimia farmasi dan makanan dapat rusak
bila dipanaskan walaupun dalam waktu yang singkat sehingga diperlukan
teknik khusus untuk meng-evaporasi bahan tersebut
4. Kerak
Beberapa larutan tertentu dapat menyebabkan pembentukan kerak pada
permukaan pemanasan. Hal ini menyebabkan terganggunya perpindahan
panas ke larutan. Jika kerak sudah terlalu tebal maka operasi evaporator
yang kontinyu harus dihentikan dan pembersihannya dapat memakan
biaya.
5. Bahan konstruksi
Bahan konstruksi yang digunakan untuk evaporator harus memiliki daya
hantar yang tinggi terhadap panas dan tahan terhadap bahan yang akan
di-evaporasi sehingga tidak merusak konstruksi atau mengkontaminasi
bahan yang sedang di-evaporasi.

Selain itu, banyak pula karakteristik lain yang perlu diperhatikan, antara
lain kalor spesifik, kalor konsentrasi, titik didih, titik beku, sifat racun,
bahaya ledak, radioaktivitas dan persyratan operasi steril. Oleh karena
adanya perbedaan karakteristik zat cair, maka dikembangkanlah berbagai
jenis rancang evaporator. Jenis evaporator yang dipilih utamanya
tergantung dari karakteristik zat cair yang akan diproses.

2.6 EVAPORASI SEBAGAI PEMBENTUK DAN PENGENDALI CUACA

Cuaca adalah keadaan atmosfir ditempat dan disaat tertentu. Jadi


lain tempat dan lain saat cuacanya pun lain. Adapun iklim adalag keaadan
cuaca atau keseluruhan dari gejala – gejala cuaca didaerah tertentu
sepanjang tahun dan dari tahun ketahun. Definisi lainnya berdasarkan

ii
sumber yang kami dapatkan iklim adalah keberaturan keadaan udara
untuk periode yang lama.

Salah satu bentuk dari cuaca adalah hujan dimana hujan terjadi
karena penguapan air (evaporasi ) , terutama air dari permukaan laut yang
merupakan sumber evaporasi terbesar pembentuk cuaca. Air tersebut
dalam bentuk molekul naik ke atmosfir dan mendingin kemudian
menyuling dan jatuh sebagian diatas laut dan sebagian diatas daratan.

2.7 EVAPORASI DALAM BIDANG PERIKANAN

Salah satu bentuk relevansi dari efaporasi dalam dunia perikanan


secara nyata adalah pada “BUDIDAYA UDANG-UDANGAN” seperti
udang windu, udang galah dan lain – lain. Adapun proses evaporasi
dilakukan pasca panen yang bertujuan untuk menghilangkan atau
memusnahkan mikroba – mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan
benih yang akan ditebar nantinya. Selain itu pengeringan tambak dengan
diuapkan secara total bertujuan pula untuk mempertahankan salinitas dan
sanitasi dari tambak itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat di ambil kesimpulan yaitu,

ii
Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap,
hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak
jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara
eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan
yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi
matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada
tingkat yang lebih rendah.

Dapat pula dikatakan bahwa evaporasi adalah penguapan air dari


permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya
oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi
adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air. Proses-proses
fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi
gas berlaku pada kedua proses evaporasi

Dan dalam dunia perikanan evaporasi mempunyai tujuan dalam


mempertahankan mempertahankan salinitas dan sanitasi dari tambak itu
sendiri hingga setelah itu dilakukan pemupukan dan diisi air kembali.
Selain itu pula ada proses lain yaitu menghilangkan atau memusnahkan
mikroba – mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan benih yang
akan ditebar nantinya

3.2 Saran

Di harapkan dari penulisan makalah ini kita dapat mengetahui proses


terjadinya evaporasi, faktor-faktor yang mempengaruhinya dan manfaat
peristiwa evaporasi di bidang perikanan.

ii

Você também pode gostar