Você está na página 1de 29

ALJABAR LINEAR

IKHSAN SIREGAR
ALJABAR
Adalah cara untuk mengitung dan memanipulasi
hubungan antara jumlah yang menggunakan
huruf untuk mempresentasikan angka-angka.
Contoh
2x+1=7,
2x+1=7 merupakan persamaan, x merupakan
variabel, 2 merupakan koefisien, dalam
persamaan ini ada 3 istilah yakni, 2x;1;7.
jika harga dari apel adalah a, dan harga dari
jeruk adalah b
ALJABAR
“Jika harga sebuah apel adalah
a, dan harga sebuah jeruk
adalah b. Maka harga 5 buah
apel dan 4 buah jeruk adalah
5a+4b (dalam aljabar)”.

Note : dalam contoh di atas, a dan b


merupakan subsitusi.
BAHASA ALJABAR
Sama seperti bahasa matematika, dan juga
bahasa yang lainnya. Bahasa aljabar pun
memiliki aturan-aturan, al:
3a berarti 3xa
3ab berarti 3xaxb
a berarti 1xa (perkalian 1 tidak merubah
nilai, maka bisa dihilangkan).
Menggunakan Aljabar untuk menyelesaikan soal-soal.

Dalam Aljabar digunakan beberapa variabel untuk menyelesaikam soal-


soal matematika.
Contoh :
a. Penjumlahan Aljabar
x + y+ z
b. Pengurangan (selisih)
x–y
c. Perkalian
xyz
• Penjumlahan tiap variable dan dibagi 6
x y z
6

e. Dikalikan 2
2(x + y + z) Atau 2x + 2y + 2z
SISTEM PERSAMAAN LINIER
(SPL)
Bentuk umum :

dimana x1, x2, . . . , xn variabel tak diketahui, aij , bi,


i = 1, 2, . . . , m; j = 1, 2, . . . , n bil. diketahui.
Ini adalah SPL dengan m persamaan dan n variabel.
TUNGGAL
Mempunyai penyelesaian
disebut KONSISTEN BANYAK
SPL
Tidak mempunyai penyelesaian
disebut TIDAK KONSISTEN
SISTEM PERSAMAAN LINIER
(SPL)
 SPL 2 persamaan 2 variabel:

 Masing-masing pers berupa garis lurus. Penyelesaiannya


adalah titik potong kedua garis ini.

kedua garis sejajar kedua garis berpotongan kedua garis berhimpitan


SISTEM PERSAMAAN LINIER
(SPL)

SPL BENTUK MATRIKS

STRATEGI MENYELESAIKAN SPL:


mengganti SPL lama menjadi SPL baru yang mempunyai
penyelesaian sama (ekuivalen) tetapi dalam bentuk yang
lebih sederhana.
TIGA OPERASI YANG MEMPERTAHANKAN
PENYELESAIAN SPL

SPL MATRIKS
1. Mengalikan suatu persamaan 1. Mengalikan suatu baris
dengan konstanta tak nol. dengan konstanta tak nol.

2. Menukar posisi dua 2. Menukar posisi dua baris


persamaan sebarang. sebarang.

3. Menambahkan kelipatan suatu 3. Menambahkan kelipatan suatu


persamaan ke persamaan baris ke baris lainnya.
lainnya.

Ketiga operasi ini disebut OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)

SPL atau bentuk matriksnya diolah menjadi bentuk seder-


hana sehingga tercapai 1 elemen tak nol pada suatu baris
Jenis Matrik
Terdapat beberapa jenis matrik yang penting
diantaranya:
1. Matrik Bujursangkar, yaitu matrik yang banyak
baris=banyak kolom. Dalam matrik bujursangkar
dikenal diagonal utama, yaitu entri-entri yang
mempunyai nomor baris = nomor kolom.

pada matrik di atas mempunyai ordo 3, dan ditulis A3,


sedangkan entri yang terletak pada diagonal utama
adalah: a11, a22, dan a33.
Jenis Matrik
2. Matrik Segitiga Atas, yaitu matrik bujursangkar yang
semua entri di bawah diagonal utama bernilai nol
Jenis Matrik
3. Matrik Segitiga Bawah, yaitu matrik bujursangkar
yang semua entri di atas diagonal utama bernilai nol.
Jenis Matrik

4. Matrik Nol, yaitu matrik yang semua entrinya nol.


Dengan lambang: O jika ordo dipentingkan ditulis O35
untuk menyatakan matrik nol dengan ordo 3x5.
Jenis Matrik
5. Matrik Satuan, yaitu matrik diagonal yang entri pada
diagonal utama bernilai satu, lambang: In, n
menyatakan ordo matrik satuan.
Operasi Baris Elementer (OBE)
Perhatikan matriks berukuran m x n berikut

 Kita menyebut masing-masing (a11... a1n) sebagai baris-baris


dari matriks A. Pada matriks A kita dapat melakukan operasi-
operasi berikut:
a. mengalikan suatu baris dengan bilangan tak nol
b. menambahkan kelipatan suatu baris pada baris lain
c. menukarkan sebarang dua buah baris
 Ketiga operasi di atas disebut operasi baris elementer. Suatu
matriks A~ yang diperoleh dari proses sejumlah hingga OBE
pada matriks A, dikatakan ekuivalen (baris) dengan matriks A.
CONTOH
…………(i)
…………(ii)
DIKETAHUI …………(iii)

kalikan pers (i) kalikan baris (i)


dengan (-2), kemu- dengan (-2), lalu
dian tambahkan ke tambahkan ke
pers (ii). baris (ii).

kalikan pers (i) kalikan baris (i)


dengan (-3), kemu- dengan (-3), lalu
dian tambahkan ke tambahkan ke
pers (iii). baris (iii).

kalikan pers (ii) kalikan baris (ii)


dengan (1/2). dengan (1/2).
LANJUTAN CONTOH

kalikan pers (ii) kalikan baris (ii)


dengan (1/2). dengan (1/2).

kalikan pers (ii) kalikan brs (ii)


dengan (-3), lalu dengan (-3),
tambahkan ke pers lalu tambahkan
(iii). ke brs (iii).

kalikan pers (iii) kalikan brs (iii)


dengan (-2). dengan (-2).

kalikan pers (ii) kalikan brs (ii)


dengan (-1), lalu dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers tambahkan ke brs
(i). (i).
Lanjutan CONTOH
kalikan pers (ii) kalikan brs (ii)
dengan (-1), lalu dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers tambahkan ke brs
(i). (i).

kalikan pers (iii) kalikan brs (iii)


dengan (-11/2), lalu dengan (-11/2), lalu
tambahkan ke pers (i) tambahkan ke brs (i)
dan kalikan pers (ii) dg dan kalikan brs (ii) dg
(7/2), lalu tambahkan (7/2), lalu tambahkan
ke pers (ii) ke brs (ii)

Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Terdapat


kaitan menarik antara bentuk SPL dan representasi
matriksnya. Metoda ini berikutnya disebut dengan
METODA ELIMINASI GAUSS.
BENTUK ECHELON-BARIS
Berdasarkan contoh-contoh di atas kita mengetahui bahwa
jika matriks lengkap SPL itu berbentuk segitiga atas maka
proses mendapatkan solusi menjadi lebih mudah.
Demi kepentingan pada pembahasan berikutnya kita akan
mende¯nisikan satu pola matriks yang disebut matriks eselon
baris. Suatu matriks A dikatakan berbentuk eselon baris jika
memenuhi tiga sifat berikut:
a. Jika memuat baris tak nol maka entri tak nol paling kiri
adalah 1, selanjutnya kita sebut sebagai 1 utama
b. Untuk sebarang dua baris tak nol yang berurutan, 1 utama
baris lebih bawah terletak lebih kanan
c. Jika memuat baris-baris nol maka semuanya terletak di
bagian bawah matriks.
BENTUK ECHELON-BARIS
Selanjutnya, jika A adalah matriks eselon baris dan setiap
kolom yang mempunyai 1 utama mempunyai entri 0 di
tempat lain maka A disebut eselon baris tereduksi.

Matriks A eselon baris, matriks C eselon baris tereduksi,


sementara matriks B bukan eselon baris.
BENTUK ECHELON-BARIS
Defnisi. Misalkan kita mempunyai SPL AX = B dengan
matriks lengkap bentuk eselon baris [A’ I B’]. Variabel
yang bersesuaian dengan kolom yang mempunyai 1 utama
disebut variabel utama. Yang lainnya kita sebut variabel
non utama.
BENTUK ECHELON-BARIS
BENTUK ECHELON-BARIS

Jelas bahwa hanya tiga kolom pertama yang mempunyai 1


utama sehingga x1; x2; x3 merupakan variabel-variabel
utama. Adapun x4 dan x5 adalah variabel-variabel non
utama.
Setelah kita mengenal matriks eselon baris, sekarang kita
dapat menetapkan salah satu prosedur mendapatkan solusi
SPL, yaitu melalui tahap-tahap berikut:
1. Mengenali matriks lengkap [AIB]
2. Mengubah [AjB] ke bentuk eselon baris [A’ I B’]
3. Jika setiap kolom matriks A’ mempunyai 1 utama maka
solusi bersifat tunggal
4. Variabel non utama dari matriks A’ memunculkan parameter
BENTUK ECHELON-BARIS
BENTUK ECHELON-BARIS
Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:

maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.


Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.

Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:


1. Jika suatu brs matriks tidak nol semua maka elemen
tak nol pertama adalah 1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.
2. Semua brs yg terdiri dari nol semua dikumpulkan di bagian bawah.
3. Leading 1 pada baris lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading
1 baris berikut.
4. Setiap kolom yang memuat leading 1, elemen lain semuanya 0.
Bentuk echelon-baris dan echelon-baris tereduksi

Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut


bentuk echelon-baris.
CONTOH bentuk echelon-baris tereduksi:

CONTOH bentuk echelon-baris:


Bentuk umum echelon-baris

dimana lambang ∗ dapat diisi bilangan real sebarang.


Bentuk umum echelon-baris
tereduksi

dimana lambang ∗ dapat diisi bilangan real sebarang.


Penyelesaian SPL melalui bentuk echelon-baris
Misal diberikan bentuk matriks SPL sbb:

Tentukan penyelesaian masing-masing SPL di atas.

Você também pode gostar