Você está na página 1de 5

ANALISIS KESELAMATAAN KERJA PADA INDUSTRI KACA (Tugas K3)

TUGAS

ANALISIS KESELAMATAN KERJA PADA INDUSTRI KACA

Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Disusun Oleh :

NOVI SRI MAULANI

NIM 080290

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAKLI SEMARANG

TAHUN 2009

B A B I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertambahan penduduk dunia yang makin pesat menyebabkan makin


meningkatnya pula laju pembangunan untuk bangunan baik untuk bangunan komersial,
perkantoran dan tempat tinggal. Namun meningkatnya kebutuhan akan bangunan tersebut tidak
diikuti dengan peningkatan ketersediaan lahan untuk bangunan. Kondisi ini merubah konsep
pembangunan gedung. Pada awalnya gedung-gedung dibangun secara horisontal tetapi dengan
terbatasnya lahan yang tersedia serta tingginya harga pembebasan tanah maka pembangunan
gedung dibangun dengan arah vertikal.

Dewasa ini penggunaan kaca dalam bangunan terutama untuk bangunan tinggi dan pusat-pusat
berbelanjaan semakin luas digunakan. Penggunaan kaca tersebut memiliki keuntungan tersendiri
karena dengan pemilihan kaca yang sesuai maka pencahayaan alami pada siang hari dapat
dimanfaatkan sehingga mampu mengurangi konsumsi energi listrik.

Sedangkan di rumah tinggal, penggunaan kaca banyak dipakai untuk jendela dan ventilasi.
Hingga saat ini, kaca yang digunakan di rumah tinggal di Indonesia sebagian besar merupakan
jenis kaca lembaran (float glass) sehingga mempunyai tingkat keamanan yang cukup rendah
karena kaca lembaran tersebut mempunyai kekuatan mekanik yang rendah sehingga mudah
sekali pecah. Selain itu pola pecahannya tajam dan runcing sehingga sangat berbahaya bila
pecah.
Selain itu, kaca juga banyak digunakan pada kendaraan bermotor (mobil) baik kaca depan
maupun kaca samping. Di Indonesia, permintaan akan kendaraan bermotor (mobil) tiap tahun
mengalami peningkatan sehingga permintaan kaca untuk kendaraan bermotor meningkat pula.
Hal ini ditandai dengan semakin padatnya lalu lintas jalan raya.

Peningkatan akan permintaan kaca tentunya akan menggairahkan para pedagang kaca, contohnya
seperti Toko Kaca “Abadi” yang berada di jalan kelud Semarang, yang menjual bermacam –
macam kaca, baik kaca untuk keperluan bangunan atau pun kaca untuk hiasan.

Toko kaca “Abadi” ini mempunyai jumlah tenaga kerja sebanyak 7 orang yang terdiri dari bagian
administrasi & keuangan satu orang, dan enam orang pegawai lain untuk mengangkat dan
memotong sebanyak lima pegawai, dan supir satu orang.

BAB II

ANALISIS POTENSI BAHAYA ERGONOMI

Berdasarkan hasil observasi di lapangan (tempat kerja) pada umumnya para pekerja toko kaca ini
bekerja selama 8 jam per hari (08.00 – 17.00) dengan waktu istirahat selama 1 (satu) jam, mulai
jam 12.00 – 13.00.

Adapun pekerjaan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengangkat kaca dari mobil ke gudang penyimpanan kaca


b. Mengangkat kaca ke tempat pemotongan kaca
c. Memotong kaca (sesuai dengan pesanan konsumen)
d. Mengangkat kaca dari tempat pemotongan ke mobil (untuk diantar ke konsumen).
e. Membersihkan tempat pemotongan kaca dari sisa-sisa pemotongan kaca.
Analisis potensi bahaya ergonomi dari mengangkat kaca dari mobil ke gudang penyimpanan kaca,
ke tempat pemotongan kaca, dan ke mobil adalah sebagai berikut:

a. tidak terdapat kotak P3K di tempat kerja


b. tidak terdapat alat pemadam kebakaran ringan (APAR) di tempat kerja
c. tertimpa kaca akibat peletakan atau penempatan kaca yang tidak benar
d. terluka akibat goresan pinggiran kaca
e. pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, dan
sepatu.
f. Posisi mengangkat beban (kaca) yang salah yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja
seperti sakit pinggang, tergores, cedera otot dan lain – lain
g. Gangguan terhadap mata akibat debu kaca
h. Pecah/patahnya kaca akibat pengangkatan tanpa mengggunakan vacuum handling.
Sedangkan analisis potensi bahaya ergonomi dari memotong kaca dan membersihkan sisa – sisa
dari pemotongan kaca adalah sebagai berikut:
a. tangan terluka karena goresan pinggiran kaca,
b. terluka karena tergores atau menginjak pecahan kaca
c. gangguan terhadap mata akibat dari debu yang dihasilkan oleh kaca saat pemotongan.
d. Pecah/patahnya kaca akibat pengangkatan tanpa menggunakan vacuum handling.
e. Terpeleset akibat licinnya lantai karena lantai terbuat dari keramik
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Terjadinya Kecelakaan Kerja akan mengurangi produktivitas kerja sehingga


perlu dilakukan usaha – usaha untuk mengantisipasinya.
2. Kesadaran akan Keselamatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan kerja
perlu ditingkatakn. Hal ini ditandai dengan tidak tersedianya alat
pemadam kebakaran, kotak P3K (Pertolongan pertama pada
kecelakaan), dan kurang sadarnya pekerja untuk menggunakan Alat
pelindung diri (APD) seperti vacuum handling, sarung tangan, kaca
mata pengaman, sepatu boot.
3. Perlu dipindahkan sisa – sisa pemotongan kaca dan simpan di tempat yang
khusus supaya aman dan bisa dijual kembali untuk di recicle.
4. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi mengenai perkembangan dari
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan kerja.
SARAN

a. Sisa pemotongan kaca disimpan di tempat yang khusus terpisah dari tempat
penyimpanan kaca untuk mengurangi potensi tergores atau terluka akibat
pecahan kaca
b. Limbah kaca disimpan dipisah antara limbah kaca berlapis (laminated) dan kaca
tunggal (float dan tempered) pada tempat khusus terpisah dari sampah lainnya
sehingga dapat di recycle.
c. Selalu gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kaca mata pelindung (safety glasses),
sarung tangan, vacuum handling dan sepatu boot/sepatu anti slip
d. Pekerja harus mengangkat beban dengan benar, dengan di adakannya penyuluhan.
e. Harus disediakannya meja atau tempat untuk membantu pengangkatan dan peletakan
kaca.
f. Buang limbah kaca pada tempat yang aman.
BAB IV

LAMPIRAN

Daftar Pustaka
a. I Gusti Made Arka, Tuberkulosis di Tempat Kerja: Pengaruhnya Terhadap Produktivitas
dan Efektivitas Kerja, 2008.
b. www.fairtrading.nsw.gov.au
http://catatan-kesmas.blogspot.com/2010/07/analisis-keselamataan-kerja-pada.html

Você também pode gostar