Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
"begitu banyak jawaban kita jejalkan kepada anak untuk mereka ingat daripada
melontarkan masalah untuk mereka pecahkan"
Pernahkah kita bertanya mengapa anak-anak kita, siswa kita atau kita sendiri
selalu melanggar aturan yang ada dimasyarakat baik aturan tertulis atau hukum tidak
tertulis ? apakah pelanggaran itu semata-mata karena ketidaktahuan atau justru karena
sangat memahami (bahkan paham celah untuk menyiasatinya?)
Filsafat bukanlah ilmu bengong dan melamun massal. Ilmu ini adalah seni
bertanya tentang segala sesuatu. Mempertanyakan suatu masalah dan menjawabnya
dengan pertanyaan lain sehingga sampai pada titik dimana kita menjadi memahami
suatu permasalahan dan mampu mencari solusi terbaik dan tepat.
Mengapa banyak remaja atau siswa begitu bangga dengan peraturan? bangga
karena berhasil mencontek, berhasil kabur dari sekolah atau sekedar menghindari mata
pelajaran tertentu karena alasan tidak ada manfaat bagi kehidupan mereka?
Filsafat mengajarkan dialog intens antara siswa yang berperan sebagai guru dan
guru yang memerankan dirinya menjadi murid. Membiarkan siswa untuk melontarkan
pertanyaan dengan kritis tentang segala sesuatu dengan bijak dan terarah. Mendampingi
siswa untuk mencari jawaban secara mandiri dan kreatif.
Filsafat menempatkan guru tidak sebagai dewa yang serba tahu namun
menempatkan guru sebagai sumber pertanyaan sekaligus mengarahkannya pada tujuan
"baik" yang ingin dicapai.
Tidak perlu berfikir dan membayangkan kerumitan filsafat. Kita bisa memulainya
dalam kegiatan belajar mengajar melalui metode filsafat yaitu bertanya, berfikir dan
kemudian bertanya kembali. Ini merupakan proses panjang dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Dalam mata pelajaran apapun guru dapat memulai pelajaran dengan
pertanyaan dasar," apa manfaat ilmu yang dipelajari mereka dalam kehidupan sehari-
hari". Dengan mempertanyakan itu semua maka siswa akan menyadari bahwa semua
ilmu adalah penting dan tanpa sadar akan mulai menyukai pelajaran apapun. Namun
kesadaran itu harus muncul dari analisa, dialog, kontemplasi dan pemahaman mandiri
mereka sendiri.
Proses dialog dan bertanya memang akan sedikit menguras pikiran, waktu dan
energi guru dan siswa. Namun itu semua hanya pada saat awal kita menerapkannya.
Bukankah sebenarnya dialog ini juga telah menjadi bagian dalam metode pembelajaran
yang telah kita kenal dalam Contextual Teaching and Learning (CTL).
Tugas B
a. Saya mengambil artikel ini karena artikel ini sangat cocok bagi remaja maupun
umum. Seperti judulnya “filsafat Remaja”.
b. Jurnal / artikel tersebut begitu penting karena artikel ini membahas tentang
filasafat remaja yang mana dalam era saat ini para ramaja kurang memahami
maksud ataupun makna dari kata filsafat itu sendiri. Karena kenyataannya para
orang tua lebih sering melarang tanpa memberi alasan yang jelas.
c. Pokok pikiran yang di dapat:
Harus ada hubungan yang baik ataupun komunikasi yang antara orangtua
dengan anaknya ataupun guru dengan murid agar tidak terjalin kesalah pahaman
dalam suatu masalah.
Ilmu filsafat itu sangat penting bagi kalangan pendidik dan masyarakat yang
mengharapkan munculnya generasi terbaik yang akan menjadi pemimpin arif di
masa mendatang.minimal bagi dirinya sendiri.
– Pilihan berganda
1. Filsafat adalah…..
a. Seni betanya tentang segala sesuatu
b. Sikap dalam memikirkan sesuatu
c. Sesuatu dalam mencapai kebenaran yang asli
d. Pengetahuan tantang alam
Dialog dan berpikir antara guru dan siswa sangat penting karena dalam
hal pembelajaran ini sangat penting. Guru tidak sebagai dewa yang serba tahu
namun menempatkan guru sebagai sumber pertanyaan sekaligus
mengarahkannya pada tujuan "baik" yang ingin dicapai. Sedangkan siswa
bukanlah gelas kosong yang menunggu diisi, tapi mereka adalah teko
kebijaksanaan dan kearifan yang tinggi. Dengan adanya dialog yang baik dapat
terjalin hubungan yang baik dalam proses pembelajaran.