Você está na página 1de 11

Dampak Kurang Tidur terhadap Prestasi

Banyak orang tidak tahu bahwa kurang tidur selama satu atau dua jam membuat anak-anak sulit
untuk belajar. Hal ini diungkapkan para peneliti dengan cara mengurangi jam tidur anak-anak,
dan menanyai guru mereka. Hasilnya, ternyata guru bisa mengetahui perbedaannya. Pengujian
ini dilakukan terhadap anak-anak yang normal dan tidak memiliki masalah lain.

Kesulitan berkonsentrasi muncul di antara anak-anak yang mengantuk. Hal ini menimbulkan
pertanyaan apakah pengurangan jam tidur semakin memperburuk kondisi penderita ADHD alias
Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau mereka yang kurang bisa berkonsentrasi.

Namun kaitan antara berapa lama seseorang harus tidur dengan kemampuan belajarnya adalah
sesuatu yang sulit untuk dibuktikan. Oleh karena itu, para peneliti melakukan percobaan ini dan
melihat apakah para guru dapat mendeteksi munculnya masalah perhatian dan kemampuan
belajar para siswa yang terjaga hingga larut malam, walaupun para guru tidak mengetahui berapa
lama jam tidur para siswa tersebut.

Peneliti dari Amerika, merekrut 74 orang dengan usia berkisar antara 6-12 tahun dari Rhode
Island dan Masschusetts untuk penelitian selama tiga minggu.

Di minggu pertama, anak-anak tidur dan bangun sesuai dengan kebiasaan mereka. Mereka tidur
dengan nyaman, jam tidurnya setiap malam mencapai 9 hingga 9,5 jam. Minggu selanjutnya,
mereka diminta tidur tidak kurang dari 10 jam dalam semalam. Lalu minggu seterusnya mereka
dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama tidur tidak lebih dari 8 jam, dan kelompok
yang lebih tua tidur tidak lebih dari 6,5 jam.

Di samping laporan dari para orangtua, anak-anak muda ini juga diberi gelang detektor untuk
memonitor para siswa tersebut.

Para guru tidak diberitahu berapa lama para siswa tidur atau di minggu yang mana para siswa
diharuskan terjaga hingga larut malam. Mereka hanya diminta menilai kemampuan belajar siswa
setiap minggu.

Hasil laporannya ternyata menunjukkan bahwa para siswa mengalami masalah belajar yang
signifikan pada minggu-minggu di mana mereka kurang tidur. Para siswa yang jam tidurnya
hanya 8 jam atau kurang menjadi lebih pelupa, sulit untuk menerima pelajaran baru, dan sukar
untuk memperhatikan pelajaran yang disampaikan.

Lalu seberapa lama anak-anak perlu tidur? Jadi waktu yang dibutuhkan berkisar antara 10 hingga
11 jam di malam hari untuk siswa sekolah dasar dan 8,5 jam untuk remaja.

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=5708
Mencapai Puncak Prestasi dengan
Meningkatkan Kualitas Tidur dan
Mimpi

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di


waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian
dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan
(QS 30, al-Ruum:23).

Dalam sejarah peradaban Islam dan peradaban Barat ada orang yang sangat brilian. Mereka
adalah Ibnu Sina dan Leonardo da Vinci. Leonardo da Vinci seperti kita ketahui adalah seorang
ahli fisika (dialah perancang pertama kapal selam), seorang pemusik klasik, dan tentu seorang
pelukis. Dia adalah salah seorang dari sedikit ilmuwan peradaban Barat yang ahli dalam berbagai
bidang. Ibnu Sina adalah bapak kedokteran Islam, ahli-ahli di bidang: filsafat, geologi, kimia,
kosmologi, sastra, politik, psikologi, dan sebagainya. Dalam bidang psikologi beliau menulis
kitab al-Najat tentang kebahagiaan jiwa. Dia adalah salah satu di antara puluhan bahkan ratusan
ilmuwan Islam yang sangat brilian, ahli dalam berbagai bidang.

Yang patut untuk mendapat catatan adalah dua orang ini menganggap bahwa tidur dan mimpi
merupakan jalan untuk memperoleh ide yang cemerlang. Cerita tentang dua orang di atas
menggarisbawahi satu hal bahwa kalau kita dapat mengelola tidur dan mimpi kita, maka kita
dapat memaksimalkan potensi fisik, kognitif, afektif, dan spiritual kita sehingga akan dapat kita
tunjukkan prestasi puncak!
Pertanyaan yang dapat diajukan: bagaimana tidur dan mimpi yang berkualitas bisa menghasilkan
prestasi belajar yang optimum? Bagaimana tidur dan mimpi yang berkualitas bisa menghasilkan
prestasi yang optimum dalam bidang-bidang hidup yang digeluti?

Tidur dan Mimpi yang Berkualitas

Tidur merupakan arena bagi manusia untuk memperoleh ketentraman hidup. Dalam al-Qur’an,
Allah Azza wa jalla berfirman: “(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu tidur (al-nu’asa)
sebagai penentraman dari pada-Nya (QS al-Anfaal, 8:11). “Tidur” (al-nu’asa), menurut Adnan
Syarif (2002) adalah tidur yang terlelap. Tidur yang terlelap akan memberikan efek yang penting
dalam kehidupan manusia. Kalau manusia memperolehnya, maka manusia telah memperoleh
salah satu ciri utama tidur yang berkualitas.

Kualitas tidur dan kualitas mimpi dirumuskan penulis berdasarkan telaah pustaka atas berbagai
macam pendapat (Freud, 2001a; Freud, 2001b; Nashori, 2002; Maas, 2002; Purwanto, 2003).
Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan
kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Berdasarkan berbagai pandangan, penulis membagi
aspek-aspek kualitas tidur seperti berikut ini:

Tabel 1. Aspek-aspek Kualitas Tidur

Aspek-aspek Kualitas Tidur

1. Bersuci, berdoa dan berdzikir sebelum tidur


2. Memulai tidur dalam keadaan miring ke kanan dan menghadap ke
kiblat
3. Merasa nyaman, tak ada beban psikologis yang berat menjelang tidur
4. Badan dalam keadaan rileks, tak ada aktivitas fisik yang berat
menjelang tidur
5. Nyenyak, tidak terbangun dalam tidur
6. Tidur lebih awal dan bangun dari tidur lebih awal
7. Waktu tidur minimal enam jam dalam sehari
Sementara itu yang dimaksud dengan kualitas mimpi adalah suatu keadaan di mana mimpi yang
diperoleh seseorang banyak menggambarkan hal-hal yang benar yang berkaitan dengan masa
lalu dan masa depan, menghasilkan optimisme serta kepastian bagi individu yang mengalaminya.
Tentang mimpi yang berkualitas ini salah satu aspek pentingnya adalah mimpi yang memiliki
aspek kebenaran (al-ru’ya al-shadiqah, al-ru’ya al-shalihah, penulis menyebutnya mimpi
nubuwat). Hal ini sebagaimana disampaikan oleh hadis Nabi: Mimpi yang baik datangnya dari
Allah dan mimpi (polusi) datangnya dari setan (HR Bukhari dari Abdullah Ibnu Qatadah). Hadis
yang lain dari Nabi Muhammad mengungkapkan: Mimpi yang benar adalah salah satu dari
empat puluh enam cabang kenabian (HR Bukhari dari Anas bin Malik)

Berdasarkan berbagai macam pandangan, penulis membagi aspek-aspek kualitas mimpi seperti
berikut ini:

Tabel 2. Aspek-aspek Kualitas Mimpi

Aspek-aspek Kualitas Tidur

1. Meminta perlindungan Tuhan dari mimpi buruk


2. Memperoleh mimpi yang menyenangkan
3. Memperoleh mimpi yang berisi pengetahuan (ide, masa depan, masa
lalu), petunjuk, maupun peringatan
4. Memandang hidup lebih positif dan optimis setelah bermimpi
5. Menjaga jarak dengan mimpi buruk
6. Monitoring diri berkaitan dengan mimpi
7. Mengambil hikmah dari mimpi

Pengaruh Kualitas Tidur dan Mimpi terhadap Prestasi Belajar

Prestasi Belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai pengalaman orang yang bersangkutan dalam
interaksinya dengan lingkungan (Rumini dkk, 1995). Sementara prestasi belajar dapat diartikan
sebagai hasil dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasar pengukuran dan penilaian
terhadap hasil pendidikan yang diwujudkan berupa angka atau nilai maupun indeks prestasi.
Untuk mengetahui prestasi belajar, guru atau dosen melakukan pengukuran, kemudian penilaian
berdasarkan norma yang dipergunakan. Hasilnya diwujudkan dalam suatu simbol yang biasa
menggunakan angka atau huruf yang biasa disebut sebagai indeks prestasi. Ada yang
menggunakan angka dengan rentang 1-10 atau 1-100 atau juga dalam bentuk huruf seperti
A,B,C,D,E.

Pengaruh Kualitas Tidur terhadap Prestasi Belajar. Tidur yang berkualitas akan menjadikan
kondisi fisik dan psikologis seseorang terasa segar dan nyaman ketika mereka terbangun. Al-
Qur’an menggambarkannya sebagai penentraman (QS al-Anfaal, 8:11). Hal senada dikatakan
oleh James B. Maas (2002) bahwa proses tidur, jika diberi waktu yang cukup dan lingkungan
yang tepat, menghasilkan tenaga yang luar biasa. Tidur memulihkan, meremajakan dan memberi
energi tubuh dan otak. Sepertiga (8 jam) atau seperempat (6 jam) hidup manusia, yang
seharusnya dilewati dengan tidur, berpengaruh besar terhadap dua pertiga lainnya, dalam hal
kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir, kecekatan
reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan komunikasi, kreativitas, keselamatan, dan kesehatan
prima.

Bagaimana tidur bisa menghasilkan efek-efek sebagaimana di atas? Secara garis besar, bila
seseorang tidur secara nyenyak dan dengan waktu yang cukup, maka ada dua proses fisiologis
yang terjadi. Pertama, proses pemulihan dan pertumbuhan. Yang pasti, pada saat tidur pasokan
darah ke otak meningkat. Meningkatnya pasokan darah ini berkaitan dengan posisi tubuh
seseorang. Saat tidur, tubuh seseorang dalam posisi horisontal. Dalam kondisi demikian
peredaran darah akan berlangsung lebih lancar. Pasokan darah yang lancar berakibat pada
pemulihan dalam tubuh berlangsung lebih lancar. Di samping itu, pada saat tidur sekresi hormon
pertumbuhan oleh kelenjar pituitari (kelenjar yang mengatur pertumbuhan, metabolisme,
pematangan) mencapai puncak saat tidur delta (tidur delta adalah tahapan tidur paling terlelap
atau nyenyak). Hormon pertumbuhan merangsang pertumbuhan dan perkembangan serta
memperbaiki jaringan tubuh. Terutama bagi anak dan remaja, tidur nyenyak yang tidak
terganggu sangat penting untuk membantu pertumbuhan dan pematangan mereka.

Kedua, meningkatkan kekebalan terhadap infeksi. Pada waktu seseorang tidur dengan nyenyak,
senyawa protein-karbohidrat pengatur sistem kekebalan meningkat. Hal ini memiliki peran besar
dalam meningkatkan kekebalan terhadap infeksi. Dikatakan oleh Michael Irwin (Maas, 2002),
bahwa kekurangan tidur, meskipun sedikit, menurunkan respons kekebalan tubuh. Fakta juga
menunjukkan bahwa kematian sel tumor meningkat pada saat orang tidur. Sebaliknya, jika
kekurangan tidur, ketahanan terhadap infeksi menurun drastic. Orang yang sakit membutuhkan
istirahat yang cukup untuk meningkatkan kekebalan. Orang yang sehat butuh tidur yang cukup
dan nyenyak akan kekebalannya optimum.

Dalam keadaan daya ingat, daya pikir, persepsi, dan kesehatan yang prima, mahasiswa siap
berkonsentrasi saat mengikuti proses belajar mengajar. Konsentrasi memegang peranan penting
bagi seorang mahasiswa untuk merekam dan mengingat dan selanjutnya mengembangkan
pelajaran yang diperoleh di perguruan tinggi. Kemampuan merekam, mengingat dan
mengembangkan materi pelajaran akan memungkinkan mahasiswa memperoleh prestasi yang
optimal. Sebaliknya, dengan tidur yang berkualitas jelek, yang terutama ditandai oleh tidak
nyamannya fisik dan psikologis saat tidur, akan menghasilkan daya ingat, daya pikir, persepsi
yang menurun. Dalam kondisi demikian, konsentrasi belajar biasanya tidak optimal. Dengan
daya ingat, daya pikir, dan persepsi yang jelek, maka individu akan gagal dalam melakukan
perekaman atas pengetahuan yang semestinya diserapnya dengan baik.

Perlu untuk disampaikan bahwa tidur yang dialami seseorang melalui beberapa tahapan. Dua
tahapan yang dianggap paling penting adalah tahapan tidur delta dan tahap tidur REM (rapid eye
movement). Yang menarik pada saat tidur REM ada dua kejadian. Pertama, terjadi penyimpanan
dan retensi daya ingat. Pada saat tidur REM, terjadi pengaktifan neuron yang intensif yang
menyebar ke atas dari batang otak. Ini dianggap sebagai penyebab meningkatnya penyimpanan
dan retensi ingatan serta pengingatan kembali, serta pengategorisasian informasi. Kedua,
organisasi dan reorganisasi ingatan. Berbagai informasi yang ada informasi yang telah
ditancapkan dalam ingatan ditata sebagaimana penataan folder dalam komputer. Dalam keadaan
tidur, otak mengganti, memodifikasi, dan meningkatkan ingatan sesuai dengan keperluan.

Hal di atas diperkuat oleh ungkapan mahasiswa sendiri berdasarkan konseling dan wawancara
yang penulis lakukan. Mereka yang kualitas tidurnya jelek, seperti tidur sangat larut (sesudah
pukul 24), kesulitan untuk tidur atau sering bangun tidur, mengaku memiliki prestasi belajar
yang rendah. Sebaliknya, ketika ditanyakan pada mahasiswa yang berprestasi tinggi dan
kebiasaan hidup mereka, maka diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik
mampu menjalani tidur secara baik, seperti tidur di awal waktu dan bangun lebih awal, waktu
tidur cukup.

Di samping itu, mimpi yang berkualitas, yang ditandai oleh adanya mimpi yang positif serta
kemampuan menjaga jarak dan mengambil hikmah dengan mimpi buruk, menjadikan seseorang
dapat menyongsong kehidupan terjaga secara optimal. Dalam kondisi psikologis yang bersifat
positif ini seorang mahasiswa akan dapat mengerahkan konsentrasinya untuk belajar. Dari
sanalah akhirnya prestasi yang optimal dapat dicapai.

Berkaitan dengan kualitas mimpi, maka salah satu tanda mimpi seseorang berkualitas adalah
diperolehnya mimpi yang memiliki unsur pengetahuan masa depan. Mimpi yang demikian biasa
disebut mimpi nubuwat (Fuad Nashori, 2002). Dengan mimpi nubuwat itulah dalam diri
seseorang terbentang pengetahuan. Mimpi yang berkualitas dicapai oleh Hidayat Nur Wakhid.
Pada waktu beliau nyantri di Pondok Pesantren Moderen GONTOR beliau sering memimpikan
soal-soal yang akan diujikan guru/ustadz-nya. Mimpi yang sejenis dialami oleh Abud (bukan
nama yang sebenarnya). Siswa sebuah SMU di Balikpapan ini menjelang ujian akhir SMU
memimpikan berbagai soal. Dalam mimpi soal-soal muncul secara terang benderang. Dalam
kehidupan nyata apa yang mereka mimpikan ini benar-benar mereka saksikan dalam ujian yang
nyata (bukan mimpi). Dengan demikian, mudahlah soal-soal itu dikerjakannya.

Pengaruh Tidur dan Mimpi terhadap Prestasi Puncak

Prestasi Puncak. Prestasi puncak adalah prestasi optimum yang dicapai seseorang setelah
menekuni bidang-bidang pekerjaan tertentu. Prestasi yang dapat kita tunjukkan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu prestasi jangka pendek (untuk waktu yang
pendek, satu sampai lima tahun), jangka menengah (sepanjang hidup kita di dunia), dan jangka
panjang (dunia-akhirat). Contoh-contoh prestasi: jangka pendek adalah prestasi belajar, jangka
menengah adalah karya yang berarti bagi banyak orang, dan jangka panjang adalah diridhai
Allah menjadi penghuni surga. Seorang manajer pemasaran disebut mencapai prestasi puncak
bila ia dapat menghasilkan berbagai terobosan yang menjadikan produk atau jasa yang
dipasarkan memperoleh respon yang optimum dari pasar. Seorang dosen yang berprestasi puncak
bila ia dapat memberikan materi pelajaran dan cara mengajar yang membuat mahasiswa
bersemangat mempelajari dan mengembangkan pengetahuannya. Dan, seterusnya.

Pengaruh Tidur yang Berkualitas terhadap Prestasi Puncak. Tidur yang berkualitas akan
menjadikan kewaspadaan, energi, suasana hati, berat badan, persepsi, daya ingat, daya pikir,
kecekatan reaksi, produktivitas, kinerja, ketrampilan komunikasi, kreativitas, keselamatan, dan
kesehatan prima seseorang meningkat (Maas, 2002). Setiap individu yang hidup dan bekerja
dengan mengharapkan hasil yang optimum membutuhkan kualitas-kualitas sebagaimana
disebutkan di atas. Dengan kualitas seperti suasana hati yang baik, persepsi yang baik, daya ingat
yang baik, maka pekerjaan-pekerjaan akan dilakukannya dengan hasil yang baik. Sebagai
contoh, seorang karyawan yang harus berangkat dari rumahnya pagi hari akan dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik bila suasana hati, persepsi, dan daya ingat baik.
Dengan tidur yang berkualitas, kualitas sebagaimana yang telah disebutkan tadi dapat dicapai
secara optimum, dan selanjutnya ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan hasil optimum.
Sebuah riset yang dilakukan Timothy Roehrs dan Thomas Roth (Michigan, USA) membuktikan
bahwa kewaspadaan meningkat secara signifikan jika orang yang biasanya tidur cukup
mendapatkan tambahan dua jam lagi.

Sebaliknya, ketika seorang karyawan kurang tidurnya, maka proses pemulihan dalam tubuhnya
tidak optimum. Akibatnya, ketika berangkat kerja atau saat di dalam tempat kerja ia bisa
memperoleh resiko kecelakaan. Stanley Cohen menemukan fakta bahwa dalam waktu empat hari
setelah orang-orang di negara Barat kehilangan satu jam tidur setelah pergantian musim semi
karena matahari lebih awal, ada peningkatan tujuh persen kematian akibat kecelakaan jika
dibandingkan dengan seminggu sebelumnya dan seminggu setelahnya.

Pengaruh Mimpi yang Berkualitas terhadap Prestasi Puncak. Sebagaimana telah disebutkan
bahwa saat orang tidur berlangsung organisasi dan reorganisasi ingatan. Berbagai informasi yang
ada informasi yang telah ditancapkan dalam ingatan ditata sebagaimana penataan folder dalam
komputer. Dalam keadaan tidur, otak mengganti, memodifikasi, dan meningkatkan ingatan
sesuai dengan keperluan.
Para ahli psikologi Barat, termasuk di dalamnya Maas (2002) dan Deepak Chopra (2003),
mempercayai bahwa penemuan-penemuan cemerlang dari ahli-ahli ilmu pengetahuan dan sastra
adalah karena otak mereorganisasi ingatan sehingga terbentuk ide baru. Friedrich August Kekule
von Stradonitz mengaku bahwa ia menemukan struktur molekuler benzena atau cincin benzena
dalam tidurnya (Maas, 2002; Purwanto, 2003). Novel Hamlet, Macbeth, Richard III karya
William Shakespeare, diperoleh dalam mimpi (Chopra, 2003). Namun, ahli-ahli psikologi Barat
tidak percaya bahwa mempelajari (baca: mengetahui) sesuatu yang baru dalam mimpi.
Benarkah?

Jawabnya, menurut psikologi Islami (Nashori & Mucharam, 2002), salah satu cara manusia
memperoleh pengetahuan adalah melalui mimpi. Mimpi yang diperoleh seseorang tidak hanya
berkaitan berbagai pengalaman dan harapannya, tapi bisa pula berisi pengetahuan yang berasal
dari Allah SWT. Seseorang yang mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jasmani,
nafsani, dan ruhaninya sebelum tidur, akan lebih dimungkinkan untuk memperoleh mimpi yang
benar.

Dengan mimpi yang mampu menghasilkan ilham, seseorang akan terbantu untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan memperoleh ide melalui mimpi. Seorang pemikir besar Islam Ibnu Sina
mendapatkan banyak ide untuk penulisan bukunya melalui mimpi. Inilah cerita Ibnu Sina:
“Setiap aku menyangsikan suatu persoalan dan tidak mendapatkan batas pengertian yang benar
aku senantiasa ke masjid melakukan shalat, memohon kepada Tuhan hingga terbuka bagiku
pemecahannya dengan mudah. Aku pulang ke rumah dan meletakkan lampu di hadapanku lalu
terus membaca dan mengarang. Bila rasa kantuk mendesak atau badanku merasa sangat letih
aku lalu minum secangkir minuman hingga timbul kembali kesegaranku, dan aku teruskan
membaca lagi. Tetapi jika kantuk tidak tertahankan aku lalu tidur. Biasanya aku bermimpi
tentang soal-soal yang belum selesai dalam pikiranku. Di dalam mimpi itu kebanyakan
persoalan-persoalan menjadi terang masalahnya.”

Pada orang Barat ada seseorang yang menghabiskan sekitar 11 jam dalam hidupnya untuk tidur.
Orang ini mengharapkan datangnya berbagai ide atau ilham melalui mimpi. Dia adalah seorang
ilmuwan yang cemerlang, pemusik yang handal, pelukis MONALISA yang terkenal itu,
Leonardo da Vinci.

Sekalipun perlu diingat bahwa ilham yang diperoleh seseorang saat tidur tidak selalu berasal dari
Allah Azza wa jalla. Ilham melalui mimpi ini sebagaimana diungkapkan oleh hadis Nabi, bisa
berasal dari Allah dan bisa pula berasal dari setan. Mimpi yang baik datangnya dari Allah dan
mimpi (polusi) datangnya dari setan (HR Bukhari dari Abdullah Ibnu Qatadah). Berbagai
pengalaman menunjukkan bahwa seseorang dapat memperoleh petunjuk yang menyesatkan
melalui mimpi. Seorang dukun membunuh 42 wanita setelah memperoleh ide melalui mimpi.

Maka, sekalipun dalam mimpi terdapat ide atau ilham, tapi ilham itu bisa menginspirasi untuk
berbuat hal yang salah dan destruktif. Berkaitan dengan pengaruh mimpi yang berkualitas, maka
mimpi yang berkualitas ditandai oleh minimnya mimpi yang bersifat negatif-konstruktif.
Kalaupun dalam diri seseorang terjadi mimpi yang bersifat demikian, seseorang memiliki
kemampuan untuk mengambil hikmah dan menjaga jarak dengan mimpi. Mampu menjaga jarak
artinya individu menyadari bahwa apa yang dialaminya bukanlah hal realitas. Kesan buruk yang
diperoleh dari mimpi adalah sesuatu yang tidak nyata. Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah
hadis Nabi Muhammad, seseorang yang menjaga jarak dengan mimpi (yang ditandai oleh tidak
diceritakannya mimpi kepada orang lain) tidak akan terpengaruh oleh mimpi yang dialaminya.
Bila individu bersikap demikian, mimpi buruk tidak akan mengganggu aktivitasnya, sehingga ia
dapat tetap berkonsentrasi terhadap usahanya untuk berkarya. Sementara itu yang dimaksud
dengan mengambil hikmah adalah mengambil pelajaran dari mimpi yang dialaminya. Mimpi
yang buruk berkaitan dengan pelanggan bisa menjadi pelajaran bahwa ada relasi yang lebih baik
yang perlu dikembangkan oleh oleh si pemimpi. Mimpi buruk berkaitan dengan teman kerja
memberi pelajaran bahwa ada sesuatu yang semestinya diperbaiki.

Sebuah hadis Nabi Muhammad pernah menandaskan bahwa seseorang yang banyak berdzikir
akan dapat mencapai keunggulan (baca: prestasi puncak). Kalau dikontekskan dengan bahasan di
atas, maka dapat disebutkan bahwa untuk memperoleh prestasi puncak, seseorang bisa
memperoleh mimpi yang berkualitas. Mimpi yang berkualitas dapat diperoleh melalui aktivitas
yang melibatkan dzikir kepada Allah. Urutannya adalah demikian: dzikir – membuat hati tenang
– mimpi yang berkualitas – kinerja puncak!

http://www.pikirdong.org/psikologi-islami/sos17mptm.php

Pengaruh Buruk Kurang Tidur


Label: Sebaiknya Anda Tahu

Kita semua tahu bagaimana penampilan seseorang yang kurang tidur. Tetapi artikel ini akan
menjelaskan beberapa hal dasar tentang tidur dan pengaruh buruk kurang tidur bagi kehidupan
kita, khususnya pada kesehatan dan prestasi akademis.

Tidur merupakan istirahat alami bagi manusia seperti halnya mahluk lain. Tidak
hanya sebagai kebutuhan biologis, tetapi juga psikologis. Tidur bagi keduanya
sangat perlu. Ketika kita tidur, kita telah mengurangi pergerakan tubuh, tidak sadar,
dan tidak merespon rangsangan dari luar. Tidur merupakan baik bagi penyembuhan
dan perkembangan tubuh. Bebrapa ilmuwan juga percaya bahwa tidur adalah hal
utama ketika kita berbicara mengenai proses mengingat dan berpikir.
Faktot Yang Mempengaruhi Tidur
Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi tidur dan rasa ngantuk. Untuk rasa
ngantuk, kita bisa mengatakannya sebagai suatu kecenderungan bagi seseorang
untuk tertidur. Kita biasanya akan merasa ngantuk dalam periode tertentu misalnya
pada menjelang malam hari, dan hal itu terjadi karena sudah merupakan waktu
biologis manusia (human biological clock) yang sudah terjadwal. Itulah mengapa
biasanya kita lebih mudah tertidur pada waktu tersebut dibandingan pada sore hari,
khususnya pada anak-anak dan remaja.

Banyak orang yang menghabiskan malam di tempat-tempat hiburan malam yang


penuh dengan hentakan musik dan gemerlap lmpu yang bisa menutupi rasa kantuk.
Namun hal itu bisa menjadi hal yang berbahaya karena banyak orang setelah tidak
tidur semalaman akan mengalami dengan apa yang disebut microsleep (otak akan
kehilangan kesadaran dalam beberapa detik) dan hal itu bisa terjadi pada saat kita
membutuhkan konsentrasi penuh, misalnya pada saat mengendarai mobil. Maka
jangan jika anda mendengar banyak terjadi kecelakaan akibat sopir yang
mengantuk, karena boleh jadi pada saat itu ia tertidur disaat mengemudi meskipun
hanya beberapa detik saja.

Faktor Yang Membuat Kurang Tidur

1. Waktu tidur yang terlalu singkat


2. Penyakit insmonia
3. Gangguan atau masalah tidur
4. Depresi dan rasa khawatir berlebihan
5. Berisik
6. Lembur malam hari
7. Perjalanan yang menyeberangi zona waktu berbeda

Pengaruh Perampasan Waktu Tidur


Kurang tidur dan rasa ngantuk pada siang hari bisa menjadi hal yang buruk bagi
kehidupan kita sehari-hari. Kebanyakan berpengaruh bagi perilaku, kesehatan,
proses belajar, dan mood. Penelitian menunjukkan bahwa puluhan juta orang
menderita kurang tidur setiap tahunnya. Umumnya, kekurangan tidur akan
menimbulkan ciri-ciri :

• Pegal-pegal
• Pandangan kabur
• Depresi parah
• Buta warna sesaat
• Ngantuk siang hari
• Menurunnya konsentrasi dan mental
• Menurunnya sistem kekebalan tubuh
• Pusing
• Warna hitam pada kantung mata dan mata cekung
• Pingsan
• Kebingungan
• Halusinasi
• Tangan gemetar
• Sakit kepala
• Tekanan darah naik
• Ingatan berkurang
• Mual
• Dan sebagainya

Kurang Tidur dan Diabetes


Kekurangan tidur dapat merubah cara tubuh mengolah glukosa yang bisa menjadi
salah satu faktor penyebab Diabetes Type 2.

Efek Bagi Pertumbuhan


Terbukti bagi orang yang kurang tidur akan mengurangi hormon pertumbuhan bagi
tubuh.

Efeknya Bagi Prestasi


Beberapa penelitian menunjukan bahwa orang yang kurang tidur akan mempunyai
prestasi yang lebih rendah dibanding orang yang cukup tidur dari segi akademik.
Jadi belajar sampai larut malam bukanlah hal yang terbaik yang dapat dilakukan
jika anda ingin berprestasi pada pelajaran. Orang yang kurang tidur juga
mempunyai efek yang buruk, bahkan kemampuan tubuh seseorang yang tidak tidur
selama 17 sampai 18 jam mempunyai kemampuan tubuh yang sama dengan orang
yang meminum minuman alkohol dengan kadar alkohol sebesar 0.05 pada darah
mereka .

Perampasan Waktu Tidur Sebagai Siksaan


Perampasan waktu tidur bisa dianggap sebagai siksaan. Biasanya diterapkan pada
saat interogasi bagi para tersangka tindak kejahatan. Tersangka akan dibuat tetap
terjaga (tidak tidur) selam beberapa hari dan kemudian diizinkan untuk tidur. Tepat
sesaat setelah mereka diizinkan untuk tidur, mereka akan dibangunkan dan
diinterogasi lagi. Orang-orang yang pernah mengalami hal ini mengatakan bahwa
orang yang disiksa dengan mengekang keinginannya untuk tidur lebih kuat
dibandingkan siksaan dengan tidak diberi makan atau minum.

http://kayadansehat.blogspot.com/2008/03/pengaruh-buruk-kurang-tidur.html

Você também pode gostar