Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Makalah
Oleh:
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gas mulia mempunyai energy ionisasi yang sangat tinggi dan untuk beberapa waktu
yang lama gas mulia tidak dapat bereaksi dengan apapun karena secara konfigurasi electron
unsur ini telah terpenuhi oleh aturan octet. Pada tahun 1962, telah ditemukan bahwa gas
mulia dapat bereaksi dengan atom lain membentuk suatu senyawa, dan unsur yang pertama
diketahui bisa membentuk senyawa adalah xenon (Xe). Kemudian setelah xenon, beberapa
senyawa dari krypton (Kr) juga telah dilaporkan (Henderson, 2000).
Banyak senyawa gas mulia yang analog dengan beberapa unsur golongan VII A
terutama iodine (I). Teori VSEPR adalah teknik yang luar biasa untuk merasionalkan dan
memprediksikan beberapa bentuk dari senyawa gas mulia, yang mana mempunyai jumlah
pasangan electron yang banyak didalam kulitnya (Henderson, 2000).
Gas mulia mempunyai kulit yang telah terisi semua oleh elektron, dan untuk
membentuk senyawa kimia, elektron harus dipromosikan menuju kulit selanjutnya. Hal ini
tergantung pada jumlah elektron yang dipromosikan. Senyawa gas mulia dalam bentuk
oksidasi +2, +4, +6 dan +8 semuanya telah berhasil disintesis. Dengan meningkatnya ukuran
atom, electron terluar sangat mudah dibuang dan ini dapat menyebabkan menurunnya energi
ionisasi pertama, sehingga hal ini menyebabkan mengapa telah banyak ditemukan senyawa
xenon dan beberapa senyawa untuk krypton tetapi tidak ada untuk argon. Semua senyawa ini
cenderung menjadi agen pengoksidasi yang kuat (Henderson, 2000).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan unsur golongan VIII A
2. Mengetahui sifat-sifat unsur golongan VIII A
3. Mempelajari kestabilan gas mulia dalam bentuk monoatomiknya
4. Mengetahui reaksi pembentukan senyawa gas mulia
5. Mempelajari keunikan sifat dari unsur golongan VIII A
BAB II
PEMBAHASAN
Dari tabel di atas diketahui bahwa gas mulia mempunyai titik leleh serta titik didih
sangat rendah. Titik didih helium mendekati nol absolut (0K). titik didih gas mulia hanya
beberapa derajat di atas titik lelehnya. Rendahnya titik didih gas mulia dapat diterangkan
karena gas mulia gas mulia terdapat sebagai gas monoatomik. Gaya tarik menarik antara
molekulnya hanya gaya London (gaya dispersi) yang sangat lemah. Dari tabel dapat dilihat
titik didih dan titik leleh gas mulia makin tinggi dengan makin besarnya nomor atom. Hal itu
menunjukkan bahwa gaya tarik menarik antar atom (ikatan vanderwaals) sangat lemah. Gas
muia hanya akan mencair atau menjadi padat jika energi molekul-molekulnya menjadi sangat
dilemahkan yaitu pada suhu yang sangat rendah. Dari atas ke bawah seiring bertambahnya
massa atom relatif gaya dispersinya. Semakin besar potensial ionisasinya makin kecil titik
didih dan titik leleh makin besar (Rahayu, 2010).
Tabel 3. Tabel konfigurasi electron unsure gas mulia
Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron
He 2 1s2
Ne 10 2s2 2p6
Ar 18 3s2 3p6
Kr 36 4s2 4p6
Xe 54 5s2 5p6
Rn 86 6s2 6p6