Você está na página 1de 12

ACARA I

IDENTIFIKASI I

A. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui reaksi antara asam oksalat pekat dengan H 2SO4 pekat dan
KMnO4 encer pada suhu tinggi.
b. Mengetahui reaksi yang terjadi antara anilin dengan kalium kromat
dalam suasana asam dengan pemanasan.
c. Mengetahui adanya air dalam alkohol dengan menggunakan CuSO4
anhidrat.
d. Mengetahui reaksi oksidasi etanol oleh KMnO4 1% dalam suasana
asam.

B. Tinjauan Pustaka
Asam (acid) dapat digambarkan sebagai zat yang menghasilkan ion
hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air. Rumus untuk asam tersusun atas
satu atau lebih atom hidrogen dan sebuah gugus anion. Anion yang
namanya diakhiri dengan “-ida” mempunyai bentuk asam dengan nama
yang diawali dengan kata “asam” dan diikuti dengan nama anion tersebut.
Sebagai contoh HCl dikenal sebagai hidrogen klorida atau asam klorida.
Nama yang digunakan untuk senyawa ini bergantung pada wujud fisiknya.
Dalam bentuk gas atau cairan murni, HCl adalah suatu senyawa molecular
yang disebut hidrogen klorida. Ketika dilarutkan dalam air, molekul HCl
terurai menjadi ion H+ dan Cl-, dalam keadaan ini, zat tersebut dinamakan
asam klorida. Asam yang mengandung hidrogen, oksigen, dan unsur lain
(unsur pusat) disebut asam okso (oxoacid). Rumus asam okso biasanya
diawali dengan H, diikuti dengan unsure pusat dan kemudian O
(Chang, 2004).
Asam oksalat dapat ditemukan dalam bentuk bebas ataupun dalam
bentuk garam. Bentuk yang lebih banyak ditemukan adalah bentuk garam.
Kedua bentuk asam oksalat tersebut terdapat baik dalam bahan nabati
maupun hewani. Jumlah asam oksalat dalam tanaman lebih besar daripada
hewan. Diantara tanaman yang digunakan untuk nutrisi manusia dan
hewan, atau tanaman yang ditemukan dalam makanan hewan; yang paling
banyak mengandung oksalat adalah spesies Spinacia, Beta, Atriplex,
Rheum, Rumex, Portulaca, Tetragonia, Amarantus, Musa parasisiaca.
Daun teh, daun kelembak dan kakao juga mengandung oksalat cukup
banyak. Demikian juga beberapa spesies mushrooms dan jamur
(Asperegillus niger, Baletus sulfurous, Mucor, Sclerotinia dan
sebagainya.) menghasilkan asam oksalat dalam jumlah banyak (lebih dari
4-5 gram untuk setiap 100 gram berat kering), baik dalam bentuk
penanaman terisolasi dan dalam bahan makanan atau makanan ternak
dimana jamur tersebut tumbuh (Anonima, 2010).
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut
grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal
ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar
pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu
juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia
memiliki pengertian yang lebih luas lagi. Dalam kimia, alkohol (atau
alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain
(Anonimb, 2010).
Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-
molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil
halida atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Bagian hidrokarbon
suatu alkohol bersifat hidrofob – yakni menolak molekul-molekul air.
Makin panjang bagian hidrokarbon ini makin rendah kelarutan alkohol
dalam air. Bila rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat hidrofob ini dapat
mengalahkan sifat hidrofil (menyukai air) gugus hidroksil
(Fessenden, 1999).
Amina adalah turunan organic dari amonia. Amina dapat disebut
primer, sekunder, atau tersier, bergantung jumlah gugus R yang melekat
pada nitrogen. Istilah primer, sekunder, atau tersier disingkat 1o, 2o , 3o.
primer tersier mempunyai arti yang sangat berbeda dengan pada alkohol.
Pada alkohol merujuk pada jumlah gugus karbon yang melekat pada
karbon pengemban fungsi hidroksil, sedangkan pada amina merujuk pada
jumlah gugus karbon yang melekat pada nitrogen amina. Gugus karbon
yang melekat pada nitrogen mungkin alifatik, aromatik, atau kedua-duanya
(Wilbraham, 1992).
Alkaloid adalah basa organic yang mengandung amina sekunder,
tersier, dan siklik. Diperkirakan ada 5500 alkaloid telah diketahui, yang
merupakan golongan senyawa metabolit sekunder terbesar dari tanaman.
Tidak ada satupun definisi yang memuaskan tentang alkaloid, tetapi
alkaloid umumnya mencakup senyawa-senyawa bersifat basa yang
mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya sebagai bagian dari
sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah golongan yang sangat
heterogen berkisar dari senyawa-senyawa sederhana seperti coniine
sampai ke struktur pentasiklik strychnine. Banyak alkaloid adalah
terpenoid di alam dan beberapa adalah steroid. Lainnya adalah senyawa-
senyawa aromatic, contohnya colchicine (Utami, 2008).
Alkohol (etanol) adalah cairan transparan, tidak berwarna, cairan
yang mudah bergerak, mudah menguap, C2H5OH, dapat bercampur dengan
air, eter, dan kloroform, diperoleh melalui fermentasi karbohidrat dan ragi.
Juga disebut alkohol. Dalam tubuh manusia ada batas toleransi tertentu
terhadap alkohol, sehingga bila seseorang terlalu banyak mengkonsumsi
alkohol, bisa mengakibatkan cahaya keracunan (toksitas), dan ini berefek
buruk terhadap kesehatan antara lain Alcoholic liver disease, sirosis
hepatitis, polyneuritis, optic atrofi, daya ingat menurun, tremor,
pancreatitis, alcoholic cardiomyopathy, heart disease, faringitis kronis,
defisiensi androgen dan ethanol withdrawal syndrome yang meliputi akut
alkoholik mania, abstinensia, rasa takut terkontrol, sulit tidur dan suka
berhalusinasi (Iskandar, 2009).
Asam oksalat (COOH)2 merupakan asam organik (dikarboksilat)

yang paling sederhana dan ditemukan pada hampir seluruh jenis


organisme termasuk tumbuhan, hewan, bakteri dan jamur (Hodgkinson
1977). Pernanan asam oksalat pada berbagai jenis organisme telah dipejari
dari berbagai aspek dari yang menguntungkan organisme itu sendiri
seperti pada jamur, sampai pada efek yang membahayakan bagi kehidupan
seperti pembentukan dan penumpukan kristal kalsium oksalat yang
menyebabkan penyakit ginjal pada manusia. Luasnya kajian tentang
perananan asam oksalat dalam berbagai disiplin ilmu tidak terlepas dari
sifat yang dimilikinya, yakni sebagai sumber elektron, sebagai sumber
proton, sebagai pengikat ion logam yang sangat kuat (Munir, 2005).

C. Metodologi
1. Alat :
a. Pipet
b. Bunsen
c. Korek api
d. Penjepit
e. Tabung reaksi
f. Rak tabung reaksi
g. Water bath
2. Bahan :
a. Larutan H2SO4
b. Asam oksalat
c. Larutan KMnO4
d. Anilin
e. H2SO4 encer
f. Larutan K2Cr2O7
g. Alkohol 50%
h. CuSO4 anhidrat
i. Etanol
3. Cara Kerja
1. Asam-Asam Martabat Dua

Beberapa tetes H2SO4 pekat dimasukkan ke dalam larutan asam


oksalat pekat lalu dipanaskan sebentar.

Beberapa larutan KMnO4 ditambahkan dan dipanaskan kembali.

Apa yang terjadi diamati.

2. Amina Aromatis

Beberapa tetes anilin dilarutkan ke dalam H2SO4 encer.

Larutan K2Cr2O7 ditambahkan dan dipanaskan pelan-pelan.

Apa yang terjadi diamati.

3. Air Dalam Alkohol

Alkohol 50 % dimasukkan ke dalam tabung.

CuSO4 anhidrat ditambahkan sedikit.

Dibiarkan beberapa lama dan diamati yang terjadi.


4. Reaksi Oksidasi
1 tetes H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam 5 cc larutan KMnO4 1 %
diaduknya dengan baik.

3 tetes etanol ditambahkan dan dipanaskan sebentar dalam waterbath.

Apa yang terjadi diamati.

D. Hasil dan Pembahasan

Tabel 1.1 Asam Martabat Dua

Bahan + Warna Keterangan


Perlakuan Sebelum Sesudah
Oksalat + Bening Bening +
H2SO4
Oksalat + Bening bening ++
H2SO4 +
KMnO4
Sumber : Laporan Sementara

Keterangan :
+ : Ada Gelembung
- : Tidak Ada Gelembung
Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan asam oksalat pekat. Asam
sulfat pekat 4 tetes ditambahkan ke dalam asam oksalat pekat 6 ml,
kemudian dipanaskan. Penambahan asam sulfat dan pemanasan
menghasilkan larutan bening tidak berwarna, panas, dan gelembung udara
kecil yang jumlahnya sedikit. Penambahan asam sulfat berfungsi sebagai
katalis untuk menguraikan asam oksalat, mengkondisikan suasana asam,
dan sebagai pendehidrasi. Reaksi penguraian oksalat pada suasana asam.
Reaksi yang terjadi yaitu:
(COOH)2.2H2O + H2SO4  CO2 + CO + H2O
Kemudian ditambahkan kalium permanganat 3 ml. Larutan
kemudian dipanaskan kembali.  pemanasan menghasilkan larutan bening
dan gelembung udara kecil yang jumlahnya lebih banyak. Gelembung
udara yang dihasilkan merupakan gas karbondioksida. Penambahan
kalium permanganat menghasilkan gelembung udara yang lebih banyak.
Kalium permanganat berfungsi sebagai autokatalis sehingga reaksi
penguraian oksalat lebih cepat. Hal ini dibuktikan dengan adanya
gelembung udara yang lebih banyak.
Reaksi yang terjadi yaitu:
5 H2C2O4 + 3 H2SO4 + 2 KMnO4  2 MnSO4 + K2SO4 + 10 CO2 + 8 H2O
Koefisien reaksi penguraian oksalat untuk karbondioksida pada
penambahan kalium permanganat lebih besar dari pada koefisien
karbondioksida pada penambahan asam sulfat. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya gelembung udara yang lebih banyak saat penambahan KMnO4 dari
pada saat penambahan asam sulfat.

Tabel 1.2 Amina Aromatis


Bahan + Warna Keterangan
Perlakuan Sebelum Sesudah
H2SO4 + Anilin Bening Bening Endapan
H2SO4 + Anilin Bening Hitam Endapan
+ K2CrO7
H2SO4 + Anilin Hitam Hijau kehitam- Endapan
+ K2CrO7 + hitaman
Pemanasan
Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan
Amina merupakan sentawa organik yang mengandung atom-atom
nitrogen trivalent, yang terikat pada satu atom karbon atau lebih RNH2,
K2NH, atau R3N. Anilin dan beberapa homolognya merupakan cairan
yang tidak berwarna, tetapi sedikit larut dalam air dan mudah larut dalam
pelarut-pelarut organic, dan mempunyai bau yang khas. Senyawa ini cepat
menjadi warna merah atau coklat tua, yang disebabkan oksidasi udara.
Pada percobaan ini anilin 3 tetes ditambahkan dalam 5 ml asam
sulfat. Pencampuran dua larutan tersebut menghasilkan endapan putih.
Kemudian ditambahakan K2CrO7 4 tetes menghasilkan larutan yang
merupakan anilin hidrogen sulfat.
Reaksi yang terjadi yaitu:
C6H5NH2 + H2SO4  C6H5NH3 + (HSO4)-
Reaksi yang terjadi yaitu:
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2Cr2O7 6C6H4O2+ 4K2SO4 + 4Cr2(SO4)3 +
16H2O + 3(NH4)2SO4
Larutan kemudian dipanaskan. Reaksi anilin dengan dikromat dan
larutan asam sulfat pada pemanasan menghasilkan warna larutan hijau
kehitam-hitaman. Itu dipengaruhi oleh ion Cr3+ yang berasal dari reduksi
kalium dikromat. Kemudian terdapat endapan hitam yang merupakan
anilin black.

Tabel 1.3 Air dalam Alkohol


Bahan + Warna Keterangan
Perlakuan Sebelum Sesudah
Alkohol + Bening Biru bening Terdapat
CuSO4 endapan
berwarna biru
Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan
Alkohol alifatik adalah senyawa yang terdiri atas rantai
hidrokarbon (jenuh atau tak jenuh) dengan gugus hidroksil (-OH) satu atau
lebih. Monohidroksil alkohol yang mengandung satu gugus –OH dan
polihidroksi alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus –OH.
Uji kandungan air dalam alkohol menggunakan kristal CuSO4
anhidrat. Di laboratorium terdapat kristal [Cu(H2O)4][(SO4)(H2O)] (hidrat)
sehingga kristal CuSO4 darus dipanaskan untuk menghilangkan molekul
H2O. Kristal CuSO4 hidrat berwarna biru setelah dipanaskan menghasilkan
kristal CuSO4 anhidrat berwarna putih. Kristal CuSO4 anhidrat
dimasukkan ke dalam 3 ml alkohol. Kemudian kristal CuSO4 anhirat
berubah menjadi berwarna biru. Hal ini menunjukkan alkohol
mengandung air. Warna biru pada CuSO4 anhidrat dalam alkohol
disebabkan oleh peran air terhadap kation Cu2+.
Ikatan yang terjadi pada Cu2+ dan H2O adalah kovalen koordinasi.
Peralihan elektron yang terjadi pada pengisian orbital d dari ion logam
Cu2+ oleh pasangan elektron bebas H2O menyebabkan penyerapan
kuantum cahaya yang mempunyai energi sama dengan perbedaan dua
tingkat energi yang terlibat dalam peralihan. [Cu(H2O)4]2+ menyerap
cahaya kuning (580nm) dan melewatkan cahaya biru (450nm). Hal ini
mengakibatkan CuSo4 tampak berwarna biru pada alkohol yang
mengandung air.
Reaksi yang terjadi yaitu:
R-OH + CuSO4  R-Cu + H2O + SO4

Tabel 1.4 Reaksi Oksidasi


Bahan + Warna Keterangan
Perlakuan Sebelum Sesudah
KMnO4 1% + Ungu Ungu Endapan
H2SO4
KMnO4 1% + Ungu Merah tua Endapan
etanol
Dipanaskan Merah tua Coklat Endapan
dengan Kehitaman
Waterbath
Sumber : Laporan Sementara
Pembahasan
Dalam kimia organik, oksidasi didefinisikan lepasnya elektron oleh
suatu atom, sedangkan reduksi adalah diperolehnya elektron oleh suatu
atom. Dalam reduksi organik, tidaklah mudah untuk menentukan apakah
sebuah atom karbon memperoleh atau kehilangan elektron. Namun
oksidasi atau reduksi senyawa organik adalah reaksi yang biasa.
Pada percobaan reaksi oksidasi ini yaitu pertama-tama dilakukan
penambahan H2SO4 pada KMnO4. Pada KMnO4 berwarna ungu (pekat),
sedangkan H2SO4 berwarna jernih atau bening. Kemudian penambahan
H2SO4 pada KMnO4 tidak menyebabkan terjadi perubahan warna. Warna
nya masih tetap sama yaitu ungu (pekat). Tetapi penambahan ini terjadi
perubahan suhu menjadi panas. Hal ini disebabkan bahwa KMnO4
mereduksi H2SO4.
Reaksi yang terjadi yaitu
20KMnO4 + 30H2SO4  10K2SO4 + 20MnSO4 + 3H2O + 80O
Kemudian setelah itu ditambahkan etanol. Warna KMnO4 yang
tadinya ungu berubah menjadi merah tua. Etanol disini berfungsi yaitu
agar KMnO4 mengoksidasi etanol menjadi asam etanoat.
Reaksi yang terjadi yaitu
12KMnO4 + 6H2SO4 + 5C2H5OH  6K2SO4 + 12MnO + 10CO2 + 21H2O.
Setelah itu bahan dipanaskan dengan menggunakan waterbath
selama 10 menit. Warna bahan kemudian berubah dari warna merah tua
menjadi coklat kehitaman.

E. KESIMPULAN
1. Reaksi antara asam oksalat pekat dengan H 2SO4 menghasilkan
gelembung, yaitu berupa karbon dioksida.
2. Penambahan asam sulfat berfungsi sebagai katalis untuk menguraikan
asam oksalat, mengkondisikan suasana asam, dan sebagai
pendehidrasi.
3. Reaksi antara asam oksalat pekat dengan H2SO4 yaitu
(COOH)2.2H2O + H2SO4  CO2 + CO + H2O
4. Penambahan kalium permanganat menghasilkan gelembung udara
yang lebih banyak karena berfungsi sebagai autokatalis sehingga reaksi
penguraian oksalat lebih cepat.
5. Reaksi setelah penambahan kalium permanganat yaitu
5H2C2O4 + 3H2SO4 + 2KMnO4  2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2 + 8H2O
6. Pencampuran anilin dan asam sulfat menghasilkan endapan putih yang
merupakan anilin hidrogen sulfat.
7. Reaksi antara anilin dan asam sulfat yaitu:
C6H5NH2 + H2SO4  C6H5NH3 + (HSO4)-
8. Reaksi setelah penambahan K2Cr2O7 yaitu:
6C6H5NH2 + 19H2SO4 + 4K2Cr2O7  6C6H4O2 + 4K2SO4 + 4Cr2(SO4)3
+ 16H2O + 3(NH4)2SO4
9. Penambahan K2Cr2O7 menghasilkan endapan hitam yang merupakan
anilin black.
10. Kristal CuSO4 anhirat (yang ditambahkan pada alkohol) berubah
menjadi berwarna biru, hal ini menunjukkan alkohol mengandung air.
11. Warna biru pada CuSO4 anhidrat dalam alkohol disebabkan oleh peran
air terhadap kation Cu2+.
12. Peralihan elektron yang terjadi pada pengisian orbital d dari ion logam
Cu2+ oleh pasangan elektron bebas H2O sehingga menyebabkan Kristal
berwarna lebih tua (bening menjadi biru bening).
13. Reaksi penambahan CuSO4 pada alkohol yaitu:
R-OH + CuSO4  R-Cu + H2O + SO4
14. Penambahan H2SO4 pada KMnO4 tidak menyebabkan terjadi
perubahan warna, tetapi penambahan ini terjadi perubahan suhu
menjadi lebih panas.
15. Etanol berfungsi yaitu agar KMnO 4 mengoksidasi etanol menjadi asam
etanoat.
16. Reaksi antara KMnO4 dengan H2SO4 yaitu:
20KMnO4 + 30H2SO4  10K2SO4 + 20MnSO4 + 3H2O + 80O
17. Reaksi setelah penambahan etanol yaitu:
DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2010. Bahan Makanan yang Mengandung Asam Oksalat.


http://geasy.wordpress.com/2007/06/15/kenali-zat-anti-gizi-5-asam-
oksalat/. (Diakses pada hari Jum’at, 28 Mei 2010 pada pukul 17.10
WIB).
Anonimb. 2010. Alkohol. http://id.wikipedia.org/wiki/alkohol. (Diakses pada hari
Jum’at, 28 Mei 2010 pada pukul 17.43 WIB).
Chang, Raymon. 2004. Kimia Dasar Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Fessenden, Ralp J. 1999. Kimia Organik Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
Iskandar, Yoppi. 2008. Penentuan Konsentrasi Alkohol dalam Tapai Ketan Hitam
secara Piknometri Berdasarkan Lama Waktu Fermentasi. Bandung.
Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran.
Munir, Erman.2005. Peranan Asam Oksalat dalam Degradasi Lignoselulosa.
Jurusan Biologi Universitas Sumatera Utara.
Utami, Nurul. 2008. Identifikasi Senyawa Alkaloid dari Ekstrak Heksana Daun
Ageratum Conyzoides. Linn. Jurusan Kimia FMIPA UNILA.
Wibraham, Antony C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB.
Bandung.

Você também pode gostar