Você está na página 1de 25

Tabel Frequency Instrument Musik

February 03, 2011 By: redy afrians Category: Arranging & Composing

Instrument musik memilki karakter suara yang berbeda-beda, dengan begitu setiap instrument
juga memiliki jangakauan dan dominan di frequency tertentu. Untuk membuat lagu atau
mengaransement musik sebaiknya pelajari juga tentang karakter suaranya, agar ketika lagu
tersebut dibawa ke proses recording tidak ada penumpukan nada atau dominasi di frequency
tertentu.

Tabel dibawah ini sangat lengkap, dan sangat berguna ketika kita hendak membuat
aransement orchestra atau multi instrument. Ada 25 instrument di tabel berikut:

Tabel frequency Instrument

Selain menampilkan tentang pemahaman frequency tiap instrument, digambar tersebut juga
ada penjelasan menggunakan simbol piano yang mengartikan jangkauan nada yang dapat
dicapai suatu instrument.
Jenis dan Fungsi Equalizer
February 05, 2011 By: redy afrians Category: Equalizer & Filter

Equalizer merupakan salah satu perangkat audio dengan kontrol frequency untuk mengatur
sound instrument. Equalizer lazim disingkat dengan istilah EQ. Equalizer ini dapat anda
temukan di tiap track pada software DAW anda. Semua proses dalam audio recording
(tracking, mixing dan mastering) akan melibatkan fungsi equalizer.

Jenis-Jenis Equalizer

Semua jenis equlizer memiliki fungsi yang sama dan sama-sama bekerja menggunakan
kontrol frequency, berikut jenis-jenis equalizer:

1. Peak Bell EQ/Bell Equalizer

Peak bell eq

Equalizer jenis ini berbentuk seperti bell. Memiliki beberapa kontrol seperti: Cut off, Gain
dan Q factor.

2. Shelf Equalizer/Shelving EQ

shelf equalizer

Equalizer tipe ini menggunakan 2 kendali standar yaitu: Cut off frequency dan Gain.

3. Parametric Equalizer
Parametric Equalizer

parametric eq hardware

Ini merupakan equalizer paling fleksibel, dengan parametric equalizer memungkinkan kita
untuk mengatur dan memodifikasi ketiga fungsi di bell EQ.

4. Graphic Equalizer

graphic equalizer

graphic eq hardware

Equalizer grafis yang memiliki single bell equalizer. EQ jenis ini sudah diberikan angka-
angka patokan frequency, paling modern untuk profesional graphic EQ ini memiliki 1/3
oktav atau sekitar 30 band.

Filter
Filter digunakan untuk mengeliminasi/memotong/menghilangkan rentang frekuensi dari
sinyal original. Umumnya filter dirancang dengan rangkaian pasif dan diidentifikasikan oleh
cut frequency.

HPF/Low Cut

LPF/High Cut

 High Pass Filter (HPF) atau Low Cut – adalah fungsi cut/memotong frequency low.
 Low Pass Filter (LPF) atau High cut  – adalah cut frequency high
 Band Pass Filter (BPF) – adalah kombinasi dari LPF dan LPF

Manfaat dan Keguanaan Equalizer

1. Menghilangkan Suara-Suara Yang Tidak Dibutuhkan

Sebuah equalizer dapat digunakan untuk mengurangi suara yang didapat dari kesalahan
ketika merekam, seperti suara noise, bising, kotor dan sebagainya. Tapi sebenarnya suara-
suara yang tidak dibutuhkan tersebut harus sudah diminimalisir sebelum rekaman
berlangsung, seperti contoh:
~ Suara bising dari rekaman microphone, seharusnya menggunakan peredam.
~ Suara picking gitar yang kotor, sebaiknya musisi/talent/player sudah berlatih untuk teknik
meminimalisir hal tersebut.
~ Suara sibilance vocal yang berlebihan, microphone sebaiknya menggunakan pop filter dan
menggunakan treatment acoustic room yang baik.

Equalizer memang dapat digunakan untuk mengurangi suara-suara buruk tersebut, tapi
jangan jadikan equalizer sebagai jurus andalan anda, karena banyak menggunakan equalizer
secara berlebihan dapat membuat sound instrument menjadi tumpul.

2. Meningkatkan Kejelasan Suara Instrument

Tiap instrument musik memiliki suara-suara khas dan berkarakter. Ada kecenderungan yang
dibutuhkan seperti; sound hi-hat akan tampak cerah jika lebih presencenya lebih, sound kick
terdengar mantap jika banyak low, gitar akustik membutuhkan suara perkusif dari picking,
dan lain sebagainya. Hal ini cenderung seperti kebutuhan lagu yang anda mixing, yang
berhubungan dengan bagaimana aransement dan genre lagu. Dengan equalizer anda dapat
membuat karakter tersebut lebih jelas.

3. Untuk Membuat Visualisasi Ruang dan Memposisikan Instrument

Suara yang dekat dengan kita akan terdengar lebih high (frequencynya lebih tinggi) dan suara
yang jauh dari kita lebih terdengar low (frequency rendah). Untuk memvisualisasikan lagu
yang anda mixing, anda memerlukan equalizer untuk menentukan instrument mana yang
lebih high dan mana yang lebih low. Dengan mengatur frequency tersebut menggunakan
equalizer, akan membuat lagu menjadi balance secara visualisasi ruangannya.

4. Membuat Separasi Tiap Instrument

Antara tiap instrument selalu memiliki frequency yang mirip dan bertabrakan, apa lagi untuk
lagu yang aransementnya buruk. Contoh: suara kick drum dan bass gitar mirip, suara hi hat
dan tamborin tidak dapat dibedakan, suara vocal dan gitar bertabrakan/saling menutupi, dan
lain-lain. Masalah tersebut membuat lagu menjadi terkesan crowded dan menumpuk.
Solusinya adalah dengan memberikan separasi untuk tiap suara tersebut menggunakan
equalizer.
Tutorial Mixing: Teknik meng-Equalizer Untuk
Balancing Frequency
February 06, 2011 By: redy afrians Category: Mixing Process

Setiap instrument musik memiliki rentang frequency tertentu. Boosting atau Cutting
menggunakan equalizer pada frequency tertentu akan menghasilkan sound yang  berbeda
pada semua instrument. Seperti apa rentang/jangkauan frequency tiap instrument? lihat tabel
di artikel Tabel Frequency Music. Dan sebelum lanjut ke tutorial di bawah ini, pahami dulu
jenis dan fungsi equalizer.

Seperti pada artikel sebelumnya, saya menjelaskan bahwa equalisasi (teknik equalizer)
merupakan salah satu proses di mixing setelah balancing volume dan panning. Berikut tips
teknik menggunakan equalizer untuk mixing:

Menghilangkan Sound Kotor/Yang Tidak Dibutuhkan

 Gunakan High Pass Filter/Low Cut untuk track audio yang bersuara gemuruh.
Instrument yang biasanya tidak memerlukan suara dibawah 100hz sebaiknya di Low
cut, instrument tersebut seperti: Snare, Hi-hat, gitar elektrik dan Vocal.
 Gunakan Low Pass Filter/High Cut untuk track audio yang memiliki suara noise pada
high frequency. Contoh: Bass tidak memiliki suara diatas 8khz dan biasanya justru di
atas frequency tersebut hanya suara noise. Suara hiss (desis) instrument lain yang
tidak dibutuhkan juga sebaiknya di high cut, tapi jika masih terdengar nyaman di
telenga jangan banyak melakukan high cut karena akan mengurangi bright lagu dan
suara instrument menjadi tumpul.
 Cutting pada frequency tertentu sesuai tempat sumber suara kotor tersebut. Biasanya
instrument tertentu memiliki suara kotor yang berkarakter/yang tempatnya disitu-situ
saja, contoh; sound sibilance pada vocal biasanya di 5000hz-8000hz. Jika masih sulit
menghafal, gunakan frequency analyzer untuk mendeteksinya. Untuk mengcut
frequency high sebaiknya bentuk bell pada equalizer (Q) jangan terlalu tajam dan
menggunakan secara berlebihan karena akan membuat sound menjadi rusak.

Meningkatkan Kejelasan Karakter Sound Instrument

Teknik ini dilakukan dengan cara boosting (menaikkan) frequency masing-masing


instrument. Tips:

 Boosting kick pada 50hz dan bass pada 100hz. Jangan boosting pada frequency yang
sama karena akan terjadi penumpukan, dengan membedakannya akan membuat phase
menjadi saling melengkapi, dalam bahasa awam sering disebut “kick dan bass
kawin”.
 Boosting snare di 250hz. Akan membuat sound snare menjadi tebal
 Boosting Hi-hat di 8000hz dan Cymbal di 5000hz. Jangan boosting 2 track ini di
frequency yang sama, karena kejelasan karakter masing-masing akan bertabrakan.
Dan sebaiknya hi-hat lebih high ketimbang Cymbal, karena hi-hat yang bagus
soundnya berkilau dan cymbal yang baik tetap terdengar suara body dari cymbal
tersebut.
 Boosting gitar dan vocal di frequency yang berbeda dengan snare, karena ketiga
instrument ini sering bertabrakan frequencynya.

Membuat Separasi Tiap Instrument

Ini adalah bagian terpenting dalam menggunakan equalizer. Caranya adalah dengan membuat
tiap track instrument berada pada rentang frequencynya masing-masing. Jika beberapa
instrument saling bertabrakan frequency dominannya maka dilakukan cut dan boosting sesuai
kebutuhan. Lalu jika ada spasi frequency yang kosong dapat diisi dengan suara instrument
(sesuai kreatifitas anda). Intinya adalah frequency dari low hingga hi high terisi penuh tapi
masing-masing instrument mengisi rentang frequency dominannya sendiri-sendiri hingga
saling melengkapi.

Frequency Tips

Tabel di bawah ini adalah tips agar anda lebih mudah memahami tentang teknik equalisasi
dalam memixing lagu. Tips berikut bukan standar, tapi menurut telinga dan pengalaman saya
yang berdasarkan buku Art Of Mixing by David Gibson:

Freq  40-  100-  200-  800-  1 khz-  5 khz-  8 khz- 


uency 100hz 200hz 800hz 1000hz 5khz 8khz 12khz
Kick low bulat kotor high desis
Hi  cut cut kotor jelas/  kilau
hat garing
Snare cut power kotor presence
Toms full kotor presence high
Floor low full kotor presence
Over  cut cut kotor jelas/  kilau
Head garing
Bass low bulat kotor body presence high desis
Elektrik  cut low/  Kotor/  menyayat garing desis
gitar crunch bulat
Akustik  cut Body/  kotor kejelasan kilau
gitar full
Conga boom full kejelasan
Strings dasar full kotor digital kejelasan kilau
Piano dasar full kotor kotor/  kejelasan harmonic
presence
Organ dasar full kotor garing
Vocal gemuruh power kotor presence kejelasan/  kilau/ 
sibilance desis
Untuk mulai melakukan cutting atau boosting menggunakan equalizer, dengarkanlah dahulu
track yang hendak di equalisasi, setelah benar-benar tau apa yang ingin dilakukan lalu
mulailah mengequalisasi. Artinya, gunakan equalizer sesuai tujuan, jangan digunakan untuk
memanipulasi suara, karena salah dalam mengcut atau boosting kadang membuat sound
bagus justru menjadi tidak enak didengar. Maka tetap percayalah pada apa yang anda dengar.

Terakhir, agar telinga anda terbiasa dan semakin akurat dengan mendeteksi frequency,
latihlah dengan SFT. Software tersebut sangat sederhana, anda dapat berlatih beberapa saat
sebelum mixing di studio atau home recording anda.
Kamus Audio Recording Bahasa Indonesia
January 24, 2011 By: redy afrians Category: Kamus Audio recording

Istilah audio yang sering kita dengar banyak menggunakan bahasa ingris, dibawah ini
kumpulan istilah dan kata yang sering digunakan di studio recording diartikan dalam kalimat
bahasa indonesia., menjelaskan tentang definisi, pengertian dan pemahan. Kamus ini selalu
diperbaharui secara berkala untuk mempermudah penyampaian tips, trik dan tutorial studio
recording di http://rumahrekam.com ;

Acoustic / Acoustical – Gejala fisik dari suara maupun bebunyian yang mampu didengar
oleh telinga.

ADAT – Trademark buatan Alesis Corporation pada awal 1993, sebuah desain modul digital
multitrack recording system.

ADSR – Singkatan dari Attack, Decay, Sustain dan Release.

AES – Singkatan dari Audio Engineering Society.

Amp – 1) Singkatan dari Amplifier. 2) Singkatan dari Ampere. 3) Singkatan dari amplitude

Amplifier – Peranti elektronik yang memproses dan menguatkan suara dari microphone atau
dari instrument musik elektrik, termasuk gitar, untuk kemudian diteruskan ke loudspeaker
atau pngeras suara. Kebanyakan dilengkapi pengatur gain, volume, equalizer.

Amplitude – Volume sebuah sinyal audio. Sebuah gelombang amplitude diukur dari jarak
garis tengah. Ukuran dalam satuan dB (decibel)

Analog Recording – Perekaman menggunakan mesin tape magnet dan vinil. Perekaman
tersebut memiliki kurva yang bersambung.

ASIO (Audio Stream In/Out) – merupakan standar driver low latency, yang diciptakan oleh
Steinberg Media Technologies.

Attenuation – Mengurangi level atau level sinyal.

Audio Engineering – bidang skill yang berhubungan dengan penggunaan mesin dan
equipment untuk rekaman, audio editing, mixing, mastering dan reproduksi suara. Bidang ini
mengacu pada audio, termasuk elektronik, akustik, psychoacoustics, dan musik. Lebih
lengkap, baca pada artikel Definisi Profesi Audio Engineer/Sound Engineer

Automation – Proses perekaman volume, pan, dan perubahan efek selama mixing yang
dengan sempurna menyesuaikan perubahan yang dilakukan.

Band Pass Filter – sebuah filter yang memungkinkan frekuensi audio meneruskan tanpa
perubahan.

Bar – Jarak antara satu garis birama dengan garis birama berikutnya.
Beat – adalah ketukan, seperti 1-2-3-4, yang biasa kita hitung ketika memainkan atau
mendengar sebuah lagu. Beat membagi sebuah frasa menjadi bagian-bagian yang seragam,
dimana satu beat nantinya bisa dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil bila dibutuhkan.

Beats Per Minute – Tempo musik yang dinyatakan dengan angka beat yang terjadi setiap 60
detik.

Bit depth atau resolosi – angka yang digunakan untuk memperlihatkan amplitude audio.
Contoh resolusi 8 bit memiliki 256 level audio dan 48 dB kisaran dinamis; resolusi 16-bit
memiliki 65,536 level audio dan 96 dB kisaran dinamis.

BPM – Singkatan dari Beat Per Minute (Sebuah standar dalam perhitungan tempo musical).

Buss (Bus) – sebuah chanel dimana anda dapat memadukan bagian chanel lainnya. Di dalam
multitrack, anda dapat menggunakan bus untuk memadukan beberapa track.

CD – Singkatan dari Compact Disc.

CD-ROM – Singkatan dari Compact Disc, Read Only Memory (Compact Disc yang berguna
untuk menyetor data secara digital melalui peranti computer).

Clip – Visual individu audio, video, atau file MIDI pada multitrack.

Clipping – kondisi didalam digital audio yang terjadi saat amplitude memiliki sinyal
melebihi tingkat maksimum pada resolusi tertentu.

Codec – Singkatan dari compressor decompressor. Kompresi data yang digunakan oleh
format ACM, AVI, MPEG dan QuickTime dari analog menjadi digital pada beberapa
soundcard.

CPU – Singkatan dari Central Processing Unit (Tempat beradanya otak dan system
computer).

Crossfade – sebuah efek memudar dari satu audio ke audio lainnya.

D/A – Singkatan dari Digital To Analog Converter, peranti untuk merubah data angka digital
(sinyal digital audio) menjadi level voltase.

DAC – Singkatan dari Digital-to-Analog Converter, yaitu hardware yang melakukan


konversi audio atau video digital menjadi sinyal analog.

DAT – Singkatan dari Digital Audio Tape, sebuah standar dua track format tape audio
digital.

DAW – Singkatan dari Digital Audio Workstation (software yang ditujukan untuk recording
dan mixing pada Digital Audio).

dB – Singkatan dari decibel, yaitu satuan pengukuran yang digunakan untuk amplitude.
DX – Atau Direct-X, adalah plug-in format standar windows yang memiliki file extension
.ax atau .dll. Fitur DXi (instrumen DX) dan automateable dikembangkan oleh Cakewalk dan
merupakan format dasar software SONAR. Bisa dibaca banyak aplikasi DAW lain seperti
Cubase, Nuendo, FL Studio, Sound Forge dan lain-lain.

DC – Singkatan dari Direct Current.

Delay – Yaitu sinyal perbedaan di mana Anda dapat melakukan editing dengan klip original
dengan basic time. Dengan pengaturan interval, frekuensi dan warna suara, delay dapat
dimanfaatkan dan menimbulkan efek-efek tertentu. Efek yang memiliki dasar pemanfaatan
delay termasuk reverb, chorus, echo dan sebagainya.

Destructive Editing – Proses editing (seperti cut, paste, dan proses lainnya) yang dapat
mengubah data audio asli.

D.I. – Singkatan dari Direct Injection atau Direct Input.

DSP – singkatan dari Digital Signal Processing, yaitu proses transformasi sebuah sinyal
audio digital menggunakan alogaritma yang kompleks.

DVD – Media penyimpanan optic seperti CD, tetapi dengan bandwidth dan kapasitas yang
lebih besar. Film DVD secara umum memiliki 96 khz/24-bit.

Equalization – (EQ) yaitu proses menikkan atau menurunkan amplitude audio dengan dasar
frekuensi.

FFT – singkatan dari Fast Fourier Transform, sebuah alogaritma yang didasari teori Forier.

Frequency – Ukuran sebuah gelombang suara, yanga diukur dengan hertz (Hz)

Hertz – (Hz) Putaran per detik. Sebuah pengukuran yang menjelaskan frekuensi suara.

Hi-Z – Singkatan dari High Impedance (impedansi 5000 atau lebih ohms).

High Frequencies – Frekuensi audio dari 6000 Hz ke atas.

Hz – Singkatan dari Hertz (satuan frequency).

k – Singkatan dari kilo (atau sebutan untuk 1000).

K – Biasa untuk singkatan Kick Drum.

kHz – Singkatan dari kilo-Hertz.

Kick (Kick Drum) – Kata lain dari Bass Drum.

Kilo – Sebutan yang berarti 1000.

Latency – Mengukur delay diantara user input dan sound output dari sebuah computer.
Latency tinggi mampu menghasilkan gema yang dapat didengar selama perekaman. Hal itu
sangat mengganggu bagi musisi. Untuk mengurangi latency, gunakan soundcard dengan
driver ASIO.

Lo-Z – Singkatan dari Low Impedance (Impedansi 500 ohms atau di bawahnya).

Loop – Merupakan sebuah file audio yang memiliki tempo dan informasi pitch. Anda dapat
mengulang-ulang sebuah loop secara mudah dengan melakukan drag pada tepi kanan klip
(pada sebuah DAW).

Mastering – proses akhir audio pada medium tertentu, seperti audio CD. Proses tersebut
terdiri dari bagian proses phase dengan penyamaan dan kompresi phase.

Mic – Singkatan dari microphone.

MIDI Time Code – (MTC) merupakan metode pengiriman informasi waktu diantra device
MIDI. Sebagai contoh, Anda dapat melakukan konversi SMPTE timecode menjadi MTC
untuk menyamakan control DAW tertentu dengan video atau tape deck.

Mike – 1) Singkatan dari Michael- Singkatan yang salah untuk microphone. 2) Penempatan
microphones pada recording.

Milisecond – (ms) atau seribu detik

Miniplug – sebuah sebutan untuk plug dan jack 1/8-inchi. Sering disebut juga minijack.

Mix – Mengkombinasikan sejumlah sumber audio atau track secara bersama-sama.

Mono – Merupakan sinyal monophonic, yang hanya memiliki satu sumber suara saja.

Ms – Singkatan dari milli-seconds (1/1000th of a second)

N.A.B. – Singkatan dari National Association of Broadcasters

Negative – Lawan kata dari positive.

Non-Destructive Editing – Editing yang tidak megubah file audio dalam disk. Contoh,
volume nondestruktif tidak mengubah amplitude dari wavefrom.

NW/m – Singkatan dari Nano-Webers Per Meter (Satuan standar untuk mengukur jumlah
energi magnetik).

Nyquest Frequency – disebt juga Nyquist Rate. Frekuensi itu sama dengan setengah sample
rate dan menentukan frekuensi audio yang dapat direproduksi untuk sample rate-nya.

PCM – Singakatan dari Pulse Code Modulation, yaitu standar metode yang digunakan untuk
melakukan encode audio secara digital.

Phase – merupakan posisi gelombang suara. Di dalam tampilan waveform, titik tertinggi
terletak di atas garis tengah dan titik terendah di bawah garis tengah.
Pink Noise – noise dengan sebuah spectral frequency 1/f, yang menghasilkan suara yang
natural. Penggunaan Pink Noise memungkinkan Anda untuk dapat melakukan simulasi suara
seperti air hujan, angin, aliran sungai, dan suara natural lainnya.

Plug-in – Sebuah komponen software yang dapat Anda tambahkan ke dalam software lain
untuk meningkatkan fungsi software tersebut.

Punch In – Metode perekaman yang digunakan untuk memasukan perekaman baru kedalam
area spesifik dalam waveform aktif.

Real Time – Dalam dasar computer audio, real time menunjukkan suatu fungsi yang aktif
terhadap input dan transform audio.

Recording – Proses merekam audio, lebih lengkap lihat arikel ini

Resample – melukan konversi suatu file audio menjadi file audio dengan sample rate dan bit
depth yang berbeda.

Rewire – sebuah teknologi untuk menyamakan aplikasi audio, yang dibuat oleh
Properllerhead Software.

Rumah Rekam – Situs Blog yang berisi artikel, tutorial tentang recording, mixing, mastering
dan berbagai referensi untuk sound engineer

RF – Singkatan dari Radio Frequencies (Lebih tinggi dari 20,000 Hz – biasanya diatas100
kHz).

ROM – Singkatan dari Read Only Memory.

RTAS – Singkatan dari Real-Time AudioSuite, memiliki file extension : .dpm & .dpm.rsr,
merupakan Format buatan Digidesign untuk software Pro Tools. Versi non real-time-nya
bernama AudioSuite. Dapat juga dibaca oleh aplikasi lain yang mendukung DAE (Digidesign
Audio Engine) seperti Logic dan Digital Performer.

Sample Rate – Merupakan angka sample per detik. Sample rate yang tinggi menyebabkan
bertambahnya frekuensi sehingga dibutuhkan ruang kosong yang besar. Untuk menghasilkan
frekuensi audio, sample rate harus sebesar dua kali frekuensi.

Sound Card – atau kartu suara, adalah sebuah device hardware computer yang
memungkinkan Anda untuk melakukan play dan recor audio.

Sound Engineer – Lihat audio engineering, dan artikel Definisi Profesi Audio
Engineer/Sound Engineer

SPDIF – Singkatan dari kata Sony/Phillips Digital Interface, sebuah input – output audio
digital yang menggunakan konektor model RCA yang biasa terdapat pada sebuah alat rekam
(converter/audio interface) dan speaker multimedia standart.

Stage Monitor – Speaker di panggung untuk mendengarkan apa yang dimainkan musisi
diatas panggung. Sebuah system yang diterapkan untuk pertunjukan.
Stereo – Merupakan sinyal dengan chanel kanan dan kiri.

Stereo Image – Persepsi perbedaan antara suara dari sumber kiri dan dari suara dari sumber
kanan .

Studio Recording – Dalam bahasa indonesia adalah “studio rekaman”, merupakan tempat
merekam dan mengemas karya musik menjadi audio yang dapat dan layak diperdengarkan
secara luas.

Tempo – Merupakan kecepatan ritmik musik. Diukur dengan bpm.

THD – Singkatan dari Total Harmonic Distortion.

Time Code – Merupakan sebuah audio atau sinyal digital yang mensinkronkan waktu
diantara beberapa device. Sering juga disebut SMPTE and MIDI timecode.

Tracking – Proses merekam audio multitrack dan menempatkannya pada masing-masing


track pada DAW

Voc. – Singkatan dari Vocal (digunakan dalam tracking rekaman).

Vox – Singkatan dari Vocal, sering digunakan dalam track rekaman.

VST – Singkatan dari Virtual Studio Technology, adalah format buatan Steinberg dan
merupakan format dasar Cubase dan Nuendo. VST memiliki file extension : .dll. Saat ini,
VST telah ‘open source’, yang berarti Bisa dibaca banyak aplikasi DAW lain seperti Logic,
FL Studio, ACID Pro, dan lain-lain. Terdapat banyak software untuk mengadaptasinya agar
dapat dibaca aplikasi lain seperti : Cakewalk VST Adapter (ke DX) dan FXpansion VST to
RTAS Adapter.

Waveform – Merupakan visual dari sebuah sinyal audio, ditampilkan sebagai gelombang
Amplitudo dalam DAW.
Cara Membuat Home Recording
January 29, 2011 By: redy afrians Category: HOME RECORDING

Home recording atau studio rekaman rumahan mulai populer tahun 1990an ketika prisnsip
rekaman berkembang menjadi digital recording. Home recording sama seperti studio
recording yaitu untuk memproduksi musik, bedanya home recording menggunakan alat-alat
yang sederhana dan lebih banyak dikerjakan menggunakan komputerisasi (memanfaatkan
teknologi virtual studio).

Studio rekaman rumahan ini banyak dimanfaatkan oleh musisi untuk merekam albumnya
dirumahnya sendiri, ada juga orang-orang yang belajar teknik sound engineer secara otodidak
lalu mengaplikasikan home recording sebagai lahan bisnis. Banyak sekali manfaat
perkembangan home recording ini.

home recording

Untuk membuat home recording, sama seperti cara membuat home industri. Kita tidak perlu
menyiapkan biaya yang banyak, karena saat ini sudah banyak peralatan-peralatan recording
berkualitas profesional dan terjangkau harganya. Yang dibutuhkan untuk membuat home
recording adalah:

1. Studio

Tempat dimana home recording itu nantinya dibuat, berbeda dengan studio rekaman
profesional, home recording tidak perlu menyiapkan ruangan secara khusus, bisa saja kamar
pribadi, kamar kos, atau ruangan yang tidak terpakai. Home recording tidak memerlukan
ukuran khusus, yang penting cukup untuk tempat menaruh komputer dan peralatan recording
lain.

2. Peredam dan Akustik


Pada studio rekaman, peredam berguna untuk meredam suara bising yang ditimbulkan saat
rekaman berlangsung (biasanya dari bahan karpet dan bahan redam lainnya) dan akustik
berguna untuk membuat ruangan studio rekaman baik secara frequency respon (biasanya
dibuat menggunakan lapisan kayu dan menggunakan teknik khusus untuk memasangnya).
Untuk home recording treatment tersebut merupakan prioritas kedua, alias tidak wajib. Bila
memang dibutuhkan, perdam ruangan dapat digantikan dengan alat/wadah telur yang
harganya relatif murah.

3. Hardware

Peralatan yang dibutuhkan untuk home recording tidak begitu mahal harganya, seperti yang
saya jelaskan di artikel hardware yang dibutuhkan untuk recording.

4. Software

Proses rekaman seperti tracking, mixing dan mastering memerlukan software-software audio
yang memang dikhususkan untuk memproduksi musik. Saya jelaskan di artikel:

Software Yang Dibutuhkan Untuk Recording, Alat-Alat Yang Dibutuhkan Untuk Mixing,


dan Daftar Software Digital Audio Editor Untuk Aplikasi Mastering

5. Virtual Studio

Tentu saja akan membutuhkan biaya besar kalau kita membeli banyak instrument musik dan
banyak efek-efek analog untuk persiapan recording. Sekarang sudah ada teknologi virtual
studio yang memungkin kita memiliki simulasi peralatan-peralatan musik dan recording
dengan biaya yang murah bahkan gratis.

6. Engineer

Sound engineer adalah orang yang mengerjakan dan bertanggung jawab atas karya musik,
khususnya pada audio. Engineer sering juga disebut sebagai operator studio, engineer ini lah
yang mengerjakan editing, mixing dan mastering. Untuk membuat home recording, owner
adalah sekaligus engineer, jika belum memungkinkan belajar di sekolah formal engineer, saat
ini tidak perlu khawatir, kita dapat menguasai teknik audio recording dengan mudah secara
otodidak, tentu saja dengan bantuan referensi dan konsultasi. Teknik audio engineer dari
dasar hingga mahir dapat dengan mudah dicari di internet, seperti contohnya blog ini, selain
itu ikut juga forum engineer seperti musiktek untuk sharing.

7. Upgrade

Teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang. Jangan lupa update terus informasi
tentang audio recording, dan jangan pernah berhenti menyempurnakan home recording kita
agar semakin berkualitas setara studio recording profesional.
Tips: Membuat Otak Kiri Lebih Aktif Untuk Mastering
February 03, 2011 By: redy afrians Category: Pre Mastering

Mastering audio adalah pekerjaan logic & precision, dimana otak kiri lebih dominan. Berikut
ini adalah tips dan trik untuk membuat otak kiri lebih aktif, tidak rumit, tutorial dibawah ini
dapat dilakukan bahkan di dalam studio recording anda sebelum mastering:

Banyak menghitung, menganalisa atau menulis sesuatu sebelum mastering


Cara ini sangat mudah, bisa dengan mengitung apa pun, menganalisa apa pun. Seperti;
menghitung rumah selama perjalanan ke studio, mengitung langkah dari tempat parkir ke
ruangan studio, menghitung kabel atau konektor, mencatat judul-judul lagu yang sudah
pernah dimastering dan lain-lain. Tindakan-tindakan sederhana seperti itu dapat
meningkatkan otak kiri lebih dominan.

Maen Game Sebelum Mastering


bermain game apapun membutuhkan keseriusan dalam menentukan keputusan,
membutuhkan presisi, seperti; ketepatan dalam melompat, ketepatan dalam menembak dan
ketepatan dalam menentukan strategi. Sadar atau tidak sadar, bermain game merupakan
pekerjaan otak kiri.

Jangan Menikmati Lagu Sebelum Mastering

Menikmati lagu dan mengamati lagu sangatlah berbeda. Sebelum melakukan mastering,
sebaiknya jangan menikmatii lagu terutama menikmati lirik-nya, karena akan mengajak kita
berimajinas. Hal tersebut membuat otak kanan otomatis lebih aktif. Lebih baik kita
mendengarkan dengan mengamati sound dari sebuah lagu, ini akan membuat otak kiri
menjadi lebih dominan.

Latihan Pikiran

Seperti tips yang diberikan http://www.drawright.com/ untuk melatih pikiran kita, ini sangat
berguna untuk membuat membuat otak kiri atau kanan bekerja lebih dominan. Website
tersebut juga menyebutkan kegunaan melatih otak kita:

A side benefit of learning to draw is getting to know your own brain


a bit better - for example, how, for you, these two modes compete
and cooperate.

Tentu saja itu sangat berkaitan dengan pekerjaan audio kita, sangat penting untuk
memaksimalkan mixing dan mastering. Dari yang saya baca, caranya sangat mudah:

1. Siapkan kertas dan pensil atu pena

2. Gambar muka seperti pada gambar di bawah ini:


gambar muka sebelah kanan

Gambar muka sebelah kiri artinya adalah pekerjaan otak kanan (mixing). Dan gambar muka
sebelah kanan adalah kegiatan otak kiri (mastering). Akan sangat sulit menggambar muka
sebelah kanan setelah menggambar muka sebelah kiri, itu dikarenakan kita masih
memikirkan bagaimana teknis membuat gambar muka sebelah kiri tadi. Tips menggambar
muka ini berguna untuk merubah visi dan cara berpikir kita dengan memaksimalkan salah
satu otak kita.

Sebenarnya ada banyak tips membuat otak kiri lebih aktif untuk memaksimalkan mastering,
tapi tutorial diatas dipilih karena kemudahannya dan dapat diaplikasikan di dalam studio
recording
Tutorial: Menentukan/Mencari Tempo Lagu
February 05, 2011 By: redy afrians Category: Editing Audio & Recording

Engineer sangat akrab dengan bunyi metronome. Suara metronome ini berfungsi sebagai
guide ketika musisi merekam agar pas tempo. Tutorial ini membahas tentang cara efektif
dalam menentukan angka tempo bpm (beat per minute), seperti: menentukan tempo lagu baru
yang ingin direkam dan mencari tempo lagu yang sudah ada (seperti pembuatan minus one,
karaoke dan mencontoh lagu orang lain).

Sebelumnya, ketahui juga sedikit wawasan tentang tempo dan metronome secara musikal.
Tempo adalah kecepatan ritmik musik diukur menggunakan BPM. Lalu BPM itu merupakan
singkatan dari Beat Per Minute (Sebuah standar dalam perhitungan tempo musical). Dan
terakhir, metronome adalah peranti atau alat yang mengkomunikasikan tempo tersebut
menggunakan suara ketukan. Metronome ada yang analog dan ada yang digital, di software
DAW yang kita gunakan untuk merekam adalah metronome digital.

Semua software DAW aplikasi untuk merekam audio sudah dilengkapi metronome, berikut
tutorial langkah-langkah menentukan dan mencari tempo lagu:

1. Mengetik angka bpm pada metronome

transport panel cubase

 Untuk Cubase dan Nuendo, metronome terdapat pada transport panel, atau menekan
tombol shortcut F2 pada keyboard.
 Pada Cakewalk Sonar, masuklah ke Options > Project > Metronome
 Di Adobe audition, masuklah ke settings > choose Options > Metronome.

Dengan cara menebak kira-kira angka bpm tempo dari sebuah lagu, sangat tidak efektif
karena akan memakan waktu, kecuali anda sudah hafal dan bisa menggunakan teknik
pembagian ketukan menggunakan menit jam.

2. Beat Calculator/Tap Tempo.


Beat Calculator

Fitur ini sangat mudah digunakan, contoh: pada nuendo dan cubase, kita cukup membuat
tempo manual dengan menekan spasi pada keyboard, maka beat calculator tersebut akan
mendeteksi pukulan kita dan akan menentukan angka bpm secara otomatis.

 Untuk masuk ke fitur beat calculator di nuendo/cubase, masuklah ke bagian atas


(project > beat calculator)
 Untuk sonar, silahkan cek video ini.
 Pada Adobe Audition lihat di manualnya berikut ini.

Dengan cara ini, kita cukup menyuruh musisi/player/klien yang akan merekam lagunya untuk
memainkan lagunya. Sembari itu, gunakan beat calculator, sangat mudah. Cara ini juga bisa
digunakan untuk mendeteksi tempo untuk lagu yang sudah jadi, cukup dengan playback lagu
tersebut sembari tap tempo menggunakan spasi keyboard. Beat Calculator/Tap tempo juga
ada yang versi software, dapat di download secara free. Free Download Tap Tempo.

3. BPM Analyzer
bpm analyzer

Ini terutama berguna untuk mendeteksi tempodari sebuah lagu yang sudah jadi, biasanya
untuk keperluan pembuatan loop, minus one atau lagu karaoke. Caranya sangat mudah, hanya
dengan drag file lagu tersebut lalu dan secara automatis BPM Analyzer akan memberikan
info tempo bpm nya. Tapi kelemahan BPM analyzer ini tidak dapat menentukan angka yang
sudah terlalu spesifik seperti desimal 2 angka dibelakang koma. Download BPM Analyzer.

4. Tools Time Warp

Ini merupakan fasilitas dari nuendo dan cubase, seperti halnya bpm analyzer berguna untuk
mendeteksi lagu yang sudah ada, tapi fitur ini menggunakan metode yang berbeda. Tools
time warp dapat menghitung tempo secara presisi dan akurat. Caranya dengan menyamakan
garis warp tersebut dengan gambar beat wave track, maka angka tempo di transport panel
akan berubah sesuai time warp yang diedit.

Demikian tutorial mendeteksi tempo lagu ini saya buat agar mempermudah pekerjaan
recording dan audio editing. Memang sederhana, tapi kadang jika hal seperti ini diabaikan
justru membuat pekerjaan di studio recording atau home recording terhambat hanya karna
masalah tempo metronome saja.
Tips: Seni Mixing Berbagai Genre Musik (The Art Of
Mixing)
March 06, 2011 By: redy afrians Category: Mixing Process

Pertanyaan umum seputar mixing adalah; bagaimana cara mixing lagu genre funk, jazz,
ngemix lagu blues, rock, pop, dangdut dan berbgai jenis genre musik lain. Hari ini, kita dapat
dengan mudah mendapatkan tutorial, tips dan trik mixing dari buku, ebook, blog, website dan
lain-lain. Berbagai macam referensi tersebut ada yang menjelaskan dengan cara sederhana
dan yang teknis dan detail. Dan pada aplikasinya, teknik mixing audio tetap akan menjadi
pekerjaan sulit dan rumit bagi anda yang tidak memiliki mindset “mixing adalah seni”.
Untuk menjawabnya, mari kita sedikit ulas tentang buku Art Of Mixing, sebuah buku
pegangan engineer yang ditulis oleh David gibson.

David Gibson dalam bukunya The Art Of Mixng menyebutkan bahwa mixing adalah karya
seni dan pada hakikatnya tidak ada standar/patokan yang baku pada hal ini, bagaimana
nantinya hasil mixing tersebut sangat bergantung pada engineer dan orientasi audio mixing
tersebut. Setelah saya membaca baik-baik buku tersebut, secara garis besar keberhasilan
mixing lagu sangat ditentukan dari beberapa komponen yang penting diperhatikan sebelum
proses mixing tersebut dilakukan (proses composing dan recording), anda dapat melihatnya
pada artikel Tips Sebelum Lagu Direkam.

Berbicara tentang mixing audio berarti banyak berhubungan dengan suara, dan tentu saja
sangat sulit untuk menyampaikan suara tertentu. Itulah kenapa banyak tutorial mixing
divisualisasikan dengan gambar. Selain itu, menurut David Gibson, kebanyakan dari kita
akan mengimajinasikan suara yang kita dengar, terutama saat mendengar sebuah lagu.
Contoh; sebagian dari anda mungkin melamunkan kisah yang selaras dengan lagu yang anda
dengar, sebagian lagi ada yang membayangkan chord/kunci gitar, sebagian lagi ada yang
membayangkan pemandangan/alam, dan masih banyak lagi. Artinya, sangatlah efektif ketika
kita mempelajari teknik seni memixing lagu menggunakan visualisasi gambar.

Acoustic Jazz Mix


Alternative Rock Mix

Big Band Mix

Bluegrass Mix

Blues Mix

Folk Music Mix


Heavy Metal Mix

Hip Hop Mix

New Age Mix

Rap Mix

Reggae Mix
Langsung pada intinya, secara umum tiap genre musik memiliki ciri khas tertentu pada
mixingnya. Contoh sederhananya: musik pop biasanya vocal terdengar paling dominan tapi
berbeda dengan musik rock yang umumnya vocal dan music terdengar seimbang 50:50.
Banyak juga karakter-karakter lain dari tiap-tiap genre musik, kadang anda perlu
memperhatikan dan mempertimbangkan karakter-karakter tersebut dalam memixing genre
tertentu, tipsnya adalah banyak-banyak mendengarkan referensi lagu. Nah, gambar-gambar di
bawah ini adalah visual dari mixingan berbagai genre, tapi gambar tersebut bukan
patokan/standar, hanya membantu anda mengimajinasikan. Dan ingat, ketika anda bekerja
pada dunia audio editing jangan terlalu percaya pada apa yang anda lihat, tapi percayakan
pada telinga anda.

Dengan melihat gambar di atas,  anda mungkin akan mendapat imajinasi dalam penerapan
panning (meletakkan posisi sound/instrument dari kiri&kanan), menetapkan besaran volume
(suara yang lebih besar akan semakin terdengar di depan), mengimajinasikan ruang/panggung
buatan (menggunakan reverb dan delay), membuat sparasi tiap instrument dengan
menggunakan equalizer, dan lain-lain sesuai imajinasi anda.

Você também pode gostar