Você está na página 1de 3

Ada Kesyirikan di bulan Shafar

I. Mukadimah

Seiring terbitnya mentari di pagi tadi, seiring itu pula umur kita bertambah. Tak
terasa hari berganti hari, pekan berganti pekan dan bulanpun berganti bulan, sehingga
sampailah kita pada bulan Shafar. Sebagai seorang yang beriman kita meyakini bahwa
perputaran siang dan malam, hari berganti hari dan bulan yang datang silih berganti
adalah sebagai salah satu bukti kekuasaan Alloh ta'ala, seperti dalam firman-Nya :

‫ك َتْقِديُر اْلَعِزيِز اْلَعِليِم‬


َ ‫سَباًنا َذِل‬
ْ ‫ح‬
ُ ‫س َواْلَقَمَر‬
َ ‫شْم‬
ّ ‫سَكًنا َوال‬
َ ‫جَعَل اّلْيَل‬
َ ‫ح َو‬
ِ ‫صَبا‬
ْ ‫ق ْاِل‬
ُ ‫َفاِل‬
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan)
matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui. Qs Al-An'am ayat 96.
Dalam ayat lain dikatakan mengenai hikmah yang sangat besar dari pergantian
siang dan malam serta bulan dan tahun,:

َ ‫ز‬
‫ل‬ ِ ‫مَنا‬
َ ُ‫قدَّره‬ َ ‫و‬ َ ‫مَر ُنوًرا‬ َ ‫ق‬ َ ْ ‫وال‬َ ً‫ضَيآء‬ ِ ‫س‬ َ ‫م‬ ْ ‫ش‬ ّ ‫ل ال‬ َ ‫ع‬
َ ‫ج‬
َ ‫ذي‬ِ ّ ‫و ال‬ َ ‫ه‬ُ
‫ق‬
ّ ‫ح‬ ْ
َ ‫ك إ ِل ّ ِبال‬
َ ِ ‫ه ذَل‬
ُ ‫ق الل‬َ ‫خل‬ َ َ ‫ما‬ َ ‫ب‬ َ ‫سا‬َ ‫ح‬ ْ
ِ ‫وال‬ َ ‫ن‬ َ ‫سِني‬ّ ‫عدَدَ ال‬َ ‫موا‬ َ
ُ ‫عل‬ ْ َ ‫ل ِت‬
َ
‫ن‬
َ ‫مو‬ُ َ ‫عل‬
ْ َ ‫وم ٍ ي‬ ْ ‫ق‬ ِ ‫ل ا ْلَيا‬
َ ِ‫ت ل‬ ُ ‫ص‬ ّ ‫ف‬َ ُ‫ي‬
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-
orang yang mengetahui. QS Yunus ayat 05.
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di mengatakan bahwa Alloh ta'ala
menjelaskan sifat-sifat rububiyah dan ilahiyahNya dalam ayat ini. Sebagai suatu
pelajaran ( ibrah ) bagi orang-orang yang faqih fi din. Sehingga dari sini dapat dipahami
tujuan dari Alloh menciptakan hari, bulan beserta tahun yaitu memudahkan kita untuk
beribadah kepadanya.
Namun hikmah diciptakannya masa-masa tersebut tidak diketahui oleh semua
orang, sehingga sebagian dari mereka dengan bantuan dari para kuhan dan tukang-tukang
sihir yang dibantu oleh syaithan berkeyakinan bahwa ada hari-hari yang baik dan ada
hari-hari yang membawa bencana, demikian pula bulan-bulan yang kita lewati. Sehingga
mereka menetapkan hari selasa sebagai hari sial, bulan Shafar sebagai bulan penuh bala
dan malapetaka serta keyakinan-keyakinan lain yang menjadi sisa-sisa peninggalan
penyembahan berhala dan paham Animisme Dinamisme.

II. Definisi
Bulan shafar adalah bulan kedua dalam hitungan kalender Hijriyah. Fairuz Abadi
mengatakan bahwa kata (‫ ) صفر‬Shafar menurut bahasa berarti meniup dengan dua bibir
( bersiul ) atau ‫ داء في البطن يصفر الوجه‬penyakit yang ada dalam perut yang
mengakibatkan warna kekuningan pada wajah. Sedangkan shafar sendiri secara khusus
berarti bulan kedua dalam tahun Hijriyah. Pada masa jahiliyah bulan safar ada dua yaitu
shafar awwal dan shafar akhir sehingga kata ‫ ( صفران‬Shafraani) berarti dua bulan safar,
kemudian ketika Islam datang menyebut shafar pertama sebagai Muharam dan shafar
akhir disebut shafar. Bulan shafar inilah yang sedang kita jalani saat ini.

III. Kesyirikan di bulan Shafar


Seperti telah disebutkan di awal bahwa Islam tidak mengenal adanya hari, bulan
dan tahun yang mengakibatkan malapetaka, Islam datang menghapus keyakinan-
keyakinan syirik yang merusak akidah umat, Nabi pernah bersabda Berkenaan dengan
kesyirikan dalam bulan shafar :

‫ وفر من المجذوم كما تفر من السد‬, ‫ ول هامة ول صفر‬, ‫ل عدوى ول طيارة‬

" Tidak ada penularan penyakit ( dengan sendirinya ), tidak ada kesialan karena ( suara
atau arah terbang ) burung, tidak ada hammah ( kesialan karena burung malam seperti
burung hantu, atau tidak ada yang namny ruh gentayangan yang menjadi burung karena
tidak dibalaskan dendamnya ) dan tidak ada shafar. Larilah dari orang yang menderita
penyakit kusta sepertimu larimu dari singa " HR Bukhary no. 5579, Muslim 101.
Makna sabda Nabi " tidak ada shafar " maksudnya adalah beliau menolak adanya
keyakinan-keyakinan jahiliyah tentang shafar yang merusak aqidah Islam. Dalam sebuah
ayat Al-Qur'an disebutkan secara jelas tujuan penciptaan siang dan malam :

‫ت‬
ِ ‫وا‬
َ ‫ما‬
َ ‫س‬
ّ ‫في ال‬
ِ ‫ه‬ُ ‫ق الل‬ َ َ ‫خل‬ َ ‫ما‬ َ ‫و‬
َ ‫ر‬ِ ‫ها‬
َ ّ ‫والن‬ ِ ْ ‫ف ال ّي‬
َ ‫ل‬ ِ َ ‫خت ِل‬
ْ ‫في ا‬
ِ ‫ن‬
ّ ِ‫إ‬
‫ن‬
َ ‫قو‬ ُ ّ ‫وم ٍ ي َت‬ َ ّ‫ت ل‬ َ َ ْ َ
ْ ‫ق‬ ٍ ‫ض لَيا‬ ِ ‫والْر‬
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah
di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-
orang yang bertakwa. QS Yunus ayat 06
Alloh ta'ala menegaskan dalam ayat ini bahwa pergantian malam dan siang, pekan
demi pekan dan bulan demi bulan adalah merupakan salah satu tanda kekuasaanNya,
sehingga semua itu tidak ada hubungannya dengan nasib celaka atau keberuntungan
manusia. Manusia akan mendapatkan keberuntungan atau sebaliknya mendapatkan
bencana dan malapetaka adalah karena takdir dariNya, bukan berkaitan dengan suatu
masa tertentu. Namun sangat disayangkan sekali tradisi Jahiliyah yang berkeyakinan
bahwa ada hari baik dan ada hari buruk telah terwariskan oleh hampir seluruh wilayah di
dunia ini, dari kawasan Jazirah Arab pada zaman sebelum Islam hingga saat ini di
kawasan India dan sampai di Indonesia ( khususnya jawa ) mereka berkeyakinan bahwa
ada hari-hari yang baik dan ada hari-hari yang na'as, demikian juga ada bulan-bulan yang
membawa kebaikan dan ada bulan-bulan yang membawa malapetaka. Di antara bulan-
bulan yang mereka anggap sebagi bulan penuh bala adalah bulan shafar.
Jika kita telusuri, maka awal mula kesyirikan yang menganggap bahwa adanya
hari dan bulan yang baik dan yang buruk berawal dari adat jahiliyah yang mereka terima
dari tukang-tukang sihir ( kahin ). Dan bulan shafar ini mereka masukan ke dalam bulan
yang penuh dengan malapetaka. Beberapa jenis keyakinan syirik yang bertentangan
dengan Islam yang terjadi pada bulan Shafar adalah :
1. Masyarakat Arab Jahiliyah menganggap bulan shafar sebagai bulan penuh
kesialan.( Shahih Bukhari no. 2380 dan Abu Dawud no. 3915 ).
2. Masyarakat Arab Jahiliyah juga meyakini adanya penyakit cacing atau
ular dalam perut yang disebut shafar, yang akan berontak pada saat lapar dan
bahkan dapat membunuh orangnya, dan yang diyakini lebih menular dari pada
Jarab ( penyakit kulit / gatal ). ( Shaih Muslim : 1742, Ibnu Majah : 3539 )
3. Keyakinan masyarakat Arab Jahiliyah bahwa pada bulan shafar tahun
sekarang diharamkan untuk berperang dan pada shafrar tahun berikutnya boleh
berperang. ( Abu Dawud : 3913, 3914 ).
4. Keyakinan sebagian mereka yang menganggap bahwa umrah pada bulan-
bulan haji termasuk bulan Muharam ( shafar awal ) adalah sebuah kejahatan
paling buruk di dunia. ( Bukhari no. 1489, Muslim : 1240, 1679 ).
5. Sebagian orang-orang di India yang berkeyakinan bahwa tiga belas ( 13 )
hari pertama bulan shafar adalah hari naas yang banyak diturunkan bala'. ( Ad-
Dahlawi, Risalah Tauhid )
6. Keyakinan sebagian umat Islam di Indonesia bahwa pada setiap tahun
tepatnya pada hari rebo wekasan Alloh menurunkan 320.00 ( tiga ratus dua
pulun ) malapetaka atau bencana. ( Al-Buni dalam Kitab Al-Firdaus serta
Faridudin dalam Kitab Awradu Khawajah dan tokoh-tokoh sufi lainnya ).\
7. mengenai rebo wekasan ini mereka juga berkeyakinan tidak boleh
melakukan pekerjaan yang berharga atau penting seperti pernikahan, perjalanan
jauh, berdagang dan lain-lain, jika tetap dilakukan maka nasibnya akan sial.

IV. Keyakinan Syirik yang membawa kepada Amalan Bid'ah yang sesat
Akibat dari adanya keyakinan syirik yang menganggap bahwa bulan shafar adalah
bulan penuh malapetaka, sebagian kaum muslimin yang jahil dengan ilmu dien justru
membuat amalan-amalan bid'ah yang tidak ada contohnya dari Nabi dan para shahabat, di
antara amalan-amalan bid;ah tersebut adalah :
1. Merka melakukan pembacaan istighasah yang disertai dengan tawasul
bid'ah, dan tidak jarang mereka berbuat syirik dengan meminta kepada selain
Alloh seperti Nabi dan wali-wali mereka yang dianggap sholeh. Dalam acara ini
mereka juga dianjurkan untuk membawa air dari rumahnya masing-masing di
dalam botol untuk di asmai.
2. Membaca Azimat multi khasiat sesuai dengan niat masing-masing.
3. Membaca surat yasin secara bersama-sama setelah sholat Maghrib
sebanyak tiga kali.
4. Sebagian kaum muslimin juga melakukan kesyirikan dengan menuliskan
rajah-rajah ( jampi-jampi ) yang mereka gunakan untuk berbagai keperluan yang
intinya dapat mendatangkan manfaat dan menolak bala'.
5. Sebagian umat Islam juga melakukan sholat tolak bala' yang dilakukan
pada waktu shalat dhuha sebanyak 4 roka'at satu kali salam, pada setiap rokaatnya
membaca al-Fatihah dan al-Kautsar sebanyak 17 kali, al-Ikhlash 50 kali Al-Falaq
satu kali dan an-Nas satu kali. Ketika salam dianjurkan membaca : ‫وال غالب علي‬
‫ أمره ولكن أكثر الناس ليعلمون‬sebanyak 360 kali, dilajutkan dengan Jauharatul kamal
3 kali dan ditutiup dengan : ‫سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلو علي المرسلين واللحمد‬
‫ ل رب العلمين‬, lalu bersedekah dengan sedikit roti untuk fakir miskin. Kahsiatnya
adalah untuk tolak bala yang turun pada Rebo wekasan.

V. Solusi mengisi bulan Shafar


Sesungguhnya kita sebagai makhlukNya harus selalu ingat tujuan dari
diciptakannya Jin dan Manusia, sehingga berbahagialah bagi siapa saja yang bisa mengisi
waktunya dengan sesuatu yang bisa mendekatkan diri dengan Alloh ta'ala, berbahagialah
bagi seseorang yang menyibukan diri dengan ketaatan dan menghindari maksiat.
Berbahagialah bagi seseorang yang dapat mengambil ibrah dari silih bergantinya
masalah-masalah dan keadaan-keadaan. Berbahagialah bagi siapa saja yang dapat
mengisi bulan shafar ini dengan mal-amal shalih yang sesuai dengan tuntunan Nabi,
walaupun sedikit, karena salah satu salaf kita pernah mengatakan " sedikit di atas sunnah
itu lebih baik dari pada banyak di atas bid'ah.
Karena itu marilah kita sebagai hambaNya mengisi bulan shafar ini dengan amal-
amal mulia di atas sunnah NabiNya, jangan nodai akidah kita dengan ksyirikan-
kesyirikan yang membawa kepada kesesatan, jangan nodai bulan shafar ini dengan
amalan-amalan bid'ah yang bertentangan dengan syari'ah Islamiyah. Semoga kita
dijadikan sebagai hambaNya yang senantiasa berdiri tegak di atas sunnah yang shahihah.
Ya Alloh wafatkanlah kami di atas Islam dan Sunnah. Wallohu 'alam. ( Durrah 220207 )

Você também pode gostar